Anda di halaman 1dari 94

i

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI SIKLUS HIDROLOGI MENGGUNAKAN
MEDIA DIORAMA SEDERHANA PADA SISWA KELAS V
SDN JATIPADANG 05 PAGI TAHUN PELAJARAN 2020/2021

INDAH FIDIA

SDN JATIPADANG 05 PAGI


JL. RAYA RAGUNAN NO. 40, JATIPADANG PASAR MINGGU
2021
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berikut ini:

Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Siklus Hidrologi


Menggunakan Media Diorama Sederhana Pada Siswa Kelas V
SDN Jatipadang 05 Pagi Tahun Pelajaran 2020/2021
Penulis : Indah Fidia
Jabatan : Guru Kelas

benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak mengandung unsur plagiasi.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Meyetujui dan mengesahkan: Jakarta, 31 Agustus 2023


Kepala Sekolah, Penulis,

Merida Gultom, S.Pd. Indah Fidia, S.Pd.


NIP. 198001211998012020 NIP. 197612112014122001
iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa setelah
menerapkan metode belajar IPA dengan menggunakan media diorama sederhana
materi siklus hidrologi/air pada siswa kelas V SDN Jatipadang 05 Pagi. Subjek
penelitian adalah peserta didik kelas V sebanyak 30 orang. Sumber data terdiri
dari sumber data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian ini peneliti
sendiri, dan menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatan
lapangan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data
menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa disimpulkan bahwa penggunaan media diorama sederhana dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan data pada pra siklus ketuntasan belajar
30%, siklus 1 ketuntasan belajar 52,67%, dan siklus 2 ketuntasan belajar 96,67%.
Implikasi dari penelitian ini adalah media diorama sederhana dapat dijadikan
salah satu media pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar IPA peserta
didik kelas V Sekolah Dasar. Dengan penggunaan media ini peserta didik dapat
terlibat aktif, semangat, tanggung jawab, dan dapat menyumbangkan ide di dalam
kelompoknya.

Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Media Diorama Sederhana, Siklus Hidrologi
iv
v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah swt atas rahmat maghfirah dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian tindakan kelas ini.
Bagaimanapun juga, semua pencapaian penulis diperoleh atas hidayah dan
maghfirah dari-Nya. Sholawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, sebagai suri tauladan bagi manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa selama proses penyusunan masih
jauh dari kata sempurna, baik dari segi materi maupun segi penyajian. Oleh sebab
itu, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
untuk perbaikan agar lebih sempurna laporan pemantapan kemampuan profesional
ini.
jika saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
Kepala Sekolah, ibu Merida Gultom yang telah banyak memberikan
masukan, kritik, dan perbaikan demi kesempurnaan penelitian ini. Demikian
halnya dengan teman sejawat, guru-guru dan siswa yang secara langsung atau
tidak langsung terlibat dalam proses penyusunan penelitian ini.
Namun demikian penelitian ini masih terdapat kekurangan, sehingga saran
dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan. Amin Ya Rabbil Alaamin

Jakarta, 14 Juni 2021


Indah Fidia
vi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii
LEMBAR BEBAS PLAGIAT ........................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1. Identifikasi Masalah .................................................... 3
2. Analisis Masalah .......................................................... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ............... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ....................... 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 7
A. Hasil Belajar ...................................................................... 7
1. Pengertian Hasil Belajar .............................................. 7
2. Indikator Hasil Belajar Siswa ...................................... 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 9
B. Hakikat IPA ....................................................................... 10
1. Pengertian IPA ............................................................. 10
2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA .............................. 10
3. Tujuan Pembelajaran IPA ............................................ 11
4. Fungsi Pembelajaran IPA ............................................ 11
5. Siklus Hidrologi/Air .................................................... 12
vii

C. Media Pembelajaran .......................................................... 16


1. Pengertian Media Pembelajaran .................................. 16
2. Fungsi dan Tujuan Media Pembelajaran ..................... 17
3. Media Diorama ............................................................ 18
D. Karakteristik Siswa SD ...................................................... 19
E. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...................................... 22
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ......................... 22
2. Karakteristik dan Prinsip Penelitian Tindakan Kelas .. 23
3. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas .............. 25
4. Model-model Penelitian Tindakan Kelas .................... 27
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN .... 29
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu 29
1. Subjek Penelitian .......................................................... 29
2. Tempat Penelitian ......................................................... 30
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ...................................... 31
4. Pihak yang Membantu .................................................. 31
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran .......................... 32
1. Metodelogi Penelitian ................................................... 32
2. Prosedur Pelaksanaan PTK ...........................................
3. Tahap Observasi ...........................................................
C. Teknik Analisis Data ..........................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..........
1. Temuan Awal ..............................................................
2. Siklus I .........................................................................
3. Siklus II ........................................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .....
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT .................
A. Simpulan ............................................................................
B. Saran dan Tindak Lanjut ....................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
viii

Lampiran .............................................................................................
 Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing PKP
 Perencanaan PTK (identifikasi masalah, analisis masalah,
alternatif pemecahan masalah, rumusan masalah)
 Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I, RPP Perbaikan
Siklus II
 Lembar Observasi/Pengamatan Kinerja Guru Terisi
 Jurnal Pembimbingan Supervisor 2
 Hasil Pekerjaan Siswa yang terbaik dan terburuk per Siklus.
ix

DAFTAR TABEL

Halaman
1. Tabel 3.1 Data siswa kelas V .......................................................
2. Tabel 3.2 Waktu Kegiatan Penelitian ...........................................
3. Tabel 3.3 Kisi – Kisi Soal IPA .....................................................
4. Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus .................................................
5. Tabel 4.2 Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 1 .......................
6. Tabel 4.3 Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 2 .......................
7. Tabel 4.4 Nilai Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I ..................
8. Tabel 4.5 Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 1 ......................
9. Tabel 4.6 Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 2 ......................
10. Tabel 4.7 Nilai Perbandingan Siklus I dan Siklus II .....................
11. Tabel 4.8 Nilai Perbandingan Hasil Tes Persiklus ........................
x

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Gambar 3.2 Siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart ...........
2. Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Pra Siklus dan Siklus I ...
3. Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Siklus I dengan Siklus II ..
xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai Pembimbing PKP


2. Perencanaan PTK (identifikasi masalah, analisis masalah, alternatif
pemecahan masalah, rumusan masalah)
3. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I, RPP Perbaikan Siklus II
4. Lembar Observasi/Pengamatan Kinerja Guru Terisi
5. Jurnal Pembimbingan Supervisor 2
6. Hasil Pekerjaan Siswa yang terbaik dan terburuk per Siklus.
1

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kemajuan
sebuah bangsa agar menjadi bangsa yang maju. Tujuan menjadi bangsa yang
maju tentulah merupakan cita-cita setiap negara di dunia. Melalui pendidikan
proses melahirkan generasi penerus yang berkualitas bisa diwujudkan.
Banyak negara di dunia saat ini mempunyai masalah dalam dunia pendidikan.
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih mempunyai
masalah tersebut. Berbagai masalah yang timbul berupa efektivitas, efisiensi,
dan standardisasi pengajaran dan selain itu kurangnya kreatifitas para
pendidik dalam membimbing siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih
banyak para pendidk yakni guru yang mengalami kesulitan dalam
menciptakan proses pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan
membekas untuk para siswa. Hal tersebut memiliki dampak yang ditimbulkan
yaitu siswa cenderung merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran dan
menurunnya minat dan motivasi belajar siswa.
Kurangnya minat motivasi siswa untuk belajar IPA dikarenakan kurang
kreatifnya guru dalam mengajar. Selain itu, kurangnya media pembelajaran
juga menjadi salah satu faktor yang membuat rendahnya motivasi belajar
siswa. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar IPA serta rendahnya minat
siswa untuk membaca kembali pelajaran yang telah dipelajari juga berdampak
terhadap hasil belajarnya.
Kualitas dan kemampuan guru sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran, dan seorang guru berkemampuan untuk memilih strategi,
teknik, pendekatan, metode, sumber belajar serta tak terkecuali pula dalam
penggunaan media pembelajaran yang tepat sehingga proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Namun dalam kenyataan di
lapangan, masih banyak pembelajaran yang kurang memanfaatkan ataupun
2

menggunakan media yang ada, dan kebanyakan masih menggunakan kegiatan


belajar mengajar secara konvensional. Hanya beberapa materi yang medianya
telah disediakan oleh sekolah, dan pembelajaran yang berlangsung masih
menggunakan buku siswa dan buku guru saja dengan hal tersebut
mengakibatkan siswa terlihat tidak antusias dalam belajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
membantu guru untuk memudahkan proses belajar mengajar dalam rangka
mengefektifkan dan mengefisienkan komunikasi antara guru dan siswa serta
memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa. Pemakaian media
pembelajaran juga dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar berbagai
hal baru dalam materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga
dapat dengan mudah dipahami. Proses ini membutuhkan guru yang kreatif
untuk menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode pembelajaran.
Dari hasil tes formatif untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
siswa kelas V SDN Jatipadang 05 Pagi Jakarta Selatan, diketahui bahwa
masih banyak siswa belum tuntas dalam Kompetensi Dasar mengenai siklus
hidrologi, ini terlihat dari 30 siswa anak kelas V hanya 9 siswa yang
mendapat diatas KKM atau tuntas, sedangkan 21 siswa belum tuntas. Tingkat
ketuntasan hanya mencapai 30 %. Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya
penulis berusaha memperbaiki hasil belajar tersebut dengan mengganti
metode pembelajaran yang digunakan sebelumnya dari yang hanya
menggunakan metode ceramah dengan menggunakan media. Media yang
dipilih, yaitu diorama. Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi
mini yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya.
Diorama sebagai media pembelajaran terutama berguna untuk mata pelajaran
ilmu bumi, ilmu hayat, sejarah, dan bahkan dapat diusahakan untuk berbagai
macam mata pelajaran (Sanaky, 2015:133). Dengan penggunaan media
diorama sederhana diharapkan guru akan lebih mudah menyampaikan materi
dan siswa akan lebih tertarik serta berminat dalam proses pembelajaran,
sehingga materi yang akan disampaikan oleh guru akan dengan mudah
3

diterima dan dipahami oleh siswa serta bisa meningkatkan minat dan motivasi
serta hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka penulis ingin
menggunakan media diorama sederhana dalam upaya untuk meningkatkan
hasil belajar IPA dengan pokok bahasan siklus hidrologi pada siswa kelas V
SDN Jatipadang 05 melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul:
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Siklus Hidrologi Menggunakan
Media Diorama Sederhana pada Siswa Kelas V SDN Jatipadang 05 Tahun
Pelajaran 2020/2021”.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana meningkatkan
hasil belajar materi siklus hidrologi mata pelajaran IPA melalui penggunaan
media diorama sederhana pada siswa kelas V di SDN Jatipadang 05 tahun
pelajaran 2020/2021?
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Mendeskripsikan cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
Jatipadang 05 pada materi siklus hidrologi mata pelajaran IPA melalui
penggunaan media diorama sederhana.
2. Menganalisis peningkatan pemahaman siswa kelas V SDN Jatipadang 05
setelah diterapkan pengggunaan media diorama sederhana pada materi
siklus hidrologi mata pelajaran IPA.
d. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan
manfaat yang berarti bagi perorangan/Institut di bawah ini:
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
4

Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan manfaat


sebagai sumber karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan yang dapat
dijadikan kajian oleh para akademisi yang sedang mempelajari ilmu
pendidikan pada khususnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan minat dan motivasi serta hasil belajar siswa
khususnya materi siklus hidrologi.
2) Memberikan pengalaman baru dalam proses pembelajaran mata
pelajaran IPA bagi siswa.
b. Bagi guru
1) Guru menjadi lebih kreatif d a n e f e k t i f dalam mengelola kelas
khususnya mata pelajaran IPA.
2) Menjadikan sebuah pengalaman dan ilmu baru yang dapat
diaplikasikan di dalam pembelajaran mata pelajaran IPA
selanjutnya yang relevan.
c. Bagi sekolah
1) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun
program pembelajaran dalam menentukan metode dan media
pembelajaran yang sesuai.
2) Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam
pembelajaran mata pelajaran IPA.
Jadi manfaat penelitian perbaikan pembelajaran tersebut di atas, disusun
agar pembaca dapat memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Tidak sedikit ahli psikologi dan pendidikan yang memberikan
tafsiran mengenai hasil belajar. Menurut Aqib (2010 : 51) hasil belajar
berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik,
maupun afektif. Sedangkan menurut Dimyati (2006 : 20), pengertian hasil
belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terjadi
terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak
pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil belajar
peserta didik yang dapat diukur dengan segera atau secara langsung.
Dampak pengiring adalah hasil belajar peserta didik yang tampak secara
tidak langsung atau merupakan transfer hasil belajar. Kedua dampak
tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik.
Ahli selanjutnya yaitu Sudjana (2009 : 22) yang mendefinisikan hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar terbagi menjadi 3 ranah
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Perubahan
tersebut meliputi tiga aspek, yaitu kognitif (kemampuan hapalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi), afektif
(penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan
psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks dan kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk
angka atau nilai. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil
belaja, Namun diantara ketiga ranah itu, biasanya ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Dari berbagai definisi di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam
6

proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan


pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk mengetahui tingkat
ketercapaian tujuan pembelajaran khusus, seorang guru perlu mengadakan
tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan materi kepada siswa.
Penilaian formatif ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi
penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik pada guru dalam
rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program
remedial bagi siswa yang belum berhasil. Oleh sebab itulah, suatu proses
belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan
pembelajaran khusus dari materi tersebut.

2. Indikator Hasil Belajar Siswa


Evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui perkembangan sampai di
mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar. Untuk
menentukan kemajuan yang dicapai maka evaluasi tersebut harus ada
kriteria atau indikator yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan
sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar
mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut
W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di
sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Ada dua hal yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa, yaitu::
a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan,
baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian
daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria
Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)..
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang banyak
dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
7

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang, mulai
dari pengaruh keluarga, lingkungan, hingga media, metode dan
perlengkapan belajarnya. Selain itu menurut Suryabrata, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3, yaitu :
1) faktor dari dalam
Faktor dari dalam yaitu faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang
berasal dari dalam siswa yang sedang belajar, meliputi :kondisi
psikologis, faktor kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan emosi.
2) faktor dari luar
Faktor dari luar yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar. faktor ini meliputi lingkungan,
waktu belajar, media pembelajaran serta metode yang digunakan.
3) faktor instrument.
Faktor instrument ini antara lain : kurikulum, struktur program, sarana
dan prasarana, serta kemampuan guru.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar
Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi
kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut
ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan
siswa.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar
yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa
suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk
menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru
memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk
menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang
berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses
belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil
apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
8

B. Hakikat IPA
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam atau biasa disingkat IPA merupakan
suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang
khas/khusus yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya
untuk memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama
metode ilmiah (Ahmad, 2000:18).
Menurut Garnida (2002: 253) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep
yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperolah dari pengalaman
melalui berbagi rangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan
dan pengujian-pengujian gagasan.
Selain itu, mata pelajaran IPA juga merupakan program untuk
menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai Tuhan
Yang Maha Esa.

2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA


Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi beberapa
aspek, antara lain:
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan
batuan.
c) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda- benda langit lainnya.
d) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
e) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya.
(Gardina dan Budiman, 2002: 254).
9

3. Tujuan Pembelajaran IPA


Mata pelajaran IPA di SD/MI memiliki tujuan agar setiap siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep-konsep IPA dan keberkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.
2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan, tentang alam sekitar.
3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-
benda serta kejadian di lingkungan sekitar.
4) Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung
jawab, bekerjasama, dan mandiri.
5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan
gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
6) Mempu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatau masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari.
7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa
(Gardina dan Budiman, 2002: 254).

4. Fungsi Pembelajaran IPA


Mata pelajaran IPA di SD/MI berfungsi agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Memberikan pengetahuan tentang pelbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
2) Mengembangkan keterampilan proses.
3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
10

4) Mengambangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan


yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan
kadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya
ketingkat pendidikan yang lebih tinggi. (Gardina dan Budiman, 2002:
254).
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) merupakan suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau
disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu melakukan observasi
eksperimentasi, penyusunan teori, penyimpulan, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya saling kait-mengkait antara cara yang
satu dengan cara yang lain. Cara untuk mendapatkan ilmu secara
demikian ini terkenal dengan istilah metode ilmiah. Pada dasarnya
metode ilmiah merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu
masalah tertentu.
5. Siklus Hidrologi/Air
a. Pengertian Siklus Hidrologi/Air
Manusia dan makhluk hidup lain tidak dapat lepas dari air. Air
memang diperlukan bagi kehidupan kita. Kegunaan air antara lain
untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri, dan tidak
terkecuali untuk pusat pembangkit listrik. Untungnya, air senantiasa
tersedia di Bumi. Oleh karena itu, manusia seharusnya senantiasa
bersyukur kepada Tuhan pencipta alam. Air selalu tersedia di Bumi
karena hal ini karena air mengalami daur (siklus).
Siklus air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-
menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini
terjadi melalui proses evaporasi (penguapan), kondensasi
(pengembunan), dan presipitasi (pengendapan) (Azmiyawati,
2008:146). Perhatikan skema proses siklus air di bawah ini!
11

Gambar 2.1 Skema Daur Air


(Sumber: Azmiyawati, 2008: 146)

Air yang ada di bumi ini seperti di laut, sungai, dan danau
menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Tumbuh-
tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Proses penguapan ini
disebut evaporasi. Pada proses evaporasi, uap air naik dan berkumpul
di udara lalu lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap
air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi (pengendapan). Jika suhunya
turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini
membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan).
Titik-titik air di awan tersebut kemudian akan turun menjadi
hujan. Air hujan akan turun di berbagai tempat seperti di darat
maupun di laut. Selain itu, air hujan itu akan jatuh ke tanah atau
perairan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air
tanah. Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah
juga akan merembes ke danau atau sungai. Air hujan yang jatuh ke
perairan, misalnya sungai atau danau akan menambah jumlah air di
tempat- tempat tersebut.
12

Gambar 2.2 Bagan Proses Siklus Air


(Sumber: Azmiyawati, 2008: 147)

b. Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Siklus Hidrologi/Air


Air yang turun ke bumi kemudian jatuh di tanah ada yang masuk
dan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah
serta bebatuan. Air yang masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi
air cadangan (sumber air). Air cadangan akan selalu ada apabila
daerah peresapan air selalu tersedia. Daerah resapan air biasa terdapat
di hutan-hutan atau di daerarah yang memilki banyak tumbuhan.
Tumbuh-tumbuhan di hutan mampu memperkokoh struktur tanah.
Saat hujan turun, air tidak langsung hanyut, tetapi akan terserap dan
tersimpan di dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah akan
menjadi air tanah. Air akan lebih mudah meresap jika terdapat
banyak tumbuhan. Air yang meresap akan diserap oleh akar
tumbuhan tersebut. Adanya air dan akar di dalam tanah
menyebabkan struktur tanah menjadi kokoh dan tidak mudah
longsor.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan hutan
sangat penting karena hutansangat berperan dalam penyimpanan air.
Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga kelestarian hutan. Saat
ini telah banyak hutan yang gundul akibat penebangan liar. Selain
penebangan, hutan dapat rusak akibat pembalakan dan pembakaran.
Biasanya hutan ditebang atau dibakar dengan berbagai alasan
tertentu, contohnya untuk membuka lahan pertanian, perumahan, atau
industri. Berbagai kegiatan tersebut dapat mengurangi kemampuan
tanah dalam menyimpan air. Akibatnya, pada saat hujan, terjadi
banjir dan pada saat kemarau banyak daerah mengalami kekeringan.
Saat ini banyak pembangunan jalan yang menggunakan aspal atau
beton di perkotaan hingga di pedesaan. Penutupan tanah dengan aspal
atau beton dapat menghalangi meresapnya air hujan ke dalam tanah.
Hal tersebut berakibat pada saat hujan air tidak dapat meresap ke
13

dalam tanah, sehingga menyebabkan terjadinya banjir dan air


tergenang di jalan-jalan. Apabila daerah peresapan air semakin
berkurang, maka cadangan air di bumi ini semakin menipis.
Berkurangnya cadangan air di bumi dapat mengakibatkan sungai-
sungai dan danau menjadi kering. Keringnya sungai dan danau
menyebabkan proses penguapan semakin menurun. Menurunnya
proses penguapan ini menyebabkan berkurangnya pengendapan titik-
titik air di awan. Keadaan ini tentu mengurangi terjadinya hujan
(Azmiyawati, 2008: 148). Menurut Sulistyanto dkk (2008: 164)
Kegiatan manusia lainnya yang juga dapat mengakibatkan
terganggunya siklus air, adalah sebagai berikut:
1) Membiarkan lahan kosong tidak ditanami dengan tumbuhan.
2) Menggunakan air secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari.
3) Mengubah daerah resapan air menjadi bangunan lain.

c. Tindakan Penghematan Air


Air tak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari manusia. Air
digunakan untuk berbagai kegiatan seperti mandi, mencuci, dan
memasak. Walaupun hingga saat ini air tersedia di alam, tetapi kita
harus menggunakan air secara bijaksana. Menghemat penggunaan air
sangat bermanfaat, terutama jika air diperoleh melalui pompa air
listrik atau PDAM. Semakin sering kita menghidupkan pompa
tersebit, semakin besar tagihan listrik yang harus dibayar. Demikian
juga ketika menggunakan air dari PDAM. Semakin banyak air yang
terpakai tagihan air perbulannya semakin besar. Menutut Azmiyawati
dkk (2008: 150) Tindakan penghematan air dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
1) Menutup kran setelah menggunakannya. Jangan sampai air
bersih terbuang sia-sia.
2) Memanfaatkan air bekas cucian beras atau sayuran untuk
menyiram tanaman.
3) Tidak mencuci kendaraan setiap hari.
14

4) Menggunakan air seperlunya, artinya tidak berlebih-lebihan


untuk keperluan apapun.
d. Manfaat Air
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi seluruh makluk
hidup di bumi karena tanpa air makhluk hidup akan mati. Selain
untuk kebutuhan hidup, air juga memiliki manfaat yang sangat
banyak terutama bagi manusia, diantaranya adalah:
1) Sebagai sarana transportasi
2) Memenuhi keperluan sehari hari
3) Kegiatan pertanian dan perikanan
4) Sebagai sarana wisata/rekreasi
5) Sebagai sarana irigasi/pengairan
6) Sebagai PLTA (Pembangkit alaistrik Tenaga Air)
Selain manfaat di atas air juga memiliki manfaat bagi tumbuhan
yaitu tumbuhan memanfaatkan air untuk proses fotosintesis dan
manfaat air bagi hewan adalah sebagai habitat dan untuk bertahan
hidup.

C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah berbagai media yang digunakan dalam
suatu pembelajaran yang berupa alat bantu guru dalam mengajar serta
sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar
(siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal- hal
tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa
(Cahyono, 2019:2).
Menurut Kustandi dan Sutjipto dalam Cahyono ( 2019: 3)
menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas
makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.
15

2. Fungsi dan Tujuan Media Pembelajaran


a. Fungsi media pembelajaran
Menurut Sanjaya (2012: 73), ada bebrapa fungsi dari media
pembelajaran, yaitu:
1) Fungsi Komunikatif
Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan
komunikasi antara penyampaian pesan dan penerima pesan.
Kadang kala penyampaian pesan mengalami kesulitan manakala
harus menyampaikan pesan dengan hanya mengandalkan bahasa
verbal saja. Demikian juga penerima pesan, sering mengalami
kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan, khususnya
mater-materi yang bersifat abstrak.
2) Fungsi Motivasi
Penggunaan media pembelajaran diharapkan siswa akan lebih
termotivasi dalam belajar, sehingga pengembangan media
pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja akan
tetapi juga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran
sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar.
3) Fungsi Kebermaknaan
Dengan penggunaan media, maka pembelajaran dapat lebih
bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan
penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai
pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan
mencipta sebagai sebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan
lebih dari itu dapat meningkatkan aspek sikap dan keterampilan.
4) Fungsi Penyamaan Persepsi
Melalui pemanfaatan penggunaan media pembelajaran,
diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga
setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap
informasi yang disuguhkan.
16

5) Fungsi Individualis
Pemanfaatan media pembelajaran juga berfungsi untuk dapat
melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya
belajar yang berbeda.
b. Tujuan media pembelajaran
Tujuan penggunaan media pembelajaran menurut Kastolani (2014:
230) adalah sebagai berikut:
1) Membantu proses belajar mengajar dalam memperjelas makna
pesan yang disampaikan.
2) Perangsang belajar yang dapat menumbuhkan motivasi belajar.
3) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan
pengajaran bagi guru.
4) Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).
5) Menarik perhatian siswa lebih besar (prosesnya tidak
membosankan).

3. Media Diorama
Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini yang
bertujuan untuk menggambarkan pemandangan pemandangan
sebenarnya. Diorama, biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau
objek-objek ditempatkan di pentas yang berlatar belakang belakang
lukisan yang disesuaikan dengan penyajiannya. Diorama sebagai media
pembelajaran terutama berguna untuk mata pelajaran ilmu bumi, ilmu
hayat, sejarah dan bahkan dapat diusahakan untuk berbagai macam
mata pelajaran.
Salah satu kelebihan diorama adalah cara membuat diorama tidak
terlalu sukar, karena bahan-bahan yang diperlukan tidak terlalu mahal.
Diorama dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapatkan.
Selain itu, ukuran diorama tidak terbatas, tergantung dari tempatnya yang
tersedia atau banyaknya orang yang akan melihatnya. Kalau hendak
mengikutsertakan diorama tersebut dalam pameran, ukurannya tentu
harus dibuat besar dengan desain yang menarik. Untuk tempat diorama
17

dapat dibuat di mana saja di atas lantai atau di atas meja, dapat juga
dibuat dari gardus atau sebuah kotak kayu atau tripleks yang sisi
depannya dan atasnya ditanggalkan atau terbuka (Sanaky, 2013: 134).
Menurut Subana dalam Ismilasari dan Hendratno (Vol. 01 No. 02:
2013) Kelebihan media diorama adalah dapat dibuat dibuat dari bahan
yang murah dan mudah didapat, dapat dipakai berulang-ulang, dapat
melukiskan bentuk dari keadaan sebenarnya, dapat memperlihatkan
bagian dalam sesuatu yang dalam keadaan sebenarnya sulit dilihat.
Kelebihan lainnya dari diorama adalah dapat menambah keindahan, daya
tarik, dan dapat memotivasi pengguna untuk mendapatkan pengalaman
belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asiah (2016: 29)
menjelaskan kelemahan diorama yaitu tidak dapat menjangkau sasaran
yang besar dan dalam penyimpanan memerlukan ruangan yang besar dan
perawatan rutin. Namun kekurangan tersebut dapat diatasi dengan
membuat diorama dalam ukuran yang lebih besar, sehingga dapat diamati
oleh seisi kelas.

D. Karakteristik Siswa SD
Anak sekolah dasar atau anak SD adalah mereka yang berumur antara 6-12
tahun atau biasa disebut dengan proses intelektual. Pada masa ini pengetahuan
anak akan berkembang pesat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu
keterampilan yang dikuasai juga akan semakin beragam. Pada masa anak SD
ini memiliki karakteristik utama yaitu menampilkan perbedaan-perbedaan
individual dan personal dalam banyak segi dan bidang diantaranya perbedaan
dalam intelegensi, kemampuan kognitif dan bahasa, serta perkembangan
kepribadian dan perkembangan fisik. Masa kanak-kanak akhir sering disebut
sebagai masa usia sekolah atau masa SD.
Ada beberapa karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa sekolah
dasar berdasarkan kelas-kelas yang ada pada sekolah dasar, yakni karakteristik
siswa sekolah dasar kelas rendah dan karakteristik siswa sekolah dasar kelas
18

tinggi. Begitu juga Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 116), menyebutkan masa
kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase, yaitu:
1. Masa kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun
sampai dengan 9/10 tahun, biasanya siswa duduk di kelas 1, 2, dan 3
Sekolah Dasar. Adapun ciri-ciri khas siswa masa kelas rendah Sekolah
Dasar adalah:
1) Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
2) Suka memuji diri sendiri.
3) Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau
pekerjaan itu dianggapnya tidak penting.
4) Suka membandingkan dirinya dengan siswa lain, jika hal itu
menguntungkan dirinya.
5) Suka meremehkan orang lain.
2. Masa kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 9-10 tahun
sampai dengan 12-13 tahun, biasanya siswa duduk di kelas 4, 5, dan 6
Sekolah Dasar dengan beberpa ciri khas siswa masa kelas tinggi Sekolah
Dasar, yaitu
1) Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
2) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
3) Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.

Piaget mengemukakan bahwa siswa SD berada pada tahap operasional


konkret (7 hingga 11 tahun), dimana konsep yang ada pada awal usia ini
adalah konsep yang samar-samar dan sekarang lebih konkret. Siswa usia SD
menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah aktual,
siswa mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan
masalah yang bersifat konkret (Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 105-106).
John W. Santrock (2007: 271) juga mengemukakan bahwa selama tahapan
operasional konkret siswa dapat menunjukkan operasioperasi konkret, berpikir
logis, mengklasifikasikan benda, dan berpikir tentang relasi antara kelas-kelas
benda. Kemampuan berfikir pada tahap ini ditandai dengan aktivitas mental
seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Pengalaman hidup
19

siswa memberikan andil dalam mempertajam konsep. Pada tahapan ini siswa
usia SD mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi karena proses
kognitifnya tidak lagi egosentris dan lebih logis (Rita Eka Izzaty, dkk., 2008:
107).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, karakteristik
perkembangan siswa kelas V SD berada tahap operasional konkret. Pada tahap
ini, siswa berpikir atas dasar pengalaman yang konkret atau nyata yang pernah
dilihat dan dialami. Siswa belum bisa berpikir secara abstrak. Karakteristik
yang muncul pada tahap ini dapat dijadikan landasan dalam menyiapkan dan
melaksanakan pembelajaran bagi siswa SD. Guru harus memahami ciri-ciri
anak didiknya tersebut untuk kesiapan pembelajaran. Di samping itu, siswa
dituntut menunjukkan adanya perhatian untuk bisa menghadapi bahan belajar
dengan baik dan perhatian merupakan titik awal yang mengarahkan kepada
belajar. Perhatian seseorang terhadap sesuatu bisa ditunjukkan dari gerak-
geriknya, sehingga perhatian menjadi prasyarat dalam belajar. Dengan adanya
perhatian maka akan muncul ketertarikan terhadap sesuatu yang dihadapi,
sehingga berikutnya diharapkan terjadinya proses belajar.
Jadi pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu didesain menggunakan
model pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan memperhatikan
karakteristik perkembangan siswa kelas V SD pada tahap operasional konkret.
Hal tersebut memungkinkan siswa untuk dapat melihat, berbuat sesuatu,
melibatkan diri dalam pembelajaran, serta mengalami langsung pada hal-hal
yang dipelajari. Selain itu, diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan
hasil belajar akademik siswa pada mata pelajaran IPA, pengembangan sikap,
dan keterampilan sosial siswa.

E. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action
Research adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa
tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar
20

mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari


sebelumnya.
Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi
berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai
indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada
siswa atau keberhasilan proses dan hasil implementasi berbagai program
sekolah.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku
mengajar guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau
perbaikan praktik pembelajaran, dan atau mengubah kerangka kerja
melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru tersebut
sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani
proses pembelajaran.
Berikut definisi dan pengertian penelitian tindakan kelas dari
beberapa sumber buku:
1) Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
2) Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam
proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa.
3) Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat.
4) Menurut O’Brien (Mulyatiningsih, 2011), penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa)
diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru)
menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya.
21

5) Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), penelitian tindakan


kelas adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan
oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka,
serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan terhadap
situasi tempat dilakukan praktik-praktek tersebut.

2. Karakteristik dan Prinsip Penelitian Tindakan Kelas


Karakteristik utama penelitian tindakan kelas adalah adanya
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok
sasaran. Penelitian tindakan kelas harus menunjukkan adanya perubahan
ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif. Apabila dengan
tindakan justru membawa kelemahan, penurunan atau perubahan negatif,
berarti hal tersebut menyalahi karakter penelitian tindakan kelas. Adapun
karakteristik yang menunjukkan ciri dari penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut:
1) Inkuiri reflektif.
Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan
pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa.
Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas
(practise driven) dan pengambilan tindakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi (action driven).

2) Kolaboratif.
Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat
dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi ia harus
berkolaborasi dengan siswa. Penelitian tindak kelas merupakan
upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan
yang diinginkan.
3) Reflektif.
Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khas khusus, yaitu sikap
reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian
22

formal, yang sering mengutamakan pendekatan empiris


eksperimental, penelitian tindakan kelas lebih menekankan pada
proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian.

Penelitian tindakan kelas dapat berjalan dengan baik apabila dalam


perencanaan dan pelaksanaannya menerapkan enam prinsip, yaitu
sebagai berikut (Hopkins, 1993):
1) Tugas pertama dan utama guru di sekolah adalah mengajar siswa
sehingga apapun metode penelitian tindakan kelas yang akan
diterapkan tidak akan mengganggu komitmen sebagai pengajar.
2) Metode pengumpulan data yang di gunakan tidak menuntut waktu
yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses
pembelajaran.
3) Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga
memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis
secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat
diterapkan pada situasi kelasnya dan memperoleh data yang dapat
digunakan untuk menjawab hipotesis yang di kemukakannya.
4) Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan
masalah yang merisaukannya. Bertolak dari tanggung jawab
profesionalnya, guru sendiri memiliki komitmen yang diperlukan
sebagai motivator intrinsik bagi guru untuk bertahan dalam
pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntut lebih dari yang
sebelumnya diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
pengajarnya.
5) Dalam menyelenggarakan penelitian tindakan kelas, guru harus selalu
bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika
yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan
karena selain melibatkan anak-anak, penelitian tindakan kelas juga
hadir dalam suatu konteks organisasional sehingga
penyelenggaraannya harus mengindahkan tata krama kehidupan
berorganisasi.
23

6) Kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun


dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sejauh mungkin
digunakan classroom excedding perspektive, artinya permasalahan
tidak dilihat terbatas dalam konteks dalam kelas atau mata pelajaran
tertentu,melainkan dalam perspektif yang lebih luas ini akan berlebih-
lebih lagi terasa urgensinya apabila dalam suatu penelitian tindakan
kelas terlibat dari seorang pelaku.

3. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan
perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action),
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation
and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan
kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting),
dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai (kriteria keberhasilan). Gambar dan penjelasan langkah-langkah
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


1) Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk
pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.
24

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan


dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan
serta prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3) Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat
pelaksanaan semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada
penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang
kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan
observasi dapat dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi
atau dengan cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
4) Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan
yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai
bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah
ini akan diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh
mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau
mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula
suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan.

4. Model-model Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Mulyatiningsih (2011), terdapat empat model penelitian
tindakan kelas, yaitu:
1) Model Kurt Lewin
Menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model
Penelitian Tindakan yang lain, khususnya PTK karena dialah yang
pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian
tindakan. Konsep model ini terdiri dari empat komponen (siklus),
yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
2) Model Riel
Model PTK ini membagi proses penelitian tindakan menjadi
beberapa tahap, yaitu: studi dan perencanaan, pengambilan tindakan,
pengumpulan dan analisis kejadian, refleksi. Untuk mengatasi
masalah diperlukan studi dan perencanaan. Masalah ditentukan
berdasarkan pengalaman empiris yang ditemukan sehari-hari. Setelah
25

masalah teridentifikasi kemudian direncanakan tindakan yang sesuai


untuk mengatasi permasalahan dan mampu dilakukan oleh peneliti.
Perangkat pendukung tindakan (media, RPP) disiapkan pada tahap
perencanaan. Tahap berikutnya pelaksanaan tindakan, kemudian
mengumpulkan data/informasi dan menganalisis. Hasil evaluasi
kemudian dianalisis, dievaluasi dan ditanggapi. Kegiatan dilakukan
sampai masalah bisa diatasi.
3) Model Kemmis dan Taggart
Menurut Kemiss dan Taggart (1988) prosedur penelitian terdiri
dari empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus), yaitu:
perencanaan-tindakan dan observasi-refleksi. Model ini sering diacu
oleh para peneliti. Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam
satu waktu. Hasil observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan
berikutnya. Siklus dilakukan terus menerus sampai peneliti puas,
masalah terselesaikan dan hasil belajar maksimum.
4) Model DDAER
Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, design, action
and observation). Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan
bukan diagnosis masalah sebelum tindakan diagnosis penelitian.
Diagnosis masalah ditulis dalam latar belakang masalah. Kemudian
peneliti mengidentifikasi tindakan dan memilih salah satu tindakan
untuk menyelesaikan masalah.

b. Hipotesis Tindakan
Contoh Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
1. Jika pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan media diorama sederhana
maka hasil belajar pada peserta didik kelas V SDN Jatiapdang 05 Pagi dapat
meningkat.
2. Jika pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan media diorama sederhana
maka kemampuan berpikir kritis IPA pada peserta didik kelas V SDN
Jatipadang 05 Pagi dapat meningkat.
26
27

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan di dalam kelas, atau penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3)
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan pertisipatif dengan tujuan
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik dapat
meningkat.
Jenis penelitian yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:
1) Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik. PTK diagnostik ialah penelitian
yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini
peneliti mendiagnosa dan mendalami situasi yang terdapat di dalam latar
penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani
perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di
suatu sekolah atau kelas.
2) Penelitian Tindakan Kelas Partisipan. PTK partisipan ialah apabila orang
yang akan melaksanakan penelitian terlibat langsung dalam proses penelitian
sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa penyusunan laporan. Dengan
demikian, sejak perencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya
peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data
serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga
dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir di atas. Hanya saja, di sini
peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal
sampai berakhir penelitian. Jenis ini yang biasanya dilakukan guru saat ini.
3) Penelitian Tindakan Kelas Empiris. Penelitian dilakukan dengan cara
merencanakan, mencatat pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan dari luar
arena kelas, jadi dalam penelitian jenis ini peneliti harus berkolaborasi dengan
guru yang melaksanakan tindakan di kelas.
28

4) Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental (Chein, 1990). PTK


eksperimental diselenggarakan dengan peneliti (guru) berupaya menerapkan
berbagai macam pendekatan, model, metode atau strategi pembelajaran secara
efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar-mengajar. Di dalam kaitannya
dengan kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi
atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang
paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

B. Subyek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN
Jatipadang 05 Pagi yang berjumlah 30 orang. Subjek penelitian ini dipilih
berdasarkan pertimbangan bahwa hasil belajar IPA kelas V tentang siklus
hidrologi/air yang masih rendah.

c. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester dua tahun ajaran 2020/2021 yaitu
pada bulan Mei 2021 dengan menyesuaikan jadwal pelajaran IPA kelas V, yang
berlokasi di Jalan Raya Ragunan No. 40 Rt 014/02, Kelurahan Jatipadang,
Kecamatan Pasar Minggu. Kota Administratif Jakarta Selatan.

d. Prosedur Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka metode yang digunakan
penulis adalah Penelitian Tindakan kelas (action research). Penelitian
tindakan kelas ini bertujuan guna memperbaiki kualitas pembelajaran.
Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan dam
mendeteksi suatu masalah yang muncul saat kegiatan proses kegiatan
proses pembelajaran sertamengembangkan kemampuan untuk
memecahkan suatu masalah atau memperbaiki situasi dan cermat
mengamati pelaksanaannya melalui tindakan yang bermakna untuk
mengukur suatu keberhasilan.
29

Model penelitian yang digunakan yang digunakan adalah model


penelitian versi Kemmis dan Mc. Taggart yang meliputi empat tahapan
yaitu :
1) Perencanaan (Planning)
2) Pelaksanaan (Action)
3) Pengamatan (Observation), dan
4) Refleksi (Reflection)
Kemudian dilanjutkan dengan perencanaan kembali sampai siklus
berikutnya. Peneliti merencanakannya dalam dua siklus. Desain
intervensi atau model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan
Taggart dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.3
(Desain Intervensi Penelitian Tindakan kelas Model Kemmis dan Taggart)

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, yang


melalui beberapa tahapan siklus. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan
dalam dua siklus, dan disetiap siklusnya terdiri dari bebrapa tahapan yaitu :
1) Perencanaan Tindakan
30

Pada tahapan ini peneliti membuat perencanaan tindakan yang


meliputi :
1. Menyiapkan kajian kurikulum.
2. Menyiapkan silabus.
3. Menyiapkan Rencana Pembelajaran.
4. Menyiapkan materi pelajaran.
5. Menyiapkan media pembelajaran .
6. Menyiapkan instrument penilaian atau lembar kerja siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
1. Melakukan paparan melalui metode ceramah materi tentang siklus
hidrologi.
2. Siswa mencatat semua materi yang sudah dijelaskan oleh guru.
3. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
4. Guru memberikan soal-soal sebagi tugas yang bisa dikerjakan di
rumah.
3) Pengamatan
1. Peneliti mengamati aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.
2. Mencatat segala kejadian-kejadian yang terlihat pada siswa dan
guru selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan
mengumpulkan data hasil pengamatan selama kegiatan
pembelajaran.

4) Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan merangkum kembali apa yang
sudah dilakukan terhadap suatu proses pembelajaran. Di tahap ini guru
dan rekan sejawat melakukan refleksi terhadap hasil observasi dan
evaluasi yang telah dilakukan untuk melakukan langkah selanjutnya.
Hasil dari tahapan refleksi ini akan dijadikan rekomendasi untuk siklus
berikutnya, apabila dari siklus pertama belum menunjukkan hasil yang
diharapkan, maka bisa dilanjutkan ke siklus kedua dengan tahapan
yang sama dengan siklus pertama. Sebaliknya apabila hasil dari
31

refleksi sudah menunjukkan hasil yang sangat memuaskan maka tidak


perlu lagi melakukan siklus berikutnya.

1. Prosedur Pelaksanaan PTK


DESAIN PERSIKLUS
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Setelah melihat proses pembelajaran di SDN Jatipadang 05
khususnya pada kelas IV, siswa sangat kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA, dan
rendahnya hasil belajar siswa, maka penulis mengambil langkah
kegiatan sebagai berikut :
 Menyiapkan kajian kurikulum, silabus, dan menyusun RPP dengan
menyajikan materi tentang siklus hidrologi .
 Menyiapkan alat atau media pembelajaran berupa gambar-siklus
hidrologi yang bisa diamati oleh siswa.
 Menyusun instrument penilaian, pengamatan dan menyusun
evaluasi.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
 Guru mengabsen siswa
 Guru mengkondisikan kelas untuk persiapan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
 Guru memberikan mendorong siswa untuk memahami konsep
siklus hidrologi/air
 Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan pembelajaran
32

3) Kegiatan Penutup
 Guru merumuskan kesimpulan atas informasi yang didapat
siswa dengan data yang relevan
 Guru mengadakan post tes melalui google form.
 Guru mengadakan tindak lanjut berupa penugasan.
c. Pengamatan
Peneliti dan teman sejawat bersama-sama mengamati aktivitas
siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Mencatat
kejadian-kejadian yang terlihat pada siswa selama pembelajaran
berlangsung. Mengumpulkan data hasil pengamatan selama
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
d. Refleksi
Melalui refleksi, pengamat dan peneliti menganalisis hasil
observasi dan diskusi yang didapatkan dari hasil pembelajaran IPA,
hasilnya sudah ada peningkatan namun belum sesuai yang diharapkan,
atau nilai siswa masih kurang dari KKM dimana KKM IPA sebesar 68.
Aktivitas siswa belum terlihat maksimal bahkan cenderung diam,
dikarenakan banyak siswa yang belum memahami tentang berbagai
proses yang terjadi pada siklus hidrologi. Sehingga penulis harus
melaksanakan perbaikan serta merencanakan pelaksanaan siklus 2.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi tindakan siklus 1, diambillah langkah-
langkah kegiatan sebagai berikut :
 Menyusun RPP dengan menyajikan materi tentang siklus hidrologi.
 Menyiapkan media pembelajaran yaitu berupa diorama sederhana.
 Menyusun instrument penilaian, pengamatan dan menyusun alat
evaluasi.
b. Pelaksanaan
33

Pada siklus II ini, guru berusaha menyempurnakan pembelajaran


dengan menggunakan media diorama sederhana tentang proses siklus
hidrologi.
1) Kegiatan awal
 Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa membaca
 Guru mengecek kesiapan diri siswa dengan mengisi kehadiran
online dan memeriksa kerapihan pakaian,
 Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
sekarang.
 Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya
belajar.
 Guru meminta siswa mengingat kembali materi yang sudah
disampaikan.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
 Guru menyiapkan media pembelajaran,
2) Kegiatan Inti
 Guru memaparkan tentang sikulus hidrologi melalui media
diorama siswa mendengarkan dengan seksama.
 Selama guru menjelaskan tiap siswa diminta untuk mencatat hal-
hal penting.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal yang belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup siswa diberikan tugas latihan melalui
google form oleh guru, kemudian guru memberikan penugasan
pembuatan media diorama.
c. Pengamatan
Peneliti dan teman sejawat mengamati aktivitas siswa selama
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Mencatat kejaian-kejadian yang
34

muncul pada siswa dan guru selama kegiatan berlangsung.


Mengumpulkan data hasil pengamatan selam kegiatan pembelajaran.
d. Refleksi
Melalui refleksi pengamat dan peneliti menganalisis hasil observasi
dan diskusi dan didapatkan hasil motivasi serta hasil belajar siswa pada
siklus II ini telah meningkat jauh lebih baik.
Berdasarkan hasil tes akhir pada perbaikan pembelajaran siklus II,
disimpulkan bahwa siswa memperoleh hasil memuaskan. Maka dari itu
peneliti tidak melanjutkan kembali perbaikan pembelajaran.

e. Data dan Sumber Data


Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif yaitu data tentang hasil tes
peserta didik pada pelajaran IPA untuk mengetahui peningkatan secara kuantitatif
kemampuan peserta didik pada mata pelajaran IPA khususnya hasil belajar materi
sikulus hidrologi. Uraikan secara lengkap.
Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data primer diperoleh melalui tes peserta didik, sedangkan
sumber data sekunder diperoleh melalui observasi, wawancara, dan catatan
lapangan termasuk analisis terhadap berbagai dokumen yang terkait dengan
kegiatan pembelajaran.
f. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah dalam melakukan analisis data diantaranya yaitu
menyiapkan RPP, meminta bantuan supervisor 2 untuk mengamati proses
pembelajaran, dan menyiapkan lembar observasi.
Data yang dikumpulkan pada tiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK yang dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik
persentase untuk bisa melihat kecenderungan yang terjadi pada kegiatan
pembelajaran. Hasil belajar, yaitu menganalisis nilai rata-rata ulangan
harian, lalu dibandingkan dengan nilai sebelumnya sesuai KKM. Hasil
belajar bahasa Indonesia bisa dikatakan tuntas apabila angkanya lebih
35

besar atau sama dengan nilai KKM yaitu 68, dikatakan tidak tuntas apabila
angkanya kurang dari nilai KKM yaitu 68.
Untuk menganalisis suatu tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah melalui proses belajar mengajar pada setiap
siklus maupun dalam semua siklus harus dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes perbuatan. Menurut Nana Sudjana
(2006; 109) untuk mencari nilai rata-rata dari tiap keseluruhan siswa setiap
kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ʃx
X=
N
X = Nilai rata-rata
Ʃx = Jumlah semua nilai siswa
N = banyaknya siswa

Sedangkan untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus


sebangai berikut :
Ʃ siswa yang tuntas belajar
P = X 100%
Ʃsiswa

1. Data hasil tes


1. Pra Siklus
Berdasarkan fakta didapatkan dari hasil prasiklus yang dilakukan
seminggu sebelum siklus 1 dimulai, diketahui bahwa nilai ulangan harian
mata pelajaran IPA tentang materi Siklus hidrologi/air siswa kelas V SDN
Jatipadang 05 Pagi dari 30 siswa belum maksimal karena masih ada 22
siswa yang nilainya berada dibawah KKM. Adapun hasil belajar yang
diperoleh pada adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa ( Nilai Pra Siklus )

Nilai
No. Nama Siswa Keterangan
Pra siklus
36

1 Abi Syahreza 50 Belum Tuntas


2 Aji Atmajaya 60 Belum tuntas
3 Aprilia Dwi Hardhani 60 Belum Tuntas
4 Assyifa Rahma Awwaliyah 50 Belum tuntas
5 Audi Febyyan Elena 20 Belum tuntas
6 Bagus Prasetyo Wibowo 70 Tuntas
7 Daffa Faatin Ganesha 70 Tuntas
8 Damar Fadlurrahman Rafif 50 Belum tuntas
9 Desita Aulia Annafi 70 Tuntas
10 Fanny Khalisah Putri 80 Tuntas
11 Iman Nur Hakim 20 Belum Tuntas
12 Jaka Kelana 30 Belum tuntas
13 Kharunnisa Raihanah 90 Tuntas
14 Lulu Farhanah 30 Belum Tuntas
15 Muhamad Attala Febryan 50 Belum tuntas
16 Muhammad Nur Zaman Ikhsan 50 Belum tuntas
17 Muhammad Yuwawira Sambara 80 Tuntas
18 Nova Riana 70 Tuntas
19 Nur Annisa Al Hikmah 30 Belum Tuntas
20 Olivia 20 Belum tuntas
21 Rajib Charis Arsyavin 70 Tuntas
22 Rasya Gustia Dava 30 Belum tuntas
23 Ratu Ghaisani Puspa Mona 90 Tuntas
24 Ravel Ziddan Ardiansyah 40 Belum Tuntas
25 Rena Shofa Fauzi 60 Belum tuntas
26 Salsabil Nabilah Zahra 50 Belum Tuntas
27 Satrya Ramadhan 60 Belum tuntas
28 Talitha Amelia Hidayat 40 Belum Tuntas
29 Vicky Fathaniar Ramadhan 50 Belum tuntas
30 Yolanda Fitri Ardiani 40 Belum tuntas
37

Jumlah 1580
Nilai rata- rata 52,67 KKM
Persentase Nilai Di atas KKM 30% 68
Nilai Terendah 20
Nilai Tertinggi 90

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar yang


diperoleh pada kegiatan belajar mengajar pra siklus hanya dari 30 siswa
yang mengikuti tes terdapat 9 siswa dengan perentase 30% yang sudah
mencapai nilai KKM dan terdapat 21 siswa dengan persentase 70% belum
mencapai KKM.
Dari data hasil belajar (nilai pra siklus) diatas dapat disimpulkan ke
dalam sebuah tabel perolehan distribusi nilai hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus

FREKUENSI
No. SKOR (S) SXF
(F)
1 20 3 60
2 30 4 120
3 40 3 120
4 50 7 350
5 60 4 240
6 70 5 350
7 80 2 160
8 90 2 180
Jumlah 30 1580
Nilai rata-rata (SxF)/F 52,67
Tuntas 9 orang 30%
Tidak Tuntas 21 orang 70%

KKM 68
38

Grafik 4.1

Grafik Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus


Frekuensi
8
7
6
5
4
3
2
1
0 Skor
20 30 40 50 60 70 80 90

2. Siklus 1
a. Perencanaan Siklus 1
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana kegiatan pembelajaran
(RPP) siklus 1. Kemudian peneliti juga membuat skenario kegiatan
belajar mengajar di kelas agar situasi belajar menjadi kondusif. Peneliti
juga membuat kisi-kisi instrumen soal, dan instrumen soal tertulis.
Peneliti menyusun lembar observasi kegiatan siswa. Kemudian peneliti
menyusun lembar observasi kegiatan guru.
Perencanaan yang dibuat dikaitkan dengan fokus penelitian yaitu
pembelajaran IPA tentang siklus hidrologi/air dengan menggunakan
media diorama sederhana. Instrumen pengamatan tindakan dibuat
berdasarkan acuan teori–teori yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
39

sedangkan penyusunan instrumen kemampuan IPA, RPP, dan skenario


pembelajaran berpedoman pada kurikulum.
b. Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksankan dalam waktu 1 kali


pertemuan, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan dilakukan
secara daring melalui zoom meeting karena situasi pandemi covid-19.
Kegiatan tersebut pada hari Selasa tanggal 20 April 2021 pada pukul
09.00 sampai 10.10. Catatan lapangan selama adalah sebagai berikut
Tabel 4.3
Catatan Lapangan Siklus 1

Waktu Tahapa Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


n
09.00- Kegiatan Kegiatan Pembiasaan : Kegiatan
09.15 Awal Pembiasaan :
 Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin  Siswa berdoa
doa. secara bersama-
 Guru mengabsen siswa sama sesuai
 Guru mengkondisikan keyakinannya.
kelas untuk persiapan
pembelajaran.
 Guru menjelaskan KD,  Siswa membuka
Tujuan dan Indikator buku serta
yang akan dicapai. mempersiapkan
 Guru memotivasi siswa diri untuk
untuk mengikuti memulai
kegiatan pembelajaran. pembelajaran

09.15 – Kegiatan Langkah-Langkah


10.00 Inti pembelajaran :

1. Orientasi
 Guru membina iklim
pembelajaran yang
responsif sehingga
mengajak siswa untuk
40

berpikir memcahkan
masalah dengan
mengajukan pertanyaan
 Guru Siswa menjawab
bertanya :”Mengapa pertanyaan guru.
mahluk hidup perlu air?”
2. Merusmuskan
Masalah
 Guru memberikan
mendorong siswa untuk
memahami konsep
siklus hidrologi/air
Siswa menyimak
 Guru menyampaikan
cakupan materi
cakupan materi dan
dan penjelasan
penjelasan uraian
uraian yang
kegiatan pembelajaran
disampaikan
3. Mengajukan
guru
Hipotesis
 Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengemukakan
pendapat sesuai dengan
permasalahan yang
diberikan
 Guru meminta siswa
Siswa mencari
untuk mencari informasi
informasi dari
untuk bahan diskusi
buku
4. Mengumpulkan Data
 Guru mengajukan
pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk
berpikir mencari
informasi yang
dibutuhkan
 Guru meminta siswa
diskusi untuk mencari Beberapa siswa
informasi tentang proses- membacakan
proses yang terdapai/air hasil informasi
41

di dalam siklus hidrolog yang didapatkan


dan hasil diskusi
5. Menguji Hipotesis
serta pencarian
 Guru mencari tingkat
informasi
keyakinan siswa atas
jawaban hasil diskusi
 Guru bertanya tentang Siswa menjawab
apa yang belum pertanyaan guru
diketahui oleh siswa

10.00 – Kegiatan Merumuskan


10.10 Penutup Kesimpulan
 Guru merumuskan  Siswa bersama
kesimpulan atas guru
informasi yang didapat menyimpulkan
siswa dengan data yang materi
relevan pembelajaran
 Guru melakukan tanya
jawab dan meluruskan
pemahaman serta
memberi penguatan dan
 Siswa
penyimpulan
mengerjakan tes
 Guru mengadakan post
dan mengerjakan
tes melalui google form.
tugas yang
 Guru mengadakan tindak
diberikan guru.
lanjut berupa penugasan

c. Observasi Siklus 1
Observasi pengamatan dilaksanakan pada saat zoom meeting, yaitu
selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan
pembelajaran pada tahap persiapan kegiatan awal guru sudah
mengkondisikan siswa untuk mempersiapkan siswa memulai
pembelajaran, seperti berdoa, menyanyikan lagu wajib nasional,
mengabsen kehadiran siswa, dan menjelaskan kompetensi dasar dan
indikator yang hendak dicapai dan siswa mengikuti kegiatan berdoa,
menyanyikan lagu wajib nasional. Pada kegiatan inti siswa menyimak
materi yang disampaikan guru dan melakukan diskusi kelompok serta
42

menyampikan hasil diskusinya. Walaupun ada beberapa siswa yang


pasif dan cenderung diam selama kegiatan diskusi.
d. Refleksi Siklus 1
Setelah kegiatan pembelajaran pada tahap siklus 1, penulis bersama
supervisor 2 mengadakan kolaborasi untuk membuat analisa dan
penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama proses
pembelajaran berlangsung. Dari hasil catatan peneliti dan catatan
supervisor 2 serta hasil belajar yang diperoleh siswa ternyata belum
memuaskan.
Berdasarkan data dari pra siklus kemudian dibuat perbandingan
dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus 1 hasilnya dapat
diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa ( Nilai Pra Siklus dan Siklus I )

Nilai
Nilai
No. Nama Siswa Pra Keterangan
Siklus 1
Siklus

1 Abi Syahreza 50 70 Tuntas

2 Aji Atmajaya 60 70 Tuntas

3 Aprilia Dwi Hardhani 60 70 Tuntas

4 Assyifa Rahma Awwaliyah 50 70 Tuntas

5 Audi Febyyan Elena 20 60 Belu tuntas

6 Bagus Prasetyo Wibowo 70 80 Tuntas

7 Daffa Faatin Ganesha 70 80 Tuntas

8 Damar Fadlurrahman Rafif 50 60 Belum tuntas


43

9 Desita Aulia Annafi 70 80 Tuntas

10 Fanny Khalisah Putri 80 90 Tuntas

11 Iman Nur Hakim 20 40 Belum tuntas

12 Jaka Kelana 30 50 Belum tuntas

13 Kharunnisa Raihanah 90 100 Tuntas

14 Lulu Farhanah 30 60 Belum tuntas

15 Muhamad Attala Febryan 50 60 Belum tuntas

16 M. Nur Zaman Ikhsan 50 60 Belum tuntas

17 Muhammad Yuwawira S. 80 90 Tuntas

18 Nova Riana 70 70 Tuntas

19 Nur Annisa Al Hikmah 30 40 Belum tuntas

20 Olivia 20 60 Belum tuntas

21 Rajib Charis Arsyavin 70 80 Tuntas

22 Rasya Gustia Dava 30 50 Belum tuntas

23 Ratu Ghaisani Puspa Mona 90 100 Tuntas

24 Ravel Ziddan Ardiansyah 40 60 Belum tuntas

25 Rena Shofa Fauzi 60 70 Tuntas

26 Salsabil Nabilah Zahra 50 60 Belum tuntas

27 Satrya Ramadhan 60 70 Tuntas

28 Talitha Amelia Hidayat 40 60 Belum tuntas

29 Vicky Fathaniar Ramadhan 50 70 Tuntas


44

30 Yolanda Fitri Ardiani 40 70 Tuntas

Jumlah 1580 2050

Nilai rata- rata 52,67 68,33

Persentase Nilai Di atas KKM 30% 56,67%

Nilai Terendah 20 40

Nilai Tertinggi 90 100

Grafik 4.2
Grafik Perbandingan Nilai Pra Siklus dan Siklus 1

120

100

80

60

40

20

0
a i a a i S. a zi
ez an en sh af im n ah y an ah vi
n
on u ha
n
ha
n
ah
r
rd
h El an
e nn ak ha br ir a ik
m ya M Fa ad ad
a an
A rH i Fe aw a rs fa
Sy iH
G ia u Ra A sp o lH Ra
m am
bi yy in ul N sa la r is uwPu Sh A rR
A w b
aa
t A an
i tta a Y i isa
a a a
D Fe ita A nn ad Ch n n tr y
an
i
ili
a i F
es Im ru ad nn sa Re Sa
pr ud fa ha
m A ib ai th
A A af D
K a m a m
u r
Ra j
G
h F a
D uh uh N tu ky
M M Ra ic
V

Pra Siklus Siklus 1

Dari hasil analisis data nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1 dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan ketuntasan hasil
belajar siswa. Diketahui bahwa secara data statistik terjadi peningkatan
45

ketuntasan hasil belajar siswa dari sebelumnya yaitu dengan persentase


pada saat pra siklus sebesar 30% menjadi 56,67% pada tahap siklus 1.
Namun kenaikan ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada siklus 1
belum mencapai target yang diinginkan peneliti yaitu di atas 80% siswa
mencapai ketuntasan belajarnya. Berdasarkan hasil evalusi pada tahap
siklus 1 masih banyak kelemahan-kelemahan seperti kurangnya motivasi
dan minat siswa untuk mencari informasi dan rasa ingin tahu, kegiatan
diskusi yang kurang terarah sehingga masih ada bebebrapa sisiwa yang
kebingungan dalam menyampaikan hasil diskusi serta masih banyak siswa
yang cenderung pasif sehingga kegiatan pembelajaran kurang
menyenangkan. Berdasarkan kondisi yang demikian menyebabkan hasil
yang diperoleh tidak mencapai target yang diinginkan. Oleh karena itu
peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke siklus 2 dengan beberapa
perbaikan yaitu :
1) Menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik perhatian
siswa dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa yang lebih.
2) Memfasilitasi jalannnya diskusi agar semua siswa dapat aktif dan
berani mengeluarkan pendapatnya.
3) Menggunakan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) sebagai acuan tentang
tugas yang akan dikerjakan siswa.
3. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana kegiatan pembelajaran
(RPP) siklus II. Setelah itu peneliti juga membuat skenario kegiatan
belajar mengajar di kelas agar situasi belajar menjadi kondusif. Peneliti
juga membuat kisi-kisi instrumen soal, dan instrumen soal tertulis.
Penliti menyusun lembar observasi kegiatan siswa. Kemudian peneliti
menyusun lembar observasi kegiatan guru.
Perencanaan yang dibuat dikaitkan dengan fokus penelitian yaitu
pembelajaran IPA tentang siklus hidrologi/air dengan menggunakan
media diorama sederhana. Instrumen pengamatan tindakan dibuat
46

berdasarkan acuan teori –teori yang telah dibahas pada bab


sebelumnya, sedangkan penyusunan instrumen kemampuan IPA, RPP,
dan skenario pembelajaran berpedoman pada kurikulum.
1) Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksankan dalam waktu 1 kali
pertemuan, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan siklus 2
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 06 Mei 2021 secara daring
melalui zoom meeting karena mengingat situasi pandemi covid-
19.Kegiatan di mulai pada pukul 07.35 sampai 08.45.
a) Catatan Lapangan
Catatan lapangan selama siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6
Catatan Lapangan Siklus II

Waktu Tahapan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


07.35- Kegiatan Kegiatan Pembiasaan : Kegiatan
07.45 Awal Pembiasaan :
 Guru memberikan salam
dan mengajak semua siswa  Siswa berdoa
membaca Basmallah secara
bersama. bersama-
 Guru mengecek kesiapan sama.
diri siswa dengan mengisi
kehadiran online dan
memeriksa kerapihan
pakaian,
 Menginformasikan materi
yang akan dipelajari pada
pertemuan sekarang.
 Guru memberikan motivasi
kepada siswa tentang
pentingnya belajar.
 Guru meminta siswa
mengingat kembali materi
47

yang sudah disampaikan.


 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
 Guru menyiapkan media
pembelajaran,

07.45 – Kegiatan Langkah-langkah


08.30 Inti Pembelajaran:

1. Orientasi.
 Guru meminta siswa  Siswa
untuk membuka buku membuka buku
tematik tema 8 subtema 1 serta
pelajaran ke 1 halaman 7. mempersiapkan
 Guru meminta siswa untuk diri untuk
mengamati dan memulai
mendiskusikan gambar pembelajaran
yang ada di buku tema 8
halaman 7.
 Guru melakukan kegiatan
tanya jawab untuk
merangsang siswa dalam
berfikir tentang materi
yang akan disampaikan

1. Proses apakah yang  Siswa


ditunjukan gambar menjawab
tersebut? pertanyaan
2. Apa sajakah proses guru.
yang ada di gambar
tersebut?
3. Apakah keuntungan yang
diperoleh dari proses
tersebut?
4. Sebutkan hal yang dapat
48

menyebabkan proses
tersebut terhambat?
5. Jelaskan proses tersebut
secara runtut!
2. Merusmuskan Masalah
 Guru kembali melakukan
tanya jawab seputar  Siswa
gambar yang telah menyimak
diamati. cakupan
 Guru meminta perwakilan materi dan
siswa untuk membaca penjelasan
teks tentang air (halaman uraian yang
8). disampaikan
 Guru memaparkan tentang guru
sikulus hidrologi melalui
media diorama siswa
mendengarkan dengan
seksama.
3. Mengajukan Hipotesis

 Selama guru menjelaskan


tiap siswa diminta untuk
mencatat hal-hal penting.  Siswa
 Guru memberikan mencari
kesempatan kepada siswa informasi
untuk bertanya tentang hal bersama
yang belum dipahami.  Siswa
4. Menguji Hipotesis mengamati
 Sebagai penguat, guru media/alat
menjelaskan kembali peraga.
proses siklus hidrologi
menggunakan media
diorama sederhana agar
siswa semakin paham.
 Guru mencari tingkat  Beberapa
keyakinan siswa atas anak
jawaban hasil diskusi membacakan
 Siswa diminta untuk hasil
mendiskusikan hasil informasi
pengamatan. yang
49

 Setelah selesai guru didapatkan


meminta perwakilan anak dan hasil
menyampaikan hasil diskusi serta
diskusi. pencarian
 Guru bertanya tentang apa informasi
yang belum diketahui oleh  Siswa
siswa. menjawab
pertanyaan
guru

08.30 – Kegiata 1. Merumuskan


08.45 n Kesimpulan  Siswa
Penutup  Siswa bersama guru bersama guru
melakukan refleksi atas menyimpulka
pembelajaran yang telah n materi
berlangsung. pembelajaran
 Apa saja yang telah  Siswa
diperlajari hari ini? mengerjakan
 Siswa bersama guru tes dan
menyimpulkan hasil mengerjakan
pembelajaran hari ini. tugas yang
 Guru mengevaluasi diberikan
dengan memberikan soal. guru.

c. Observasi Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II aktivitas siswa lebih
meningkat dibandingkan pada siklus I. Dominasi guru dalam kegiatan
pembelajaran sudah berkurang sehingga kegiatan pembelajaran tidak
monoton. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat.
Hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang bertanya dalam
kegiatan diskusi serta siswa lainnya menjawab pertanyaan.
Penggunaan media diorama sederhana pada siklus II membuat
kegiatan diskusi menarik sehingga bagi siswa yang kurang percaya
diri termotivasi untuk mencari tahu dan mengikuti kegiatan diskusi
yang dilakukan.
d. Refleksi Siklus II
50

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini hasil pembelajaran


yang diperoleh sisiwa sudah sangat baik, sisiwa dapat memahami
materi pembelajaran yang diberikan, sehingga hasil belajar peserta
didik sangat memuaskan, antusiasme siswa utnuk bertanya sangat
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat menjadi fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan arahan yang tepat
terhadap kegiatan pembelajran sehingga jalannnya diskusi menarik
dan memancing semangat siswa untuk mencari tahu materi yang
sedang dilaksanakan.
Berdasarkan hasil pengamatan dari kegiatan pembelajaran IPA
tentang materi siklus hidrologi/air di kelas V SDN Jatipadang 05 Pagi
Pasar Minggu, nilai yag diperoleh siswa pada siklus II adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siswa ( Nilai Siklus II )

Nilai
No. Nama Siswa Keterangan
Siklus II
1 Abi Syahreza 80 Tuntas
2 Aji Atmajaya 80 Tuntas
3 Aprilia Dwi Hardhani 100 Tuntas
4 Assyifa Rahma Awwaliyah 90 Tuntas
5 Audi Febyyan Elena 70 Tuntas
6 Bagus Prasetyo Wibowo 90 Tuntas
7 Daffa Faatin Ganesha 90 Tuntas
8 Damar Fadlurrahman Rafif 70 Tuntas
9 Desita Aulia Annafi 100 Tuntas
10 Fanny Khalisah Putri 100 Tuntas
11 Iman Nur Hakim 60 Belum Tuntas
12 Jaka Kelana 80 Tuntas
13 Kharunnisa Raihanah 100 Tuntas
51

14 Lulu Farhanah 70 Tuntas


15 Muhamad Attala Febryan 70 Tuntas
16 Muhammad Nur Zaman Ikhsan 80 Tuntas
17 Muhammad Yuwawira Sambara 100 Tuntas
18 Nova Riana 90 Tuntas
19 Nur Annisa Al Hikmah 70 Tuntas
20 Olivia 90 Tuntas
21 Rajib Charis Arsyavin 100 Tuntas
22 Rasya Gustia Dava 90 Tuntas
23 Ratu Ghaisani Puspa Mona 100 Tuntas
24 Ravel Ziddan Ardiansyah 90 Tuntas
25 Rena Shofa Fauzi 80 Tuntas
26 Salsabil Nabilah Zahra 80 Tuntas
27 Satrya Ramadhan 80 Tuntas
28 Talitha Amelia Hidayat 90 Tuntas
29 Vicky Fathaniar Ramadhan 80 Tuntas
30 Yolanda Fitri Ardiani 100 Tuntas
Jumlah 2570
Nilai rata- rata 85,67 KKM
Persentase Nilai Di atas KKM 96,67 68
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 100

Berdasarkan data tersebut hasil rata-rata yang diperoleh sisiwa


telah mencapai 85,67 dengan persentase siswa dengan perolehan
mencapai KKM 96,67% telah sangat memuaskan dan mencapai target
yang diinginkan oleh penieliti. Oleh karena itu peneliti memutuskan
untuk mengakhiri penelitian. Walaupun pada siklus ini masih terdapat 1
siswa yang belum mencapai ketuntasan belajarnya. Faktor yang
menyebabkan siswa tersebut belum memahami materi tentang siklus
52

hidrologi/air adalah karena kurangnya pemusatan perhatian sehingga


siswa tersebut tidak fokus terhadap kegiatan pembelajaran yang
berlangsung. Selain itu dikarenkan faktor masalah intern yang yang
terjadi pada siswa tersebut. Namun nilai yang diperoleh siswa tersebut
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat terlihat pada
tebel berikut :

Tabel 4.9
Hasil Belajar Siswa ( Nilai Siklus I dan Niilai Siklus II)

Nilai Nilai
No. Nama Siswa Keterangan
Siklus I Siklus II

1 Abi Syahreza 70 80 Tuntas

2 Aji Atmajaya 70 80 Tuntas

3 Aprilia Dwi Hardhani 70 100 Tuntas

4 Assyifa Rahma Awwaliyah 70 90 Tuntas

5 Audi Febyyan Elena 60 70 Tuntas

6 Bagus Prasetyo Wibowo 80 90 Tuntas

7 Daffa Faatin Ganesha 80 90 Tuntas

8 Damar Fadlurrahman Rafif 60 70 Tuntas

9 Desita Aulia Annafi 80 100 Tuntas

10 Fanny Khalisah Putri 90 100 Tuntas


53

11 Iman Nur Hakim 40 60 Belum Tuntas

12 Jaka Kelana 50 80 Tuntas

13 Kharunnisa Raihanah 100 100 Tuntas

14 Lulu Farhanah 60 70 Tuntas

15 Muhamad Attala Febryan 60 70 Tuntas

16 M. Nur Zaman Ikhsan 60 80 Tuntas

17 Muhammad Yuwawira S. 90 100 Tuntas

18 Nova Riana 70 90 Tuntas

19 Nur Annisa Al Hikmah 40 70 Tuntas

20 Olivia 60 90 Tuntas

21 Rajib Charis Arsyavin 80 100 Tuntas

22 Rasya Gustia Dava 50 90 Tuntas

23 Ratu Ghaisani Puspa Mona 100 100 Tuntas

24 Ravel Ziddan Ardiansyah 60 90 Tuntas

25 Rena Shofa Fauzi 70 80 Tuntas

26 Salsabil Nabilah Zahra 60 80 Tuntas

27 Satrya Ramadhan 70 80 Tuntas

28 Talitha Amelia Hidayat 60 90 Tuntas

29 Vicky Fathaniar Ramadhan 70 80 Tuntas

30 Yolanda Fitri Ardiani 70 100 Tuntas


54

Jumlah 2050 2570

Nilai rata- rata 68,33 85,67

Persentase Nilai Di atas KKM 56,67% 96,67 KKM

Nilai Terendah 40 60 68

Nilai Tertinggi 100 100

Dalam bentuk grafik data tersebut dapat disajikan sebagai berikut :

Grafik 4.3
Grafik Perbandingan Perolehan Nilai Siswa Pada Siklus 1 dan II

120

100

80

60

40 Siklus 1
Siklus II

20

0
a ni na a fi m h n S. ah n a
uz
i
an an
ez a e sh na ki na y a ir a vi on
ah
r
r dh El n e n a h a b r
i k m
sy a M F a
a d h ad h
a A H i e w r a
Sy i H a an G ia ur a R
a F a lH sA pa of m m
bi y y tin ul N s al
a uw A ri us Sh Ra r Ra
A w e b a A n i tt Y sa a i P a y a a
D
iF Fa ita
a nn d A ad i h n n tr an
i
ili
a
es Im aru nn b C sa Re Sa
pr u d af f a D h m
a
m
m
r A j i h ai a th
A A D K
uh
a
uh
a u Ra G F
N tu ky
M M Ra ic
V
55

b) Berdasarkan dari hasil yang diperoleh pada siklus II yang telah dilakukan
dan ternyata memperoleh hasil yang sangat memuaskan, maka peneliti
memutuskan untuk tidak melanjutkan pada tahap berikutnya dan
dihentikan pada siklus II karena target pencapaian hasil belajar telah
mencapai target yang diinginkan.
A. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hasil belajar yang diperoleh selama
pra siklus, siklus 1 dan siklus II. Jika data tersebut dibandingkan maka dapat
disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.10
Tabel Perbandingan Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Nilai Nilai
Nilai
No. Nama Siswa Pra Siklus
Siklus Keterangan
II
I
Siklus

1 Abi Syahreza 50 70 80 Tuntas

2 Aji Atmajaya 60 70 80 Tuntas

3 Aprilia Dwi Hardhani 60 70 100 Tuntas

4 Assyifa Rahma Awwaliyah 50 70 90 Tuntas

5 Audi Febyyan Elena 20 60 70 Tuntas

6 Bagus Prasetyo Wibowo 70 80 90 Tuntas

7 Daffa Faatin Ganesha 70 80 90 Tuntas

8 Damar Fadlurrahman Rafif 50 60 70 Tuntas


56

9 Desita Aulia Annafi 70 80 100 Tuntas

10 Fanny Khalisah Putri 80 90 100 Tuntas

11 Iman Nur Hakim 20 40 60 Belum Tuntas

12 Jaka Kelana 30 50 80 Tuntas

13 Kharunnisa Raihanah 90 100 100 Tuntas

14 Lulu Farhanah 30 60 70 Tuntas

15 Muhamad Attala Febryan 50 60 70 Tuntas

16 M. Nur Zaman Ikhsan 50 60 80 Tuntas

17 Muhammad Yuwawira S. 80 90 100 Tuntas

18 Nova Riana 70 70 90 Tuntas

19 Nur Annisa Al Hikmah 30 40 70 Tuntas

20 Olivia 20 60 90 Tuntas

21 Rajib Charis Arsyavin 70 80 100 Tuntas

22 Rasya Gustia Dava 30 50 90 Tuntas

23 Ratu Ghaisani Puspa Mona 90 100 100 Tuntas

24 Ravel Ziddan Ardiansyah 40 60 90 Tuntas

25 Rena Shofa Fauzi 60 70 80 Tuntas

26 Salsabil Nabilah Zahra 50 60 80 Tuntas

27 Satrya Ramadhan 60 70 80 Tuntas

28 Talitha Amelia Hidayat 40 60 90 Tuntas

29 Vicky Fathaniar Ramadhan 50 70 80 Tuntas


57

30 Yolanda Fitri Ardiani 40 70 100 Tuntas

Jumlah 1580 2050 2570

Nilai rata- rata 52,67 68,33 85,67


KKM
Persentase Nilai Di atas KKM 30% 56,67% 96,67% 68

Nilai Terendah 20 40 60

Nilai Tertinggi 90 100 100

Jika data tersebut disajikan dalam bentuk grafik, maka akan perbandingan
nilai siswa yang dapat terlihat sebagai berikut :
Grafik 4.4
Grafik Perbandingan Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
120

100

80

60

40
Pra Siklus
Siklus 1
20
Siklus II

0
za ni na ha nafi ki m nah yan a S
.
ah in na auz
i
an an
h re ha El e nes n a a r i r k m y av Mo F dh adh
a r d n a A H i h e b w i r s a fa a
y a ur
iS iH
a
yy tin
G lia Ra l a F uw a Al H i s A usp ho
m
Ra r Ra
m
Ab Dw Feb a a Au an N i sa tta d Y i sa ar i P a S r ya a
a t n A h n i
ia di F si Im run ad a nn b C i san Re Sat han
ri l Au ffa De a m m
m
r A aj i a at
Ap Da Kh a a u R h
yF
uh uh N
t u
G
k
M M c
Ra Vi
58

Berdasarkan data penelitian terdapat kenaikan ketuntasan hasil belajar


siswa dari mulai tahap pra siklus siklus 1 dan siklus 2. Jika data tersebut
disajikan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai berikut :

Diagram 4.1
Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
120.00

100.00

80.00

60.00
Series1

40.00

20.00

0.00
Pra Siklus Siklus I Siklus II

1. Pembahasan Hasil Pembelajaran Pada Siklus 1


Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1 diperoleh data masih terdapat 9
siswa dari 30 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajarnya yakni
belum mencapai nilai KKM 68, sekitar 43,33%s siswa kelas V di SDN
Jatipadang 05 belum memahami materi pembelajaran IPA tentang siklus
hidrologi/air. Sedangkan 56,67% siswa sudah mencapai KKM. Dari hasil
59

evaluasi yang dilakukan pada siklus 1 terdapat peningkatan hasil belajar jika
dibandingkan dengan hasil pra siklus. Namun demikian peningkatan
tersebut belum mnecapai target yang diinginkan dalam penelitian ini. Oleh
karena itu sesuai rencana maka dilakukan siklus lanjutan, yaitu tahap siklus
II. Dan untuk mencapai target yang diinginkan maka terdapat beberapa hal
yang perlu diperbaiki dan yang belum dilakukan pada siklus 1.
Rencana perbaikan tersebut antara lain : menggunakan media
pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa dan menimbulkan rasa
ingin tahu siswa yang lebih, memfasilitasi jalannnya diskusi agar semua
siswa dapat aktif dan berani mengeluarkan pendapatnya, menggunakan LKS
( Lembar Kerja Siswa ) sebagai acuan tentang tugas yang akan dikerjakan
siswa, memberikan perhatian dan motivasi yang lebih kepada siswa agar
fokus siswa tetap pada kegiatan pembelajaran bukan hanya diam atau pasif
mendengarkan.
Perbaikan-perbaikan yang telah disebutkan di atas, dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang siklus
hidrologi/air serta dampaknya bagi kehidupan di bumi dengan
menggunakan media diorama sederhana secara tepat, sehingga hasil yang
diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran bisa dapat ditingkatkan. Hal
ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kustandi dan Sutjipto dalam
Cahyono ( 2019: 3) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah alat
yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk
memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

2. Pembahasan Hasil Pembelajaran Pada Siklus II


Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II terdapat peningkatan
yang cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa yaitu jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan belajar mencapai 96,67% atau sebanyak 29 siswa dari
30 siswa kelas V SDN Jatipadang 50 Pagi telah mencapai syarat KKM
sementara 1 siswa lainnya yang belum mencapai KKM dan belum dapat
60

memahami materi pembelajaran dikarenakan faktor masalah internal yang


terjadi sehingga dapat mempengaruhi konsntrasi siswa tersebut dalam
kegiatan pembelajaran.
Data tersebut menandakan bahwa pada siklus II sudah terjadi
peningkatan pemahaman siswa dalam memahami pembelajaran IPA tentang
materi siklus hidrologi/air serta dampaknya bagi kehidupan di bumi. Data
tersebut juga menunjukkan bahwa penggunaan media diorama sederhana
sudah efektif digunakan dalam pembelajaran IPA materi siklus hidrologi/air
pada siswa kelas V SDN Jatipadang 05 Pagi. Hal itu selaras dengan
penggunaan media diorama pada materi siklus air dalam penelitian ini. Guru
memfasilitasi siswa dengan menghadirkan situasi nyata proses siklus
hidrologi, sehingga siswa dapat memahami dengan konkret atau secara
nyata, dan lebih mudah. Dampaknya bagi siswa, yaitu siswa akan lebih
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Jadi penggunaan
media diorama pada penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sehingga indikator ketuntasan siswa tercapai pada siklus II sebesar 96,67%.
Berdasarkan data-data tersebut diatas dapat dikatakan bahwa
penggunaan media diorama sederhana pada kegiatan pembelajaran IPA
tentang materi siklus hidrologi/air pada siswa kelas V SDN Jatipadang 05
Pagi dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Data hasil wawancara


Data hasil wawancara dianalisis dari hasil wawancara kepada peserta didik
dengan Tahap pertama adalah mengumpulkan, dan mengklasifikasi jawaban
peserta didik terhadap pertanyaan yang diajukan. Tahapan berikutnya adalah
dengan menginterpretasi jawaban peserta didik berdasarkan interpretasi peneliti,
untuk kemudian pada tahapan selanjutnya melakukan sintesis terhadap hasil
interpretasi peneliti. Setiap pertanyaan akan diajukan kepada lebih dari satu
peserta didik untuk satu pertanyaan untuk menjaga validitas dan reliabilitas data
yang dikumpulkan.
61

g. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
1. Tentukan indikator keberhasilans esuai dengan rancangan awal yang dibuat
oleh guru
2. Dapat dikomunikasikan dengan RPP, tujuan pembelajaran atau indikator lain
sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran.

h. JADWAL PENELITIAN

No Hari, tanggal pelaksanaan Mata pelajaran Siklus

1. 15 April – 20 Aprili 2021 IPA 1

2. 03 Mei – 06 Mei 2021 IPA 2

DAFTAR PUSTAKA

. Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Bumi Aksara.
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan
TK. Bandung: Yrama Widya.

Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Padmono, Y. 2010. Kekurangan dan kelebihan, Manfaat Penerapan PTK. Online:


edukasi.kompasiana.com.

Hopkins, David. 1993. A Teacher's Guide to Classroom Research. Philadelphia:


Open University Press.
62

LAMPIRAN
63

Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Sampai Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) PRA SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SDN Jatipadang 05 Pagi


Kelas / Semester : V /2
Tema : Lingkungan Sahabat Kita (Tema 8)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungannya (Subtema 1)
Pembelajaran ke :1
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


BAHASA INDONESIA

Kompetensi Dasar Indikat


or
3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau 3.8.1 Membaca teks narasi
tindakan yang terdapat pada teks peristiwa atau tindakan yang
nonfiksi. terdapat pada teks nonfiksi.
64

IPA
Kompetensi Dasar Indikator

3.8 Menganalisis siklus air dan 3.8.1 Mengidentifikasi siklus air pada
dampaknya pada peristiwa di bumi peristiwa di bumi serta kelangsungan
serta kelangsungan makhluk hidup. makhluk hidup.
3.8.2 Menganalisis dampak siklus air
pada peristiwa di bumi serta
kelangsungan makhluk hidup.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu
menyebutkan peristiwa-peristiwa pada teks nonfiksi dengan benar.
2. Melalui kegiatan menjelaskan siswa mampu menjelaskan proses
siklus air dengan benar.
3. Melalui diskusi siswa mampu mengidentifikasi manfaat air bagi
manusia, hewan, dan tumbuhan dengan benar.
4. Melalui diskusi siswa mampu mengidentifikasi tindakan menghemat
air dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN
a. Pengertian siklus air dan proses siklus air (Lampiran )
b. Manfaat air (Lampiran)
c. Tindakan Menghemat Air (Lampiran)

E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Ceramah.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


Media : Gmbar Siklus Hidrologi
Sumber Belajar : Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V,
Tema 8: Lingkungan Sahabat Kita. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi
2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
65

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahulua  Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 Menit
n siswa membaca doa bersama.
 Guru mengecek kesiapan diri siswa dengan me
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan sekarang.
 Guru memberikan motivasi kepada siswa
tentang pentingnya belajar.
 Guru meminta siswa mengingat kembali
materi yang sudah disampaikan.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
 Guru menyiapkan media pembelajara
Kegiatan 40 Menit
Inti  Fakta-fakta apa
yang ditunjukan
gambar- gambar
tersebut?

 Apakah lingkungan berguna


bagi manusia? Mengapa?
 Keuntungan apa yang diperoleh
manusia jika menjaga lingkungan?
 Apa akibatnya jika manusia
tidak menjaga lingkungan?
 Bagaimana kondisi lingkungan di
sekitarmu?
 Guru kembali melakukan tanya jawab
seputar gambar yang telah diamati.
 Guru meminta perwakilan siswa
untuk membaca teks tentang air
(halaman 8) dan siswa yang lain
menyimak.
 Guru meminta anggota tiap
kelompok agar menyiapkan alat
tulis untuk mencatat hal-hal
penting selama guru menjelaskan
sisklus air menggunakan media
diorama.
66

 Guru mengatur tempat duduk siswa agar


semua siswa dapat memperhatikan dengan
jelas apa yang dijelaskan oleh guru.
 Guru meminta siswa untuk mencatat
hal-hal penting dari penjelasan yang
disampaikan oleh guru melalui media
diorama.
 Guru menjelaskan materi siklus air
menggunakan media gambar
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang hal yang belum
dipahami mengenai proses siklus air.
 Setelah selesai guru meminta
perwakilan tiap kelompok maju ke depan
kelas untuk menyampaikan hasil diskusi
tentang siklus air dan manfaat air bagi
manusia, hewan, dan tumbuhan
 Sebagai penguat, guru menjelaskan
kembali proses siklus air
menggunakan media diorama agar
siswa semakin paham.
 Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil
pengamatan dari media diorama dengan
kelompok masing-masing.
Penutup o Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 10 menit
pembelajaran yang telah berlangsung.
o Apa saja yang telah diperlajari hari ini?
o Apa saja manfaat air bagi kehidupan?
o Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
o Guru mengevaluasi dengan memberikan soal.
o Guru memberikan motivasi untuk siswa.
o Guru menutup pembelajaran dengan salam, si
67

H. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk
Muatan Indikator
Penilaian Instumen
IPA Rubrik megerjakan soal tes Tes Soal pilihan
tertulis secara online melalui tertulis ganda
google form.

c. Unjuk Kerja

Teknik Bentuk
Muatan Indikator Penilaia Instumen
n
IPA Penilaian uji unjuk kerja Unjuk Rubrik
Rubrik Menulis Berdasarkan kerja dan penilaian
KD IPA 3.8 dan 4.8 hasil pada BG
halaman 16-
17.

Jakarta, 16 April 2021


Supervisor 2 Guru Kelas V

Sulihmi, S.Pd. Indah Fidia, S.Pd.


NIP. 196209091992092001 NIP.197612112014122001
Mengetahui
Kepala SDN Jatipadang 05

Merida Gultom, S.Pd.


NIP.196206141986062002
68

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) SIKLUS I

Sekolah : SDN Jatipadang 05 Pagi


Kelas /Semester : V/2
Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita
Subtema 1 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran ke- : 1
Fokus Pembelajaran : IPA
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (6 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI

IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menganalisis siklus air dan 3.8.1 Melakukan percobaan tahap-
dampaknya pada peristiwa di tahap dalam siklus air seperti
bumi serta kelangsungan evaporasi, kondensasi, dan
makhluk hidup presipitasi
4.8 Membuat karya tentang skema 4.8.1 Mendiskusikan siklus air dan
siklus air berdasarkan informasi dampaknya bagi peristiwa di
dari berbagai sumber bumi serta kelangsungan
makhluk hidup

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu menyebutkan
peristiwa-peristiwa pada teks nonfiksi dengan benar.
2. Melalui kegiatan menjelaskan siswa mampu menjelaskan proses siklus air
dengan benar.
69

3. Melalui diskusi siswa mampu mengidentifikasi manfaat air bagi manusia,


hewan, dan tumbuhan dengan benar.
4. Melalui diskusi siswa mampu mengidentifikasi tindakan menghemat air
dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian siklus air dan proses siklus hidrologi (Lampiran )
2. Manfaat air (Lampiran)
3. Tindakan Menghemat Air (Lampiran)

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab,
penugasan, dan ceramah.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Teks bacaan.
2. Alat musik tradisional daerah masing-masing.
3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.
Bahan :-
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 6: Panas dan
Perpindahannya. Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, 10
dan mengecek kehadiran siswa. menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan
doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan
penguatan tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat kebangsaan.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan
kebersihan kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang
akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
70

pentingnya sikap disiplin yang akan


dikembangkan dalam pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan literasi
yang telah dilakukan.
9. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat
untuk menyegarkan suasana kembali.

Kegiatan Proses KBM 60


inti Kegiatan Pembuka menit
• Siswa mengamati
gambar yang
terdapat pada
halaman 1 buku
siswa.
• Dengan bimbingan
guru, siswa
mengidentifikasi
berbagai kondisi
lingkungan pada
gambar. Guru
mengaitkan
kegiatan ini
dengan judul tema
Lingkungan Sahabat Kita serta judul subtema
Manusia dan Lingkungan.
• Guru dapat memberikan beberapa pertanyaan untuk
menstimulus ketertarika siswa tentang topik
Manusia dan Lingkungan. Pertanyaan:
1. Fakta-fakta apa yang ditunjukkan gambargambar
tersebut?
Jawaban: Gambar atas menunjukkan lingkungan
yang indah berupa areal persawahan yang subur.
Gambar bawah menunjukkan anakanak usia SD
sedang menanam bibit tanaman.
2. Apakah lingkungan berguna bagi manusia?
Mengapa?
Jawaban: Lingkungan berguna bagi manusia, karena
lingkungan
menyediakan semua kebutuhan hidup manusia.
3. Keuntungan apa yang diperoleh manusia jika
menjaga lingkungan?
Jawaban: Jika manusia menjaga lingkungan, semua
kebutuhan hidup manusia dapat tercukupi.
4. Apa akibatnya jika manusia tidak menjaga
lingkungan?
71

Jawaban: Jika manusia tidak menjaga lingkungan,


lingkungan
menjadi rusak dan tidak memberikan manfaat
bahkan dapat
menimbulkan kerugian dan bencana bagi manusia.
5. Bagaimana kondisi lingkungan di sekitarmu?
Jawaban: Siswa diminta menceritakan sesuai
kondisi lingkungannya
a. Hasil yang Diharapkan Siswa dapat mengemukakan
pendapatnya mengenai hubungan manusia dengan
lingkungan.

• Siswa membaca pengantar mengenai air sebagai


salah satu unsur
penting dalam lingkungan. Air sangat diperlukan
bagi kehidupan di bumi.
• Siswa diajak bertanya jawab mengenai manfaat air.
Ayo Membaca
• Siswa membaca teks berjudul “Demi Air
Bersih, Warga Waborobo Rela Berjalan Sejauh
15 Kilometer” pada buku siswa. Kegiatan
membaca dapat
dilakukan secara
bergantian.
Salah seorang
siswa membaca
satu paragraf,
siswa lain
mendengarkan.
Paragraf
selanjutnya
dibaca oleh siswa
yang berbeda.
• Siswa
menuliskan
peristiwa-
peristiwa yang
terdapat pada teks
dalam bentuk peta pikiran.
Kemudian, secara bergantian
siswa menunjukkan peta
pikiran yang telah dibuatnya.
• Berikut alternatif jawaban
untuk pola pikiran yang telah
dilengkapi
.
Ayo Berdiskusi
72

• Guru mengondisikan siswa untuk melakukan


. tanya jawab, beberapa siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut.
1. Apa fungsi air bagi manusia?
2. Apa fungsi air bagi hewan?
3. Apa fungsi air bagi tumbuhan?
• Siswa menyajikan hasil diskusinya dalam bentuk
peta pikiran.
Selanjutnya siswa menyajikan hasil diskusi
kelompok kepada kelompok lain. Hasil diskusi
semua kelompok dapat digunakan sebagai bahan
diskusi kelas. Alternatif jawaban sebagai berikut.
Ayo mengamati
Disajikan gambar, siswa mengamati gambar siklus
hidrologi

Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 10


pembelajaran yang telah berlangsung: menit
 Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan
hari ini?
 Apa yang akan dilakukan untuk menghargai
perbedaan di sekitar?
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
aktivitas pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan
bersama orang tua yaitu: meminta orang tua
untuk menceritakan pengalamannya menghargai
perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu
menceritakan hasilnya kepada guru.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin.
5. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.
H. PENILAIAN
2. Teknik Penilaian
d. Penilaian Sikap
e. Penilaian Pengetahuan
73

Teknik Bentuk
Muatan Indikator
Penilaian Instumen
IPA Rubrik megerjakan soal tes Tes Soal pilihan
tertulis secara online melalui tertulis ganda
google form.
f. Unjuk Kerja

Teknik Bentuk
Muatan Indikator
Penilaian Instumen
IPA Penilaian uji unjuk kerja Unjuk Rubrik penilaian
Rubrik Menulis Berdasarkan kerja dan pada BG halaman
KD IPA 3.8 dan 4.8 hasil 16-17.

Supervisor 2 Jakarta, 20 April 2021


Guru Kelas V

Sulihmi, S.Pd.
NIP. 196209091992092001 Indah Fidia, S.Pd.
NIP.197612112014122001
Mengetahui
Kepala SDN Jatipadang 05

Merida Gultom, S.Pd.


NIP.196206141986062002

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) SIKLUS II
74

Satuan Pendidikan : SDN Jatipadang 05 Pagi


Kelas / Semester : 5 /2
Tema : Lingkungan Sahabat Kita (Tema 8)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungannya (Subtema 1)
Pembelajaran ke :1
Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
IPA
Kompetensi Dasar Indikator

3.8 Menganalisis siklus hidrologi dan 3.8.3. Mengidentifikasi kegiatan


dampaknya pada peristiwa di manusia yang memperngaruhi
bumi serta kelangsungan Siklus hidrologi dan
makhluk hidup. dampaknya bagi makhluk
hidup.

4.8 Membuat karya tentang skema 4.8.1 Mendiskusikan Sikls hidrologi


siklus hidrologi berdasarkan dan dampaknya bagi peristiwa
informasi dari berbagai sumber. di bumi serta kelangsungan
makhluk hidup.
75

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui membaca teks siswa mampu menceritakan kembali suatu
peristiwa secara runtut, yaitu siklus hidrologi/air
2. Melalui kegiatan berdiskusi siswa mampu mengidentifikasi faktor
penghambat siklus hidrologi dengan benar.
3. Melalui penjelasan guru siswa mampu mengetahui dan mempraktikan
tindakan penghematan air dengan tepat.
D. MATERI PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Siklus Hidrologi (Lampiran).
b. Tindakan Penghematan Air (Lampiran).
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Scientific
 Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Demonstrasi.
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
 Media : Media Diorama
 Sumber Belajar : Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema
8: Lingkungan Sahabat Kita. Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
76

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

 Guru memberikan salam dan mengajak 10 Menit


Pendahuluan
semua siswa membaca Basmallah
bersama.
 Guru mengecek kesiapan diri siswa
dengan mengisi kehadiran online dan
memeriksa kerapihan pakaian,
 Menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan sekarang.
 Guru memberikan motivasi kepada siswa
tentang pentingnya belajar.
 Guru meminta siswa mengingat
kembali materi yang sudah disampaikan.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
 Guru menyiapkan media pembelajaran,

 Guru membagi siswa menjadi 5 50 Menit


Inti
kelompok.
 Guru meminta siswa untuk membuka
buku tematik tema 8 subtema 1 pelajaran
ke 1 halaman 7.
 Guru meminta siswa untuk mengamati
dan mendiskusikan gambar yang ada di
buku tema 8 halaman 7.
77

 Guru melakukan kegiatan tanya jawab


untuk merangsang siswa dalam berfikir
tentang materi yang akan disampaikan.

 Proses apakah yang ditunjukan


gambar tersebut?
 Apa sajakah proses yang ada di
gambar tersebut?
 Apakah keuntungan yang diperoleh
dari proses tersebut?
 Sebutkan hal yang dapat menyebabkan
proses tersebut terhambat?
 Jelaskan proses tersebut secara runtut!
 Guru kembali melakukan tanya jawab
seputar gambar yang telah diamati.
 Guru meminta perwakilan siswa untuk
membaca teks tentang air (halaman 8).
 Guru memaparkan tentang sikulus
hidrologi melalui media diorama siswa
mendengarkan dengan seksama.
 Selama guru menjelaskan tiap siswa
diminta untuk mencatat hal-hal penting.
 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal yang
belum dipahami.
78

 Sebagai penguat, guru menjelaskan


kembali proses siklus hidrologi
menggunakan media diorama sederhana
agar siswa semakin paham.
 Siswa diminta untuk mendiskusikan
hasil pengamatan dengan kelompok
masing-masing.
 Setelah selesai guru meminta perwakilan
tiap kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusi.

Penutup  Siswa bersama guru melakukan refleksi 10 menit


atas pembelajaran yang telah berlangsung.
 Apa saja yang telah diperlajari hari ini?
 Siswa bersama guru menyimpulkan
hasil pembelajaran hari ini.
 Guru mengevaluasi dengan memberikan
soal.

H. PENILAIAN
3. Teknik Penilaian
g. Penilaian Sikap
h. Penilaian Pengetahuan

Teknik Bentuk
Muatan Indikator
Penilaian Instumen
IPA Rubrik megerjakan soal tes Tes Soal pilihan
tertulis secara online melalui tertulis ganda
google form.

i. Unjuk Kerja

Teknik Bentuk
Muatan Indikator
Penilaian Instumen
IPA Penilaian uji unjuk kerja Unjuk Rubrik penilaian
Rubrik Menulis Berdasarkan kerja dan pada BG halaman
KD IPA 3.8 dan 4.8 hasil 16-17.
79

Supervisor 2 Jakarta, 03 Mei 2021


Guru Kelas V

Sulihmi, S.Pd.
NIP. 196209091992092001 Indah Fidia, S.Pd.
NIP.197612112014122001
Mengetahui
Kepala SDN Jatipadang 05

Merida Gultom, S.Pd.


NIP.196206141986062002
80

Lampiran 2

Zoom Meeting Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

https://www.youtube.com/watch?v=ghUGYHY5fyQ&t=318s
81

Lampiran 3
Instrumen Penilaian Tes Awal, Tes Siklus I dan Tes Siklus II
(Kisi-Kisi, Soal, Rubrik Penilaian dan Validasi Soal)

INSTRUMEN SIKLUS HIDROLOGI

1. Perubahan yang terjadi pada air secara berulang dalam suatu pola tertentu
disebut ...
a. Siklus Udara
b. Siklus Air
c. Siklus Angin
d. Siklus Tanah

2. Proses perputaran air disebut sebagai siklus air atau siklus ...
a. Biologi
b. Antropologi
c. Zoologi
d. Hidrologi

3. Terjadinya siklus air sangat dipengaruhi oleh ...


a. Cahaya Matahari
b. Bebatuan
c. Bangunan
d. Manusia

4. Air di laut, sungai, danau, waduk mengalami penguapan karena sinar


matahari disebut ...
a. Kondensasi
b. Evaporasi
c. Presipitasi
d. Infiltrasi

5. Suhu udara yang dingin membuat uap air mengalami pengembunan yang
disebut ...
a. Evaporasi
b. Kondensasi
c. Infiltrasi
d. Presipitasi

6. Jatuhnya titik air ke bumi sebagai hujan disebut ...


a. Presipitasi
b. Kondensasi
c. Infiltrasi
d. Evaporasi
82

7. Berikut faktor yang tidak dapat mempercepat atau memperlambat daur air
yaitu ...
a. Manusia
b. Energi Matahari
c. Angin
d. Kelembapan Udara

8. Dalam kondisi kemarau yang ekstrem, sungai dapat mengalami kekeringan.


Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, kecuali ...
a. Manusia
b. Curah Hujan
c. Cuaca
d. Kondisi hulu sungai

9. Air yang jatuh ke daratan akan sebagian terserap ke dalam tanah dan sebagian
lagi mengalir ke sungai. Proses ini disebut ...
a. Transpirasi
b. Evaporasi
c. Kondensasi
d. Infiltrasi

10. Langkah yang tepat guna menjaga kelestarian alam agar tanah dapat
maksimal dalam menyimpan air adalah ...
a. Menebang pohon sembarangan
b. Membuang sampah di selokan
c. Menggunakan air dengan boros
d. Melakukan reboisasi
83

Lampiran 5. Identitas Penulis

Nama : Indah Fidia


Tempat/tanggal lahir : Jakarta / 11 Desember 1976
Tempat tugas : SDN Jatipadang 05 Pagi

Anda mungkin juga menyukai