PENDAHULUAN
banyak aktif dibandingkan guru. Penyampaian materi pelajaran perlu dirancang suatu
strategi pembelajaran yang tepat, yakni anak akan mendapatkan pengalaman baru dalam
belajarnya, selain itu siswa akan merasa nyaman.
Permasalahan dalam pencapaian kesuksesan kegiatan pembelajaran kerapkali
disebabkan oleh penerapan strategi pembelajaran yang tidak tepat dan terkesan monoton
bahkan membosankan. Penyebab utama dari masalah ini adalah selain disebabkan oleh
ketidaktepatan metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvesional yang
selalu menggunakan metode pengajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi
berbagai metode yang menantang. Termasuk adanya penyekat ruang struktural yang begitu
tinggi antara guru dan siswa.
Keadaan seperti tersebut diatas juga terjadi pada mata pelajaran apa saja, apalagi
sering didapati di lapangan bahwa pelajaran PPKn sering dialokasikan pada jam-jam
terakhir atau jam setelah olah raga. Hal ini dapat dipastikan, ketika para pembelajar
mengikuti mata pelajaran PKn mereka selalu lelah, malas berfikir, mengantuk, bercanda
dengan teman sebangku bahkan sampai ada yang membuat gaduh seisi kelas dengan ulah-
ulah mereka. Lebih khusus kondisi tersebut dialami oleh siswa-siswi kelas IV SD NEGERI
1 PEMANGKIH SEBERANG.
Dalam melaksankan tugas di lapangan peneliti sebagai guru kelas Sekolah Dasar
masih banyak menemui berbagai kendala. Masih banyak mata pelajaran yang belum
sepenuhnya dikuasai siswa sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan, SD
NEGERI 1 PEMANGKIH SEBERANG di kelas IV terutama dalam mata pelajaran PKn
tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan dengan penguasaan materi masih rendah,
hal ini dapat dilihat dari rata-rata pencapaian nilai ketuntasan dengan tingkat ketuntasan
25%. Dari jumlah 8 siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 hanya 2 siswa.
Untuk itu perlu mendapat penanganan dan perhatian peneliti. Selain rendahnya
prestasi belajar siswa, sikap masa bodoh siswa terhadap materi dalam pembelajaran
diabaikan.
1. Identifikasi Masalah
Masih banyak siswa yang belum menguasai konsep dengan benar tentang sistem
pemerintahan desa dan kecamatan. Melihat keadaan yang demikian peneliti merasa prihatin dan
ingin mencari cara terbaik untuk memecahkan maslah tersebut. Salah satu cara yang peneliti tempuh
adalah melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK. Di samping itu PTK ini juga peneliti
lakukan untuk memenuhi Tugas Perkuliahan.
3
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat peneliti ketika merancang kegiatan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus.
PTK untuk mata pelajaran PKn berkenaan dengan itu laporan ini memuat pendahuluan,
perencanaan, pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan yang diperoleh, serta kesimpulan dan
tindak lanjut.
2. Analisis Masalah
Setelah melakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi sistem
pemerintahan desa dan kecamatan di kelas IV semester I, ternyata guru mengalami beberapa masalah
yang sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam memahami materi ini. Hal ini terlihat pada
hasil tes formatif yang sebagian besar siswa belum mencapai target ketuntasan. Dari 8 siswa hanya 2
siswa ( 25% ) yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 6 siswa ( 75% ) belum mencapai target
sehingga hasilnya belum memuaskan.
Selama pelajaran berlangsung siswa terkesan tidak memperhatikan pelajaran, bahkan ada
beberapa siswa yang bermain-main sendiri, memperhatikan suasana di luar kelas, melamun, atau
mengantuk, pada saat guru menyampaikan pertanyaan, siswa tidak merespon dengan jawaban yang
diharapkan guru.
Dari hal tersebut peneliti dengan bantuan teman sejawat telah mengidentifikasi permaslahan
yang terjadi dalam pembelajaran tersebut identifikasi penyebab masalahnya adalah sebagai berikut.
a. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran.
a. Guru dalam menjelaskan materi tidak menggunakan alat peraga yang menarik.
b. Guru dalam memberikan tugas secara bergiliran kepada siswa tidak merata.
c. Siswa kurang antusias / tidak berminat dalam menerima pelajaran.
d. Guru kurang tepat dalam dalam memilih metode.
e. Siswa kurang tertarik pada penjelasan guru.
f. Siswa tidak merespon pertanyaan yang diberikan guru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah penulis akan melakukan perbaikan
melalui PTK yang akan difokuskan sebagai berikut.
a. Menggunakan metode yang bervariasi (diskusi dengan tugas).
b. Menggunakan alat peraga yang menarik.
c. Memberikan motivasi kepada siswa.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan serta dalam
pembelajaran.
e. Merupakan bahan diskusi dengan teman sejawat untuk meningkatkan motivasi belajara siswa
dalam pembelajaran yang kondusif.
2. Bagi Siswa
a. Merupakan alternatif untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn
sesuai dalam pembelajaran yang kondusif.
b. Memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki belajara siswa, sehingga
lebih dapat meningkatkan kemampuan guru.
3. Bagi Penulis
a. Untuk meningkatkan pengetahuan dalam pembelajaran PKn sebagai guru kelas, sehingga
mampu menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
b. Untuk meningkatkan bekal dalam mengajar, juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan melalui kegiatan penelitian.
4. Bagi Sekolah
a. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan citra sekolah di masyarakat, sehingga masyarakat
simpati sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya untuk meningkatkan pendidikan di
lingkungannya.
b. Sekolah yang gurunya sudah mampu membuat inovasi / perubahan maka perbaikan
pembelajarannya memberi kesempatan yang besar bagi guru dan sekolah untuk berkembang.
5. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dalam memilih dan menerapkan metode dan media pembelajaran
PKn serta menambah pengalaman pembelajaran sebagai tugas profesional.
1