Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Identifikasi Masalah
Belajar mengajar adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dalam
mencapai tujuan yang diterapkan.
Harapan yang ada pada setiap guru adalah materi pelajaran yang
disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas. Untuk
mencapai harapan tersebut kami mengembangkan strategi Belajar Sistem
Diskusi Kelompok sehingga jalannya pembelajaran berpusat pada siswa aktif,
bukan saja aktif secara fisik tetapi juga psikisnya.
Model pembelajaran ini kami rancang dengan memberikan kebebasan
pada siswa untuk berdiskusi, mencari, menemukan dan memutuskan masalah
dalam kelompoknya sendiri. Guru disini berfungsi sebagai fasilitator yang
bertugas membimbing dan mengarahkan siswa di dalam kelompok belajarnya.
Selain tersebut di atas, model pembelajaran ini juga memberikan
kebebasan pada siswa untuk melatih keberanian dalam mengungkapkan
gagasan, pendapat, yang dapat berfungsi mengubah pola pembelajaran
kovensional yang seluruh rangkaian belajar mengajar berpusat pada guru tanpa
sedikitpun memberikan kesempatan pada siswa.
Pada proses kegiatan belajar mengajar yang terjadi di SDN Kotaanyar
III terdapat permasalahan yang sama yaitu:
a. Aktifitas pembelajaran dikelas cenderung membosankan
b. Guru menjelaskan terlalu cepat
c. Siswa terlalu sibuk mendengarkan guru dan hanya mencatat saja.
d. 7 dari 15 Siswa terlihat malas.
e. Penggunaan metode yang kurang variatif
f. Penggunaan media yang kurang tepat.

1
2

2. Analisa Masalah
Dari hasil pengamatan peneliti di atas perlu kiranya di tindak lanjuti lebih
serius guna lebih memacu semangat belajar siswa baik di kelas atau di luar
kelas. Pembelajaran IPA haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada
kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan
definisi, diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal. Maka sangat perlu
kiranya mengadakan terobosan baru dalam proses belajar mengajar dikelas
dengan menggunakan:
a. Metode pembelajaran yang lebih variatif
b. Media peraga yang tepat, variatif, dan lebih mendekati kongrit.
c. Manajemen kelas harus lebih baik.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan masalah


Memperhatikan uraian di atas keadaan yang sama dialami juga oleh
siswa Kelas IV SDN Kotaanyar III Kabupaten Probolinggo, siswa masih
merasa kesulitan, takut dan kurang berani bertanya terhadap hal-hal yang
belum dipahami, sementara itu peneliti kurang melibatkan siswa dalam
pembelajaran. Keadaan ini jika dibiarkan maka nilai pelajaran IPA akan
semakin menurun dan gagal dalam memperoleh nilai ketuntasan minimal yang
telah ditentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru harus mampu
memberikan motivasi terhadap siswa melalui pengelolaan kelas yang menarik
dan melibatkan siswa dalam segala aktifitas pembelajaran.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang
dapat dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru. Guru hendaknya mengemas
proses belajar mengajar dengan metode yang tepat dan menarik dalam
penyajiannya. Salah satu langkahnya adalah menggunakan metode variasi dan
bantuan alat peraga. Menurut Holstein (1986: 67) media akan memperjelas dan
membuat pelajaran menjadi lebih konkrit dan jelas bagi siswa.
Guru akan dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik apabila
menguasai dan mampu mengajar didepan kelas dengan menggunakan metode
yang sesuai dengan pelajaran yang dibawakan atau disampikan. Diantara
3

sekian banyak metode yang dapat diterapkan untuk membawa siswa


memahami pelajaran yang sedang disampaikan dan menuju perolehan prestasi
belajar yang baik adalah dengan penerapan diskusi
Belajar dengan diskusi kelompok memudahkan bagi guru untuk
memberikan bimbingan baik klasikan maupun individual, karena posisi duduk
siswa diatur dengan model kelompok dan peneliti tuangkan dalam bentuk
penelitian tindakan kelas dengan: Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas
IV Tentang Energi Dan Lingkungan Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi
Kelompok Di SDN Kotaanyar III Probolinggo

