OLEH
YOHANES ADI SUSILO
NIM 817223831
KATA PENGANTAR
Selama proses pembelajaran berlangsung pasti akan ditemukan berbagai macam masalah dan
hal tersebut perlu diadakan pemecahan masalah dengan optimal. Kegiatan pembelajaran tidak
pernah terlepas dari metode maupun media pembelajaran yang dapat membantu tercapainya
ketuntasan belajar.
Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah yang timbul dalam pembelajaran, penulis
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebab sasaran akhir PTK adalah perbaikan
pembelajaran. Dan penelitian tindakan kelas ini dibuat dalam bentuk laporan yang memuat
pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan, perbaikan pembelajaran, temuan hasil yang
diperoleh, serta kesimpulan dan saran.
Untuk mewujudkan semua harapan itu tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Tanpa
bantuan semua pihak maka harapan ini tidak akan tercapai.
Semoga laporan Pemantapan Kemampuan Profesioanl (PKP) ini akan membantu semua
siswa dan guru dalam proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) serta
berguna bagi dunia pendidikan pada umumnya. Saran dan kritik yang mambangun akan
selalu diharapkan. Atas semua bantuanya penulis ucapkan banyak terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................... ix
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
2 Analisis Masalah ................................................................................... 6
3 Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ........................................ 6
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............................................. 7
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran .......................................... 7
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan SD ........................................... 9
1. Pengertian ........................................................................................... 9
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaran ................................................... 11
B. Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Ajar ............................... 13
C. Hasil Belajar ............................................................................................... 14
1. Pengertian Hasil Belajar ...................................................................... 14
2. Tipe Hasil Belajar ................................................................................ 14
D. Metode ....................................................................................................... 16
E. Metode Tutor Sebaya .................................................................................. 17
BAB III.
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian) ...................................................... 19
1. Subjek Penelitian ................................................................................ 19
2. Tempat Penelitian ................................................................................ 19
3. Waktu Penelitian
B. Desain Prosedur Perbaikan pembelajaran ............................................... 19
1. Masa Prasiklus (Orientasi) ................................................................... 20
2. Siklus I ................................................................................................. 20
3. Siklus II ............................................................................................... 21
C. Teknik Analisis Data .............................................................................. 23
BAB IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Perbaikan Pembelajaran .................................................. 24
1. Hasil Pengolahan Data ......................................................................... 24
2. Observasi .............................................................................................. 26
3. Refleksi ................................................................................................ 27
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............................. 28
1. Rencana Pembelajaran (Orientasi) ...................................................... 28
2. Siklus I ................................................................................................. 29
3. Siklus II ............................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
Penentuan KKM dengan nilai 70, alasannya karena tingkat kompleksitas materi
pembelajaran, daya dukung pendidik dan sarana belajar serta intaks peserta didik terhadap
materi tidak terlalu asing bagi mereka. Dengan kata lain pengalaman dan pengetahuan awal
yang dimiliki peserta didik cukup mendukung untuk mencapai target tersebut. Namun, untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan pembelajaran, pendidik harus melakukan
usaha secara maksimal, agar harapan dan tujuan dapat tercapai dengan memuaskan.
Namun, persoalan yang timbul dalam usaha pencapaian KKM yang telah ditetapkan, tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pembelajaran yang telah dirancang, dilaksanakan
dan dievaluasi secara maksimal tidak membuahkan hasil yang optimal. Hasil yang dicapai
oleh peserta didik masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
Belum ketercapaianya kriteria ketuntasan minimal tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang menunjang ketercapaian hassil proses pembelajaran
Dalam situasi seperti ini, peneliti mengasumsikan adanya tiga pertanyaan yang sangat penting
dari hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pertama, bagaimana cara
mempertanggungjawabkan ketidakberhasilan proses pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah dilaksanakan?, pertanyaan yang kedua, strategi apa yang harus diterapkan dalam
memperbaiki ketidakberhasilan proses pencapaian tujuan pembelajaran agar tercapai hasil
yang optimal? dan yang ke tiga bagaimana operasionalisasi dari konsep dan prinsip-prinsip
belajar di dalam pengelolaan proses pembelajaran telah sesuai dengan kriteria untuk menilai
kelayakan dan kecukupan yang dijadikan ukuran bagi semua faktor yang mendukung
ketercapaian tujuan?.
Sebagai jawaban atas pertanyaan yang timbul dari adanya kesenjangan antara tujuan dan hasil
pembelajaran yang dicapai, peneliti melakukan kerjasama dengan teman sejawat sekolah dan
supervisor. Kegiatan ini dilakukan secara bebas dan demokratis yang diawali dengan proses
observasi yang dilakukan supervisor dan teman sejawat terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh penulis dan peserta didik, curah pendapat dan memberikan motivasi
pada peneliti untuk lebih meningkatkan mutu pembelajaran. Tujuan melakukan kerjasama
dengan teman sejawat dan supervisor untuk :
1. Mengetahui segala aspek proses pembelajaran, keunggulan strategi yang diterapkan
maupun masalah-masalah yang dihadapi akibat kelemahan yang dialami penulis.
2. Melakukan analisis terhadap perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan hasil proses
pembelajaran, apabila kriteria yang ditentukan tidak tercapai, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas.
3. Melakukan refleksi diri, untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya
meningkatkan mutu proses pembelajaran yang diharapkan oleh pendidik, peserta didik dan
komponen pendidikan lainnya.
4. merumuskan isu atas permasalahan yang timbul dan harus mencari alternatif
pemecahan masalahnya serta menetapkan perencanaan tindakan perbaikan yang akan
dilakukan.
Sebagai gambaran keterkaitan kegiatan yang dilakukan penulis dalam proses pembelajaran
dan hasil observasi yang dilakukan supervisor dan teman sejawat, dapat ditemukan
permasalahan yang dianggap sebagai faktor penyebab adanya kesenjangan antara tujuan dan
hasil proses pembelajaran. Permasalahan yang teridentifikasi dijadikan bahan rujukan bagi
penulis untuk melakukan refleksi diri, agar proses pencapaian tujuan pembelajaran
selanjutnya, dapat dicapai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan
bahkan lebih. Pada akhirnya penulis menyimpulkan seluruh temuan permasalahan yang
teridentifikasi menjadi bahan kajian yang perlu dianalisa.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi proses pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan (PKn) tentang membiasakan hidup bergotong royong yang telah
didiskusikan dengan supervisor, terungkap beberapa permasalahan. Adapun permasalahan
yang terungkap yaitu:
1. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran.
2. Peserta didik kurang berani untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi.
3. Peserta didik kurang termotivasi untuk belajar PKn.
4. Peserta didik menganggap mudah terhadap materi PKn.
5. Apabila diberikan pertanyaan yang menuntut untuk berpikir, pertanyaan sering tidak
dijawab dengan baik.
6. Peserta didik kurang memberikan respon positif terhadap pendapat yang
disampaikan orang lain.
7. Rendahnya pemahaman peserta didik terhadap nilai-norma dan sikap dalam
bermusyawarah.
Analisis Masalah
Guru jarang memberikan motivasi terhadap peserta didik.
Guru tidak jelas dalam menyampaikan tugas dan informasi terhadap peserta didik.
Guru kurang memberikan respon dalam bentuk penghargaan terhadap pendapat yang
disampaikan peserta didik.
Guru belum menerapkan strategi yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar kepada
peserta didik.
Guru terlalu cepat dan kurang sistematis dalam penyampaian tugas diskusi pada peserta
didik.
Guru belum mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan hakekat dan
karakteristik materi pembelajaran yang diampunya.
Rumusan Masalah
Hasil identifikasi permasalan yang telah didiskusikan bersama supervisor dan teman sejawat
menjadi bahan kajian bagi penulis untuk melakukan refleksi diri, pada akhirnya dapat
disimpulkan sebagai rumusan masalah yang harus dicari alternatif pemecahanya dan
tindakan/rencana yang dapat dilakukan untuk melaksanakan perbaikan. Adapun rumusan
masalahnya adalah:
“Bagaimana meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran PKn tentang
membiasakan hidup bergotong royong melalui penerapan metode tutor sebaya di kelas II
SDN 4 Bayung Lencir?”
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran PKn tentang bentuk
pengambilan keputusan dalam bermusyawarah. Mengkaji bagaimana cara membelajarkan
peserta didik mengenai konsep dan nilai konsep PKn tersebut agar menjadi manusia yang
cerdas, terampil, bertanggung jawab sebagai warga negara, serta berpartisipasi aktif dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan khusus
Melalui penerapan metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang membiasakan hidup
bergotong royong di kelas II SD Negeri 4 Bayung Lencir.
Hasil belajar
Pengertian Hasil Belajar
Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan, maka perlu diadakan tes hasil belajar. Menurut pendapat Winata Putra dan Rosita
(1997; 191 ) tes hasil belajar adalah salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk
menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu proses belajar mengajar atau untuk
menentukan keberhasilan suatu program pendidikan. Adapun dasar-dasar penyususan tes
hasil belajar adalah sebagai berikut:
a) Tes hasil belajar harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses pembelajaran
sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku.
b) Tes hasil belajar disusun sedemikian sehingga benar-benar mewakili bahan yang telah
dipelajari.
c) Bentuk pertanyaan tes hasil belajar hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat
belajar yang diharapkan.
d) Tes hasil belajar hendaknya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
A. Tabrani (1992;3) mengatakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit
karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan
maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil yang lebih baik.
Metode
Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua
metode mengajar itu dapat diterapkan. “Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-
baik untuk mencapai suatu maksud tertentu, cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya)”.
(W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646). Yang dimaksud dengan metode mengajar menurut T.
Raka Joni dalam bukunya “Strategi Belajar Belajar” adalah sebagai berikut : Metode
mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan cara-
cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling
tepat, bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran secara terarah, efisien dan sistematis
untuk mencapai tujuan belajar.
Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
(1) memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari;
(2) mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis;
(3) menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang
belum dikuasai;
(4) menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di
kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental untuk memecahkan masalah yang
dihadapi;
(4) melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada
setiap materi yang dipelajari.
Peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing model tutor sebaya hanyalah sebagai
fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya melakukan intervensi ketika betul-
betul diperlukan oleh siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Tempat Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri 4 Bayung Lencir yang terletak pada Jalan
Palembang – Jambi KM. 209 Keluarahan Bayung Lencir Indah Kecamatan Bayung Lencir
Kabupaten Musi Banyuasin. Yang mana tempat dan kelas penelitian ini merupakan tempat
peneliti mengajar, sehingga peneliti sudah mengetahui keadaan sekolah dan siswanya, serta
bertujuan memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa tentang membiasakan hidup
bergotong royong yang selama ini hasil belajar siswanya masih rendah atau kurang.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 semester ganjil tahun ajaran
2012/2013, waktu penelitian disesuai dengan jadwal pelajaran di kelas tersebut. Jadwal
pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut :
No Hari/Tanggal Mata Pelajran Kegiatan
1. Selasa, 11 September 2012 PKn Prasiklus
2. Selasa, 18 September 2012 PKn Siklus I
3. Selasa, 25 September 2012 PKn Siklus II
Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan pembelajaran
Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan oleh dua
orang pengamat (observer) yaitu supervisior II Ibu Siti Mar’ati, S.Pd.SD dan teman sejawat,
yaitu Ibu Sutini, S.Pd.SD. yang merupakan guru di SD Negeri 4 Bayung Lencir. Hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan (observer) dan diskusi dengan supervisior dan teman sejawat
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh temuan bahwa metode
pembelajaran yang digunakan / dibuat oleh guru masih belum begitu dipahami oleh siswa.
Untuk itu siswa harus bisa berdiskusi bersama kelompoknya, dengan catatan harus ada salah
satu siswa yang bisa menjadi contoh atau mengajari temanya dalam diskusi tersebut.
Sehingga melalui diskusi tersebut, siswa akan mendapat gambaran yang jelas tentang materi
pelajaran.
Siklus II
Rencana
Rencana tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I dengan materi “Melaksanakan
pemeliharaan lingkungan alam”.
Menyiapkan buku sumber.
Menyiapkan alat evaluasi.
Menyiapkan lembar observasi.
Pelaksanaan
Pada pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 September 2012 dengan materi
melaksanakan pemeliharaan lingkungan alam. Yang dilakukan pada tahap ini, antara lain :
Memberi petunjuk dan penjelasan tentang materi pelajaran dengan menggunakan metode
tutor sebaya.
Memberikan motivasi agar siswa aktif belajar.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru,
atau pertanyaan dari siswa lain.
Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan siswa.
Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa.
Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan oleh dua
orang pengamat (observer) yakni supervisior II Ibu Siti Mar’ati, S.Pd.SD dan teman sejawat,
yaitu Ibu Sutini, S.Pd.SD. yang merupakan guru di SD Negeri 4 Bayung Lencir. Hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan (observer) dan diskusi dengan teman sejawat terhadap
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II diperoleh temuan bahwa melalui metode tutor
sebaya siswa merasakan hal yang baru dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya membawa dampak yang positif
terhadap pembelajaran. Melalui tutor sebaya, siswa mendapatkan gambaran yang jelas
tentang materi pembelajaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil Pengolahan Data
Bagian ini memuat data dan pengolahan data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi
terhadap aktivitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarnganegaraan (PKn) di kelas II SD Negeri 4 Bayung Lencir.
Hasil observasi yang dilakukan guru terhadap aktivitas siswa sebelum perbaikan
pembelajaran dan setelah pembelajaran tersaji pada tabel 4.1 berikut.
Observasi
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn
menunjukkan adanya peningkatan dari satu siklus kesiklus pembelajaran ke berikutnya.
Keadaan sebelum perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
atau memperoleh nilai Standar Kentutasan Belajar Minimum (SKBM) ≥ 70 baru mencapai 7
orang (31,8 %) kemudian meningkat menjadi 14 orang (63,6 %) pada siklus I, 19 orang (86,4
%) pada siklus II. Dari data di atas maka pelaksanaan pembelajaran PKn bisa dikatakan
berhasil dan cukup memuaskan dikarenakan telah memenuhi ketuntasan belajar secara
klasical, yaitu 86,4 % dari standar ketuntasan belajar klasikal ≥ 85 % siswa mencapai nilai ≥
70.
Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari keadaan sebelum perbaikan pembelajaran ke
setiap siklus pembelajaran secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.3 dan diagram 4.2
berikut.
Tabel 4.3 Ketuntasan hasil belajar siswa
Ketuntasan hasil belajar siswa
Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II
Anka (%) Anka (%) Anka (%)
Tuntas 7 31,8 % 14 63,6 % 19 86,4 %
Tidak tuntas 15 68,2 % 8 36,4 % 3 13,6 %
Refleksi
Berdasarkan evaluasi hasil belajar PKn di kelas II sebelum perbaikan pembelajaran terlihat
jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya 7 orang atau 31,8 % dan hanya 9 siswa yang
terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa kurang memuaskan, belum memenuhi target yang diinginkan. Dari hasil
observasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan kemudian dilakukan
diskusi dengan supervisior dan teman sejawat diperoleh temuan sebagai berikut :
Guru kurang menguasai metode diskusi kelompok terbimbimbing tutor sebaya. Sehubungan
dengan itu maka dilakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan fokus pada penggunaan
metode diskusi kelompok terbimbing tutor sebaya. Proses pembelajaran berikut dilakukan
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus.
Pada pembelajaran siklus I dilakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi kelompok termbimbing tutor sebaya. Hasil observasi dan hasil evaluasi pada
siklus I menunjukkan adanya kenaikan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Siswa yang
terlibat aktif dalam pembelajaran sebanyak 14 orang (64 %) dan 14 orang memperoleh nilai
≥ 70. Walaupun telah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar maupun hasil
belajar siswa, namun pembelajaran belum dapat dikatakan berhasil dengan kata lain hasil
pembelajaran masih kurang memuaskan. Hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran
siklus I diperoleh temuan bahwa metode pembelajaran yang digunakan kurang efektif
sehingga siswa kurang efektif dalam pembelajaran. Sehubungan dengan itu maka dilakukan
upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II melalui metode diskusi kelompok terbimbing
tutor sebaya.
Dengan menggunakan tindakan ini terlihat bahwa sebagian besar siswa 18 orang (82 %)
terlibat aktif dalam pembelajaran dan hanya 4 orang (18 %) terlihat secara pasif aktif dalam
pembelajaran. Hasil belajarnya mencapai ketuntasan sebanyak 85 % atau 17 siswa
memperoleh nilai ≥ 60. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar maupun
hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I maupun
siklus II. Dari data tersebut maka pelaksanaan pembelajaran PKn bisa dikatakan berhasil dan
cukup memuaskan dikarenakan telah memenuhi ketuntasan belajar secara klasical, yaitu 86,4
% dari standar ketuntasan belajar clasikal ≥ 85 % siswa mencapai nilai ≥ 70.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan II terlihat bahwa fokus perbaikan
pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar siswa atau meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran PKn pada materi membiasakan hidup bergotong royong.
Siklus I
Dengan mengingat kelemahan pada pembelajaran sebelumnya serta saran dari teman sejawat
dan supervisior. Praktik menggunakan metode diskusi kelompok terbimbing tutor sebaya
secara teratur dan pengarahan bimbingan secara terus-menerus. Siswa dimotivasi untuk aktif
dalam arti siswa mau dibimbing secara individu, dan secara berulang. Dengan penggunaan
metode diskusi kelompok terbimbing tutor sebaya diharapkan mampu meningkatkan prestasi
siswa.
Siklus II
Setelah melalui siklus I maka peneliti sudah mempunyai pengalaman dari refleksi siklus I.
Maka dengan perencanaan yang baik akan mempengaruhi jalanya proses pembelajaran yang
baik. Pada siklus II ini pelaksanaan pembelajaran ditekankan pada pemantapan penggunaan
metode diskusi kelompok terbimbing tutor sebaya. Dari hasil evalusi siswa maka terlihat
adanya peningkatan yang drastis dari prasiklus dengan siklus II ini. Hal ini terbukti bahwa
hasil belajar siswa pada prasiklus yang mencapai KKM ≥70 hanya ada 7 orang atau 31,8%,
dan pada siklus II ini hasil belajar siswa meningkat menjadi 19 orang atau 86,4% siswa
mencapai ketuntasan klasikal. Hal ini terbukti bahwa metode diskusi kelompok terbimbing
tutor sebaya memang benar yang akhirnya mampu meningkatkan pemahaman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
Metode pembelajaran diskusi kelompok terbimbing tutor sebaya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.
Metode pembelajaran diskusi kelompok terbimbing tutor sebaya dapat merangsang siswa
dalam terkondisinya aktivitas belajar baik secara individu atau kelompok.
Dengan metode pembelajaran diskusi kelompok terbimbing tutor sebaya siswa yang
memperoleh ≥ 70 sebelum tindakan dilakukan berjumlah 7 orang (31,8%), pada perbaikan
pertama 8 orang (63,6%) dan sedangkan setelah dilakukan tindakan pada siklus II 19 orang
(86,4%) tuntas.
Saran
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran PKn, hendaknya para
pengajar perlu memperhatikan langkah-langkah dalam melaksanakan model pembelajaran
yang baik. Hal ini merupakan salah satu cara merangsang agar siswa berusaha lebih baik
memupuk inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan, Kurikulum dan Silabus Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta : Depdiknas
Drijen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Karli Hilda, dkk. 2007. Panduan Belajar Tematik SD Untuk Kelas II Semester 1. Bandung :
Penerbit Erlangga.
Maftuh Bunyamin. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Nana Sudjana. 1988. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Somantri Nu’man. 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta. P.T. Bumi Aksara
Suryanto H, dkk. 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra SD/MI Kelas II. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Wahyudi. 2001. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM.
Wardani, Igak. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Widihastuti Setiati, dkk. 2008. Pendidikan Kerwarganegaraan SD/MI Kelas II. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Balas
Balas
Posting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku
Bayung Lencir dan sekitarnya
Pengunjung
28543
Arsip Blog
▼ 2012 (8)
▼ November (8)
PTK PKN KELAS 2 SD Membiasakan hidup bergotong royong
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II S...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II S...
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II S...
LAPORAN PTK PKN KELAS 2 SD
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.