Di susun oleh
TAUFIK
NIM:224262731116
i
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Di susun oleh :
TAUFIK
NIM:224262731116
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PPG PAI Dalam
Jabatan Tahun 2023 di MI Pulau Sugara dari tanggal 21 Juli s.d 21 Agustus 2023
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Mengesahkan:
Kepala Sekolah
Haitami,S.Pd.I,M.Pd
NIP.19770601 200501 1009
iii
Implementasi Model Discovery Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata
Pelajaran Fikih Materi Tanda-Tanda Baligh
di MI Al-Azhar
ABSTRACT
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan dasar peserta didik berupa kemampuan akademik, keterampilan
hidup, pengembangan moral,pembentukan karakter yang kuat, kemampuan untuk
bekerja sama, dan pengembangan estetika terhadap dunia sekitar. Secara lebih
khusus kemampuan yang dikembangkan pada peserta didik di jenjang pendidikan
dasar adalah logika, etika, estetika, dan kinestika. Bagi peserta didik, sekolah dasar
akan lebih bermakna jika yang dipelajari berkaitan dengan pengalaman hidupnya,
sebab anak memandang suatu objek yang ada di lingkungannyasecara utuh.
Berdasarkan konteks penelitian di atas, peneliti merumuskan beberapa
permasalahan pokok yang meliputi Bagaimana aktivitas guru dan peserta didik
dalam implementasi model discovery learning pada pembelajaran Fikih di MI Al-
Azhar Pulau Sugara, dan Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Fikih di MI Al-Azhar setelah menggunakan model discovery learning.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Hasil penelitian ini adalah (1) aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran fikih materi materi tanda-tanda baligh dan konsekuensinya dalam
pelaksanaan ibadah pada siklus I dengan nilai 75% dengankatagori baik, pada
siklus II memperoleh nilai 93,75% sangat baik. Dan aktivitas siswa pada siklus I
dengan nilai 67,18% dengan katagori cukup, pada siklus II memperoleh nilai
93,75%dengan katagori sangat baik, (2) Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah
penerapan model discovery learning pada mata pelajaran fikih materi tanda- tanda
baligh dan konsekuensinya dalam pelaksanaan ibadah, siklus I memperoleh nilai
ketuntasan secara klasikal yaitu 59,09%, dan pada siklus II dengan nilai 90,90%.
Kata Kunci : Implementasi, Discovery Learning, Hasil Belajar
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
الر ِح ْي ِم
َّ من
ِ ْالرح
َّ ِس ِم هللا
ْ ِب
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Taufik,S.Pd.I
NIM : 224262731116
Jurusan/ Prodi : Tarbiyah/ Pendidikan Profesi Guru
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Taufik,S.Pd.I
NIM: 224262731116
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta kesempatan kepada peneliti untuk
menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Implementasi
Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata
PelajaranFikih Materi Tanda-Tanda Baligh Di MI Al-Azhar” sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Guru Profesional.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta para sahabatnya, keluarganya hingga akhir zaman.
Penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan masukan dari berbagai pihak,
karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya, terutama kepada :
Pertama, saya mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama IslamNegeri (IAIN) Palangka Raya Bapak
Dr. Dakir, M.A yang telah memberikan izin penelitian.
Kedua, saya mengucapkan terima kasih kepada Wakil Dekan Akademik dan
Pengembangan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Isntitut Agama Islam
Negeri (IAIN) Palangka Raya Ibu Dr. Jumrodah, S.Si., M.Pd yang telah
memberikan dukungan dalam penelitian ini.
Ketiga, saya mengucapkan terima kasih kepada Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaaan dan Kerjasama Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Isntitut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Ibu Dr. Hj. Triwid Syafarotun
Najah, S.Ag., M.Pd yang telah memberikan bantuan selama perkuliahan.
Keempat, saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Jurusan Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Ibu Sri Hidayati, M.A yang telah
memberikan arahan dan bimbingan demi kelancaran penulisan PTK ini.
Kelima, saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Guru (PPG) Bapak Muhammad Syabrina, M.Pd.I., dan sekretaris Program
vi
Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Bapak Rio Irawan, M.Kom serta Tim Teknis
Penyelenggara PPG PAI dan Madrasah LPTK IAIN Palangka Raya yang telah
membimbing selama pendidikan profesi dilaksanakan.
Keenam, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing, yakni Bapak
Muhammad Syabrina, M.Pd.I dan Guru Pembimbing Bapak Muhammad, S.Pd
yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan masukan dan
dukungan dengan sabar dalam pembuatan PTK ini.
Ketujuh, saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala MI Al-Azhar Bapak
Haitami, S.Pd.I., M.Pd. yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian PTK di Sekolah.
Kedelapan, saya mengucapkan terima kasih kepada Seluruh Dosen Program Studi
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya yang telah berbagi ilmu selam
proses studi.
Kesembilan, saya mengucapkan terima kasih kepada Teman-Teman satu kelas PPG
FIKIH A Bapak Syahrudin, S.Pd.I, Bapak Abdul Hamid,S.Pd.I, Bapak Muhammad
Seman, S.Pd.I, dll., yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
informasi serta kerja samanya selama proses penelitian.
Peneliti,
Taufik
vii
MOTTO
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini peneliti persembahkan untuk ibu saya tersayang, yaitu Hj.Basiah
dan istri dan anak-anak ku dan seluruh keluarga tercinta. Dengan segala rasa syukur
dan terima kasih yang sedalam-dalamnya peneliti ucapkan kepada kalian semua
yang telah menyayangi, mengiringi dengan do’a serta selalu memberikan
dukungan. Tugas akhir ini juga peneliti persembahkan untuk semua orang baik yang
senantiasa mengelilingi yang tentunya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Sampai kapan pun tidak akan terbalaskan semua jasa-jasa yang telah kalian berikan.
Semoga semua yang kalian berikan dibalas kebaikan dan berkah dalam kehidupan
dunia akhirat dan bersama-sama mendapatkan Surga-Nya Allah SWT.
viii
DAFTAR ISI
ix
Bab III Metode
DAFTAR ISI Penelitian ................................................................................ 29
A. Subyek dan Obyek ....................................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 29
C. Metode Penelitian ......................................................................................... 30
D. Prosedur Penelitian Tindakan ....................................................................... 32
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan .................................................................... 42
F. Data dan Sumber Data .................................................................................. 43
G. Teknik Pengumpulan data ............................................................................ 43
H. Validasi Instrumen ....................................................................................... 48
I. Teknik Analisis Data .................................................................................... 50
Bab IV Hasil dan Pembahasan ........................................................................ 52
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 52
1. Siklus I ...................................................................................................... 54
2.Siklus II ..................................................................................................... 58
3.Dst…………………………………………………………………………….
Bab V Penutup ................................................................................................ 66
A.Simpulan ...................................................................................................... 66
B. Implikasi ...................................................................................................... 66
C. Saran ............................................................................................................ 68
Daftar Pustaka ................................................................................................. 68
Lampiran-Lampiran
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
x
LAMPIRAN
xi
G
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
G
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor -
faktor yang berupa permasalahan. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian
bukan sekedar mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu
karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau
signifikansi untuk dipecahkan (Setyosari, 2012).
2
G
Definisi masalah dari beberapa sumber yang berbeda adalah sebagai berikut:
Masalah merupakan suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan memerlukan solusi.
Suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan
atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara harapan dengan
kenyataan dan sebagainya (Suryabrata, 2000).
Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian merupakan masalah atau
peluang, dimana pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun
kedalamannya. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang
terjadi sudah menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Sedangkan
peluang merupakan suatu kondisi eksternal yang
menguntungkan jika dapat diraih dengan usaha-usaha tertentu, tetapi juga dapat
menjadi ancaman bila peluang itu dapat dimanfaatkan oleh pesaing (Subiyanto,
1999).
Persoalan/masalah juga dapat diartikan sebagai tafsir sesuatu yang teramati lewat
tanggap rasa, cerapan dan konsep yang ketiganya merupakan cetusan alam fikir dan
alam rasa (Notohadiprawiro, 2006).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, masalah dalam penelitian yang dimaksud ialah
merupakan pangkal penelitian. Tidak akan ada penelitian jika tidak ada persoalan.
Persoalan/masalah ialah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang
menimbulkan dalam diri orang yang bersangkutan suatukeinginan atau kebutuhan
untuk membahasnya, mencari jawabannya ataumenetapkan cara penyelesaiannya.
Sumber Permasalahan
Suatu penelitian dilakukan karena adanya masalah. Jadi, seseorang yang akan
melakukan penelitian harus menentukan masalah terlebih dahulu. Sumber
permasalahan berada di dalam lingkungan tempat pengamat berada atau dapat berada
di jasmani pengamat. Menurut Purwanto (2008), upaya untuk melakukan pencarian
dan pendataan masalah-masalah yang akan dibahas dapat dilakukan darisumber-
sumber masalah sebagai berikut:
Bacaan.
3
G
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian dan berasal dari laporan hasil-hasil
penelitian dapat dijadikan sumber masalah. Laporan penelitian yang baik tentunya
mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan
penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah
yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih
lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab. Selain jurnal
penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah
misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-
gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau
bacaan yang berupa tulisan yang dimuat di media cetak.
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua
pengalaman yang dimiliki seseorang itu positif, tetapi kadang sebaliknya.
Pengalaman seseorang baik yang diperolehnya sendiri maupun dari orang lain, dapat
dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
Pertemuan ilmiah.
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang
dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh
pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas disini
dapat bersifat formal dan non formal.
Perasaan Intuitif Pribadi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian tersebut
muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak direncanakan.
Wawancara dan angket.
4
G
ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang
permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk meyakinkan adanya
permasalahan-permasalahan di masyarakat.
Pemilihan Masalah
Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau nilai
penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada pengembangan dan
penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis?
Dari arah penelitinya.
Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yangrealitasnya
dapat diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan.
Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan?
Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?
Pertimbangan Non-Ilmiah
5
G
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperoleh data informasi yang lebih akurat dan
benar atas masalah yang dirumuskan sihingga dapat memberikan keterangan
yang jelas. Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah;
Untuk mengetahui Implementasi Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Fikih Materi Tanda-Tanda Baligh di
MI Al-Azhar Pulau Sugara Tahun Pelajaran 2023/2024.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fikih materi tanda-tanda baligh
setelah diterapkan Discovery Learning di kelas IV MI Al-Azhar Pulau
Sugara.
E. Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian
a.Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas pada pengembangan lembar kerja siswa
menggunakan konteks gofood ini, maka peneliti membatasi masalah yaitu :
Bahan ajar yang akan dikembangkan yaitu Lembar Kerja Siswa dengan
menggunakan aplikasi gofood.
Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan menggunakan
Pendekatan Fikih Realistik.
Lembar Kerja Siswa yang akan dikembangkan isinya berupa materi Tanda-tanda
baligh.
b.Keterbatasan Penelitian
Agar tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka dari itu penelitian ini perlu
6
G
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis. Secara
teoritis penelitian ini bermanfaat untuk penegembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang mata pelajaran fikih, khususnya materi keserasian antara gerakan dan bacaan
Shalat pada siswa kelas IV MI Al- Azhar Pulau Sugara. Secara praktis penelitian ini
berikut ini.
Untuk pendidik itu sendiri, diharapkan dapat mengerti dan memahami
keadaan peserta didiknya sendiri, karena setiap siswa memiliki kemampuan
yang berbeda-beda. Guru sebaiknya lebih arif dalam mengajar dan
membimbing siswa-siswanya
Menjadi bahan acuan dan masukan bagi guru fikih terutama guru fikih di
Kabupaten Barito Kuala.
Memberikan fasilitas-fasilitas sekolah yang memadai, gunamengembangkan
kemampuan dan kreativitas yang dimiliki oleh siswa- siswi MI Al-Azhar.
Untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai peningkatan
pembelajaran fikih.
Contoh definisi operasional beloh dilihat dari segi berat sesebuah objek yang
hendak ditimbang mengikut bentuk keputusanyang diinginkan oleh seseorang.
Jisim ataupun berat adalah nombor yang terpapar apabila objek berjisim itu
diletakkan diatas mesin penimbang . Dengan pernyataan itu, jisim objek tersebut
adalah apa-apa nombor yang akar terpapar pada mesin tersebut selepas objek
tersebut diletakkan termasuk saat dimana objek itu diletakkan. Ianya jelas masa
7
G
Hasilbelajar kognitif adalah selisih pretes dan postes tiap pertemuan, ulangan
harian dan nilai hasil pengisian paket belajar oleh siswa.
Hasil belajar afektif diamati dari kerja sama dg kelompok, keaktifan dalam
praktikum, dan kebranian bertanya dan menjawab.
8
G
I. Sistematika Penulisan
BAGIAN AWAL
Bagian awal laporan Penelitian Tindakan Kelas berisi tentang halaman judul,
halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel. daftar
gambar, dan daftar lampiran.
Halaman Judul
Judul penelitian harus singkat dan padat (maksimal 22 kata). Judul penelitian
harus jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk
mengatasinya, hasil yang di harapkan dan tempat penelitian.
Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan ditanda tangani oleh ketua peneliti, kepala sekolah, dan
pembimbing atau pendamping (jika ada).
Abstrak
Abstrak adalah kepadatan atau sari dari hasil penelitian. Abstrak memuat latar
belakang, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan yang
diketik dalam satu spasi, dirumuskan dalam satu paragraf dengan jumlah kata
kurang lebih 200 kata atau sebanyak satu halaman.
Kata Pengantar
BAGIAN ISI
Bagian isi memuat lima bab penting, yaitu pendahuluan, kajian pustaka,
metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan
saran.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
9
G
Tindakan yang akan diberikan pada subjek dan alasannya (bisa diperkuat dengan
teori)
Perumusan Masalah
Dirumuskan dalam kalimat naratif, baik berupa pertanyaan atau pun problematis.
Tujuan Penelitian
Tujuan harus menunjukkan apa yang ingin dicapai pelalui Penelitian Tindakan
Kelas.
10
G
Meningkatkan kompetensi peserta didik ….. dalam belajar materi ….. dengan
menerapkan model pembelajaran CTL.
Manfaat Penelitian
Uraikan manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan PTK yang akan dilakukan.
Manfaat harus menggambarkan apa yang dapat diperoleh jika penelitian sudah
dilakukan.
Kemukakan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan
tindakan.
Setting Penelitian : jelaskan lokasi, kelas, mata pelajaran, dan waktu penelitian
11
G
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi (pengamatan)
Refleksi
12
G
Hasil Penelitian
Siklus I
Tindakan siklus I
Hasil tes
Refleksi siklus I
Rekomendasi siklus I
Siklus II
Tindakan siklus II
Hasil tes
Refleksi siklus II
Rekomendasi siklus I
Pembahasan
13
G
Deskripsi Tindakan
Hasil karya peserta didik dan foto tentang proyek yang dilakukan peserta didik
dapat dicantumkan sebagai hasil penelitian.
Pembahasan menyajikan uraian tiap siklus sesuai data lengkap akibat tindakan
yang telah dilakukan.
Pada refleksi, berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan (dapat melalui grafik)
dan kelemahan-kelemahan yang terjadi selama tindakan pembelajaran.
Kemukakan adanya perubahan atau kemajuan yang terjadi pada diri peserta
didik. Kemukakan hasil dari keseluruhan siklus ke dalam ringkasan untuk bahan
dasar analisis dan pembahasan.
Simpulan
Jawaban tidak saja berupa hasil, akan tetapi berisi juga produk dan proses.
Saran
14
G
BAGIAN PENUTUP
Bagian penutup laporan Penelitian Tindakan Kelas berisi daftar pustaka dan
lampiran- lampiran.
Daftar Pustaka
Baca juga :
Daftar pustaka ditulis secara konsisten mengikuti urutan abjad dan mengikuti
aturan tertentu, misalnya American Psychology Association (APA).
Nama penulis (dibalik), judul buku (tulis miring), kota penerbit : Nama Penerbit.
Untuk Jurnal/Majalah
Nama Penulis, Tahun, Judul Tulisan, Nama jurnal / majalah (huruf miring), No.,
Volume.
Contoh :
15
G
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Lampiran
Berisi biodata penulis dan data penunjang hasil penelitian, misalnya foto-foto
penelitian tiap siklus, hasil lembar kerja siswa, data hasil observasi, dan hasil
belajar peserta didik.
16
G
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoristik
Teoristik sebagaimana biasanya, berisikan tentang landasan- landasan teori
yang berkaitan dengan penelitian ini baik teori yang sifatnya mendukung
dengan uraian tentang apa yang menjadi bahan pembahasaan pada variabel
penelitian. Berikut ini pendapat para ahli dan pernyataan yang dianggap
relevan dengan penelitian ini.
1.Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar siswa dan
gaya mengajar guru. Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu
siswa untuk mendapatkan informasi, keterampilan, cara berfikir, dan
mengekspresikan idennya. Menurut Trianto (2007:1) mengemukakan bahwa
: “Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial”.
Sedangkan pengertian menurut Syaiful Sagala (2005:175)mengemukakan
bahwa Model pembelajaran adalah kerangka konsepual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli, peneliti
menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalahsuatu pola pembelajaran
yang tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran yang
tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran yang tersusun
secara sistematika dan digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan
kegliatan pembelajaran untuk mencafikih tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Karakteristik Model Pembelajaran
17
G
18
G
19
G
guru harus memahami langkah- langkah atau sintaks dari metode tersebut.
Rosenshine dan Stevens (1986 : 3) menegaskan enam fungsi mengajar
berdasarkan pada penelitian pengajarkan efektif. Meliputi
(1) mengecek pekerjaan harian, (2) menyajikan materi baru. (3) menentukan
praktik Sintaks Discovery Learningterbimbing. (4) memberikan umpan balik
dan korektif berdasarkan pada jawaban siswa. (5) menentukan praktik
terbimbing independen. (6) telaahmingguan dan bulanan.disajikan dalam
lima tahap menurut Kardi dan Nur, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2009;
43), seperti ditunjukkan table 2.1 berikut:
Table 2.1 sintaks Discovery Learning
20
G
untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa mempunya
dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. (3) pengajaran langsung
berperan teguh pada asumsi,bahwa sebagian besat yang dipelajari (hasil
belajar) berasal dari mengamati orang lain, (4) untuk menjamin agar siswa
akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu
benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi.
Selanjutnya, fase pelatihan, meliputi (1) agar guru dapat mendemonstrasikan
sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan
aspek-aspek penting dari keterampiln atau konsep yang didemonstrasikan,
(2) memberikan latihan terbimbing. Dalam hal ini ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan oleh guru dalam menerapkan
dan melakukan pelatihan, yaitu sebagai berikut a) menugasi siswa melakukan
latihan singkat dan bermakna, b) memberikan pelatihan pada siswa samfikih
benar-benar menguasai keterampilan yang dipelajari, c) hati-hati terhadap
latihan yang berkelanjutan, pelatihan yang dilakukan terus-menerus dalam
waktu yang lamadapat menimbulkan kejenuhan siswa, (4) memperhatikan
tahap-tahap awal pelatihan, yang mungkin saja siswa melakukan
keterampilan yang kurang benar atau bahkan salah tanpa disadari.
Selanjutnya fase mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
Tahap ini disebut juga dengan resitasi, yaitu guru memberikan beberapa
pernyataan secara lisan atau tertulis kepada siswa dan guru memberikan
respon terhadap jawaban siswa. Guru dapat menggunakan berbagai cara
untuk memberikan umpan balik, missal umpan balik secara lisan, tes, dan
komentar tertulis.
Fase selanjutnya adalah memberikan kesempatan untukpelatihan lanjutan
dan penyerapannya dilakukan dengan memberikan kesempatan latihan
mandiri kepada siswa yang dapat dikerjakan di rumah atau diluar jam
pelajaran. Dalam melakukan hal ini yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
memberikan tugas mandiri, yaitu
; a) tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses
belajar. Tetapi meruapakan lanjutan pelatihan untuk pembelajaran
berikutnya, b) guru sebisanya menginforamsikan kepada orangtua siswa
tentang tingkat keterlibatan mereka dalam membimbing siswa di rumah, dan
c) guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang diberikan
kepada siswa di rumah.
Kelebihan dan kelemahan Discovery Learning
21
G
siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus apa yang harus dicafikih
oleh siswa.
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kecil.
Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-
kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat
diungkapkan.
Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan pengetahuan
factual yang sangat terstruktur.
Merupakan cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswayang berhasil rendah.
Dapat menjadi cara untuk menyamfikihakan informasi yangbanyak banyak
dalam waktu yang relatif singkat dan dapat diakses secara setara oleh seluruh
siswa.
22
G
2. PJBL
A.Kajian Teori
23
G
3. Sintak PJBL
Tahapan Deskripsi
Tahap 1 Guru membuka pelajaran dengan memberikan suatu pertanyaan
Menyiapkan pertanyaan atau menantang (start with the big question) terkait procedure text yang
penugasan proyek (start with memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu
the big question) aktivitas, misalnya teks prosedur bentuk resep atau bentukmanual.
24
G
25
G
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini akan dijelaskan sebagai
berikut :
26
G
27
G
jawaban yang tepat yangdisampaikan oleh siswa, maka guru dapat mengetahui taraf
penguasaan materi, pengetahuan, wawasan dan kecakapan akademis para siswanya.
Syah (2007:138) menjelaskan sisi positif metode tanya jawab sebagai berikut: (1)
dapat menarik perhatian siswa walaupun kelas dalam keadaan kurang terkendali, (2)
melatih dan merangsang daya nalar serta daya ingatan siswa, dan (3) melatih
keterampilan menjelaskan serta keberanian mengemukakan pendapat secara lisan
dengan tertib dan teratur.
Sementara itu, sisi negatif metode tanya jawab adalah sebagai berikut:
Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan
pemahaman siswa.
Tidak semua siswa berani mengemukakan pendapat dan terampil menjelaskan dan
memberikan jawaban secara lugas dan teratur.
Akan banyak menyita waktu bila terjadi perbedaan dan silang pendapat.
28
G
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah karakteristik orang tua yang terdiri dari
umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan dukungan keluarga dan hasil
belajar siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pada penelitian ini adalah Madrsah Ibtidaiyah Al-Azhar yang
beralamatkan di Jl.Pulau Sugara RT.09 Kecamatan Alalak.Kabupaten Barito
Kuala. Ditetapkannya MI Al-Azhar sebagai tempat penelitian karena di
sekolah ini terdapat masalah dalam proses pembelajaran, guru lebih sering
menerapkan proses pembelajaran yang tradisional seperti metode ceramah
dan tanya jawab dalam penyampaian proses belajar mengajar,:ini
mengakibatkan hasil belajar siswa kurang memuaskan dan siswa kurang
dapat memahami suatu materi secara lebih mendalam.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian pada hari senin tanggal 20 Juli – 10 Agustus 2023 di
Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhar
No
Kegiatan Bulan Juli
.
1 Studi √
pendahuluan
ke lokasi.
2 Penyusunan √
rencana.
3 Mengajukan √ √ √ √
proposal
penelitian.
4 Penyusunan √ √ √
perangkat tes.
29
G
Pelaksanaan
Pelaksanaan
5 evaluasi √ √
penelitian.
Analisis hasil
6 penelitian. √ √
Penyusunan
laporan
7 penelitian
Melaporkan √ √
hasil
8 penelitian. √ √
C. Metode Penelitian
30
G
31
G
Berdasarkan pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
salah satu penelitian yang dilaksanakan untuk memperbaiki atau
memecahkan kata kunci yang ada di dalam kelas, agar praktik kependidikan
yang dilakukan oleh pendidik dan siswa dapat terlaksana dengan baik,
sekaligus untuk mencafikih tujuan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan karakteristik prosedur penelitian menurut Tripp
(dalam Subyantoro 2017: 24) yang pelaksanaannya terdiri dari perencanaan,
tidakan, observasi, dan refleksi.Hasil tindakan siklus I digunakan untuk
mengadakan perbaikan aktifitas dan hasil belajar siswa melalui metode
cooperative learning tipe Group Investigation, sekaligus untuk mengetahui
kelemahan atau kekurangan apa saja yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran fikih. Tindak lanjut dari hasil siklus I, kemudian dilakukan
perbaikan pada siklus II untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan
kegiatan pembelajaran yang muncul pada siklus I dan seterusnya.
sebagai berikut :
Tindakan /
Rencana
Refleksi
Tindakan /
Rencana yang
Refleksi
Rencana yang
Refleksi
Tindakan /
32
G
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut:
Identifikasi
Masalah
Perencanaan
(planning) SIKLUS 1
Refleksi Tindakan
(reflecting) (acting)
SIKLUS 2
Observasi
(observing)
Perencanaan ulang
Dan seterusnya
Gambar 3.1 : Siklus PTK menurut Kurt Lewin. Penelitian
tindakan kelas
Yaitu mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk meningkatkan apa yang
telah terjadi.
Tindakan (acting)
Yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi
praktik yang cermat dan bijaksana.
Observation (pengamatan)
Yaitu kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan dalam proses belajar
mengajar.
Reflektion (refleksi)
33
G
Yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang
nyata dalam tindakan strategis.
Setting Penelitian
Tempat penelitian
Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal 20-15 Juli 2023.
Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar pada
materi ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya alam melalui metode
Peta Konsep siswa Kelas IV MI Al-Azhar dalam mengikuti fikih
Subjek penelitian
34
G
Rencana Tindakan
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin, maka dapat diperinci
beberapa siklus sebagai berikut ini :
SIKLUS I
Tahap Perencanaan
Inti
35
G
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan, hasil observasi dianalisis untuk
membantu tindakan perbaikan yang akan dilakukan kemudian. Dengan melakukan
refleksipeneliti dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki
lagi.
36
G
SIKLUS II
Tahap Perencanaan
Inti
Guru memberikan apresiasi dan reward kepada kelompok yang sudah berani maju dan
mempresentasikan hasil kerjanya.
37
G
Penutup
Observasi
Refleksi
Sumber Data
Siswa
Untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa selama proses belajar mengajar
38
G
Guru
Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengetahui berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. 2 Observasi
ini dipergunakan untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dan guru yang
dilaksanakan oleh peneliti melalui lembar observasi.
Wawancara
Dokumentasi
, visi dan misi sekolah, struktur organisasi, foto atau gambar proses pembelajaran
berlangsung.
Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakanuntuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil
39
G
belajar siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa. Peneliti membuat tes berupa tes tulis dalam bentuk objektif pilihan ganda pada
siklus I dan siklus II yang diberikan siswa setiap akhir siklus.
Analisis Data
Data adalah suatu hal yang diperoleh dilapangan ketika melakukan penelitian dan belu
diolah.
Dalam penelitian ini mengggunakan data kualitatif dan data kuantitatif yaitu:
Data Kualitatif
Data yang disajikan dalam bentuk verbal, bukan dalam bentuk angka. Dalam
penelitian ini data kualitatif termasuk pelengkap, yang termasuk data kualitatif
adalah:
hasil pengamatan tentang aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa
dalam belajar. Dianalisis dengan memberikan skala penilaian pada tabel hasil
observasi.
digunakan ketetapan dengan ketetapan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa
sebagai berikut33:
<26% = Kurang
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase penguasaan materi siswa setelah
proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya dilakukan dengan cara
40
G
memberikan evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung
dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana sebagai
berikut:
X=
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
Untuk mengetahui prosentase ketentuan hasil belajar siswa secara klasikal akan
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
P= x 100%
70 – 89 = Baik
50 – 69 = Cukup baik
0 – 49 = Tidak baik
Data Kuantitatif
41
G
Data Kualitatif adalah data yang berbentuk angka statistik. Data inilah yang menjadi
data utama dalam penelitian ini. Yang meliputi:
Indikator Kinerja
Indikator Kinerja digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK
dalam meningkatkan atau memperbaiki Proses pembelajaran di kelas. Indikator
kinerja harusrealistik dan dapat diukur.
Minimal 70% siswa mencapai prestasi belajar dan aktif dalam pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Antara guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan peneliti yang melaksanakan pembelajaran
bersama-samasebagai observator.
Peneliti dan kolaborator bertanggung jawab penuh dalam penelitian tindakan kelas ini.
Mereka terlibat dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap
siklusnya.Dan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang sudah dianggap mampu
memenuhi hasil yang diinginkan.
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan tindakan meliputi perubahan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa terlihat lebih aktif dan senang dalam mengikuti
pembelajaran serta ditandai dengan peningkatan siswa pada pembelajaran
fikih. Minimal 85% dari jumlah siswa mencafikih hasil belajar tuntas
42
G
(KKM=68). Sumber data pada penelitian ini berupa data kuantitatif diperoleh
dari subjek berupa data nilai hasil penilaian unjuk kerja siswa.
Sumber Data
Siswa
Untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa selama proses belajar mengajar
Guru
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengetahui berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. 2 Observasi
ini dipergunakan untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dan guru yang
dilaksanakan oleh peneliti melalui lembar observasi.
2. Wawancara
43
G
3. Dokumentasi
, visi dan misi sekolah, struktur organisasi, foto atau gambar proses pembelajaran
berlangsung.
4. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakanuntuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa. Peneliti membuat tes berupa tes tulis dalam bentuk objektif pilihan ganda pada
siklus I dan siklus II yang diberikan siswa setiap akhir siklus.
5. Analisis Data
Data adalah suatu hal yang diperoleh dilapangan ketika melakukan penelitian dan belu
diolah.
Dalam penelitian ini mengggunakan data kualitatif dan data kuantitatif yaitu:
a.Data Kualitatif
Data yang disajikan dalam bentuk verbal, bukan dalam bentuk angka. Dalam
penelitian ini data kualitatif termasuk pelengkap, yang termasuk data kualitatif
adalah:
hasil pengamatan tentang aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa
dalam belajar. Dianalisis dengan memberikan skala penilaian pada tabel hasil
observasi.
44
G
digunakan ketetapan dengan ketetapan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa
sebagai berikut33:
<26% = Kurang
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase penguasaan materi siswa setelah
proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung
dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana sebagai
berikut:
X=
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
Untuk mengetahui prosentase ketentuan hasil belajar siswa secara klasikal akan
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
45
G
P= x 100%
70 – 89 = Baik
50 – 69 = Cukup baik
0 – 49 = Tidak baik
Data Kuantitatif
Data Kualitatif adalah data yang berbentuk angka statistik. Data inilah yang menjadi
data utama dalam penelitian ini. Yang meliputi:
46
G
47
G
Trianto (2009:270) pada pembelajaran, tes dilakukan baik untuk satu tema
pembelajaran maupun untuk beberapa tema. Perlu juga diketahui, bahwa tes
formal tidak atau belum memberikan informasi yang cukup tentang
bagaimana seorang anak sebagai individu berpikir dan menguasai konsep-
konsep, bagaimana mereka belajar sendiri dan bagaimana mereka
mengeksplorasi kemampuan yang ada dalam diri mereka.
Tes dalam penelitian ini berisi tentang tes kemampuan awal individu atau
pretes, postes siklus I dan Postes Siklus II. Pretes dilakukan untuk
menyiapkan siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugaradalam proses
pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa kelas
IV MI Al-Azhar Pulau Sugarayang akan dijanak-anakkuan topik dalam awal
proses belajar mengajar, dan untuk mengetahui dari mana seharusnya belajar
mengajar dimulai. Sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan
sebelumnya dan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap pembelajaran pada siklusselanjutnya.
H.Validasi Instrumen
Skor
No Aspek-aspek yang Diamati
1 2 3 4
I. PENDAHULUAN
1. Membariskan siswa dan memimpin berdoa
2. Memeriksa kesiapan siswa
3. Melakukan kegiatan apersepsi
48
G
pembelajaran
2. Memberikan penjelasan sebelum siswa mempelajari materi
3. Memberikan koreksi terhadap aktivitas yang dilakukan
siswa
4. Memberikan kesempatan yang sama kepada para siswa
pakaian
5. Memberikan kesempatan untuk mempersiapkan pelajaran
Berikutnya
6. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berbaris dan
berdoa
Keterangan:
49
G
Intake (n3)
50
G
Jika indikator memiliki kriteria maka nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari
kriteria yang ditentukan atau dirumuskan sebagai berikut;
KKM = n1 + n2 + n3 x 100
20
51
G
BAB IV
A.Hasil Penelitian
Kondisi prasiklus
52
G
dibanding siswa yang tuntas belajar itu disebabkan oleh sebagian siswa
baru pertama kali mempalajari materi pembelajaran sehingga berdampak
pada keterampilan serta pengetahuan siswa.
Pengaplikasian sarana dan prasarana yang kurang menunjang materi fikih
berdampak pada hasil belajar siswa tentang keserasianantara gerakan dan
bacaan haid yang benar. Oleh karena itu, tenaga pendidik memegang peran
yang penting dalam proses pembelajaran agar para siswa benar-benar
memahami dan banyak berlatih guna untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti menerapkan strategi
Discovery Learningpada siklus berikutnya
Penerapan model pembelajaran Discovery Learning
Dalam penerapan model pembelajaran ini, peneliti memiliki langkah-
langkah yang harus dilakukan demi lancarnya proses Pembelajaran fikih
yang dilaksanakandikelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara. Adapun langkah-
langkah tersebut dilaksanakan dalam 2 siklusyaitu siklus 1 dan siklus
2. Secara rinci dapat dijabarkan sebagaiberikut:
53
G
1. Siklus I
Tahapan Perencanaan
Pengamatan guru dalam mengelola pembelajaran diamati oleh guru bidang studi
Fikih kelas IV yaitu ibu Marya Ulfah, S.Pd.I hasil pengamatan kemampuan guru
mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning pada siklus I dapat
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat ketahui aktivitas guru selama
pembelajaran pada materi waktu terjadinya haiddan ihtilam dengan menggunakan
model discovery learning sudah memperoleh nilai 75% dengan nilai rata -rata 3,00.
Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I
Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaraan diamati oleh bapak Afif
Syaifuddin, S.Kom kegiatan pengamatan peserta didik dilakukan pada saat
pembelajaran siklus ke I. Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada RPP
diketahui bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Fikih pada materi
waktu terjadinya haid dan ihtilam aktivitasnya baik pada siklus pertama. Pada
tahap ini
54
G
aktivitas peserta didik mencapai kategori cukup yaitu 67,18%. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik padasiklus pertama tidak mencapai
tujuan Pembelajaran yang di harapkan.
Hasil Belajar Peserta Didik
Setelah pembelajaran pada siklus l, guru memberikan soal post-test yang diikuti
oleh 22 siswa pada kelas IV-a. Berdasarkan data hasil belajar peseta didik pada
siklus ke I diketahui bahwa sebanyak
13 atau 59,09% hasil belajar siswa sudah mencapai KKM,sedangkan 9 atau 40,9%
siswa belum mencapai KKM. Oleh karena itu, ketuntasan belajar siswa secara
klasikal pada siklus I belum tercapai.
Tabel Analisis Observasi Guru dan Peseta Didik Siklus I
64 64 Skor Maksimal
Tahap Refleksi
Peserta didik masih ada yang kurang mampu menjawab soal tes.
Guru masih kurang maksimal dalam menguasai kelas IV MI Al- Azhar Pulau
Sugara
Sedangkan keberhasilan peserta didik dan guru, yaitu:
55
G
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Juli 2023 pukul 07.00. pada
pukul 10.35 guru mulai mengecek kehadiran siswa pada pertemuan ini
siswa kelas IV A MI Al-
Azhar Pulau Sugara masih hadir semuanya dari 20 siswa. Setelah itu para
siswa pun membaca doa sebagai tanda siap untuk menerima pembelajaran.
Pertemuan sebelumnya para siswa telah mendapatkan materi keserasian
antara gerakan dan bacaan haid dan mengulang kembali materi keserasian
antara gerakan dan bacaan haid yang telah diberikan pada pertemuan I,
kemudian dilanjutkan dengan pemberian penjelasan, setelah dinilai oleh
peneliti siswa menguasai materi yang pertama diberikan dan pembelajaran
kali ini diberikan dengan mendemonstrasikan seorang siswa untuk memberi
contohkepada rekan-rekannya seperti yang didemonstrasikan oleh peneliti.
Pembelajaran diakhiri pada pukul 09.00 dan siswa kembali diberikan tes
pada pertemuan akhir siklus I untuk materi keserasian antara gerakan dan
bacaan haid yang telah diberikan untuk mengecek sejauh mana pemahaman
siswa dan latihan yang telah mereka lakukan apakah ada peningkatan
dibanding tes prasiklus dimana belum diterapkan strategi Discovery
56
G
Learning.
Refleksi
Kegiatan pembelajaran yang terjadi pada siklus satu sesuai dengan apa yang
telah direncanakan oleh peneliti sebelumnya. Setelah diterapkannya model
pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran fikih, siswa telah
menunjukan adanya peningkatan dalam mengikuti proses pembelajaran
khususnya materi keserasian antara gerakan dan bacaan haid. Siswa yang
tadinya sama sekali tidak tahu menjadi tahu dan bahkan telah sedikit demi
sedikit mempraktikannya dengan baik dan terus mencoba hingga mereka
berlatih terus. Peningkatan ini terjadi berkat diterapkannya model
pembelajaran Discovery Learningyang dimana materi dan praktek disajikan
secara selangkah demi selangkah demi tercafikihnya tujuan pembelajaran
yang terdapat pada setiap langkah yang hendak dicafikih. Hal tersebut dapat
dilihat dari dari tabel hasil belajar oleh peneliti terhadap kegiatan
pembelajaran disiklus I.
Tabel 4.2. Hasil belajar Siswa Pada Siklus I
6 MARIA 68 76 Tuntas
7 ABDILLAH 68 75 Tuntas
8 AKHMAD REZA 68 80 Tuntas
57
G
58
G
Fase Aktivitas
Fase 1 Fase ini terlaksana dalam kegiatan inti berupa
Mengorientasikan eksplorasi yang ada di dalam RPP, yakni guru
Kelompok
Fase 4 Siswa dituntut untuk membuat laporan berupa
Mengembangkan jawaban-jawaban dari contoh kasus yangtelah
an menyajikan diberikan. Dalam kegiatan inti yaitu konfirmasi,
Laporan masing-masing kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
59
G
3. Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, peneliti meminta bantuan kepada salah seorang guru sebagai
pengamat (teman) untuk mengamati peneliti selama melangsungkan proses belajar
mengajar dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran
Discovery learning.Hasil observasi terhadap pelaksanaan pengajaran guru memperlihatkan
adanya peningkatan. Namun hal ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan karena rata-
rata ini masih belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan rata-rata nilai sebesar >
70. Peneliti merasa perlu untuk melanjutkan penelitian dengan melaksanakan tindakan II
untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik lagi. Berikut disajikan hasil pengamatan
pada siklus I.
Tabel 4. Hasil Observasi Pengajaran Guru Siklus II
Diskriptor
Aspek Indikator
1 2 3 4
A. Membuka 1. Menarik perhatian siswa √
pelajaran Menjelaskan tujuan √
pembelajaran
Membagi dan menyusun √
kelompok
B. Penggunaan Menyediakan sumber belajar √
waktu dan berupa gambar tanda-tanda
strategi balighserta alat bantu pelajaran
pembelajaran lain
Melaksanakan kegiatan √
pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran terurut
Menjelaskan tentang materi
tanda-tanda baligh dengan √
menggunakan model Discovery
learning dan alat bantu
yang disediakan
60
G
Dari tabel di atas dapat diketahui persentasi hasil pengamatan untukaktivitas guru
dalam berlangsungkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
38
P x100% 52 = 73,07% dan kategori penilaian adalah Baik. Dengan
demikian peneliti
sudah melakukan 73,07% dari seluruh indikator yang harusdilaksanakan dengan baik.
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Sejalan dengan dilaksanakan pembelajaran Fiqih tentang
materi najisdan tata cara mensucikannya dengan menerapkan model problem based
learning, respon siswa menunjukkan adanya minat untuk mengikuti pembelajaran
dengan semangat. Hal ini dikarenakan siswa terlibat aktif, dan tidak hanya sebagai
pendengar yang pasif. Selanjutnya data observasi tentang respon dan aktifitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran pada siklus I, yang dilaksanakan dengan menggunakan metode
pembelajaran Discovery learning, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 5.Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kegiatan Belajar Siklus I
Diskriptor
Aspek Indikator
1 2 3 4
1. Tekun Melakukan kegiatan belajar √
menghadapitugas terus menerus
Memberikan perhatian dan √
konsentrasi √
Niat yang tinggi untuk
mengerjakan tugas √
Memahami materi yang
61
G
Sesuai dengan tabel data observasi aktivitas siswa di atas, makapersentasi hasil
pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar adalah
38
P x100% = 79,16%, dengan kategori penilaian adalah cukup.
48
62
G
Kekurangan Perbaikan
Perhatian siswa belum fokus di kelas Guru memberikan ice breaking untuk
memfokuskan perhatian siswa
Siswa Gaduh Dalam Pembagian Guru memberikan batas waktu
Kelompok pembagian kelompok serta ikut
mengatur pembagian kelompok agar
cepat, tenang dan rapi
Siswa tidak mengerti dengan soal- Mengelilingi setiap kelompok serta
Pembahasan
63
G
mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 20 siswa dan jumlah siswa yang tidak
mencapai KKM sebanyak 12 siswa. Ada kemungkinan siswa yang belum
mencapai KKM ini disebabkan belum bisa menangkap atau menerima dengan
baik model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Skor N-gain yang didapatkan
pada siklus I sebesar 0,636 dengan kategori sedang.
langkah model Discovery learning dengan kategori baik sebesar 79%. Hal ini
pemecahan masalah. Siswa belum terlatih dalam kemandirian belajar atau selalu
60
NILAI
RATA-RATA
40
20
0
Siklus I
Diagram 4.8 Persentase Aktifitas Guru
100
80
NILAI
RATA-RATA
60
40
0
siklus II
64
G
65
G
BAB V
PENUTUP
A. simpulan
66
G
C. Saran
peneliti memberikan saran untuk pihak-pihak yang terkait antara lain sebagai berikut:
Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru- guru untuk
Bagi Siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran tentu akan meningkatkan hasil belajarnya, selain
pada penilaian kognitif tetapi juga pada penilaian afektif. Bagi Sekolah Model
67
G
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Jos. Daniel Parera, 1993. Keterampilan bertanya dan menjelaskan. Jakarta: penerbit
erlangga Miftahul Huda, 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. RemajaRosdakarya
68
G
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No
Kegiatan Bulan Juli
.
1 Studi √
pendahuluan
ke lokasi.
2 Penyusunan √
rencana.
3 Mengajukan √ √ √ √
proposal
penelitian.
4 Penyusunan √ √ √
perangkat tes.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
5 evaluasi √ √
penelitian.
Analisis hasil
6 penelitian. √ √
Penyusunan
laporan
7 penelitian
Melaporkan √ √
hasil
8 penelitian. √ √
69
G
DAFTAR GAMBAR
Tindakan /
Rencana
Refleksi
Tindakan /
Rencana yang
Refleksi
Rencana yang
Refleksi
Tindakan /
70
G
PENUTUP
71
G
Lampiran 1 : Prota
PROGRAM TAHUNAN
MI : MI Al-Azhar
MAPEL :Fikih
KELAS :4
TAPEL : 2023-2024
Semester I
Alokasi
No Kompetensi Dasar Waktu
3.1 Memahami ketentuan khitan
4.1 Mengomunikasikan pengalaman melaksanaan khitan
3.2 Menganalisis tanda-tanda baligh dan konsekwensinya dalam pelaksanaan
ibadah
4.2 Mengomunikasikan tanda-tanda baligh dan konsekwensinya dalam
pelaksanaan ibadah
3.3 Menerapkan mandi wajib setelah haid bagi perempuan sesuai syarat dan
rukun
4.3 Mempraktikkan mandi wajib setelah haid bagi perempuan sesuai syarat
dan rukun
3.4 Menerapkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi basah) bagi laki-laki sesuai
syarat dan rukun
4.4 Mempraktikkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi basah) sesuai syarat dan
rukun
Jumlah 0
Semester II
Alokasi
No Kompetensi Dasar Waktu
3.5 Menerapkan tata cara shalat Jum'at
4.5 Mempraktikkan tata cara shalat Jum'at
3.6 Memahami ketentuan shalat Dhuha
4.6 Mempraktikkan tata cara shalat Dhuha
3.7 Memahami ketentuan shalat Tahajjud
4.7 Mempraktikkan tata cara shalat Tahajjud
3.8 Memahami ketentuan shalat 'Idain
4.8 Mempraktikkan tata cara shalat `Idain
Jumlah 0
72
G
Haitami,S.Pd.I Taufik,S.Pd.I
NIP.197706012005011009 NIP.
73
G
Lampiran 2
PROGRAM SEMESTER
74
G
HAITAMI,S.Pd.I,M.Pd Taufik,S.Pd.I
NIP.19770601 200501 1 009 NIP.
75
G
PROGRAM SEMESTER
76
G
HAITAMI,S.Pd.I,M.Pd Taufik,S.Pd.I
NIP.19770601 200501 1 009 NIP.
PROMES
77
G
Lampiran 3 : SILABUS
SILABUS PEMBELAJARAN
Komptetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menerima dan menjalankan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya
78
G
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di madrasah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
3.1 Memahami 3.1.1. Menjelaskan sejarah Ketentuan khitan Siswa mengamati gambar suasana Spiritual: …. JP Buku Siswa Fikih
ketentuan khitan disyariatkannya khitan pelaksanaan khitan. pengamatan, Kelas IV.
4.1 Mengomunikasikan 3.1.2 Menjelaskan Siswa diberikan kesempatan membuat observasi, jurnal Benda-benda
pengalaman pengertian, dasar hukum pertanyaan sesuai gambar atau menanggapi. Sosial: yang ada di sekitar
melaksanaan khitan dan usia pelaksanaan khitan Siswa membaca tentang sejarah persyariatan pengamatan, sekolah.
3.1.3 Menjelaskan hikmah khitan, pengertian khitan, tujuan dan manfaat observasi, jurnal
khitan khitan, hukum pelaksanaan khitan, dan usia Pengetahuan:
4.1.1. Menuliskan cerita pelaksanaan khitan. tulis, lisan
pengalaman khitan Siswa berdiskusi dengan diberikan ilustrasi Keterampilan:
4.1.2 Mempresentasikan tentang khitan. produk, kinerja,
cerita pengalaman khitan Siswa diberikan kesempatan bertanya atau portofolio
menanggapi.
Siswa membaca tentang hikmah khitan.
79
G
80
G
81
G
82
G
Haitami,S.Pd.I Taufik,S.Pd.I
NIP.197706012005011009 NIP.
83
G
3. Penutup
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi bersama.
b. Guru dan siswa melakukan refleksi, penugasan dan
menyampaikan materi berikutnya.
c. Doa penutup dan salam.
F. Media/Sumber Belajar H. Penilaian
1. Buku Siswa Fikih Kelas IV. (Hal. 13-26) unduh di 1. Spiritual: pengamatan, observasi, jurnal
kamimadrasah.blogspot.com 2. Sosial: pengamatan, observasi, jurnal
2. Benda-benda yang ada di sekitar sekolah. 3. Pengetahuan: tulis, lisan
4. Keterampilan: produk, kinerja, portofolio
Haitami,S.Pd.I Taufik,S.Pd.I
NIP.197706012005011009 NIP.
84
G
Haitami,S.Pd.I Taufik,S.Pd.I
NIP.197706012005011009 NIP.
85
G
86
G
87
G
5. Tugas dan Langkah 1. Menyimak video materi pembelajaran pada link materi
kerja 2. Melakukan tanya jawab mengenai materi tentang
tanda-tanda usia baligh bagi perempuan dan laki-laki
3. Membuat mind mapping untuk
memperjelaspemahaman materi
4. Mengerjakan soal yang ada pada LKPD
88
G
MATA
INDIKATOR PENCAPAIAN KELAS LEVEL BENTU NO
NO PELAJA KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR SOAL
KOMPETENSI / SMT KOGNITIF K SOAL SOAL
RAN
PengertianKhitan Level 1 :
1 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan pengertian khitan IV /1 Siswa dapat menjelaskan pengertian khitan C2 PG 1
MOTS
Siswa dapat menelaah sejarah asal mulaianya Level 3 :
2 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan sejarah khitan Sejarah Khitan C4 PG 2
disyariatkan khitan HOTS
Siswa dapat membandingkan akibat tidak Level 3 :
3 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan Hikmah khitan Hikmah Khitan C5 PG 3
berkhitan HOTS
waktu
Level 1 :
4 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan waktu khitan Pelaksanaan Siswa dapat membedakan arti walimatul khitan C2 PG 4
MOTS
Khitan
Manfaat
Level 1 :
5 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menyebutkan manfaat khitan Pelaksanaan Siswa dapat menyebutkan manfaat khitan C1 PG 5
LOTS
Khitan
Menganalisis tanda-tanda
PengertianBaligh Level 1 :
6 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menjelaskan pengertian baligh Siswa dapat menjelaskan arti baligh C2 PG 6
MOTS
dalam pelaksanaan ibadah
89
G
Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menjelaskan haid di bulan Level 1 :
7 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menjelaskan tanda-tanda balihgh C2 PG 7
Baligh ramadan MOTS
dalam pelaksanaan ibadah
Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Disajikan bacaan, siswa dapat mengartikan Level 1 :
8 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menjelaskan tanda-tanda balihgh C2 PG 8
Baligh bacaan yang digaris bawahi MOTS
dalam pelaksanaan ibadah
Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menganalisis larangan perempuan Level 3 :
9 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menganalisis tanda-tanda baligh C4 PG 9
Baligh yang sedang haid HOTS
dalam pelaksanaan ibadah
Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Level 1 :
10 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menganalisis tanda-tanda baligh Siswa dapat arti Mukallaf C2 PG 10
Baligh MOTS
dalam pelaksanaan ibadah
90
G
91
G
Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menentukan usia laki-laki dan Level 2 :
25 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Memahami tanda-tanda baligh C3 ISIAN 25
Baligh perempuan tanda-tanda baligh MOTS
dalam pelaksanaan ibadah
Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menjelaskan tanda-tanda baligh Level 2 :
26 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menjelaskan tanda-tanda baligh C2 ISIAN 26
Baligh bagi laki-laki MOTS
dalam pelaksanaan ibadah
Menerapkan mandi wajib
Hukum Mandi Level 2 :
27 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan Memahami hukum Mandi Wajib Siswa dapat menentukan hukum mandi wajib C3 ISIAN 27
Setelah Haid MOTS
sesuai syarat dan rukun
92
G
93
G
94
G
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d, di depan jawaban yang paling
benar!
4. Khitan pada anak perempuan masih diperselisihkan perihal hukumnya oleh para
ulama. Sementara itu, hukum khitan pada anak laki-laki telah disepakati oleh para ulama
yaitu ….
a. wajib
b. makruh
c. sunnah
d. mubah
Kunci Jawaban: A
5. Rio sudah balig namun ia tidak mau dikhitan karena merasa takut. Salah satu dampak
sikap Rio terhadap ibadah shalatnya sehari-hari adalah ….
a. shalatnya sah karena khitan tidak berpengaruh pada shalat
b. shalatnya sah karena Rio sudah memenuhi syarat shalat
c. shalatnya tidak sah karena badan Rio tidak suci dari najis
d. shalatnya tidak sah sebab pakaian Rio tidak suci dari najis
Kunci Jawaban: C
6. Dalam pelaksanaan khitan terdapat waktu wajib dan waktu sunnah (waktu mustahab).
Adapun aktu mustahab dilaksanakannya khitan adalah ….
a. sebelum baligh
b. sesudah baligh
c. sebelum berusia 10 tahun
d. sesudah berusia 10 tahun
Kunci Jawaban: A
7. Menurut The American Academy of Pediatrics (AAP), seperti dilansir dari Mayoclinic,
Rabu (14/12/2016) bahwa sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih karena
kulup dihilangkan, yang biasanya menjadi tempat berkembangnya kuman. Melihat hasil
penelitian tersebut, salah satu hikmah melaksanakan khitan adalah ….
a. sebagai pelestari syariat Nabi Ibrahim As.
b. sebagai ciri pengikut Nabi Muhammad Saw.
c. mencegah timbulnya berbagai macam penyakit
d. merupakan tanda kesempurnaan seorang Muslim
Kunci Jawaban: C
8. Laki-laki yang tidak berkhitan, kemungkinan besar kemaluannya kotor karena najis air
kencing yang tidak bisa dibersihkan dengan tuntas. Oleh karena itu, Allah mewajibkan
laki-laki untuk berkhitan. Salah satu perilaku yang sesuai dengan semangat berkhitan
sesuai cerita di atas adalah … a. rajin belajar
b. rajin beribadah
95
G
c. menjaga kebersihan
d. patuh kepada orang tua
Kunci Jawaban: C
10. Hanafi adalah seorang muslim yang sudah berusia 16 tahun namun ia belum
berkhitan. Hukum khitan bagi Hanafi adalah ….
a. sunnah
b. wajib
c. makruh
d. Mubah
Kunci Jawaban: B
11. Haid adalah sebuah pertanda bahwa seorang perempuan telah mencapai usia
baligh. Setelah baligh, seorang perempuan mulai diwajibkan untuk menjalankan
kewajiban-kewajiban agama seperti ….
a. haji, puasa
b. shalat sunnah, haji
c. shalat fardhu, haji
d. puasa, shalat fardhu
Kunci Jawaban: D
c. Dena mengeluarkan darah pada tanggal 12 Oktober 2019 dan berhenti mengeluarkan
darah pada tanggal 17 Oktober 2019
d. Ria mengeluarkan darah pada pukul 10.00 WIB tanggal 1 Maret 2019 dan berhenti
mengeluarkan darah pada pukul 23.00 WIB hari tersebut
Kunci Jawaban: C
13. Khadijah mengeluarkan darah dari kemaluannya saat ia berumur 10 tahun dan
dalam kondisi sehat dan tidak setelah melahirkan. Darah yang dikeluarkan oleh Khadijah
disebut darah ….
a. nifas
b. haid
c. wiladah
d. istihadlah
Kunci Jawaban: D
14. Terdapat ketentuan minimal jumlah hari antara dua haid. Berdasarkan ketentuan
tersebut, kondisi berikut yang termasuk istihadlah adalah ….
a. Dewi suci dari haid tanggal 6 Maret 2019 dan mengeluarkan darah lagi tanggal 26
Maret 2019
b. Revi suci dari haid pada tanggal 12 Juni 2019 dan keluar darah lagi pada tanggal 25
Juni 2019
c. Riana suci dari haid pada tanggal 10 Januari 2019 dan keluar darah lagi tanggal 26
Januari 2019
d. Retno suci dari haid tanggal 12 April 2019 dan keluar darah lagi pada tanggal 13 Mei
2019
Kunci Jawaban: B
96
G
17. Rina mengeluarkan darah dari kemaluannya pada pukul 06.00 WIB, pada pukul
16.00 WIB darahnya sudah berhenti keluar. Darah yang dikeluarkan oleh Rina dihukumi
darah ….
a. haid
b. nifas
c. wiladah
d. istihadlah
Kunci Jawaban: D
18. Melihat permasalahan Rina pada soal no 17, yang harus dilakukan oleh Rina ketika
masuk waktu shalat adalah ….
19. Seorang wanita yang sudah menopause terdeteksi menderita kista sehingga
kemaluannya terus mengeluarkan darah. Tindakan yang harus ia lakukan pada saat
bulan puasa adalah ….
a. tetap berpuasa meskipun ia haid
b. tetap berpuasa karena ia istihadlah
c. tidak berpuasa karena ia istihadlah
d. tidak berpuasa karena ia sedang haid
Kunci Jawaban: B
20. Reni adalah seorang anak perempuan usia 12 tahun. Pada suatu hari, ia
mengalami haid. Saat itu ia tahu bahwa keluarnya darah tersebut menandakan
bahwa ia sudah mulai diwajibkan untuk shalat, puasa dan ibadah-ibadah lain. Salah
satu hikmah haid sesuai cerita di atas adalah sebagai....
a. perhitungan masa iddah
b. pertanda kesehatan wanita
c. pertanda kedewasaan wanita
d. pertanda memasuki usia balig
Kunci Jawaban: D
97
G
No Nama NILAI
1 SYARIFAH FATIMAH AZ 100
ZAHRO
2 IZKA 'IZZATI 100
3 MUHAMMAD JAMIL 100
4 SHOFIATUL QOLBIYAH 90
5 REZA ADITYA 85
6 MARIA 80
7 ABDILLAH 95
8 AKHMAD REZA 100
9 AFIFA FITRIYA 80
10 MUHAMMAD ANSHARI 90
11 AHMAD BAIHAKI 75
12 HARIS 100
13 SAHLA RIZQINA 85
14 MUADZAH AL ADAWIYAH 100
15 MUHAMMAD SALAM 90
16 ZIKRAN FAKIH 95
17 MUHAMMAD RAMADHAN 100
18 GT.AHMAD ALIF HABIBI 85
19 AHMAD NIZOM HUZIFA 100
20 FARID ILHAM 90
98
G
(Catatan: instrumen evaluasi CIPP kegiatan pelatihan dikembangkan dari Widoyoko (2014:197-231), Uno (2012:158),Stufflebeam
(2003, dalam Wirawan 2011:92-97), dan Kaswan (2011:79-214
99
G
INSTRUMEN WAWANCARA
100
G
101
G
102
G
DAFTAR SINGKATAN
103
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MI
AL-AZHAR PULAU SUGARA
.
TAUFIK1
Email
ttaufikmuhamnad@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar fikih siswa kelas IV MI Al-
Azhar Pulau Sugara. Hal ini dikarenakan kurangnyamemvariasikan model belajar fikih
sehingga membuat siswa bosan dalam belajar dan kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Adapun salah satu model pembelajaran yang membuat cara belajar siswa
aktif yaitu model discovery learning. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar fikih Materi tanda-tanda baligh Siswa Kelas IV MI Al-Azhar Pulau
Sugara”? tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fikih
Siswa Kelas IV Al-Azhar dengan diterapkannya model discovery learning pada materi
tanda-tanda baligh dalam prosespembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas Siswa Kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara yang berjumlah 27 orang dan objek
dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran fikih materi
tanda-tanda baligh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasi tes
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes awal keaktifan belajar
siswa dengan hasil belajar siswa yang berkisar 50%-60% dan masih banyak siswa yang
hasil belajar pendidikan agama Islamnya belum mencapai nilai KKM yaitu 70 Pada saat
pembelajaran sedang berlangsung kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan tes dan observasi awal yang dilakukan peneliti, pada tes awal
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
1
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
persentase ketuntasan
klasikal siswa hanya mencapai 37% (10 dari 27 siwa yang tuntas) dengan nilai rata-rata
yang diperoleh 68 Penerapan model discovery learning di MI Al-Azhar Pulau Sugara
menunjukkan bahwa berlangsung dengan baik, hal ini didukung dari peningkatan
aktivitas belajar siswa dengan total keaktifan siswa 19 pada akhir siklus I dan 26 pada
akhir siklus II, dapat juga dilihat dari hasil belajar fikih dengan persentasi ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar 93% dengan nilai rata-rata kelas pada akhir siklus I 78
yang meningkat menjadi 96% dengan nilai rata-rata kelas 81 di akhir siklus II, maka
penelitian ini sudah mencapai nilai yang diharapkan dan penelitian ini telah dapat
dihentikan dengan nilai yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar fikih materi tanda-tanda baligh siswa kelas
MI Al-Azhar Pulau Sugara tahun 2022/2023
Kata Kunci : Model Discovery Learning, Hasil Belajar, Siswa Kelas IV MI Al-azhar
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
2
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
PENDAHULUAN
Mata pelajaran fikih adalah salah satu ciri khas Islam pada MI, yang
dikembangkan melalui suatu kegiatan untuk menyiapkan siswa meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam baik yang berupa ajaran ibadah,
muamalah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan sebagai bekal dalam
melanjutkan pada jenjang perguruan tinggi.
Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yang berasal dari berbagai akar
budaya bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu UU NO.
20 Tahun 2003, dikatakan: ”Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwah kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kereatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Hefni Ruki, dkk, 2003: 43).
Pembelajaran fikih adalah suatu upaya membuat siswa dapat belajar, butuh belajar,
terdorong belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari fikih, baik untuk
kepentingan pengetahuan bagaimana cara beribadah yang benar maupum mempelajari
agama Islam sebagai pengetahuan (Muhaimin, dkk,
2004: 183).
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Discovery Learning adalah
teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar
tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk akhir, tetapi diharapkan siswa
mengorganisasi sendiri. Sebagai strategi belajar, DiscoveryLearning mempunyai prinsip
sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan prinsip pada
ketiga istilah ini. Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah pada
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
3
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
oleh guru(Erwin Widiasworo, 2017: 49).
Oleh karena itu guru fikih perlu memiliki kemampuan merancang dan
mengimplementasikan berbagai model pembelajaran yang dianggap cocok dengan
minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa, termasuk di dalamnya
memanfaatkan sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas
pembelajaran. sehingga siswa tertarik untuk belajar, secara tidak langsung mereka akan
menemukan sendiri apa permasalahan dalam pembelajarannya sehingga mereka
memahami materi yang akan dipelajari.
Berdasarkan penelitian awal pada 10 Agustus 2023 di MI Al-Azhar, bahwa
keaktifan dan kemampuan siswa dalam belajar fikih pada materi tanda-tanda baligh
masih kurang, dengan hasil belajar siswa yang berkisar 50%-60% dan masih banyak
siswa yang hasil belajar pendidikan agama Islamnya belum mencapai nilaiKKM yaitu
70. Pada saat pembelajaran sedang berlangsung kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan tes dan observasi awal yang dilakukan peneliti,
pada tes awal persentase ketuntasan klasikal siswa hanya mencapai 37% (10 dari 27
siwa yang tuntas) pada observasi awal menunjukkan kurangnya keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Melihat kondisi tersebut penulis menawarkan agar model penemuan (discovery)
diterapkan dalam proses pembelajaran, karena model discovery learning adalah proses
mental, siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, dengan demikian
penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang mementingkan pembelajaran
perseorangan, memanipulasi obyek, melakukan percobaan sebelum sampai kepada
generalisasi, mencari sendiri, dan reflektif. Model pembelajaran discovery learning
merupakan model
pengajaran yang menitik beratkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses
pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan fakta, konsep, dalil, prosedur,
Metakognitif dan semacamnya.
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian ini
Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
4
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
memilih judul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Materi Tanda –Tanda Baligh Siswa Kelas IV Di MI
Al-Azhar Pulau Sugara”.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang
terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan
dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti
menentukan rancangan untuk siklus kedua dan siklus seterusnya (Nazir, 1998: 181).
Penelitian tindakan kelas menekankan pada kegiatan (tindakan) dengan menguji
cobakan suatu ide kedalam praktik atau situasi nyata.
Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif mengonstruksi konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan dan
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan, mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman
kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah dan informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada guru
saja. Oleh karena itu kondisi pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa dalam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
5
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
mencari tahu dan berpikir kritis dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan
hanya diberi tahu dari guru saja.
Subjek penelitian ini adalah siswa MI Al-Azhar Pulau Sugara, yaitu kelas IV MI
Al-Azhar yang berjumlah 27 orang,12 siswa laki-laki dan 15 siswi perempuan dengan
bersumber data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer
:Sumber data primer adalah data pokok yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
sebagai informasi, yaitu hasil tes belajar Fikih materi tanda-tanda baligh siswa kelas IV
MI Al-Azhar Pulau Sugara yang didapat setiap akhir pembelajaran.
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas IV MI Al-Azhar yang berjumlah 27 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15
siswi perempuan. Adapun nama-nama siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Daftar nama siswa dan siswi keaktivan kelas MI Al-Azhar Pulau Sugara :
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
6
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
12 HARIS 85 AKTIF/TUNTAS
13 SAHLA RIZQINA 85 AKTIF/TUNTAS
14 MUADZAH AL ADAWIYAH 85 AKTIF/TUNTAS
15 MUHAMMAD SALAM 81 AKTIF/TUNTAS
16 ZIKRAN FAKIH 85 AKTIF/TUNTAS
17 MUHAMMAD RAMADHAN 81 AKTIF/TUNTAS
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
7
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
langsung, yaitu suatu metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku siswa dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok belajar secara langsung.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa tes formatif atau pos test, tes yang dilakukan pada setiap akhir
pembelajaran, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
fikih siswa melalui model discovery learning.Analisis ini dihitung dengan menggunakan
statistik yaitu:
= 2189 x 100 = 81
2700
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
8
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap lebih dari atau sama dengan 70 %. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajardigunakan rumus sebagai berikut:
Siswa.yang.tuntas.belajar
P x100%
Siswa
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat rangkaian kegiatan
yang dilakukan dalam siklus berulang yang merupakan ciri jenis penelitian
tindakan kelas. Keempat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus
tersebut berupa: 1) Rencana tindakan (action plan), 2) Tindakan (action), 3)
Pengamatan (observation), 4) Refleksi(reflection). Adapun gambar model spiral
seperti gambar berikut (Sanjaya, 2011: 53-54) :
SIKLUS I
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Pengamatan
SIKLUS II Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
9
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Dilihat pada gambar siklus di atas terdiri dari 2 siklus, akan tetapi banyaknya
siklus bukanlah suatu yang pasti, karena jumlah tersebut diambil berdasarkan
pertimbangan dalam refleksi, apakah suatu yang ditargetkan sudah tercapai atau
belum.
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
10
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini adalah suatu penelitian penerapan model pembelajaran discovery learning
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fikih Materi tanda-tanda baligh Siswa Kelas
IV MI Al-Azhar.. Setelah peneliti melihat dan membandingkan hasil dari, Post Test 1 dan Post
Test 2, berbeda. Maka dari itu, siswa harus benar-benar menguasai materi yang diberikan oleh
guru. Dalam peningkatan hasil belajar siswa, guru memberikan model pembelajaran discovery
learning. Karena dengan memberikan model pembelajaran discovery learning secara berulang-
ulang, dengan sendirinya siswa akan menguasainya. Karena otak dari siswa-siswi itu telah
diasah dengan baik melalui mengamati dan hasil tes serta latihan diskusi kelompok berisi
tentang pembahasan materi yang ingin dicapai dan juga latihan - latihan dari soal-soal yang
ditugaskan oleh gurunya. Selain itu, metode yang baik adalah metode tanya jawab. Dengan
kebiasaan diberikannya waktu untuk bertanya stimulus-respon (S-R), siswa dengan sendirinya
akan mudah menguasai dan memahami materi pelajaran tanpa ada unsur paksaan. Penggunaan
model pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran fikih materi tanda-tanda baligh
menjadi lebih bermakna, memiliki daya tarik, menyenangkan, dan memunculkan keaktifan peserta
didik karena model pembelajaran discovery learning melibatkan peserta didik berperan aktif
untuk menemukan jawaban suatu permasalahan melalui proses bekerjasama/collaboration,
literasi, problem statemen, berpikir tingkat tinggi/chritical thinking, diskusi kelompok,
pengolahan data, verification serta proses menarik kesimpulan/generalization. Model
pembelajarand i s c o v e r y l e a r n i n g menuntut keaktifan siswa secara mental maupun fisik.
Kegiatan belajar mengajar menggunakan model discovery (penemuan) mirip
dengan inkuiri ( inquiri). Inkuiri adalah proses menjawab pertanyaan dan menyelesaikan
masalah berdasarkan fakta dan pengamatan, sedangkan discovery learning adalah menemukan
konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau
percobaan. Jadi, sebenarnya pembelajaran dengan discovery learning adalah bagian dari
proses inkuiri. Pembelajaran discovery learning
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
11
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
merupakan model pembelajaran yang kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan
situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Model
belajar ini sesuai dengan teori Bruner yang menyarankan agar peserta didik belajar secara aktif
untuk membangun konsep dan prinsip. Kegiatan discovery melalui kegiatan eksperimen dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara simultan (Sani, 2014: 97).
Dengan adanya suasana tersebut, peserta didik dapat lebih termotivasi untuk belajar
karena lebih antusias dan tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Bila ditinjau dari hasil
observasi, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran fikih materi tanda-tanda baligh melalui
model discovey learning dengan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I
persentase ketuntasan 93 %, dengan rata-rata 78,9. Pada siklus II persentasi ketuntasan
meningkat menjadi 96 % dengan rata-rata 81,03 termasuk dalam kategori cukup dan baik.
KESIMPULAN
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
12
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
1. Kepada guru bidang studi fikih MI Al-Azhar, dengan keberhasilan yang dicapai maka
peneliti berharap agar guru menerapkan model discovery learning dalam pembelajaran agar
siswa termotivasi untuk aktif dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara untuk terbiasa belajar dengan menggunakan
model discovery learning belajar secara aktif mencari dan menemukan sendiri suatu
pengetahuan dalam teori tersendiri dapat membuat pengetahuan lama dalam ingatan dan
bisa di munculkan kapanpun dibutuhkan.
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
13
e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
DAFTAR PUSTAKA
Dradjat, Z, dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
14