Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
KONSEP RANGKA MANUSIA PADA MUATAN IPA
TEMA SEHAT ITU PENTING MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING
TIPE CARD SORT PADA SISWA KELAS 5
DI SD NEGERI PENGADILAN 2 BOGOR

Oleh :

ADE FARIDAH, S. Pd
NIP. 196503111987032005
Guru SD Negeri Pengadilan 2

PEMERINTAH KOTA BOGOR


DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI PENGADILAN 2
Alamat : Jl. Pengadilan No. 217 Bogor Tengah 16122
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran
baik dalam penguasaan materi maupun model pembelajaran selalu
diupayakan. Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan
kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan berbagai macam skenario
kegiatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan perpaduan antara
kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa.
Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang
dapat dilihat dari indikator yang terdapat dalam mata pelajaran. Di jenjang
sekolah dasar, terdapat lima mata pelajaran pokok yakni, Matematika, Bahasa
Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan terakhir
Pendidikan

Kewarganegaraan.

Setiap

mata

pelajaran

memiliki

karakteristiknya masing-masing. Begitupula dengan proses penyampaiannya,


guru harus memilki model yang mampu mengikuti setiap karakteristik mata
pelajaran tersebut. Contohnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
yang biasa di singkat dengan kata IPA. IPA dengan karakteristiknya yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, maka
pembelajaran IPA akan sangat cocok apabila menggunakan model

pembelajaran yang meningkatkan keingintahuan dan pemahaman siswa akan


suatu hal.
Pada kenyataannya, saat ini kondisi pembelajaran IPA belum
sepenuhnya sesuai dengan karakteristik IPA. Di SDN Pengadilan 2 Bogor,
masih ditemukan kendala-kendala dalam proses pembelajaran IPA yang
dibuktikan dari banyaknya jumlah siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran IPA kelas V di
SDN Pengadilan 2 Bogor yaitu 70. Dari hasil tes tertulis peserta didik
diperoleh nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 30 dengan
perolehan rata-rata pencapaian hasil belajar sebesar 64,62.
Dari pengamatan peneliti ditemukan pula bahwa faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa pada materi kerangka manusia dan fungsinya
terlihat bahwa dalam proses pembelajaran siswa kurang serius dalam
memperhatikan penjelasan guru, siswa lebih sibuk dengan kegiatannya
sendiri, siswa terlihat bosan dalam1 belajar, dan siswa lebih cenderung pasif
saat materi.
Melihat permasalahan tersebut tentunya dalam melaksanakan proses
belajar mengajar perlu dilakukan langkah-langkah yang sistematis, salah
satunya guru dapat memilih dan menyajikan strategi serta pendekatan belajar
yang efektif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk
menerapkan Strategi Active Learning tipe Card Sort. Strategi ini merupakan
kegiatan kolaboratif yang bias digunakan untuk mengajarkan konsep,
pengelolaan sifat, fakta tentang suatu obyek atau mengulangi informasi.
Gerakan fisik yang ada didalamnya dapat membantu menggairahkan siswa
yang merasa penat. Melalui penerapan strategi ini diharapkan dat

meningkatkan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada materi kerangka
manusia.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun Penelitian
dengan Judul Upaya meningkatkan hasil belajar konsep rangka manusia pada
muatan IPA tema sehat itu penting melalui strategi Active Learning tipe Card
Sort pada siswa kelas 5 di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka peneliti
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya masalah rendahnya hasil
belajarmuatan IPA kelas V SDN Pengadilan 2 Bogor tahun pelajaran 2014
2015, antara lain :
a. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga proses belajar
mengajar tidak efektif.
b. Teknik penyampain materi membosankan sehingga kurang menarik
siswa untuk belajar.
c. Interaksi pembelajaran yang terjadi hanya satu arah karena guru yang
dominan aktif sementara siswanya pasif
d. Guru belum sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran yang
kontektual dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan.
e. Hasil belajar nilai IPA di bawah KKM (70) yang ditetapkan belum
menunjukkan hasil yang menggembirakan.
f. Siswa merasa bosan dengan model pembelajaran yang dilakukan oleh
guru.
g. Siswa sulit memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
C. Analisis Masalah
Analisis yang peneliti dapat paparkan adalah masih rendahnya hasil
belajarkhususnya pada konsep kerangka manusia. Hal ini didapat dari datadata yang peneliti peroleh melalui hasil test tertulis perserta didik, diperoleh

rata-rata pencapaian hasil belajar

sebesar 64,62. Adapun siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 19 siswa atau 48,72 %, sedangan


siswa yang belum memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 20 siswa atau
51,28 %.
Dari hasil diskusi dengan supervisor dan teman sejawat bahwa analisis
masalah pembelajaran disebabkan oleh:
a. Siswa kurang terbiasa mengidentifikasi informasi yang termuat dalam
soal..
b. Siswa kurang memahami kata-kata kunci yang termuat dalam soal.
c. Siswa kurang terbiasa menghubungkan antara informasi yang termuat
dalam soal cerita dengan tuntutan penyelesaian soal atau pertanyaan
pada soal.
d. Siswa kurang terbiasa mengembangkan penalaran atau proses berpikir
dalam menyelesaikan soal, baik soal berbentuk bukan cerita maupun
soal cerita.
e. Siswa kurang

mendapat

kesempatan

mengungkapkan jalan/ proses pikirannya.


f. Guru kurangbervariasi memilih metode

cukup
atau

dalam

latihan

strategi

dalam

membelajarkan pembuatan model ipa dan penyelesaian soal.


Berdasarkan pengalaman peneliti, penyampaian materi dapat
menggunakan strategi Active Learning tipe Card Sortmemungkinkan siswa
terbiasa

menyelesaikan

masalah

dengan

aktif

melalui

keterampilan

pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang


esensi dari materi pelajaran yang sedang mereka pelajari.
D. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, langkah selanjutnya peneliti
merencanakan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki proses

pembelajaran maka peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan


masalah diantaranya :
a. Penerapan strategi Active Learning tipe Card Sortuntuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
b. Membiasakan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahapan-tahapan metode ilmiah.
c. Menerapkan strategi dalam membelajarkan pembuatan model IPA dan
penyelesaian soal dengan kartu.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas diketahui bahwa masalah
yang muncul pada saat peneliti melakukan awal pembelajaran cukup banyak
dan luas. Agar peneliti lebih fokus, maka masalah yang diteliti dibatasi hanya
meneliti :
a) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep kerangka
manusia?
b) Apakah strategi Active Learning tipe Card Sortefektif digunakan untuk
menerapkan konsep kerangka manusia ?
c) Apakah strategi Active Learning tipe Card Sort dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?
F. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan adalah :
a) Meningkatnya pemahaman siswa terhadap konsep kerangka manusia.
b) Mengetahui tingkat efektifitas strategi Active Learning tipe Card
Sortdalam menerapkan konsep kerangka manusia.

