Oleh
SUWIDODO
195911291981121003
Peneliti
HALAMAN PENGESAHAN
Identitas Penelitian :
Nama : Haryono, S.Pd.SD.
NIP : 19641120 199401 1 001
Jabatan : Guru Kelas IV
Unit Kerja : Sekolah Dasar Negeri 1 Asemrudung
Lokasi Penelitian : Sekolah Dasar Negeri 1 Asemrudung
Mengetahui, Peneliti,
Kepala Sekolah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN .............
KATA PENGANTAR .............................................
DAFTAR ISI ..........................
ABSTRAK ...........
BAB I PENDAHULUAN......
A. Latar Belakang Masalah.................
B. Rumusan Masalah.....................
C. Tujuan Penelitian................
D. Manfaat Perbaikan...................
BAB II LANDASAN TEORI....
A. Pengertian pembelajaran...................
B. Metode Pembelajaran............................
BAB III METODE PENELITIAN..................
A. Subjek Penelitian...............................
B. Faktor yang diselidiki...........................................
C. Prosedur Penelitian.................................
D. Teknik Pengumpulan Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .
A. Despripsi Persiklus.
B. Pembahasan Setiap Siklus
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas peneliti dapat
menyimpulkan suatu rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Pernelitian
Tujuan utama peneliti melaksanakan PTK adalah untuk meningkatkan
hasil belajar PKn peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1
Asemrudung dalam memahami lembaga–lembaga negara dalam susunan
pemeritahan tingkat pusat di Indonesia. Di dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran, peneliti mengunakan alat peraga yang berupa bagan dan
menerapkan metode pembelajaran diskusi yang dipadukan dengan penggunaan
metode ceramah dan tanya jawab, bertujuan untuk meningkatkan efektifitas
pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan siswa pada
mata pelajaran PKn dalam memahami lembaga–lembaga negara dalam susunan
pemerintahan tingkat pusat di Indonesia.
Adapun tujuan khusus peneliti melaksanakan PTK ini adalah sebagai
berikut :
1. untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri
1 Asemrudung pada mata pelajaran PKn dalam memahami lembaga –
lembaga negara di tingkat pusat;
2. sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
peserta didik pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi.
D. Manfaat Perbaikan
PTK yang telah dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 1 Asemrudung .pelaksanaannya melalui model siklus. Mata
pelajaran yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah PKn dengan materi
pembelajaran mengenal lembaga–lembaga negara dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat, banyak memberikan manfaat baik bagi guru selaku peneliti, bagi
siswa, bagi rekan seprofesi, maupun bagi sekolah. Manfaat-manfaat tersebut
adalah sebagai berikut :
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran (instruction) secara sederhana berarti upaya untuk
membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu/lebih strategi,
metode dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan yang telah
direncanakan. Menurut Zainul dan Mulyana (2005) dalam Strategi Belajar
Mengajar mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan formal yang
dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yaitu belajar dan
mengajar.
T.Raka Joni (1985) merumuskan pengertian mengajar sebagai pencipta
suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem
lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu
tujuan instruksional yang ingin dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan
peranan senada dalam hubungan sosial tertentu, materi yang diajarkan, bentuk
kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang
tersedia. Perbuatan mengajar merupakan perbuatan yang kompleks. Mengajar
menuntut keterampilan tingkat tinggi karena harus dapat mengatur berbagai
komponen dan menyelaraskannya untuk terjadinya proses belajar mengajar yang
efektif. Davis (1971) mengungkapkan bahwa pengertian mengajar sebagai suatu
aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan
menyangkut pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa pengertian mengajar
yang disampaikan oleh para ahli di atas seorang guru harus:
1. mengkondisikan peserta didik untuk menyukai, merasa gembira dan
senang belajar di sekolah. Guru dituntut untuk mahir menciptakan situasi
belajar yang memungkinkan anak terhindar dari rasa stres, perasaan
bimbang, khawatir, dan perasaan mencekam;
2. mengembangkan berbagai cara dan metode yang bervariasi dan menarik di
dalam mengajar secara terpadu;
3. merencanakan pembelajaran dengan baik agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien;
4. menyediakan pengalaman belajar bagi siswa. Tujuannya adalah
menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa untuk
mempraktekkan operasi tertentu. Dalam pengalaman belajar ini siswa
harus berperan aktif menemukan sendiri secara induktif. Kepada anak
harus diberikan kesempatan yang ekspentif untuk memanipulasi
lingkungan. Hal ini memerlukan benda-benda konkrit, dan bukannya
simbol-simbol dan angka-angka.
Agar pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat berjalan dengan
baik, maka seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan.Seorang guru dituntut untuk memiliki persiapan dan
penguasaan yang cukup memadai baik dalam keilmuan, maupun dalam
merancang program pembelajaran yang akan disajikan, termasuk di dalamnya
prinsip – prinsip merancang pengalaman belajar.
Adapun prinsip–prinsip dalam merancang pengalaman belajar siswa
adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Mengaktifkan Siswa
Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang aktif, yang
melibatkan pancaindra atau fisik dan psikis kita. Agar siswa mengalami proses
belajar, maka guru harus merancang pembelajaran agar siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan pembelajaran aktif, setiap individu
harus melakukan sendiri aktifitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan
oleh orang lain. Jhon Dewey menyatakan “belajar adalah menyangkut apa yang
harus dikerjakan oleh dirinya sendiri, maka inisiatif belajar harus muncul dari
dirinya.” Teori kognitif dari Gagne dan Berliner mengemukakan bahwa belajar
menunjukkan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima
informasi /materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Berpijak
dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar
subjek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktifitas belajar seperti mencari,
mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan,
menyimpulkan, dan mulakukan transformasi belajar ke dalam kehidupan yang
lebih luas.
2. Prinsip Kesesuaian
Kesesuaian antara guru dan siswa pada kenyataannya sangat
mempengaruhi seorang siswa dalam menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu
saja akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu, guru yang
baik tentunya akan selalu berusaha menerapkan metode pembelajaran yang benar-
benar sesuai dengan kemampuan siswa-siswanya. Guru yang baik akan selalu
berusaha menerapkan suatu metode pembelajaran yang akan membuat siswa-
siswanya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam mempelajari suatu
mata pelajaran.
3. Prinsip Memberikan Kepuasan
Pembelajaran yang direncanakan seorang guru diharapkan akan
menjadi suatu kegiatan yang dapat memfasilitasi minat dan kebutuhan siswa.
Thorndike dalan law of learning menjelaskan bahwa suatu ikatan stimulus dan
respons (sebagai hasil belajar) akan terus berlanjut apabila individu yang belajar
memperoleh dampak yang menyenangkan. Oleh karena itu guru harus sering
memberikan penguatan kepada siswa baik berupa pujian maupun hadiah.
1. Prinsip Pengalaman Belajar yang Sama Menimbulkan Hasil yang Berbeda
Belajar pada dasarnya bersifat individual, jadi tidak mungkin bahwa
suatu kegiatan pemberjaran yang dilakukan guru akan memberikan hasil belajar
yang sama untuk setiap siswa. Yang penting di sini adalah bagaimana guru dapat
memberikan pengalaman yang sama untuk setiap siswa, walaupun adaperbedaan
hasil bejajar diantara siswanya.
2. Prinsip Variasi Pengalaman Belajar
Dalam merancang suatu pembelajaran, penting bagi guru untuk
menyediakan berbagai variasi pengalaman belajar. Menurut Edgar Dale ada
sebelas jenis pengalaman yang dapat divariasikan, yaitu: (a) pengalaman
langsung; (b) pengalaman melalui benda tiruan; (c) pengalaman melalui
dramatisasi; (d) pengalaman melalui demonstrasi; (e) penglaman melalui karya
wisata; (f) pengalaman melalui pameran; (g) pengalaman melalui televisi; (h)
pengalaman melalui gambar hidup; (i) pengalaman melalui rekaman, radio, dan
gambar diam; (j) pengalaman melalui lambang visual; (k) pengalaman melalui
lambang verbal.
B. Metode Pembelajaran
Berbagai metode, pendekatan, strategi maupun model pembelajaran
yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran PKn yang masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan serta karakteristik yang sesuai dengan situasi
dan kondisi kelas tertentu, namun masing-masing memiliki satu tujuan yang sama
yaitu memperlancar proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PKn dan
meningkatkan prestasi belajar mengajar siswa.
1. Metode Ceramah
Pengertian dan Tujuan
Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan
guru, selain mudah penyajiannya juga tidak banyak memerlukan media. Metode
ceramah atau kuliah mimbar adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara
memberikan penjelasan secara lesan kepada peserta didik. Penggunaan metode
ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yang
berperan penuh dalam metode ceramah. Kepiawaian guru dalam menguasai
bahan, forum atau audience, dan keterampilan bahasa dan intonasinya sangat
menentukan keberhasilan metode ini.
Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat
informasi (konsep, pengertian-pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak dan luas
serta juga untuk penemuan-penemuan yang langka dan belum meluas. Secara
spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
a. menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah
yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar
melalui bahan tertulis hasil ceramah guru;
b. menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dean permasalahan penting
yang terdapat dalam isi pelajaran;
c. merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa
ingin tahu melalui pemerkayaan belajar;
d. memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara
gamblang dan menyinggung penjelasan teori dan prateknya;
e. sebagai langkah awal untuk metode yang dalam upaya menjelaskan
produser yang harus ditempuh peserta didik. Misalnya sebelum
sosiodrama peserta didik diberikan penjelasan tentang peran-peran dan
sebagainya.
Alasan Penggunaan Metode Ceramah
Mengimplementasikan sistem pengajaran, guru sudah barang tentu
akan berusaha sedapat mungkin menghindari kegiatan ceramah. Daya tahan anak
untuk mendengarkan suatu ceramah sebenarnya sangat terbatas. Jika hal ini
menjadi kebiasaan guru sehari-hari di sekolah, maka dampaknya akan membentuk
kebiasaan perilaku yang tidak menguntungkan bagi perkembangan anak, seperti
kurang responsif, sulit mengajukan pendapat, dan pasif. Melalui berbagai strategi
pembelajaran guru dituntut memiliki kemahiran di dalam memanipulasi proses
pengajaran sedemikian rupa, sehingga metote ceramah benar-benar digunakan
secara terbatas dan efektif. Alasan digunakannya metode ceramah harus benar-
benar dapat dipertanggungjawabkan, misalnya karena:
a. anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru
atau guna menghindari kesalah pahaman;
b. benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi peserta didik;
c. menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila
menggunakan metode lain sukar diterapkan;
d. menghemat biaya, waktu dan peralatan.
Kelebihan Metode Ceramah
Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
a. murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat
biaya pendidikan dengan seseoran guru yang menghadapi banyak
peserta didik;
b. mudah dalam arti materi didik tertentu dapat disesuaikan dengan
keterbatasan waktu, karakteristik peserta didik tertentu, pokok
permasalahan dan keterbatasan peralatan serta dapat disesuaikan dngan
jadwal guru terhadap ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis;
c. meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat
belajar dari sumber lain;
d. memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru
memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta
didik atas perhatian yang ditunjukkan peserta didik dan peserta
didikpun merasa senang dan menghargai guru bila ceramah guru
meninggalkan kesan dan berbobot;
e. ceramah memberikan wawasan yang luas dari pada sumber lain karena
guru dapat menjelaskan topik dan mengkaitkannya dengan kehidupan
sehari-hari.
Kekurangan Matode Ceramah
a. dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru
kurang dapat mengorganisasikannya;
b. menimbulkan verbalisme pada pserta didik;
c. materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru;
d. merugikan peserta didik yang lemah dalam keterampilan
mendengarkan;
e. menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus;
f. informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman;
g. tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didi;
h. terjadi proses satu arah yaitu dari guru kepada peserta didik.
2. Metode Tanya Jawab
Pengertian dan Tujuan
Bertanya dan menjawab kerap kali dilakukan orang apabila ada
ketidaktahuan atau ketidakpahaman akan sesuatu peristiwa atau pemahaman.
Dalam proses belajar mengajar tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk
menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada peserta didik
atau peserta didik bertanya kepada guru. Metode tanya jawab adalah cara
penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau
two way traffic dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar
diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik.
Dalam metode tanya jawab, guru dan peserta didik sama-sama aktif.
Namun demikian keaktifan peserta didik patut mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh sehingga hal itu tidak harus banyak tergantung pada keaktifan guru. Sifat
atau rasa ingin tahu anak usia sekolah dasar harus ditumbuhsuburkan dan
sekaligus mendapat penyaluran yang wajar. Karena itu, guru tidak hanya dituntut
untuk menguasai teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan, tetapi juga
semangat tinggi di dalam membangun situasi yang kondusif bagi terjadinya
diskusi.
Adapun tujuan dari metode tanya jawab ini, adalah :
a. mengecek dan mengetahui sampai sejauhmana kemampuan peserta
didik terhadap pelajaran yang dikuasainya;
b. memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dalam mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah
yang belum dipahami;
c. memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar yaitu peserta didik
yang aktif dan cepat menjawab, lebih percaya diri dan berusaha untuk
selalu lebih baik dan paserta didik yang belum aktif atau tidak dapat
menjawab dapat mempersiapkan diri dalam kesempatan lain;
d. melatih peserta didik untuk berpikir dan berbicara secara sistematis
dan sistemik serta berdasarkan pemikiran yang orsinil;
e. metode tanya jawab tidak dimaksudkan untuk mengetes kemampuan
peserta didik tetapi diarahkan sebagai upaya guru membuat peserta
didik mengerti, memahami dan berinteraksi secara aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
Alasan guru menggunakan metode tanya jawab ini adalah untuk :
a. menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap permasalahan
yang sedang dibicarakan sehingga menimbulkan partisipasi peserta
didik dalam proses belajar mengajar;
b. menimbulkan berpikir kreatif, sitemati, reflektif, dan kritis peserta
didik;
c. mewujudkan cara belajar peserta didik aktif;
d. melatih dan mendorong peserta didik untuk belajar mengekpresikan
kemampuan lisannya;
e. memberikan kesempatan kepada peserta didik menggunakan
kemampuan sebelumnya.
Kekuatan dan Keterbatasan Metode Tanya Jawab
a. Kekuatan metode tanya jawab
b. Metode tanya jawab memiliki kekuatan sebagai berikut :
c. dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap
pelajaran;
d. mengetahui kedudukan peserta didik dalam balajar di kelas dari
aktivitas tanya jawab dan dari jawaban-jawaban serta tanggapan-
tanggapan yang dilontarkannya secara kontinyu;
e. lebih merangsang peserta didik unutk mendayagunakan daya pikir
dan daya nalarnya;
f. menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban;
g. pembuka jalan bagi proses belajar yang lain.
b. Keterbatasan Metoda Tanya jawab
Keterbatasan-keterbatasan dari metode tanya jawab adalah:
a. pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh
peserta didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk menjawab maupun yang menjawab;
b. peserta didik yang tidak aktif tidak memperhatikan bahkan tidak
terlibat secara mental;
c. menimbulkan rasa guguppada peserta didik yang tidak memiliki
keberanian menjawab dan bertanya (kemempuan lisan);
d. dapat membuang waktu bila peserta didik tidak responsif terhadap
pertanyaan.
3. Metode Diskusi
Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar PKn siswa, metode diskusi
kelompok adalah metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk
menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat
problematis.Sumantri (1999) dalam bukunya “Strategi Belajar Mengajar”
mengemukakan tentang pengertian, tujuan, serta alasan penggunaan metode diskusi.
Pengertian dan Tujuan
Metode diskusi dapat diartikan sebagai suatu siasat penyampaian
bahan pengajaran yang melibat aktifkan peserta didik untuk membicarakan dan
menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
Guru dan kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik
yang dibicarakan dalam diskusi.
Penerapan metode diskusi bertujuan untuk:
a. melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya,
berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan;
b. melatih dan membentuk kesetabilan sosial-emosional;
c. mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan
masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif;
d. mengembangkan keberhasilan peserta didik dalm menemukan
pendapat;
e. mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial;
f. melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah.
Metode diskusi digunakan karena beberapa alasan berikut:
a. topik bahasan bersifat problematif;
b. merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam perdebatan
ilmiah;
c. melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan terbuka;
d. mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa
besar;
e. peserta didik memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang masalah
yang dijadikan topik diskusi;
f. peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat-pendapat tentang
masalah yang akan didiskusikan.
Para ahli diantaranya Gilstrap & Martin, 1975 : 18 ; Gage & berliner, 1984 : 517 ;
Davies, 1987 : 237-239 menyimpulkan bahwa metode diskusi memiliki
keunggulan sebagai berikut:
a. metode ini memberikan kesempatan langsung kepada para siswa untuk
berpartisipasi secara langsung, baik sebagai partisipan, ketua
kelompok, atau penyusun pertanyaan diskusi. Adanya partisipasi
langsung ini memungkinkan terjadinya keterlibatan intelektual, social
emosional, dan mental para siswa dalam proses belajar;
b. metode ini dapat digunakan secara mudah sebelum, selama, ataupun
sesudah metode – metode yang lain;
c. metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis,
partisipasi demokratis, mengembangkan sikap, motivasi, dan
kemampuan berbicara yang dilakukan tanpa persiapan;
d. metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji,
mengubah, dan mengembangkan pandangan, nilai, dan keputusan
yang diperlihatkan kesalahannya melalui pengamatan yang cermat dan
pertimbangan kelompok;
e. metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
memahami kebutuhan memberi dan menerima (take and give ),
sehingga siswa dapat mengerti dan mempersiapkan dirinya sebagai
warga negara yang demokratis;
f. metode ini menguntungkan para siswa yang lemah dalam pemecahan
masalah. Hal ini dimungkinkan karena pemecahan masalah oleh
kelompok, biasanya biasanya lebih cepat daripada pemecahan
perorangan.
Berdasarkan karakteristik metode-metode mengajar yang sebagaimana
telah dijabarkan di atas, menuntut seorang guru untuk terampil memilih dan
menerapkan metode-metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa
yang beragam dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam pemilihan dan
penetapan metode mengajar yang akan digunakan, guru hendaknya
memperhatikan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Metode mengajar
sesungguhnya adalah cara atau alat untuk mencapai tujuan. Karena itu
penggunaan suatu metode berarti menunjukkan bagaimana seorang guru
menempuh cara dan melakukan penyajian suatu bahan pelajaran. Ini berarti pula
melalui penggunaan metode mengajarnya, guru dituntut untuk mampu
membangkitkan minat dan kemauan peserta didik dalam menguasai bahan
pelajaran yang disajikan dengan baik.
Selanjutnya tujuan, peserta didik dan bahan pelajaran, faktor situasi
atau suasana kelas, kondisi fasilitas, kemampuan guru, kelebihan dan kekurangan
metode mengajar itu sendiri adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan dan penetapan metode mengajar yang akan digunakan. Sudah barang
tentu metode yang digunakan guru tidaklah cukup satu jenis saja. Ia dituntut untuk
mempertimbangkan beberapa kegunaan metode mengajar sekaligus agar kegiatan
belajar mengajar benar-benar menjadi menarik, menyenangkan dan efektif dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
PTK ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 AsemrudungKecamatan
Geyer Kabupaten Asemrudung. PTK ini terdiri dari siklus-siklus. Mata pelajaran
yang menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran PKn, dengan materi
pokokmengenal lembaga -lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat
pusat. Materi ini merupakan materi untuk siswa kelas IV. Jumlah siswa kelas IV
ada 28 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Untuk menjawab permasalahan diatas, ada beberapa faktor yang ingin
diselidiki, yaitu :
1. Faktor siswa
Apakah terjadi atau ada interaksi antara guru dengan siswa serta antara
siswa dengan siswa agar kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif dan
efisien.
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama menurut
Suharsimi (2008: 74) yang ada pada setiap siklus, yaitu : (a) perencanaan, (b)
tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan pada gambar
sebagai berikut:
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus dengan pemberian tes
awal atau tes sebelum siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Apabila
sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksankaan
berikutnya.
berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya. Jika
sudah selesai disetiap siklus dan peneliti belum mencapai indikator keberhasilan,
maka dapat melanjutkan kesiklus berikutnya. Akan tetapi, jika peneliti sudah
mencapai tujuan penelitian maka peneliti dapat mengakhiri penelitian ini. Setiap
berikut:
a. a. membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
b. menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebagai media yang akan
berupa revisi perencanaan tindakan berdasarkan hasil observasi, skor tes hasil
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
perencanaan.;
3. Instrumen Penelitian
penelitian ini hasil belajar dan lembar pengamatan proses belajar mengajar.
Instrumen hasil belajar digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar siswa
b. Lembar pengamatan
Instrumen ini digunakan selama belajar mengajar berlangsung. kesimpulan.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan baik di setiap akhir pertemuan pada setiap siklus dan
setelah pemberian tes hasil belajar pada setiap siklus. Refleksi di setiap akhir
observasi dan hasil belajar juga dilaksanakan dalam tahap ini. Dari hasil yang
setiap pertemuan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran. Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami lembaga – lembaga negara dalam susunan
pemerintahan tingkat pusat. Pada waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
peneliti didampingi seorang pengamat yaitu Ahmad Thohari, S.Pd yang bertindak
sebagai teman sejawat. Teman sejawat bertugas mengamati aktivitas
pembelajaran, memberi komentar, saran, masukan dan kritik kepada peneliti
dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran. Kegiatan perbaikan pembelajaran
terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup.
Kegiatan perbaikan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal (± 5 menit)
1) Guru memasuki kelas sambil memperhatikan siswa apakah kegiatan
pembelajaran siap dimulai atau belum. Setelah terlihat kelas dalam keadaan
tenang, maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan menanyakan kehadiran siswa.
2) Guru mengadakan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang pejabat
pemerintah dan wakil rakyat untuk mengkondisikan dan memusatkan perhatian
sekaligus memotivasi siswa pada materi pembelajaran.
3) Setelah mengadakan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Setelah terlihat bahwa siswa sudah siap menerima materi pelajaran, guru segera
memulai pelajaran.
b. Kegiatan inti (± 40 menit)
1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lembaga – lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat.
2) Siswa memperhatikan penjelasan guru.
3) Guru menyuruh siswa menyebutkan nama-nama lembaga – lembaga negara.
4) Siswa diam tidak ada yang menjawab.
5) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lembaga negara.
6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok (terlampir).
7) Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi kelompok (dalam berdiskusi
mengerjakan LKS hanya didominasi siswa yang pandai saja, sebagian ada yang
diam saja, sebagian lagi ada yang gaduh sehingga mengganggu temannya yang
lain).
8) Guru membimbing dan mengamati siswa yang sedang berdiskusi kelompok
(pada saat guru membimbing salah satu kelompok, kelompok yang lain ramai
sehingga suasana kelas menjadi gaduh).
9) Wakil masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok
lain yang tidak sedang berpresentasi memberikan tanggapan atas hasil diskusi
kelompok lain yang sedang presentasi.
10) Guru memberi penguatan kepada siswa yang terlibat aktif dalam diskusi dan
presentasi.
11) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang hasil diskusi.
c. Kegiatan akhir (± 25 menit)
1) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpualan materi.
2) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada tiap-tiap siswa untuk
dikerjakan.
3) Setelah seluruh siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru memberikan tindak
lanjut dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data, diperoleh dari pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh
peneliti. Data tersebut diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung maupun
setelah pembelajaran dilaksanakan. Data yang diperoleh selama proses perbaikan
pembelajaran adalah data hasil pengamatan. Selama proses perbaikan
pembelajaran berlangsung teman sejawat mengamati segala kegiatan yang
dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam mengamati proses pembelajaran,
pengamat mempergunakan instrumen pengamatan yaitu lembar pengamatan guru.
Dari hasil pengamatan dan hasil evaluasi dapat diperoleh data sebagai berikut :
Kemunculan
No
Catatan tambahan dan komentar:
1. Pengelolaan kelas masih kurang. Pada waktu diskusi kelompok masih ada siswa
yang mengganggu temannya sehingga membuat kelas menjadi gaduh.
2. Diskusi kelompok didominasi oleh siswa- siswa yang pandai saja, sedangkan
yang lain masih terlihat pasif.
3. Guru tidak memberi kesempatan bertanya kepada siswa.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil belajar siswa, serta hasil diskusi
peneliti dengan teman sejawat, diputuskan bahwa perlu dilaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus yang kedua. Menurut catatan teman sejawat masih ada
beberapa kelemahan atau kekurangan-kekurangan di dalam pelaksanaan perbaikan
siklus yang pertama. Hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa rata-rata
keberhasilan belajar siswa 62,1.
Siklus II
Seperti yang telah dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus I, pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini melalui 4 tahap, yaitu :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Menentukan materi pembelajaran,
Mata Pelajaran : PKn
Kelas : IV
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi :
Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.
Kompetensi Dasar :
Mengenal lembaga – lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat,
seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK dan lain – lain.
Indikator :
1. Siswa mampu menjejaskan lembaga-lembaga tinggi negara.
2. Siswa mampu menjelaskan tugas dan wewenang lembaga-lembaga tinggi
negara.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami lembaga – lembaga
negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat dengan benar.
2. Siswa dapat lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok.
3. Siswa dapat mengungkapkan pendapat.
4. Siswa dapat mengembangkan pendapat.
5. Siswa dapat menghormati pendapat temannya.
6. Siswa dapat bekerja sama dengan temannya dalam kegiatan kelompok.
b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
Recana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dimaksudkan agar proses perbaikan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
c. Menyediakan alat peraga yang berupa bagan seperti di bawah ini,
d. Menyiapkan buku sumber, yaitu :
- BNSP. 2006. Standar Isi KTSP Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Sekolah Dasar. Jakarta :
- Rus Ernawati, Imtam, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV. Klaten :
Cempaka Putih
- Bestari, Prayoga., Sumiati, Ati. 2008. Menjadi Warga Negara Yang Baik Kelas
IV. Surabaya : Media Utama
- Suprabowo, Drs, dkk. 2009. Kreasi Kelas IV. Kediri : Ekklesia
- Undang – Undang Dasar 1945 hasil amandemen
e. Menyiapkan lembar kerja siswa, yaitu :
Diskusikan soal – soal di bawah ini dengan kelompokmu !
1. Siapakah yang dimaksud dengan Pemerintahan Pusat?
2. Apa nama lembaga yang melakukan kekuasaan kehakiman?
3. Sebutkan tugas MPR setelah amandemen UUD 1945!
4. Sebutkan wewenang DPD!
5. Mengapa menteri-menteri dalam Kebinet Indonesia Bersatu sering di-reshuffle?
6. Jelaskan yang dimaksud dengan hak abolisi!
7. Sebutkan wewenang Makamah Konstitusi!
8. Mengapa DPA dibubarkan?
9. Sebutkan kekuasaan Presiden sebagai kepala negara!
10. Buatlah diagram susunana struktur ketatanegaraan Negara Indonesia setelah
amandemen UUD 1945!
2. Pelaksanaan
Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami lembaga–lembaga negara dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat, agar siswa dapat lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok,
dapat mengungkapkan pendapat.serta mengembangkan pendapat, menghormati
pendapat temannya, dan dapat bekerja sama dengan temannya dalam kegiatan
kelompok. Pada waktu pelaksanaan pembelajaran, peneliti tetap didampingi
seorang pengamat yang bertugas mengamati aktivitas pembelajaran, memberi
komentar, saran, masukan dan kritik kepada peneliti dalam melaksanakan
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan perbaikan pembelajaran dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal (± 5 menit)
1) Guru memasuki kelas sambil memperhatikan siswa apakah kegiatan
pembelajaran siap dimulai atau belum. Setelah terlihat kelas dalam keadaan
tenang, maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan menanyakan kehadiran siswa.
2) Guru mengadakan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang materi
pembelajaran yang lalu untuk mengingatkan kembali tentang pengalaman belajar
belajar siswa yang lalu, serta untuk mengkondisikan dan memusatkan perhatian
sekaligus memotivasi siswa pada materi pembelajaran.
3) Guru menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti (± 40 menit)
1) Guru memasang alat peraga yang berupa bagan lembaga negara.
2) Guru melanjutkan tanya jawab dengan siswa.
3) Guru mengulangi jawaban-jawaban siswa sambil menujuk pada bagan untuk
memantapkan pemahaman siswa. Kemudian guru memberi penjelasan bahwa
masing – masing lembaga negara memiliki wewenang dan kekuasaan sendiri..
4) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
5) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Setelah ditunggu
beberapa saat ternyata tidak ada yang bertanya, guru melanjutkan pembelajaran
dengan membagi LKS untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok diskusi
yang sudah ada.
6) Guru menjelaskan tentang tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa dalam berdiskusi.
7) Siswa melakukan diskusi kelas untuk membahas LKS yang telah dibagikan.
8) Guru mengamati kegiatan masing-masing kelompok diskusi sambil kerkeliling
dari kelompok diskusi yang satu ke kelompok diskusi yang lain, untuk memberi
bimbingan kepada kelompok diskusi yang mengalami kesulitan.
9) Setelah selesai berdiskusi, wakil dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Masing-masing kelompok
aktif mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan bagan yang ada di
papan tulis.
10) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa bersama
guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah didiskusikan bersama.
11) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
12) Setelah beberapa saat di antara siswa tidak ada yang bertanya, guru mengakhiri
pelajaran.
c. Kegiatan Akhir (± 25 menit)
1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi.
2) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada tiap-tiap siswa untuk
dikerjakan.
3) Setelah seluruh siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru memberikan tindak
lanjut dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap Pengumpulan Data
Seperti pada pembelajaran siklus I, pada siklus II ini pengumpulan data,
diperoleh dari hasil pengamatan dan evaluasi hasil belajar siswa. Pada kegiatan
pembelajaran siklus II diperoleh data sebagai berikut :
Kemunculan
No.
Komponen yang diobservasi Ya Tidak
1. Guru menanyakan kehadiran siswa Ö
Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan
2. kelompoknya Ö
3. Guru membangkitkan motivasi siswa Ö
Guru menggali pengetahuan awal dengan mengajukan
4. beberapa pertanyaan Ö
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang
5. ingin dicapai Ö
6. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan Ö
7. Guru menggunakan alat peraga/media/sumber belajar Ö
Guru memberi penjelasan tentang materi yang
8. diajarkan Ö
9. Perhatian guru merata pada seluruh siswa Ö
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
10. bertanya Ö
11. Guru membagikan LKS Ö
12. Guru membimbing siswa berdiskusi Ö
Guru menyuruh masing-masing kelompok
13. mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Ö
14. Guru memberikan nilai berupa pujian Ö
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
15. pembelajaran Ö
16. Guru memberikan evaluasi Ö
Keberhasilan:
Tindakan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Pengelolaan kelas
juga sudah baik, pada pembelajaran siklus I kelas sempat gaduh, ternyata pada
pembelajaran siklus II suasana kelas sangat kondusif. Guru sudah banyak
memberikan penguatan yang berupa pujian yang dapat memotivasi belajar siswa.
Masing-masing kelompok diskusi sudah dapat mempresentasikan hasil diskusinya
dengan baik. Hal ini akan berpenguruh terhadap hasil belajar siswa menjadi lebih
baik.
Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini dapat dikategorikan
berhasil menurut SKBM Sekolah Dasar Negeri 1 AsemrudungKeberhasilan ini
dapat tercapai karena peneliti berusaha memenuhi kelemahan-kelemahan pada
pelaksanaan pembalajaran siklus I sebagaimana komentar teman sejawat. Peneliti
berpedoman bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran bervariasi yang
disertai alat peraga, dapat mengefektifkan pembelajaran. Pembelajaran siklus II,
peneliti memfokuskan pada pemecahan masalah dalam memahami lembaga–
lembaga negara di tingkat pusat. Peneliti menerapkan motede diskusi, karena
berdasarkan karakteristiknya metode diskusi adalah salah satu metode yang
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik yang
bersifat problematis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dihimpun oleh peneliti dari pelaksanaan pembelajaran
siklus I dan siklus II, peneliti menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1
Asemrudungada mata pelajaran PKn dalam memahami lembaga-lembaga
negara di tingkat pusat telah tercapai;
2. penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan alat
peraga sangat efektif bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti dapat memberikan saran, bahwa
untuk menyampaikan materi pembelajaran PKn khususnya dalam materi
mengenal lembaga–lembaga negara, hendaknya disertai alat peraga yang berupa
bagan, dalam hal ini berupa bagan lembaga negara. Penggunaan alat peraga dapat:
1. memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep, sikap dan keterampilan tertentu;
2. memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar;
3. menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam tehnologi karena
peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media
tertentu;
4. menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Selain penggunaan alat peraga guru hendaknya menerapkan metode yang
bervariasi. Dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat
menciptakan kegairahan belajar siswa, karena siswa tidak merasa jenuh. Jika guru
menerapkan satu jenis metode pembelajaran saja dalam menyampaikan materi,
dapat menyebabkan siswa cepat bosan yang dapat mengakibatkan semangat
belajar siswa akan menurun.
Begitu pula tentang pengelolaan waktu. Guru harus pandai-pandai dalam
mengelola waktu dengan sebaik-baiknya. Terutama jika guru menerapkan metode
pembelajaran diskusi. Biasanya metode diskusi banyak menyita waktu. Jika guru
tidak pandai-pandai mengelola waktu, materi belum selesai waktunya sudah habis,
sehingga menyita waktu mata pelajaran yang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dihimpun oleh peneliti dari pelaksanaan pembelajaran
siklus I dan siklus II, peneliti menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1
Asemrudungada mata pelajaran PKn dalam memahami lembaga-lembaga
negara di tingkat pusat telah tercapai;
2. penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan alat
peraga sangat efektif bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti dapat memberikan saran, bahwa
untuk menyampaikan materi pembelajaran PKn khususnya dalam materi
mengenal lembaga–lembaga negara, hendaknya disertai alat peraga yang berupa
bagan, dalam hal ini berupa bagan lembaga negara. Penggunaan alat peraga dapat:
1. memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep, sikap dan keterampilan tertentu;
2. memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar;
3. menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam tehnologi karena
peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media
tertentu;
4. menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
Selain penggunaan alat peraga guru hendaknya menerapkan metode yang
bervariasi. Dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat
menciptakan kegairahan belajar siswa, karena siswa tidak merasa jenuh. Jika guru
menerapkan satu jenis metode pembelajaran saja dalam menyampaikan materi,
dapat menyebabkan siswa cepat bosan yang dapat mengakibatkan semangat
belajar siswa akan menurun.
Begitu pula tentang pengelolaan waktu. Guru harus pandai-pandai dalam
mengelola waktu dengan sebaik-baiknya. Terutama jika guru menerapkan metode
pembelajaran diskusi. Biasanya metode diskusi banyak menyita waktu. Jika guru
tidak pandai-pandai mengelola waktu, materi belum selesai waktunya sudah habis,
sehingga menyita waktu mata pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA