Anda di halaman 1dari 49

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL KOOPERATIF LEARNING PADA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA KELAS IV SDN 5 BULANGO ULU
KECAMATAN BULANGO ULU KABUPATEN BONE BOLANGO

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh

SUWARNI KASIM, S.Pd


NIM. 23905494

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN BONE BOLANGO
SDN 5 BULANGO ULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Laporan PTK dengan judul Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Learning
Kelas IV SDN 5 Bulango Ulu Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango
Tahun Pelajaran 2022/2022”

Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Laporan PTK ini masih


jauh dari sifat sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dan kemajuan penulisan laporan PTK di
masa yang akan datang.

Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu secara moril dan
materiil dalam penyusunan Laporan PTK ini. Semoga Allah membalasnya dengan
imbalan yang tidak ternilai harganya.

Semoga penulisan PTK ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
bagi semua pembaca pada umumnya

Gorontalo, September 2022

Peneliti

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v

ABSTRAK............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Tinjauan Tentang Belajar
1. Pengertian Belajar .................................................................. 6
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ......................... 7
B. Pembelajaran
1. Pengertian Mengajar .............................................................. 8
2. Jenis-jenis Model Pembelajaran ............................................ 8
3. Faktor-Faktor Dalam Memilih Model Pembelajaran ........... 9
C. Model Pembelajaran Cooperatif learning
1. Model Pembelajaran ............................................................ 10
. 2. Model Pembelajaran Kooperatif ......................................... 10
D. Hasil Belajar ............................................................................... 12
1. Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 12
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 12
E. Hasil Bahasa Indonesia .............................................................. 12
F. Implikasi Model Pembelajaran Kooferatif Learning Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia ................................................ 15
G. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 16

ii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Tempat Penelitian.............................................................. 17
2. Waktu Penelitian ............................................................... 17
3. Subyek Penelitian ............................................................. 17
4. Karakteristik Siswa .......................................................... 17
B. Sumber Data ............................................................................ 18
C. Tekhnik dan Alat Pengumpulan
a. Tekhnik Pengumpulan Data ............................................. 18
b. Alat Pengumpulan Data .................................................... 18
D. Tekhnik Analisis Data ............................................................. 19
E. Indikator Kinerja...................................................................... 19
F. Prosedur Penelitian .................................................................. 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Pendahuluan/Pra Penelitian ................................................... 21

B. Pelaksanaan Tindakan
1. Hasil pengamatan dan Pengumpulan Data Siklus I ........ 24
2. Hasil Pengamatan dan Pengumpulan Data Siklus II....... 28

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 32

B. Saran-saran............................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian Beserta materi .................................................... 23

Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 ........................................ 26

Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ...................................... 27

Tabel 4 Daftar Nilai Evaluasi Pembelajaran Siklus 1 ................................. 28

Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 2 .........................................29

Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2. ..................................... 30

Tabel 7 Daftar Nilai Evaluasi Pembelajaran Siklus 2 ................................. 31

Tabel 8 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ........................................ 32

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Modul Ajar Kurikulum Merdeka

v
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


Melalui Model Kooperatif Learning Pada Kelas IV SDN 5 Bulango Ulu
Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango” ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dengan
metode Cooperative Learning.
Bentuk penelitian dalam laporan ini menggunakan rancangan penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan populasi dalam penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 5 Bulango Ulu Tahun 2022/2022
dengan jumlah populasi sebanyak sejumlah 15 siswa terdiri dari 6 siswa lakilaki
dan 9 siswa perempuan. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada
seluruh populasi yang ada di kelas IV SDN 5 Bulango Ulu yang berjumlah 15
siswa
Dalam pengumpulan data, metode yang dipergunakan yaitu metode pokok
yang meliputi metode test dan observasi. Metode test digunakan untuk
mendapatkan prestasi belajar pada pelajaran tematik tema 4 materi berbagai
pekerjaan, setelah siswa mendapatkan pengajaran siklus I dan siklus II., metode
observasi digunakan untuk mengetahui kondisi sekolah, kondisi siswa saat
mendapatkan pengajaran baik pada siklus I, maupun II. Dalam proses analisa data
ada tiga komponen yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut
adalah : 1) Seleksi Data; 2)Klasifikasi Data, 3) Prosentase Data yakni kesimpulan
atau verifikasi
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Penerapan metode Kooperatif Learning Pada kelas 4 SDN 5
Bulango Ulu sangatlah membantu meningkatkan perhatan siswa pada pelajaran
Bahasa Indonesia.
Peneliti mengharapkan untuk penelitian berikutnya agar memilih metode
yang tepat dan menggunakan alat peraga yang mendukung terhadap materi
pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Kata Kunci: Metode Kooperatif Learning dan Motivasi Belajar Siswa

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah pelengkap dalam kehidupan yang bersifat wajib untuk


anak bangsa. Dikatakan demikian karena pendidikan adalah suatu pembelajaran
yang berpengaruh sangat tinggi terhadap siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun masyarakat luas. Somantri (1976, hlm.28) mengatakan Pendidikan
Kewarganegaraan mempunyai arah yakni mendidik masyarakat sebagai warga
negara yang patuh aturan hokum, digambarkan dengan masyarakat atau warga
negara yang rela berkorban demi bangsa dan negara, berakidah, dan demokratis.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menjelaskan bahwa
“dalam bentuk kehidupan kecerdasan bangsa diharuskan adanya komite nasional
untuk dapat menaikkan mutu serta daya saing bangsa dengan penataan ulang
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian dan
Penataan Ulang Kurikulum”.
Menurut Facione (2011, hlm.9) penguasaan berpikir kritis mencakup;
Interpretasi, analitis, inferensi atau simpulan, evaluasi, eksplanasi atau interpretasi,
dan regulasi diri (self regulation). Aspek Interpretasi yakni pengelompokkan siswa
terhadap permasalahan sehingga menemukan jawaban tepat. Aspek Analisis, yakni
siswa berupaya untuk mengukur ide-ide serta mengidentifikasi jawaban serta
pertanyaan. Aspek Inferensi/kesimpulan, yakni siswa dapat menyimpulkan untuk
suatu pemecahan suatu masalah. Aspek Evaluasi, yakni siswa dapat menguji
pertanyaan ataupun pendapat yang masuk dari diri sendiri ataupun orang lainnya.
Aspek Eksplanasi/interpretasi, yakni siswa dapat memaparkan pernyataan atau
ungkapan pendapat untuk pendapat yang lebih kuat. Aspek regulasi diri (self-
regulation), yakni siswa mampu mengelola menempatkan dirinya pada suatu
pemecahan masalah,
Pembelajaran Bahasa Indonesia harus mempunyai tiga tujuan dalam
pembelajaran yaitu tujuan dalam kognitif, tujuan dalam afektif, serta tujuan dalam
psikomotor. Apabila siswa belum memaksimalkan tiga tujuan pembelajaran tersebut
maka guru sebagai pendidik belum sepenuhnya memberikan acuan tujuan

1
pembelajaran kepada siswa karena faktor atau suatu hal lainnya. Utamanya
penerapan pembelajaran dengan model yang kurang bervariatif, seharusnya
pembelajaran menyesuaikan tingkat progres serta keperluan siswa.
Berdasar hasil data pengamatan observasi yang dilakukan di kelas IV SD
Negeri 5 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango, proses KBM dengan mengukur
berpikir kritis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia masih kurang. Perihal tersebut
di lihat dari; Pertama, pada saat guru menunggu untuk kesempatan siswa dalam
mengajukan pertanyaan atau pendapat, 1 sampai 3 orang yang bertanya mengenai
masalah tersebut, sisanya tidak ada yang bertanya dan memilih diam saja. Kedua,
siswa belum bisa menghubungkan keterkaitan masalah yang ada pada masyarakat
dengan teori pada Buku Bahasa Indonesia sehingga sulit untuk melakukan tanya
jawab dalam pertanyaan tersebut. Ketiga, siswa masih terbiasa mengobrol saat
pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung hal ini berpengaruh pada tingkat
kemampuan berpikir kritis ketika guru bertanya pada siswa tersebut karena kurang
memperhatikan pembelajaran dikelas. Keempat, ketika guru memberikan pertanyaan
pada siswa mengenai konflik/permasalahan pada lingkungan sekitar, siswa belum
bisa untuk memutuskan kausalitas (sebab- akibat) pada konflik/permasalahan yang
diberikan oleh pendidik. Kurangnya mencermati dan menafsirkan pada diri siswa
sehingga tidak dapat menjawab dengan sempurna.
Dengan demikian, pada pola berpikir kritis pada tiap masing-masing siswa
menjadi peran utama yang wajib ada pada siswa, dengan kapabilitas berpikir siswa
dapat memecahkan masalah, bertanggungjawab, bekerja sama, serta berani
berargumen, berpendapat, berdebat dan bertanya. Permasalahan diatas merupakan
permasalahan yang harus segera diatasi dalam proses pembelajaran Bahasa
Indonesia, menurut Wuryan dan Syaifullah (2008, hlm.39) bahwa pelajar harus
berpartisipasi secara bebas dan dinamis agar pelajar dapat memecahkan masalah.
Maka dari itu, proses belajar dilaksanakan menggunakan model yang dapat
mendukung untuk meningkatkan tingkat berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil rumusan masalah bahwa (1) siswa belum siap karena
kondisinya dalam proses pembelajaran ribut, ngobrol dengan teman (2) Siswa (laki-
laki) banyak yang tidak serius belajar karena mereka senang keluar kelas dengan
alasan ke toilet padahal mereka ke kantin (3) Belum siap atau tidak berusaha untuk
memahami materi yang akan dipelajari serta malas belajar dan tidur-tiduran dikelas

2
(4) Siswa (laki-laki) banyak yang bermasalah baik itu kehadiran, tingkah laku
kepribadian maupun dalam pengerjaan tugas. Maka demikian, hal tersebut dapat
menurunkan sifat berpikir dari tiap-tiap siswa, serta hal yang bisa dilakukan peneliti
untuk menumbuhkan rasa keingintahuan siswa di kelas IV dalam penerapan
probingprompting. Hal yang bisa dilakukan yaitu dengan menampung keluh kesah
siswa ketika pembelajaran, kemudian didapatkan suatu pemecahan masalah untuk
siswa kelas IV tersebut.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan penerapan model saintifik
learning dilakukan pada tiap siklus serta dijabarkan pada tahapan tindakan yakni
perancangan, penerapan, peninjauan serta spekulasi/refleksi. Tahap siklus pertama
berdasar kegiatan/aktivitas belajar ialah 75%. Hal tersebut memberitahukan
bahwasannya 15 siswa yang melaksaakan pembelajaran terdapat 10 siswa saja yang
mencapai ketuntasan KKM. Kemudian untuk siklus kedua, mendapat peningkatan
yang signifikan dengan mencapai 95%, sehingga dapat dilihat bahwa siswa berhasil
dalam pencapaian yang diharapkan.
Model saintifik sehingga terjadi proses berpikir kritis yang dapat mengaitkan
wawasan baru. Kemudian, siswa mengkonstruksi rencana dasar serta peraturan dari
wawasan baru tersebut serta tidak untuk dipaparkan/diberitahukan. Berdasarkan
pendapat tersebut, model menyusun pertanyaan (kooperatif) dirasa cocok untuk
mengingkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan dibantu media sebagai bentuk penggunaan
aplikasi berbasis online. Dengan penggunaan media ini, siswa diharapkan mampu
untuk mengaplikasikan proses KBM dengan model kooperatif learning terhadap
kemampuan berpikir kritis yang diterapkan dalam Pelajaran Bahasa Indonesia
Berdasarkan pemaparan latar belakang, peneliti sangat tertarik melakukan
penelitian tentang penerapan model kooperatif learning untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi, maka peneliti menuangkannya pada judul “Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Learning Pada
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4 SDN 5 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango
Tahun Pelajaran 2022/2024”.

3
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka rumusan
masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada model
kooperatif learning pada motivasi belajar siswa?
2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan
model kooperatif learning pada motivasi belajar siswa siswa?
3) Bagaimanakah hambatan yang dihadapi oleh siswa maupun guru serta upaya
yang dilakukan dalam penerapan model kooperatif learning pada pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IV SDN 5 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1) Mendeskripsikan perencanaan penerapan model kooperatif learning pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN 5 Bulango Ulu.
2) Mengidentifikasi pelaksanaan penerapan model Saintifik learning pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN 5 Bulango Ulu.
3) Menjelaskan hambatan yang dihadapi oleh siswa maupun guru serta upaya yang
dilakukan pada penerapan model kooperatif learning dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia melalui di kelas IV SDN 5 Bulango Ulu.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat dari Segi Teoritis :
 Secara teoritis, penelitian ini menjelaskan secara detail dan merinci
mengenai penerapan model kooperatif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa dalm pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN
5 Bulango Ulu melalui media.
 Secara teoritis, manfaat penelitian ini untuk memberikan masukan serta
menambahkan wawasan ilmu pengetahuan yang luas khususnya pada model
kooperatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media.
2. Manfaat dari Segi Praktik :
 Bagi Siswa Melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
sehingga siswa terbiasa dan mampu untuk memecahkan masalah serta

4
berpendapat di dalam penerapan model kooperatif, serta mampu
meingkatkan motivas belajar yang mampu untuk menghindari rasa jenuh
pada kegiatan belajar mengajar.
 Bagi Guru Guru dapat menjadikan penerapan model kooperatif sebagai
alternatif guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan dapat
mengingkatkan inovasi belajar.
 Bagi Sekolah Dapat dijadikan sebagai referensi baru untuk program yang
berkenaan dengan model kooperatif dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis melalui media.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Belajar

1) Pengertian Belajar

Masalah belajar adalah masalah yang pelik dan komplek, sehingga tiada
seorang ahlipun yang dapat membahas secara tuntas dan sempurna. Oleh karena
itu kebanyakan dari pakar pendidikan menjadikan masalah belajar sebagai
sentral pembahasannya. Dan sewajarnya apabila antara pakar yang satu dengan
yang lain mempunyai perbedaan pendapat dalam mengemukakan definisi
tentang belajar meskipun bukan perbedaan yang mendasar. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa definisi tentang belajar sebagai berikut :
1) Menurut Lester D. Crow and Crow dalam Slameto
“Learning is a modification of behavior accompanying growth processes
that are brought about through adjusment to tensions initiated through
sensory stimulation”. Artinya : “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang
menyertai proses pertumbuhan yang semua itu disebabkan melalui
penyesuaian terhadap keadaan yang diawali lewat rangsangan panca indera”.
Dalam hal ini seorang yang belajar akan mendapatkan perubahan tingkah
laku yang sesuai dengan proses pertumbuhan yang dimiliki anak tersebut
akibat adanya penyesuaian diri oleh anak terhadap apa yang telah
dipelajarinya
2) Menurut Slameto
“Belajar adalah suatu proses usah yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Dari pengertian dari Slameto ini jelas bahwa belajar
merupakan upaya sadar dari seorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru sehingga seseorang itu akan mendapatkan pengalaman hidup yang baru
akibat dari adanya hubungan antara si anak dengan lingkungan di mana anak
menjalankan proses belajar
3) Menurut Winkel
“Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan, perubahan pengetahuan,
pemahaman ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan
berkas”. Sedang menurut Winkel di atas jelas bahwa belajar merupakan

6
suatu aktivitas jiwa untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang
menetap akibat adanya hubungan antara anak dengan lingkungan dimana
anak sedang melakukan kegiatan belajar.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat
disimpulkan, bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang relatif permanen yang meliputi pengetahuan (kognitif), nilai
dan sikap (afektif), serta ketrampilan (psikomotor) sebagai hasil pengalaman,
latihan dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian dapatlah
disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan suatu cerminan atau kesimpulan
yang mantap pada penampilan atau tingkah laku potensial dengan akibat dari
praktek pengalaman situasi pada masa lalu.
2) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan
menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1) Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Yang termasuk dalam faktor ini antara lain :
1) Kematangan
2) Kecerdasan/Intelegensi
3) Latihan dan Ulangan
4) Motivasi
5) Sifat-sifat pribadi seseorang
2) Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa atau yang sering
dikenal dengan faktor sosial.
Faktor ekstern ini meliputi sebagai berikut :
a. Keadaan keluarga.
b. Guru dan cara mengajar
c. Alat-alat pelajaran
d. Motivasi sosial
e. Lingkungan dan kesempatan.
3) Faktor Situasional.
Faktor-faktor situasional ini meliputi :
a. Keadaan politik ekonomis

7
b. Keadaan waktu yang mencakup jumlah hari dan jumlah jam setiap hari
yang tersedia bagi kegiatan belajar mengajar
c. Keadaan musim iklim kerap menciptakan kondisi psikis dan kondisi fisik
pada siswa dan guru yang kurang menguntungkan
B. Pembelajaran
1) Pengertian Mengajar
Mengajar adalah menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan
pandangan. Sedangkan menurut Sulistiyo mengajar adalah suatu kegiatan
mengorganisasi (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan
dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Apabila definisi tersebut dijadikan pegangan maka kita akan mengetahui
bahwa :
a) Dalam kegiatan mengajar ada dua pihak yang terkait yaitu pengajar dan yang
di ajar. Dalam hal ini guru dan siswa.
b) Dalam kegiatan mengajar harus ada bahan yang diajarkan yaitu pengetahuan.
c) Dalam kegiatan mengajar harus terjadi suatu proses, yaitu proses belajar.
2) Jenis-jenis Model Pembelajaran
Jenis model pembelajaran yang ada dalam dunia pendidikan, yaitu antara lain:
Seiring dengan semakin berkembangnya teori pembelajaran, model
pembelajaran juga mengalami perkembangan. Terdapat beberapa model
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru termasuk kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Huda (2013: 74) menyatakan bahwa sedikitnya 23 model yang
diklasifikasi ke dalam empat kelompok yang didasarkan pada sifat-sifatnya,
karakteristik-karakteristiknya, dan pengaruh-pengaruhnya. Empat kelompok
tersebut adalah sebagai berikut; model-model memproses informasi, model-
model personal, model-model interaksi sosial, dan model-model perubahan
perilaku
 Model-model Memproses Informasi
Huda (2013: 76) menyatakan bahwa model-model ini berfokus pada kapasitas
intelektual. Model-model tersebut didasarkan pada kemampuan peserta didik
untuk mengobservasi, mengolah data, memahami informasi, membentuk
konsep-konsep, menerapkan simbol-simbol verbal dan non-verbal, dan

8
memecahkan masalah. Model-model yang termasuk dalam kategori ini
adalah: model berpikir induktif, model pencapaian konsep, model induktif
kata bergambar, model penelitian ilmiah, model latihan penelitian, model
menghafal, model sinektik, dan model advance organizer.
 Model-model Personal
Model-model yang termasuk dalam kategori model ini umumnya berkaitan
dengan individu dan pengembangan diri sendiri. Model-model ini
menekankan pada pengembangan individu untuk menjadi pribadi yang utuh,
percaya diri, dan kompeten. (Huda, 2013: 125). Model-model yang termasuk
dalam kategori ini antara lain: model pengajaran tak terarah, dan model
classroom meeting.
 Model-model Interaksi Sosial
Huda (2013: 109) dalam bukunya mengemukakan bahwa model-model dalam
kategori ini menekankan relasi individu dengan masyarakat dan orang lain.
Sasaran utamanya adalah untuk membantu peserta didik belajar bekerja sama,
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, baik yang sifatnya akademik
maupun sosial. Model-model yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
model kooperatif, model bermain peran, dan model penelitian yuridis.
 Model-model Perubahan Perilaku
Semua model dalam kelompok ini memiliki dasar teoritis yang sama, suatu
body of knowledge yang merujuk pada teori behavioral. Model-model ini
menekankan pada upayanya untuk mengubah perilaku yang tampak dari para
peserta didik. Beberapa model yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
model instruksi langsung, dan model simulasi. (Huda, 2013: 134)
3) Faktor-faktor dalam Memilih Model Pembelajaran
Agar dalam memilih jenis metode mengajar yang tepat dan sesuai
dengan tujuan pengajaran maka guru haruslah memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Tujuan yang hendak dicapai.
2) Siswa.
3) Bahan Pelajaran.
4) Fasilitas yang tersedia.
5) Guru.
6) Kebaikan dan kelemahan metode tertentu.

9
C. Model Pembelajaran Kooperatif Learning
1) Model Pembelajaran
Istilah “model” sudah sering dipergunakan dalam berbagai bidang
kehidupan termasuk pendidikan. Model dapat diartikan sebagai bentuk, namun
juga dapat diartikan sebagai contoh. Hal ini sesuai dengan pendapat Mills
(dalam Suprijono, 2011: 45) model adalah bentuk representasi akurat sebagai
proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba
bertindak berdasarkan model itu. Dalam pembelajaran, model memiliki peranan
yang penting, yakni sebagai petunjuk dan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Menurut Suprijono (2011: 45-46), model pembelajaran merupakan
landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan
teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi
kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model
pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk
penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di
kelas.
Rusman (2012: 144) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Sementara itu,
Suprihatiningrum (2013: 145) menyebutkan pengertian model pembelajaran
yaitu tiruan atau kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran
secara sitematis dalam mengelola pengalaman belajar peserta didik agar tujuan
belajar tertentu yang diinginkan dapat tercapai.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
sebagai landasan praktik pembelajaran guna memberikan petunjuk pada guru
tentang prosedur dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Model Pembelajaran Kooperatif
 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Inovasi dalam pembelajaran di sekolah diperlukan guna meningkatkan
mutu pembelajaran yang dilakukan. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan

10
oleh guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Menurut Hamdayama (2014: 64) pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu
antara empat sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.
Sementara itu, Isjoni (2011: 14) mengungkapkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Adapun
Suprijono (2011: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentukbentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
sistem kerja kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari anggota yang berbeda
latar belakang maupun semua jenis kerja kelompok yang lebih dipimpin atau
diarahkan oleh guru.
 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2011: 59-60) pembelajaran kooperatif terjadi dalam
bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dapat dikatakan
pembelajaran kooperatif.
Menurut Suprijono (2011: 58) untuk mencapai hasil yang maksimal,
lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur
tersebut adalah: positive interpendence (saling ketergantungan positif),
personal responsibility (tanggung jawab perseorangan), face to face
promotive interaction (interaksi promotif), interpersonal skill (komunikasi
antar anggota), dan group processing (pemrosesan kelompok).
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Bennet (dalam Isjoni, 2011:
60) yang menyatakan bahwa ada lima unsur dasar yang dapat membedakan
pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: positive
interpendence, interaction face to face, adanya tanggung jawab pribadi
mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok, membutuhkan
keluwesan, meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan
masalah (proses kelompok).

11
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dapat dikatakan kooperatif jika terdapat saling ketergantungan
posistif, tanggung jawab perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antar
anggota, dan pemrosesan kelompok
D. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang
diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif Bahasa Indonesia yang
mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan
penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
pada aspek kognitif adalah tes.
2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar itu sendiri. Slameto (2010), menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
 Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
 Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan factor masyarakat.
E. Hakikat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh
masyarakat Indonesia untuk keperluan sehari-hari, misalnya belajar, bekerja sama,
dan berinteraksi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di
Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa yang menjadi standar di Negara
Indonesia. Sebagai bahasa nasional,bahasa Indonesia tidak mengikat pemakainya

12
untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan secara non
resmi,santai dan bebas. Dalam pergaulan sehari–hari antar warga yang dipentingkan
adalah makna yang disampaikan. Pemakai bahasa Indonesia dalam konteks bahasa
nasional dapat menggunakan dengan bebas menggunakan ujarannya baik lisan
maupun tulis . Adapun bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan dalam
komunikasi resmi seperti dalam perundang-undangan dan surat menyurat dinas.
Dalam hal ini, bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah, tertib,
cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku.
Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaian. Bahasa
Indonesia memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
pemakainya.
Mata pelajaran bahasa Indonesia ini bertujuan agar peserta didik mempunyai
kemampuan sebagai berikut : a) Berkomunikasi efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secaralisan maupun tulis. b) Menghargai dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara. c)
Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan. d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial. e) Menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. f) Menghargai dan
membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan interlektual manisia
Indonesia.
Sesuai dengan tujuan pendidikan itu, maka belajar mempunyai makna
sebagai proses yang menimbulkan suatu perubahan tingkah laku atau kecakapan
mental yang bukan disebabkan oleh pertumbuhan fisikologis atau pengaruh lain
yang bersifat sementara. Dari sinilah sebenarnya sumber pengembangan berbagai
metode mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan Bahasa Indonesia.
Bagaimapun pendekatan yang digunakan dan ataupun metode mengajar yang
digunakan, kita harus tetap memperhatikan pola berfikir sesuai dengan metode
ilmah, agar berkembang juga sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya perhatikan kembali
langkah-langkah metode ilmiah seperti yang digambarkan pada diagram, beserta
keterampilan intelektual apa yang dikembangkan, selama proses belajar mengajar
berlangsung.

13
Sesuai dengan prinsip cara belajar siswa aktif, maka pemilihan metode itu
harus berdasarkan pilihan metode mengajar yang akan meningkatkan derajat
keaktifan siswa. Persoalan keterbatasan sumber belajar antara lain adalah
lingkungan, perpustakaan, alat bantu mengajar, TV, radio, film, dan lain-lain.
Sumber belajar-sumber belajar tersebut dapat digunakan siswa untuk belajar aktif,
didorong oleh motivasi keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan oleh
minat. Penggunaan alat-alat pendidikan untuk membantu proses belajar-mengajar
sesuai dengan perkembangan teknik komunikasi, dinamakan teknologi pengajaran.
Penggunaan teknologi pengajaran tetap memerlukan keterlibatan guru dalam
proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan memberi motivasi, penggunaan
sumber belajar, memberi bantuan dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa.
Guru harus berusaha agar terdapat keseimbangan antara waktu belajar mandiri,
belajar kelompok, berdiskusi, dan memberikan informasi dengan menggunakan
metode ceramah, ataupun melakukan demonstrasi. Kegiatan kelompok dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan demonstrasi.
Perlu diingat pula bahwa suatu metode mengajar yang baik tidak selalu
memberikan hasil belajar yang baik untuk tiap anak. Hasil belajar seorang siswa
masih tergantung pada bakat dan minatnya. Sikap dan minat terhadap pelajaran
menentukan ketekunan siswa untuk belajar. Ketekunan inilah yang sebenarnya dapat
menentukan keberhasilan belajar dalam waktu yang relatif singkat. Jadi faktor
waktu dapat diperhitungkan dan digunakan secara efisien setelah kita dapat
membiasakan belajar secara tekun. Sedangkan faktor minat dan sikap ini dapat
dikembangkan kalau siswa diberi kesempatan untuk belajar secara aktif, disertai
rasa gembira, dan tidak membosankan. Kebosanan ini dapat dihindari dengan cara
menggunakan berbagai sumber belajar yang bervariasi, dan digunakan rnetode yang
cocok, atau bervariasi pula.
Hasil belajar yang kurang baik, tentu saja akan mengakibatkan nilai yang
diperoleh siswa tidak memuaskan. Perolehan nilai kurang ini akan menimbulkan
perasaan bahwa pelajaran itu sulit. Ketidakpuasan yang berlebihan menimbulkan
rada frustrasi yang pada akhirnya menimbukan kebencian terhadap mata pelajaran
tersebut. Tetapi di lain pihak timbul anggapan bahwa pelajaran yang sulit itu adalah
lebih berharga. Siswa yang berhasil dalam pelajaran tersebut dianggap mempunyai

14
kelebihan dari lainnya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak berhasil akan
menimbulkan rendah diri dari perasaan bodoh.
Sesuai dengan prisip pengajaran yang telah kita tentukan kita tetap harus
berpegang pada metode ilmiah. Tiap langkah metode ilmiah harus dikuasai siswa.
Melalui latihan secara bertahap siswa akan memperoleh dan mengembangkan setiap
keterampilan intelektual. Melalui pendekatan konsep, para siswa berkesempatan
untuk berlatih dan mengembangkan keterampilan intelektualnya.
Demikianlah usaha para pendidik untuk menyempurnakan proses belajar
mengajar Bahasa Indonesia, menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan ilmu
dan teknologi, serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Kebermaknaan
hasil belajar akhirnya tidak hanya ditentukan oleh sejumlah pengetahuan yang
banyak, tetapi hasil belajar yang lebih bermakna, dilihat dari perkembangan
struktur, kognitif, struktur efektif, dan nilai-nilai ilmiah. Nilai-nilai ilmiah menjadi
sangat berperan dalam perkembangan kebudayaan bangsa, dalam zaman
moderenisasi sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi yang maju
dengan sangat cepat.
F. Implikasi Model Pembelajaran Kooferatif Learning terhadap Hasil Belajar
Bahasa Indonesia
Latar belakang dibutuhkannya kurikulum pendidikan Bahasa Indonesia SD
adalah pendidikan Bahasa Indonesia diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik
sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan,
dan sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak. Dengan
demikian, akan selalu ada hubungan dengan prospek pengembangan lebih lanjut
dala menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
. Menurut Jean Peaget dalam Mulyani Sumantri (2016.1.17): “Anak itu
bukanlah tiruan dari orang dewasa. Anak bukan bentuk mikro dari orang dewasa.
Anak-anak mempunyai kemampuan intelektual yang sangat berbeda dengan orang
dewasa. Cara-cara berpikir anak berbeda dengan cara-cara berpikir orang dewasa.”
Melihat secara singkat dari teori belajar Peaget ini tentunya kita dapat
mengambil manfaatnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD yaitu, terutama
tentang kesiapan untuk belajar dan bagaimana berpikir mereka itu berubah sesuai
dengan perkembangan usianya. Hal ini berarti bahwa strategi pembelajaran Bahasa
Indonesia yang kita gunakan haruslah sesuai dengan perkembangan intelektual atau

15
perkembangan tingkat berpikir anak sehingga diharapkan pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD itu lebih efektif dan lebih hidup.
Diharapkan setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif learning
dalam pembelajaran, hasil belajar siswa meningkat dibandingkan kondisi awal
sebelum penerapan metode kooperatif learning.
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu
tindakan dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti dan secara
teoritis dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah
penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: “Jika pembelajaran menjaga keseimbangan serta
melestarikan sumber dalya alam, menggunakan model kooperatif learning maka
hasil belajar siswa akan meningkat

16
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang penulis jadikan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
adalah di SDN 5 Bulango Ulu Kec. Bulango Ulu Kab. Bone Bolango. Dimana
tempat ini sekaligus tempat penulis melaksanakan tugas mengajar.
Alasan penulis memilih tempat tersebut adalah karena Penulis saat ini
menjadi salah satu guru yang mengajar di sekolah tersebut sehingga
memudahkan penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu ± Selama 3 bulan
yaitu bulan Juli 2022 sampai dengan bulan September 2022, dengan perincian
sebagai berikut :
Pengambilan Sampel atau Observasi awal Pembelajaran : Juli 2022 Minggu ke
4.
Pembelajaran Siklus I : Agustus 2022 Minggu ke 2.
Pembelajaran Siklus II : September 2022 Minggu ke 1.
Evaluasi dan pembuatan PTK : Agustus 2022 sd. September 2022.
3. Subyek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa Kelas IV SDN 5 Bulango
Ulu Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Semester 1 Tahun Pelajaran
2022/2024 dengan jumlah siswa 14 orang yang terdiri dari 6 laki-laki dan 8
perempuan.
4. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa kelas IV SDN 5 Bulango Ulu Kab. Bone Bolango
adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan intelegensi siswa beragam
2. Antusias siswa untuk belajar Bahasa Indonesia itu kurang. Hal ini
ditunjukkan dengan sejumlah siswa yang sering tidak mengerjakan tugas
ataupun memasukkan PR dan hasil nilai tes ulangan harian yang rendah.

17
3. Kondisi lingkungan sekitar sehingga mengakibatkan tingkat kelakuan yang
berbeda-beda.
B. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru
dalam proses Pembelajaran tentang konsep perubahan benda, dari hasil ulangan
yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 5,38 ketika ditanyakan pada siswa
ternyata hampir 79% siswa menjawab kesulitan.
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 2 teknik, yaitu teknik observasi dan teknik tes.
1. Teknik Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan sebagai
perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi antara lain:
a) Observasi terhadap rencana pembelajaran.
b) Observasi terhadap proses pembelajaran.
c) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan
tindakan.
2. Teknik Tes
Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan lembar soal.
b) Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Butir Soal tes sebanyak 10 nomor
2. Lembar Observasi, yaitu:
a) Observasi terhadap rencana pembelajaran.
b) Observasi terhadap proses pembelajaran.
c) Observasi terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan
tindakan.

18
D. Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan
analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam
keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Selanjutnya untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan penulis
disajikan secara bertahap sesuai urutan siklus yang telah dilaksanakan, adapun
prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut :
a. Seleksi Data
Data yang telah terkumpul dari hasil observasi selama kegiatan
penelitian maka diadakan penyeleksian data yang ada kaitannya dengan tujuan
penelitian.
b. Klasifikasi Data
Data yang terkumpul berdasarkan penyeleksian, diklasifikasikan
berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara sistematis berdasarkan urutan
siklus.
c. Prosentase Data
Tahap akhir dari teknik analisis data, dilakukan prosentase data bagi data
yang telah terkumpul beradasarkan klasifikasi.
E. Indikator Kinerja
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil tes formatif yang hanya
memperoleh nilai rata-rata 5,7 Adapun hasil penelitian yang diharapkan adalah
siswa memperoleh nilai rata-rata 7,00
F. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu
melalui empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
observasi dan pencatatan pembelajaran, dan analisis serta refleksi pembelajaran.
1. Perencanaan Tindakan Penelitian
Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi
dan identifikasi masalah pengajaran penggunaan alat bantu audio visual.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun : (1) Modul

19
Pembelajaran Bahasa Indonesia lembar observasi proses pelaksanaan
pembelajaran;
2. Pelaksanaan Tindakan Penetitian
Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan
pembelajaran adalah seperti di bawah ini.
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut : (a)
membuat Rencana Pembelajaran (Renpel) berdasarkan prioritas masalah
yaitu penggunaan metoda diskusi pada pembelajaran Bahasa tentang konsep
memahami ide pokok suatu pesan lisan, (b) mempersiapkan alat atau media
pembelajaran yang akan digunakan yaitu metoda diskusi untuk setiap
kelompok, (c) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran Bahasa
Indonesia tentang konsep memahami ide pokok suatu pesan lisan
menggunakan metoda diskusi dan (d) menyusun instrumen-instrumen yang
akan digunakan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan
pembelajaran tentang penggunaan metoda demontrasi dan mencatat berbagai
temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi pada
pelaksanaan pada siklus l khususnya yang berhubungan dengan fokus
penelitian.
c. Observasi Pelaksanaan Penelitian
Peneliti dengan berkolaborasi dengan teman sesekolah melakukan
analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk keperluan
analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan dan catatan-catatan
tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan dijadikan
sebagai rekomendasi hasil penelitian dan rencana tindakan selanjutnya.
d. Analisis dan Refleksi Pembelajaran
Peneliti bersama-sama dengan rekan se SD melakukan analisis dan
refleksi data yang terkumpul selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan
hasil analisis dan refleksi dijadikan bahan untuk melakukan tindakan
penelitian.

20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pendahuluan/Pra Penelitian
Peneliti memikirkan suatu upaya yang akan ditempuh untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran di kelas. Peneliti memikirkan suatu upaya dari
permasalahan siswa yang secara umum rendah dalam kemampuan Bahasa
Indonesia. Sehingga menyebabkan hasil belajar dalam pembelajaran funsgi atau
peran organ peredaran darah manusia rendah.
Peneliti melakukan prasurvei ke kelas untuk mengetahui secara detail
kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. Dari hasil prasurvei tersebut,
peneliti memperoleh temuan-temuan berupa kendala-kendala siswa dalam
pembelajaran, yang dalam hal ini pembelajaran Bahasa Indonesia. Permasalahan
tersebut dianalisis oleh peneliti dan peneliti melakukan diagnosis atau dugaan
sementara mengenai solusi atau langkah yang tepat dalam menyelesaian masalah
tersebut, baik dengan penggunaan strategi/metode/teknik pengajaran maupun media
pengajaran.
Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian adalah
sebagai berikut:
 Membuat Modul Pembelajaran berkaitan dengan materi memahami ide pokok
suatu pesan lisan dengan menggunakan model picture and picture.
 Merumuskan media pembelajaran yang akan digunakan
 Menentukan teknik pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi selama
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (KBM) pada setiap tindakan.
 Peneliti mendesain alat evaluasi
 Merancang jadwal penelitian
Agar penelitian terlaksana dengan baik maka peneliti merancang jadwal
penelitian beserta materi pembelajaran yang akan disampaikan. Adapun rinciannya
dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

21
Tabel. 1
Jadwal Penelitian Beserta materi
Siklus I/Tindakan I

Pelaksanaan
Siklus Tindakan Waktu Materi
Hari/Tanggal Waktu
Senin, 7 2x35 Bicara dengan suara yang
1
Agustus 2022 menit jelas dan intonasi yang baik
Selasa, 8 2x35 Memahami ide pokok suatu
2
Agustus 2022 menit pesan lisan
I Kamis, 10 2x35 Memahami ide pokok suatu
3
Agustus 2022 menit pesan lisan
Memahami ide pokok suatu
Jumat, 11 2x35
4 pesan lisan (Cerita ada
Agustus 2022 menit
Vampir di rumah ini)
Senin, 4 2x35 Bicara dengan suara yang
1
September 2022 menit jelas dan intonasi yang baik
Selasa, 5 2x35 Memahami ide pokok suatu
2
September 2022 menit pesan lisan
II Kamis, 7 2x35 Memahami ide pokok suatu
3
September 2022 menit pesan lisan
Memahami ide pokok suatu
Jumat, 8 2x35
4 pesan lisan (Cerita ada
September 2022 menit
Vampir di rumah ini)

B. Pelaksanaan Tindakan
1. Siklus I
a. Perencanaan
Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario
tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh
guru dan peserta didik
b. Pelaksanaan
Implementasi Tindakan dilaksanakan sesuai dengan persiapan-persiapan
yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari
proses kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada
akhir siklus. Pada siklus I peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar
mengenai fungsi atau peranan organ peredaran darah dengan menggunakan
model picture and picture.
c. Pengamatan/ Observasi Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap
proses aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah

22
disediakan. Sasarannya kepada aktivitas siswa secara individual dalam
pembelajaran Memahami ide pokok suatu pesan lisan. Peneliti dibantu oleh
rekan guru (observer) 21 yang akan mengamati jalannya kegiatan belajar
mengajar dalam setiap siklusnya. Hasil dari pengamatan observer
didiskusikan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pada siklus
selanjutnya. Evaluasi pada siklus I dilakukan dengan cara memberikan tes
soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Evaluasi dilaksanakan di
akhir pertemuan pada setiap tindakan.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap implementasi
tindakan dan observasi diakhir siklus selesai. Peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil yang telah dilaksanakan dalam tindakan pada
siklus I. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan pada siklus (tindakan)
selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes siklus I, jika hasil
belajar siswa meningkat dalam pembelajaran Memahami ide pokok suatu
pesan lisan dengan menggunakan model picture and picture maka penelitian
dilanjutkan ke siklus II.

2. Siklus II
a. Perencanaan
Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan skenario
tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang harus ditempuh
guru dan peserta didik
b. Pelaksanaan
Implementasi Tindakan dilaksanakan sesuai dengan persiapan-persiapan
yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari
proses kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada
akhir siklus. Pada siklus II peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar
mengenai Memahami ide pokok suatu pesan lisan dengan menggunakan
model picture and picture dengan focus perbaikan hasil refleksi siklus I.
c. Pengamatan/observasi Observasi pada siklus II dilakukan sama seperti pada
siklus I. Hasil dari pengamatan observer didiskusikan sebagai bahan
pertimbangan bagi perencanaan pada siklus selanjutnya. Evaluasi pada

23
siklus II dilakukan dengan cara memberikan tes soal kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. Evaluasi dilaksanakan di akhir pertemuan pada
setiap tindakan.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera setelah tahap implementasi
tindakan dan observasi selesai. Peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil yang telah dilaksanakan dalam tindakan pada
siklus II. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan pada siklus
(tindakan) selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes siklus II,
jika hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran Memahami ide
pokok suatu pesan lisan dengan menggunakan model picture and picture
maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.

1. Hasil Pengamatan dan Pengumpulan Data Siklus I


1. Aktivitas Guru
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 2 di bawah
ini.

24
Tabel. 2
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : IV (Empat)/1 (Satu)
Hari/Tanggal : Senin, 07 Agustus 2022
Fokus Observasi : Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan
media nyata

Kemunculan
Perilaku Guru yang Diobservasi Tidak Komentar
No Ada
Ada
1 Menata fasilitas dan sumber belajar √
Memulai pembelajaran secara menarik,
2 memotivasi peserta didik, dan mengadakan √
apersepsi.
Melaksanakan pembelajaran yang sesuai
3 dengan tujuan, peserta didik, situasi dan √
lingkunga
Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran
4 yang sesuai dengan tujuan, peserta didik, √
situasi dan lingkungan
5 Meminta siswa untuk membaca cerita √
Memberi petunjuk dan penjelasan yang
6 √
berkaitan dengan isi pembelajaran
7 Melakukan Tanya jawab hasil demonstrasi √
Memicu dan memelihara keterlibatan peserta
8 √
didik
Guru memberikan lembar kerja hasil
9 √
demonstrasi
10 Guru mendemonstrasikan materi pelajaran √
11 Menyimpulkan materi pembelajaran √
12 Menilai hasil pembelajaran √
Memberikan tugas sebagai tindak lanjut
13 √
pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas guru berada pada tahapan baik,


meskipun ada beberapa aspek yang harus diperbaiki seperti menumbuhkan motivasi,
penggunaan media yang kurang maksimal, pengelolaan waktu yang kurang efisien,
memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berfikir kurang terlaksana dengan baik, suasana yang diciptakan kurang
menyenangkan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

25
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu
kurang terlaksana dengan baik, dan memberikan penguatan kepada siswa dari
penjelasanpenjelasan yang sudah dijelaskan selama proses belajar mengajar kurang
dilakukan dengan baik.
2. Aktivitas Siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa tertera pada tabel 3 di bawah ini
Tabel. 3
Hasil Observasi Akivitas Siswa Siklus 1

Aktivitas Siswa
No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5
1 Abdul Kadir Ismail √ √ √ 1. Aktif Bertanya
2 Allyufahri Adam √ √ 2. Aktif Menjawab
3 Dilon Saputra Ibrahim √ √ √ 3. Melaksanakan
4 Hafiz T. Ali √ √ √ perintah
5 Ismail M. Hasim √ 4. Mengobrol
6 Mohamad Wulungo √ 5. Diam saja
7 Adelia Abubakar √ √ √
8 Aisa J. Duwente √
9 Hami Duwente √ √ √ √
10 Hijran Wati Paris √ √ √
11 Jakia Mootalo √ √
12 Rabina E. Idrus √ √
13 Sakina Dimutu √ √ √
14 Suci Y. Bantu √ √ √ √
Jumlah 7 7 10 7 4
Persentase 50% 50% 71% 50% 29%

Berdasarkan lembar pengamatan, aktivitas siswa berada pada kategori


kurang baik dengan hasil siswa yang aktif bertanya sebanyak 50%, siswa yang aktif
menjawab sebesar 50%, siswa yang melaksanakan perintah sebesar 71%, siswa yang
mengobrol sebesar 50% dan siswa yang diam saja atau tidak aktif sebesar 29%

26
3. Hasil Evaluasi/Daftar Nilai Pembelajaran Siklus I
Setelah proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan maka di peroleh nilai
masingmasing siswa pada tabel 4 berikut

Tabel. 4
Daftar Nilai Evaluasi Pembelajaran Siklus 1

No Nama Siswa Nilai Siklus 1 Ketuntasan


1 Abdul Kadir Ismail 85 Tuntas
2 Allyufahri Adam 70 Belum Tuntas
3 Dilon Saputra Ibrahim 75 Tuntas
4 Hafiz T. Ali 80 Tuntas
5 Ismail M. Hasim 70 BelumTuntas
6 Mohamad Wulungo 60 Belum Tuntas
7 Adelia Abubakar 70 Belum Tuntas
8 Aisa J. Duwente 60 Belum Tuntas
9 Hami Duwente 70 Belum Tuntas
10 Hijran Wati Paris 78 Tuntas
11 Jakia Mootalo 78 Tuntas
12 Rabina E. Idrus 78 Tuntas
13 Sakina Dimutu 78 Tuntas
14 Suci Y. Bantu 85 Tuntas
Jumlah Nilai 1037
Rata-rata 74,07
Terendah 60
Tertinggi 85
Jumlah Siswa Tuntas 8
Jumlah Siswa Belum Tuntas 6
Persentase Ketuntasan (%) 57 %
Persentase Belum Tuntas (%) 43 %

Dari hasil di atas terjadi peningkatan keberhasilan namun dirasa masih belum
mencapai target ketuntasan maka peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran
siklus 2 karena dari 14 siswa hanya 537% siswa yang tuntas dan 43% siswa lainnya
masih belum tuntas karena nilai masih di bawah KKM

27
2. Hasil Pengamatan dan Pengumpulan Data Siklus II
1. Aktivitas Guru
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 5 di bawah
ini:
Tabel. 5
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : IV (Empat)/1 (Satu)
Hari/Tanggal : Senin, 4 September
Fokus Observasi : Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan
media nyata

Kemunculan
Perilaku Guru yang Diobservasi Tidak Komentar
No Ada
Ada
1 Menata fasilitas dan sumber belajar √
Memulai pembelajaran secara menarik,
2 memotivasi peserta didik, dan mengadakan √
apersepsi.
Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
3 √
tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan
Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran
4 yang sesuai dengan tujuan, peserta didik, situasi √
dan lingkungan
Meminta siswa untuk mengidentifikasi sifat sifat
5 √
cahaya
Memberi petunjuk dan penjelasan yang
6 √
berkaitan dengan isi pembelajaran
7 Melakukan Tanya jawab hasil demonstrasi √
Memicu dan memelihara keterlibatan peserta
8 √
didik
Guru memberikan lembar kerja hasil
9 √
demonstrasi
10 Guru mendemonstrasikan materi pelajaran √
11 Menyimpulkan materi pembelajaran √
12 Menilai hasil pembelajaran √
Memberikan tugas sebagai tindak lanjut
13 √
pembelajaran
Berdasarkan lembar pengamatan, aktivitas guru berada pada tahapan sangat
baik. Tapi masih ada aspek yang perlu diperbaiki yaitu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang
dilihat dari proses demonstrasi itu.

28
2. Aktivitas Siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa tertera pada tabel 6 di bawah ini
Tabel. 6
Hasil Observasi Akivitas Siswa Siklus 2

Aktivitas Siswa
No Nama Siswa Keterangan
1 2 4 35
1 Abdul Kadir Ismail √ √ √ √ 1. Aktif Bertanya
2 Allyufahri Adam √ √ √ √ 2. Aktif Menjawab
3 Dilon Saputra Ibrahim √ √ √ √ 3. Melaksanakan
4 Hafiz T. Ali √ √ √ √ perintah
5 Ismail M. Hasim √ √ √ 4. Mengobrol
6 Mohamad Wulungo √ √ 5. Diam saja
7 Adelia Abubakar √ √ √ √
8 Aisa J. Duwente √ √
9 Hami Duwente √ √ √ √
10 Hijran Wati Paris √ √ √ √
11 Jakia Mootalo √ √ √ √
12 Rabina E. Idrus √ √ √ √
13 Sakina Dimutu √ √ √ √
14 Suci Y. Bantu √ √ √ √
Jumlah 11 12 13 0 1
Persentase 79% 86% 93% 0% 7%

Berdasarkan lembar pengamatan, aktivitas siswa berada pada kategori baik


dengan hasil siswa yang aktif bertanya sebanyak 79%, siswa yang aktif menjawab
sebesar 86%, siswa yang melaksanakan perintah sebesar 93%, sudah tidak ada lagi
siswa yang mengobrol atau 0% dan siswa yang diam saja atau tidak aktif sebesar 7%

29
3. Hasil Evaluasi/Daftar Nilai Pembelajaran Siklus 2
Setelah proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan maka di peroleh nilai
masingmasing siswa pada tabel 7 berikut

Tabel. 7
Daftar Nilai Evaluasi Pembelajaran Siklus 2

No Nama Siswa Nilai Siklus 1 Ketuntasan


1 Abdul Kadir Ismail 90 Tuntas
2 Allyufahri Adam 90 Tuntas
3 Dilon Saputra Ibrahim 85 Tuntas
4 Hafiz T. Ali 85 Tuntas
5 Ismail M. Hasim 80 Tuntas
6 Mohamad Wulungo 70 Belum Tuntas
7 Adelia Abubakar 85 Tuntas
8 Aisa J. Duwente 70 Belum Tuntas
9 Hami Duwente 80 Tuntas
10 Hijran Wati Paris 90 Tuntas
11 Jakia Mootalo 90 Tuntas
12 Rabina E. Idrus 80 Tuntas
13 Sakina Dimutu 80 Tuntas
14 Suci Y. Bantu 90 Tuntas
Jumlah Nilai 1165
Rata-rata 83,21
Terendah 70
Tertinggi 90
Jumlah Siswa Tuntas 12
Jumlah Siswa Belum Tuntas 2
Persentase Ketuntasan (%) 86 %
Persentase Belum Tuntas (%) 14 %

Dari hasil di atas terjadi peningkatan keberhasilan dalam mencapai target


ketuntasan dengan jumlah 14 siswa persentase 86% siswa yang tuntas dan 14% siswa
lainnya masih belum tuntas karena nilai masih di bawah KKM

30
Tabel. 8
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Kemunculan
No Aspek yang Diobservasi Komentar
Ada Tidak
1
Guru mengkondisikan siswa untuk  Berdoa, mengabsen dan
belajar apersepsi Tanya jawab
2
Guru menggunakan alat peraga  Cerita “ada Vampir di
yang relevan rumah ini”
3
Alat peraga yang digunakan  Gambar yang bervariasi,
menarik perhatian cerita yang menarik
4
Guru memberi contoh untuk  Dalam kehidupan sehari-
memperjelas materi yang diberikan hari
5
Penggunaan alat peraga  Menjelaskan isi gambar,
melibatkan siswa mengamati gambar
6
Alat peraga yang ada digunakan  Oleh guru dan siswa
secara optima
7
Guru memberikan penguatan pada  Kepada seluruh siswa
siswa
8
Alat peraga memotivasi siswa  Banyak dan bervariasi
untuk lebih aktif
9
Guru memberikan penilaian  Dengan lembar
selama proses pembelajaran pengamatan
10
Guru menanggapi pertanyaan  Dengan menjawab
siswa pertanyaan
11
Mengajukan pertanyaan sesuai  Pada saat pembelajaran
dengan materi
12
Penggunaan waktu evaluasi yang  Waktu yang disediakan
sesuai maksimal
Jumlah 9 3
Persentase 100 %

Dari hasil observasi tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada saat pembelajaran,
guru mengkondisikan siswa dengan kegiatan berdoa, mengabsen dan apersepsi melalui
Tanya jawab. Guru menggunakan alat peraga yang relevan sesuai dengan materi, Alat
peraga yang digunakan dapat menarik perhatian siswa. Guru memberi contoh untuk
memperjelas materi yang diberikan. Seluruh siswa dilibatkan dalam penggunaan alat
peraga, alat peraga yang disediakan digunakan secara optimal oleh guru dan siswa.
Guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa baik yang aktif maupun yang pasif.
Alat peraga yang digunakan memotivasi siswa untuk lebih aktif .Guru melakukan
penilaian proses dengan bantuan lembar observasi aktifitas siswa. Penggunaan waktu
evaluasi sangat maksimal dengan pengelolaan yang sangat efektif.

31
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

pada mata Pelajaran Bahasa dengan menggunakan model pembelajaran Kooferatif

learning di Kelas IV SDN 5 Bulango Ulu Kecamatan Bulango Ulu Kabupaten Bone

Bolango, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian

berjalan sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana Penelitian (Renpel)

sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran,

lembar observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk

kegiatan siswa dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.

2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konsep Memahami ide pokok suatu pesan lisan

dengan menggunakan metoda demontrasi, berjalan sesuai dengan skenario yang ada

pada rencana pelajaran (renpel), dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang

kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran, juga dapat

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar Bahasa Indonesia yang semula dianggap

sulit.

3. Tingkat pemahaman siswa tentang konsep Memahami ide pokok suatu pesan lisan

setelah pembelajaran menggunakan metoda diskusi dan demontrasi dapat meningkat

dengan baik, ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh

nilai rata-rata 74,07 dan pada siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 83,21.

32
Saran
Berdasarkan simpulan yang didapat, maka dapat dinyatakan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif learning metode diskusi dan demonstrasi tentang konsep
Memahami ide pokok suatu pesan lisan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN 5 Bulango Ulu Kabupaten Bone
Bolango, maka peneliti memiliki beberapa saran tindak lanjut, yaitu berupa :
1. Pemilihan dan penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan berkontribusi positif dalam perbaikan pembelajaran, karena itu
disarankan kepada teman sejawat agar senantiasa untuk melakukan perbaikan setiap
pembelajaran, misalnya : penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
2. Menerapkan metode demonstrasi pada kegiatan pembelajaran yang lain.
3. Disarankan guru berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.

33
DAFTAR PUSTAKA

Somantri (1976, hlm.28) mengatakan Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai arah


Agus Suprijono. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.
BNSP (2013). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/ MI. Jakarta:
Kemendiknas.
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter Bogor: Ghalia Indonesia.
Henry Guntur. 1983. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa
Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Isjoni. (2011). Cooperative learning: Mengembangkan kemampuan belajar
berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Mulyani Sumantri (2016) Perkembangan Peserta Didik Jakarta Universitas Terbuka
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rusman, (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Sugono, Dedy. 1999. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swarna
Tarigan Sukayati. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. PPPPTK
Yudiono, KS. 1984. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Ilmiah. Semarang: Badan
Penerbit Universiti Diponegoro
Http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN.pdf
diakses 02 September 2022.
,

34
Lampiran. 1 :

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA 2022


BAHASA INDONESIA KELAS 4

INFORMASI UMUM
A. Indentitas Modul
Penyusun : Suwarni Kasim, S.Pd
Instansi : SDN 5 BulangoUlu
TahunPenyusun : Tahun 2022
JenjangSekolah : SD
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Fase/ Kelas : B/ IV
Bab II : Di bawahAtap
Hari/ Tanggal :………………..
AlokasiWaktu : 2× 35 M.
B. Capaian Pembelajaran (CP)
 Peserta didik mampu memahami ide pokok suatu pesan lisan. Informasi
dari media audio, teks yang dibacakan atau didengar, dan instruksi lisan
yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
 Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan
atau media dari audio.
C. Elemen
Menyimak cerita narasi.
D. Tujuan Pembelajaran
 Melalui kegiatan membaca nyaring peserta didik dapat mengucapkan kata-
kata yang panjang dan benar.
 Melalui diskusi peserta didik dapat membuat gambar sesuai yang didalam
cerita” Ada Vampir dirumah ini”.
E. Indikator Pencapaian
 Peserta didik (A) mampu menguraikan makna teks narasi (B) yang
dibacakan media dari audio. (C4)
 Melalui kegiatan berdiskusi peserta didik(A) dapat menganalisis cerita
narasi“(B) Adaa Vampir dirumah ini” (C). (C4).
F. Kompotensi Awal
Peserta didik dapat memahami isi teks yang dibacakan;
G. Profil Pelajar Pancasila
1. Beriman dan Bertaqwa pada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak Mulia,
2. Berkebinekaan global,
3. Kreatif
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis,
6. Gotong royong.
H. Sarana dan Prasarana
 BukuSiswa : Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Republik Indonesia, 2021, Bahasa Indonesia: Lihat Sekitar, SD Kelas IV,
Penulis: Eva Y. Nukman, Cicilia Erni Setyowati
 Buku cerita anak
 Internet
 LKPD
 LembaranEvalauasi
 Video
I. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
 Model PjBL
 Metode ceramah, diskusi, Tanya jawab
J. Jumlah Peserta Didik
 14 Peserta Didik
K. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Meningkatkan kemampuan siswa tentang memahami isi teks
yangdibacakan
L. . PERTANYAAN PEMANTIK
 Tugas mana yang pernah kalian lakukan atau menjadi tugas harian kalian di
rumah?
M. KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

Tahapan Kegiatan Alokasi


Pembelajaran Pembelajaran Waktu
A. Kegiatan Pendahuluan 10 Menit
Orientasi 1. Guru memberi salam, menyapa peserta didik
(menanyakan kabar)
2. Guru mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik
3. Guru memanggil salah satu peserta didik untuk
memimpin doa sebelum memulai pelajaran.
4. Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu
Indonesia raya

Apersepsi Pertanyaan Pemantik


 Bagaimana pendapat kalian setelah mengetahui tentang
judul cerita tersebut.
Motivasi  Peserta didik diajak tepuksemangat.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara garis
besar

B. Kegiatan Inti 50
Menit

Tahap 1 1. Dengan menayangkan gambar Peserta didik dapat


Menayangkan menggambarkan kembali seperti yang ada pada gambar
tersebut.
video

Tahap 2  Peserta didik dibagi 3 kelompok


Mendesain  Guru membagikan LKPD dan menjelaskan kepada
Perencanaan peserta didik bahwa kegaiatan mereka lakukan membaca
cerita narasi ada vampire dirumah.
 Guru meminta peserta didik mengamati kembali gambar
pada teks “Ada Vampir di Rumah Ini” dan
membahasnya sejenak.
 Guru mengarahkan peserta didik untuk menjawab
pertanyaan bacaan atau menceritakan ulang teks tanpa
melihat buku
 Guru Memperhatikan apakah ada peserta didik yang
berpendapat bahwa judul bacaan tidak sesuai dan minta
mereka mengajukan judul yang lebih tepat.
Tahap 3  Menyampaikan bahwa waktu penyelesaian tugas proyek
Menyusunjad 40 Menit.
wal  Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang
jadwal pembuatan projek dan ketetapan waktu dalam
penyelesaian proyek.
Tahap 4  Setiap kelompok menyelesaian tahapan- tahapan LKPD
MemonitorKe yang telah dibagikan.
aktifan  Guru memonitoring perkembangan proyek setiap
kelompok
 Peerta didik dipersilahkan untuk bertanya kepada guru
jika memgalami hambatan saat mengerjakan proyek.

Tahap 5  Setelah semua selesai membua tproyek, setiap kelompok


Menguji Hasil melakukan presentasi secara bergantian.
 Kelompok yang melakukan presentasi mendapat
penguatan dari guru.
Tahap 6  Peserta didik dan guru mengevaluasi pembelajaran yang
Evaluasi dilakukan bagaimana perasaan setelah membaca cerita
ada vampire dirumah.
 Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada
peserta didik karena telah menyelesaikan proyek
KEGIATAN 10
PENUTUP Menit
1. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi dan guru
memantau peserta didik.
2. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi yang
dipelajari hari ini.
3. Guru member penguatan tentang materi yang sudah
dipelajari.
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah.
5. Kegiatan pembelajaran di tutup dengan doa.

N. REFLEKSI PEMBELAJARAN
Isilah nilai peserta didik dari setiap kegiatan menjawab pertanyaan,
berdiskusi, menulis, dan presentasi pada tabel berikut. Nilai diperoleh dari
kumpulan asesmen formatif pada bab ini.

Instrumen penilaian untuk menyampaikan pendapat demgan jelas.


Nilai Peserta Didik

Mampu Mampu
Mampu berbicara Belum berbicara
Nama berbicara berbicara
dengan jelas dengan jelas
No Peserta dengan jelas dengan jelas
ketika dipandu
Didik dan aktif
dalam diskusi
Nilai= 4 Nilai= 2 Nilai= 1
Nilai= 3

4: Sangat Baik 3: Baik 2: Cukup 1: Kurang

Merujuk pada tabel ini, guru merencanakan pendekatan pembelajaran pada bab
berikutnya. Guru memetakan peserta didik untuk mendapatkan bimbingan
secaraindividual atau bimbingan dalam kelompok kecil melalui kegiatan
pendampingan atau perancah. Guru juga perlu merencanakan kegiatan pengayaan
untukpeserta didik yang memiliki minat khusus atau kemampuan belajar di
atasteman-temannya. Dengan demikian, asesmen akhir bab ini membantu guru
untukmerencanakan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan
kompetensipeserta didik.
2. Merefleksi Strategi Pembelajaran: Hal yang Sudah Baik dan Perlu
Ditingkatkan
Refleksi Strategi Pembelajaran
Berilah tanda centang (�
) sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Kadang- Tidak
No Pendekatan/Strategi Selalu
Kadang Pernah
1 Saya menyiapkan media dan alat peragasebelum memulai
pembelajaran
2 Saya melakukan kegiatan pendahuluandan mengajak
peserta didik berdiskusi,membuat prediksi terhadap tema
yangakan dibahas.
3 Saya meminta peserta didik mengamatigambar sampul
cerita sebelummembacakan isi cerita.
4 Saya membahas tanggapan seluruhpeserta didik dalam
kegiatan berdiskusi.
5 Saya memberikan alternatif kegiatanpendampingan dan
pengayaan sesuaidengan kompetensi peserta didik.
6 Saya memperhatikan reaksi peserta didikdan
menyesuaikan strategi pembelajarandengan rentang
perhatian dan minatpeserta didik.
7 Saya memilih dan menggunakan mediadan alat peraga
pembelajaran yangrelevan di luar yang disarankan
BukuGuru.
8 Saya memanfaatkan alat peraga dalampembelajaran.
9 Saya mengumpulkan hasil pekerjaanpeserta didik sebagai
asesmen formatifpeserta didik.
10 Saya mengajak peserta didik melakukanrefleksi
pemahaman dan keterampilanmereka pada akhir
pembelajaran Bab II.

Tabel 2.9 Contoh Refleksi Guru


Keberhasilan yang saya rasakan dalam mengajarkan bab ini:
...............................................................................................................
Kesulitan yang saya alami dan akan saya perbaiki untuk bab berikutnya:
...............................................................................................................
Kegiatan yang paling disukai peserta didik:
...............................................................................................................
Kegiatan yang paling sulit dilakukan peserta didik:
...............................................................................................................
Buku atau sumber lain yang saya temukan untuk mengajar bab ini:
...............................................................................................................
Catatan khusus lainnya:
...............................................................................................................
Lembaran Survey Pembelajaran pada Peserta Didik
Nama :
Kelas:
Tanggal:
Instruksi
N Pertanyaan Ya Tidak
o

1. Apakah Guru tidak terlambat masuk kelas ?

2. Apakah guru melakukan doa pembuka dan doa penutup?

3. Apakah kalian senang dengan pelajaran yang ibu berikan ?

4. Apakah ibu Guru memberi salam pada saat masuk kelas?

5. Apakah kalian senang dengan ibu?

O. Asesmen Formatif
Asesmen formatif hanya dilakukan pada beberapa kegiatan yang ditandai dengan
simbol seperti di samping ini. Contoh rubrik penilaian disediakan pada kegiatan
tersebut. Asesmen ini merujuk kepada Alur Konten Capaian Pembelajaran yang
dicantumkan pada skema pembelajaran dan uraian pembelajaran. Kegiatan lain
dilakukan sebagai latihan, tidak diujikan.
Instrumen Penilaian untuk Memahami Isi Teks yang Dibacakan
Isilah kolom dengan nama peserta didik.
Mampu Mampu Mampu Belum Mampu
Menjawab Menjawab Menjawab Menjawab
8—10 Pertanyaan 5—7 Pertanyaan 2—4 Pertanyaan Pertanyaan dengan
dengan Baik dengan Baik dengan Baik Baik

Nilai = 3 Nilai = 2 Nilai = 1


Nilai = 4

4: Sangat Baik 3: Baik 2: Cukup 1: Kurang


Instrumen Penilaian untuk Mempresentasikan Gagasan
Isilah kolom dengan nama peserta didik.
Mampu Mampu Mampu Belum Mampu
Mempresentasikan Mempresentasikan Mempresentasikan Mempresentasikan
Gagasan dengan Gagasan dengan Gagasan dengan Gagasan dengan
Jelas dan Lancar, Jelas dan Lancar Panduan Jelas
dengan Intonasi
yang Menarik

Nilai = 4 Nilai = 3 Nilai = 2 Nilai = 1

4: Sangat Baik 3: Baik 2: Cukup


1: Kurang

Lembarpenilaianpengetahuan

No Nama Peserta didik Skor Nilai Akhir


1
2
3
4
5

Testertulisdiakhirpembelajaranmelaluilembartesformatif
Pedomanpenskorantesformatif:
����� = skor yang diperoleh X 100
Jumlahskor

LembarpenilaianKeterampilan

No Nama Peserta didik Skor Nilai Akhir


1
2
3
4
5

����� = skor yang diperoleh X 100


Jumlahskor
SOAL LEMBARAN KERJA SISWA
Jawablah pertanyaan- pertanyaanberikutini!
1. Tanpa melihat buku, sampaikan kembali secara singkat isi cerita tersebut!
2. Cerita seperti apa yang kalian bayangkan saat pertama kali membaca judulnya?
3. Bagaimana pendapat kalian tentang judul cerita tersebut?
4. Apa yang membuat sikap Sani berubah diakhir cerita?
5. Apakah gambar diatas membantu kalian memahami cerita?
6. Menurut kalian, apa hubungan antara vampire, kelelawar dan alat listrik didalam
cerita ini?

Anda mungkin juga menyukai