Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI


MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAIN BASED
LEARNING PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN SISWA DI KELAS
XII SMN 19 LUWU UTARA

DISUSUN OLEH:

SUMARNI : 105441111116

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan manusia, tinggi
rendahnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Di
dalam masyarakat masa depan pendidikan memegang kunci dalam
membentuk dan membangun cara hidup setiap manusia. Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi membuat dunia seolah berkembang
tanpa batas. Demikian sistem pendidikan dan manajemen pendidikan akan
berubah, harus ada kepedulian terhadap kata kunci seperti perlunya
kecepatan, kerja sama, ide-ide inovatif, keterampilan relevan yang diperlukan
untuk menghadapi perubahan.
Proses pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam bentuk proses
belajar mengajar dan melibatkan dua pihak yaitu guru dan peserta didik
dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan hasil belajar dari peserta didik
yang bertindak sebagai peserta didik.
Pendidikan manusia dapat memiliki pengetahuan, dan sumber daya
manusia yang tinggi sehingga mempunyai salah satu modal untuk
menghadapi perkembangan globalisasi. Tujuan pendidikan seharusnya
menyiapkan individu agar membentuk wawasan yang lebih luas sehingga
mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Motivasi yang
dimiliki siswa pada saat pembelajaran rendah hal ini dilihat jika pada saat
pembelajaran siswa cenderung ramai dengan teman dan tidak mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru.
Penerapan suatu model pembelajaran yang mampu mengubah minat
siswa terhadap pembelajaran biologi ditinjau dari karakteristik pembelajaran
biologi yang bersifat abstrak dan teoritis sangat diperlukan. Penerapan model
pembelajaran yang variatif dan sesuai dengan karakteristik siswa akan
menghindarkan rasa bosan, tercipta suasana belajar yang nyaman dan
menyenangkan. Selain model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, ada
hal yang perlu dimiliki siswa saat belajar yaitu regulasi diri. Regulasi diri
yaitu perilaku dimana siswa dapat merencanakan, mengatur, dan
mengarahkan dirinya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Regulasi
diri dalam belajar yang baik akan membantu seseorang dalam memenuhi
berbagai tuntutan yang dihadapinya. Siswa sebagai manusia ciptaan Tuhan
yang paling sempurna di dunia karena diberi otak.
Permasalahan utama yang saya lihat di SMA NEGERI 19 LUWU
UTARA adalah motivasi belajar yang kurang di mana kebanyakan guru
masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Biasanya guru
hanya menggunakan metode ceramah atau penugasan saja di mana menurut
mereka metode ini lebih mudah digunakan. Untuk meningkatkan hasil belajar
dan motivasi siswa ke arah yang lebih baik, maka diperlukan sebuah variasi
model pembelajaran dengan menerapkan suatu metode yang berbeda.
Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi,
sedikit banyaknya bergantung kepada kemampuan guru mengolah
pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa
belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran. Dengan
adanya model pembelajaran Brain Based Learning (BBL) diharapkan dapat
mengoptimalkan kerja otak siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul “Peningkatan Motivasi Dan Pemahaman Konsep Biologi
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Brain Based Learning Pada Materi
Sistem Pernapasan Siswa Kelas XII SMA Negeri 19 Luwu Utara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu
masalah bahwa:
1. apakah model pembelajaran Brain Based Learning dapat meningkatkan
pemahaman motivasi belajar peserta didik pada materi Sistem Pernapasan
kelas XI SMA Negeri 19 LUWU UTARA?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Brain Based Learning dapat
meningkatkan pemahaman motivasi belajar peserta didik pada materi
Sistem pernapasan kelas XI SMA Negeri 19 LUWU UTARA?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1. apakah model pembelajaran Brain Based Learning dapat meningkatkan
pemahaman motivasi belajar peserta didik pada materi Sistem Pernapasan
kelas XI SMA Negeri 19 LUWU UTARA
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Brain Based Learning dapat
meningkatkan pemahaman motivasi belajar peserta didik pada materi
Sistem pernapasan kelas XI SMA Negeri 19 LUWU UTARA
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman motivasi pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Brain Based Learning sehingga
aktivitas dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
2. Bagi Siswa
Dapat dijadikan salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran peserta didik khususnya
pada materi sistem pernapasan
3. Bagi Penelitian
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang model
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna serta menambah
pengalaman dalam mendidik, agar kelak menjadi guru yang professional
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
A. PengertianMotivasi
Motivasi adalah daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang
menyebabkan-kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah
laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk
menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan
dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. :Dalam proses belajar,
motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa
yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif
yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan
menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
2. Belajar
Skinner dalam Walgito (2009:166) memberikan definisi belajar
“Learning is a process of progressive behavior adaptation”. Dari definisi
tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses
adaptasi perilaku yang bersifat progersif. Ini berarti bahwa sebagai akibat
dari belajar adanya sifat progresivitas, adanya tendensi ke arah yang lebih
sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya. Sementara Mc Geoch
dalam Walgito (2009:167) memberikan definisi mengenai belajar
“Learning is a change in performance as a result of practice”. Ini berarti
bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu
sebagai akibat dari latihan (practice). Pengertian latihan atau practice
mengandung arti bahwa adanya usaha dari individu yang belajar.
Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:13) berpendapat
pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi
terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami
perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi
intelek semakin berkembang. Selain itu Morgan, dkk. memberikan definisi
mengenai belajar “Learning can be defined as any relatively permanent
change in behavior which occurs as a result of practice or experience ”.
Hal yang muncul dalam definisi ini ialah bahwa perubahan perilaku atau
performance itu relatif permanen (Walgito, 2009:167). Di samping itu juga
dikemukakan bahwa perubahan perilaku itu sebagai akibat belajar karena
latihan (practice) atau karena pengalaman (experience).
3. Hasil Belajar
Hasil belajar juga merupakan suatu komponen yang sangat penting
bagi pembelajaran. Hasil belajar menjadi variabel dependen atau variabel
yang dipengaruhi. Artinya bahwa hasil belajar merupakan hasil dari
sebuah tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pendapat tersebut
menekankan bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi
adalah komunikasi anatar guru dan peserta didik. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Sedangkan menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,
dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan cerminan siswa
pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini merupakan akibat
dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut
dengan proses pembelajaran.
Bersasarkan berbagai pengertian hasil belajar di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh
seseorang setelah melakukan proses pembelajaran dengan cara
mengevaluasi untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan
pembelajaran.
B. Brain Based Learning (BBL)
a. Pengertian Brain-Based Learning
Faidi (2013:36-37), menyebutkan Brain-Based Learning atau
pembelajaran berbasis otak ialah pembelajaran yang merupakan
lingkungan belajar, baik sekolah maupun luar sekolah, di mana fungsi
otak dan peranannya dalam pembelajaran digunakan. Jensen (2008:12)
menjelaskan bahwa pendekatan 13 berbasis kemampuan otak adalah
pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara
alamiah untuk belajar. Pendekatan berbasis kemampuan otak ini adalah
sebuah pendekatan multidisipliner yang dibangun di atas sebuah
pertanyaan fundamental mengenai apa saja yang baik bagi otak. Emosi
yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajarnya, sehingga emosi siswa merupakan komponen penting pada
pembelajaran berbasis otak atau Brain-Based Learning.
b. Strategi Pembelajaran Brain-Based Learning
Menurut Gozuyeşil & Dikici (2014), bahwa komponen-komponen
harus diperhatikan dalam penerapan prinsip pembelajaran berbasis otak
atau Brain-Based Learning ada tiga yaitu 1) relaxed
alertness(menciptakan lingkungan emosional dan sosial yang optimal di
mana upaya menghilangkan ketakutan pada lingkungan yang penuh
tantangan), 2) orchestrated immersion(lingkungan yang dibentuk untuk
memasukkan siswa ke dalam suatu pengalaman pembelajaran), 3)
active processing (proses pembelajaran secara aktif di mana siswa
menggabungkan dan memproses informasi secara aktif dengan
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya).
c. Prinsip Pembelajaran Brain-Based Learning
Prinsip pembelajaran Brain-Based Learning yang sama juga
disebutkan oleh Connell (2009), prinsip pembelajaran Brain-Bassed
Learning memiliki 11 prinsip dengan yaitu 1) the brain is a parallel
processor otak merupakan prosesor paralel maksudnya otak melakukan
beberapa tugas sekaligus, termasuk berpikir dan perasaan emosional, 2)
learning engages the entire physiology: belajar melibatkan seluruh
fisiologi tubuh, di mana otak dan tubuh selalu terlibat dalam proses
pembelajaran, 3) the search for meaning is innate: pencarian makna
dilakukan dari pembawaan lahir (innate) di mana belajar lebih
bermakna jika proses pembelajaran melalui pengalaman pribadi, 4) the
search for meaning occurs through patterning: pencarian makna terjadi
secara “berpola” karena otak dirancang untuk memahami dan
menghasilkan pola, 5) emotions are critical to patterning: emosi
merupakan salah satu bagian penting dalam pembentukan pola karena
emosi mempengaruhi saraf dalam menginput informasi akademik dan
ilmiah, 6) the brain processes parts and wholes simultaneously: setiap
otak, secara stimulan, mengamati dan membangun suatu informasi
mulai dari bagian-bagian terkecil hingga keseluruhan bagian sehingga
kedua belahan otak yaitu right brain danleft braindirancang untuk
bekerja sama meskipun memiliki fungsi yang berbeda, 7) learning
involves both focused attention and peripheral perception: belajar
melibatkan pemusatan perhatian pada sekitar atau lingkungan, 8)
learning always involves conscious and unconscious processes: belajar
selalu melibatkan proses yang terjadi secara langsung dan tidak
langsung dan tugas seorang pendidik adalah membantu siswanya dalam
proses pembelajaran tersebut, 9) we have at least two different types of
memory emiliki paling sedikit dua tipe memori, yakni sistem memori
spasial dan sistem memori hafalan yang terdiri dari fakta dan
keterampilan kemudian disimpan dalam memori melalui praktik dan
latihan, 10) learning is developmental: belajar adalah perkembangan,
11) learning is enhanced by challenge and inhibited by threat: dalam
proses pembelajaran, perlu diperbanyak tantangan dan dilarang adanya
ancaman karena otak setiap manusia adalah unik di mana masing-
masing memiliki cara tersendiri untuk mengoptimalkan kerja otak.
Menurut Jensen (2012:484) pengembangan BBL didasarkan pada
prinsip-prinsip pembelajaran berbasis otak dimana otak akan
memahami dan mengingat dengan baik saat fakta dan keterampilan
tersimpan secara alami. Secara umum, tahap pembelajaran di dalam
BBL (Brain Based Learning) meliputi (1) pra pemaparan, (2) persiapan,
(3) inisiasi dan akuaisisi, (4) elaborasi, (5) inkubasi dan memasukkan
memori, (6) verifikasi dan pengecekan keyakinan, dan (7) perayaan dan
integrasi.
4. Konsep Sistem Pernapasan
a. Sistem Pernapasan pada Manusia
Organ tubuh utama dalam sistem pernapasan pada manusia adalah
paru-paru. Melalui hidung, seseorang menghirup oksigen yang berada
bebas di udara. Gas karbondioksida yang tidak dibutuhkan di dalam
tubuh di keluarkan saat proses pernapasan berlangsung. Intinya,
bernapas merupakan kegiatan menghirup oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Melalui halaman ini, sobat idschool akan
mempelajari sistem pernapasan pada manusia. Meliputi susunan
sistem pernapasan pada manusia dan fungsinya, kapasitas paru-paru,
mekanisme pernapasan, dan gangguang yang dapat terjadi pada sistem
pernapasan pada manusia.
Organ yang berperan penting dalam melakukan pertukaran udara
oksigen dan karbondioksida adalah paru-paru. Tepatnya, pada bagian
paru-paru yang disebut dengan alveolus. Oksigen yang dihirup
melalui hidung akan digunakan tubuh untuk mengolah zat makanan
sehingga dapat menghasilkan energi. Dengan energi ini, sobat
idschool dapat melakukan aktifitas dengan lancar. Begitulah
pentingnya proses pernapasan pada manusia.
b. Susunan Sistem Pernapasan
Sebelumnya, telah disinggung tentang organ yang berperan dalam
sistem pernapasan pada msnusia adalah paru-paru. Udara yang masuk
melalui rongga hidung akan masuk ke paru-paru. Pada akhirnya, udara
akan masuk ke alveolus dan mengalami pertukaran antara oksigen dan
karbondioksida di sana. Bagian-bagian paru-paru meliputi bronkus,
bronkiolus, dan alveolus. Di sini sobat idschool dapat mengamati
letak bagian-bagian penyusun sistem pernapasan yang berperan dalam
sistem pernapasan pada manusia.
Berikut ini adalah gambar susunan sistem pernapasan pada
manusia beserta dengan keteranggannya. Fungsi dari masing-masing
bagian akan diberikan pada ulasan berikutnya.

Fungsi bagian-bagian penyusun sistem pernapasan pada manusia.


1) Rongga Hidung
Fungsi:
a) Menyaring udara pernafasan yang masuk.
b) Menyesuaikan suhu udara yang masuk.
c) Melembaban udara yang masuk.
2) Batang Tenggorokan (Trakea)
Fungsi:
a) menyaring udara menggunakan silia.
3) Paru-paru
Bagian dan fungsinya:
a) Bronkus: cabang Tenggorokan.
b) Bronkiolus: percabangan bronkus di dalam paru-paru.
c) Alveolus: tempat pertukaran CO2 dan O2
c. Kapasitas Paru-Paru:
a) Volume Tidal: merupakan udara yang keluar masuk pernafasan
dalam kondisi normal. Besar kapasitas volume tidal adalah 500
ml.
b) Volume Komplementer: merupakan kapasitas maksimal udara
yang dapat dihirup dengan sekuat-kuatnya. Kapasitas volume
komplementer adalah 1.500 ml.
c) Volume Suplementer: Metupakan kapasitas maksimal udara
yang dihembuskan dengan sekuat-kuatnya. Kapasitas volume
suplementer adalah 1.500 ml.
d) Volume Residu: merupakan sisa udara yang ada di paru-paru
setelah dihembuskan dengan sekuat-kuatnya. Kapasitas: 1.000
ml.
e) Kapasitas Vital Paru-Paru (KVP): merupakan jumlah dari
volume tidal + volume komplementer + volume suplementer.
Kapasitas vital paru-paru adalah 3.500 ml.
f) Kapasitas Total Paru-Paru (KTP): merupakan jumlah dari
kapasitas vital + volume residu. Kapasitas total paru-paru adalah
4.500 ml.
d. Mekanisme Pernapasan:
a) Pernapasan Dada:
1) Inspirasi: otot tulang rusuk berkontraksi tulang rusuk terangkat
rongga dada membesar udara masuk.
2) Ekspirasi: otot tulang rusuk relaksasi tulang rusuk turun rongga
dada mengecil udara keluar.
b) Pernapasan Perut:
1) Inspirasi: otot diafragma berkontraksi diafragma mendatar
rongga dada membesar udara masuk.
2) Ekspirasi: otot diafragma relaksasi diafragma melengkung
rongga dada mengecil udara keluar.
e. Gangguan Sistem Pernapasan pada Manusia
Tidak selamanya sistem pernapasan pada manusia dapat berfungsi
dengan baik. Terdapat gangguan-gangguang yang dapat
mempengaruhi kerja sistem pernapasan pada manusia. Berikut ini
adalah beberapa penyakit atau ganggang yang dapat terjadi pada
sistem penapasan pada manusia.
1) Asma: penyempitan saluran pernapasan
2) Influenza (flu): gangguan pernapasan oleh orthomyxo virus.
3) Bronkhitis: peradangan pada selaput lendir bronkus
4) TBC (Tuberculosis): peradangan pada dinding alveolus karena
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis
5) Emfisema: hilangnya elastsitas alveolus
6) Pleuritis: radang pada selaput pembungkus paru-paru (pleura)
7) Pneumonia: radang paru-paru karena infeksi bakteri
Diplococcus pneumonia
8) Sinusitis: peradangan pada rongga hidung (sinus)
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang meliputi empat tahap pelaksanaan yaitu : perencanaan,
tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 19 LUWU UTARA
yang berjumlah 27 orang.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020. Waktu pelaksanaan selama dua bulan, yaitu bulan Oktober
sampai dengan November tahun 2019.
D. Faktor yang diselidiki
Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor proses yaitu melihat bagaimana aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar berlangsung.
2. Faktor hasil yaitu melihat apakah penerapan pembelajaran Brain Based
Learning dapat meningkatkan pemahaman motivasi belajar peserta didik
E. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (Classroom
action       
research) dengan desain sebagai berikut. 
F. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan
oleh guru didalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat . Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang
dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik
pembelajaran. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu siklus tetapi beberapa
kali hingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran.
Desain PTK merupakan proses perbaikan secara terus-menerus dari suatu
tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi
menuju ke arah yang semakin sempurna. Penelitian ini terdiri dari dua siklus,
pada akhir setiap siklus dilakukan evaluasi hasil belajar. Tiap siklus
berlangsung selama 4 kali pertemuan yaitu 3 kali tatap muka untuk proses
pembelajaran dan 1 kali tes yang dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
ingin dicapai.
Hal-hal penting yang dilakukan pada kedua siklus di atas adalah sebagai
berikut
1. Mengidentifikasi keadaan peserta didik dan implementasi pembelajaran
dengan menggunakan metode PJBL selama proses belajar mengajar
berlangsung di dalam kelas untuk mencatat hal-hal berikut:
a) Kesiapan, kesungguhan, dan keaktifan peserta didik selama mengikuti
proses belajar mengajar.
b) Pertanyaan, tanggapan, atau komentar yang diajukan peserta didik.
c) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal atau tugas
maupun yang diberikan.
2. Melakukan Perencanaan PTK
Pelaksanaan tindakan setiap siklus mengikuti langkah-langkah skenario
sebagai berikut :
Siklus I : - Merancang tindakan siklus I
- Melaksanakan tindakan
- Memantau tindakan yang dilaksanakan (observasi)
- Mengadakan refleksi I
Siklus II: - Merancang tindakan siklus II berdasarkan pengalaman siklus I
- Melaksanakan tindakan perbaikan
- Memantau tindakan yang dilaksanakan (observasi)
- Mengadakan refleksi II
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi: tahap
persiapan, diagnostik, perencanaan tindakan kelas, untuk memecahkan
maslah. Prosedur penelitian tindakan kelas ini yakni: (1) perencanaan
(Planning), (2) pelaksanaan tindakan kelas (Action),(3) Observasi
(Observation) dan refleksi (reflection).
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut:
a) Hasil observasi awal di SMA Negeri 19 Luwu Utara khususnya kelas
XII peneliti tidak pernah mengajar dengan menggunakan metode
BBL sehingga hasil belajar kurang maksimal. Temuan ini
merupakan bahan refleksi untuk melakukan siklus I dengan cara
membuat perencanaan tindakan siklus I.
b) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
c) Merancang soal-soal yang akan digunakan.
d) Membuat tabel spesifikasi dan kisi-kisi soal untuk penyusunan tes
evaluasi
e) Menyusun instrumen berupa tes hasil belajar yang terdiri atas soal-
soal berdasarkan indikator yang tertuang dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
2.  Tahap tindakan
Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Pertemuan 1
sampai 3 dilaksanakan untuk proses belajar mengajar lalu penerapan
metode BBL tiap pertemuan dan pertemuan ke-4 untuk pelaksanaan tes
dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
Tahap ini peserta didik diberikan materi. Tiap akhir dari materi ini,
peserta didik diberikan tugas mengenai materi yang telah diajarkan atau
tugas yang memiliki keterkaitan dengan tugas yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya. Tugas ini kemudian dikerjakan oleh peserta di
luar jam pelajaran. Tugas yang diberikan terlebih dahulu
dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, agar peserta didik yang belum
mampu memahami tugas itu berupaya untuk menyelesaikannya.
Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas
 Langkah-langkah pelaksanaan tindakan untuk tiap sub materi pada siklus I
sebagai berikut  :
a)  Penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada sub materi
yang diajarkan dan mengabsen peserta didik.
b)  Penjelasan mengenai materi dengan metode ceramah dan diskusi.
c)  Pemberian pertanyaan refleksi mengenai materi yang telah diajarkan.
d)  Penjelasan peneliti mengenai tugas yang akan dikerjakan.
e)  Peneliti harus memberikan bimbingan utamanya kepada peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar atau salah arah dalam mengerjakan
tugas.
f)  Laporan peserta didik baik lisan/ tertulis dari apa yang dikerjakannya
g) Tanya jawab/diskusi kelas yang berhubungan dengan tugas diberikan pada
peserta didik.
h)  Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maunpun non tes
3.  Tahap observasi/evaluasi
 Tahap observasi dan evaluasi selama proses pembelajaran
berlangsung, peneliti dengan dibantu dua orang bertindak sebagal
observer, yaitu dengan mengisi lembar observasi yang memuat rekaman
keaktifan peserta didik pada pertemuan pertama hingga akhir yang
meliputi; kehadiran peserta didik, keaktifan peserta didik dalam
mengerjakan soal-soal, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan,
dan menanggapi jawaban peserta lain; kesungguhan peserta didik
mengikuti pelajaran, dan kekompakan yang diperlihatkan setiap kelompok,
kemampuan peserta didik menjawab soal-soal dengan benar, keberanian
peserta didik /kelompok mempersentasekan hasil diskusi kelompoknya
serta perilaku peserta didik yang tidak relevan dengan kegiatan belajar
mengajar.
Evaluasi dilakukan setelah proses belajar mengajar dan observasi
siklus I selama dua kali pertemuan, yang berupa evaluasi proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan peserta didik. Data dari
evaluasi ini digunakan untuk menyusun refleksi dalam rangka persiapan
perencanaan tindakan siklus II.
4.   Refleksi
Hasil yang diperoleh dari pengamatan observasi dikumpulkan serta
dianalisis. Hasil yang didapatkan peneliti dapat dijadikan sebagai bahan
refleksi apakah tindakan yang dilakukan telah meningkatkan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan masalah. Hasil analisis yang diperoleh dalam
tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus II
sehingga yang dicapai pada siklus berikutnya sesuai dengan apa yang
diharapkan dan hendaknya lebih baik dari siklus sebelumnya (siklus 1).
Siklus II
Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I
Langkah-langkah yang ditempuh kurang lebih sama dengan siklus I.  Inti
dari pelaksanaan siklus II adalah memperbaiki pelaksanaan siklus I.
G. Teknik Pengumpulan Data
 Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
tindakan ini adalah sebagai berikut.
1.Tes
Teknik tes ini dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru.
2. Observasi
tentang kondisi proses belajar mengajar selama tindakan dilakukan
dengan menggunakan observasi baik secara langsung maupun tidak
langsung pada siswa kelas XII SMA Negeri 19 Luwu Utara
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar yang meliputi: Mendengarkan penjelasan peneliti,
mencatat/menyalin pelajaran, bertanya, menjawab/menanggapi pertanyaan,
meminta bimbingan kepada peneliti, mengumpulkan tugas dan
mempresentasikan tugasnya.
2. Tes hasil belajar dalam bentuk essay.
I. Indikator Keberhasilan
1. Kualitas Proses
           Indikator keberhasilan penelitian ini dari segi kualitas proses adalah
terjadinya peningkatan persentase atau jumlah peserta didik yang melakukan
setiap komponen aktivitas yang menjadi bahan pengamatan peneliti dan
observer pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi
dari siklus I ke siklus II, yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar
observasi.
2.  Hasil Belajar 
           Indikator dari keberhasilan penelitian ini dari segi hasil belajar adalah
bila dari hasil persentase dan frekuensi hasil tes siswa mengalami peningkatan
jumlah yang nyata dari siklus I ke siklus II. 
J. Tehnik Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan
untuk mendeskripsikan keaktifan belajar siswa yang diketahui dari hasil
pengamatan aktivitas siswa di kelas, sedangkan analisis kuantitatif digunakan
untuk mendeskripsikan hasil belajar sains biologi siswa yang diketahui dari
hasil penilaian setiap siklus.
Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
persentase aktifitas belajar peserta didik, sedangkan untuk analisis kuantitatif
penyajian datanya dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi di mana
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok. Menurut Sudjana (2002)
analisis kuantitatif dapat digunakan teknik kategorisasi dengan berpedoman
pada skala angka 0-100 sesuai dengan Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1. Skala Penilaian Hasil Belajar Siswa
No Interval Nilai Kualifikasi
1 80 – 100 Sangat Tinggi
2 66 – 79 Tinggi
3 56 – 65 Sedang
4 40 – 55 Rendah
5 0 – 39 Sangat rendah
K. Kerangka Berfikir
Penggunaan model pembelajaran pada saat proses pembelajaran
sangatlah penting untuk itu guru harus bisa menerapkan suatu model
pembelajaran dan juga guru harus mempersiapkan media bantu seperti
powerpoint,buku cetak pelajaran sistem pernapasan serta lks yang
diperlihatkan kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan.
Melalui strategi pembelajaran pembagian kelompok yang terdiri dari 4-5
siswa untuk diskusi yang siswa akan memudahkan dalam memahami materi
yang akan disampaikan oleh guru.Seperti yang dijelaskan di pada bab
sebelumnya dimana diketahui peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri
19 Luwu Utara, peneliti disini melakukan apakah sudah menggunakan model-
model pembelajaran apa belum, serta untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil
belajar siswa khususnya mata pelajaran sistem pernapasan yang ada di SMA
Negeri 19 Luwu Utara.
L. Hipotesis Tindakan
Penerapan pembelajaran Brain Based Learning dapat meningkatkan
pemahaman motivasi belajar peserta didik pada siswa kelas XII SMA Negeri
19 Luwu Utara.

Anda mungkin juga menyukai