Anda di halaman 1dari 31

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV


TENTANG HUBUNGAN ANTARA SUMBER DAYA
ALAM DENGAN LINGKUNGAN PADA MATA
PELAJARAN IPA DENGAN METODE DISKUSI DI SD
PONDOKKELOR II PAITON PROBOLINGGO

NAMA :YUSLIYATI
NIM : 823315725

ABSTRAK

Yusliyati, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Tentang Hubungan Antara


Sumber Daya Alam Dengan Lingkungan Pada Mata Pelajaran Ipa Dengan
Metode Diskusi Di Sd Pondokkelor Ii Paiton Probolinggo

Kata Kunci: Diskusi. Motivasi, Hasil

Pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam pada tingkat dasar dirasakan menemui


kesulitan khusunya dalam aplikasi Pendidikan Umum Khusunya pada Bidang
Studi IPA dan untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan antara guru Kelas IV
. SD Negeri Pondokkelor II Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo dengan
menggunakan metode dan media yang sesuai dengan karekteristik siswa dan
kebutuhan mereka . Media ini akan diasumsikan akan cukup efektif karena siswa
akan langsung memperhatikan dan mendiskusikan bagaimana cara – cara
memahami sumber daya alam , sehingga apa yang telah didiskusikan oleh siswa
akan melekat. Dalam hal ini juga akan menunjang dan menemukan cara
meningkatkan hasil belajar yang baik . Bagaiaman caranya meningkatkan hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi yang baik dan benar pada
siswa Kelas IV – SD Negeri Pondokkelor II Kecamatan Paiton Kabupaten
Probolinggo. Dari hasil kegiatan Perbaikan Pembelajaran yang telah dilakukan
sebanyak dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisa yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran dengan metode
diskusi motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan peningkatan
jumlah ketuntasan belajar dalam setiap siklussampai mencapai 13 orang siswa
dari 15 siswa pada siklus II
2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah


1. Identifikasi Masalah
Perkembangan suatu bangsa dapat dinilai melalui perubahan-
perubahan yang terjadi di masyarakat. Perubahan ini tentunya haruslah
perubahan yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan.
Perkembanagan dan perubahan aspek kehidupan perlu direspon oleh
kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu
pendidikan yang sedemikian itu sangat diperlukan untuk mendukung
terciptanya manusia yang cerdas .
Pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam pada tingkat dasar
dirasakan menemui kesulitan khusunya dalam aplikasi Pendidikan
Umum Khusunya pada Bidang Studi IPA dan untuk mengatasi hal
tersebut maka dilakukan antara guru Kelas IV . SD Negeri Pondokkelor
II Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo dengan menggunakan
metode dan media yang sesuai dengan karekteristik siswa dan kebutuhan
mereka . Media ini akan diasumsikan akan cukup efektif karena siswa
akan langsung memperhatikan dan mendiskusikan bagaimana cara – cara
memahami sumber daya alam , sehingga apa yang telah didiskusikan
oleh siswa akan melekat. Dalam hal ini juga akan menunjang dan
menemukan cara meningkatkan hasil belajar yang baik .
Namun pada pertemuan awal penulis menemukan hal-hal yang
masih harus ditingkatkan. Dalam data awal ditemukan berbagai persoalan
yang terekam dalam data sebagai berikut:
a. Aktifitas Siswa
1) Kedisiplinan : cukup
2) Ketertiban : Cukup
3) Toleransi : cukup
4) Pemahaman : Kurang
b. Aktifitas Guru
3

1) Pengelolaan Kelas : Kurang


2) Penggunaan Media : Kurang

Dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN pondokkelor


II masih sering berjalan monoton, guru lebih banya dengan metode
ceramah. Bahkan tanpa media peraga.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan hasil refleksi, maka
didapatkan beberapa penghambat proses keberhasilan KBM sebagai
berikut:
a. Pejelasan Guru terlalu cepat dan singkat
b. Guru hanya menggunakan satu metode yaitu ceramah.
c. Guru tidak menggunakan media peraga dalam menjelaskan
materi.

