Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK


PARAGRAF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI
PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) BAGI
SISWA KELAS IV MIS ISLAMIYAH GUPPI MEDAN SEMESTER GENAP
TP 2023-2024

Disusun untuk memenuhi tugas Lokakarya PPG dalam Jabatan 2023


LPTK Universitas Islam Negeri Iman Bonjol

Dosen Pengampu: Dr. Martin Kustati, M.Pd.

Disusun Oleh :
Hasnah Wari Siregar, S.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


LPTK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA RI
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Penelitian
Tindakan Kelas, Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah membimbing
umat manusia melalui lembaga pendidikan yang terbaik. Adapun Proposal Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) yang penulis susun berjudul “MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BAGI SISWA KELAS IV MIS
ISLAMIYAH GUPPI MEDAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
2023/2024”
Tujuan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk memenuhi memenuhi
tugas Lokakarya PPG dalam Jabatan 2023. Dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas
ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu HJ. Eva Syahnita Wizni Daulay selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Swasta GUPPI
Medan Sumatera Utara
2. Ibu Rektor UIN Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd. yang telah banyak memberikan
arahan, saran maupun masukan.
3. Ibu Asmidar sebagai guru pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, saran
maupun masukan

4. Guru-Guru Madrasah Ibtidaiyah Swasta Guppi Medan dan teman-teman PPG yang
memberikan motivasi, ide- ide, gagasan, dan dukungan kepada penulis.
5. Seluruh tim panitia penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan 2023 yang telah
memfasilitasi dan mendampingi rangkaian kegiatan dengan sabar.

Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga mungkin


terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga tulisan ini memberikan
Manfaat bagi pembaca sekalian. Aamiin

Medan, 11 Juli 2023

Hasnah Wari Siregar, S.Pd

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah…………......................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah………......................................... 2
1. Identifikasi Masalah…........................................................... 2
2. Rumusan Masalah….............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian……........................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian …....................................................................... 3
BAB II
KERANGKA TEORI.................................................................................. 4
A. Landasan Teori................................................................................. 4
B. Penelitian Terdahulu........................................................................ 9
C. Hipotesis Peneliitian ........................................................................ 10
BAB III
METODE PENELITIAN ........................................................................... 11
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 11
B. Variabel Penelitian …………………………………………………… 11
C. Populasi dan Sampel …………………………………………………. 11
D. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data …………………………12
E. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ( Jika Ada ) ………………… 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada
dasarnya adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk bisa
sabar dan mempunyai sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi belajar
mengajar yang lebih aktif. Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat
menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya
ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran. Dalam mengembangkan
model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang
dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena
itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar
mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Hasil belajar
adalah penilaian dari hasil usaha kegiatan belajar yang dilakukan siswa yang
dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, kalimat maupun huruf yang dapat
mencerminkan hasil usaha yang berhasil dicapai. Hasil belajar dapat diukur melalui
tiga ranah yaitu afektif (sikap), kongnitif (pengetahuan), dan psikomotorik
(keterampilan). Ketiga ranah tersebut dapat dicapai siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Untuk mengetahui seberapa jauh ketercapaian siswa terhadap ketiga
ranah tersebut dapat dilakukan dengan melakukan tes sehingga hasil belajar dapat
diketahui.
Dalam pembelajaran di kelas, hasil belajar siswa cenderung rendah apabila proses
pembelajaran disampaikan dengan cara yang monoton. Hal ini disebabkan karena
dalam proses pembelajaran pengajar belum mengembangkan model atau metode
pembelajaran yang menarik sehingga siswa kurang semangat dalam mengikuti
pembelajaran dan berdampak pada hasil belajar yang belum maksimal. Dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, menerapkan model pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan adalah hal yang sangat penting. Penerapan model pembelajaran bagi
siswa dapat mengembangkan aktivitas, inisiatif, dan dapat memelihara ketekunan
dalam melakukan kegiatan belajar. Tanpa adanya metode pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan akan menjadikan siswa tidak bersemangat mengikuti proses
pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
sangat berperan dalam mendorong siswa mencapai keberhasilan belajar. Peneliti disini
mencoba menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan tujuan
1
meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana metode ini akan menciptakan pembelajaran
yang tidak kaku dan penuh kerjasama antar siswa serta melatih kesiapan siswa dalam
memahami materi yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu penelitian ini berjudul
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK
PARAGRAF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI
PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) BAGI SISWA
KELAS IV MIS ISLAMIYAH GUPPI MEDAN SEMESTER GENAP TAHUN
PELAJARAN 2023/2024”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah :


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui identifikasi
Masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran yang dijelaskan guru
c. Siswa kurang aktif menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru
d. Masih rendahnya pengausaan materi oleh siswa

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat rumusan masalah dari penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menemukan ide pokok pargaraf pada
siswa kelas IV MIS Islamiyah GUPPI Medan
b. Bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menetapkan ide pokok
paragraf pada siswa kelas IV MIS Islamiyah GUPPI Medan.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini diadakan dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Mengetahui Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dalam materi menetapkan ide pokok paragraf pada siswa kelas IV
MIS Islamiyah GUPPI Medan
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa siswa kelas IV pada pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam materi menetapkan ide pokok paragraf pada siswa kelas IV MIS
Islamiyah GUPPI Medan setelah diterapkannya Metode Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)

2
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat, diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang didapat dari hasil penelitian ini secara umum adalah dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi dalam dunia pendidikan sebagai model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dengan
menerapkan Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi
menetapkan ide pokok paragraf kelas IV.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa bisa mendapatkan suasana belajar yang baru yang berbeda dengan pembelajaran
biasanya. Sehingga, membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam pembelajaran.

b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan
Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV MIS Islamiyah GUPPI

c. Bagi Sekolah
Sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang
sedang dihadapi di kelas, sehingga dapat menemukan cara yang tepat untuk
meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa yang optimal.

d. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan terkait Metode Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dalam menerapkan metode pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan

3
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori
1. Hakikat Pembelajaran dan Belajar
a. Pengertian Pembelajaran
Pada hakikatnya, pembelajaran (belajar dan mengajar) merupakan proses
komunikasi antara guru dan siswa. Komunikan pada proses pembelajaran adalah siswa,
sedangkan komunikatornya adalah guru dan siswa. Jika siswa menjadi komunikatoer
terhadap siswa lainnya dan guru sebagai fasilitator, akan terjadi proses interaksi dengan
kadar pembelajaran yang tinggi. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru akan
dirasakan oleh siswanya sebagai penghambat pembelajaran. Pada dasarnya
pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang
seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para peserta didik, yakni
membimbing dan mengembangkan diri sesuai dengan tugas perkembangan yang harus
dijalani. Jadi dapat disimpulkan pembelajaran adalah rangkaian peristiwa yang
mempengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah
(Majid, 2013:283) Menurut Hamdani dalam bukunya Darsono (2000:24) Aliran
kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berfikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang
dipelajari. Sedangkan menurut aliran behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau
stimulus. Adapun humanistik mendeskripsikan pembelajaran sebagai memberikan
kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya
sesuai dengan minat dan kemampuannya (Sugandi, 2004:9)
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru
mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar di
sekolah. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai
pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar di
sekolah, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Kualitas
pembelajaran pada suatu sekolah dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil
pembelajran pada sekolah tersebut.

4
Hal ini menunjukan bahwa penyelenggaraan pendidikan dilingkungan sekolah maupun
luar sekolah dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, apabila
pendidikannya menekankan pada proses untuk memperoleh hasil Kualitas
pembelajaran dari segi proses dapat dilihat dari selama proses pembelajran
berlangsung.
b. Pengertian Belajar
Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya yang timbul dalam diri
seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang
dilakukan menyesuaikan dengan tingkah lakunya dalam upaya meningkatkan
kemampuan dirinya. Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks
(Dimyati, 2002). Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses
belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Dalam hal ini, belajar adalah
perilaku mengembangkan diri melalui proses penyesuaian tingkah laku. Penyesuaian
tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar, bukan karena akibat langsung
dari pertumbuhan seseorang yang melakukan kegiatan belajar (Sudjana, 2005:103).
Menurut Hamdani dalam bukunya Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha
nyang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini,
proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang diproses. Dengan demikian,
seseorangan dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya
latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah sebuah usaha untuk
melakukan perubahan dalam kepribadian individu dan perubahan tersebut tampak
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku individu seperti
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan , keterampilan, pola pikir dan kemampuan-
kemampuan yang lain.
c. Prinsip-prinsip belajar
Beberapa prinsip-prinsip belajar yang relatif umum yang dapat dipakai sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran menurut Dimyati dan Mujdiono (2009:42- 49) antara lain:
(1) perhatian dan motivasi, (2) keaktifan, (3) keterampilan langsung/berpengalaman,
(4) pengulangan, (5) tantangan, (6) balikan dan penguatan, (7) perbedaan individual.

5
d. Hasil belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Hasil adalah perolehan yang
didapat setelah melakukan suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan perubahan
secara fungsional. Belajar adalah proses berubahnya perilaku pada diri individu.
Sedangkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri manusia.
Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar yaitu tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut KBBI
terdapat beberapa arti dari “hasil“ yakni : 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2)
pendapatan, perolehan, buah. Sedangkan belajar adalah perubahan suatu tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman hidup.
Secara umum Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh oleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurutnya juga anak-anak
yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar siswa mencakup tiga ranah
yaitu aspek afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan).
Benjamin Bloom mengklasifikasikan tiga ranah tersebut sebagai berikut:
1. Ranah afektif (sikap)
Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap. Ranah afektif meliputi lima
aspek, yaitu:
- Jawaban atau reaksi,
- Penerimaan,
- Organisasi,
- Internalisasi,
- Penilaian.
2. Ranah kognitif (pengetahuan)
Ranah kognitif adalah ranah yang berkenaan dengan intelektual. Ranah kognitif terdiri
dari enam aspek, yaitu:
- Pemahaman,
- Pengetahuan atau ingatan,
- Analisis,
- Sintesis,
- Evaluasi, dan
- Aplikasi.

6
3. Ranah psikomotorik (keterampilan)
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkenaan dengan keterampilan dan
kemampuan dalam bertindak. Ranah psikomotorik terdiri dari enam aspek, yaitu:
- Keterampilan gerak kasar,
- Gerakan refleks,
- Keharmonisan atau ketepatan,
- Gerak ekspresif dan interpretatif,
- Gerakan keterampilan kompleks,
- Kemampuan perseptual.
Ketiga ranah tersebut merupakan objek penelitian hasil belajar. Diantara ketiga
ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh guru karena berkaitan
dengan kemampuan penguasaan materi. Berdasarkan pemaparan diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah mengukur kemampuan siswa melalui tiga
ranah yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik dengan cara menganalisis data seperti
angka-angka yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan pelajaran yang
telah diajarkan oleh guru.
2.Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor internal ini meliputi:
- Faktor Fisiologis, Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Keadaan fisik yang
sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif bagi kegiatan
belajar seseorang.
- Faktor Psikologis, Faktor psikologis adalah keadaan psikologi
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar adalah:
o Kecerdasan/ intelegensi Peserta Didik. Pada umumnya
kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang tepat.
o Motivasi. adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
keaktifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah yang
mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar.
o Minat. adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

7
o Sikap. Sikap individu dalam proses belajar dapat
mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah
gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa, dan
sebagainya.
o Bakat. Secara umum bakat didefinisikan sebagai
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah
factor lingkungan siswa, seperti factor keluarga, factor sekolah dan factor
lingkungan masyarakat sekitar.

3. Pendekatan Pembelajaran Metode Problem Based Learning


Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah
metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana siswa
melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi untuk
menambahkan kecakapan dalam analisis, inisiatif dan kritis yang nantinya akan
terbenam pada pola piker siswa. Boud dan Feletti dalam Rusman (2010)
mengemukakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson dalam
Rusman (2010) mengatakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar
sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif, serta
memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan
keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding model lain. Menurut Rohman
(2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran
problem based learning, yaitu:
a. Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.
b. Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku
pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.
c. Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka
memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata.
d. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang
sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.

8
e. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik
untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Adapun kelebihan metode pembelajaran based learning menurut Sudrajat (2011),
yaitu:
a. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut.
b. Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir
siswa yang lebih tinggi.
c. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
d. Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
e. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima
pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa.
f. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap
pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan.
Selain itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan
kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.
Selain memiliki kelebihan, problem based learning (PBL) juga memiliki
kekurangan diantaranya persiapan pembelajaran (alat, problem, dan konsep) yang
kompleks, sulitnya mencari permasalahan yang relevan, sering terjadi mis konsepsi,
dan memerlukan waktu yang cukup panjang (Endriani, 2011)

B. Penelitian Terdahulu
Merujuk pada penelitian yang terdahulu Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dengan menerapkan model PBL menyatakan bahwa terjadi peningkatan
terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa dalam menemukan ide pokok dan ide penjelas
selama pembelajaran berlangsung, mulai dengan siklus I sampai dengan siklus II. Hal
ini dibuktikan pada siklus I masih banyak siswa yang kebingungan dalam menemukan
ide pokok, sehingga aktivitas siswa dalam menemukan ide pokok diperoleh dibawah
rata- rata dan hasil belajar siswa juga dibawah rata- rata, dengan siswa yang tuntas
sebanyak 26%. Sedangkan pada siklus II banyak siswa yang sudah paham dan bisa
menemukan ide pokok dengan tepat dan benar. Sehingga aktivitas siswa dalam
menemukan ide pokok diperoleh di atas rata- rata dan hasil belajar siswa diperoleh rata-
rata dengan siswa yang tuntas sebanyak 90%.

9
Simpulan dari penelitian ini adalah model PBL sangat efektif diterapkan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca dan menemukan ide pokok,
karena model PBL dapat melatih siswa bekerja sama dalam kelompok yaitu saling
membacakan dan bertukar pendapat dalam menemukan ide pokok.

C. Hipotesis Penelitian
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Hasil adalah perolehan
yang didapat setelah melakukan suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
perubahan secara fungsional. Belajar adalah proses berubahnya perilaku pada diri
individu. Sedangkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri
manusia. Nawawi dalam K. Brahim menyatakan bahwa hasil belajar yaitu tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Menurut KBBI terdapat beberapa arti dari “hasil“ yakni : 1) Sesuatu yang diadakan
oleh usaha, 2) pendapatan, perolehan, buah. Sedangkan belajar adalah perubahan suatu
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman hidup.
PBL merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata
(real world) untuk memulai pembelajran. Masalah diberikan kepada siswa, sebelum
siswa mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus
dipecahkan.
Dengan demikian untuk memeahkan masalah tersebut siswa akan mengetahui
bahwa mereka membutuhkan pengetahuan baru yang harus dipelajari untuk
memecahkan masalah yang diberikan. Diharapkan proses PBL dapat meningkatkan
hasil belajar siswa MIS Islamiyah GUPPI Medan.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindak kelas yang pelaksanaanya bersiklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap yaitu: pelaksanaan tindakan, obervasi dan evaluasi,
refleksi, secara berulang sampai target yang diharapkan dapat tercapai
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik – karakteristi yang oleh peneliti
dimanipulasikan, diawasi atau diobservasi. Agar Variabel tersebut dapat terukur,
variable tersebut didefenisikan ke dalam bentuk rumusan yang lebih operasional.
Variabel penelitian dalam PTK terdiri dari Variabel input, variable proses, dan variable
output. Variabel-variabel tersebut dirumuskan dalam defenisi operasional sebagai
berikut :
1. Variabel input
Variabel Input penelitian adalah pengetahuan awal siswa, rencana pelaksananaan
pembelajaran (RPP); materi pembelajaran, wawasan dan bekal keterampilan siswa;
serta wawasan dan bekal penelitian dalam mengolah pembelajran
2. Variabel Proses
Variabel Proses dalam Tindakan pembelajaran adalah :
- Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajran Bahasa Indonesia dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pemahaman siswa ide pokok
pada pargraf
- Aktivitas Siswa dalam melaksanakan pembelajran Bahasa Indonesia dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pemahaman siswa ide pokok
pada pargraf
3. Variabel output
Yang berkaitan dengan kualitas pembelajaran, yaitu peningkatan waktu efektif belajar
selama mengikuti pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
menemukan ide pokok paragraf. Peningkatan keterampilan menyelesaikan soal dan
dapat dilihat dari hasil tes.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Suatu penelitian dibutuhkan objek yang akan diteliti untuk mencapai tujuan dari
penelitian. Data-data dari objek yang diteliti merupakan data yang dibutuhkan oleh
peneliti untuk proses penganalisaan data. Objek yang akan diteliti masih berupa
populasi yang dipilih oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2013: 117) “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.” Populasi yang digunakan oleh penulis adalah siswa MIS
Islamiyah GUPPI Medan
2. Sampel Objek penelitian yang masih berupa populasi harus dikerucutkan menjadi suatu
sampel penelitian. Sudjana (2005: 6) menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian
yang diambil dari populasi.” Senada dengan pendapat Sudjana, Sugiyono (2013: 118)
mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.”dalam hal ini sampel yang digunakan peneliti adalah
siswa kelas IV C MIS Islamiyah GUPPI Medan yang berjumlah 30 orang

11
D. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan Tehnik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh peneliti untuk
mengumpulkan data dengan alat pengumpul data yang cocok untuk digunakan dalam
penelitian. Sugiyono (2010: 224) menjelaskan teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Dari penjelasan tersebut peneliti harus menentukan jenis dan
teknik yang digunakan dalam penelitannya berupa jenis kuantitatif dan Teknik
pengukuran yaitu cara mengumpulkan data dengan melakukan pengukuran mengenai
hasil belajar siswa. Hadari Nawawi (2012:101) menjelaskan teknik ini adalah cara
mengumpulkan data yang besifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajad
tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan.
Teknik ini digunakan untuk melihat tingkat hasil belajar siswa.

E. Teknik Analisis dan Pengujian Hepotesis


Teknik Analisis yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan
memberikan tes berupa tes tertulis dengan menggunakan instrument tes. Tes tulis
adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara
tertulis. Bentuk tes yang digunaka dalam peneltian ini yakni 10 soal pilihan ganda.
Arikunto (dalam Thursan Hakim, 2000: 33). mengemukakan bahwa instrument yang
berupa tes dapat di gunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil
belajar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2011. “Studi Deskriptif tentang Kemampuan Guru Membuat Apersepsi dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs. Nu Khoiriyah Bae Kudus”, Skripsi.
Semarang: Institut Agama Islam Negeri Wali Songo.
Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Akbar, Sa’adun. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cipta Media.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2013. Mendesain Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Euis, Kurniawati. 2009. Komparasi Strategi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Gora, Winastwan. 2010. PAKEMATIK Strategi Pembelajaran Inovatif berbasis TIK. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2016. Buku Siswa Akidah Akhlak. Jakarta:
Kementerian Agama.
Sukardi, HM. 2013. Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2012. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. UU
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

13
No Alat Instrumen Jenis Instrumen Contoh instrumen

1 Angket ▪ Daftar Cocok (Check list) Petunjuk Pengisian Angket


▪ Skala (Scala) Pilihlah salah satu jawaban dari pernyataan-pernyataan yang tersedia dengan ketentuan sebagai
▪ Inventory (Inventory) berikut :
SS Jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
S Jika Anda Setuju dengan pernyataan
KS Jika Anda Kurang Setuju dengan pernyataan
TS Jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S KS TS
1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
salah satu mata pelajaran yang penting untuk
diajarkan di sekolah
2 Tugas yang diberikan oleh guru adalah
sesuatu yang penting
3 Tugas dari guru sudah sesuai dengan materi
yang diajarkan
4 Tugas yang diberikan guru langsun saya
kerjakan
5 Tugas Bahasa Indonesia dari guru membuat
saya lebih tertarik untuk belajar Bahasa
Indonesia
2 Wawancara ▪ Pedomana Wawacara Pedoman Validasi Wawancara Siswa
▪ Daftar Cocok (Check list)
Materi Tujuan Aspek yang Hasil Validasi
Pembelajaran Pembelajaran divalidasi Baik/Kurang Baik
Kecepatan 1. Siswa mampu 1. Kesesuaian
membaca dan membaca dengsn pertanyaa
keterpahaman cepat wawancara dengan
terhadap isi 2. Siswa mampu tujuan wawancara
bacaan memahami isi teks
bacaan
2. Pertanyaan
wawancara
menggunakan
Bahasa yang
dipahami oleh siswa
3. Pemakaian Bahasa
sesuai dengan
kaidah Bahasa
Indoneia
4. Pedoman
wawancara layaak
digunakan untuk
mengetahui faktor-
faktor penyebab
kesulitan siswa
3 Pengamatan ▪ Lembar Pengamatan Memberikan lembar pengamatan kepada siswa tentang mengenal ide poko bacaan dengan cara
(Observasi) ▪ Panduan Observasi berdiskusi
▪ Daftar Cocok (Check list)

No Bahan Diskusi Hasil Diskusi


1 Pengertian Ide Pokok
2 Fungsi Ide Pokok
3 Cara menemukan ide pokok bacaa

4 Tes ▪ Soal Ujian Te tertulis /soal Ujian


▪ Inventory (Inventori) Tugas Siswa menemukan gagsan pokok dari setiap paragraf dinilai menggunakan rubik

Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu


( 4) (3) (2) Pendampingan
(1)
Gagasan Pokok Menemukan Menemukan Menemukan Belum dapat
gagasan pokok sebagian besar sebagian kecil menemukan
pada semua gagasan pokok gagasan pokok gagasan pokok
paragraf dengan pada semua pada semua
benar paragraf dengan paragraf dengan
benar benar
Gagasan Menemukan Menemukan Menemukan Belum dapat
Pendukung gagasan sebagian besar sebagian kecil menemukan
pendukung pada gagasan gagasan gagasan
semua paragraf pendukung pada pendukung pada pendukung
dengan benar semua paragraf semua paragraf
dengan benar dengan benar
Penyaian gagasan Isi Pembicaraan Menyajikan Menyajikan Belum dapat
pokok dan gagasan menginspirasi gagasan pokok dan Sebagian kecil menyajikan
pendukung dalam teman. Selalu gagasan gagasan pokok dan gagasan pkok dan
gambar mendukung dan pendukung dalam gagasan gagasan
meimpin gambar pendukung pendukung
5 Dokumentasi ▪ Daftar Cocok (Check list)

Anda mungkin juga menyukai