c) Meningkatnya hasil belajar siswa tentang konsep kerangka manusia


melalui strategi Active Learning tipe Card Sortdi kelas V SD Negeri
Pengadilan 2 Bogor.
G. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berguna baik secara teoritis maupun secara praktis.
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan hasil pembelajaran IPA terutama untuk siswa kelas V
Sekolah Dasar
2) Meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa
3) Agar siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru
secara cepat, tepat dan benar.
4) Agar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan benar dalam
pembelajaran IPA.
5) Agar siswa dapat belajar lebih menyenangkan sehingga lebih
bermakna.
b. Bagi guru
1) Sebagai masukan dalam mengembangkan kinerjanya yang kurang
maksimal dalam pembelajaran IPA.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan proses belajar mengajar yang
menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
3) Guru dapat menemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam
proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah
1) Sebagai salah satu masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah.
2) Sebagai salah satu masukan atau input dalam mengembangkan
metode pembelajaran yang tepat untuk menentukan keberhasilan
pembelajaran di sekolah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Proses pendidikan di sekolah, didalamnya terdapat pembelajaran
yang merupakan mesin utama pendidikan dan kegiatan yang paling
pokok dalam mencapai tujuan pendidikan. Ini berarti bahwa tercapai
tidaknya tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh peserta didik. Witherington mengemukakan
bahwa

belajar

sebagai

sebuah

perubahan

kepribadian

yang

dimanifestasikan kepada suatu pola respon individu yang mungkin


berupa keterampilan, sikap atau peningkatan kemampuan pemahaman
atas sesuatu (Rakhmat et al., 2006: 48).
Aunurrahman (2009: 38) menyebutkan bahwa Dalam pengertian
yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas
untuk memperoleh pengetahuan. Sedangkan Surya (1996: 23) dalam
buku Psikologi Pendidikan menyimpulkan pengertian belajar: belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Dengan belajar akan mempengaruhi tingkat pengetahuan yang
dimiliki oleh seseorang yang kemudian tercermin dari tingkah laku yang
9

ditunjukkan oleh seseorang tersebut. Hintzman seperti yang dikutip oleh


Muhibbin Syah (1995: 90) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku
organisme tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, belajar
merupakan suatu proses usaha tertentu untuk memperoleh pengetahuan
yang menghasilkan perubahan tingkah laku (pemahaman, sikap dan
keterampilan) yang dilakukan oleh individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Proses ini terjadi sedemikian rupa sehingga terjadinya suatu
perubahan pada diri seseorang yang terbentuk dari adanya pengalaman
ataupun hasil dari latihan.
b. Hasil Belajar
Hasil dan bukti dalam belajar ialah adanya perubahan tingkah laku,
misalnya dari ia tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Tapi bukan berarti hasil belajar harus selalu langsung tampak
dalam perilaku individu dan juga tidak harus serba baru, karena belajar
bisa saja merupakan penyempurnaan dari hasil belajar sebelumnya.
Hernawan, Asra, dan Dewi (2007 : 2),menyebutkan bahwa ciri-ciri
belajar yaitu :

a.

Adanya Perubahan perilaku dalam diri individu.

b.

Perubahan perilaku relative menetap.

c.

Perubahan perilaku merupakan hasil interaksi aktif


individu dengan lingkungan.
Hasil belajar yang diraih siswa baiknya tidak terlepas dari

keberartian dan kegunaan pelajaran bagi dirinya. Hasil

belajar juga

dipengaruhi oleh lingkungan serta strategi belajar yang diterapkan di


dalam kelas. Hasil belajar juga diperoleh melalui beberapa proses, karena
hasil belajar bukan saja hanya dengan penguasaan hasil latihan,
melainkan juga adalah perubahan perilaku. Proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Kingsley membagi
tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. (Sudjana,
2006: 22). Selanjutnya, Secara garis besar Benyamin Bloom
mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. (Sudjana, 2009:
22)
Adapun Menurut Bloom dalam Agus Suprijono (2009: 6)
menjelaskan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Berangkat dari teori tersebut dapat kita pahami bahwa
bentuk dari hasil belajar tidak selalu berupa perubahan pada kemampuan
kognitif atau pengetahuan saja, tetapi juga perubahan dapat terjadi pada
kemampuan afektif dan psikomotorik yang terdapat pada diri setiap
orang.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami
bahwa hasil belajar adalah prestasi atau taraf kemampuan yang telah
dicapai murid setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu

10

tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan


pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian
diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
c. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata Natural Science, artinya
ilmu pengetahuan alam. Ilmu pengetahuan alam pasti berhubungan
dengan alam atau bersangkut paut dengan alam Science artinya ilmu
pengetahuan. Jadi ilmu Pengetahuan Alam atau science itu pengertiannya
dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samantowa, 2006: 3).
H.W. Powler (Winataputra, 1993/1994: 122) mendefinisikan IPA
sebagai ilmu sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan
induksi.
Menurut

Rom

Harre

(Darmodjo.

Hendro,

1992/1993:

4)

menyebutkan bahwa IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji


kebenarannya, yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari
gejala alam yang diamati secara seksama. Dalam ini memuat dua hal
yang penting pertama yaitu IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan
berupa teori-teori, kedua bahwa teori-teori tersebut berfungsi untuk
menjelaskan gejala alam.
Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu
pengetahuan alam adalah pengetahuan atau teori yang mempelajari suatu
gejala yang ada di alam.

2. Active Learning

11

a. PengertianActive Learning
Pembelajaran aktif (active learning) adalah proses kegiatan belajar
dan mengajar dimana peserta didik mendapat kesempatan untuk lebih
banyak melakukan aktivitas belajar yang interaktif dengan materi
pelajaran sehingga mendorong siswa untuk lebih mudah dalam
memahami

pelajaran

dan

mencapai

hasil

belajar

yang

baik.

Sebagaimanamenurut umi mahmudah (2008:63) mengatakan bahwa :


pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan karakteristikpribadi yang mereka
miliki.
Disamping itu, prinsip dari pembelajaran aktif adalah siswa harus
semangat, aktif dan menyenangkan dengan penuh gairah untuk
mengikuti proses pembelajran. Mereka harus mengfungsikan otak,
mengkaji sebuah gagasan, mencari solusi untuk memecahkan masalah
dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Sehingga keaktifan siswa
dalam pembelajaran lebih dominan.
Pandangan tentang pembelajaran aktif (active learning) juga di
kemukakan oleh lukmanul hakim (2009 :54) bahwa pembelajaran aktif
(active

learning)

adalah

kegiatan

mengajar

yang

memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran yang


dipelajarinya.
Secara singkatnya pembelajaran aktif itu dirancang agar siswa aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi yang
ada pada diri siswa.

12

Menurut Bonwell (1995) yang kemudian dikutip oleh Neila


Ramadhani

bahwa

pembelajaran

aktif

memiliki

karakteristik-

karakteristik sebagai berikut:


Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian
informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan
ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau
permasalahan yang dibahas.
siswa tidak hanya mendengarkan Materi Pembelajaran secara pasif
tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan Materi
Pelajaran.
Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi Pelajaran.
siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi, Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi
pada pembelajaran.
Di samping karakteristik di atas, secara umum suatu proses
pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal.
Pertama, pada proses pembelajaran dimaksimalkannya interaksi
yang

munculantara

siswa,

sehingga

akanmenimbulkan

positiveinterdependence pada akhirnya proses berpikir anak menjadi


maksimal dalam kegiatan belajar.
Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran .
Ketiga,pada

proses

pembelajaran

aktif

ini

agar

dapat

memaksimalkannya sikap anak untuk mengeksplor materi yang sedang


dipelajari.
Keempat, munculnya sikap kritis pada anak sehingga akan
memudahkan siswa dalam menambah wawasannya.