B. Rumusan Masalah
Masalah dalam PTK ini adalah untuk mengurangi dominasi guru dalam
kelas, tetapi mengaktifkan siswa serta membangkitkan kreatifitas dalam suasana
pembelajaran yang menyenangkan, karena belajar IPA memerlukan suatu
penelitian dan pembuktian bukan hafalan.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
Bagaimana meningkatkan Motivasi belajar siswa kelas IV SDN Kotaanyar III
pada mata pelajaran IPA?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun penelitian bertujuan untuk :
Mendiskripsikan Cara meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN
Kotaanyar III pada mata pelajaran IPA

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yakni :
1. Bagi guru
a) Pembelajaran ini memudahkan bagi guru dalam upaya menyampaikan
materi, karena setiap materi cukup disajikan dalam bentuk lembar kerja
(LK). Dari lembar kerja itu yang nantinya akan didiskusikan dan dicari
permasalahan dibantu sumber dengan bimbingan guru.
4

b) Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menemukan kesulitan-kesulitan


belajar sendiri, karena sesuatu yang dialami dan ditemukan oleh anak itu
sendirilah yang akan dapat diingat selama-lamanya. Dari sesuatu yang
mereka peroleh dengan sadar itulah yang akan meningkatkan prestasi
belajar siswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
c) Setiap individu membutuhkan penghargaan, apalagi penghargaan itu dari
orang yang mereka hormati dan mereka kagumi. Penghargaan yang bisa
langsung diberikan oleh guru dalam pembelajaran diskusi kelompok ini
adalah dengan pemajangan hasil karya siswa, yang menempatkannya
sudah disiapkannya pada papan pajangan sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan.
2. Bagi Siswa
a) Melatih Berorganisasi
b) Belajar mengajar model kelompok sudah merupakan sebuah organisasi
kecil, dimana siswa diberi kebebasan untuk menentukan dan memilih
kelompoknya sendiri, mengatur dan memilih tempat duduknya sendiri
sesuai dengan kesepakatan di kelompoknya.
c) Melatih siswa berani menyampaikan ide dan gagasan
d) Dalam diskusi kelompok setiap siswa bebas mengeluarkan ide dan
gagasan, dari keberagaman perbedaan pendapat yang ada tersebut dapat
dijadikan khasanah dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih senang.
Suasana kelas menjadi lebih hidup dan bergairah.
3. Bagi Kepala Sekolah
Selain merupakan konstribusi untuk melibatkan guru-guru dalam
menyusun anggaran belanja sekolah terkait dana yang diperlukan dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran juga
digunakan sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kemampuan guru serta
peningkatan prestasi belajar siswa.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteriatik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar


1. Kajian Umum Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. (BSNP, Standar ISI, 2006, hal. 107)
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada
penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan
membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja
ilmiah secara bijaksana. (BSNP, Standar ISI, 2006, hal. 108)
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta

5
6

didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri


yang difasilitasi oleh guru. (BSNP, Standar ISI, 2006, hal. 108)

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar


Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah
Dasar
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
berikut.
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
7

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.

4. Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar
Penilaian.

B. Diskusi Kelompok
1. Pengertian Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok mempunyai tujuan utama agar anak dapat bersosialisasi
dan bekerjasma dalam kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah bersama.
Seperti melakukan percobaan, pengamatan, menelitian, bermain peran, juga untuk
mendorong anak yang pemalu dan penakut mau berbicara. Anak-anak yang
demikian merasa aman jika berbicara dalam kelompok kecil daripada secara
klasikal.
Melatih anak belajar dalam diskusi kelompok berarti menyiapkan anak untuk
menjadi dewasa yang bisa bekerja sama dengan orang lain. Dalam kenyataan
hidup yang membuat manusia sukses adalah kemampuan dalam menerapkan
kecerdasan untuk dapat bekerja sama dengan orang lain dalam mencapai tujuan
bersama, semakin penting dan mutlak dibutuhkan.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua pembelajaran cocok dilakukan dengan
belajar kelompok. Jika topik atau materi pelajaran merupakan masalah yang harus
dipecahkan bersama atau berupa Lembar Kerja (Lk) yang harus dikerjakan
melalui percobaan bersama atau kegiatan bermain peran memang memerlukan
kerja kelompok tetapi jika materi pelajaran yang menulis percakapan dua orang
cukup kerja berpasangan apalagi kalau mengarang pengalaman pribadi yang
cocok kerja individual.
8

