Anda di halaman 1dari 128

Implementasi Model Discovery Learning untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata


Pelajaran Fikih Materi Tanda-Tanda Baligh
di MI Al-Azhar

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Di susun oleh
TAUFIK
NIM:224262731116

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


2023 M/ 1445 H

i
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Implementasi Model Discovery Learning untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata
PelajaranFikih Materi Tanda-Tanda Baligh
di MI Al-Azhar

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam (PAI)

Di susun oleh :
TAUFIK
NIM:224262731116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


DALAM JABATAN KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
FAKULTAS TABIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
2023 M/ 1445 H

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa peserta berikut:

No. Nama Mahasiswa NIM


1 Taufik,S.Pd.I 224262731116

Telah melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PPG PAI Dalam
Jabatan Tahun 2023 di MI Pulau Sugara dari tanggal 21 Juli s.d 21 Agustus 2023

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Palangka Raya,21 Agustus 2023


Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Guru Pembimbing,

Hj.Yuliani khalfiyah,S.Ag,M.Pd.I Fitrathiyah,S.Pd.I


NIP.19710317 199803 2 002 NIP.19720915 199403 2 003

Mengesahkan:
Kepala Sekolah

Haitami,S.Pd.I,M.Pd
NIP.19770601 200501 1009

iii
Implementasi Model Discovery Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata
Pelajaran Fikih Materi Tanda-Tanda Baligh

di MI Al-Azhar
ABSTRACT
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan dasar peserta didik berupa kemampuan akademik, keterampilan
hidup, pengembangan moral,pembentukan karakter yang kuat, kemampuan untuk
bekerja sama, dan pengembangan estetika terhadap dunia sekitar. Secara lebih
khusus kemampuan yang dikembangkan pada peserta didik di jenjang pendidikan
dasar adalah logika, etika, estetika, dan kinestika. Bagi peserta didik, sekolah dasar
akan lebih bermakna jika yang dipelajari berkaitan dengan pengalaman hidupnya,
sebab anak memandang suatu objek yang ada di lingkungannyasecara utuh.
Berdasarkan konteks penelitian di atas, peneliti merumuskan beberapa
permasalahan pokok yang meliputi Bagaimana aktivitas guru dan peserta didik
dalam implementasi model discovery learning pada pembelajaran Fikih di MI Al-
Azhar Pulau Sugara, dan Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Fikih di MI Al-Azhar setelah menggunakan model discovery learning.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Hasil penelitian ini adalah (1) aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran fikih materi materi tanda-tanda baligh dan konsekuensinya dalam
pelaksanaan ibadah pada siklus I dengan nilai 75% dengankatagori baik, pada
siklus II memperoleh nilai 93,75% sangat baik. Dan aktivitas siswa pada siklus I
dengan nilai 67,18% dengan katagori cukup, pada siklus II memperoleh nilai
93,75%dengan katagori sangat baik, (2) Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah
penerapan model discovery learning pada mata pelajaran fikih materi tanda- tanda
baligh dan konsekuensinya dalam pelaksanaan ibadah, siklus I memperoleh nilai
ketuntasan secara klasikal yaitu 59,09%, dan pada siklus II dengan nilai 90,90%.
Kata Kunci : Implementasi, Discovery Learning, Hasil Belajar
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS

‫الر ِح ْي ِم‬
َّ ‫من‬
ِ ْ‫الرح‬
َّ ِ‫س ِم هللا‬
ْ ‫ِب‬
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Taufik,S.Pd.I
NIM : 224262731116
Jurusan/ Prodi : Tarbiyah/ Pendidikan Profesi Guru
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Implementasi


Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata
Pelajaran Fikih Materi Tanda-Tanda Baligh Di MI Al-Azhar ”, adalah benar
karya saya sendiri. Jika kemudian hari karya ini terbukti merupakan
duplikat atau plagiat, maka karya dan sertifikasi pendidik yang saya peroleh
dibatalkan.

Palangka Raya, …….2023

Taufik,S.Pd.I
NIM: 224262731116

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta kesempatan kepada peneliti untuk
menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Implementasi
Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata
PelajaranFikih Materi Tanda-Tanda Baligh Di MI Al-Azhar” sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Guru Profesional.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta para sahabatnya, keluarganya hingga akhir zaman.

Penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan masukan dari berbagai pihak,
karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya, terutama kepada :

Pertama, saya mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama IslamNegeri (IAIN) Palangka Raya Bapak
Dr. Dakir, M.A yang telah memberikan izin penelitian.

Kedua, saya mengucapkan terima kasih kepada Wakil Dekan Akademik dan
Pengembangan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Isntitut Agama Islam
Negeri (IAIN) Palangka Raya Ibu Dr. Jumrodah, S.Si., M.Pd yang telah
memberikan dukungan dalam penelitian ini.
Ketiga, saya mengucapkan terima kasih kepada Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaaan dan Kerjasama Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Isntitut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Ibu Dr. Hj. Triwid Syafarotun
Najah, S.Ag., M.Pd yang telah memberikan bantuan selama perkuliahan.
Keempat, saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Jurusan Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Ibu Sri Hidayati, M.A yang telah
memberikan arahan dan bimbingan demi kelancaran penulisan PTK ini.
Kelima, saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Guru (PPG) Bapak Muhammad Syabrina, M.Pd.I., dan sekretaris Program

vi
Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Bapak Rio Irawan, M.Kom serta Tim Teknis
Penyelenggara PPG PAI dan Madrasah LPTK IAIN Palangka Raya yang telah
membimbing selama pendidikan profesi dilaksanakan.
Keenam, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing, yakni Bapak
Muhammad Syabrina, M.Pd.I dan Guru Pembimbing Bapak Muhammad, S.Pd
yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan masukan dan
dukungan dengan sabar dalam pembuatan PTK ini.
Ketujuh, saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala MI Al-Azhar Bapak
Haitami, S.Pd.I., M.Pd. yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian PTK di Sekolah.
Kedelapan, saya mengucapkan terima kasih kepada Seluruh Dosen Program Studi
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya yang telah berbagi ilmu selam
proses studi.
Kesembilan, saya mengucapkan terima kasih kepada Teman-Teman satu kelas PPG
FIKIH A Bapak Syahrudin, S.Pd.I, Bapak Abdul Hamid,S.Pd.I, Bapak Muhammad
Seman, S.Pd.I, dll., yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
informasi serta kerja samanya selama proses penelitian.

Peneliti,

Taufik

vii
MOTTO

‫ّٰللا لَ ُك ْۚ ْم َواِ َذا‬


ُ ‫سح ِ ه‬َ ‫س ُح ْوا ِفى ْال َمجٰ ِل ِس فَا ْف َس ُح ْوا َي ْف‬ َّ َ‫ٰيٰٓاَيُّ َها َّال ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اِذَا ِق ْي َل لَ ُك ْم تَف‬
‫ّٰللاُ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ْال ِع ْل َم َد َرجٰ ٍۗت‬
‫ش ُز ْوا َي ْر َفعِ ه‬ ُ ‫ش ُز ْوا فَا ْن‬ ُ ‫قِ ْي َل ا ْن‬
١١ - ‫ّٰللاُ بِ َما ت َ ْع َملُ ْونَ َخ ِبي ٌْر‬ ‫َو ه‬
11. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini peneliti persembahkan untuk ibu saya tersayang, yaitu Hj.Basiah
dan istri dan anak-anak ku dan seluruh keluarga tercinta. Dengan segala rasa syukur
dan terima kasih yang sedalam-dalamnya peneliti ucapkan kepada kalian semua
yang telah menyayangi, mengiringi dengan do’a serta selalu memberikan
dukungan. Tugas akhir ini juga peneliti persembahkan untuk semua orang baik yang
senantiasa mengelilingi yang tentunya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Sampai kapan pun tidak akan terbalaskan semua jasa-jasa yang telah kalian berikan.
Semoga semua yang kalian berikan dibalas kebaikan dan berkah dalam kehidupan
dunia akhirat dan bersama-sama mendapatkan Surga-Nya Allah SWT.

