Anda di halaman 1dari 11

Nama : YUDI SUJATMIKO, S.

Pd
NIM : 06214882023003
Program PPG/Tahap : Dalam Jabatan/Tahap I
Program Studi : (220) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Perguruan Tinggi : Universitas Sriwijaya
Dosen Pengampu : Dr. Hartati, M.Kes

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUALCLASS


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PENCAK SILAT
PADA SISWA KELAS V SDN RAWA SARI

Oleh:
YUDI SUJATMIKO, S.Pd
NIM. 06214882023003

SEKOLAH DASAR NEGERI RAWA SARI


KECAMATAN BUAY PEMUKA BANGSA RAJA
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
PROVINSI SUMATERA SELATAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di kelas V SDN Rawa Sari, ditemukan
beberapa permasalahan seperti kurangnya keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
daring. Akibatnya peserta didik menjadi kurang fokus dengan materi yang disampaikan guru.
Peserta didik juga sering ketinggalan materi saat harus mencatat materi yang ada pada buku
pegangan. Materi yang diterima oleh peserta didik belum sepenuhnya menggambarkan
pengetahuan yang sebenarnya, karena keterbatasan seorang guru dalam melakukan
pembelajaran jarak jauh. Selain itu, pengetahuan yang disampaikan oleh guru masih sering
secara konvensional (tidak menggunakan multimedia).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang
sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan tersebut metode
pembelajaran juga banyak mengalami perkembangan, baik metode pembelajaran secara
personal, media pembelajaran ataupun proses pembelajaran. Bentuk dari perkembangan
teknologi informasi yang diterapkan di dunia pendidikan adalah E-Learning. E-Learning
merupakan sebuah inovasi yang mempunyai kontribusi sangat besar terhadap perubahan proses
pembelajaran, materi bahan ajar dapat divisualisasikan dalam berbagai format dan bentuk yang
lebih dinamis dan interaktif sehingga learner atau murid akan termotivasi untuk terlibat lebih
jauh dalam proses pembelajaran tersebut.
Metode E-Learning yang mulai digunakan di sekolah-sekolah umumnya hanya sebatas
pengiriman tugas dan pemberian bahan pembelajaran, termasuk juga whattshapp group yang
digunakan dalam pengiriman tugas kepada guru, serta sebagai fasilitas dalam mempublikasikan
bahan ajar. Siswa hanya sebatas mengirim tugas dan tidak mengetahui tindak lanjut atas
tugasnya. Siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami bahan ajar yang telah diajarkan
oleh Guru. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menjadi salah satu solusi untuk
mengatasi permasalah tersebut.
Pada kondisi pandemi covid 19 seperti saat ini, pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda
lagi. Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran nantinya berfungsi sebagai
gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, serta sebagai fasilitas pembelajaran bagi peserta didik.
Salah satu platform yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran interaktif ialah
Virtualclass. Virtualclass merupakan kelas virtual yang mana ia menawarkan pembelajaran
sama seperti di dalam kelas dan mempermudah proses pembelajaran dalam jaringan.
Virtualclass juga didukung oleh berbagai bentuk media seperti video, audio dan image yang
dapat menarik minat peserta didik.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka penulis akan mencoba melakukan
rencana penelitian PTK : Penerapan Media Pembelajaran Virtualclass Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pencak Silat Serangan Dasar Pukulan Depan Dan Belaan Dasar Tangkisan Luar
Di Kelas V SDN Rawa Sari.

2. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang muncul dalam Pembelajaran Jarak Jauh berdasarkan wawancara degan
teman sejawat adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik kurang aktif dan memiliki antusias yang tergolong rendah dalam mengikuti
pembelajaran daring yang disebabkan keterbatasan media pembelajaran.
2. Dalam Pembelajaran Daring Penjasorkes Kelas V Peseta didik kurang dapat menganalisis
dan mempraktikkan gerakan serangan dasar pukulan dan belaan dasar tangkisan sehingga
nilai ulangannya masih berada di bawah KKM.
3. Peserta didik kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran daring yang didominasi dengan
mencatat bahan ajar di buku pegangan siswa.

3. Analisis Masalah
Dari serangkaian masalah yang teridentifikasi di atas, masalah yang akan dikaji melalui
Rencana PTK adalah “Dalam Pembelajaran Daring Penjasorkes Kelas V Peseta didik kurang
dapat menganalisis dan mempraktikkan gerakan serangan dasar pukulan depan dan belaan dasar
tangkisan luar sehingga nilai ulangannya masih berada di bawah KKM”.

4. Rumusan Masalah
1. Apakah Penerapan Media Pembelajaran Virtualclass dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Pencak Silat Serangan Dasar Pukulan Depan Dan Belaan Dasar Tangkisan Luar Di Kelas V
SDN Rawa Sari?

5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pencak
silat serangan dasar pukulan depan dan belaan dasar tangkisan luar melalui penerapan media
pembelajaran Virtualclass.

6. Manfaat Penelitian
Manfaat dengan dilakukannya peneltian ini adalah :
1. Bagi siswa, penerapan media pembelajaran Virtualclass diharapkan mampu menjadi
wahana baru dalam proses meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
2. Bagi guru, penerapan media pembelajaran Virtualclass diharapkan menjadi suatu
pengalaman bagi guru dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran bagi peserta didiknya.
3. Bagi Peneliti, sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian tindakan kelas dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar.
4. Bagi sekolah, memperoleh masukan baru tentang proses pembelajaran jarak jauh.

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam
bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas. PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran
di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan
cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. [1] PTK merupakan salah satu publikasi ilmiah dalam
konteks pengembangan profesi guru secara berkelanjutan yang ditujukan untuk perbaikan dan
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran atau mutu pendidikan pada umumnya. PTK
ini cocok dilakukan oleh guru karena prosenya praktis. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas)

b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Melaksanakan PTK, memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, agar hasil yang
diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Menurut Zainal Aqib
dkk, merumuskan langkah – langkah PTK sebagai berikut :
1. Tahap 1 : Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yakni :
- Identifikasi masalah
- Merumuskan masalah
- Pemecahan masalah
2. Tahap 2 : Acting (pelaksanaan)
3. Tahap 3 : Observation (pengamatan)
4. Tahap 4 : Refleksi
2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Pemahaman
tentang arti belajar sangat diperlukan oleh para pendidik, agar membantu pencapaian hasil
belajar siwa yang berkualitas. Hamalik (2003) menyatakan bahwa belajar mengandung
pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku,
misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap.

3. Tujuan Belajar
Menurut Vina Sanjaya, (2010:186) menyatakan bahwa, tujuan pembelajaran adalah
kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki setelah mereka
melakukan proses pembelajaran tertentu. Hal ini seperti dikemukakan Dick dan Carey (1990)
The instructional goal is statemens that describes what it is that student will be able to do after
they have completed. Dalam kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran itu juga bisa diistilahkan dengan indikator hasil belajar. Artinya, apa hasil yang
diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.

4. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena setiap mata siswaan/bidang studi
mempunyai tugas tersendiri dalam membentuk pribadi siswa, hasil belajar untuk satu mata
siswaan/bidang studi berbeda dari mata siswaan/bidang studi lain (Hermawan, dkk, 2008).
Berdasarkan taksonomi Bloom terdapat tiga ranah hasil pembelajaran, yakni kognitif, afektif
dan psikomotor.

5. Media E-Learning
E-learning dapat diterjemahkan sebagai pembelajaran yang menggunakan perangkat
eletronik sebagai medianya. E-learning merupakan seperangkat aplikasi dan proses yang dibuat
untuk kegiatan pembelajaran. E-learning lebih mengarah kepada kelas virtual (Virtual
Classroom). Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan
dihantarkan melalui media internet, intranet, tape, audio maupun video, satelit, televisi
interaktif, ataupun media penyimpanan seperti CD-ROM. Definisi ini menjelaskan bahwa tidak
ada nilai mutlak bahwa e-learning harus terhubung dengan internet. Namun, secara spesifik,
definisi e-learning adalah bergantung dari penyelenggara kegiatan e-learning tersebut, cara
penggunaan, serta tujuan penggunaanya (Rusman, 2013). Menurut Rosenberg dalam Rahmasati
& Rismiati (2013), E-Learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam
penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu : E-
learning merupakan jaringan dengan kemampuan memperbaharui, menyimpan,
mendistribusikan.

6. Pengertian Pencak Silat


Pencak silat adalah sebuah seni bela diri dengan usia berabad-abad tahun lamanya yang
berasal dari Indonesia (asli dari tanah air nusantara) dan diwariskan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi berikutnya hingga saat ini. Himpunan pencak silat seluruh indonesia
berada dibawah organisasi ikatan pencak silat indonesia (IPSI). Adapun unsur-unsur yang
terkandung didalam pencak silat adalah antara lain dapat disebutkan sebagai berikut ; Seni tari,
Olahraga, Seni bela diri, Watak yang berkepribadian luhur.