13

Dari hal karakteristik dalam pembelajaran aktif (active learning)


selain materi dan keatifan yang ditekankan ada juga hal yang diperlukan
dalam proses pembelajaran aktif (active learning) yaitu berupa
perlengkapan atau media yang mendukung proses berjalannya kegiatan
pembelajaran. Sebagaimana menurut silberman (dalam Rusman, 2013:
399) bahwa:
banyak cara yang bisa membuat siswa belajar secara aktif yang
disebutnya dengan perlengkapan belajar aktif. Perlengkapan belajar
aktif yang dimaksud yaitu: tata letakruang kelas, metode
mengaktifkan siswa, kemitraan belajar, melakukan analisis
terhadap kebutuhan siswa, membangkitkan minat siswa,
pemahaman dan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran,
membentuk kelompok belajar,pemilihan tugas dan strategi yang
tepat , memfasilitasi dalam diskusi, kegiatan eksperimen, bermain
peran, penghematan waktu, dan pengendalian ativitas siswa yang
berlebihan.
Dari

semua

pengertian

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

pembelajaran aktif (active learning) merupakan pembelajaran yang


memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk megoptimalkan
keaktifannya dalam proses kegiatan belajar maupun proses berpikirnya
dengan memaksimalkan segala perlengkapan atau media yang ada di
sekitarnya sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan
berkesan.
b. Pembelajaran Aktif tipe Pemilahan Kartu (Card Sort)
Pembelajaran aktif pemilahan Kartu (Card Sort) merupakan salah
satu metode dalam pembelajaran yang menggunakan media kartu yang
berbasis visual. Metode Pemilihan kartu (Card Sort) digunakan guru
dengan maksud mengajak siswa untuk menemukan konsep atau fakta

14

dengan mengklasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.


Dalam pemilihan metode guru harus tepat dalam memilih sehinga
hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan keinginan. Itu sebabnya
penggunaan metode selain kesesuaian dari materi seorang guru harus
menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas, jumlah kelas. Menurut
Azhar (2002:24) terdapat enam unsur dasar dari suatu metode, antra lain:
1) Authority, yaitu adanya semacam dari seorang guru, membuat
murid yakin dan percaya pada dirinya sendiri.
2) Infantilisasi, murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima
"authority" dari guru. Ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang
dialami oleh seorang anak kecil.
3) Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang
berupa rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan dari
kepribadian seorang guru.
4) Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi
yang berlainan.
5) Rhythm, yaitu pelajaran membaca dilakukan dengan irama,
berhenti sejenak di antara kata-kata dan rasa yang disesuaikan
dengan nafas irama dalam.
6) Keadaan Pseudo-Passive, keadaan murid rileks tetapi tidak
tidur sambil mendengar irama musik.
Atas dasar pengertian diatas pengunaan model pembelajaran aktif
tipe Pemilahan Kartu bisa disebut juga aktifitas kerjasama yang bisa
digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik sehingga dapat
menumbuhkan kepercayaan diri sendiri pada diri siswa.
Menurut Yasin ( 2008: 185) menjelaskan Pembelajaran Aktif tipe
pemilihankartu(CardSort)adalahsuatustrategiyangdigunakanpendidik
denganmaksudmengajakpesertadidikuntukmenemukankonsepdanfakta
melaluiklasifikasimateriyangdibahasdalampembelajaran.
Adapun Tujuan dari Pemilihan kartu (Card Sort) adalah untuk

mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah


dipelajari siswa ( Sutikno, 2014:12).

15

Berdasarkan beberapa definisi Pembelajaran Aktif tipepemilihan


kartu (Card Sort)dapat kita pahami bahwa model pembelajaran dengan
memanfaatkankartuyangdigunakansebagaistrategimenemukankonsep
pembelajaransertamengungkapkandayaingatsiswaterhadapmateriyang
telahdipelajari.
c. Prosedur penerapan metode Pembelajaran Aktif tipe Pemilahan

Kartu (Card Sort)


Adapunlangkahlangkahpenerapanmetode cardsortmenurutZaini
(2002:30)antaralain:
d.
1) Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu
secara acak.
2) Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.
3) Mintalah peserta didik untuk mencari temanya yang memiliki
kertas/ kartu yang berisi tulisan yang sama untuk membentuk
kelompok dan mendiskusikannya.
4) Mintalah mereka untuk mempresentasikannya

Sedangkan Menurut Dedi Wahyudi (2015) langkah-langkah atau


prosedur penerapan metode card sort,sebagai berikut:
1) Langkah pertama, guru membagikan selembar kartu kepada
setiap siswa dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu
materi. Kartu tersebut terdiri dari kartu perhuruf.
2) Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang
kartu) yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya
untuk satu kelompok.
3) Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu mufrodat
atau masalah masing-masing.
4) Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan di papan
tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutanurutan bahasannya yang dipegang kelompok tersebut.
5) langkahkelima,seorangsiswapemegangkartudarimasingmasing
kelompokuntukmenjelaskandansekaligusmengecekkebenaran
urutanperhurufdalamsatumufrodat.
6) Langkahkeenam,bagisiswayangsalahmencarikelompoksesuai
bahasan atau materi pelajaran tersebut, diberi hukuman dengan

16

mencarijudulbahasanataumateriyangsesuaidengankartuyang
dipegang.
7) Langkahketujuh,gurumemberikankomentarataupenjelasandari
permaianantersebut.
HalHalyangharusdiperhatikandalamprosedurpenggunaanmetode
cardsortmenurutDedi Wahyudi (2015)antaralain:

1)
2)
3)
4)

Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut


Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama
Jangan memberi tanda kode apapun pada kartu-kartu tersebut
Kartu-kartu tersebut terdiri dari beberapa bahasan dan dibuat
dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa,
5) Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan
dan telah dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan
siswa yang kelelahan. Metode dapat digunakan untuk
mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi yang bersifat
konsep, karakteristik klasifikasi,fakta,dan mereview materi.
d. Kelebihan dan KelemahanPembelajaran Aktif tipe Pemilahan Kartu
(Card Sort)
Menurut Arief Saifullah (2010 : 18) Pembelajaran Aktif tipe
Pemilahan Kartu (Card Sort) memiliki kelebihan-kelebihan diantarnya:
1) Siswa lebih mudah menangkap materi dibanding dengan
menggunakan ceramah.
2) Siswa lebih antusias dalam pembelajaran.
3) Sosialisasi antar siswa lebih terbangun yakni antar siswa dengan
siswa lebih akrab setelah menggunakan model pembelajaran ini.
4) Meringankan beban kerja guru di kelas dalam pembelajaran.
5) Meminimalisir model ceramah yang menyebabkan siswa jenuh.
Sedangkan kelemahan Pembelajaran Aktif tipe Pemilahan Kartu
(Card Sort) menurut Arief Saifullah (2010 : 18) diantaranya :
1) Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa
dapat diperhatikan dengan baik.
2) Banyak menyita waktu terutama untuk mempersiapkan model
Pembelajaran Aktif tipe Pemilahan Kartu (Card Sort).
3) Butuh banyak pengeluaran dana untuk mempersiapkan model

17

ini.
3. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom
Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas
untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek
penelitian di kelas tersebut.Pertama kali penelitian tindakan kelas
diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya
dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave
Ebbutt dan lainnya.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati
tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian
dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang
dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan
mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara
sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan
masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan
yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau
berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. (Suharsimi:
2006).