Ada beberapa cara pengelompokan yang dapat dilakukan guru, misalnya


berdasarkan kemampuan, jenis kelamin atau campuran. Setiap jenis
pengelompokan tentu mengandung segi positif dan negatifnya, tergantung
bagaimana guru melaksanakannya, termasuk mengetahui mengapa guru
mengelompokkan berdasarkan kemampuan, dengan alas an misalnya agar mereka
dapat membahas topik dengan baik terbuka dalam kelompok sejenis dan
sebagainya. Adapun yang penting yang harus diperhatikan oleh guru adalah
bagaimana belajar kelompok dapat memaksimalkan hasil belajar semua anak
dengan kemampuan dan minat yang beragam.
Selain itu guru perlu mengetahui duduk berkelompok, tetapi siswa semuanya
aktif melakukan percobaan atau penelitian dan saling berdiskusi mengajukan
pendapat untuk memecahkan suatu masalah, bukan duduk berkelompok tetapi
tugas individu. Diharapkan dengan diskusi kelompok dapat mengembangkan
kemampuan intelektual karena setiap anggota kelompok melakukan proses
berfikir dan dapat berargumentasi dengan akal sehat atau masuk akal sehingga
kemampuan berbicara dalam mengembangkan pendapat, mengahragai pendapat
orang lain dan bekerjasama dapat terlaksana dengan baik.

2. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi kelompok


a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya, dapat pula
pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh
guru dan peserta didik. Yang penting, judul atau masalah yang akan
didiskusikan itu harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami
baik-baik oleh setiap peserta didik.
b. Untuk melaksanakan metode diskusi guru harus memberikan
pertolongan berupa pertanyaan/problem sebagai perangsang,
bimbingan dan pengarahan. Syarat-syarat pertanyaan diskusi sebagai
berikut:
1) Harus mengandung nilai diskusi, jangan hanya satu jawaban.
9

2) Harus merangsang adanya pemungutan suara. menolong dengan


menerangkan kembali apa yang sudah dibicarakannya tadi. Ia
dapat meminta orang lain untuk menyatakan gagasan-gagasannya
atau "berhumor" terhadap lawan-lawan bicaranya. Disamping itu iapun
dapat pula menilai dirinya sandiri mengenai hal-hal yang sudah
dibicarakannya atau mengenai sikap dan seberapa jauh
sumbangannya terhadap diskusi yang diikutinya itu.

3. Manfaat metode diskusi kelompok


a. Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga
terhadap belajar peserta didik, antara lain
b. Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih
baik ketimbang is memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai
sumbangan pikiran dari para peserta lainnya yang dikemukakan dari
berbagai sudut pandangan.
c. Mereka tidak terjebak kepada jalan pikirannya sendiri yang kadang-
kadang salah, penuh prasangka dan sempit, karena dengan diskusi is
mempertimbangkan alasan-alasan orang lain, menerima berbagai
pandangan dan secara hati-hati mengajukan pendapat dan pandangannya
sendiri.
d. Berbagai diskusi timbul dari percakapan guru dan peserta didik mengenai
sesuatu kegiatan belajar yang akan mereka lakukan. Bila kelompok/kelas
itu ikut serta membicarakan dengan baik, niscaya segala kegiatan belajar itu
akan beroleh dukungan bersama dari seluruh kelompok/kelas sehingga
dapat diharapkan hasil belajarnya akan lebih baik lagi.
e. Diskusi kelompok/kelas memberi motivasi terhadap berpikir dan
meningkatkan perhatian kelas terhadap apa-apa yang sedang mereka
pelajari, karena itu dapat membantu peserta didik menjawab
pertanyaan-pertanyaan guru dengan alasan-alasan yang memadai, bukan
hanya sekedar jawaban "ya" atau "tidak" saja.
10

f. Diskusi juga membantu mendekatkan atau mengeratkan hubungan


antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian
dari pada anggota kelas, karena dari pembicaraan itu mereka
berkesempatan menarik hal-hal atau pengertian-pengertian baru yang
dibutuhkan.
Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi dapat merupakan cara
belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat
merupakan pelepasan ide-ide, uneg-uneg dan pendalaman wawasan mengenai
sesuatu, sehingga dapat pula mengurangi ketegangan-ketegangan batin dan
mendatangkan keputusan dalam mengembangkan kebersamaan kelompok sosial