3. Alternatif dan Pemecahan Masalah


Oleh karena itu penulis ingin mencoba menyumbang untuk
mengurangi kesenjangan seperti yang tergambar diatas dengan
melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul " Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Tentang Hubungan Antara Sumber Daya Alam
Dengan Lingkungan Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Metode Diskusi
Di SDN Pondokkelor II Paiton Probolinggo”

B. Rumusan Masalaah
Rumusan masalah yang kemudian muncul dalam penelitian ini
adalah : Bagaiaman caranya meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode diskusi yang baik dan benar pada siswa Kelas IV –
SD Negeri Pondokkelor II Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.

C. Tujuan penelitian.
4

Tujuan penelitaan ini diadakan yaitu untuk mengetahui peningkatan


hasil belajar siswa kelas IV dengan penerapan metode diskusi yang telah di
SD Negeri Pondokkelor II Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.

D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yakni :
1. Bagi guru
a. Pembelajaran ini memudahkan bagi guru dalam upaya menyampaikan
materi, karena setiap materi cukup disajikan dalam bentuk lembar
kerja (LK). Dari lembar kerja itu yang nantinya akan didiskusikan
dan dicari permasalahan dibantu sumber dengan bimbingan guru.
b. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menemukan kesulitan-kesulitan
belajar sendiri, karena sesuatu yang dialami dan ditemukan oleh
anak itu sendirilah yang akan dapat diingat selama-lamanya. Dari
sesuatu yang mereka peroleh dengan sadar itulah yang akan
meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
c. Setiap individu membutuhkan penghargaan, apalagi penghargaan itu
dari orang yang mereka hormati dan mereka kagumi. Penghargaan
yang bisa langsung diberikan oleh guru dalam pembelajaran diskusi
kelompok ini adalah dengan pemajangan hasil karya siswa, yang
menempatkannya sudah disiapkannya pada papan pajangan sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan.
2. Bagi Siswa
a. Melatih Berorganisasi
b. Belajar mengajar model kelompok sudah merupakan sebuah organisasi
kecil, dimana siswa diberi kebebasan untuk menentukan dan
memilih kelompoknya sendiri, mengatur dan memilih tempat
duduknya sendiri sesuai dengan kesepakatan di kelompoknya.
c. Melatih siswa berani menyampaikan ide dan gagasan
5

d. Dalam diskusi kelompok setiap siswa bebas mengeluarkan ide dan


gagasan, dari keberagaman perbedaan pendapat yang ada tersebut
dapat dijadikan khasanah dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih
senang. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan bergairah.
e. Meningkatkan kreatifitas siswa
f. Setiap kelompok bebas berkreatifitas sesuai dengan kemampuan di
setiap kelompoknya. Kreatifitas siswa bisa berupa penyajian dan
penulisan dalam proses belajar mengajar yang nanti / pada akhir
pembelajaran akan dipajangkan sebagai bentuk penghargaan dan
sekaligus sebagai sumber belajar bagi siswa, baik siswa itu sendiri
maupun siswa yang lainnya.
g. Siswa dapat terlibat akitf dalam proses belajar mengajar
h. Dalam diskusi belajar kelompok, siswa aktif sepanjang pembelajaran,
baik aktif secara phisik maupun psykisnya. Kegiatan ini terlihat dari
siswa melontarkan gagasan., menulis hasil diskusi, menemukan dan
memecahkan serta menyimpulkan masalah, namun kegiatan tersebut
harus tetap dalam bimbingan guru
3. Bagi Sekolah
Selain merupakan konstribusi untuk melibatkan guru-guru dalam
menyusun anggaran belanja sekolah terkait dana yang diperlukan
dalam merencanakan kegiatan pembelajaran pada setiap mata
pelajaran juga digunakan sebagai masukan dalam usaha
meningkatkan kemampuan guru serta peningkatan prestasi belajar
siswa.

KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteriatik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar


1. Kajian Umum Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah
Dasar
6

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu


tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.(BSNP, Standar ISI, 2006, hal. 167)
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA
dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. .(BSNP, Standar ISI,
2006, hal. 167)
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap
satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan
peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar


7

Dalam Standar ISI, 2006, hal. 1678. Mata Pelajaran IPA di


SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
a. Memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
b. Mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c. Mengembangkan rasa ingin tahu,
sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
d. Mengembangkan keterampilan
proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan
e. Meningkatkan kesadaran untuk
berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam
f. Meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan
g. Memperoleh bekal pengetahuan,
konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah
Dasar
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-
aspek berikut.
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
8

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas


c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.

