Oleh :
SAHARIAH
1
KATA PENGANTAR
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
SAHARIAH
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................................5
C. Batasan Masalah...............................................................................................5
E. Tujuan Penelitian...............................................................................................6
F. Kegunaan Penelitian...........................................................................................6
A. Kajian Teori.......................................................................................................7
C. Hipotesis Tindakan............................................................................................22
B. Setting Penelitian..............................................................................................25
C. Sumber Data.....................................................................................................26
E. Prosedur Penelitian...........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................37
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
harapan dari semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan para praktisi
dunia pendidikan. Oleh karena itu dalam dalam kegiatan pembelajaran dituntut
keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar menjadi lebih
dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berfikir (minds-on), dan
harus dilaksanakan secara terus menerus dan tidak berhenti. Hal ini dilakukan
apabila interaksi antara guru dan peserta didik terjalin dengan baik. Sebab
menurut Usman, interaksi dan hubungan timbal balik antara Guru dengan
Peserta
4
didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar.
bersifat superficial
menakutkan.
peserta didik dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan. Namun yang
lebih penting lagi dalam meningkatkan aktivitas peserta didik tersebut ialah
dengan rencana tersebut peserta didik dapat beraktivitas dalam proses belajar
5
Dampak dari penggunaan pendekatan yang tidak produktif dan tidak
menarik berdampak pada rendahnya motivasi dan minat belajar siswa yang pada
akhirnya menghasilkan prestasi belajar siswa rendah. Hal ini dibuktikan oleh
adanya data hasil belajar siswa kelas SDN 064 Kampung Tulu yang mencapai
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan ampuh
c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
6
d. Strategi ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
manusia seutuhnya.
belajar.
7
r. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Peserta Didik Dengan Metode Bermain Peran Pada Pembelajaran PAI Kelas I
B. Identifikasi Masalah
konvensional dan atau model yang kurang tepat dalam pembelajaran PAI di
C. Batasan Masalah
yang dapat meningkatkan motivasi belajar. Dalam penelitian ini akan dibatasi
pada metode Bermain Peran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik
didik.
E. Tujuan Penenelitian
Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran PAI Kelas I SDN 064 Kampung Tulu.
F. Kegunaan Penelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini, dapat didapat manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa
PAI Kelas I.
9
b. Dengan penerapan model ini diharapkan mampu memotivasi peserta didik
lebih aktif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
2. Bagi guru
pembelajaran.
c. Dapat menjadi referensi sekaligus solusi bagi para guru yang sedang
3. Bagi sekolah
dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan
bahan perbandingan atau acuan bagi sekolah atau lembaga- lembaga lain dalam
10
BAB II
A. Kajian Teori
1. Motivsi Belajar
yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.
itu.
secara khusus. Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari
tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya
dasarnya ada dua yaitu: motivasi yang datang sendiri dan motivasi yang
11
ada karena adanya rangsangan dari luar. Kedua bentuk motivasi belajar ini sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Setiap motivasi itu bertalian erat hubungan
dengan tujuan atau suatu cita-cita, maka makin tinggi harga suatu tujuan itu, maka
diatas maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: (a)
motivasi intrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi
yang tercangkup di dalam situasi belajar mengajar serta memenuhi kebutuhan dan
tujuan-tujuan para murid. Motivasi seperti ini juga sering disbut dengan motivasi
murni yakni motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri peserta didik
memperoleh informai, keinginan untuk diterima oleh orang lain dan lain
sebagainya.
Jadi, motivasi ini timbul murni dari dalam (intern) tanpa pengaruh dari
luar (ekstern), maka motivasi intrinnsik adalah motivasi yang muncul dari dalam
diri peserta didik dan sangat berguna dalam situasi belajar mengajar yang
funsional. Dalam hal ini hadiah, pujian ataupun sejenisnya tidak diperlukan oleh
karena tidak akan menyebabkan peserta didik bekerja atau belajar untuk
12
c. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Karena itu pujian lebih besar
2) Kebutuhan psikologis
kebutuhan ini dinyatakan dalam bentuk diri yang berbeda-beda. Peserta didik
yang dapat memenuhi dirinya secara efektif melalui kegiatan- kegiatan belajar dan
3) Prinsip intrinsik
Motivasi yang berasal dari dalam diri individu lebih efektif dari pada
motivasi yang berasal dari luar individu yang sifatnya dipaksakan. Ini disebabkan
karena kepuasan yang diperoleh oleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada
4) Prinsip pemantapan.
Perbuatan belajar yang diharapkan bisa menuai hasil dan dapat dilihat
maka perlu diulang beberapa saat setelah menyampaikan materi yang telah
disampaikan sehingga hasilnya tetap mantap dan pemantapan itu perlu dilakukan
13
5) Prinsip minat
Motivasi itu mudah menjalar dan menyebar terhadap orang lain, Guru
yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan peserta didik yang berminat
tinggi dan antusias pula, sehingga peserta didik yang antusias akan mendorong
6) Prinsip pemahaman
motivasi. Jadi, apabila seseorang telah menyadari tujuan yang hendak dicapai
7) Prinsip beban
yang lebih besar untuk mengerjakan dari pada tugas itu dipaksakan oleh guru,
memecahkannya sendiri maka akan berkembang motivasi dan disiplin yang lebih
dorongan oranglain, misalnya untuk mewmperoleh angka yang tinggi maka akan
14
9) Prinsif kreativitas
didik. Dengan teknik mengajar tertentu, maka motivasi peserta didik dapat
peserta didik apabila diberi semacam penghalang seperti ada ujian mendadak,
sehingga didapatkan hasil dan prestasi yang optimal. Diantanya yaitu sebagai
berikut:
a) Kebermaknaan
Pelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi peserta didik jika seorang
minat dan nilai-nilai tinggi bagi peserta didik berarti bermakna bagi mereka. Oleh
sebab itu guru hendaknya berusaha menyesuaikan pelajaran dengan minat para
peserta didiknya, dengan cara memberikan kesempatan kepada para peserta didik
b) Modeling (keteladanan)
Peserta didik akan suka memperoleh tingkah laku baru bila dilaksanakan
15
diterapkan oleh peserta didik jika guru mengajar dalam bentuk tingkah laku model
(keteladanan), bukan hanya dengan cara berceramah atau bercerita secara lisan.
Dengan mode tingkah laku itu, peserta didik dapat mengamati dan menirukan apa
c) Komunikasi terbuka
d) Prasyarat
faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar.
Oleh karena itu hendaknya guru berusaha mengetahui atau mengenali prasyarat-
prasyarat yang telah mereka miliki, yakni: peserta didik yang berada dalam
e) Novelty
masih asing.
16
Latihan ataupun praktek secara aktif bararti peserta didik mengerjakan
sendiri apa yang dipelajari, bukan mendengarkan ceramah atau menulis pada buku
g) Latihan terbagi
jumlah kurun waktu yang pendek. Latihan yang demikian akan meningkatkan
motivasi peserta didik dalam belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan
motivasi. Akan tetapi bagi peserta didik yang sudah mulai menguasai pelajaran,
maka secara sistematik pemompaan itu dikurangi dan akhirnya peserta didik dapat
belajar mandiri.
1) Memberi angka
berupa angka yang diberikan oleh guru, peserta didik yang mendapat angka
17
(nilai) baik itu akan menambah motivasi belajarnya sebaliknya peserta didik yang
mendapat angka kurang baik akan terjadi dua kemungkinan yakni peserta didik itu
frustasi ataupun akan menjadi pendorong motivasi agar belajar lebih baik.
2) Pujian
Peserta didik yang mendapat pujian dari gurunya akan merasa puas,
belajar. Contoh pujian yang sederhana antara lain: bagus nak, pintar nak,
lain sebagainya.
3) Memberikan hadiah
Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu,
misalnya pemberian hadiah hasil belajar pada akhir tahun kepada para peserta
didik yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik, memberikan
4) Kerja Kelompok
belajar dan setiap anggaota kelompok turut mendukung kelompoknya. Demi nama
baik kelompok itu menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
5) Persaingan
18
Persaingan secara individu maupun secara kelompok akan memberikan
motif-motif sosial bagi peserta didik. Hanya saja persaingan individu akan
7) Sarkames
demi nama baiknya, tapi pihak lain dapat sebaliknya, sehingga memungkinkan
8) Penilaian
belajar, karena setiap anak cendrung ingin dapat nilai yang baik, disamping itu
peserta didik selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan
Cara ini akan menimbulkan mmotivasi belajar, karena dalam kegiatan ini
akan mendapat pengalaman langsung dan bermakna baginya, selain karena obyek
yang dikunjungi menarik, bebas, lepas dari keterikatan ruang kelas juga besar
19
ada, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan bagi peserta didik.
namun disini yang dimaksud film viksi ilmiah, gambaran dan isi cerita yang
menarik akan menarik perhatian peserta didik, para peserta didik akan mendapat
kendatipun demikian radio tidak mungkin dapat menggantikan posisi guru dalam
namun yang lebih penting ialah motivasi yang timbul dari diri peserta didik
metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar peserta
dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu.
lainnya. Tugas dan resitasi merasang anak untuk aktif belajar baik secara
20
berkelompok. Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individu maupun
secara kelompok. Teknik Bermain Peran biasanya digunakan dengan tujuan agar
siswa termotivasi lebih giat belajar dan siswa memiliki hasil belajar yang lebih
pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi
mempertimbangkan :
b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut
dan sistematis
21
a. laporan siswa baik lisan / tulisan dari apa yang telah dikerjakannya
c. penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara
lainnya.
B. Kerangka Berfikir
motivasi belajar peserta didik. Belajar PAI di SDN 064 Kampung Tulu
membutuhkan kondisi dan minat belajar yang tinggi dari setiap peserta didik
C. Hipotesis
metode pembagian tugas dapat meningkatkan motivasi belajar PAI Kelas I SDN
22
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Setting Penelitian
2. Kondisi Guru Tenaga Guru terdapat 12 orang yang secara keseluruhan sudah
berpendidikan S1, tetapi baru 4 orang yang sudah lulus sertifikasi 6 orang
C. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.6 Sumber
data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer
yaitu informan (orang) yang dapat memberikan informasi tentang data penelitian.
Informan dalam penelitian ini adalah siswa Kelas I SDN 064 Kampung Tulu yang
terdiri dari 16 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Hal ini menjadi
23
D. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode angket, yakni metode ini digunakan untuk mendapatkan data motivasi
belajar siswa.
E. Prosedur Penelitian
a. Tahap Perencanaan
tipe NHT.
24
3. Menyiapkan soal untuk diberikan kepada setiap kelompok dan soal tes setelah
guru.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Mengajar
Pada tahap ini guru mengajar dengan menggunakan tipe Numbered Head
2. Tes Pertama
melakukan tes pertama yang berbentuk multiple choice kepada siswa secara
3. Diskusi kelompok
Pada tahap ini siswa telah dibagi kedalam kelompoknya yang melakukan
kegiatan yang telah ditentukan. Guru membagikan lembar kerja dan guru melihat
25
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, jawaban atau menyusun berbagai
4. Pembuatan kesimpulan
5. Tes kedua
melakukan tes kedua untuk mengetahui hasil tes dan membandingkannya dengan
6. Penghargaan kelompok
memiliki skor yang tinggi, dengan cara memberikan penghargaan berupa nilai
7. Tahap Observasi
mengetahui kondisi serta keaktifan para siswa dalam melaksanakan tugas yang
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan serta untuk mengetahui
seberapa jauh penerapan siswa yang diberikan serta untuk mengetahui seberapa
26
8. Tahap Refleksi
pelaksanaan NHT. Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi dengan tindakan yang
siklus II.
Siklus II
mengetahui seberapa banyak siswa yang memiliki hasil belajar rendah. Pada tahap
ini peneliti memfokuskan kesulitan yang dialami siswa pada siklus I. pada tahap
sebelum masuk ke materi terlebih dahulu peneliti membuat soal-soal tes hasil
belajar I dan hasil belajar II. Kemudian bagi siswa yang kurang mampu
pembelajaran lebih jelas lagi dan sistematis, untuk mengatasi kesalahan siswa
dalam soalsoal peneliti memberikan peneliti penjelasan kepada siswa untuk lebih
pengarahan dan bimbingan kepada siswa yang diteliti agar seluruh materi yang
27
dipahami oleh siswa. Serta memberikan motivasi agar siswa selalu aktif dalam
c. Observasi
dengan saat pelaksanaan tindakan dilakukan. Pada tahap ini, siswa melakukan
kegiatan atau pun mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga keefektifan siswa
dapat terlihat jelas. Kemudian, guru memberikan tes kepada siswa untuk
d. Refleksi
Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mencari tahu seberapa besar
melihat dari kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Lebih jelasnya lagi,
28
SIKLUS I (PRA TINDAKAN)
Pengamatan/
Refleksi pra tindakan
Pengumpulan
SIKLUS II
Pengamatan/
Refleksi Tindakan Siklus Pengumpulan
II data tindakan
Siklus II
Permasalahan baru
Perencanaa
hasil refleksi n
Tindakan Siklus II Tindakan
Pelaksanaa
n
Tindakan
SIKLUS III
Pengamatan/
Refleksi Tindakan Pengumpulan
Siklus III data tindakan
Siklus III
29
F. Teknik Analisis Data
sebagaiberikut:
1.Angket
2.Wawancara
30
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, 2001, perspektif islam tentang pola hubungan guru-murid, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Arifin, Anwar. 1998.Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Dokumen
Guba, E. G., &. Lincoln, Y.S 1981 Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers.
Khozin Abu Faqih, 2015, Tangga Kemuliaan Menuju Tawadhu, Jakarta: Al-Itishom
Muhammad Ali, 2002, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
31
Mulyasa, 2011, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
32