viii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................... i


Halaman Judul ..................................................................................................ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iii
Abstrak (dalam bahasa Indonesia)................................................................. iv
Pernyataan Orisinalitas .................................................................................... v
Kata Pengantar ............................................................................................... vi
Moto dan Persembahan ................................................................................ viii
Daftar Isi ..........................................................................................................ix
Daftar Tabel .................................................................................................... xi
Daftar Gambar............................................................................................... xii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xiii

Bab I Pendahuluan ......................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................................2

C. Perumusan Masalah ...................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ................................................. 6

F. Kegunaan Penelitian ......................................................................................7

G. Definisi Operasional/ Penegasan Istilah Kunci .............................................. 7

H. Indikator Keberhasilan .................................................................................. 8

I. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 9


Bab II Kajian pustaka .................................................................................. 17
A. Deskripsi Teoritik........................................................................................ 17
1. Pengertian Model Pembelajaran ............................................................... 17
2. PjBL ........................................................................................................ 23
3. Sintak PjBl ...............................................................................................23
B. Penelitian Yang Relevan/Sebelumnya ........................................................ 26

ix
Bab III Metode
DAFTAR ISI Penelitian ................................................................................ 29
A. Subyek dan Obyek ....................................................................................... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 29
C. Metode Penelitian ......................................................................................... 30
D. Prosedur Penelitian Tindakan ....................................................................... 32
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan .................................................................... 42
F. Data dan Sumber Data .................................................................................. 43
G. Teknik Pengumpulan data ............................................................................ 43
H. Validasi Instrumen ....................................................................................... 48
I. Teknik Analisis Data .................................................................................... 50
Bab IV Hasil dan Pembahasan ........................................................................ 52
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 52
1. Siklus I ...................................................................................................... 54
2.Siklus II ..................................................................................................... 58
3.Dst…………………………………………………………………………….
Bab V Penutup ................................................................................................ 66
A.Simpulan ...................................................................................................... 66
B. Implikasi ...................................................................................................... 66
C. Saran ............................................................................................................ 68
Daftar Pustaka ................................................................................................. 68
Lampiran-Lampiran
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Relevan ........................... 69

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................... 69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian .......................................................................... 70

Gambar 3.1 Dokumentasi Praktik Mengajar ..................................................... 71

x
LAMPIRAN

Lampiran 1: Prota ........................................................................................ 73


Lampiran 2: Promes ..................................................................................... 75
Lampiran 3: Silabus ..................................................................................... 77
Lampiran 4: RPP.......................................................................................... 82
Lampiran 5: Kisi-kisi Soal ............................................................................ 87
Lampiran 6: Soal Ulangan Harian ................................................................ 93
Lampiran 7: Nilai Siswa ............................................................................... 96
Lampiran 8: Indikator CIPP ......................................................................... 97
Lampiran 9: Instrumen Dokumentasi dan Wawancara .................................. 98

DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... 101

MIS : Madrasah Ibtidaiyah Swasta


RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
KI : Kompetensi Inti
KD : Kompetensi Dasar
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal
PTS : Penilaian Tengah Semester
PTMT : Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
CIPP : Context, Input, Process, Product

xi
G

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian hidup dari manusia. Seiring berjalannyawaktu,


pendidikan bukan hanya semata-mata menjadi bekal di masa depan, tetapi
sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Dengan kata lain pendidikan
merupakan bagian dari hidup itu sendiri. Pendidikan bagi kehidupan setiap
manusia. Dengan kata lain pendidikan merupakan bagian dari hidup itu
sendiri. Pendidikan bagi kehidupan di masa depan dipengaruhi oleh
perkembangan IPTEK, serta harus dihadapi dengan pengajaran yang sesuai
dengan tantangan perkembangan.
Model Discovery learning merupakan komponen praktik pendidikan yang meliputi
metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif berorientasi pada proses,
mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif Penerapan model discovery
learning digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal
yang berkaitan dengan praktik, proses terjadinya sesuatu, dan untuk mengetahui atau
melihat kebenaran sesuatu. Apalagi seusia mereka menurut teori Piaget dalam tahap
perkembangan peserta didik merupakan tahapan ketiga yaitu periode operasional
konkrit dimana pada tahapan ini peserta didik mampu menggunakan logika yang
memadai.
. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalamanbelajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan hal ini Sardiman dkk
(dalam Djamarah; 2010; 324) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
usaha usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar
dalam diri siswa. Lebih jauh Miarso juga (dalam Djamarah 2010; 324)
dikatakan bahwa pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan dengan
sengaja agarseseorang membentuk dirinya secara positif dalam kondisi
tertentu.Oleh karena dalam pembelajaran ada lima prinsip yang dijanak-
anakkuan landasan pengertian pembelajaran diatas yakni : (1) pembelajaran
sebagai usaha untuk mendapatkan perubahan, (2) hasil pembelajaran dapat
berbentuk perubahan perilaku secara keseluruhan, (3) pembelajaran
merupakan suatu proses, (4) ada tujuan yang ingin dicapai, (5) pembelajaran
merupakan bentuk pengalaman karena dilaksanakan dalam lingkungan dan
situasi yang nyata.
Proses belajar mengajar menjadi tumpuan utama dalam pembelajaran, karena

1
G

dalam proses belajar mengajar pada umumnya lebih ditekankan pada


kemampuan intelektual siswa. Pemahaman siswa dalam pelajaran dapat
terjadi bila mampu memahami konsep-konsep berupa materi yang dipelajari
serta dapat mengaitkannya dengan konsep-konsep yang telah diketahuinya.
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya, yang pada gilirannya berinteraksi dengan lingkungan.
Keberhasilan siswa dalam menguasai konsep tergantung pada guru pengajar.
Peran guru sangat berpengaruh, terhadap hasil belajar siswa. Guru harus jeli
dalam memilih model pembelajaran yang digunakan.Model pembelajaran
dipahami sebagai strategi untuk membelajarkan anak, dan guru yang
membelajarkannya dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk
memudahkan proses belajar mengajar. Model pembelajaranadalah setiap
kegiatan yang dipilih dan dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada
siswa dalam menuju tercapainya tujuan pembelajarantertentu. Model
pembelajaran dapat diartikan sebagaisuatu cara atau
seperangkat cara atau tehnik yang dilakukan atau ditempuh oleh guru atau
siswa dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau
sikap. Strategi merupakan cara yang berorientasi pada kemampuan guru
dalam penggunaannya ketika proses pembelajaran berlangsung. Olehnya
diharapkan kiranya guru jangan sampai keliru memahami dan memilih
Strategi yang digunakan. Model pembelajaran yang perlu diterapkan dengan
teknik penggunaan metode, model dan media atau alat pembelajaran, dan
aspek yang akan dikedepankan dalam proses belajar mengajar. Model
pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran
secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Penerapannya, model
pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-
masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama
yang berbeda- beda. Kualitas pembelajaran dan karakter siswa yang meliputi
bakat, minat, dan kemampuan merupakan faktor yang menentukan kualitas
pendidikan.Kualitas pembelajaran dilihat pada interaksi siswa dengan
sumber belajar. Interaksi yang berkualitas merupakan interaksi yang
menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor -
faktor yang berupa permasalahan. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian
bukan sekedar mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu
karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau
signifikansi untuk dipecahkan (Setyosari, 2012).

2
G

Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah.


Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakanpaling
penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian
atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur
atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey atau wawancara,dsb.). Masalah
penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu
variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu
sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain.
Definisi Masalah

Definisi masalah dari beberapa sumber yang berbeda adalah sebagai berikut:

Masalah merupakan suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan memerlukan solusi.
Suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan
atau antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau antara harapan dengan
kenyataan dan sebagainya (Suryabrata, 2000).
Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian merupakan masalah atau
peluang, dimana pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun
kedalamannya. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang
terjadi sudah menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Sedangkan
peluang merupakan suatu kondisi eksternal yang

menguntungkan jika dapat diraih dengan usaha-usaha tertentu, tetapi juga dapat
menjadi ancaman bila peluang itu dapat dimanfaatkan oleh pesaing (Subiyanto,
1999).
Persoalan/masalah juga dapat diartikan sebagai tafsir sesuatu yang teramati lewat
tanggap rasa, cerapan dan konsep yang ketiganya merupakan cetusan alam fikir dan
alam rasa (Notohadiprawiro, 2006).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, masalah dalam penelitian yang dimaksud ialah
merupakan pangkal penelitian. Tidak akan ada penelitian jika tidak ada persoalan.
Persoalan/masalah ialah segala sesuatu yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang
menimbulkan dalam diri orang yang bersangkutan suatukeinginan atau kebutuhan
untuk membahasnya, mencari jawabannya ataumenetapkan cara penyelesaiannya.
Sumber Permasalahan

Suatu penelitian dilakukan karena adanya masalah. Jadi, seseorang yang akan
melakukan penelitian harus menentukan masalah terlebih dahulu. Sumber
permasalahan berada di dalam lingkungan tempat pengamat berada atau dapat berada
di jasmani pengamat. Menurut Purwanto (2008), upaya untuk melakukan pencarian
dan pendataan masalah-masalah yang akan dibahas dapat dilakukan darisumber-
sumber masalah sebagai berikut:
Bacaan.

3
G

Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian dan berasal dari laporan hasil-hasil
penelitian dapat dijadikan sumber masalah. Laporan penelitian yang baik tentunya
mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan
penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah
yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih
lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab. Selain jurnal
penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah
misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-
gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau
bacaan yang berupa tulisan yang dimuat di media cetak.

Pengamatan sepintas/fakta di lapangan/observasi.

Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun


yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangkawaktu yang
cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh: seorang pendidik menemukan
masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses
belajar mengajar.
Pengalaman.

Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua
pengalaman yang dimiliki seseorang itu positif, tetapi kadang sebaliknya.
Pengalaman seseorang baik yang diperolehnya sendiri maupun dari orang lain, dapat
dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
Pertemuan ilmiah.

Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar,


diskusi, lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat
muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
Pernyataan pemegang otoritas.

Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang
dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh
pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas disini
dapat bersifat formal dan non formal.
Perasaan Intuitif Pribadi

Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian tersebut
muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak direncanakan.
Wawancara dan angket.

Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan


dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu.
Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat
menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan

4
G

ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang
permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk meyakinkan adanya
permasalahan-permasalahan di masyarakat.

Pemilihan Masalah

Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa setelah masalah-masalahdiidentifikasi,


belum menjadi jaminan bahwa semua masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti.
Sehingga perlu dipilih salah satu atau beberapa masalah yangpaling baik dan layak
untuk diteliti. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam memilih
masalah yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Berdasarkan Suryabrata
(2000), pertimbangan pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah yaitu:
Dari arah masalahnya.

Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau nilai
penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada pengembangan dan
penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis?
Dari arah penelitinya.

Pertimbangan berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut


kelayakan biaya, waktu, sarana dan kemampuan keilmuan.
Sedangkan menurut Notohadiprawiro (2006), beberapa pertimbangan dalam
pemilihan masalah diuraikan menjadi 3 hal yaitu:
Pertimbangan Ilmiah

Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yangrealitasnya
dapat diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan.
Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan?
Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?

Pertimbangan Non-Ilmiah

Apa manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis atau masyarakat?

Apakah masalah terlalu peka untuk diteliti? Resistensi sosial, budaya,ideologi.


Pertimbangan Peneliti

Penguasaan teori dan metodologi .

Minat peneliti terhadap masalah.

Kemampuan pengumpulan dan analisis data.

Ketersediaan waktu, dana dan sumber daya.

Lebih lanjut, Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa permasalahan dalam


penelitian yang baik yaitu:
Bermanfaat, artinya mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi

5
G

manfaat/kontribusi dan berguna untuk mengembangkan suatu teori.


Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit) dimana ada data dan metodepemecahannya.
Dapat dilaksanakan yang meliputi kemampuan teori dari peneliti, waktuyang
tersedia, tenaga yang tersedia, dan dana yang tersedia.
Adanya faktor pendukung yang meliputi tersedianya data dan tersedianyaizin dari
pihak yang berwenang.
Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup pembahasannya).