18

19

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek yang berpartisipasi dalam proses Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran adalah siswa kelas V C SDN Pengadilan 2 Bogor, yang terdiri
dari 39 Siswa dengan rincian 21 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki
pada muatan IPAtema sehat itu penting tentang konsep kerangka manusia.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan Penelitan dilakukan di kelas V CSDN Pengadilan 2 yang
beralamat di Jl. Pengadilan No. 12 Kel. Pabaton, Kec. Bogor Tengah, Kota
Bogor, Jawa Barat
3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan

Penelitian

dilakukan

pada

semester

Tahun

Pelajaran2014-2015 dengan jadwal berikut :


Tabel 3.1.Jadwal Penelitian
N
Hari/Tanggal

Waktu

Kegiatan

o
1

Kamis, 30 Oktober 2014

07.30-09.30 wib

Selasa, 4 November 2014 07.30-09.30 wib

Rabu, 5 November 2014

Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan
Perbaikan
Pembelajaran ( Siklus 1)
Pelaksanaan
Perbaikan
Pembelajaran ( Siklus 2)

07.30-09.30 wib

4. Pihak yang Membantu


21
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan
Pembelajaran dibantu oleh Kepala
Sekolah selaku supervisor 1 dan salah satu guru sebagai rekan sejawat

20

sebagai supervisor 2, yang selalu sedia membatu kesulitan-kesulitan yang


ditemui oleh peneliti dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran
ipatentang konsep anggota tubuh manusia.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) untuk perbaikan
pembelajaran

pada

pembelajaran

ipatentang

konsep

anggota

tubuh

manusiakelas V Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 2 Bogor dengan jumlah


siswa sebanyak 39 siswa,
Adapun Prosedur perbaikan pembelajaran sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi

Siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan Observasi

Perencanaan

Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan Observasi

Prosedur Pelaksanaan
Perbaikan
PKP dalam
SelanjutnyaGambar
dalam 3.1
perencanaan
kegiatan yang
dilakukan

memecahkan permasalahan yang ditemui selama mengadakan proses


pembelajaran, kemudian dengan perencaan tersebut akan dipergunakan untuk
mengadakan pelaksanaan serta pengamatan kegiatan perbaikan dan refleksi,
kemudian dirancang dengan desai prosedur perbaikan sebagai berikut :
1. Mengamati fakta/data pembelajaran IPA di kelas VSDN Pengadilan 2.
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas, yaitu :
a. Pendahuluan (5 menit)

21

1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin


oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
3) Mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran
4) Menghubungkan materi pelajaran lalu dengan pelajaran sekarang
5) Menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang
akan dicapai.
6) Guru memberikan pertanyaan pembuka yang berhubungan dengan
perubahan linkungan disekitar tempat tinggal siswa.
b. Kegiatan Inti ( 60 menit )
1) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai konsep kerangka
manusia.
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
gambar kerangka manusia : Apa fungsi dari kerangka manusia?
3) Siswa mengerjakan latihan tentang konsep kerangka manusia
4) Guru mengkonfirmasi jawaban siswa
c. Penutup (5 menit)
1) Guru menutup pembelajaran dengan mengulas kembali materi yang
telah dipelajari.
2) Guru dapat menanyakan apakah siswa sudah memahami materi
tersebut.
3) Guru memberikan pertanyaan secara lisan secara acak kepada siswa
untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran ini.
4) Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari
5) Guru memberikan PR kepada siswa.
Berdasarkan hasil test tertulis pada Pra Siklus didapatkan hasil yang
kurang memuaskan, dimana masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di
bawah KKM yang ditentukan, antara lain hanya 19 siswa (48,72%) yang

22

mendapatkan nilai mencapai KKM dan 20 siswa (51,28%) nilainya masih di


bawah KKM.
3. Melakukan analisis masalah yang terjadi di kelas VC SDN Pengadilan 2
pada pelajaran IPA yaitu :
a. Guru kurang memotivasi siswa sebelum melakukan proses pembelajaran.
b. Penjelasan guru kurang menarik minat siswa untuk memperhatikan
c.
d.
e.
f.

materi yang diajarkan.


Guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran.
Guru tidak menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
Siswa tidak fokus dalam proses pembelajaran.
Siswa tidak dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran.
g. Kurangnya bimbingan secara individu dalam proses mengerjakan tes
kepada siswa yang lambat dalam menyerap materi pelajaran.
h. Melakukan alternatif dan prioritas pemecahan masalah, yaitu dengan cara
melakukan 2 siklus perbaikan pembelajaran IPAkelas V Sekolah Dasar
Negeri Pengadilan 2 Bogor
i. Menentukan Metode Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
strategi Active Learning tipe Card Sort.
4. Merumuskan masalah, yaitu Upaya meningkatkan hasil belajar konsep
rangka manusia dan fungsinya pada muatan IPA tema sehat itu penting
melalui strategi Active Learning tipe Card Sort pada siswa kelas 5 di SD
Negeri Pengadilan 2 Bogor.
5. Melakukan tindakan

Tindakan perbaikan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai


berikut :
a. Siklus 1
1) Perencanaan
a) Menetapkan waktu pelaksanaan yaitu tanggal 4 November 2014.
b) Menetapkan materi pelajaran yaitu materi tentang rangka manusia.

23

c) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam


proses pembelajaran.
d) Mempersiapkan perangkat pembelajaran
e) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS )
f) Mempersiapkan lembar observasi yang digunakan observer.
2) Pelaksanaan
Pada tahap ini adalah tahap pelaksanaan tindakan untuk
perbaikan pembelajaran yang dilakukan meliputi :
a) Pendahuluan (10 Menit)
(1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama
dipimpin oleh seorang siswa dengan penuh khidmat;
(2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
(3) Mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran (dengan
duduk berkelompok) .
(4) Menghubungkan materi pelajaran lalu dengan pelajaran
sekarang.
(5) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
(6) Sebelum memasuki materi rangka manusia guru meminta siswa
menyanyikan lagu kepala pundak lutut kaki diikuti dengan
gerakannya.
(7) Guru menjelaskan prosedur kegiatan belajar menggunakan cart
sort.
b) Kegiatan Inti (70 Menit)
(1) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai konsep rangka
manusia.
(2) Guru menjelaskan dengan media gambar untuk memudahkan
siswa dalam memahami rangka manusia.
(3) Siswa memulai pembelajaran menggunakan model cart sort.
(4) Siswa mencari kelompok yang dengan mencari pasangan kartu
untuk menjadi bagian utuh kerangka manusia.