B. Metode Diskusi
Kata "diskussi" berasal dari bahasa Latin yaitu: "discussus" yang
berarti "to examine; "investigate" (memeriksa, menyelidik). Discutstre"
berasal dari akar kata dis + cuture. "Dis" artinya terpisah "cuture" artinya
menggoncang atau memukul "(to shake atau strike), kalau diartikan maka
discuture ialah suatu pukulan yang dapat memisahkan sesuatu. Atau dengan
kata lain membuat sesuatu itu jelas dengan cara memecahkan atau
menguraikan sesuatu tersebut (to clear away by breaking up or cuturing).
Dalam pengertian yang umum, diskusi ialah suatu proses yang
melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan Baling
berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui
cara tukar menukar informasi (information sharing), mempertahankan
pendapat (self maintenance), atau pemecahan masalah (problem solving).
Metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara penyajian/
penyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan kepada
para peserta didik/kelompok-kelompok peserta didik untuk mengudakan
pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.l)
Nana Sudjana (1989:79) mengatakan, “Metode diskusi adalah tuakr
menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur”.
Sedangkan Dalam buku Petunjuk Pelaksanaan KBM Kelas IV (1997:16)
dijelaskan bahwa, “Diskusi merupakan aktifitas dari sekelompok siswa,
berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik
atau masalah, dimana setiap anakingin mencari jawaban/penyelesaian
problem dari segala segi dan kemungkinan yang ada”.
9

Dari kegiatan metode dikelompokkan menjadi diskusi


kelas, diskusi kelompok kecil terpimpin oleh guru, dan diskusi kelompok
kecil tanpa terpimpin oleh guru. Metode kelompok sangat efektif untuk
melatih keberanian dan ketrampilan anak dalam berkomunikasi dan
mengemukakan pendapat.
Forum diskusi dapat diikuti oleh semua peserta didik di dalam kelas,
dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu
mendapatkan perhatian ialah hendaknya para peserta didik dapat
berpartisipasi secara aktif di dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak
peserta didik terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak pula
yang dapat mereka pelajari. Perlu pula diperhatikan masalah peranan guru.
Terlalu banyak campur tangan dan main perintah dari guru niscaya peserta
didik tidak akan dapat belajar banyak.
1. Bentuk-Bentuk Diskusi Dalam Kegiatan Belajar
mengajar
a. The social problem meeting.
Para peserta didik berbincang-bincang memecahkan masalah
sosial di kelasnya atau di sekolahnya dengan harapan, bahwa setiap
peserta didik akan merasa "terpanggil" untuk mempelajari dan
bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti
misalnya hubungan antar peserta didik, hubungan peserta didik
dengan guru atau personal sekolah Iainnya, peraturanperaturan di
kelas/sekolah, hak-hak dan kewajiban peserta didik dan sebagainya.
b. The open-ended meeting.
Para peserta didik berbincang-bincang mengenai masalah apa
saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari,
dengan kehidupan mereka di sekolah, dengan segala sesuatu yang
terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan sebagainya.
c. The educational-diagnosis meeting.
Para peserta didik berbincang-bincang mengenai pelajaran di
kelas dengan maksud untuk salino mengoreksi pemahaman mereka
10

atas. pelajaran yang telah diterimanya agar masing-rnasing anggota


memperoleh pemahaman yang lebih baik/benar.

2. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi


a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan
memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara
pemecahannya, dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu
ditentukan bersama-sama oleh guru dan peserta didik. Yang penting,
judul atau masalah yang akan didiskusikan itu harus dirumuskan
sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh setiap peserta
didik.
b. Untuk melaksanakan metode diskusi guru harus memberikan
pertolongan berupa pertanyaan/problem sebagai perangsang,
bimbingan dan pengarahan. Syarat-syarat pertanyaan diskusi sebagai
berikut:
c. Harus mengandung nilai diskusi, jangan hanya satu jawaban.
d. Harus merangsang adanya pemungutan suara. menolong dengan
menerangkan kembali apa yang sudah dibicarakannya tadi. Ia dapat
meminta orang lain untuk menyatakan gagasan-gagasannya atau
"berhumor" terhadap lawan-lawan bicaranya. Disamping itu iapun
dapat pula menilai dirinya sandiri mengenai hal-hal yang sudah
dibicarakannya atau mengenai sikap dan seberapa jauh
sumbangannya terhadap diskusi yang diikutinya itu.