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada
pembelajaran fikih di kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara
Bagaimana peningkatan hasil belajar fikih materi tanda –tanda baligh siswa
setelah diterapkan Discovery Learning di kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh data informasi yang lebih akurat dan
benar atas masalah yang dirumuskan sihingga dapat memberikan keterangan
yang jelas. Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah;
Untuk mengetahui Implementasi Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Fikih Materi Tanda-Tanda Baligh di
MI Al-Azhar Pulau Sugara Tahun Pelajaran 2023/2024.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fikih materi tanda-tanda baligh
setelah diterapkan Discovery Learning di kelas IV MI Al-Azhar Pulau
Sugara.
E. Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian
a.Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas pada pengembangan lembar kerja siswa
menggunakan konteks gofood ini, maka peneliti membatasi masalah yaitu :
Bahan ajar yang akan dikembangkan yaitu Lembar Kerja Siswa dengan
menggunakan aplikasi gofood.
Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan menggunakan
Pendekatan Fikih Realistik.
Lembar Kerja Siswa yang akan dikembangkan isinya berupa materi Tanda-tanda
baligh.
b.Keterbatasan Penelitian

Agar tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka dari itu penelitian ini perlu

6
G

dibatasi. Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti memfokuskan penelitiannya pada


materi Tanda-tanda baligh. Penelitian dilakukan pada kelas IV di MI.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis. Secara
teoritis penelitian ini bermanfaat untuk penegembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang mata pelajaran fikih, khususnya materi keserasian antara gerakan dan bacaan
Shalat pada siswa kelas IV MI Al- Azhar Pulau Sugara. Secara praktis penelitian ini
berikut ini.
Untuk pendidik itu sendiri, diharapkan dapat mengerti dan memahami
keadaan peserta didiknya sendiri, karena setiap siswa memiliki kemampuan
yang berbeda-beda. Guru sebaiknya lebih arif dalam mengajar dan
membimbing siswa-siswanya
Menjadi bahan acuan dan masukan bagi guru fikih terutama guru fikih di
Kabupaten Barito Kuala.
Memberikan fasilitas-fasilitas sekolah yang memadai, gunamengembangkan
kemampuan dan kreativitas yang dimiliki oleh siswa- siswi MI Al-Azhar.
Untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai peningkatan
pembelajaran fikih.

G. Definisi Operasional / Penegasan istilah kunci


Dalam Kaedah Penyelidikan Definisi Operasional merupakan definisi yang
digunakan oleh penyelidik untuk menjelaskan atau membekalkan maklumat
yang secukunya kepada resonden , pembolehubah yang hendak diuji atau di
manupulasi dalam kajian penyelidikanya.Ia adalah untuk memberi gambaran
kepada responden kajian tentang bagaimana konsep yanghendak dikaji oleh
penyelidik tersebut itu boleh perhatikan atau dimanupulasi . Definisi
Operasional sebenarnya membantu seseorang penyelidik menjeaskan idea
beliau kepada orang lain suaya boleh difahami dengan mudah dan juga untuk
mendapatkan maklumat sebagaimana yang diingini dalam kajia yang
dijalankan. Definisi Operasional juga bertujuan untuk mendefinisikan sesuatu
konsep yang abstrak dalam bentuk yang konkrit.

Contoh definisi operasional beloh dilihat dari segi berat sesebuah objek yang
hendak ditimbang mengikut bentuk keputusanyang diinginkan oleh seseorang.
Jisim ataupun berat adalah nombor yang terpapar apabila objek berjisim itu
diletakkan diatas mesin penimbang . Dengan pernyataan itu, jisim objek tersebut
adalah apa-apa nombor yang akar terpapar pada mesin tersebut selepas objek
tersebut diletakkan termasuk saat dimana objek itu diletakkan. Ianya jelas masa

7
G

dimana seseorang yang membaca bacaan tersebut akan menggunakan definisi


operational secara keseluruhanya.
Matlamat Definisi operasional adalah untuk menentukan prosedur yang spesifik
dan jitu bagi melaksanakan kajian ke atas definisi konsep mengenai sesuatu,
individu ataupun objek yang terlibat dala sesuatu kajian yang dijalankan. Ini
secara langsung memberikan peluang untuk mengkaji pembolehubah itu secara
empiric.

Dalam proses penyelidikan definisi Operasional membantu seseorang peyelidik


untuk menggambarkan konsep-konsep yang sukar dan komplek kepada bentuk
yang mudah dan boleh diukur dengan ringkas. Sebagai contoh , jika dalam
bidang sosio-ekonomi, Jabatan Statistik telah memberi definisi operasional
untuk konsep keluarga dimana pendapatan isi rumah dan status perkerjaan. Ini
adalah bertujuan untuk mendapatkan satu garis panduan bagi mereka yang
berkehendak membuat kajian dalam konsep tersebut.

Penyelidikan memerlukan pemboleh ubah untuk mevariasikan kajian yang


dijalankan. Definisi Opersional berubah-ubah mengikut pengkaji. Ini adlah
kerana, peyeidik mungkin menggunakan isu yang sama jika dibandingkan
dengan penyelidik- penyelidik yang lain namun begitu kebanyakkan masa boleh
dikatakan mereka akan menggunakan cara yang pelbagai untuk mengukur
pemboleh ubah yang dikaji. Ini adalah sebab yang kukuh untuk membuktikan
setiap penyelidikan akan mempunyai definisi yang berbeza-beza seiring dengan
matlamat dan objektif kajianya.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator Hasil Belajar:

Hasilbelajar kognitif adalah selisih pretes dan postes tiap pertemuan, ulangan
harian dan nilai hasil pengisian paket belajar oleh siswa.

Hasil belajar afektif diamati dari kerja sama dg kelompok, keaktifan dalam
praktikum, dan kebranian bertanya dan menjawab.

Hasil belajar psikomotor diamati dari kemampuan menyusun alat, kemampuan


melakukan praktikum, dan ketelitian membaca alat ukur.

Indikator kemampuan bertanya guru adalah: kejelasan pertanyaan dan singkat,


pemberian acuan, pemusatan, penyebaran, pemindahan giliran, pemberian
tuntunan, danpemberian waktu tunggu.

8
G

I. Sistematika Penulisan

BAGIAN AWAL

Bagian awal laporan Penelitian Tindakan Kelas berisi tentang halaman judul,
halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel. daftar
gambar, dan daftar lampiran.

Halaman Judul

Judul penelitian harus singkat dan padat (maksimal 22 kata). Judul penelitian
harus jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk
mengatasinya, hasil yang di harapkan dan tempat penelitian.

Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan ditanda tangani oleh ketua peneliti, kepala sekolah, dan
pembimbing atau pendamping (jika ada).

Halaman pengesahan sebagai bukti bahwa laporan Penelitian Tindakan Kelas


yang dibuat telah memenuhi persyaratan.

Abstrak

Abstrak adalah kepadatan atau sari dari hasil penelitian. Abstrak memuat latar
belakang, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan yang
diketik dalam satu spasi, dirumuskan dalam satu paragraf dengan jumlah kata
kurang lebih 200 kata atau sebanyak satu halaman.

Kata Pengantar

Kata pengantar menjelaskan tentang mengapa masalah PTK diangkat sebagai


bahan penelitian, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
penelitian, dan harapan kepada pihak-pihak yang membaca laporan penelitian

BAGIAN ISI

Bagian isi memuat lima bab penting, yaitu pendahuluan, kajian pustaka,
metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan
saran.

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Deskripsi masalah pembelajaran

9
G

Jelaskan proses atau kondisi yang sebenarnya terjadi

jelaskan hal-hal yang diduga menjadi penyebab permasalahan

Dukung dengan data awal yang menunjukkan penyebab terjadinya masalah

Pentingnya masalah dipecahkan

Tindakan yang akan diberikan pada subjek dan alasannya (bisa diperkuat dengan
teori)

Perumusan Masalah

Berisi beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai


dilakukan.

Masalah harus dirinci, sehingga tidak teralu umum.

Dirumuskan dalam kalimat naratif, baik berupa pertanyaan atau pun problematis.

Dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan


penelitian. Contoh perumusan masalah :
Apakah dengan menerapkan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran
…. dapat meningkatkan keterampilan proses …. ?

Apakah pendekatan keterampilan proses berbasis laboratorium dapat


meningkatkan kualitas pembelajaran …. ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus dinyatakan secara operasional

Tujuan harus menunjukkan apa yang ingin dicapai pelalui Penelitian Tindakan
Kelas.