24

(5) Siswa berdiskusi mencari fungsi dari masing-masing kartu yang


setiap angota kelompok dapatkan serta menuliskan jawaban
pada lembar cart sort.
(6) Setiap kelompok menempelkan hasil jawaban cart sortpada
papan tulis.
(7) Guru bersama siswa menilai susunan dan jawaban yang benar
pada setiap kelompok.
(8) Guru memberikan hadiah dan ucapan selamat bagi kelompok
yang susunan dan jawaban cart sort benar.
(9) Siswa mengerjakan soal post test individu.
c) Penutup (10 Menit)
(1) Guru menutup pembelajaran dengan mengulas kembali materi
yang telah dipelajari.
(2) Guru menanyakan apakah siswa sudah memahami materi
tersebut.
(3) Guru memberikan pertanyaan secara lisan secara acak kepada
siswa untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran ini.
(4) Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah
dipelajari
(5) Guru memberikan tugas PR.
Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan
yang dilakukan oleh observer yaitu teman sejawat di sekolah.
Refleksi
Data-data yang diperoleh dari hasil kegiatan pembelajaran
dan hasil pengamatan kemudian dianalisis, sehingga hasil analisis
yang didapat dijadikan pedoman dalam melakukan tindakan
perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya.
b. Siklus 2

25

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan sesuai dengan


rencana perbaikan pembelajaran terhadap hasil nilai siswa yang diperoleh
menunjukkan hasil yang memuasakan dimana terdapat 26 siswa
(66,67%) yang mendapat nilai mencapai KKM yang ditentukan, maka
diadakan perbaikan siklus 2 dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Menetapkan waktu pelaksanaan yaitu tanggal 5 November 2014.
b) Melanjutkan materi pelajaran yaitu konsep rangka manusia.
c) Mempelajari materi perbaikan yang akan diberikan kepada siswa.
d) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran
e) Mempersiapkan perangkat pembelajaran
f) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa
g) Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan observer.
2) Pelaksanaan
Tahap berikut ini merupakan pelaksanaan tindakan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan meliputi :
a) Pendahuluan (10 Menit)
(1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama
dipimpin oleh seorang siswa dengan penuh khidmat;
(2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
(3) Mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran ( dengan
duduk berkelompok).
(4) Menghubungkan materi pelajaran lalu dengan pelajaran
sekarang
(5) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
(6) Guru menjelaskan prosedur kegiatan belajar menggunakan cart
sort.
b) Kegiatan Inti (40 Menit)
(1) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai konsep rangka
manusia.

26

(2) Guru menjelaskan dengan media gambar untuk memudahkan


siswa dalam memahami rangka manusia.
(3) Siswa memulai pembelajaran menggunakan model cart sort.
(4) Siswa mencari kelompok yang dengan mencari pasangan kartu
untuk menjadi bagian utuh kerangka manusia.
(5) Siswa berdiskusi mencari fungsi dari masing-masing kartu yang
setiap angota kelompok dapatkan serta menuliskan jawaban
pada lembar cart sort.
(6) Setiap kelompok menempelkan hasil jawaban cart sortpada
papan tulis.
(7) Guru bersama siswa menilai susunan dan jawaban yang benar
pada setiap kelompok.
(8) Guru memberikan hadiah dan ucapan selamat bagi kelompok
yang susunan dan jawaban cart sort benar.
(9) Siswa mengerjakan soal post test individu.
c) Penutup (10 Menit)
(1) Guru menutup pembelajaran dengan mengulas kembali materi
yang telah dipelajari.
(2) Guru dapat menanyakan apakah siswa sudah memahami materi
tersebut.
(3) Guru memberikan pertanyaan secara lisan secara acak kepada
siswa untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran ini.
(4) Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
(5) Guru memberikan tugas PR.
Pengamatan
Pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan
yang dilakukan oleh teman sejawat selaku observer. Setelah
melakukan pengamatan terlihat adanya perubahan kearah yang
lebih positif. Siswa sudah memiliki motivasi yang tinggi dalam

27

mengikuti materi pelajaran yaitu dengan ikut aktif dan kreatif


dalam proses pembelajaran.
Refleksi
Setelah data-data diperoleh dan dianalisis dapat ditemukan
hasil tes siswa kelas VC SDN Pengadilan 2 Bogor pada mata
pelajaran IPA tentang konsep rangka manusia di siklus 2 dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi Active Learning
tipe Card Sortpada proses pembelajaran dapat memberikan
pengaruh positif terhadap daya serap siswa dengan hasil belajar
yang meningkat.
C. Teknis Analisis Data
Pada setiap kegiatan dilakukan observasi menggunakan instrumen
observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa. Dalam mengumpulkan
data dan mendapatkan data, maka peneliti menggunakan tehnik-tehnik sebagai
berikut :
1. Tehnik observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian siswa kelas V C untuk mencatat aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran data tersebut menggunakan tehnik kualitatif
2. Tehnik test yaitu evaluasi untuk mendapatkan skor hasil belajar siswa pada
setiap siklus dengan menggunakan tehnik kuantitatif.
3. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Data kuantitatfif berbentuk angka-angka yang didapat dari hasil
test siswadari setiap siklus dijabarkan dalam bentuk tabel persiklus dan
dalam bentuk garik, sedangkan data kualitatif berbentuk kata-kata atau
kalimat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

28

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pra Siklus
a. Perencanaan
Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi
Dasar.
2) Menentukan indikator pembelajaran
3) Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
4) Mempersiapkan materi pelajaran
5) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran
6) Mempersiapkan Lembar soal Post Test
b. Tindakan
1) Guru memulai pembelajaran dengan memotivasi siwa secara
keseluruhan guna meningkatkan motivasi belajar terhadap materi yang
akan diajarkan.
2) Guru menjelaskan materi rangka manusia
3) Siswa secara individu mengerjakan Lembar soal Post Test.
c. Pengamatan
1) Teman sejawat / observer mengamati proses pembelajaran konsep
rangka manusia.
2) Teman sejawat/observer

mencatat

temua-temuan

pada

proses

pembelajaran berlangsung.
3) Berdasarkan pengamatan observer terhadap proses pembelajaran
ditemukan beberapa hal, antara
33 lain :
a) Penguasaan kelas masih belum maksimal, masih ada beberapa
siswa yang mengobrol ketika guru menerangkan materi pelajaran.
b) Beberapa siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran.
c) Proses pembelajaran didominasi oleh siswa yang pandai saja.
d. Refleksi
Pada proses pembelajaran Prasiklus diperoleh datanilai siswa
sebagai berikut : 20 siswa dari 39 siswa ( 51.28% ) memperoleh nilai
di bawah KKM, sedangkan 19 siswa dari 39 siswa ( 48.72 % )
memperoleh nilai mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70 dengan

29

perolehan nilai rata-rata kelas64,62, pada Prasiklus ini siswa masih


banyak yang mendapat nilai di bawah KKM.
Tabel 4.1. Hasil Belajar Berdasarkan Pencapaian Target KKM
PRA SIKLUS

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

NAMA SISWA
ARFAN GHAZI DANADYAKSA HUSNI JUNIOR
AUDRY FIRDIANI SUKINDAR
AQILLA NAJLA BIMA PURWARA
DHIANI SUSANTI
FEBRIO NELFIKRIANSYAH
KARTIKA RAMADANTI PRATIWI
KEYLA HEVIAN LEORA
KIA AGUSTIN
MUHAMMAD GARALT ADYATNA
M .RAFLY MAULIDAN
NAUFALDO INDRA PRATAMA
NAUFAL AUZAN RAMADHAN
NATASYA SEBINA
NASWA SANDYA
NAIA APRILIA RIAQIQA
NADYA PUTRI ARDHANA
SALVA RIDISTA PUTRI SABRINA
ANANDA PUTRI ISNAENI
ABBINOEH MOCHAMAD FAIZAL DHENI
CHANTIKA ELDA KHALIQA
GISAYU RAMANDIANI
INTAN ZALSABHILA
JILAN ATRIDA WAVI
SANDRA NOVIA
ZAHRA ARDHI KAMILATI
ADITYA PRATAMA
ANGGI HARDIANSYAH
DIEGA REYHAN TRISNO PUTRA
IBNU KHAIRY WIJAYA
LUTFI GHAISAN
MOCHAMMAD RIYU
MUHAMAD FAHRI NURFARIZI
MUHAMAD RAYHAN ADRIAN

KK
M
70

IPA
80
70
70
90
60
60
80
60
70
70
50
40
60
70
70
60
60
60
50
30
80
90
80
60
60
60
70
70
60
60
50
70
80

NILAI
KETERANGAN
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas

30

N
o
34
35
36
37
38
39

KK
M

NAMA SISWA
MOHAMAD TOGAR SITUMEANG
NADYA AULIA
RAFA PERDANA SAPUTRO
RAMA KALYANA PRYAMITRA
CAHYANI AQMARINA ADANI
FIDRA ALISYA APRILIANDA
JUMLAH
Rata-rata anak
Pencapaian KKM (%)

IPA
70
60
50
50
70
70
2520
64,62
48,72
%

NILAI
KETERANGAN
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas

Berdasarkan data-data nilai dan pengamatan di atas peneliti perlu


melakukan beberapa perbaikan pembelajaran pada siklus 1, terutama
dalam hal pemanfaatan media pembelajaran serta metode pembelajaran
harus menarik minat siswa, serta pemanfaatan waktu agar lebih optimal.

Pra Siklus
52

51.28

51
50

48.72

49
48
47
nilai di atas KKM

nilai di bawah KKM

Gambar 4.1. Grafik Rekapitulasi Pencapaian Target KKM


2. Siklus 1
a. Perencanaan
Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

31

1) Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi


Dasar.
2) Menentukan indikator pembelajaran
3) Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
4) Mempersiapkan materi pelajaran
5) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran
6) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa
7) Mempersiapkan Lembar Soal Post Test
b. Tindakan
1) Guru memulai pembelajaran dengan memotivasi siwa secara
keseluruhan guna meningkatkan motivasi belajar terhadap materi yang
akan diajarkan.
2) Guru menjelaskan dengan media gambar untuk memudahkan siswa
dalam memahami rangka manusia.
3) Siswa mencari kelompok yang dengan mencari pasangan kartu untuk
menjadi bagian utuh kerangka manusia.
4) Siswa berdiskusi mencari fungsi dari masing-masing kartu yang setiap
angota kelompok dapatkan serta menuliskan jawaban pada lembar
cart sort.
5) Setiap kelompok menempelkan hasil jawaban cart sort pada papan
tulis.
6) Guru memberikan hadiah dan ucapan selamat bagi kelompok yang
susunan dan jawaban cart sort benar.
7) Siswa mengerjakan soal post test individu.
c. Pengamatan
1) Teman sejawat / observer mengamati proses pembelajaran
2) Teman sejawat/observer mencatat temua-temuan pada

proses

pembelajaran berlangsung
3) Berdasarkan pengamatan observer terhadap proses pembelajaran
ditemukan beberapa hal, antara lain :
a) Penguasaan kelas sudah maksimal, akan tetapi masih ada beberapa
siswa yang mengobrol ketika guru menerangkan materi pelajaran.

32

b) Penggunaan media pembelajaran media gambar dan cart


sortkurang maksimal.
c) Beberapa siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran
d) Proses pembelajaran didominasi oleh siswa yang pandai saja.
d. Refleksi
Pada proses pembelajaran siklus 1 diperoleh data nilai siswa
sebagai berikut : 13 siswa dari 39 siswa ( 33,33 % ) memperoleh nilai
di bawah KKM, sedangkan 26 siswa dari 39 siswa ( 66,67 % )
memperoleh nilai mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70 dengan
perolehan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73,33, pada siklus 1
ini siswa belum tuntas secara keseluruhan.
Berdasarkan data-data nilai dan pengamatan di atas peneliti
perlu melakukan beberapa perbaikan pembelajaran pada siklus 2,
terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran secara real,
metode pembelajaran harus menarik minat siswa, serta pemanfaatan
waktu agar lebih optimal.
Tabel 4.2. Hasil Belajar IPA Berdasarkan Pencapaian Target KKM Siklus 1
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

NAMA SISWA
ARFAN GHAZI DANADYAKSA HUSNI JUNIOR
AUDRY FIRDIANI SUKINDAR
AQILLA NAJLA BIMA PURWARA
DHIANI SUSANTI
FEBRIO NELFIKRIANSYAH
KARTIKA RAMADANTI PRATIWI
KEYLA HEVIAN LEORA
KIA AGUSTIN
MUHAMMAD GARALT ADYATNA
M .RAFLY MAULIDAN
NAUFALDO INDRA PRATAMA
NAUFAL AUZAN RAMADHAN
NATASYA SEBINA
NASWA SANDYA

KK
M
70

IPA
100
80
80
80
70
60
70
90
80
80
60
60
70
80

NILAI
KETERANGAN
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas

33

N
o
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

NAMA SISWA
NAIA APRILIA RIAQIQA
NADYA PUTRI ARDHANA
SALVA RIDISTA PUTRI SABRINA
ANANDA PUTRI ISNAENI
ABBINOEH MOCHAMAD FAIZAL DHENI
CHANTIKA ELDA KHALIQA
GISAYU RAMANDIANI
INTAN ZALSABHILA
JILAN ATRIDA WAVI
SANDRA NOVIA
ZAHRA ARDHI KAMILATI
ADITYA PRATAMA
ANGGI HARDIANSYAH
DIEGA REYHAN TRISNO PUTRA
IBNU KHAIRY WIJAYA
LUTFI GHAISAN
MOCHAMMAD RIYU
MUHAMAD FAHRI NURFARIZI
MUHAMAD RAYHAN ADRIAN
MOHAMAD TOGAR SITUMEANG
NADYA AULIA
RAFA PERDANA SAPUTRO
RAMA KALYANA PRYAMITRA
CAHYANI AQMARINA ADANI
FIDRA ALISYA APRILIANDA
JUMLAH
Rata-rata anak
Pencapaian KKM (%)

KK
M

IPA
80
60
50
70
60
60
80
90
100
70
60
60
80
80
70
80
60
90
90
80
70
60
60
80
60
2860
73,33
66,67
%

NILAI
KETERANGAN
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas

34

Siklus 1
70
60
50
40
30
20
10
0

66.67
33.33

nilai di atas KKM

nilai di bawah KKM

Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Pencapaian Target KKM


3. Siklus 2
a. Perencanaan
Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Dasar.
Menentukan indikator pembelajaran
Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
Mempersiapkan materi pelajaran
Mempersiapkan alat dan media pembelajaran
Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa
Mempersiapkan Lembar Soal Post Test

b. Tindakan
1) Guru memulai pembelajaran dengan memotivasi siwa secara
keseluruhan guna meningkatkan motivasi belajar terhadap materi yang
akan diajarkan.
2) Guru menjelaskan dengan media gambar untuk memudahkan siswa
dalam memahami rangka manusia.
3) Siswa mencari kelompok yang dengan mencari pasangan kartu untuk
menjadi bagian utuh kerangka manusia.

35

4) Siswa berdiskusi mencari fungsi dari masing-masing kartu yang setiap


angota kelompok dapatkan serta menuliskan jawaban pada lembar
cart sort.
5) Setiap kelompok menempelkan hasil jawaban cart sort pada papan
tulis.
6) Guru memberikan hadiah dan ucapan selamat bagi kelompok yang
susunan dan jawaban cart sort benar.
7) Siswa mengerjakan soal post test individu.
c. Pengamatan
Pada kegiatan pembelajaran siklus 2 teman sejawat/observer
mencatat semua temuan pada proses pembelajaran berlangsung, temuan
tersebut antara lain :
1) Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran.
2) Model Pembelajaran sudah sangat menarik minat siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran
3) Penggunaan media real pada proses pembelajaran sudah optimal hal
ini dapat terlihat ketika siswa mengerjakan LKS menggunakan media
real.
4) Hasil akhir yang diperoleh sudah baik dan berhasil mencapai nilai
KKM yang ditentukan.
d. Refleksi
Pada proses pembelajaran siklus 2 diperoleh data-data

nilai

sebagai berikut : seluruh siswa dari 39 siswa ( 100 % ) memperoleh nilai


mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70 dengan nilai rata-rata kelas
84,10.
Rata-rata kelas pada siklus 2 ini mencapai 84,10. sehingga pada
siklus 2 ini nilai siswa yang diperoleh semakin meningkat. Sehingga
target pencapaian nilai KKM yang ditentukan dianggap berhasil.

36

Berikut ini data-data hasil perolehan nilai siswa dari mulai Pra
Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 peneliti tampilkan dalam bentuk tabel dan
grafik, sehingga dapat dilihat perbandingan dari data-data yang didapat
pada tiap-tiap siklus.

37

Tabel 4.3. Hasil Belajar IPA Berdasarkan Pencapaian Target KKM Siklus II
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

NAMA SISWA
ARFAN GHAZI DANADYAKSA HUSNI JUNIOR
AUDRY FIRDIANI SUKINDAR
AQILLA NAJLA BIMA PURWARA
DHIANI SUSANTI
FEBRIO NELFIKRIANSYAH
KARTIKA RAMADANTI PRATIWI
KEYLA HEVIAN LEORA
KIA AGUSTIN
MUHAMMAD GARALT ADYATNA
M .RAFLY MAULIDAN
NAUFALDO INDRA PRATAMA
NAUFAL AUZAN RAMADHAN
NATASYA SEBINA
NASWA SANDYA
NAIA APRILIA RIAQIQA
NADYA PUTRI ARDHANA
SALVA RIDISTA PUTRI SABRINA
ANANDA PUTRI ISNAENI
ABBINOEH MOCHAMAD FAIZAL DHENI
CHANTIKA ELDA KHALIQA
GISAYU RAMANDIANI
INTAN ZALSABHILA
JILAN ATRIDA WAVI
SANDRA NOVIA
ZAHRA ARDHI KAMILATI
ADITYA PRATAMA
ANGGI HARDIANSYAH
DIEGA REYHAN TRISNO PUTRA
IBNU KHAIRY WIJAYA
LUTFI GHAISAN
MOCHAMMAD RIYU
MUHAMAD FAHRI NURFARIZI
MUHAMAD RAYHAN ADRIAN
MOHAMAD TOGAR SITUMEANG
NADYA AULIA
RAFA PERDANA SAPUTRO
RAMA KALYANA PRYAMITRA
CAHYANI AQMARINA ADANI
FIDRA ALISYA APRILIANDA

KK
M

70

IPA
100
100
90
90
90
70
90
100
90
90
70
70
80
90
100
80
70
80
70
80
70
80
100
80
70
70
90
90
100
90
70
90
90
100
80
80
70
90
70

NILAI
KETERANGAN
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas

38

N
o

KK
M

NAMA SISWA
JUMLAH
Rata-rata anak
Pencapaian KKM (%)

IPA
3280
84,10
100,0
0%

NILAI
KETERANGAN

Siklus II
100
100
80
60
40
20
0
nilai di atas KKM

0
nilai di bawah KKM

Gambar 4.3. Grafik Rekapitulasi Pencapaian Target KKM

Berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti mulai dari pra


siklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat bahwa pada pembelajaran
IPAkonsep bilangan rangka manusia dengan menggunakan strategi Active
Learning tipe Card Sortdapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VC
SDN Pengadilan 2 Bogor.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

39

1. Pra Siklus
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus diperoleh data-data nilai siswa
sebagai berikut : dari 39 siswa hanya 19 siswa (48,72% ), yang mencapai
nilai KKM yaitu 70, sedangkan 20 Siswa ( 51.28 % ) masih belum mencapai
nilai KKM dengan nilai rata-rata 64,62.
Pada pra siklus ini belum menunjukan bahwa siswa dapat memahami
dan mengerjakan soal rangka manusia dengan benar, dikarenakan
pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan belum maksimal siswa
menyerapnya.
Hal ini disebabkan dalam pembelajaran pra siklus semua masih
terpusat pada guru, serta tidak menggunakan media pembelajaran. Proses
pembelajaran hanya diisi dengan ceramah, diselingi tanya jawab yang
singkat, kemudian mengerjakan tugas, serta aktivitas siswa terhadap
pembelajaran masih rendah.
2. Siklus 1
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 diperoleh data-data
nilai sebagai berikut : dari 39 siswa hanya 26 siswa (66,67% ) yang
memperoleh nilai mencapai KKM, sedangkan 13 siswa ( 33,33 % ) masih
belum mencapai nilai KKM, dengan nilai rata-rata 73,33.
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 masih ada beberapa
siswa yang belum memahami materi yang diajarkan, sehingga beberapa
siswa tersebut belum mampu mengerjakan LKS secara mandiri, pemahaman
konsep tentang rangka manusia belum dipahami secara jelas.
Hal ini disebabkan dalam pembelajaran siklus 1 guru belum maskimal
menggunakan media dan belum terbiasa dalam menggunakan model sort
cart.
3. Siklus 2

40

Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 diperoleh data-data


nilai sebagai berikut : dari 39 siswa semua siswa ( 100% ) sudah mencapai
nilai KKM yang ditentukan dengan nilai rata-rata 84,10.
Tabel 4.4. Daftar Nilai Siswa
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

NILAI
NAMA SISWA
ARFAN GHAZI DANADYAKSA HUSNI
JUNIOR
AUDRY FIRDIANI SUKINDAR
AQILLA NAJLA BIMA PURWARA
DHIANI SUSANTI
FEBRIO NELFIKRIANSYAH
KARTIKA RAMADANTI PRATIWI
KEYLA HEVIAN LEORA
KIA AGUSTIN
MUHAMMAD GARALT ADYATNA
M .RAFLY MAULIDAN
NAUFALDO INDRA PRATAMA
NAUFAL AUZAN RAMADHAN
NATASYA SEBINA
NASWA SANDYA
NAIA APRILIA RIAQIQA
NADYA PUTRI ARDHANA
SALVA RIDISTA PUTRI SABRINA
ANANDA PUTRI ISNAENI
ABBINOEH MOCHAMAD FAIZAL
DHENI
CHANTIKA ELDA KHALIQA
GISAYU RAMANDIANI
INTAN ZALSABHILA
JILAN ATRIDA WAVI
SANDRA NOVIA
ZAHRA ARDHI KAMILATI
ADITYA PRATAMA
ANGGI HARDIANSYAH
DIEGA REYHAN TRISNO PUTRA
IBNU KHAIRY WIJAYA
LUTFI GHAISAN

Pra
Siklus

Siklus
I

Siklus II

80

100

100

70
70
90
60
60
80
60
70
70
50
40
60
70
70
60
60
60

80
80
80
70
60
70
90
80
80
60
60
70
80
80
60
50
70

100
90
90
90
70
90
100
90
90
70
70
80
90
100
80
70
80

50

60

70

30
80
90
80
60
60
60
70
70
60
60

60
80
90
100
70
60
60
80
80
70
80

80
70
80
100
80
70
70
90
90
100
90

KETERANGAN

41

NILAI

N
o
31
32
33
34
35
36
37
38
39

NAMA SISWA
MOCHAMMAD RIYU
MUHAMAD FAHRI NURFARIZI
MUHAMAD RAYHAN ADRIAN
MOHAMAD TOGAR SITUMEANG
NADYA AULIA
RAFA PERDANA SAPUTRO
RAMA KALYANA PRYAMITRA
CAHYANI AQMARINA ADANI
FIDRA ALISYA APRILIANDA
JUMLAH
Rata-rata anak
Pencapaian KKM (%)

Pra
Siklus
50
70
80
70
60
50
50
70
70
2520
64,62
48,72
%

Siklus
I
60
90
90
80
70
60
60
80
60
2860
73,33
66,67
%

Siklus II

KETERANGAN

70
90
90
100
80
80
70
90
70
3280
84,10
100 %

Tabel 4.5. Hasil Belajar IPA Berdasarkan Pencapaian Target KKM


No
1
2
3

Siklus
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2

Jumlah Pencapaian Target Siswa yang


memperoleh nilai 70 ( % )
48,72 %
66,67 %
100 %

Pencapaian KKM
100
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

66.67
48.72

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

42

Gambar 4.4. Grafik Rekapitulasi Pencapaian Target KKM

Tabel 4.6.
Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Belajar IPA
No

Siklus

Rata-Rata Hasil Belajar Seluruhnya

Pra Siklus

64,61

Siklus 1

73,33

Siklus 2

84,10

43

Rata-rata Hasil Belajar


84.1
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

73.33
64.61

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.5. Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Seluruhnya

Hasil belajar pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini mengenai


materi rangka manusia denganstrategi Active Learning tipe Card Sort
kenaikan yang cukup baik dikarenakan :
a. Guru dalam menyampaikan materi menarik minat dan perhatian
siswa.
b. Guru menggunakan media real dalam proses pembelajaran
Seperti yang diutarakan oleh Sudjana ( 2010:1 ) Media
merupakan suatu alat bantu mengajar yang digunakan guru dalam
melakukan interaksinya dengan siswa sehingga siswa mengetahui
tujuan pengajaran.
Pada tahapan anak usia sekolah dasar media yang
digunakan dalam proses pembelajaran haruslah real/nyata karena
menurut Piaget yang dikutip oleh Darmodjo ( 1993:19 ) tahap anak

44

usia 07 11 tahun adalah tahapan operasional kongkret dimana


anak berfikir atas dasar pengalaman kongkret/nyata
c. Guru menggunakan strategi Active Learning tipe Card Sort dan
diskusi terhadap proses pembelajaran
Berdasarkan hasilkegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2
diperoleh data-data nilai sebagai berikut : dari 39 semua siswa (100%)
sudah mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 84,10, maka peneliti
menyelesaikan penelitian ini sampai di siklus 2 karena nilai sebagian
besar siswa sudah mencapai nilai di atas KKM.

45

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang peneliti telah lakukan, maka peneliti
memberikan kesimpulan bahwa penerapan strategi active learning tipe card
sort memberikan dampak positif dalam meningkatkan perolehan hasil belajar
IPA siswa pada konsep konsep rangka manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari
adanya peningkatan perolehan hasil belajar yang ditunjukkan pada setiap
siklusnya. Adapun perolehan hasil belajar pada pra siklus hanya ada 19 siswa
dari 39 siswa atau hanya 48,72 % yang memperoleh nilai di atas KKM.
Setelah dilakukannya penerapan model pembelajaran di siklus pertama nilai
perolehan cukup meningkat menjadi 26 siswa dari 39 siswa atau 66,67 %
yang memperoleh nilai di atas KKM. Kemudian perolehan hasil belajar pada
siklus kedua mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan
kenaikannya, yang awalnya pada pra siklus hanya 19 siswa yang bisa
mencapai KKM, pada siklus kedua ini setelah dilakukan evaluasi dari siklus
pertama dan diterapkannya strategi active learning tipe card sort siswa yang
dapat mencapai KKM menjadi 39 siswa dari 39 siswa kelas VC atau 100 %.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi
active learning tipe card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA konsep rangka manusia di kelas V SDN Pengadilan 2
Bogor.
B. Saran dan Tindak Lanjut

51

46

Berdasarkan dari kesimpulan di atas sebagai tidak lanjut dari perbaikan


pembelajaran dapat disampaikan saran dan tindak lanjut sebagai berikut :
1. Karena siswa menganggap pelajaran IPA pelajaran yang sulit,
diharapkan agar guru dapat menciptakan susana yang kondusif melalui
penerapan

metode

yang

bervariasi

serta

menggunakan

media

pembelajaran yang cocok serta alat peraga yang membuat siswa senang
denga pelajaran IPA.
2. Guru dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa harus
memberikan kesempatan kepada seluruh siswa tidak hanya kepada siswa
yang pintar saja.
3. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa perlu ditindak lanjuti pada
berbagai materi dan mata pelajaran lain dengan lebih meningkatkan
penerapan berbagai model pembelajaran yang efektif.

47

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Arsyad, Azhar, (2002). " Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Beberapa
Pokok Pikiran)", Makasar: Pustaka Pelajar.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Darmodjo, Hendro. (1993). Pendidikan IPA 2. Jakarta. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Fatah, Yasin Ahmad. (2008). "Dimensi-dimensi Pendidikan Agama Islam",
Malang: UIN Press.
Hakim, Lukmanul.(2009). Perencanaan Pembelajaran , Bandung : CV.Wacana
Prima.
Hernawan, H dan Laksmi Dewi. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung:
UPI
Mahmudah, Umi Mahmudah, AbdulWahab Rosyidi. (2008). Active Learning
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN- Malang Press
Muhibbin Syah. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran.Bandung: Algresindo
Rakhmat, C., Budiman, N. dan Ineu-Herawati, N. (2006). Psikologi Pendidikan.
Bandung: UPI Press.
Ramdhani, Neila, Active Learning & Soft Skill, http:// www.
neila.staff.ugm.ac.id dalam Google.com, Di akses pada tanggal 25
November 2014
Rusman. (2013).Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Saifullah, Arif, Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Pemilahan Kartu
(Card Sort) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar
Siswa Kelas Vii Dalam Pembelajaran Fiqih Di Mts Tarbiyatul
Islamiyah Pati Pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ,2010, Tidak
Dipublikasikan
53

48

Samantowa, U.(2006).Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:


Depdiknas.
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Surya, Moh. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Pembangunan Jaya.
PRESS.
Sutikno M. Sobri, Metode dan Model-model Pembelajaran : MenjadikanProses
Pembelajaran lebih Variatif, aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan.
Lombok: Holistica,2014
Wahyudi, Dedi. Februari 2009, "Metode& Strategi Pembelajaran Berorientasi
Pada Pemberdayaan Peserta Didik", (http:// Podoluhur.blogspot.com,
diakses 25 November 2014.
Winataputra. (1993). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Zaini, Hisyam. 2002, "Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi",
Yogyakarta: PT.CTSD.

Anda mungkin juga menyukai