3. Manfaat metode diskusi


a. Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga
terhadap belajar peserta didik, antara lain
b. Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih
baik ketimbang is memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai
sumbangan pikiran dari para peserta lainnya yang dikemukakan
dari berbagai sudut pandangan.
11

c. Mereka tidak terjebak kepada jalan pikirannya sendiri yang


kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit, karena dengan
diskusi is mempertimbangkan alasan-alasan orang lain, menerima
berbagai pandangan dan secara hati-hati mengajukan pendapat dan
pandangannya sendiri.
d. Berbagai diskusi timbul dari percakapan guru dan peserta didik
mengenai sesuatu kegiatan belajar yang akan mereka lakukan. Bila
kelompok/kelas itu ikut serta membicarakan dengan baik, niscaya
segala kegiatan belajar itu akan beroleh dukungan bersama dari seluruh
kelompok/kelas sehingga dapat diharapkan hasil belajarnya akan
lebih baik lagi.
e. Diskusi kelompok/kelas memberi motivasi terhadap berpikir dan
meningkatkan perhatian kelas terhadap apa-apa yang sedang
mereka pelajari, karena itu dapat membantu peserta didik
menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan alasan-alasan yang
memadai, bukan hanya sekedar jawaban "ya" atau "tidak" saja.
f. Diskusi juga membantu mendekatkan atau mengeratkan
hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat
pengertian dari pada anggota kelas, karena dari pembicaraan
itu mereka berkesempatan menarik hal-hal atau pengertian-
pengertian baru yang dibutuhkan.
Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi dapat
merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang
pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan
pendalaman wawasan mengenai sesuatu, sehingga dapat pula mengurangi
ketegangan-ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam
mengembangkan kebersamaan kelompok sosial.

4. Jenis Jenis Diskusi Secara Umum


a. Whole Group.
Kelas merupakan satu kelompok diskusi, whole group yang ideal
12

apabila jumlah anggota kelompok tidak lebih dari 15 orang.


b. Buzz Group.
Satu kelompok besar dibagi atas beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4
atau 5 orang. Tempat duduk diatur agar peserta didik-peserta didik
dapat bertukar pikiran dan berhadapan muka dengan mudah. Diskusi
diadakan di tengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan
maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan
pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu mem-
bandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan
pelajaran, membandingkan interprestasi dan informasi yang diperoleh
masing-masing. Dengan demikian, masing-masing individu dapat
saling memperbaiki pengertian, persepsi informasi, interpretasi,
sehingga dapat dihindari kekeliruan-kekeliruan.
c. Panel Diskusi.
Pengertian Kata "panel" berasal dari bahasa latin yaitu panulus yang
berarti sejumlah orang yang ditunjuk menyelenggarakan tugas tertentu.
Misalnya: mengadili, mendiskusikan sesuatu dan lain-lain sebagainya.
Jadi panel adalah pertukaran pikiran dan pendapat beberapa orang dan
pembicaraannya bersifat informil dan terarah serta dilakukan dihadapan
kelompok pendengar. Sebagai metode mengajar panel adalah suatu cara
menyajikan bahan pelajaran melalui metode diskusi dengan guru
sebagai moderatornya

C. Peningkatan Hasil Proses Pembelajaran IPA


Hasil belajar menurut Nurkancana dan Sumartana (1990:11)
adalah keberhasilan belajar seseorang setelah ia mengalami proses belajar
selama satu periode tertentu. Menurut Sudjana (1990:22), hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku siswa setelah ia melakukan belajar yang biasanya
ditunjukkan berupa nilai atau angka.
13