7. Teknik gerak pencak silat


Penguasaan gerak adalah sebuah dasar yang paling utama didalam serangan dasar serta belaan
dasar pada seni bela diri pencak silat ini. Adapun penguasaan gerak yang dimaksud antara lain :
a. Serangan dasar pukulan
Serangan dalam pencak silat merupakan bagian integral dari belaan atau pertahanan.
Serangan dapat disebut juga sebagai belaan atau pertahanan aktif. Serangan dalam pencak
silat adalah teknik-teknik untuk membuat lawan tidak dapat melakukan serangan atau belaan
dan semuanya itu dilaksanakan secara taktis. Beberapa bentuk serangan yang sering
digunakan adalah pukulan.juga merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya
meningkatkan kemampuan biomotorik, misalnya kekuatan, daya tahan, kecepatan,
kelenturan, koordinasi, dan sebagainya.

b. Belaan dasar tangkisan


Belaan atau pertahanan merupakan teknik untuk menggagalkan serangan lawan yang
dilaksanakan secara taktis.
1) Tangkisan Dalam (Gerakan tangkisan dari luar kea rah dalam sejajar dengan bahu)
2) Tangkisan Luar (tangkisan dari dalam ke luar sejajar dengan bahu, digunakan untuk
menangkis pukulan arah dada dan bahu)
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Rawa Sari Tahun Pelajaran 2020-2021
yang berjumlah 20 siswa, dengan rincian siswa putri berjumlah 9 siswa dan siswa putra
berjumlah 11 siswa.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat : SD Negeri Rawa Sari
Waktu Pelaksanaan : Minggu ke- 3 dan ke-4 Bulan Oktober 2020

3. Deskripsi Per Siklus


Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:
20) ada empat tahapan penting dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas
tersebut adalah membentuk sebuah siklus, jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap
perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus tergantung pada masih atau tidaknya
tindakan tersebut diperlukan tindakan itu sudah dianggap cukup tergantung pada permasalahan
pembelajaran Pencak Silat Serangan Dasar Pukulan Depan dan Belaan Dasar Tangkisan Luar
yang perlu dipecahkan. Gambar desain PTK dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 6. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


a. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
a. Melakukan identifikasi masalah dengan kolaborator sesama rekan sejawat, yaitu Bapak
Yudi Sujatmiko,S.Pd dan Bapak Tri Wibowo, S.Pd dalam hal ini diadakan sharing ideas
tentang rencana penelitian tindakan kelas (Action Reseach). Langkah ini diambil untuk
membicarakan tentang rendahnya pencapaian hasil belajar pencak silat dari hasil
Penilaian Tengah Semester tahun 2020/2021 pada siswa kelas V SDN Rawa Sari, juga
untuk mengambil langkah-langkah guna mengatasi hal tersebut. Pada sharing ideas ini
juga dibahas tentang tujuan pembelajaran melalui penerapan media pembelajaran
virtualclass dan bagaimana cara pelaksanaannya.
b. Merumuskan tindakan solusi dengan perencanaan pembelajaran pencak silat melalui
penerapan media pembelajaran virtualclass.
c. Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk pembelajaran, yaitu sumber pembelajaran
online.
d. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, media pembelajaran VirtualClass, rencana
pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, alat evaluasi berupa soal tes dan kunci
jawaban dan alat–alat pendukung yang diperlukan sesuai dengan rencana pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan pembelajaran pencak silat melalui penerapan media pembelajaran
virtualclass. Menekankan pada Gerakan Serangan Dasar Pukulan Depan Dan Belaan Dasar
Tangkisan Luar, Pelaksanaan tindakan pada tiap siklus dilakukan dalam 2 kali pertemuan.
Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal mata pelajaran. Tiap peserta didik
diminta untuk mempersiapkan laptop atau smartphone agar dapat mengakses media
Virtualclass yang digunakan guru, dengan rincian pelaksanaan kegiatan terlampir di RPP.

3. Observasi (Observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti mengamati aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dengan menggunakan lembar pengamatan. Sedangkan satu orang
kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dan
pengamatan terhadap guru selama memimpin jalannya proses pembelajaran menggunakan
lembar pengamatan yang telah disediakan oleh peneliti.
4. Refleksi (Reflection)
Pada tingkatan refleksi ini hasil dari observasi didiskusikan bersama oleh kolaborator. Hasil
diskusi digunakan sebagai dasar bagi penyusunan rencana tindakan pada pertemuan
berikutnya agar dapat berjalan lancar dan memperoleh hasil lebih baik dari pertemuan
sebelumnya.

b. Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi dari siklus I, dilakukan sharing ideas untuk merencanakan siklus II
dengan mempersiapkan RPP pembelajaran pencak silat dengan penerapan media
pembelajaran virtualclass dan merencanakan tindakan dan solusi dari hasil refleksi siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan pembelajaran pencak silat melalui penerapan media pembelajaran
virtualclass. Menekankan pada Gerakan Serangan Dasar Pukulan Depan Dan Belaan Dasar
Tangkisan Luar berdasarkan refleksi siklus 1.

3. Observasi (Observation)
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti mengamati aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dengan menggunakan lembar pengamatan. Sedangkan satu orang
kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dan
pengamatan terhadap guru selama memimpin jalannya proses pembelajaran menggunakan
lembar pengamatan yang telah disediakan oleh peneliti.

4. Refleksi (Reflection)
Pada tingkatan refleksi ini hasil dari observasi didiskusikan bersama oleh kolaborator.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Djaali. (2007). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara.
Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Puspa Swara . 2003.
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hernawan, Asep Herry, dkk. 2008.
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Rosenberg, Marc J.
2006. Beyond E-Learning. California: John Wiley and Sons, Inc.

LAMPIRAN

1. RPP
2. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen dalam penelitian PTK ini adalah tes unjuk kerja menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Instrumen Penilaian Observasi
No Aspek Yang Diobservasi Skala Catatan
1 Siswa yang masuk ke dalam kelas tepat pada 1 2 3 4
waktuya
2 Siswa yang membawa laptop/smartphone 1 2 3 4
3 Siswa yang memperhatikan/menanggai 1 2 3 4
apersepsi/motivasi
4 Siswa yang memperhatikan penjelasan guru 1 2 3 4
mengenai tujuandan kegiatan pembelajaran hari ini
5 Siswa yang aktif memperhatikan 1 2 3 4
6 Siswa yang mengakses Virtualclass 1 2 3 4
7 Siswa yang mendownload tugas 1 2 3 4
8 Siswa yang aktif dalam forum diskusi di Virtualclass 1 2 3 4
9 Siswa yang menggugah tugasnya di Virtualclass 1 2 3 4
10 Siswa yang mencatat point-point materi 1 2 3 4
11 Siswa yang bertanya jika tidak mengerti 1 2 3 4
12 Siswa yang ikut serta dalam menyimpulkan materi 1 2 3 4
pembelajaran
13 Siswa yang memperhatikan penugasan 1 2 3 4
Jumlah Nilai =

Keterangan Skor yang diperoleh:


Penentuan skor
Nilai 4 : jika 4 kriteria terpenuhi
Nilai 3 : jika 3 kriteria terpenuhi
Nilai 2 : jika 2 kriteria terpenuhi
Nilai 1 : jika 1 kriteria terpenuhi atau tidak terpenuhi sama sekali
Nilai = skor yang diperoleh : nilai maksimum x 100

3. Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan cara merefleksi hasil observasi dan evaluasi terhadap proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di lapangan dan diolah menjadi kalimat
yang bermakna dan dianalisis. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan data kuantitatif dari kondisi
awal, siklus I, dan Siklus II.
1. Kriteria ketuntasan Minimum (KKM) Pencak Silat.
Target ketuntasan perkembangan belajar siswa sebanyak 75% dari 20 siswa yang harus
mencapai KKM.
2. Persentase penguasaan kegiatan secara klasikal yang dirumuskan sebagai berikut:

4. Indikator Keberhasilan Rencana Penelitian Tindakan Kelas


Indikator keberhasilan rencana penelitian tindakan kelas ini meliputi perubahan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Siswa terlihat lebih aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran
serta ditandai dengan peningkatan siswa pada hasil belajar materi pencak silat. Indikator yang
dilakukan dalam pembelajaran Pencak silat yaitu menganalisis dan melakukan gerakan
serangan dasar pukulan depan dan belaan dasar tangkisan luar melalui penerapan media
pembelajaran virtualclass.

Anda mungkin juga menyukai