Anda di halaman 1dari 81

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

FIKIH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY


LEARNING PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII E
MTsN 2 BOMBANA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH :

SRI WAHYUNI ALI SUKRA

PROGRAM PROFESI GURU DALAM JABATAN

ANGKATAN I GURU MADRASAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt yang senantiasa melimpahkan

rahmat-Nya, sehinggap penulis dapat menyelesaikan PTK ini dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Fikih melalui Model Pembelajaran

Discovery Learning pada Peserta Didik Kelas VIII E MTsN 2 Bombana”.

Tidak lupa juga kita curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw

yang telah membawa manusia dari alam kebodohan menuju alam yang penuh

dengan akhlak terpuji, pengetahuan, dan keterampilan.

PTK ini disusun guna memenuhi salah satu tugas akhir penulis untuk

memperoleh sertifikat pendidik pada program Pendidikan Profesi Guru Dalam

Jabatan, pada Jurusan Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Dalam penyusunan PTK ini tidak sedikit halangan yang penulis hadapi,

namun penulis penyadari kelancaran penulisan PTK ini berkat bantuan dari

banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang terlibat, sehingga penulisan PTK ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam PTK ini,

sehingga kritik dan saran masih sangat dibutuhkan dari semua pihak.

Bombana, 4 September 2021

Penulis,

SRI WAHYUNI ALI SUKRA

i
ii

ABSTRAK

Sri Wahyuni Ali Sukra, NIM. 21000121038 “Peningkatan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Fikih melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Peserta
Didik Kelas VIII E MTsN 2 Bombana”.

Penelitian ini membahas tentang peningkatan hasil belajar mata pelajaran


Fikih melalu model pembelajaran Discovery Learning pada peserta didik kelas
VIII E MTsN 2 Bombana. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (a)
Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam upaya
peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fikih di kelas VIII E
MTsN 2 Bombana? (b) Apakah penerapan model pembelajaran Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
Fikih di kelas VIII E MTsN 2 Bombana?. Dengan tujuan penelitian untuk
mengetahui apakah melalui model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fikih di MTsN 2
Bombana.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Action Research


Classroom). Yaitu penelitian praktis yang dilaksanakan untuk memecahkan
masalah faktual yang dihadapi guru sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan
pengelola pembelajaran yang diterapkan di MTsN 2 Bombana kelas VIII E
dengan jumlah siswa 15 orang yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Dalam pengumpulan data digunakan metode observasi, tes, dan
dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan model pembelajaran


Discovery Learning dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran Fikih di kelas VIII E MTsN 2 Bombana telah berjalan dengan
baik, dimana guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran yang disesuaikan
dengan alur pembelajaran Discovery Learning, sedangkan peserta didik juga
terlihat tertarik dan bersemangat sehingga proses pembelajaran berjalan dengan
baik. (2) Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fikih juga mengalami
peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning. Hal
ini terlihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada setiap siklusnya.
Pada siklus 1 persentsi nilai hasil belajar peserta didik masih di bawah standar
ketuntasan yaitu 65,83%, pada siklus II persentasi nilai hasil belajar peserta didik
sudah mulai meningkat menjadi 73,16%, dan pada siklus III persentasi nilai hasil
belajar peserta didik sudah semakin meningkat menjadi 80,16%, ini menunjukkan
bahwa melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fikih di kelas VIII E
MTsN 2 Bombana.
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..... i


KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ii
ABSTRAK …………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………… 5
C. Rumusan Masalah …………………………………………………... 5
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 6
E. Manfaat Penelitian …………………………………………………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ……………………………………………………… 9
1. Pembelajaran Discovery Learning ……………………………… 9
2. Hasil Belajar …………………………………………………….. 15
3. Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah ………………….. 17
4. Tujuan Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah ………….. 18
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Fikih …………………………….. 19
B. Kerangka Pikir ………………………………………………………. 19
C. Hipotesis Tindakan ………………………………………………….. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian ……………………………………………………. 22
B. Subyek Penelitian …………………………………………………… 22
C. Data dan Sumber Data ………………………………………………. 22
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….. 23
E. Validitas Data ……………………………………………………….. 24
F. Teknik Analisis Data ………………………………………………… 24
G. Indikator Keberhasilan ………………………………………………. 25
H. Prosedur Penelitian …………………………………………………... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian PTK ……………………………………. 28
B. Hasil Penelitian ………………………………………………………. 29
C. Pembahasan ………………………………………………………….. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 66
B. Saran-saran …………………………………………………………… 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Observasi dari teman sejawat dalam KBM siklus I …………... 33

Tabel 4.2 Observasi aktivitas peserta didik dalam KBM siklus I ………. 36

Tabel 4.3 Tes menerapkan tata cara sujud sahwi siklus I ………………. 38

Tabel 4.4 Observasi dari teman sejawat dalam KBM siklus II …………. 45

Tabel 4.5 Observasi aktivitas peserta didik dalam KBM siklus II ……… 48

Tabel 4.6 Tes menerapkan tata cara sujud syukur siklus II ……………... 50

Tabel 4.7 Observasi dari teman sejawat dalam KBM siklus III …...……. 56

Tabel 4.8 Observasi aktivitas peserta didik dalam KBM siklus III …..…. 59

Tabel 4.9 Tes menerapkan tata cara sujud tilawah siklus II ……..………. 61
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir …………………………………… 20

Gambar 3.1 Model penelitian tindakan kelas …………………………… 26


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di masa sekarang ini, dunia pendidikan merupakan hal yang sangat

urgent dalam meningkatkan kemajuan bangsa, dimana dalam lingkungan

pendidikanlah seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan yang belum tentu

dia dapatkan di lingkungan keluarga dan juga lingkungan masyarakat.

Tanpa adanya pendidikan dapat dikatakan mustahil untuk memajukan

bangsa ini.

Mendidik manusia menjadi makhluk sosial yang mudah berinteraksi

dengan yang lain dapat diciptakan melalui proses pembelajaran.

Pembelajaran yang baik hanya dapat diciptakan melalui perencanaan yang

baik dan tepat. Arti dari proses pembelajaran itu sendiri adalah proses

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui interaksi dan

berbagai pengalaman belajar. Namun pada kenyataannya masih banyak

proses pembelajaran dikelas hanya menekankan aspek pengetahuan saja,

sehingga kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada

kemampuan taraf pengetahuan dan ingatan.

Setiap sesuatu memiliki ruh. Ruh sebuah lembaga pendidikan adalah

kualitas proses belajar mengajar yang diciptakan. Dalam upaya membangun

lembaga pendidikan yang efektif, apapun bentuknya menjadi tak bermakna

1
2

bila tidak dibarengi dengan upaya menciptakan suasana belajar yang

kondusif bagi setiap siswa. 1

Menjadi seorang guru tidaklah mudah, karena dalam mengajar seorang

guru membutuhkan semangat, kesungguhan, keterampilan serta kesabaran

yang luar biasa. Mengajar juga membutuhkan keahlian, butuh ilmu,

kreativitas serta seni di dalamnya. Namun masih banyak guru yang

menerapkan pembelajaran tanpa memperhatikan hal-hal yang dapat

membuat peserta didik menjadi aktif. Masih banyak guru yang kurang

memperhatikan penggunaan model, pendekatan atau metode yang tepat

untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran

yang telah disusun tidak tercapai dengan baik.

Penerapan model pembelajaran merupakan salah satu cara untuk

mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Arends

sebagaimana yang dikutip oleh Trianto dalam buku Model-Model

Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik mengatakan ”it is

strange that we expect student to learn yets eldom teach then about

learning, we expect student to solve problems yets eldom teach the about

problem solving” yang berarti dalam mengajar guru selalu menuntut siswa

untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa

untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi

1
Jamaludin, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 22
3

jarang mengajarkan bagaimana seharusnya siswa menyelesaikan masalah. 2

Bentuk kejadian inilah yang selama ini terjadi pada dunia pendidikan di

Indonesia. Guru yang seharusnya menjadi fasilitator belum bisa

menjalankan perannya sebagai pelaksana dalam dunia pendidikan. Ia hanya

memberikan perintah dan belum menyampaikan bagaimana menyelesaikan

perintah yang dihadapi oleh peserta didik. Oleh karena itu, penerapan model

pembelajaran yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses

belajar mengajar. Sebaliknya, kesalahan dalam menerapkan model akan

berakibat fatal.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat, akan menciptakan suasana

belajar yang efektif, maksudnya materi yang peserta didik dapatkan dalam

proses pembelajaran, bukan hanya untuk dihapal saja, tetapi dapat

diterapkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga

dalammata pelajaran Fikih, seharusnya guru lebih memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran yaitu model pembelajaran Discovery Learning. Dalam model

pembelajaran ini guru bertindak sebagai fasilitator, sehingga guru juga harus

kreatif dalam memberikan materi kepada peserta didik, sehingga dapat

tercapai tujuan pembelajaran yang berkualitas. Dalam penyajiannya peserta

didik dituntut untuk menemukan sendiri konsep dari materi yang

dipelajarinya.

2
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
(Malang: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 66
4

Di MTsN 2 Bombana masih sering ditemukan adanya permasalahan

yang berkaitan dengan model pembelajaran dalam mata pelajaran Fikih.

Selama ini dalam proses kegiatan belajar mengajar peserta didik menjadi

pasif, tidak menghiraukan materi yang disampaikan bahkan ada beberapa

siswa yang bercanda dengan temannya. Sering kali guru hanya

menggunakan model pembelajaran yang terpusat hanya pada guru, sehingga

pencapaian kompetensi hanya berorientasi pada pencapaian aspek kognitif

saja.

Melihat keadaan tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk

memperbaiki hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran yang

mampu mengaktifkan peserta didik di dalam kelas. Salah satunya yaitu

model pembelajaran Discovery Learning.

Menurut Sund, Discovery Learning merupakan aktivitas intelektual

peserta didik di mana mereka mampu menguraikan sebuah prinsip atau

konsep. Aktivitas intelektual diantaranya adalah mengobservasi, memahami,

mampu mengklasifikasikan, menciptakan asumsi, menjabarkan, menakar,

dan menciptakan kesimpulan. 3 Dengan model pembelajaran Discovery

Learning ini, diasumsikan pembelajaran Fikih akan menjadi menarik,

karena peserta didik ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti melalui studi tindakan

kelas akan nmelakukan penelitian dengan judul penelitian

”PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH

3
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002), h. 193
5

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII E MTsN 2 BOMBANA”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat

didentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar berjalan tidak efektif karena guru

menyampaikan materi dengan teacher center, dimana dalam kegiatan

pembelajaran peserta didik cenderung hanya berperan sebagai

pendengar saja.

2. Dalam kegiatan pembelajaran guru belum pernah menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning sehingga peserta didik cenderung

hanya menghafal materi pelajaran Fikih saja.

3. Pada proses pembelajaran berlangsung peserta didik cendrung pasif,

dimana setiap diberi pertanyaan tidak satupun peserta didik berani

menjawabnya dan setiap diberi kesempatan bertanya tidak satupun

peserta didik yang berani untuk bertanya.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan ketidakefektifan pembelajaran di kelas itu cukup banyak.

Dari sekian masalah tersebut adalah penerapan pembelajaran konvensional,

yang hanya menekankan otoritas guru tanpa melibatkan aktivitas peserta

didik. Contoh yang paling banyak ditemui adalah penggunaan metode

ceramah. Hal ini bukan berarti metode ceramah tidak baik, tetapi

menempatkan ceramah sebagai satu-satunya metode tidak akan dapat


6

menggali potensi yang dimiliki peserta didik. Maka perlu dikembangkan

model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat

pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran Discovery

Learning.

Berdasarkan uraian tersebut, maka secara spesifik rumusan masalah

yang menjadi fokus pada penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah;

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning

dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran Fikih di kelas VIII E MTsN 2 Bombana?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fikih di

kelas VIII E MTsN 2 Bombana?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui

model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran Fikih di MTsN 2 Bombana.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan pengetahuan baru dengan menerapkan model

pembelajaran Discovery Learning dalam rangka meningkatkan

hasil belajar peserta didik.


7

b. Untuk digunakan sebagai bahan acuan memperbaiki model

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

- Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan

berfikir, pemecahan masalah, dan kemampuan intelektual

dalam berkomunikasi dengan kelompok.

- Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

- Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama.

b. Bagi Guru

- Sebagai bahan masukan dalam pengembangan model

pembelajaran pada mata pelajaran Fikih dalam rangka

memperbaiki kualitas pembelajaran.

- Menerapkan model pembelajaran Discovery Learning untuk

materi yang lain.

- Membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

mengoptimalkan aktivitas peserta didik sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

c. Bagi Madrasah

- Mencobakan gagasan, pikiran, cara, dan strategi baru dalam

pembelajaran untuk mutu pembelajaran selain kemampuan

inovatif guru.
8

- Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,

menantang, menyenangkan, dan melibatkan peserta didik

karena strategi, model, metode, teknik atau media yang

digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih

secara sungguh-sungguh.

- Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi antar guru dalam

satu madrasah untuk bersama-sama memecahkan masalah

pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

- Sebagai upaya peningkatan kualitas kelulusan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Model Pembelajaran Discovery Learning

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model adalah suatu gambaran tentang sesuatu yang dapat

memperjelas berbagai kaitan di antara unsur-unsur yang ada. Secara luas

model adalah sesuatu yang mengungkap dan memperjelas tentang

hubungan dari berbagai komponen, aksi dan reaksi, serta sebab dan akibat.

Model hanyalah merupakan pemikiran dari kenyataan yang sebenarnya. 4

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.5

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, model

pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik sebagai pemberi

pengajaran dan peserta didik sebagai penerima pengajaran. Model

pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai suatu rancangan yang digunakan

sebagai pedoman dalam proses pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola

yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik,

4
Ninik Sri Widayati dan Hafis Muaddab, 29 Model-Model Pembelajaran Inovatif
(Surabaya: CV.Garuda Mas Sejahtera, 2012), h. 28
5
Zona Referensi, “Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli dan Secara Umum”
artikel diakses pada 24 Juli 2021 dari https://www.zonareferensi.com/pengertian-
pembelajaran/
9
10

dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran

atau setingg lainnya.6

b. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning

Pembelajaran dengan penemuan (Discovery Learning) merupakan

suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah

memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran

penemuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa

senang kepada anak/siswa dalam ”menemukan” sesuatu oleh mereka

sendiri, dengan mengikuti jejak para ilmuan.7 Illahi mendefinisikan

Discovery Learning sebagai salah satu metode yang memungkinkan para

anak didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga

mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep

atau teori yang sedang dipelajari. 8

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Discovery Learning adalah suatu proses pembelajaran yang

menuntut peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran

untuk menemukan sendiri suatu konsep ataupun prinsip yang belum

diketahuinya, serta dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

Kelebihan model pembelajaran Discovery Learning antara lain :

- Mendukung partisipasi aktif pembelajar dalam proses pembelajaran.

- Menumbuhkan rasa ingin tahu pembelajar.

6
Ninik Sri Widayati dan Hafis Muaddab, Op.Cit, h. 33
7
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran (Teori&Aplikasi), (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, Cet. Ke-2, 2017), h. 241
8
Mohammad Takdir Ilahi, Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocatiional Skill
Tutorial Inspiratif Bagi Para Pembelajar (Yogyakarta: DIVA Press, 2012), h. 33-34
11

- Memungkinkan perkembangan keterampilan-keterampilan belajar

sepanjang hayat dari pembelajar.

- Membuat pengalaman belajar menjadi lebih bersifat personal.

- Membuat pembelajar memiliki motivasi yang tinggi karena

memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan eksperimen

dan menemukan sesuatu untuk diri mereka sendiri.

- Membangun pengetahuan berdasarkan pada pengetahuan awal yang

telah dimiliki oleh pembelajar sehingga mereka dapat memiliki

pemahaman yang lebih mendalam.

- Mengembangkan kemandirian dan otonomi pada diri pembelajar.

- Membuat pembelajar bertanggungjawab terhadap kesalahan-kesalahan

dan hasil-hasil yang mereka buat selama proses belajar.

- Merupakan cara belajar kebanyakan orang dewasa pada pekerjaan dan

situasi kehidupan nyata.

- Merupakan suatu alasan untuk mencatat prosedur-prosedur dan temuan-

temuan seperti mengulang kesalahan-kesalahan, sebagai suatu cara

untuk menganalisis apa yang telah terjadi, dan suatu cara untuk

mencatat atau merekam temuan yang luar biasa.

- Mengembangkan keterampilan-keterampilan kreatif dan pemecahan

masalah.

- Menemukan hal-hal baru yang menarik yang belum terbayang

sebelumnya setelah pengumpulan informasi dan proses belajar yang

dilakukan.
12

Kelemahan model pembelajaran Discovery Learning antara lain :

- Kadangkala terjadi kebingungan pada para pembelajar ketika tidak

disediakan semacam kerangka kerja, dan semacamnya.

- Terbentuknya miskonsepsi.

- Pembelajar yang lemah mempunyai kecenderungan untuk belajar di

bawah standar yang diinginkan, dan guru seringkali gagal mendeteksi

pembelajar semacam ini (bahwa mereka membutuhkan remedi dan

scaffolding).9

d. Implementasi Pembelajaran Discovery Learning di Madrasah

Berikut ini langkah-langkah dalam menerapkan tahapan dari model

pembelajaran discovery learning, yaitu sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal,

minat, gaya belajar, dan sebagainya).

3) Memilih materi pelajaran.

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara

induktif (dari contoh-contoh generalisasi).

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,

ilustrasi.

6) Tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.

9
Nove Hasanah, “Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning (Pembelajaran
Penemuan),” artikel diakses pada 24 Juli 2021 dari
http://novehasanah.blogspot.com/2016/06/kelebihan-kekurangan-discovery-
learning.html
13

7) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari

yang konkret ke abstarak atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke

simbolik.

8) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. 10

e. Prosedur Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan model pembelajaran ini tentunya akan membutuhkan

dukungan dari sejumlah metode-metode lain seperti ceramah, tanya jawab,

berikut adalah prosedur yang harus dilakukan para guru.11

1) Pemberian Stimulus (Stimulation)

Pada tahap ini peserta didik diarahkan untuk membaca materi,

menyimak gambar atau sebuah video yang berkaitan dengan materi

pelajaran, dimana dalam proses ini guru juga bisa memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, agar peserta didik semakin

tergugah untuk mencari masalah-masalah apa yang ada dalam stimulus

yang diberikan guru.

2) Pemberian Fokus Masalah (Problem Statement)

Pada tahap ini peserta didik diarahkan untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin masalah-masalah dari hasil bacaan atau video yang diamati,

selanjutnya peserta didik merumuskan hipotesis atas pertanyaan

masalah, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menganalisa permasalahan yang mereka hadapi.

10
Irmawati, “Penggunaan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah An-Nur Tangkit Muaro
Jambi” (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 2021), h. 16
11
Ibid.
14

3) Pengumpulan Data (Data Collection)

Pada tahapan ini peserta didik diarahkan untuk melakukan proses

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relavan dan sesuai

dengan kebutuhan, proses ini mengarahkan siswa belajar aktif dalam

dalam menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan

yang dihadapi.

4) Pengolahan Data (Data Processing)

Tahapan ini guru dapat mengarahkan peserta didik untuk mampu

mengolah sejumlah data dan informasi berkenaan dengan upaya

merumuskan jawaban-jawaban atas pertanyaan (fokus masalah) pada

tahapan sebelumnya.

5) Pembuktian (Verification)

Pada tahap ini peserta didik melalakukan pemeriksaan secara cermat

untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi

dengan temuan alternatif dan dihubungkan dengan hasil pengolahan

data. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang

ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu

kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

6) Menyimpulkan (Generalization)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk

semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil

verifikasi. 12

Passakanawang, “Langkah-langkah Penerapan Model Discovery Learning,” artikel diakses pada


12

24 Juli 2021 dari https://www.passakanawang.com/2017/07/langkah-langkah-penerapan-


model.html
15

f. Aplikasi Dalam Pembelajaran

Model pembelajaran berbasis penemuan ini atau Discovery Learning ini

dapat diterapkan di sekolah dengan melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Pendidik menyiapkan tampilan media berupa permasalahan yang

berkaitan dengan materi pelajaran yang diberikan.

2) Pendidik membentuk kelompok untuk melakukan observasi dan

pengumpulan data untuk menjawab permasalahan yang telah diberikan.

3) Peserta didik melakukan observasi langsung dan mengumpulkan data-

data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan.

4) Fakta-fakta atau penemuan dari data-data yang berkaitan dengan

permasalahan yang diberikan akan menjadi bahan diskusi untuk

menambah pemahaman dalam proses pembelajaran.13

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya dan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh

karena itu belajar telah lama dikenal dan bahkan secara sadar maupun tidak

sadar dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh

hasil belajar yang dicapai peserta didik. Melalui proses belajar mengajar

diharapkan terjadi perubahan, perkembangan, kemajuan, baik dalam hal aspek

fisik-motorik, intelek, sosial-emosional maupun sikap dan nilai pada diri siswa.

13
Irmawati, Op.Cit, h. 20
16

Berikut ini adalah pengertian hasil belajar yang dipaparkan oleh beberapa

ahli;

a. Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar,

(Bandung: Jemmars, 1980: 25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang

berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk

memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.

b. Menurut Purwanto (2011: 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang

terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan

dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam domain kognitif

diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain afektif hasil belajar meliputi

level penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.

Sedang domain psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.

c. Menurut Arsyad (2005: 1) pengertian hasil belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya

perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Perubahan diarahkan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam

aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.14

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah adanya

proses pembelajaran, yang mana perubahan tersebut terdiri dari aspek sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

Aina Mulyana, “ Pengertian Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya” artikel
14

diakses pada 24 Juli 2021 dari https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-


belajar-dan-faktor.html
17

3. Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah

Menurut bahasa (etimologi), kata fikih berasal dari bahasa Arab ‫ الفَ ْهم‬yang

berarti paham. Menurut terminologi, fikih pada mulanya berarti pengetahuan

keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah, akhlak,

maupun amaliah (ibadah), yakni sama dengan arti syariah islamiyyah. Namun,

pada perkembangan selanjutnya, fikih diartikan sebagai bagian dari syariah

islamiyyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syariah islamiyyah yang berkaitan

dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan berakal sehat yang diambil

dari dalil-dalil yang terinci. 15

Menurut Abudin Nata, ilmu fikih adalah sekelompok hukum tentang amal

perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Yang dimaksud

dengan amal perbuatan manusia adalah segala amal perbuatan orang mukallaf

yang berhubungan dengan bidang ibadah, muamalat, kepidanaan, dan

sebagainya.16

Mata pelajaran Fikih di MTs merupakan mata pelajaran yang membahas

tentang hukum-hukum Islam, dimana secara substansial, mata pelajaran Fikih

memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari

sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan

manusia dengan Allah Swt, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,

makhluk lainnya ataupun lingkungannya.

15
My Sharing, ” Pengertian Fikih Secara Bahasa dan istilah “ artikel pada 24 Juli 2021 dari
http://mysharing.co/pengertian-fikih-secara-bahasa-dan-istilah/
16
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 25
18

4. Tujuan pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah

Secara umum tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk membentuk

peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak

mulia. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh beberapa tokoh

pendidikan agama Islam seperti al-Attas menjelaskan bahwa tujuan pendidikan

Islam adalah untuk menjadi manusia yang baik, kemudian al-Abrasyi

menjelaskan untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia. Kemudian dalam

konferensi dunia Islam pertama tentang pendidikan Islam berkesimpulan bahwa

tujuan pendidikan Islam adalah “manusia yang menyerahkan diri kepada Allah

Swt secara mutlak”.17

Mata pelajaran fikih di MTs berfungsi untuk:

a. Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran dalam beribadah para peserta didik

kepada Allah Swt.

b. Sebagai pedoman dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun

di akhirat.

c. Membiasakan peserta didik dalam melaksanakan hukum Islam secara

ikhlas.

d. Membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan

masyarakat.

Dengan demikian melalui pembelajaran agama Islam merupakan salah satu

cara untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam meningkatkan

pemahaman pengetahuan keagamaannya yakni meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan terhadap Allah Swt serta berakhlak mulia.

17
Mohamad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II, (Bandung: IMTIMA, 2007),
h. 2
19

5. Ruang Lingkup Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah

Ruang lingkup mata pelajaran fikih di MTs di semester satu meliputi: Sujud

sahwi, syukur, dan sujud tilawah; Zakat; Puasa; dan I’tikaf. Sedangkan ruang

lingkup fokus penelitian ini adalah materi sujud sahwi, syukur, dan tilawah.

B. Kerangka Pikir

Rendahnya hasil belajar peserta didik di MTsN 2 Bombana khususnya mata

fikih pada peserta didik kelas VIII E adalah hasil belajar peserta didik yang rendah

serta metode/model pembelajaran yang di terapkan tidak menyenangkan, metode

pembelajaran yang diterapkan masih metode pembelajaran konvensional, dimana

sistem penyampaian materi pembelajaran lebih di dominasi oleh guru yang sifat

mengajarnya bersifat otoriter, yaitu guru memainkan peran aktif dalam pembelajaran

sementara peserta didik hanya duduk menerima secara pasif informasi pengajaran,

dan guru kurang memberi peluang dan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengungkapkan pendapatnya serta mengembangkan pengetahuan, kreatifitas serta

keterampilan di dalam pembelajaran sehingga kurangnya motivasi belajar peserta

didik dalam pembelajaran.

Untuk memecahkan masalah tersebut, maka perlu diterapkan model

pembelajaran yang melibatkan peran peserta didik secara aktif serta meningkatkan

aktivitas guru dalam mengajar bukan hanya sekedar ceramah guna meningkatkan

hasil belajar fikhi. Salah satu model pembelajaran yang dapat di terapkan adalah

model pembelajaran Discovery Learning yang melibatkan peran peserta didik secara
20

aktif serta meningkatkan aktifitas guru mengajar bukan hanya sekedar ceramah guna

meningkatkan hasil belajar fikhi. Kerangka berpikir di atas digambarkan secara

umum melalui bagan pada gambar 2.1 berikut ini.

Hasil belajar rendah

Faktor siswa Model pembelajaran Faktor Guru


bersifat monoton

Siswa bersifat pasif di dalam Guru ceramah dan


Model pembelajaran monoton/tidak
menerima pegetahuan dan
konvesional variatif
keterampilan dari guru

Model Discovery Learning

Model pembelajaran menarik

Interaksi siswa dengan guru meningkat

Model pembelajaran
bervariasi

Hasil belajar meningkat

Gambar 2.1 Bagan kerangka Berpikir.


21

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah penerapan model Discovery learning dalam pembelajaran fikhi

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII E MTsN 2 Bombana.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas ini meliputi tempat dan waktu penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTsN 2 Bombana pada mata

pelajaran fikih, peneliti memilih MTsN 2 Bombana kelas VIII E karena setelah

di observasi, kelas VIII E ini dalam pembelajaran kurang aktif dan lebih

cenderung pasif saat diberikan pertanyaan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil

2021/2022 yang dimulai pada bulan Agustus sampai bulan September 2021.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini adalah peserta didik MTsN 2 Bombana kelas VIII

E, dengan jumlah siswa 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 5 siswa

laki-laki.

C. Data dan Sumber Data

Dalam penetilian tindakan kelas ini data penelitian yang digunakan adalah

melalui pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran yang menyoroti aktivitas

peserta didik terhadap materi dan metode analisis dokumen yang berupa nilai

ulangan harian pada materi sebelumnya.

22
23

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut meliputi

pengamatan, kajian dokumen yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai

berikut;

1. Observasi / Pengamatan

Observasi adalah salah satu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang sedang dijadikan pengamatan. Pengamatan terhadap siswa

difokuskan pada partisipasi dan keaktifan peserta didik selama mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi

penilaian.

2. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan

penilaian. Tes ini peneliti berikan setelah proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi

yang disampaikan dengan menggunakan tes tertulis juga untuk mengetahui

apakah ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning.

3. Dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan adalah kamera handphone dengan

menampilkan foto-foto saat pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Foto-foto ini digunakan

untuk menggambarkan apa yang terjadi di dalam kelas saat proses pembelajaran

berlangsung.
24

E. Validitas Data

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan

fungsi ukurnya. Tes hanya dapat melaksanakan fungsinya dengan cermat kalau ada

sesuatu yang diukurnya. Jadi untuk dikatakan valid, tes harus mengukur sesuatu dan

melakukannya dengan cermat.18

Validitas data ini digunakan untuk mengukur atau mengungkap kebenaran

tentang hasil belajar yaitu nilai ulangan harian yang diadakan setelah pembelajaran

berakhir. Untuk mengetahui persentasi keberhasilan hasil belajar peneliti

menggunakan rumus:

P = 𝐹 x 100%
𝑁

Keterangan

P : Angka persentasi

F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu/responden.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan untuk menganalisis data-data yang

telah dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistic

deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif

digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus,

sedangkan teknik analisis kritis peneliti gunakan untuk mengungkapkan kelemahan

dan kelebihan kinerja siswa dan guru pada saat proses pembelajaran siklus I

18
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana Prima,
2008), h. 133
25

berlangsung sehingga dapat peneliti jadikan sebagai bahan untuk menyusun

perencanaan tindakan pada siklus II.19

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran fikih dengan menerapkan model

pembelajaran Discovery Learning ini adalah jika minimal 85% peserta didik

mendapatkan nilai diatas 70.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini mengikuti prinsip

dasar penelitian tindakan kelas yang terbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari 1 kali

pertemuan. Adapun tahapan dalam penelitian tindakan ini terdiri dari empat tahapan

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun gambar siklus

penelitian ini dapat di lihat gambar di bawah ini:

19
Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah,
(Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru, 2009), h. 61
26

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Tindakan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II
Tindakan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS III Tindakan

Pengamatan

Selesai

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas20

Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan mengacu pada model penelitian

yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart pada tahun 1988 dari Deakin

University Australia dalam buku penelitian tindakan kelas sebagaimana yang dikutip

oleh Muhammad Asrori yang terdiri dari :

1. Rencana (planning)

Kegiatan planning terdiri dari proses identifikasi dan identifikasi masalah.

Langkah pertama yang berupa perencanaan ini pada dasarnya merupakan

kegiatan menyusun rencana tindakan yang didalamnya mengandung penjelasan

tentang what (siapa), why (mengapa), when (kapan), where (di mana), who

20
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi, 2012), h. 67
27

(siapa) dan how (bagaimana) tindakan tersebut akan dilakukan peneliti.

Langkah tersebut seringkali dikenal dengan langkah untuk menjawab atau

menjabarkan “5W&1H”.

2. Tindakan (action)

Action tersebut dilaksanakan untuk memperbaiki masalah.

3. Pengamatan (observation)

Pegamatan adalah kegiatan untuk memotret sejauh mana efektivitas

kepemimpinan atas tindakan telah mencapai sasaran.

4. Refleksi (reflection)

Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi

yaitu siswa, suasana kelas dan guru. Pada tahapan ini guru atau peneliti berusaha

menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how) dan sejauh mana (to

whatextenct) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.21

Penelitian ini dimulai dengan kegiatan prasiklus untuk mengetahui kondisi

umum pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kemudian pada minggu

selanjutnya mulai melaksanakan kegiatan siklus I. Berdasarkan hasil pada siklus

pertama, beberapa hambatan yang dijumpai akan digunakan sebagai bahan acuan

untuk melaksanakan kegiatan pada siklus II. Kegiatan pada siklus II ini prosedur

kegiatannya sebagaimana yang telah dilaksanakan pada siklus I, tetapi sudah ada

beberapa tambahan yang disesuaikan dengan hambatan-hambatan yang ditemukan.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan 3 siklus.

21
Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008),
h. 64
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 2 Bombana Kelurahan Lauru Kecamatan Rumbia Tengah Kabupaten

Bombana. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII E yang berjumlah 15

orang, yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Adapun

permasalahannya dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik

kelas VIII E pada mata pelajaran Fikih, untuk itu direncanakan sebuah tindakan kelas

dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII E pada mata

pelajaran Fikih.

Tindakan kelas yang akan dilaksanakan dalam hal ini menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning pada pelajaran Fikih dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik kelas VIII E yang dilakukan dua cara pengamatan sebagai

berikut:

1. Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan dengan materi

pokok sujud sahwi, syukur, dan tilawah.

2. Pengamatan partisipasi yang dilakukan oleh guru teman sejawat untuk

mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dan siklus kedua sesuai

tahapan-tahapan proses belajar mengajar dikelas.

28
29

B. Hasil Penelitian

Tindakan Kelas Siklus I

a. Perencanaan

Pada pertemuan pertama tindakan kelas siklus I ini disiapkan perangkat

pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran Fikih dengan

kompetensi dasar menerapkan tata cara sujud sahwi, syukur, dan tilawah.

Tujuan pembelajaran :

Setelah mengamati gambar dan berdiskusi kelompok, peserta didik

dapat:

- Menjelaskan pengertian sujud sahwi dengan benar

- Menjelaskan hukum dan dalil disyariatkannya sujud sahwi dengan tepat

- Mengemukakan sebab-sebab sujud sahwi dengan benar

- Menggambarkan tata cara sujud sahwi sebelum salam dan setelah salam

dengan tepat

- Mengemukakan hikmah sujud sahwi dengan benar

Setelah proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

- Mempraktikkan tata cara sujud sahwi dengan benar

2) Membuat lembaran kerja peserta didik (LKPD)

3) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam

penguasaan materi

4) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan pembelajaran dan

aktivitas peserta didik dalam KBM.


30

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

- Menjawab sapaan guru, sapaan peserta didik dan berdoa bersama

- Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

- Guru memotivasi peserta didik dengan kegiatan yang ringan dengan

melakukan kegiatan ringan, seperti cerita motivasi, senam otak atau

bershalawat.

- Guru memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran.

- Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif terkait materi

Ketentuan sujud sahwi, khususnya yang terkait dengan materi

pembelajaran kelas VII.

- Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.

- Guru dapat menggunakan Media / alat peraga / alat bantu bisa berupa

gambar atau menggunakan multimedia berbasis ICT atau media

lainnya.

2) Kegiatan Inti

Mengamati

- Guru menjelaskan materi sujud sahwi secara garis besar (Stimulation)

- Peserta didik mengamati gambar/video yang berkaitan dengan materi

sujud sahwi, yang telah disajikan oleh guru. (Problem Statement)

Menanya

- Guru memotivasi peserta didik untuk kritis dan memiliki pertanyaan-

pertanyaan sebanyak mungkin dan tidak perlu mengomentarinya.

(Promblem Statement)
31

- Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengemukakan

pertanyaannya.

- Guru mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dan memberikan penguatan

yang berhubungan dengan pemahaman sujud sahwi.

- Peserta didik bisa bertanya dengan menggunkan kata tanya: apa,

mengapa, bagaimana jika dan sebagainya.

- Guru memberikan apresiasi atas pertanyaan-pertanyaan peserta didik.

Mengumpulkan Informasi

- Peserta didik aktif mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan oleh guru. (Data Collection)

- Tiap kelompok diberi waktu membaca dan menelaah sesuai petunjuk

guru.

Mengasosiasi/Mengolah Informasi

- Guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

berdiskusi yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

(Data Processing)

- Guru meminta setiap kelompok mencatat hasil diskusinya di kertas.

- Guru mengamati proses diskusi peserta didik dengan menggunakan

format pengamatan diskusi.

Mengkomunikasikan

- Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan

mempraktikkan tata cara sujud sahwi sebelum salam. (Verification)

- Selama presentasi siswa berlangsung, guru mengamati dengan

menggunakan format penilaian presentasi dan saat praktik guru

mengamati dengan menggunakan format penilaian praktik.


32

- Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terkait materi

yang dikemukakan peserta didik, serta praktik yang dilakukan peserta

didik. (Generalization)

3) Kegiatan Akhir

- Sebelum mengakhiri pembelajaran, peserta didik diminta melakukan

refleksi dengan menjawab pertanyaan yang ada.

- Guru meminta salah satu peserta didik menyampaikan hasil refleksinya.

Diusahakan memilih peserta didik yang tidak terbiasa menyampaikan

pendapatnya atau komentarnya.

- Guru menghargai setiap hasil refleksi peserta didik. Dan tidak perlu

mengomentari untuk membenarkan atau menyalahkan, cukup dengan

kata “bagus” atau “hebat” atau kata-kata yang memotivasi peserta didik

agar berani mengungkapkan pendapatnya.

- Guru menyampaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya yaitu

sujud syukur.

- Guru menutup pelajaran dengan diakhiri membaca doa dan salam.

c. Pengamatan

Hasil Tindakan Kelas Siklus I

Penelitian siklus I dilakukan pada 12 Agustus 2021. Proses pembelajaran

berlangsung selama 80 menit (2x40 menit). Materi pokok yang diajarkan adalah

sujud sahwi. Hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada siklus I menunjukkan

bahwa peserta didik bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan

model pembelajaran Discovery Learning, walaupun belum semua peserta didik

mampu berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

1) Observasi Kegiatan Pembelajaran


33

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam KBM yang

sudah direncanakan (instrumen terlampir) pada siklus 1 pertemuan pertama

ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Observasi dari teman sejawat dalam KBM siklus I

Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5

A. Kegiatan Pra Pembelajaran

Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan


1. √
berdoa

2. Mengecek kehadiran peserta didik √

3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik √

4. Apersepsi √

Guru menyampaikan indikator serta tujuan


5. √
pembelajaran

6. Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai √

Guru menyampaikan model pembelajaran Discovery


7. √
Learning

8. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok √

B. Keterampilan Membuka Pelajaran

1. Guru memutar vidio terkait materi pembelajaran √

Guru meminta setiap kelompok mengamati

2. gambar/video yang berkaitan dengan materi sujud √

syukur.

3. Guru memberikan permasalahan sesuai dengan materi √


34

yang dipelajari untuk dipecahkan

Identifikasi Masalah

Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi


1. √
masalah

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Guru meminta peserta didik untuk mencari sumber


1. √
informasi dari buku atau mendiskusikannya

Guru berperan sebagai pembimbing dengan

2. memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar √

secara aktif

Pembuktian

Guru meminta peserta didik untuk menghubungkan

dan menemukan konsep melalui contoh-contoh dalam


1. √
kehidupan sehari-hari terkait dengan masalah yang

dipelajari

Guru meminta peserta didik untuk membuktikan hasil


2. √
temuannya dengan konsep yang sudah ada

Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan hasil


3. √
diskusinya dan mempraktikkan tata cara sujud sahwi

C. Kegiatan penutup

Guru meminta peserta didik untuk memberikan refleksi


1. √
terkait hasil KBM

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan


2. √
mengevaluasi kinerja peserta didik
35

3. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam √

Jumlah Skor 84

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dipersentasikan sebagai berikut:

Persentasi 84 x 100% = 84 %
100

Keterangan : Tidak baik = 0 – 20 %

Kurang baik = 21 – 40 %

Cukup baik = 41 – 60 %

Baik = 61 – 80 %

Sangat baik = 81 – 100 %

Dari presentasi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru sesuai dengan apa yang

direncanakan sebelumnya, yang mana dapat dilihat dari hasil presentasi

penilaian diatas masuk dalam kategori sangat baik, walaupun ada beberapa

aspek yang belum dapat dilaksanakan, seperti masih kurang aktif dalam

memberikan memotivasi kepada peserta didik, kurangnya media yang

digunakan, dan juga dalam menghubungkan konsep materi dengan contoh-

contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

2) Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam KBM

Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning dapat dilihat pada tabel berikut

ini:
36

Tabel 4.2 Observasi aktivitas peserta didik dalam KBM siklus I

Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5

A. Kegiatan Pra Pembelajaran

1. Peserta didik menjawab salam dan berdoa √

2. Peserta didik hadir untuk mengikuti pembelajaran √

3. Peserta didik termotivasi √

Peserta didik menanggapi apersepsi yang diberikan √


4.
guru

Peserta didik mendengarkan indikator dan tujuan √


5.
pembelajaran yang disampaikan oleh guru

Peserta didik mengenali media yang digunakan oleh √


6.
guru

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang √


7.
model pembelajaran Discovery Learning

Peserta didik duduk sesuai dengan pembagian √


8.
kelompoknya

B. Kegiatan Membuka Pelajaran

Peserta didik menyimak tampilan video yang √


1.
ditampilkan oleh guru

Peserta didik antusias menerima tugas dari guru tentang √


2.
permasalahan yang sesuai dengan materi

Identifikasi Masalah

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi masalah dan √


37

mengajukan pertanyaan

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Peserta didik berusaha mencari sumber informasi dari √


1.
buku atau mendiskusikannya

Peserta didik aktif berinteraksi dengan guru dalam √


2.
pembelajaran

Pembuktian

Peserta didik mampu menemukan konsep melalui √


1.
contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari

Peserta didik mampu membuktikan hipotesis sesuai √

2. hasil temuannya dengan konsep sebelumnya apakah

terbukti atau tidak

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan √


3.
mempraktikkan tata cara sujud sahwi

C. Kegiatan penutup

1. Peserta didik aktif memaparkan hasil refleksinya √

2. Peserta didik senang menerima motivasi dari guru √

3. Peserta didik ikut berdoa dan menjawab salam √

Jumlah Skor 73

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dipersentasikan sebagai berikut:

Persentasi 73 x 100% = 73 %
100

Keterangan : Tidak baik = 0 – 20 %

Kurang baik = 21 – 40 %

Cukup baik = 41 – 60 %
38

Baik = 61 – 80 %

Sangat baik = 81 – 100 %

Dari persentasi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas

peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar cukup aktif, dimana dari

presentasi yang dihasilkan masuk dalam kategori baik. Walaupun aspek-

aspek tetentu ada yang belum optimal, misalnya peserta didik masih ada

yang tidak termotivasi, masih kurang aktif dalam bertanya, kurang

menyimak materi yang ditampilkan, belum mampu menemukan konsep

melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari, serta kurang mampu

mempraktikkan tata cara sujud sahwi dengan benar. Hal ini karena model

pembelajaran yang digunakan guru termasuk terbilang baru bagi siswa

sehingga peserta didik belum begitu terbiasa.

3) Tes Hasil Belajar Peserta didik

Tes hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Tes menerapkan tata cara sujud sahwi siklus I

Jenis Tes

No. Nama Peserta Didik Tes Tes

Kognitif Psikomotorik

1 Aria Putra 65 50

2 Chelsy 80 75

3 Elis 60 60

4 Fazil 50 50

5 Geona Chairunnisa 75 70

6 Haikal 50 50
39

7 Hamid Ahmat Saputra 65 60

8 Inda Zakaria 75 75

9 Khairunnisa 65 60

10 Marista 65 60

11 Nadia 70 75

12 Nur Suci Ramadhani 65 60

13 Ridho Maulana Raufiq 80 85

14 Siti Nur Asyifa Daris 70 65

15 Zahratul Hazanah 70 75

Jumlah 1005 970

Rata-rata 67,00 64,66

Jumlah Rata-rata 65,83 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil tes

formatif peserta didik adalah 65,83%, hal ini berarti berada dibawah

ketuntasan belajar. Oleh karena itu, tindakan kelas perlu dilanjutkan pada

siklus II.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan hasil tes belajar

siklus I, maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:

1) Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Discovery Learning dinyatakan cukup efektif, akan tetapi belum mencapai

hasil yang maksimal. Menurut observer peneliti masih kurang aktif dalam
40

memberikan motivasi kepada peserta didik, kurang memanfaatkan media,

dan juga dalam menghubungkan konsep materi dengan contoh-contoh

yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

2) Hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning cukup mendukung, namun pada siklus I ini hasil

belajar peserta didik masih berada di bawah standar ketuntasan belajar.

Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Discovery Learning masih

terbilang baru, sehingga aktivitas belajar peserta didik masih belum

maksimal, seperti masih ada peserta didik yang kurang fokus dalam

pembelajaran, masih kurang termotivasi, kurang mampu menanggapi

apersepsi dari guru serta masih belum mampu menemukan konsep melalui

contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan materi

sujud sahwi.

Berdasarkan temuan tersebut, maka kegaiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran Discovery Learning masih perlu ditingkatkan dan dilanjutkan

pada siklus II dengan perbaikan-perbaikan sebagai berikut :

1) Guru harus meningkatkan motivasi peserta didik.

2) Guru harus dapat memanfaatkan media.

3) Guru harus dapat mengaitkan materi dengan contoh-contoh yang ada

dalam kehidupan sehari-hari.

4) Peserta didik diberikan motivasi agar bisa aktif dalam mengajukan

pertanyaan.

5) Peserta didik diberikan pemahaman terkait prosedur tata cara sujud sahwi.
41

Tindakan Kelas Siklus II

a. Perencanaan

Pada pertemuan kedua tindakan kelas siklus II ini disiapkan perangkat

pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran Fikih dengan

kompetensi dasar menerapkan tata cara sujud sahwi, syukur, dan tilawah.

Tujuan pembelajaran :

Setelah mengamati gambar dan berdiskusi kelompok, peserta didik dapat:

- Menunjukkan rasa syukur setiap mendapatkan nikmat dari Allah

dengan baik

- Menunjukkan sikap jujur, santun dalam beraktifitas dengan baik.

- Menunjukkan sikap tawadhu dan hormat kepada sesama manusia

dengan baik.

- Mengonsepkan pengertian sujud syukur dengan benar.

- Mengidentifikasi hukum dan dalil disyariatkannya sujud syukur.

- Mengemukakan sebab-sebab sujud syukur dengan benar.

- Menentukan syarat dan rukun sujud syukur dengan tepat.

- Mengimplementasikan tata cara sujud syukur dengan benar.

- Mengemukakan hikmah sujud syukur dengan tepat

Setelah proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

- Mempraktikkan tata cara sujud syukur dengan benar.

2) Membuat lembaran kerja peserta didik (LKPD)

3) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam

penguasaan materi
42

4) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan pembelajaran dan

aktivitas peserta didik dalam KBM.

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

- Menjawab sapaan guru, sapaan peserta didik dan berdoa bersama

- Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

- Guru memotivasi peserta didik dengan kegiatan yang ringan dengan

melakukan kegiatan ringan, seperti tepuk semangat, senam otak atau

bershalawat.

- Guru memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran.

- Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif terkait materi

sebelumnya.

- Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.

- Guru dapat menggunakan Media / alat peraga / alat bantu bisa berupa

gambar atau menggunakan multimedia berbasis ICT atau media

lainnya.

2) Kegiatan Inti

Mengamati

- Guru menjelaskan materi sujud syukur secara garis besar

(Stimulation)

- Peserta didik mengamati gambar/video yang berkaitan dengan materi

sujud syukur yang telah disajikan oleh guru. (Problem Statement)

Menanya
43

- Guru memotivasi peserta didik untuk kritis dan memiliki pertanyaan-

pertanyaan sebanyak mungkin dan tidak perlu mengomentarinya.

(Promblem Statement)

- Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengemukakan

pertanyaannya.

- Guru mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dan memberikan

penguatan yang berhubungan dengan pemahaman sujud syukur.

- Peserta didik bisa bertanya dengan menggunkan kata tanya: apa,

mengapa, bagaimana jika dan sebagainya.

- Guru memberikan apresiasi atas pertanyaan-pertanyaan peserta didik.

Mengumpulkan Informasi

- Peserta didik aktif mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan oleh guru. (Data Collection)

- Tiap kelompok diberi waktu membaca dan menelaah sesuai petunjuk

guru.

Mengasosiasi/Mengolah Informasi

- Guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

berdiskusi yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

(Data Processing)

- Guru meminta setiap kelompok mencatat hasil diskusinya di kertas.

- Guru mengamati proses diskusi peserta didik dengan menggunakan

format pengamatan diskusi.

Mengkomunikasikan

- Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

dan mempraktikkan tata cara sujud syukur. (Verification)


44

- Selama presentasi peserta didik berlangsung, guru mengamati dengan

menggunakan format penilaian presentasi dan saat praktik guru

mengamati dengan menggunakan format penilaian praktik.

- Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terkait materi

yang dikemukakan peserta didik, serta praktik yang dilakukan siswa.

(Generalization)

3) Kegiatan Akhir

- Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru melakukan evaluasi dengan

membagikan LKPD.

- Peserta didik diminta melakukan refleksi dengan menjawab

pertanyaan yang ada.

- Guru meminta salah satu peserta didik menyampaikan hasil

refleksinya. Diusahakan memilih peserta didik yang tidak terbiasa

menyampaikan pendapatnya atau komentarnya.

- Guru menghargai setiap hasil refleksi peserta didik dan tidak perlu

mengomentari untuk membenarkan atau menyalahkan, cukup dengan

kata “bagus” atau “hebat” atau kata-kata yang memotivasi siswa agar

berani mengungkapkan pendapatnya.

- Guru menyampaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya yaitu

sujud tilawah.

- Guru menutup pelajaran dengan diakhiri membaca doa dan salam.

3. Pengamatan

Penelitian siklus II dilakukan pada 20 Agustus 2021. Proses pembelajaran

berlangsung selama 80 menit (2x40 menit). Materi pokok yang diajarkan

adalah sujud syukur. Hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada siklus II
45

menunjukkan bahwa peserta didik semakin bersemangat dalam mengikuti

proses pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning.

1) Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam KBM

yang sudah direncanakan (instrumen terlampir) pada siklus II pertemuan

kedua ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Observasi dari teman sejawat dalam KBM siklus II

Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5

A. Kegiatan Pra Pembelajaran

Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan


1. √
berdoa

2. Mengecek kehadiran peserta didik √

3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik √

4. Apersepsi √

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

6. Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai √

Guru menyampaikan model pembelajaran Discovery


7. √
Learning

8. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok √

B. Keterampilan Membuka Pelajaran

1. Guru memutar vidio terkait materi pembelajaran √

Guru meminta setiap kelompok mengamati


2. √
gambar/video yang berkaitan dengan materi sujud
46

syukur.

Guru memberikan permasalahan sesuai dengan materi


3. √
yang dipelajari untuk dipecahkan

Identifikasi Masalah

Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi


1. √
masalah

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Guru meminta peserta didik untuk mencari sumber


1. √
informasi dari buku atau mendiskusikannya

Guru berperan sebagai pembimbing dengan

2. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk √

belajar secara aktif

Pembuktian

Guru meminta peserta didik untuk menghubungkan

dan menemukan konsep melalui contoh-contoh dalam


1. √
kehidupan sehari-hari terkait dengan masalah yang

dipelajari

Guru meminta peserta didik untuk membuktikan hasil


2. √
temuannya dengan konsep yang sudah ada

Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan hasil


3. √
diskusinya dan mempraktikkan tata cara sujud syukur

C. Kegiatan penutup

Guru meminta peserta didik untuk memberikan refleksi


1. √
terkait hasil KBM
47

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan


2. √
mengevaluasi kinerja peserta didik

3. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam √

Jumlah Skor 95

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dipersentasikan sebagai berikut:

Persentasi 95 x 100% = 95 %
100
Keterangan :

Tidak baik = 0 – 20 %

Kurang baik = 21 – 40 %

Cukup baik = 41 – 60 %

Baik = 61 – 80 %

Sangat baik = 81 – 100 %

Dari presentasi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru semakin membaik dari

sebelumnya, yang mana dapat dilihat dari hasil persentasi penilaian diatas

masuk dalam kategori sangat baik, walaupun masih ada beberapa aspek

yang belum maksimal dilaksanakan, seperti masih kurangnya pemanfaatan

media serta alat yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran.

Walaupun demikian data observasi yang ada pada tabel secara

keseluruhan menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung

secara lancar, kondusif dan tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini

menunjukkan kemampuan guru mengelola kelas semakin membaik.

2) Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam KBM

Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning dapat dilihat pada tabel berikut ini:
48

Tabel 4.5 Observasi aktivitas peserta didik dalam KBM siklus II

Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5

A. Kegiatan Pra Pembelajaran

1. Peserta didik menjawab salam dan berdoa √

2. Peserta didik hadir untuk mengikuti pembelajaran √

3. Peserta didik termotivasi √

Peserta didik menanggapi apersepsi yang diberikan √


4.
guru

Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang √


5.
disampaikan oleh guru

Peserta didik mengenali media yang digunakan oleh √


6.
guru

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang √


7.
model pembelajaran Discovery Learning

Peserta didik duduk sesuai dengan pembagian √


8.
kelompoknya

B. Kegiatan Membuka Pelajaran

Peserta didik menyimak tampilan video yang √


1.
ditampilkan oleh guru

Peserta didik antusias menerima tugas dari guru tentang √


2.
permasalahan yang sesuai dengan materi

Identifikasi Masalah

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi masalah dan √


49

mengajukan pertanyaan

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Peserta didik berusaha mencari sumber informasi dari √


1.
buku atau mendiskusikannya

Peserta didik aktif berinteraksi dengan guru dalam √


2.
pembelajaran

Pembuktian

Peserta didik mampu menemukan konsep melalui √


1.
contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari

Peserta didik mampu membuktikan hipotesis sesuai √

2. hasil temuannya dengan konsep sebelumnya apakah

terbukti atau tidak

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan √


3.
mempraktikkan tata cara sujud syukur

C. Kegiatan penutup

1. Peserta didik aktif memaparkan hasil refleksinya √

2. Peserta didik senang menerima motivasi dari guru √

3. Peserta didik ikut berdoa dan menjawab salam √

Jumlah Skor 87

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dipersentasikan sebagai berikut:

Persentasi 87 x 100% = 87 %
100

Keterangan : Tidak baik = 0 – 20 %

Kurang baik = 21 – 40 %

Cukup baik = 41 – 60 %
50

Baik = 61 – 80 %

Sangat baik = 81 – 100 %

Dari persentasi diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar semakin aktif daripada pertemuan pertama

siklus I. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Discovery Learning

untuk materi sujud syukur sudah mulai dipahami oleh peserta didik. Aspek

yang belum optimal adalah masih ada beberapa peserta didik yang malu-

malu dalam menjawab pertanyaan dari guru serta masih kurang optimal

dalam mengemukakan pendapatnya.

3) Tes Hasil Belajar Peserta didik

Tes hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Tes menerapkan tata cara sujud syukur siklus II

Jenis Tes

No. Nama Peserta Didik Tes Tes

Kognitif Psikomotorik

1 Aria Putra 75 70

2 Chelsy 85 80

3 Elis 70 70

4 Fazil 70 65

5 Geona Chairunnisa 80 75

6 Haikal 65 65

7 Hamid Ahmat Saputra 65 65

8 Inda Zakaria 75 75

9 Khairunnisa 75 70
51

10 Marista 70 70

11 Nadia 75 75

12 Nur Suci Ramadhani 70 70

13 Ridho Maulana Raufiq 85 85

14 Siti Nur Asyifa Daris 75 70

15 Zahratul Hazanah 80 75

Jumlah 1115 1080

Rata-rata 74,33 72,00

Jumlah Rata-rata 73,16 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta

didik sudah mengalami peningkatan dari sebelumnya, dimana rata-rata nilai

hasil tes formatif peserta didik adalah 73,16%. Hal ini berarti rata-rata nilai

peserta didik sudah mencapai standar nilai KKM yaitu 70.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan hasil tes belajar

siklus II, maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:

1) Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Discovery Learning dinyatakan cukup efektif dan mulai meningkat dari

siklus sebelumnya, hal ini dapat dilihat dari aktivitas kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti meningkat dengan rata-rata

95%. Akan tetapi belum mencapai hasil yang maksimal. Menurut observer

peneliti masih kurang memanfaatkan media dan alat dalam menunjang


52

proses pembelajaran.

Berdasarkan temuan tersebut, maka kegaiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran Discovery Learning masih perlu ditingkatkan dan dilanjutkan

pada siklus III dengan perbaikan-perbaikan sebagai berikut :

1) Guru harus lebih kreatif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta

didik.

2) Guru harus dapat memanfaatkan media dan alat agar peserta didik lebih

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

3) Peserta didik dapat diberikan penghargaan agar dapat termotivasi untuk

bertanya ataupun mengemukakan pendapatnya.

4) Peserta didik dapat diberikan penghargaan bagi yang sudah memahami

materi dan praktik sujud syukur dengan benar.

Tindakan Kelas Siklus III

a. Perencanaan

Pada pertemuan ketiga tindakan kelas siklus III ini disiapkan perangkat

pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran Fikih dengan

kompetensi dasar menerapkan tata cara sujud sahwi, syukur, dan tilawah.

Tujuan pembelajaran :

Setelah mengamati gambar dan berdiskusi kelompok, peserta didik dapat:

- Menunjukkan sikap tunduk dan patuh kepada Allah dengan baik

- Menunjukkan sikap jujur, santun dalam beraktivitas dengan baik

- Menunjukkan sikap tawadu dan hormat kepada sesama manusia

dengan baik

- Mengonsepkan pengertian sujud tilawah dengan benar


53

- Mengidentifikasi hukum dan dalil disyariatkannya sujud tilawah

dengan tepat

- Mengemukakan sebab-sebab sujud tilawah dengan tepat

- Menentukan syarat dan rukun sujud tilawah dengan tepat

- Mengimplementasikan tata cara sujud tilawah dengan benar

Setelah proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

- Mempraktikkan tata cara sujud tilawah dengan sempurna

2) Membuat lembaran kerja peserta didik (LKPD)

3) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam

penguasaan materi

4) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan pembelajaran dan

aktivitas peserta didik dalam KBM.

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

- Menjawab sapaan guru, sapaan peserta didik dan berdoa bersama.

- Guru memeriksa kehadiran peserta didik.

- Guru memotivasi peserta didik dengan kegiatan yang ringan dengan

melakukan kegiatan ringan, seperti cerita motivasi dan tepuk

semangat.

- Guru memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran.

- Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif terkait materi

sebelumnya.

- Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.


54

- Guru dapat menggunakan Media / alat peraga / alat bantu bisa berupa

gambar atau menggunakan multimedia berbasis ICT atau media

lainnya.

2) Kegiatan inti

Mengamati

- Guru menjelaskan materi sujud tilawah secara garis besar

(Stimulation)

- Setiap kelompok mengamati gambar/video yang berkaitan dengan

materi sujud tilawah. (Problem Statement)

Menanya

- Guru memotivasi peserta didik untuk kritis dalam membuat

pertanyaan terkait apa yang amati dengan menggunakan kata tanya:

apa, mengapa, bagaimana, dan sebagainya. (Promblem Statement)

- Guru meminta masing-masing kelompok untuk menulis semua

pertanyaan-pertanyaan di kertas.

- Guru memberikan apresiasi atas pertanyaan-pertanyaan peserta didik.

Mengumpulkan Informasi

- Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyimak video

melalui layar komputer, kemudian mengumpulkan informasi terkait

pertanyaan yang telah diberikan oleh guru melalui lembar kerja

diskusi. (Data Collection)

- Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari informasi melalui

internet.

- Tiap kelompok diberi waktu membaca dan menelaah sesuai petunjuk

guru.
55

Mengasosiasi/Mengolah Informasi

- Guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

berdiskusi yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

(Data Processing)

- Guru meminta setiap kelompok mencatat hasil diskusinya di kertas.

- Guru mengamati proses diskusi peserta didik dengan menggunakan

format pengamatan diskusi.

Mengkomunikasikan

- Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

dan mempraktikkan tata cara sujud tilawah. (Verification)

- Selama presentasi peserta didik berlangsung, guru mengamati dengan

menggunakan format penilaian presentasi dan saat praktik guru

mengamati dengan menggunakan format penilaian praktik.

- Guru dan peserta didik bersama-sama menarik kesimpulan dari hasil

diskusi dan pelaksanaan praktik tata cara sujud tilawah.

- Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang

dikemukakan peserta didik tentang materi tersebut. (Generalization)

3) Kegiatan akhir

- Guru melakukan evaluasi dengan membagikan LKPD.

- Peserta didik diminta melakukan refleksi dengan menjawab

pertanyaan yang ada.

- Guru meminta salah satu peserta didik menyampaikan hasil

refleksinya.

- Guru menghargai setiap hasil refleksi peserta didik. Dan tidak perlu

mengomentari untuk membenarkan atau menyalahkan, cukup dengan


56

kata “bagus” atau “hebat” atau kata-kata yang memotivasi siswa agar

berani mengungkapkan pendapatnya.

- Guru menyampaikan informasi terkait kegiatan dalam pertemuan

selanjutnya yaitu ulangan harian 1.

- Guru menutup pelajaran dengan diakhiri membaca doa dan salam.

c. Pengamatan

Penelitian siklus III dilakukan pada 1 September 2021 dimana proses

pembelajaran berlangsung selama 80 menit (2x40 menit). Materi pokok yang

diajarkan adalah sujud tilawah.

1) Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam KBM

yang sudah direncanakan (instrumen terlampir) pada siklus III ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Observasi dari teman sejawat dalam KBM siklus III

Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5

A. Kegiatan Pra Pembelajaran

Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan


1. √
berdoa

2. Mengecek kehadiran peserta didik √

3. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik √

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

5. Apersepsi √

6. Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai √


57

Guru menyampaikan model pembelajaran Discovery


7. √
Learning

8. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok √

B. Keterampilan Membuka Pelajaran

1. Guru memutar vidio terkait materi pembelajaran √

Guru meminta setiap kelompok mengamati

2. gambar/video yang berkaitan dengan materi sujud √

tilawah

Guru memberikan permasalahan sesuai dengan materi


3. √
yang dipelajari untuk dipecahkan

Identifikasi Masalah

Guru meminta peserta didik untuk mengidentifikasi


1. √
masalah

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Guru meminta peserta didik untuk mencari sumber


1. √
informasi dari intenet

Guru berperan sebagai pembimbing dengan

2. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk √

belajar secara aktif

Pembuktian

Guru meminta peserta didik untuk menghubungkan

dan menemukan konsep melalui contoh-contoh dalam


1. √
kehidupan sehari-hari terkait dengan masalah yang

dipelajari
58

Guru meminta peserta didik untuk membuktikan hasil


2. √
temuannya dengan konsep yang sudah ada

Guru meminta peserta didik untuk menyampaikan hasil


3. √
diskusinya dan mempraktikkan tata cara sujud tilawah

C. Kegiatan penutup

Guru meminta peserta didik untuk memberikan refleksi


1. √
terkait hasil KBM

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan


2. √
mengevaluasi kinerja peserta didik

3. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam √

Jumlah Skor 97

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dipersentasikan sebagai berikut:

Persentasi 97 x 100% = 97 %
100
Keterangan :

Tidak baik = 0 – 20 %

Kurang baik = 21 – 40 %

Cukup baik = 41 – 60 %

Baik = 61 – 80 %

Sangat baik = 81 – 100 %

Dari presentasi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa data

observasi yang ada pada tabel secara keseluruhan menunjukkan bahwa

proses belajar mengajar berlangsung secara lancar, kondusif, dan tujuan

pembelajaran tercapai, walaupun masih ada beberapa aspek yang belum

maksimal dilaksanakan, seperti meminta peserta didik untuk


59

menghubungkan dan menemukan konsep melalui contoh-contoh dalam

kehidupan sehari-hari terkait dengan masalah yang dipelajari.

2) Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam KBM

Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.8 Observasi aktivitas peserta didik dalam KBM siklus III

Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5

A. Kegiatan Pra Pembelajaran

1. Peserta didik menjawab salam dan berdoa √

2. Peserta didik hadir untuk mengikuti pembelajaran √

3. Peserta didik termotivasi √

Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang √


4.
disampaikan oleh guru

Peserta didik menanggapi apresepsi yang diberikan √


5.
guru

Peserta didik mengenali media yang digunakan oleh √


6.
guru

Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang √


7.
model pembelajaran Discovery Learning

Peserta didik duduk sesuai dengan pembagian √


8.
kelompoknya

B. Kegiatan Membuka Pelajaran


60

Peserta didik menyimak tampilan video yang √


1.
ditampilkan oleh guru

Peserta didik antusias menerima tugas dari guru tentang √


2.
permasalahan yang sesuai dengan materi

Identifikasi Masalah

Peserta didik mampu mengidentifikasi masalah dan √


1.
mengajukan pertanyaan

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Peserta didik berusaha mencari sumber informasi dari √


1.
internet

Peserta didik aktif berinteraksi dengan guru dalam √


2.
pembelajaran

Pembuktian

Peserta didik mampu menemukan konsep melalui √


1.
contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari

Peserta didik mampu membuktikan hipotesis sesuai √

2. hasil temuannya dengan konsep sebelumnya apakah

terbukti atau tidak

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan √


3.
mempraktikkan tata cara sujud tilawah

C. Kegiatan penutup

1. Peserta didik aktif memaparkan hasil refleksinya √

2. Peserta didik senang menerima motivasi dari guru √

3. Peserta didik ikut berdoa dan menjawab salam √


61

Jumlah Skor 91

Berdasarkan data observasi tersebut diatas dipersentasikan sebagai berikut:

Persentasi 91 x 100% = 91 %
100
Keterangan :

Tidak baik = 0 – 20 %

Kurang baik = 21 – 40 %

Cukup baik = 41 – 60 %

Baik = 61 – 80 %

Sangat baik = 81 – 100 %

Dari persentasi diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar semakin aktif daripada pertemuan kedua

siklus II. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Discovery

Learning untuk materi sujud tilawah semakin dipahami oleh peserta didik.

Hasil persentasi kegiatan peserta didik pada siklus III mengalami

peningkatan dan berada pada kategori sangat baik.

3) Tes Hasil Belajar Peserta didik

Tes hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Tes Menerapkan Tata cara Sujud Tilawah Siklus III

Jenis Tes

No. Nama Peserta Didik Tes Tes

Kognitif Psikomotorik

1 Aria Putra 85 75

2 Chelsy 90 85

3 Elis 80 75
62

4 Fazil 75 70

5 Geona Chairunnisa 90 80

6 Haikal 65 65

7 Hamid Ahmat Saputra 75 70

8 Inda Zakaria 75 75

9 Khairunnisa 85 80

10 Marista 85 80

11 Nadia 90 85

12 Nur Suci Ramadhani 80 75

13 Ridho Maulana Raufiq 90 85

14 Siti Nur Asyifa Daris 85 80

15 Zahratul Hazanah 90 85

Jumlah 1240 1165

Rata-rata 82,66 77,66

Jumlah Rata-rata 80,16 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa presentasi hasil belajar

peserta didik mengalami peningkatan dari 73,16% menjadi 80,16%.

Ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan pada siklus III ini

dan sesuai dengan yang peneliti harapkan.

5. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan hasil tes belajar

siklus III, maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut:


63

1) Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning

pada mata pelajaran Fikih dinyatakan sangat efektif untuk diterapkan

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini dapat dilihat dari

aktivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti meningkat

dengan persentasi 97%. Akan tetapi belum mencapai hasil yang maksimal.

Menurut observer peneliti masih kurang aktif dalam menghubungkan dan

menemukan konsep melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.

2) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dengan model pembelajaran

Discovery Learning sudah dapat dikatakan aktif, hal ini dapat dilihat pada

persentasi keatifan belajar peserta didik pada siklus III yaitu 91% dan hasil

evaluasi belajar peserta didik dengan persentasi nilai 80,16%. Hal ini

disebabkan karena peserta didik sudah semakin memahami model

pembelajaran yang digunakan.

Berdasarkan temuan tersebut, maka kegaiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran Discovery Learning pada mata pelajaran FIkih dapat dinyatakan

berhasil, karena berada di atas indikator Standar Ketuntasan Belajar Minimal

yang ditetapkan oleh madrasah yaitu minimal 70.

C. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas guna untuk meningkatkan

hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning kelas VIII E. Penelitian pembelajaran yang dilaksanakan telah sesuai

dengan tahapan model pembelajaran Discovery Learning, yang mana tahapan-

tahapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran ini, telah

menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran


64

Fikih di kelas VIII E MTsN 2 Bombana. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan

hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning, karena dalam proses pembelajaran peserta didik terlibat aktif serta

melatih kemampuan berfikir secara kritis, sehingga peserta didik mampu

menemukan permasalahan yang diberikan oleh guru.

Pada pelaksanaannya penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, tes

diberikan kepada peserta didik pada setiap siklus. Pada siklus I belum ada

peningkatan hasil belajar yang disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya

masih ada peserta didik yang tidak termotivasi, masih kurang aktif dalam bertanya,

serta kurang menyimak materi yang ditampilkan.

Dengan adanya evaluasi pada siklus I, pelaksanaan pada siklus II mulai

maksimal. Namun hasil belajar peserta didik belum sesuai yang diharapkan oleh

peneliti. Dengan demikian dilanjutkan pada siklus III. Evaluasi yang selalu

dilakukan pada akhir setiap siklus menjadikan hasil belajar peserta didik pada

siklus III mengalami peningkatan yaitu dari siklus I 65,83%, siklus II 73,16% dan

siklus III 80,16%. Ini berarti hasil belajar peserta didik telah mencapai intervensi

tindakan yang diharapkan.

Meningkatnya hasil belajar peserta didik tidak terlepas dari aktivitas guru

dalam menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Hal ini terlihat dari

hasil observasi aktivitas guru yang terus meningkat di setiap siklusnya. Pada siklus

I hasil mencapai 84 %, pada siklus II 95 %, pada siklus III 97 % dan berada pada

kategori sangat baik.

Peningkatan aktivitas belajar peserta didik, juga berdampak positif pada hasil

belajarnya. Peningkatan aktivitas belajar dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning terlihat pada setiap siklusnya. Pada siklus I hasil observasi
65

aktivitas peserta didik mencapai 73 %, pada siklus II mencapai 87 %, pada siklus

III mencapai 91 % dan berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka model

pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran Fikih di kelas VIII E MTsN 2 Bombana.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada peningkatan hasil belajar

belajar mata pelajaran Fikih melalui model pembelajaran Discovery Learning pada

peserta didik kelas VIII E MTSN 2 Bombana, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam upaya

peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fikih di kelas

VIII E MTsN 2 Bombana telah berjalan dengan baik, dimana guru telah

mempersiapkan rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan alur

pembelajaran Discovery Learning, sedangkan peserta didik juga terlihat

tertarik dan bersemangat sehingga proses pembelajaran berjalan dengan

baik.

2. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fikih juga mengalami

peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning.

Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada setiap

siklusnya. Pada siklus 1 persentsi nilai hasil belajar peserta didik masih di

bawah standar ketuntasan yaitu 65,83%, pada siklus II persentasi nilai hasil

belajar peserta didik sudah mulai meningkat menjadi 73,16%, dan pada

siklus III persentasi nilai hasil belajar peserta didik sudah semakin

meningkat menjadi 80,16%, ini menunjukkan bahwa melalui penerapan

model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran Fikih di kelas VIII E MTsN 2 Bombana.

66
67

B. Saran-saran

Adapun beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, untuk mencapai kualitas belajar dalam proses pembelajaran dan

kualitas hasil belajar yang baik, dengan model Discovery Learning diperlukan

persiapan perangkat pembelajaran, sumber belajar dari buku dan internet, media

yang sesuai, instrumen penilaian baik untuk penilaian proses maupun penilaian

hasil belajar.

2. Bagi peserta didik, kepada peserta didik MTsN 2 Bombana khususnya, dan

peserta didik secara umum, jika ingin mendapatkan nilai yang baik, agar selalu

rajin, tekun, dan sabar dalam belajar, terutama pada mata pelajaran Fikih, harus

banyak belajar untuk mempraktikkan materi-materi pelajaran Fikih dan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi peneliti berikutnya, sedapat mungkin dianalisis kembali untuk disesuaikan

penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termsuk

media pembelajaran serta karakteristik peserta didik yang ada pada madrasah

dimana tempat perangkat ini akan diterapkan.


68

DAFTAR PUSTAKA

Aina Mulyana, 2012. Pengertian Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhinya, (online)
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-
faktor.html artikel diakses pada 24 Juli 2021.

Ali, Mohamad, 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II. Bandung: IMTIMA.

Asrori, Mohammad, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Ilahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocatiional
Skill Tutorial Inspiratif Bagi Para Pembelajar. Yogyakarta: DIVA Press.

Iskandar, 2012, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi.

Irmawati, 2021. Penggunaan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
An-Nur Tangkit Muaro Jambi, Skripsi tidak diterbitkan. Jambi: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin.

Jamaludin, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

My Sharing, 2015. Pengertian Fikih Secara Bahasa dan istilah, (online),


http://mysharing.co/pengertian-fikih-secara-bahasa-dan-istilah/ artikel diakses
pada 24 Juli 2021.

Nata, Abudin, 2002. Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ninik Sri Widayati dan Hafis Muaddab, 2012, 29 Model-Model Pembelajaran Inovatif,
Surabaya: CV.Garuda Mas Sejahtera.

Nove Hasanah, 2016. Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning (Pembelajaran


Penemuan), (online), http://novehasanah.blogspot.com/2016/06/kelebihan-
kekurangan-discovery-learning.html artikel diakses pada 24 Juli 2021.

Passakanawang, 2017. Langkah-langkah Penerapan Model Discovery Learning,(online)


https://www.passakanawang.com/2017/07/langkah-langkah-penerapan-
model.html
artikel diakses pada 24 Juli 2021.
69

Rasyid, Harun dan Mansur, 2008. Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima.

Referensi, 2018. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli dan Secara Umum,
(online), https://www.zonareferensi.com/pengertian-pembelajaran/ artikel diakses
24 Juli 2021.

Suprihatiningrum, Jamil, 2017. Strategi Pembelajaran (Teori&Aplikasi). Cet. Ke-2,


Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Suryabrata, Sumadi, 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suwandi, Sarwiji, 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah,
Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru.

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,


Malang: Prestasi Pustaka Publisher.
70

LAMPIRAN-LAMPIRAN
71

Lampiran 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS I

NAMA :

JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI !

1. Jelaskan pengertian dari sujud sahwi !

2. Jelaskan hukum dan arti salah satu dalil disunnahkannya sujud sahwi !

3. Kemukakan sebab-sebab sujud sahwi !

4. Berikanlah gambaran tentang tata cara sujud sahwi sebelum salam !

5. Kemukakan hikmah sujud sahwi !


72

Lampiran 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS II

NAMA :

JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI !

1. Suatu hari Mirza dan timnya mengikuti perlombaan sepak bola tingkat kecamatan,
dan tim mereka lolos ke babak final dan berhasil mendapatkan juara 1. Sesaat setelah
kemenangannya, Mirza langsung bersujud.
Dari cerita singkat diatas, jelaskan sujud apakah yang dilakukan oleh Mirza ?
2. Maya lahir sebagai seorang yang difabel. Ia harus menggunakan kursi roda karena
kedua kakinya cacat sejak lahir. Namun, semangat hidupnya tak pernah padam.
Maya pernah mengalami kecelakaan, saat kecelakaan itu dia bersyukur karena masih
diberi keselamatan. Ia bahkan mampu menjalankan usaha florist yang cukup sukses
di Jakarta. Seseorang pernah bertanya kepadanya, “Apakah kamu tidak merasa malu
atau kesal dengan keadaanmu sekarang?” Maya tidak marah mendengar pertanyaan
tersebut. Ia malah menjawab sambil tersenyum, “Hidupku berharga di mata Tuhan.
Bunga Bakung di taman saja diberi keindahan oleh-Nya, tentu saja Tuhan lebih
mengasihiku dibanding Bunga Bakung tersebut, bukan? Jika Tuhan saja
mengasihiku, bagaimana bisa aku tidak mengasihi diriku sendiri?”. Maya juga selalu
bersyukur karena selalu mendapatkan kabar yang baik.
Dari cerita tersebut, kemukakanlah sebab-sebab sujud syukur !
3. Perhatikan data berikut ini !
- Niat - Takbiratul ihram
- Suci dari hadas dan najis - Menghadap kiblat
- Tertib - Duduk setelah sujud
- Menutup aurat - Salam
- Sujud sambil membaca doa sujud syukur
Berdasarkan data diatas, tentukanlah syarat dan rukun sujud syukur !
4. Jelaskan dengan singkat bagaimana tata cara sujud syukur !
5. Kemukakanlah 3 hikmah sujud syukur !
73

Lampiran 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS III

NAMA :
JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI !
1. Ayah Mahmud adalah seorang imam mesjid dan memiliki suara yang sangat merdu,
dan Mahmud sering ikut ayahnya ke mesjid untuk shalat berjamaah. Saat salat subuh
di hari jumat, ayah Mahmud membaca surah al- Sajdah, di rakaat pertama setelah
membaca ayat ke 15 dia langsung takbir kemudian sujud, para makmum pun segera
sujud mengikuti imam.
Berdasarkan cerita diatas, sujud apakah yang sedang dilakukan serta kemukakanlah
alasannya !
2. Sahabat Rasulullah SAW pernah bercerita, suatu hari Rasulullah SAW membaca
surah al-Sajdah di dalam al-Qur’an, dan ketia beliau melewati salah satu ayat, beliau
langsung bertakbir dan bersujud dan kami pun ikut bersujud.
Tuliskanlah hadits yang sesuai dengan cerita diatas !
3. - Surah al-Baqarah ayat 20 - Surat al-Sajdah ayat 15
- Surah al-Najm ayat 32 - Surah al-Lahab ayat 1
- Surah al-Hajj ayat 77 - Surah al-Najm ayat 62
- Surah al-Ikhlas ayat 3 - Surah al-’Alaq ayat 19
Berdasarkan hal di atas kemukakan 5 ayat yang termasuk dalam sebab-sebab sujud
tilawah !
4. Perhatikan pernyataan berikut ini !
- Menghadap kiblat - Sujud sekali diawali
dengan bacaan takbir
- Takbiratul lhram - Tertib
- Menutup aurat - Setelah mendengar atau
membaca ayat sajdah
- Niat melakukan sujud tilawah - Duduk sesudah sujud
(tanpa membaca tasyahud)
- Salam
Dari pernyataan di atas tentukanlah yang termasuk rukun sujud tilawah !
5. Uraikan tata cara sujud tilawah di luar shalat !
74

Dokumentasi Pelaksanaan PTK


75

Anda mungkin juga menyukai