C. Motivasi belajar
Pada hakikatnya belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Motivasi belajar siswa merupakan hasil
belajar siswa didalam menempuh studi tertentu misalnya di Sekolah Dasar, di
Sekolah Menengah Tingkat Pertama, di Sekolah Tingkat Atas dan Perguruan
Tinggi. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia bahwa : “Motivasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang pada umumnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar erat
kaitannya prestasi yang dicapai dengan penilaian (evaluasi), karena untuk
mengetahui hasil belajar siswa harus dilakukan evaluasi pada akhir proses
pengajaran ataupun pada akhir semester. Prestasi belajar biasanya dinyatakan
dalam bentuk angka (nilai) atau huruf yang dapat mencerminkan kemampuan
siswa dalam mempelajari suatu materi.
Motivasi belajar siswa berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini
disebabkan karena berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar tersebut terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri seperti intelegensi
11

(kecerdasan), motivasi, perasaan, hasrat, minat, bakat, sikap, kesehatan dan


konsentrasi. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa yang
meliputi keadaan tempat belajar, situasi proses belajar mengajar, sosial ekonomi
orang tua, alat belajar, metode belajar, suasana pergaulan suasana rumah dan
perhatian orang tua terhadap pendidikan anak. Faktor-faktor diatas sangat
menentukan berhasilnya kegiatan belajar siswa.
Untuk mencapai belajar yang baik, perlu adanya keseimbangan antara
faktor internal dan faktor eksternal. Bagaimanapun baiknya kondisi faktor internal
siswa untuk mencapai prestasi, tanpa adanya dukungan dari faktor eksternal, maka
motivasi belajar yang baik akan sulit dicapai. Misalnya, seorang siswa yang
memiliki intelegensi yang cukup tinggi akan berprestasi tinggi apabila mendapat
dukungan sarana dan prasarana belajar dari orang tua dan sekolah. Seorang anak
yang mendapatkan berbagai fasilitas yang memadai tidak akan mencapai prestasi
yang optimal apabila tidak memiliki minat terhadap pelajarannya. Jai, apabila
ingin mendapatkan motivasi belajar yang baik maka kedua faktor tersebut harus
mendapat perhatian secara seimbang, sehingga anak tidak menghadapi kesulitan
dalam belajarnya.
12

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak Yang Membantu


1. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Kotaanyar
III Kecamatan Kotaanyar Probolinggo pada semester II tahun pelajaran
2013/2014 dengan jumlah murid 15 orang siswa, 7 laki-laki dan 8 siswa
perempuan, mata Pelajaran IPA dengan Materi Energi dan cara
penggunaannya.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian SDN Kotaanyar III Kecamatan Kotaanyar
Kabupaten Probolinggo. Teletak di pinggir jalan raya kabupaten di daerah yang
cukup padat Penduduk .
3. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian tanggal 22 April sampai dengan tanggal 27 Mei
2014 dengan rincian sebagai berikut:
Siklus I: Tanggal 22 dan 29 April 2014
Siklus II: tanggal 06 dan 13 Mei 2014
4. Pihak yang membantu:
Adapun pihak yang membantu kelancaran penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di Kelas IV SDN Kotaanyar III ini adalah :
a. Kepala sekolah : Ibu Sumarmi, S.Pd.
b. Supervisor 2 : Sri Sugiarti, S.Pd.
c. Murid Kelas IV
d. Teman sejawat

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional

12
13

dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman


terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan
pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya
adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus
yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan
kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Reflect
PLAN

Rev.
Plan
Act &
Observasi
Reflect

Act &
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK


14

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rencana
a. peneliti menyusun identifikasi masalah, analisi masalah, alternatif dan
perioritas pemecahan
b. membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan
perangkat pembelajaran.
2. Pelaksanaan
a. Observasi dibagi dalam 2 putaran, yaitu putaran 1, dan 2, dimana masing
putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di
akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk
memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
b. tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun
pemahaman konsep pada siswa di bantu oleh pengamat.
c. serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran model Diskusi
d. Langkah-langkah
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
- Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan.
- Memahami peta konsep tentang Energi panas.

2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memahami istilah sumber energi panas.
2) Menyebutkan contoh sumber energi panas
a) Lilin yang menyala menghasilkan panas
b) Gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas.
15

c) Dua telapak tangan yang digesekan menghasilkan


panas
3) Memahami matahari sebagai sumber energi panas yang
sangat besar dan tidak akan habis serta fungsinya bagi
kehidupan di Bumi.
4) Memahami bahwa panas dapat berpindah
5) Menyebutkan cara perpindahan panas untuk kebutuhan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar;
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan

3. Penutup
16

1) Menarik kesimpulan bahwa;


a) Sumber energi panas terbesar adalah matahari
b) Panas dapat berpindah

3. Pengamatan/Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian


a. Pengamatan/Teknik Pengumpulan data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
pengolahan metode pembelajaran diskusi, observasi aktivitas siswa, dan
tes formatif.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data,
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Cara pengumpulan data kualitatif tentang interaksi antar siswa dan / atau
dengan guru dalam pembelajaran akan dikumpulkan melalui pelaksanaan
observasi dengan alat bantu pemberian tugas dan hasil karya siswa.
Sedangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akan dikumpulkan melalui
pelaksanaan observasi dengan alat bantu lembar observasi terstruktur.
Adapun data kuantitatif yang akan merekam tentang daya serap siswa
terhadap pembelajaran akan dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi
secara tertulis dengan alat bantu evaluasi ( soal-soal ) bentuk pilihan
ganda, isian dan uraian.

b. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1) Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2) Rencana Pelajaran (RP)
17

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan


sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil
belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3) Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a) Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran diskusi,
untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk
mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
b) tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk
soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) 10 soal dan 5
soal esai.

4. Refleksi,
a. peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat.
b. berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi
untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

C. Teknik Analisis Data


Data hasil observasi pembelajaran dianalisis bersama-sama dengan
supervisor dan wali kelas IV SD Negeri Kotaanyar III Kecamatan Kotaanyar
Kabupaten Probolinggo, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan
pengalaman guru. Sedangkan hasil belajar siswa dievaluasi serta dianalisis
berdasarkan ketentuan belajar siswa.
18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Data yang diperoleh selama mengobservasi perbaikan pembelajaran IPA
tentang energi dan penggunaannya baik pada perbaikan pembelajaran siklus I
maupun siklus II.
Ruang belajar dan penataan meja belajar disesuaikan dengan kondisi kelas
serta jumlah. Kelas dikondisikan yang menyenangkan. Tempat duduk siswa dibuat
melingkar untuk diskusi kelompok dan dibuat model “U” dengan posisi guru
ditengah atau bentuk melingkar juga biasa berhadap-hadapan untuk diskusi kelas
sehingga tercipta suasana kelas yang penuh keakraban dan dengan mudah
melaksanakan model pembelajaran Metode Diskusi kelompok.
Selanjudnya murid dibagi menjadi 3 kelompok yang beranggotakan 5
orang siswa.

1. Diskripsi Prasiklus
Adapun Hasil dari penguasan konsep Kemajuan Teknologi pada mata
Pelajar IPA masih kurang. Ini dibuktikan dengan perolehan nilai yang kurang
dari KKM yang ditentukan yaitu 75

Hasil Tes Prasiklus


No Nama Nilai Ketuntasan
1 Dila Febrianti 70 Tidak Tuntas
2 Dini Febrianti 70 Tidak Tuntas
3 Ahmad Sodikin 80 Tuntas
4 Aji Ahmad Dani 65 Tidak Tuntas
5 Suharni 70 Tidak Tuntas
6 Ahmad Rifan Miwardi 65 Tidak Tuntas
7 Galang Adi Putra 65 Tidak Tuntas
8 Halimatus Sakdiyah 70 Tidak Tuntas
9 Nur Hidayati 75 Tuntas

18
19

10 Siti Humairatus Zahro 70 Tidak Tuntas


11 Sindi Dewi Lestari 75 Tuntas
12 Maulana Faqih Rizaldi 75 Tuntas
13 Trisandi Ananda Budiono 65 Tidak Tuntas
14 Hairul Anam 70 Tidak Tuntas
15 Laila Silvia Amtini 80 Tuntas
Jumlah 1065
Rata-rata 71

Dari data di atas baru 5 siswa yang tuntas atau 33 % dari 15 siswa. Sisanya ada 10
siswa atau 67 % yang belum tuntas.

2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-

alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 22 dan 29 April 2014 di kelas IV dengan jumlah siswa 15

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses

belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Tabel 4.5
20

Observasi Hasil Belajar Siklus I


No Nama Nilai Ketuntasan
1 70 Tidak Tuntas
Dila Febrianti
2 70 Tidak Tuntas
Dini Febrianti
3 75 Tuntas
Ahmad Sodikin
4 70 Tidak Tuntas
Aji Ahmad Dani
5 70 Tidak Tuntas
Suharni
6 75 Tuntas
Ahmad Rifan Miwardi
7 65 Tidak Tuntas
Galang Adi Putra
8 70 Tidak Tuntas
Halimatus Sakdiyah
9 80 Tuntas
Nur Hidayati
10 75 Tuntas
Siti Humairatus Zahro
11 70 Tidak Tuntas
Sindi Dewi Lestari
12 75 Tuntas
Maulana Faqih Rizaldi
13 80 Tuntas
Trisandi Ananda Budiono
14 75 Tuntas
Hairul Anam
15 75 Tuntas
Laila Silvia Amtini
Jumlah 1095
Rata-rata 73

Observasi

Dari data di atas baru 8 siswa yang tuntas atau 53 % dari 15 siswa. Sisanya ada 7
siswa atau 47 % yang belum tuntas. Berarti ada kenaikan dari perolehan prasiklus
sebanyak 3 orang atau sekitar 20 %.

Tahap Refleksi
Mengingat pada tahap ini masih belum begitu baik peningkatan Hasil
belajar yang yaitu baru sekitar 20%. Hal ini dimugkinkan karena metode
21

didkusi yang dilaknanakan masih relativ baru jadi siswa masih perlu
penyesuaian lagi. Untuk itu perlu kiranya dilanjutkan ke siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-

alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 6 dan 13 Mei 2014 di kelas IV dengan jumlah siswa 15 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi

pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak

terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah

tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

berikut.
22

Tabel 4.9
Lembar Penilaian Tes Formatif Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
1 Dila Febrianti Tuntas
75
2 Dini Febrianti Tuntas
80
3 Ahmad Sodikin Tuntas
75
4 Aji Ahmad Dani Tuntas
80
5 Suharni Tuntas
80
6 Ahmad Rifan Miwardi Tuntas
75
7 Galang Adi Putra Tidak Tuntas
70
8 Halimatus Sakdiyah Tuntas
75
9 Nur Hidayati Tuntas
85
10 Siti Humairatus Zahro Tuntas
75
11 Sindi Dewi Lestari Tidak Tuntas
70
12 Maulana Faqih Rizaldi Tuntas
80
13 Trisandi Ananda Budiono 80 Tuntas

14 Hairul Anam 80 Tuntas

15 Laila Silvia Amtini 75 Tuntas


Jumlah 1155
Rata-rata 77

Dari data di Terdapat 13 siswa yang tuntas atau 87 % dari 15 siswa. Sisanya ada 2
siswa atau 13 % yang belum tuntas. Berarti ada kenaikan dari perolehan siklus I
sebanyak 5 orang atau sekitar 33 %.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dengan menggunakan lembar observasi yang telah kita rencanakan
memperoleh Hasil pengolahan data pada setiap siklus bisa digambarkan dalam
tabel sebagai berikut :
23

Tabel 4.10
Rekap Hasil Observasi Keseluruhan Siklus
Pertambahan
Siklus I Siklus II
No Keaktifan siswa Perbaikan
Jml % Jml %
1 Cara melakukan kerja
12 80.00% 12 80.00%
kelompok 0.00%
2 Cara memahami materi 9 60.00% 11 73.33% 13.33%
3 Cara berdiskusi 10 66.67% 11 73.33% 6.66%
4 Cara menyusun laporan 10 66.67% 9 60.00% -6.67%
5 Cara Mengajukan
5 33.33% 5 33.33%
pertanyaan 0.00%
6 Cara melaporkan hasil kerja 13 86.67% 15 100.00% 13.33%

Perolehan perbaikan pembelajar dengan diskusi Siklus II dari data hasil observasi
siklus I sebesar Cara melakukan kerja kelompok mendapatkan kenaikan 0.00% ,
Memahami materi mendapatkan kenaikan 13.33%, , Cara berdiskusi mendapatkan
kenaikan 6.66%, Cara menyusun laporan Menanggapi turun -6.67% , Cara
Mengajukan pertanyaan tetap (0.00%) , Cara melaporkan hasil kerja naik 13.33%.

100.00%
90.00% Cara melakukan kerja
kelompok
80.00%
70.00% Cara memahami materi
60.00%
Cara berdiskusi
50.00%
40.00% Cara menyusun laporan
30.00%
Cara Mengajukan per-
20.00% tanyaan
10.00%
Cara melaporkan hasil kerja
0.00%
Siklus I Siklus II

Grafik 4.11
Grafik Batang Hasil Penelitian
24

Tabel 4.12
Hasil tes Tiap Siklus
No Siklus Tuntas Prosentase
1 Prasiklus 5 Siswa 33%
2 Siklus 1 8 Siswa 53%
3 Siklus 2 13 Siswa 87%

Prosentase
90%
80%
70%
60%
Prosentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.13
Grafik Batang Hasil Penelitian

Dari hasil analisa data persiklus yang ada diatas, maka dapatlah diinterprestasikan
sebagai berikut :
Hasil penelitian siklus I masih kurang memuaskan karena keaktifan siswa
dalam memahami pendekatan pembelajaran Metode Diskusi dengan media peraga
Gambar.masih belum baik
25

Hasil penelitian Siklus II sudah mulai nampak terbukti dengan kenaikan


prosestase dalam pendekatan pembelajaran Metode Diskusi dengan media peraga
Gambar serta cara kerja kelompok maupun cara melakukan pengamatan, kerja,
pemahaman materi cara menyusun laporan siswa sudah memahami dan termotivasi
dan perlu dikembangkan.
26

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran melalui dua siklus,
hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan kemajuan belajar
siswa ini didukung oleh ketrampilan mengajar guru dan motivasi belajar siswa.
Perolehan perbaikan pembelajar dengan diskusi Siklus II dari data hasil
observasi siklus I sebesar Cara melakukan kerja kelompok mendapatkan
kenaikan 0.00% , Memahami materi mendapatkan kenaikan 13.33%, , Cara
berdiskusi mendapatkan kenaikan 6.66%, Cara menyusun laporan Menanggapi
turun -6.67% , Cara Mengajukan pertanyaan tetap (0.00%) , Cara melaporkan
hasil kerja naik 13.33%.
Sedang Hasil belajar Siswa mendapatkan kenaikan dari pra siklus
( 33%) ke siklus 1 (53%) atau sebesar 20% dan dari siklus 1 ke Siklus II (87%)
sebesar 33 %.
Agar siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran IPA, Guru
menerapkan metode mengajar yang variatif dengan menggunakan alat peraga
dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajara dengan model Diskusi
kelompok

B. Saran Dan Tindak Lanjut


Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi energi gaya
gerak dan gaya pegas, guru hendaknya mampu memilih dan menerapkan
metode mengajar yang tepat dan menyenangkan bagi siswa agar tujuan
pembelajaran tercapai dengan hasil yang memuaskan .

26
27

DAFTAR PUSTAKA

1. I. G,K Wardani, Prof. Dr. M.sc.Ed., dkk 2013. Pemantapan Kemampuan


Professional . Jakarta : Universitas Terbuka .
2. IGK. Wardani, Dr. Kuswaya. Wihardat, Drs. M.Ed. Noehi. Noehi Nasution,
Drs.MA 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka .
3. Santosa, Puji, dkk. (2006). Materi dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
SD. Jakarta. Universitas Terbuka. .
4. Sutarno, Nono, Drs. M. Pd. dkk. (2006) Materi dan Pembelajaran IPA SD.
Jakarta. Universitas Terbuka.
5. Wiriaatmaja, Rochiati, Prof. Dr. Metode Penelitian Tindakan Kelas. (2005).
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
6. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. Rineksa Cipta.
7. Bell, F.H. 1979. Teaching and Learning Mathematices in Secondary School.
New York: Wim C. Brown Company Publisher.
8. Brown, A. L., & Walter, M.I. 1993. Problem Possing: Reflection and
Aplication. New Jersey: Lawrences Elbow Association Ltd.
9. Cosamin, M. 1998. Keberhasilan Guru dalam Memberikan Motivasi dapat
Meningkatkan Prestasi Siswa. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
Upaya-upaya Meningkatkan Peran Pendidikan Matematikan dalam Era
Globalisasi. PPS IKIP
10. BSNP, Standar Isi. Kurikulum 2006; Pedoman Khusus Pengembangan
Silabus dan Penilaian Mata Pelajar IPA. Jakarta:
11. Moleong, Lexy J. 2004. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosda Karya.
12. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai