MuaroJambi, 12-07-2023
Hormat
Kamsinar,S.Pd.I
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
Pendahuluan
1
penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan
pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu
aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau
tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide
kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba
melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Motivasi Belajar
melalui Penerapan Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi
Pada Siswa Kelas IV SDN 236/IX AUR DURI II”, Kecamatan
Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi
2
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkannya metode pemberian tugas belajar atau resitasi.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah
diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
3. Ingin meningkatkan motivasi anak dalam belajar khususnya
pelajaran agama islam.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat :
1. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif dalam menentukan
metode pembelajaran yang inovatif dengan media yang tepat
sebagai upaya meningkatkan pembelajaran yang sesuai dengan
materi agama islam.
2. Bagi Siswa
Sebagai wahana, motivasi dan pengalaman baru bagi siswa dalam
proses meningkatkan pembelajaran khususnya pelajaran agama
islam.
3. Bagi Sekolah
Dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah dan menciptakan siswa yang berkualitas dan meciptakan
iklim yang kondusif.
3
BAB II
Kerangka Teori
A. Landasan Teori
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:14
Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan
lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga
memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan
tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses
yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses
pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan,
kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain
(Soetomo, 1993:120)
Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan
nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang
menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk
melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.
b. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
4
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam
bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi
dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu
akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu.
2. Macam-Macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau
paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang
demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.
Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh
orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya
(Usman, 2000: 29).
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang
5
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya
adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan
lain sebagainya.
6
sepert i: sifat, pengalaman, pengetahuan,
keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain
sebagainya, dan juga dipengaruhi pula oleh
lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif
bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-
alat, waktu, cara belajar dan sebagainya.
3. Resitasi
Metode resitasi atau penugasan adalah metode
pembelajaran yang menekankan pada pembacaan,
pengulangan, pengujian, dan pemeriksaan atas diri sendiri
melalui sejumlah tugas yang diberikan oleh guru kepada
siswa di luar jam sekolah dalam rentang waktu tertentu dan
hasilnya dipertanggung jawabkan kepada guru dengan
tujuan untuk merangsang siswa untuk aktif belajar baik
secara individu maupun kelompok. Bentuk tugas yang
dapat diberikan adalah tugas-tugas dalam bentuk daftar
sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran tertentu, atau
satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu
dicari uraiannya pada buku pelajaran. Masalah tugas yang
dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan luar kelas,
misalnya di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan, di bengkel, maupun di rumah siswa asal
tugas itu dapat dikerjakan.
Berikut definisi dan pengertian metode pembelajaran resitasi dari beberapa
sumber buku:
1. Menurut Majid (2013), resitasi adalah metode belajar yang
mengkombinasikan penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian, dan
pemeriksaan atas diri sendiri.
2. Menurut Djamarah dan Zein (2010), resitasi adalah metode penyajian bahan
dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar yang bertujuan untuk merangsang anak agar aktif belajar, baik secara
7
individual ataupun secara kelompok.
3. Menurut Slameto (1991), resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran yang
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah
dalam rentang waktu tertentu dan hasilnya dipertanggung jawabkan kepada
guru.
4. Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997), resitasi adalah metode pengerjaan
rumah yaitu murid diberi tugas di luar jam pelajaran, dimana anak-anak dapat
mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi dapat di perpustakaan, di
laboratorium, di kebun percobaan dan sebagainya untuk dibertanggung
jawabkan kepada guru.
5. Menurut Syaiful (2008), resitasi adalah cara penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian
belajar dan harus dipertanggung jawabkannya.
6. Menurut Daradjat (2011), resitasi adalah metode pembelajaran yang
menekankan pada pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk
menyelesaikan sejumlah kecakapan, keterampilan tertentu.
Pembelajararan Al-Qur’an terutama Q.S Al-Hujurat/49:13 merupakan
pembelajaran yang harus dilatih secara terus menerus untuk bisa dipahami bacaan
dan maknanya. Untuk mencapai arahan tersebut perlu diterapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi Surat Al-Hujurat/49:13. Salah satu
metode pembelajaran yang diasumsikan sangan relevan adalah metode
pemberian tugas belajar dan resitasi. Pembelajaran dengan sistem metode
pemberian tugas belajar dan resitasi menuntut kesiapan dan kreativitas guru agar
senantiasa melakukan pengembangan materi pembelajaran tentang Al-Qur’an. Di
samping itu, kesiapan siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran
akan menentukan kualitas yang ideal.
Jika kualitas pembelajaran meningkat dapat di asumsikan terjadi peningkatan
penguasaan materi pembelajaran yang akhimya meningkatkan hasil belajar
siswa.Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan
suatu tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan
tugas ke-Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat
8
kepemimpinan yang harus dimiliki.
Firman Allah S.W.T
Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak
besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah pekerjaan-
pekerjaan yang mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang
lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah
Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).
Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain:
a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan).
b. Giat dan rajin berdakwah.
c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin.
d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain.
e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.
2. Pase-Pase Resitasi
Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase
a. Guru memberikan tugas:
Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan
dengan kemampuan peserta didik. Dalam
pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan
menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada
pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula
berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek.
b. Murid melaksanakan tugas (belajar), cara murid belajar
akan terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan
petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai.
c. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya
(resitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai
dengan tujuan pemberian tugas.
3. Keuntungan Metode Resitasi
a. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil
9
inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
b. Meringankan tugas guru yang diberikan.
c. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil
yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan
guru.Memupuk anak agar mereka dapat berdir i
sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain.
d. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba
untuk mencapai sukses.
e. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai
dengan minat peserta didik.
f. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan
dan kecakapan peserta didik.
g. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam
sekolah.
4. Kelemahan Metode Resitasi
a. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh
orang lain.
b. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru
pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak
ada.
c. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.
d. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan
menyebabkan murid menjadi bosan
e. Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka
kembali dari sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu
bermain tidak ada.
f. Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena
mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.
g. Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap
individu sulit, jalan pelajaran lambat dan memakan waktu
yang lama.
10
h. Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak
sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.
5. Langkah-Langkah Yang Harus Dirumuskan Terlebih
Dahulu Dalam Pelaksanaan Resitasi
1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih
dahulu secara jelas.
b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan
dikerjakan murid.
c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang
terbaik untuk bahan yang
d. akan diajarkan.
2. Pelaksanaan Tugas.
a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol.
b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.
c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid.
d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.
e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai.
f. Saran-saran:
1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak
mengerti betul apa yang harus dikerjakan.
2) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga
mendorong anak¬anak bekerja dengan sungguh-
sungguh.
B. Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa penelitian yang
dilakukan terdahulu relevansinya dengan judul skripsi ini.
Adapun karya-karya PTK tersebut adalah:
1. Meningkatan hasil belajar QS. AL-KAFIRUN melalui metode
11
resitasi pada siswa kelas VI SDN KARANGANYAR Desa
Karanganyar Kecamatan Pusakajaya Kabupaten Subang
TAHUN PELAJARAN 2022 /2023. Siklus 1 tingkatan
ketuntasan 60 ,%, siklus ke 2 berada pada 70% dan pada siklus
ke 3 Tingkat ketuntasan berada pada 90 %,jadi pada metode
resitasi ini berhasil dilaksanakan untuk meningkat motivasi
beljar siswa.
2. Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an Surat At-Tin Siswa
Kelas V SD Negeri Gaga Ilir Kecamatan Kronjo Melalui Model
Cooperative Learning penelitian ini berhasil dilakukan yang
dapat drai siklus yang dicapai, siklus 1 tingkat ketuntasan
47,62% dan siklus ke 2 90,48%
3. Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi
Dasar Menerjemahkan Surat Al-Qadr Menggunakan Metode
Pembelajaran Cooperative Learning tipe Make A Match Peserta
Didik MI Al-Iman Daarussalaam Candisari Secang Magelang”
oleh Achamdullah (093111289). Skripsi ini membahas
pelaksanaan penggunaan metode cooperative learning tipe a
match pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas V di MI Al-
Iman Daarussalaam Candisari Secang Magelang. Penelitian ini di
latar belakangi nilai rata- rata hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Al- Qur’an Hadist dan ketuntasan klasikal masih rendah.
Penelitian ini mulai dengan menyusun rencana, pelaksanaan
tindakan kelas, observasi, dan mengadakan refleksi. Hasil dari
penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran Al- Qur’an Hadist kelas V di MI Al-Iman
Daarussalaam Candisari Secang Magelang. Hal ini dapat dilihat
dari peningkatan setiap siklusnya yaitu siklus I nilai evaluasi
mencapai rata-rata 60,93. Ketuntasan secara klasikal 51,85% yaitu
dari 27 peserta didik memenuhi KKM 14 peserta didik. Pada
siklus II nilai evaluasi mencapai rata-rata 67,96, ketuntasan
12
klasikal 62,98 yaitu 17 peserta didik dari jumlah seluruh pesrta
didik 27 anak. pada siklus III nilai evalusi mencapai rata-rata78,15
dengan ketuntasan kelas 25 peserta didik 92,59%.
4. Dari beberapa judul PTK diatas mempunyai keterkaitan dengan
penelitian yang sedang peneliti lakukan yaitu mengenai
Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik, akan tetapi yang membedakan dengan penelitian
yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah peneliti lebih
memfokuskan pada pelaksanaan peningkatan pembelajaran
dengan metode Pemberian Tugas dan Resitasi sebagai usaha
meningkatkan hasil belajar peserta didik
13
BAB III
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab
menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8)
mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a)
guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c)
Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai
peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi
(guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan
hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam
penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan
dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan
cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi
kevalidan data yang diperlukan. Penelitian ini akan dihentikan apabila
ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi
dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang
harus dilalui.
B. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi
trend untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan
masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Awal mulanya,
PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial
14
(pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di
masyarakat pada saat itu Budi Susetyo, (2005). PTK dilakukan dengan
diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis.
Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah
tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun,
kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai
masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap
pelaksanaan. Hasil dari proses refleksi ini kemudian melandasi upaya
perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-
tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan
sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.
Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran,
PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat
bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru
dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri,
bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan
teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai
penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya
mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK
merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual
yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru
mempunyai peran ganda : praktisi dan penelitian.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang
oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi. Agar variabel
tersebut dapat terukur, variabel tersebut didefinisikan ke dalam bentuk
rumusan yang lebih operasional. Variabel penelitian dalam PTK terdiri
dari variabel input, variabel proses, dan variabel output. Variabel-
variabel tersebut dirumuskan dalam definisi operasional sebagai
berikut:
15
1. Variabel Input
Variabel input penelitian adalah pengetahuan awal siswa; rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP); materi pembelajaran; wawasan dan
bekal keterampilan siswa; serta wawasan dan bekal peneliti dalam
mengelola pembelajaran.
2. Variabel Proses
Variabel proses dalam tindakan pembelajaran adalah:
a. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran PAI dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang energi bunyi.
b. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang energi bunyi.
3. Variabel Output
Variabel output berkaitan dengan kualitas pembelajaran, yaitu
peningkatan waktu efektif belajar selama mengikuti pembelajaran
untuk meningkatkanpemahaman siswa tentang energi bunyi
Peningkatan keterampilan menyelesaikan soal dapat dilihat dari hasil
tes.
D. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Suatu penelitian dibutuhkan objek yang akan diteliti untuk
mencapai tujuan dari penelitian. Data-data dari objek yang diteliti
merupakan data yang dibutuhkan oleh peneliti untuk proses
penganalisaan data. Objek yang akan diteliti masih berupa populasi
yang dipilih oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2013: 117) “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.” Populasi yang digunakan oleh penulis adalah Peserta
didik kelas IV SDN 236/IX AUR DURI II. Kecamatan Jambi Luar
16
Kota Kabupaten Muaro Jambi Tahun Pelajaran 2021/2022
b. Sampel
Objek penelitian yang masih berupa populasi harus dikerucutkan
menjadi suatu sampel penelitian. Sudjana (2005: 6) menyatakan
bahwa “Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.”
Senada dengan pendapat Sudjana, Sugiyono (2013: 118)
mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Penulis memilih
Peserta didik kelas IV SDN 236/IX AUR DURI II dari populasi
yang telah ditentukan sebelumnya sebagai sampel untuk diteliti.
E. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis
Jenis data adalah penelitian kualitatif dan
deskriptif
2. Sumber
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah
data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
3. Tekhnik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data.Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Dari pengertian tersebut di atas dapat diketahui bahwa teknik
pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah
penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan
mempengaruhi penentuan teknik pengumpulan data Adapun teknik
17
atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian Langsung (Field Research)
Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung
untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan
tugas akhir. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari
seluruh objek penelitian yang meliputi : 44 a) Observasi
(Observation) Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan.
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Observasi
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung
kedalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat
mendukung dan melengkapi hasil penelitian di PT. Expedisea
Sukses Abadi. b) Wawancara (Interview) Menurut Esterberg
dalam Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa sebuah
Tanya jawab yang dapat dilakukan secara langsung antar
penulis dan pihak yang berhubungan dengan objek yang sedang
diteliti penulis yaitu Kualitas Pelayanan PT Expedisea Sukses
Abadi. c) Dokumentasi (Documentation) Menurut Sugiyono
(2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seorang.
2. Studi Pustaka (Library Research)
18
Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai
bahan pustaka (Referensi) yang relevan dan mempelajari yang
berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang
diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi
yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya
masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang
sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis
berusaha mengumpulkan data dari beberapa referensi.
F. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis (Jika ada)
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa
terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap
akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
A. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
19
B. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah
tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas
disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah
mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk
menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% .
Siswa
20
BAB IV
21
penelitian.
Data berupa informasi yang peneliti dapatkan, diuraikan sebagai
berikut :
L K Nila
No Nama Siswa Ket
/P KM i
1 Ahmad Nurwahid P 72 50 TT
2 Amalin margi Niati Tabroni P 72 70 TT
3 Azka Febriansyah P 72 72 T
4 Azzahra Qirani rafi L 72 60 TT
5 Bayu Agustian L 72 70 TT
6 Fitri Amira siregar P 72 60 TT
7 Kianu Aprilia P 72 65 TT
8 Lucki L 72 60 TT
9 M.Farsi Suja'a L 72 72 T
10 M. Pradiza P 72 75 T
22
11 Rasya Fareez P 72 65 TT
12 Ratu Mas Raissa Putriani P 72 75 T
13 Robbi Al-Ftanah P 72 60 TT
14 Syafa Atulhusna P 72 72 T
15 Sela happpy P 72 50 TT
16 Zahra L 72 50 TT
Jumlah 1026
64,1
Rata Rata
25
Nilai Tertinggi 75
Nilai terendah 50
Jumlah peserta didik tuntas 5
Jumlah peserta didik belum
11
tuntas
Prosentase ketuntasan 31%
Prosentase belum tuntas 69%
Chart Title
1200
1000
Axis Title
800 PPPLLPPLLPPPPPP
600 L
400
72 72 72 72 72 72 72 75
200 72 72 72 72 72 72 72 72
0
65 72 72 72 75 75 65 60
78 80 75 78 60 78 65 65
TT TT T T T T TT TT T T T T
TT T TT TT
23
∑X X100%
Nilai Rata-rata = X =
𝑁
1026
X=
16
= 64,125
F
Ketuntasan Belajar = KB = x 100%
𝑁
5
= KB =
16
= 31%
Nilai Tertinggi = 75
Nilai Terkecil = 50
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa berada pada taraf rendah,
yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal siswa hanya 31%. Dalam pra siklus ada 11 siswa
yang tidak tuntas belajarnya dan 5 siswa yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan proses
pembelajaran masih menggunakan metode lama. Siswa kurang aktif karena metode yang
digunakan selalu monoton, apalagi dalam materi Q.S Al-Hujurat/49:13 tidak bisa
dimengerti siswa apabila hanya dengan metode ceramah tanpa disertai dengan visual dan
vidio. Atas dasar di atas peneliti menyusun rencana untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan mengubah metode pembelajarannya, guru menggunakan Metode Pemberian
Tugas Belajar dan Resitasi
24
1. Deskripsi Pada Siklus I
Kegiatan awal dari siklus I ini dilaksanakan berdasarkan pengamatan
terhadap pembelajaran PAI kelas IV SDN 236/IX AUR DURI II seperti
yang telah dijelaskan diatas, bahwa dalam pembelajaran PAI masih
banyak kekurangan, hal tersebut karena dalam mengajar secara umum
guru masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa masih sibuk dengan kegiatan
pribadinya, kurang aktifnya siswa dalam menjawab dan bertanya dan hasil
pelajaran PAI masih kurang baik, dapat dilihat dari hasil tes kemampuan
awal yang telah dilakukan.
Berdasarkan masalah-masalah yang timbul maka direncanakan sesuatu
tindakan dalam proses pembelajaran. Dari tindakan yang diberikan,
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
(PAI). Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2023 yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu: Perencanaan, Pelaksaan, Tindakan,
Pengamatan dan Refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan untuk merencanakan hal- hal apa saja
yang dilakukan dalam penelitian.. Yang menjadi ganjalan bagi peneliti
adalah saat pembelajaran PAI berlangsung siswa kurang memperhatikan
materi yang telah diajarkan dan mereka lebih mudah bosan serta
mengantuk saat guru hanya berceramah. Sehingga penyampaian materi
pembelajaran agama harus bisa dirancang semenarik mungkin agar siswa
menjadilebih semangat dan fokus dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Dari sinilah peneliti mencoba menciptakan suasana belajar yang
aktif dan menyenangkan dengan menggunakan Metode Pemberian
tugas belajar dan resitasi. Peneliti merancang skenario pembelajaran
dengan menggunakan Metode pemberian tugas belajar Resitasi dan
membuat lembar observasi.
Setelah peneliti mengidentifikasi masalah, maka peneliti menyusun
25
rencana tindakan yang akan digunakan, yaitu berupa penerapan
metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Selanjutnya peneliti
menyusun perangkat pembelajaran yang berupa Modul Ajar 1, LKPD
1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 21 Juli 2023 di SDN 236/IX Aur Duri II dengan jumlah
siswa 16 siswa dalam kurun waktu 3X 35 Menit. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada
skenario pembelajaran yang telah dirancang.
Proses awal pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai dengan
guru mengucapkan salam dan dilanjutkan berdo’a bersama yang
dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah itu guru menyapa siswa dan
menanyakan kabar serta melakukan absensi. Setelah itu guru
memeriksa kesiapan belajar siswa dengan cara melihat kerapian
berpakaian, kebersihan ruangan, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Setelah semua dalam kondisi siap
selanjutnya guru memulai menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran.
Setelah kegiatan pendahuluan selesai dalam waktu 20 menit,
selanjutnya masuk dalam kegiatan inti pembelajaran, guru mulai
menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, yaitu
dengan membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari 4
sampai 5 anak perkelompok. Setelah terbentuk kelompok, siswa
diminta mengamati gambar 1.2 pada gambar yang ditayangkan
melalui infokus,dengan harapan melalui tayangan tersebut yang telah
26
diberikan,siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran
membaca Al-ur’an surah Al-Hujurat/49:13. Siswa dipersilakan untuk
berdiskusi akan hal yang mereka amati dan setelah itu siswa
dipersilakan untuk maju perkelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain diperbolehkan untuk bertanya dan
memberi tanggapan. Pertanyaan tersebut dipersilakan kepada siswa
untuk menjawabnya dan setelah itu baru guru meluruskan ika ada
kekelirun dan memberi penguatan jika sudah benar.
Setelah guru memberi penguatan lalu siswa dipersilakan untuk
menonton vidio lagi yaitu vidio tentang membaca Q.S Al-
Hujurat/49:13. Lalu siswa ditugaskan kembali untuk mendiskusikan
tentang cara membaca Qur’an dengan baik dan tartil Kemudian,
setelah itu perwakilan setiap kelompok diminta untuk
mempresentasikan kembali hasil diskusinya dan teman lain
dipersilakan untuk bertanya, setelah bertanya dipersilakan kepada
siswa untuk menjawabnya kembali,kemudian guru meluruskan dan
memberi penguatan. Dan guru kembali mencontohkan bacaan yang
benar sesuai dengan tajwid yang dipelajari. Siswa diminta
mengulang-ulang bacaan Q.S Al-Hujurat/49:13.
Untuk menghilangkan rasa penat diantara semua siswa maka guru
mengajak siswa berbalas pantun antara kelompok
Guru memberi tugas berupa LKPD kepada siswa yang diberi
waktu +- 15 menit. Kemudian siswa diminta untuk mengumpulkan
LKPD dan guru menilai LKPD tersebut dan memberi penguatan atas
hasil yang diperoleh oleh siswa. Dilanjutkan lagi dengan memberi tes
Formatif kepada siswa.
Setelah kegiatan inti berlangsung selama 70 menit, selanjutnya
masuk pada kegiatan penutup, dimana guru bersama-sama siswa
membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar hari ini .
Guru memberi tugas kepada siswa berupa pekerjaan rumah secara
27
berkelompok dan perorangan yang dikirim melalui google From
Guru menyampaikan pelajaran yang akan dipelajari diminggu
berikutnya, dan guru menanyakan kepada siswa akan perasaan
mereka pada pelajaran hari ini. Kemudian guru mengajak siswa
mengucapkan hamdalah akan pelajaran yang telah berhasil dipelajari,
lalu guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. T a h a p Observasi/Pengamatan
Berdasarkan tindakan yang telah diberikan, diperoleh data penelitian
dari siklus I berupa data yang berasal dari hasil pengamatan dan tes
hasil belajar siswa. Data yang yang berasal dari pengamatan
merupakan hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
1. Data observasi aktivitas guru
Pada tahap ini yang menjadi penilaiannya adalah
kesesuaian aktivitas guru dengan modul ajar/rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan, hasil
observasi aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
Table 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No Aspek Yang Diamati Nilai Kategori
1. Pendahuluan
a. Kemampuan guru 3 Baik
mempersiapkan peserta didik
untuk belajar
b. Kemampuan gurumelakukan 2 Cukup
kegiatan apersepsi/memberikan
motivasi kepada peserta didik
28
c. Kemampuan guru dalam 3 Baik
menjelaskan tujuan dari
pembelajaran
2. KegiatanInti
a. Guru menyampaikan / 3 Baik
menjelaskan materi
b. Guru menggunakan 3 Baik
metode dan alat/media
pembelajaran
c. Guru memberikan 3 Baik
pertanyaan kepada peserta
didik
d. Guru menjawab pertanyaan 3 Baik
dari peserta didik
e. Guru membagipesertadidik 3 Baik
kedalam kelompok
29
didik dalam diskusi
kelompok
i. Guru menunjuk salah satu 3 Baik
peserta didik untuk
mempersentasekan LKPDdari
tiap-tiap perwakilan kelompok
3. Penutup
a. Guru bersamapeserta didik 2 Baik
menyimpulkan hasil
pembelajaran
b. Guru mengevaluasi hasil 3 Baik
pembelajaran denganmemberikan
evaluasi berupa assesmen sumatif
pembelajaran
d. Guru memberikan nasihat 2 Cukup
30
Keterangan:
Baik : Apabila memperoleh skor 80
-100
Cukup : Apabila memperoleh skor
60 -79 Kurang : Apabila
memperoleh skor 0 – 59
Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa pengamatan yang dilakukan
oleh teman/rekan sejawat terhadap peneliti yang melakukan penerapan model
pembelajaran pemberian tugas belajar dan resitasi pada materi Q.S. Al Hujurat
ayat 13 dengan persentase sebesar 90,19 termasuk kedalam kategori baik.
2. Data observasi aktivitas Peserta didik
a. Data observasi aktivitas peserta didik
Pada tahap ini yang menjadi penilaian adalah aktivitas
peserta didik saat proses belajar mengajar berlangsung untuk
mengetahui tingkat pemahaman afektif dan psikomotor
peserta didik. Hasil observasi aktivitas peserta didik pada
siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
31
7 Kianu 2 2 2 1 2 3 1 3 3 2 70 Cukup
Aprilia
8 Lucki 3 1 2 2 3 3 2 3 3 2 83.3 Baik
9 M.Faris 3 1 2 2 3 1 3 3 3 2 76,6 Cukup
Suja'a
1 M. 3 2 3 1 2 2 1 3 3 2 83,3 Cukup
0 Pradiza
1 Rasya 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 70 Cukup
1 Fareez
1 Ratu 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 83,3 Baik
2 Mas Raissa
Putriani
1 Robbi 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 86,6 Baik
3 Al-Ftanah
1 Syafa 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 86,6 Baik
4 Atulhusna
1 Sela 3 2 2 2 3 1 2 3 3 2 73,3 Cukup
5 happpy
1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 73,3 Baik
Zahra
6
Jumlah nilai 1239,2
16
Baik 3
Cukup 2
Kurang : 1
Keterangan:
32
3. Sikap menghargai pendapat orang lain
a. Data hasil tes formatif 1 siswa tentang materi Q.S. Al Hujurat ayat 13 pada
siklus 1 dengan Metode Pemberian tugas dan resitasi ditemukan adanya
peningkatan kemampuan setelah dilaksanakan tindakan. Hasil belajar pada
siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
N L K
Nama Siswa Nilai Ket
o /P KM
1 Ahmad Nurwahid P 72 65 TT
2 Amalin margi Niati Tabroni P 72 72 TT
3 Azka Febriansyah P 72 72 T
4 Azzahra Qirani rafi L 72 72 T
5 Bayu Agustian L 72 75 T
6 Fitri Amira siregar P 72 75 T
7 Kianu Aprilia P 72 65 TT
8 Lucki L 75 60 TT
9 M.Farsi Suja'a L 72 78 T
1
M. Pradiza P 72 80 T
0
1
Rasya Fareez P 72 75 T
1
33
1
Ratu Mas Raissa Putriani P 72 78 T
2
1
Robbi Al-Ftanah P 72 60 TT
3
1
Syafa Atulhusna P 72 78 T
4
1
Sela happpy P 72 65 TT
5
1
Zahra L 72 65 TT
6
Jumlah 1135
70,9
Rata Rata
375
Nilai Tertinggi 80
Nilai terendah 65
Jumlah peserta didik tuntas 10
Jumlah peserta didik belum
6
tuntas
Prosentase ketuntasan 63%
Prosentase belum tuntas 37%
Chart Title
L/P P P P L L P P L L P P P P
1500 PPL
Axis Title
1000
500 KKM 72 72 72 72 72 72 72
0 75 72 72 72 72 72 72 72
72
Jumlah
Rata Rata
Jumlah peserta…
Nilai Tertinggi
Jumlah peserta…
Nilai terendah
Prosentase…
Prosentase belum…
Nilai 65 72 72 72 75 75 65
60 78 80 75 78 60 78 65
65
Ket TT TT T T T T TT TT T T
T T TT T TT TT
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
∑X
Nilai Rata-rata = X = 100%
𝑁
34
1133
X=
16
= 70,81
F
Ketuntasan Belajar = KB = X 100%
N
10/6X 100%
= 63%
Nilai Tertinggi = 75
Nilai Terkecil = 60
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran belum juga tercapai, karena baru 63% siswa mendapat nilai diatas rata-rata
35
d. Tahap Refleksi
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 70,94
2 JumlJumlah siswa yang tuntas belajar 10
3 PersPerntase ketuntasan belajar 63%
36
4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 agustus 2023.
Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan yaitu merencanakan hal- hal apa saja yang
dilakukan dalam penelitian sesuai dengan yang direncanakan
dalam Modul ajar ( MA ). Peneliti merancang skenario
pembelajaran dengan menggunakan sintaks yang sesuai dengan
model pembelajaran Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi dan
membuat lembar observasi.
Setelah peneliti mengidentifikasi masalah, maka peneliti
menyusun rencana tindakan yang akan digunakan, yaitu berupa
penerapan metode pembelajaran Pemberian Tugas Belajar dan
Resitasi . Selanjutnya peneliti menyusun perangkat pembelajaran
yang berupa MA, LKPD dan soal-soal tes formatif pada mata
pelajaran PAI.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 untuk kelas IV SDN /IX
AUR DURI II dilaksanakan langsung oleh peneliti pada tanggal 2
Agustus 2023 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
Guru memberi tugas berupa LKPD kepada siswa yang diberi waktu +-
20 menit. Kemudian siswa diminta untuk mengumpulkan LKPD dan
guru menilai LKPD tersebut dan memberi penguatan atas hasil yang
diperoleh oleh siswa. Dilanjutkan lagi dengan memberi tes Formatif
kepada siswa.
3. Kegiatan penutup
a. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dan aktifitas siswa.
Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan
kognitif Tentang Q.S Al-Hujurat/49:13 dan aktifitas belajar siswa
dan kegiatan guru. Aspek-aspek kognitif yang diamati terhadap
kegiatan siswa adalah:
39
a. Peneliti mengamati keaktifan siswa dalam mendiskusikan
materidengan teman kelompoknya.
b. Peneliti mengamati siswa dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.
c. Peneliti mengamati keterampilan siswa dalam mempresentasi
hasil diskusinya.
d. Peneliti mengamati keterampilan siswa dalam menulis Q.S
Al-Hujurat/49:13
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data
hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
40
Hasil siklus 2
Ke
No Nama Siswa L/P KKM Nilai
t
1 Ahmad Nurwahid L 72 85 T
2 Amalin margi Niati Tabroni P 72 80 T
3 Azka Febriansyah L 72 85 TT
4 Azzahra Qirani rafi P 72 80 T
5 Bayu Agustian L 72 90 T
6 Fitri Amira siregar P 72 75 T
7 Kianu Aprilia P 72 80 TT
8 Lucki L 75 80 T
9 M.Farsi Suja'a L 72 85 T
10 M. Pradiza L 72 80 T
11 Rasya Fareez L 72 75 TT
12 Ratu Mas Raissa Putriani P 72 75 TT
13 Robbi Al-Ftanah L 72 80 T
14 Syafa Atulhusna P 72 90 T
15 Sela happpy P 72 72 TT
16 Zahra P 80 70 TT
Jumlah 1282
80,12
Rata Rata
5
Nilai Tertinggi 80
Nilai terendah 70
Jumlah peserta didik tuntas 15
Jumlah peserta didik belum
1
tuntas
Prosentase ketuntasan 94%
Prosentase belum tuntas 6%
41
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
∑X
Nilai Rata-rata = X =
𝑁
1282
X=
16
= 80,2
F x 100%
Ketuntasan Belajar = KB =
N
15/6X 100%
= 96%
Nilai Tertinggi = 90
Nilai Terkecil = 70
Dari data di atas menunjukkan bahwa ada satu siswa yang belum mencapai
nilai 72 dari 16 siswa, 15 siswa yang mendapat nilai di atas 75. Hal ini
menunjukkan bahwa metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi yang
diterapkan oleh peneliti telah berhasil meningkatkan pemahaman dan keaktifan
siswa dalam mempelajari Q.S Al-Hujurat/49:13. Bentuk kognitif tes dalam
42
pembelajaran kelompok kecil materi pokok PAI yang dilakukan oleh siswa dapat
peneliti gambarkan sebagai berikut:
P Porsent
N KK Rata- Prose
elaksanaan ase Belum
o M rata ntase Tuntas
Siklus Tuntas
1 Pra siklus 72 64 31% 69%
2 Siklus I 72 71 63% 37%
3 Siklus II 72 80 94% 6%
a. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus II, bahwa metode
pembelajaran Pemberian Tugas belajar dan resitasi ini mampu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi Q.S Al-Hujurat/49:13. Hal ini terlihat dengan
adanya peningkatan dalam keaktifan, antusias dan nilai tes kognitif siswa
dibandingkan pada kegiatan pra siklus dan siklus I.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai,
dapat disimpulkan bahwa peningkatan pembelajaran pendidikan agama islam
materi Q.S Al-Hujurat/49:13 disebabkan karena proses pembelajaran yang
menyenangkan, ini bisa dilihat dari antusias siswa yang muncul ketika
pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan siswa bisa belajar saling
menghargai dan bertanggung jawab satu sama lain. Dengan demikian siswa
43
mampu berpikir bahwa teman dalam satu kelompok atau pasangannya yang harus
saling bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi.
Simpulan yang diperoleh dari hasil analisis data siklus satu dan siklus dua
maka diperoleh bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Pemberian
Tugas belajar dan Resitasi pada materi Q.S.Al-Hujurat/49:13 pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN 236/IX AUR DURI II,Kecamatan Jambi Luar
Kota,Kabupaten Muaro jambi,provinsi jambi.
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (63%), siklus II
(94%)
B. Saran
proses belajar mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
46
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn
dan Bacon.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa
Universitas Press.
47