Hasil belajar IPA adalah adalah keberhasilan siswa setelah


mengalami pembelajaran IPA selama periode tertentu. Untuk mengetahui
hasil belajar siswa perlu dilakukan evaluasi hasil belajar. Adapun evaluasi
hasil belajar adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana
tujuan pembelajaran sudah tercapai (Arikunto,2003:25). Penilaian Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) didasarkan pada penilaian otentik yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti: tes perbuatan, tes tertulis,
pengamatan kuesioner, skala sikap, portofolio, hasil proyek. Dengan
demikian lingkup penilaian Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilakukan baik
pada hasil belajar (akhir kegiatan) maupun pada proses perolehan hasil
belajar (selama kegiatan belajar). Hasil penilaian dapat diwujudkan dalam
bentuk nilai dengan ukuran kuantitatif maupun dalam bentuk komentar
deskriptif (Depdiknas, 2004:5).
Menurut Thabrani (1995:21), hal-hal yang mempengaruhi hasil
belajar adalah:
a) kecerdasan, b) motivasi, C) kesehatan jasmani, d) konsentrasi, mampu
mendapatkan gangguan yaitu berupa:(1) gangguan dari dalam
(internal),merupakan gangguan yang datang dari kita sendiri misalnya emosi,
haus, lapar, sakit dan sebagainya, (2) gangguan dari luar (eksternal)
merupakan hal-hal yang bersumber dari luar yang dapat mengganggu
konsentrasi. Misalnya suara bising, tidak tersedianya alat atau bahan untuk
belajar dan sebagainya.
Pendidikan IPA sangat berperan dalam pengembangan Ilmu
Pengetahuan Alam . Diharapkan melalui pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang baik akan muncul para saintis baru. Dengan demikian akan
bermunculan penemuan-penemuan baru dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Alam dan tehnologi.
Dalam pendidikan IPA hendaknya pelaksaannya dipenuhi dengan
kegiatan-kegiatan siswa berupa percobaan-percobaan dan merumuskan
masalah, pemecahan masalah, dan melakukan ekperimen yang bertemakan
penemuan dan inkuiri. Kurikulum hendaknya berpusat pada kegiatan siswa.
14

Dalam penyajian bahan hendaknya digunakan metode pemecahan masalah


atas dasar pemikiran ilmiah. Lomba karya ilmiah hendaknya digalakkan pada
setiap jenjang pendidikan, dalam rangka mengembengkan pola piker ilmiah
pada setiap anak didik.. dan diharapkan guru dapat melatih anak didik untuk
menggunakan metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan metode berfikir reflektif, dan berfikir
reflektif antara lain atas : - kesadaran tentang adanya masalah, berfikir
muncul karena adanya suatu masalah. – pengumpulan data yang relevan
dengan masalah yang dihadapi.. pengorganisasian data, penyusunan,
kalasifikasi data, dan analisis data adalah dasar metode ilmiah.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak Yang Membantu


1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV SDN Pondokkelor II
Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo dengan materi Hubungan
Antara Sumber Daya Alam Dengan Lingkungan Pada Mata Pelajaran IPA
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini bertempat di SDN Pondokkelor II Desa Pondokkelor
Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo tahun pelajaran 2013/2014.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah saat penelitian ini dilangsungkan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2014 semester genap.
Siklus 1, Hari Selasa, Tanggal 22 dan 29 April 2014. Siklus 2, Hari
Selasa, Tanggal 6 dan 13 Mei 2014

4. Pihak yang membantu


15

Dalam penelitian ini peneliti dibantu teman sejawat sebagai patner


peneliti dalam kelas. Dan supervesor, kepala sekolah serta wali kelas IV
sebagai konsultan dalam penelitian ini.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,
serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan
(dalam Mukhlis, 2000: 3).
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan,
sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di
14
kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu
ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-
tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
16

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:


1. Rencana
a. sebelum mengadakan Survei awal
b. peneliti menyusun rumusan masalah,
tujuan penelitian
c. membuat rencana tindakan, termasuk di
dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Pelaksanaan
a. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan
tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
b. tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun
pemahaman konsep pada siswa di bantu oleh pengamat.
c. serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran model Diskusi
d. Langkah-langkah
1) Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
- Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
17

2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
- Siswa dapat Memahami peta konsep tentang sumber daya alam
- Memahami sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhah manusia meliputi tumbuhan, hewan dan bahan alam
tidak hidup.
Elaborasi
- Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
- memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
- memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
- Mengelompokkan benda yang berasal dari tumbuhan
- Bahan pangan (nasi, roti, terigu, kecap, tahu, tempe dan oncom)
- Bahan sandang (pakaian, kasur, banta, guling)
- Peralatan rumah tangga (kusen, pintu, meja, kursi, lemari, pensil)
- Produk kesehatan dan perawatan tubuh (jamu, sampo, sabun,
mandi)
- Mengelompokkan benda yang berasal dari hewan
- Bahan pangan (daging, telur, susu)
- Bahan sandang (kain sutera, wol, jaket, sepatu, tas)
- Produk kesehatan (susu kuda liar, daging biawak)
- Mengelompokkan benda yang berasal dari bahan alam tidak hidup
- Bahan bangunan (batu bata, pasir, semen, genteng, kayu, tiang
18

besi)
- Peralatan rumah tangga (kantong plastik, ember, baskom, kabel
listrik, gas, bensin, batu bara).
Konfirmasi
- Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
- Guru Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa

3) Penutup
- Memberikan kesimpulan benda yang berasal dari tumbuhan, hewan
dan bahan alam yang tidak hidup dapat memenuhi kebutuhan
manusia

3. Pengamatan/Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian


a. Pengamatan/Teknik
Pengumpulan data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode pembelajaran diskusi, observasi
aktivitas siswa dalam berdiskusi, dan tes formatif.
Adapun aktifitas siswa yang di observasi adalah sebagai berikut:
1) Menjawab pertanyaan
2) Mengajukan pertanyaan
3) Menyampaikan ide/pendapat
4) Menanggapi
5) Presentasi
6) Membuat catatan
b. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
19

1) Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2) Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap
putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator
pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan
belajar mengajar.
3) Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk
membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a) Lembar observasi pengolahan metode
pembelajaran diskusi, untuk mengamati kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran Lembar observasi aktivitas
siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
b) tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.
Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) 10
soal dan 5 soal esai.

4. Refleksi,
a. peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
b. berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang
direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
20

C. Teknik Analisis Data


Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas
siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata


Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar dalam
Standar Isi 2006 yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah
mencapai skor yang telah di sepakati dalam KKM (Kreteria Ketuntasan
Minimal)yaitu nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas
tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama
dengan 75%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
21

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil perolehan data yang diperoleh selama mengobservasi perbaikan
pembelajaran IPA tentang menghargai keputusan bersam baik pada perbaikan
pembelajaran siklus I maupun siklus II.

1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Jadwal penelitian ini mengikuti jadwal pelajaran yang sudah berjalan di
sekolah dimana mata pelajaran IPA berlangsung pada Kamis.

Tabel 4.1
Jadwal Kegiatan

NO Hari/tanggal Kegiatan

1 Kamis , 17 April 2014 Pertemuan Prasiklus

2 Kamis, 24 April 2014 Pertemuan pertama Siklus I

3 Kamis, 1 Mei 2014 Pertemuan kedua Siklus I

4 Kamis, 8 Mei 2014 Pertemuan pertama Siklus II


22

Kamis, 22 Mei 2014 Pertemuan Kedua Siklus II

2. Prasiklus
Pada pertemuan prasiklus ini berlangsung hari kamis tanggal 17 April 2014
dengan jumlah siswa 15 orang.
Setelah mengadakan proses belajar mengajar, maka diadakan tes untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Materi yang
disampaikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, pada
mata pelajaran IPA.
Adapun Hasil dari penguasan konsep pada mata Pelajar IPA masih
kurang. Ini dibuktikan dengan perolehan nilai yang kurang dari KKM yang
ditentukan yaitu 75
Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran Prasiklus dihasilkan data
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Tes Prasiklus
No Nama Nilai
1 Anisa Siti Masyaroh 70
2 Anisa Maulidia Lestari 70
3 Dina Fitria Ningsih 70
4 Dimas Yova Fediyanto 65
5 Muhammad Gilang Romadoni 75
6 Muhammad Sofyan Miftah Arifin 65
7 Mohammad Rosi 65
8 Sinta Astutik 70
9 Siti Romla 80
10 Khairul Nisa 75
11 Fajar 75
12 Riki Ferdiyanto 75
13 Muhammad Jamil 70
14 Sindi Amelia Putri 70
15 Windiyawati 80
Jumlah 1075
Rata-rata 72
23

Dari data di atas baru 6 siswa yang tuntas atau 40 % dari 15 siswa. Sisanya
ada 9 siswa atau 60 % yang belum tuntas.

2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Tindakan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 April 1 Mei 2014 di kelas IV


dengan jumlah siswa 15 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru.
Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I ini didapatkan data

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Lembar Observasi Diskusi Siklus I

Kelompok
No Keaktifan Siswa Jml Prosentase
I II III IV V
Keberanian siswa
dalam bertanya dan
1 1 2 2 2 1 8 53%
mengemukakan
pendapat
24

Motivasi dan
kegairahan dalam
mengikuti
2 pembelajaran 2 3 3 3 3 14 93%
( meyelesaikan tugas
mandiri atau tugas
kelompok )

Interaksi siswa
3 dalam mengikuti 3 3 3 3 3 15 100%
diskusi kelompok
Hubungan siswa
dengan guru selama
4 3 3 3 3 3 15 100%
kegiatan
pembelajaran

Hubungan siswa
dengan siswa lain
selama
5 2 2 3 2 2 11 73%
pembelajaran 
( Dalam kerja
kelompok)

Partisipasi siswa
dalam pembelajaran 
(memperhatikan),
6 ikut melakukan 1 1 1 2 2 7 47%
kegiatan kelompok,
selalu mengikuti
petunjuk guru).

Pada Siklus I Keberanian dalam bertanya dan berpendapat masih


sangat kurang hanya ada 53 %. Dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran  (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok,
selalu mengikuti petunjuk guru). 47%
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
25

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil


penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Lembar Penilaian Tes Siklus I


No Nama Nilai
1 Anisa Siti Masyaroh 70
2 Anisa Maulidia Lestari 70
3 Dina Fitria Ningsih 75
4 Dimas Yova Fediyanto 70
5 Muhammad Gilang Romadoni 70
6 Muhammad Sofyan Miftah Arifin 75
7 Mohammad Rosi 65
8 Sinta Astutik 70
9 Siti Romla 80
10 Khairul Nisa 75
11 Fajar 70
12 Riki Ferdiyanto 75
13 Muhammad Jamil 80
14 Sindi Amelia Putri 75
15 Windiyawati 75
Jumlah 1095
Rata-rata 73

c. Tahap observasi

Dari data di atas ada 8 siswa yang tuntas atau 53 % dari 15 siswa.
Sisanya ada 7 siswa atau 47 % yang belum tuntas, kenaikan dari
perolehan prasiklus sebanyak 2 orang atau sekitar 13 %.
d. Tahap Refleksi siklus I
26

Pada siklus I ini sudah ada perbaikan pembelajaran dengan

menggunakan metode diskusi, namun masih kurang signifikan hanya

ada 13 % dari prasiklus. Jadi perlu dilanjutkan pada siklus II

4. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II pada tanggal 8 dan 22 Mei 2014 di kelas

IV dengan jumlah siswa 15 siswa. Sedianya pertemuan Kedua siklus

II akan dilaksanakan tanggal 15 Mei, akan tetapi bertepatan dengan

libur Nasional. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang


27

digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada

siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5
Lembar Observasi Diskusi Siklus II
Kelompok
No Keaktifan Siswa Jml Prosentase
I II III IV V
Keberanian siswa
dalam bertanya dan
1 2 2 3 2 1 10 67%
mengemukakan
pendapat

Motivasi dan
kegairahan dalam
mengikuti
2 pembelajaran 2 3 3 3 3 14 93%
( meyelesaikan tugas
mandiri atau tugas
kelompok )

Interaksi siswa
3 dalam mengikuti 3 3 3 3 3 15 100%
diskusi kelompok
Hubungan siswa
dengan guru selama
4 3 3 3 3 3 15 100%
kegiatan
pembelajaran
Hubungan siswa
dengan siswa lain
selama
5 2 3 3 2 2 12 80%
pembelajaran 
( Dalam kerja
kelompok)
Partisipasi siswa
dalam pembelajaran 
6 3 2 2 2 2 11 73%
(memperhatikan),
ikut melakukan
28

kegiatan kelompok,
selalu mengikuti
petunjuk guru).

Tabel 4.6

Lembar Penilaian Tes Formatif Siklus II


No Nama Nilai
1 Anisa Siti Masyaroh 75
2 Anisa Maulidia Lestari 80
3 Dina Fitria Ningsih 75
4 Dimas Yova Fediyanto 80
5 Muhammad Gilang Romadoni 80
6 Muhammad Sofyan Miftah Arifin 75
7 Mohammad Rosi 70
8 Sinta Astutik 75
9 Siti Romla 85
10 Khairul Nisa 75
11 Fajar 70
12 Riki Ferdiyanto 80
13 Muhammad Jamil 80
14 Sindi Amelia Putri 80
15 Windiyawati 75
Jumlah 1155
Rata-rata 77

Dari data di Terdapat 13 siswa yang tuntas atau 87 % dari 15 siswa. Sisanya
ada 2 siswa atau 13 % yang belum tuntas. Berarti ada kenaikan dari perolehan
siklus I sebanyak 5 orang atau sekitar 33 %.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


29

Dengan menggunakan lembar observasi yang telah kita rencanakan


memperoleh Hasil pengolahan data pada setiap siklus bisa digambarkan dalam
tabel sebagai berikut :

Tabel 4.7
Rekapitulasi hasil tes semua siklus
No Siklus Pra siklus Siklus I Siklus II
Tunta Tidak Tunta Tidak Tunta Tidak
1 Ketuntasan
s Tuntas s Tuntas s Tuntas
2 Jumlah 6 9 8 7 13 2
3 Prosentase 40% 60% 53% 47% 87% 13%

Dari hasil analisa data persiklus yang ada diatas, maka dapatlah
diinterprestasikan sebagai berikut :
Hasil penelitian siklus I masih kurang memuaskan karena keaktifan siswa
dalam memahami pendekatan pembelajaran Metode Diskusi .masih belum baik
Hasil penelitian Siklus II sudah mulai nampak terbukti dengan kenaikan
prosestase dalam pendekatan pembelajaran Metode Diskusi serta cara kerja
kelompok maupun cara melakukan pengamatan, kerja, pemahaman materi cara
menyusun laporan siswa sudah memahami dan termotivasi dan perlu
dikembangkan.

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari hasil kegiatan Perbaikan Pembelajaran yang telah dilakukan sebanyak
dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisa yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran dengan metode diskusi motivasi
30

dan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah ketuntasan
belajar dalam setiap siklus.
Dengan lembar kerja yang dibuat oleh guru, guru lebih dapat menguasai
siswa dan guru sebagai fasilitator tidak mendominasi jalannya pembelajaran,
sedang siswa menemukan sendiri melalui penelitian, pendekatan pembelajaran
Metode Diskusi.
Prestasi belajar siswa lebih meningkat karena situasi pembelajaran tidak
membosankan.

B. Saran Tindak Lanjut


Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar yang edukatif,
yang pembelajarannya berpusat pada siswa aktif maka diperlukan strategi
pembelajaran yang bervariatif.
Salah satu strategi yang kami lakukan dengan langkah-langkah yang
sederhana dan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dikelas salah satunya adalah metode diskusi.
Harapan kami semoga teman-teman guru terus berkreatif demi
meningkatnya mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. I. G,K Wardani, Prof. Dr. M.sc.Ed., dkk 2013. Pemantapan Kemampuan


Professional . Jakarta : Universitas Terbuka .
2. IGK. Wardani, Dr. Kuswaya. Wihardat, Drs. M.Ed. Noehi. Noehi
Nasution, Drs.MA 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas
Terbuka .
3. Santosa, Puji, dkk. (2006). Materi dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam SD. Jakarta. Universitas Terbuka. .
4. Sutarno, Nono, Drs. M. Pd. dkk. (2006) Materi dan Pembelajaran IPA SD.
Jakarta. Universitas Terbuka.
31

5. Wiriaatmaja, Rochiati, Prof. Dr. Metode Penelitian Tindakan Kelas.


(2005). Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
6. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta. Rineksa Cipta.
7. Bell, F.H. 1979. Teaching and Learning Mathematices in Secondary
School. New York: Wim C. Brown Company Publisher.
8. Brown, A. L., & Walter, M.I. 1993. Problem Possing: Reflection and
Aplication. New Jersey: Lawrences Elbow Association Ltd.
9. Cosamin, M. 1998. Keberhasilan Guru dalam Memberikan Motivasi dapat
Meningkatkan Prestasi Siswa. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
Upaya-upaya Meningkatkan Peran Pendidikan Matematikan dalam Era
Globalisasi. PPS IKIP
10. BSNP, Standar Isi. Kurikulum 2006; Pedoman Khusus Pengembangan
Silabus dan Penilaian Mata Pelajar IPA. Jakarta:
11. Moleong, Lexy J. 2004. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosda Karya.
12. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
13. Nurhadi. 2002. Pendekatan Konstektual (Contextual Teaching and
Learning (CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai