Oleh:
Rizky Kartika Idayatni, S.Pd.
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Ketuntasan Siswa ............................................................................... 4
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu............................................................... 11
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................ 16
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keaktivan Siswa ................................................... 23
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru ..................................................... 24
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir .............................................................. 15
Gambar 3.1 Skema Rancangan Pelaksanaan Penelitian .................................... 18
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Pemeliharaan
Arsip Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X OTKP 1 SMK Muhammadiyah 1
Pemalang?
2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar
pemeliharaan arsp setelah mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada
kompetensi dasar Pemeliharaan Arsip Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X
OTKP 1 SMK Muhammadiyah 1 Pemalang.
2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan peningkatan hasil belajar siswa
pada kompetensi dasar pemeliharaan arsp setelah mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat yang meliputi manfaat praktis dan manfaat
teoritis sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan siswa lainnya dengan cara
bekerjasama.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh setelah
pembelajaran yang dialami oleh peserta didik dalam bentuk penguasaan
materi dan keterampilan terukur melalui tes. Suprijono (2011:07)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”.
Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari
oleh peserta didik. Hal ini senada dengan Rifa’i (2012: 69) yang
mengemukakan tentang hasil belajar yang merupakan perubahan perilaku
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik.
b. Jenis Hasil Belajar
Jenis hasil belajar sebagaimana dijelaskan oleh Bloom dalam Suprijono
(2011: 06):
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,
ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas dan
memberi contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru)
dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap
menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization (organisasi) characterization (karakterisasi). Domain
psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine dan rountinized,
keterampilan produktif teknik, fisik, sosial, manajerial dan
intelektual.
kinerja dimana gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan
gerakan dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir. Gerakan
kompleks berkaitan dengan kemahiran kinerja dari tindakan motorik
yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Penyesuaian
berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga
individu partisipan dapat memodifikasi pola-pola gerakan sesuai dengan
persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui masalah baru.
Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk
disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu.
2. Pengertian Model Pembelajaran
a. Model Pembelajaran
Menurut Arends dalam Suprijono (2011: 46) “Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya
tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas”. Guru dapat membantu
peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan
mengekspresikan ide melalui model pembelajaran. Lebih lanjut Uno
(2012: 2) memaparkan bahwa model pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mengembangkan konsep pembelajaran berfokus pada siswa, di mana
guru hanya pendamping. Lebih lanjut dijelaskan oleh Suprijono (2011:
58) bahwa pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar
dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-
asalan dan pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan
pengembangan ketrampilan sosial. Pelaksanaan prosedur model
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
10
Model pembelajaran
Group Investigation
dapat meningkatkan
Penelitian ini
hasil belajar
bertujuan untuk
siswa kelas XI PHP 2
mengetahui apakah
SMKN 5 Jember.
model pembelajaran
Hasil belajar kognitif,
Apllication Group Investigation
afektif, dan
Of Group dapat menciptakan
psikomotorik
Investigation proses pembelajaran
Nadlifa mengalami
Learning Biologi yang
Meiliya Sari peningkatan.
Model To menekankan
2. & Novy Penerapan model
Improve pada pemberian
Eurika pembelajaran GI
Student pengalaman langsung
sebaiknya disertai
Learning untuk
pengelolaan alokasi
Outcome mengembangkan
waktu yang
kompetensi agar
efisien, terutama
peserta
untuk penyelidikan
didik mampu
dan diskusi kelompok
memahami alam
dalam rangka
sekitar.
mengoptimalkan
tercapainya tujuan
pembelajaran.
Hasil penelitian Tujuan penelitian ini
menunjukkan bahwa adalah untuk
pengetahuan menganalisis
konseptual siswa pengetahuan
yang menggunakan konseptual siswa pada
model pembelajaran model pembelajaran
Effect of kooperatif tipe Group kooperatif tipe Group
Cooperative Investigation dibantu Investigation dibantu
Learning PhET lebih baik PhET dan
Model type daripada pembelajaran
Rikcy Almeda Group pembelajaran konvensional, untuk
3. dan Sahyar Investigation konvensional. menganalisis
Assisted Pengetahuan pengetahuan
PhET to konseptual siswa konseptual antara
Students’ dalam keterampilan siswa yang memiliki
Conceptual kerja tim rata-rata di keterampilan kerja tim
Knowledge atas menunjukkan di atas rata-rata dan di
hasil yang lebih baik bawah rata-rata, dan
daripada siswa untuk menganalisis
dengan keterampilan interaksi antara model
kerja tim di bawah pembelajaran dan
rata-rata. Ada keterampilan kerja tim
interaksi antara dengan pengetahuan
13
B. Kerangka Berfikir
Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Kearsipan dengan kompetensi dasar
pemeliharaan arsip dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation. Metode ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Nadlifa (2016: 29) menyatakan “Hasil
penelitian penerapan model pembelajaran Group Investigation pada kelompok
eksperimen hasil belajar kognitif mengalami peningkatan sebesar 28,16%, hasil
belajar afektif mengalami peningkatan sebesar 29,02%, sedangkan hasil belajar
psikomotor mengalami peningkatan sebesar 10,42%.”
Melalui metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation siswa
memiliki kesempatan untuk belajar secara individu maupun kelompok.
Diharapkan dengan metode ini pemahaman siswa secara menyeluruh terhadap
materi pembelajaran mengalami peningkatan. Dalam kegiatan berkelompok,
siswa dituntut untuk bertanggungjawab dalam memastikan anggota
kelompoknya memahami seluruh materi yang diberikan. Hal ini akan
menstimulus upaya dan kesadaran dari setiap anggota kelompok dalam upaya
mengoptimalkan pemahaman materi pembelajaran. Ricky (2017: 75-80)
menyatakan “Pengetahuan konseptual siswa menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe model group investigation dengan nilai rata-rata 75,3 lebih baik
daripada pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata 69,0.”
Upaya siswa dalam rangka meningkatkan pemahaman dalam penguasaan
materi dengan berperan aktif dalam proses pembelajaran mendorong
15
peningkatan ketuntasan belajar, yang tentu akan diikuti oleh peningkatan hasil
belajar siswa. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe group
investigation pada kompetensi dasar pemeliharaan arsip diharapkan dapat
membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang tercermin dalam
peningkatan pemahaman materi, ketercapaian ketuntasan belajar serta
keaktifan dalam pembelajaran. Kerangka berpikir penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Permasalahan:
Tindakan:
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka peneliti
merumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X OTKP 1 SMK Muhammadiyah 1 Pemalang pada
mata pelajaran Kearsipan
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Siklus II
- Perencanaan
- Pelaksanaan Tindakan
- Observasi
- Refleksi
c. Siklus III
- Perencanaan
- Pelaksanaan Tindakan
- Observasi
- Refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis data (hasil pelaksanaan 3
siklus)
b. Penyusunan Laporan
c. Pelaporan
B. Desain Penelitian
Kelas X OTKP SMK Muhammadiyah 1 Pemalang terdiri dari 2 kelas yaitu X
OTKP 1 dan X OTKP 2. Kedua kelas tersebut merupakan kelas yang diamati
oleh penulis, dikarenakan pada kedua kelas ini yang terdapat mata pelajaran
Kearsipan. Kelas X OTKP 1 adalah kelas yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe group investigation
karena kelas ini memiliki angka ketuntasan lebih rendah dibandingkan dengan
kelas X OTKP 2. Siswa yang mendapat nilai tuntas dari kelas X OTKP 1
sebanyak 18 siswa (50%) dari total siswa berjumlah 36 siswa, sementara di
kelas X OTKP 2 terdapat 27 siswa (75%) dari total 36 siswa. Kelas X OTKP 1
dipilih untuk pelaksanaan penelitian karena diharapkan penerapan metode
kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Bentuk penelitian ini tidak berbentuk tunggal, tetapi berupa rangakaian
kegiatan yang akan kembali ke asal. Siklus yang digunakan direncanakan
terdiri dari 3 siklus. Namun dalam penerapannya tidak menutup kemungkinan
jika siklus dihentikan pada fase ke-dua jika hasil sudah memenuhi target
penelitian. Juga tidak menutup kemungkinan untuk dilaksnaakan lebih dari 3
siklus jika hasil belum menunjukkan perubahan sesuai harapan. Rancangan
penelitian ini dapat dilihat melalui gambar berikut:
18
Perencanaan
Refleksi
(Jika belum tuntas
dilakukan siklus SIKLUS I Pelaksanaan
selanjutnya)
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
(Jika belum tuntas
SIKLUS II Pelaksanaan
dilakukan siklus
selanjutnya)
Pengamatan
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X OTKP 1 SMK
Muhammadiyah 1 Pemalang yang terdiri dari 36 siswa dari latar belakang
sosial dan kondisi ekonomi yang heterogen. Dengan 7 orang siswa laki-laki
dan 29 siswa perempuan membuat dominasi feminim terasa dalam pelaksanaan
rutinitas kelas. Berasal dari latar belakang sosial dan kondisi ekonomi yang
beraneka ragam menyebabkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran.
diperoleh selama siklus berjalan berupa LKPD hasil kerja siswa, lembar
penilaian siswa, dan hasil tes. Sumber data yang digunakan diperoleh dari
beberapa sumber, yaitu informan (siswa dan peneliti sebagai guru pengampu
mata pelajaran), tempat, peristiwa, dan perilaku yang diamati dari proses kerja
kelompok, dan dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Keaktivan Siswa
Persentase Kriteria
84% - 100% Sangat Tinggi
68% - 83% Tinggi
52% - 67% Sedang
36% - 51% Rendah
20% - 35% Sangat Rendah
Sumber: Nurhayati (2015: 40)
2) Lembar Observasi Aktivitas Guru
a. Menghitung Rerata Aktivitas Guru
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ = 𝑛
Keterangan:
𝑋̅ = nilai rerata
∑𝑋𝑖 = jumlah skor total
𝑛 = jumlah aspek yang diamati.
b. Menghitung Persentase Kinerja Guru
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
% 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 = × 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
(Arikunto, 2010: 54)
Menghitung interval persentase kriteria penilaian keaktifan siswa:
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
(Nurgiyantoro, 2011: 216)
Range = Persentase terbesar – Persentase terkecil
4
Persentase terbesar: × 100% = 100%
4
1
Persentase terbesar: × 100% = 25%
4
Jadi,
75
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
4
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 18,75 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 19)
24
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Aktivitas Guru
% Perolehan Kriteria
82% - 100% Sangat Tinggi
63% - 81% Tinggi
44% - 62% Cukup
25% - 43% Rendah
Sumber: Nurhayati (2015: 42)
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
ketika penelitian berlangsung, meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, daftar hadir siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa,
lembar aktivitas guru dan lembar evaluasi siswa. Peneliti melakukan
koordinasi terkait pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation yang akan dilaksanakan ketika proses pembelajaran
berlangsung.
2. Pelaksanaan tindakan
25
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan kelas yang telah
disusun oleh peneliti. Proses pembelajaran harus sesuai dengan rancangan
yang telah disusun, tapi harus tetap berlaku wajar tanpa dibuat-buat.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran ini meliputi:
a. Mengidentifikasi topik dan membagi siswa dalam kelompok
Peneliti memberikan apersepsi dengan memotivasi dan mengeksplorasi
pengetahuan awal siswa melalui pertanyaan yang berhubungan dengan
materi pemeliharaan arsip. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 6
kelompok, satu kelompok terdiri dari 6 siswa secara heterogen
berdasarkan kemampuan siswa. Menurut Lie (2005) dalam Nadlifa
(2016: 33) pengelompokan heterogenitas merupakan ciri-ciri yang
menonjol dalam metode pembelajaran kooperatif. kelompok heterogen
mempunyai kelebihan yaitu 1) kelompok heterogen memberikan
kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling
mendukung, 2) meningkatkan relasi dan interaksi antara ras, agama,
etnik, 3) kelompok heterogen juga memudahkan pengelolaan kelas. Di
samping itu, peningkatan aktivitas siswa tersebut juga tidak terlepas dari
peran peneliti sebagai guru di kelas yang memfasilitasi siswa selama
pembelajaran.
b. Merencanakan tugas dalam LKPD
LKPD disusun dan diupload dalam google drive, siswa diminta untuk
mengunduh LKPD secara mandiri kemudian mempelajari terlebih dahulu
melalui smartphone masing-masing. Kemudian, peneliti membagikan
LKPD versi cetak kepada masing-masing kelompok untuk di diskusikan
bagaimana langkah penyelesaian masalah yang disebutkan didalamnya.
Tahap ini mengharuskan siswa berpikir secara individu dan
menyampaikannya dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah
yang telah diberikan.
c. Melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan informasi
Selain LKPD, peneliti juga menyusun handout yang juga dibagikan
melalui google drive. Peneliti membagikan link handout agar siswa dapat
26
Pada tahap ini guru mengemukakan kembali apa yang telah diperoleh saat
pelaksanaan tindakan. Refleksi dilakukan pada saat guru telah melakukan
tindakannya kemudian menyusun implementasi rancangan tindakan.
Refleksi dilakukan untuk mempertahankan kelebihan yang dicapai dan
memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang ditemukan. Apabila
pelaksanaan tindakan belum sesuai yang diharapkan maka guru harus
membuat perencanaan untuk melakukan siklus kedua.
Tahapan diatas merupakan suatu siklus tindakan kelas. Satu siklus penelitian
terdapat empat tahap yang di dalamnya terdapat kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan sudah mencapai
tujuan. Siklus kedua dilakukan apabila tujuan yang diharapkan belum tercapai
pada siklus pertama.
28
DAFTAR PUSTAKA
Almeda, Rikcy., dan Sahyar. 2017. “Effect of Cooperative Learning Model type
Group Investigation Assisted PhET to Students’ Conceptual Knowledge”.
Dalam IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME)
e-ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–737X Volume 7, Issue 4 Ver. III (Jul -
Aug 2017), PP 75-80 www.iosrjournals.org. Medan: State University of
Medan
Arinda, Yhona., Insih Wilujeng., dan Heru Kuswanto. 2019. “The Application
Group Investigation (GI) Learning Model assisted Phet to Facilitate
Student Scientific Work Skills”. Dalam International Journal of
Educational Research Review, 4 (2), 254-261.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhayati, Siti. (2015). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan Hubungan Antara Kelangkaan Sumber Daya Dengan
Kebutuhan Manusia Yang Tidak Terbatas Mata Pelajaran IPS Terpadu
Kelas VIII-A SMPN 3 Karangrayung. Skripsi Tidak Dipublikasikan,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
29
Sari, Nadlifa Meiliya., dan Novy Eurika. 2016. “Penerapan Model Pembelajaran
Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Apllication
Of Group Investigation Learning Model To Improve Student Learning
Outcome)”. Dalam Jurnal Jurnal Biologi dan Pembelajaran Biologi
Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016 (p-ISSN 2527-7111; e-ISSN 2528-1615).
Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.