Contoh tujuan penelitian :

Ingin mengetahui seberapa besar hasil penguasaan peserta didik terhadap


materi …. melalui pembelajaran model inkuiri.

Meningkatkan kompetensi peserta didik ……. dalam pembelajaran materi …..

10
G

Meningkatkan kompetensi peserta didik ….. dalam belajar materi ….. dengan
menerapkan model pembelajaran CTL.

Manfaat Penelitian

Uraikan manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan PTK yang akan dilakukan.

Manfaat harus menggambarkan apa yang dapat diperoleh jika penelitian sudah
dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka mendasari tindakan untuk memecahkan masalah penelitian.

Kemukakan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan
tindakan.

Pertimbangkan kemutakhiran dan relevansi bahan pustaka.

Pada akhir kajian pustaka dapat dirumuskan Hipotesis Tindakan.

Hipotesis Tindakan harus menyatakan intervensi yang akan dilaksanakan dan


hasil..

Contoh Hipotesis Tindakan:

Pemberian tugas terstruktur dapat meningkatkan …. peserta didik ….

Penerapan metode …. dapat meningkatkan keterampilan proses ….. peserta didik


kelas …. Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar ….. peserta
didik pada materi
….

BAB III METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian : uraian gambaran subjek penelitian

Setting Penelitian : jelaskan lokasi, kelas, mata pelajaran, dan waktu penelitian

Langkah-langkah Penelitian : perencanaan, pelaksanaan, observasi , dan refleksi.

11
G

Perencanaan

Mendiskusikan masalah yang dihadapai guru dalam proses pembelajaran dan


upaya pemecahan masalahnya

Menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan apa, mengapa, kapan,


dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dlakukan.

Menentukan fokus peristiwa yang perlu diamati, membuat instrumen,


membuat rancangan tindakan, dan cara menguji hipotesis.

Pelaksanaan

Implementasi semua rencana yang sudah dibuat

Penjelasan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan

Kegiatan yang seharusnya dilakukan guru

(d) kegiatan yang seharusnya dilakukan peserta didik.

Observasi (pengamatan)

Menentukan waktu pengamatan

Menentukan pelaku pengamatan

Menyesuaikan pengamatan dengan instrumen

Menentukan sumber data

Menentukan teknik pengumpulan data serta analisa data.

Refleksi

mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan

12
G

melakukan evaluasi untuk penyempurnaan siklus berikutnya, mencakup


analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan dan tes.

Sumber Data : sumber data primer dan sekunder

Teknik Pengumpulan Data : angket, observasi, dokumentasi, atau studi pustaka.

Indikator Kinerja : uraikan indikator keberhasilan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Siklus I

Tindakan siklus I

Hasil observasi aktivitas peserta didik

Hasil observasi pengelolaan pembelajaran

Hasil tes

Refleksi siklus I

Rekomendasi siklus I

Siklus II

Tindakan siklus II

Hasil observasi aktivitas peserta didik

Hasil observasi pengelolaan pembelajaran

Hasil tes

Refleksi siklus II

Rekomendasi siklus I

Pembahasan

13
G

Deskripsi Tindakan

Deskripsi Aktivitas Peserta Didik

Deskripsi Pengelolaan Pembelajaran

Deskripsi Penguasaan Materi

Hasil penelitian ditulis lengkap sesuai data pengamatan.

Tabel, diagram, dan grafik dapat digunakan untuk menyajikan data.

Hasil karya peserta didik dan foto tentang proyek yang dilakukan peserta didik
dapat dicantumkan sebagai hasil penelitian.

Pembahasan menyajikan uraian tiap siklus sesuai data lengkap akibat tindakan
yang telah dilakukan.

Tunjukkan adanya perbedaan antara tindakan pembelajaran yang telah


dilakukan secara inovatif dengan pembelajaran biasa tanpa inovasi atau yang
sering dilakukan selama ini.

Pada refleksi, berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan (dapat melalui grafik)
dan kelemahan-kelemahan yang terjadi selama tindakan pembelajaran.

Kemukakan adanya perubahan atau kemajuan yang terjadi pada diri peserta
didik. Kemukakan hasil dari keseluruhan siklus ke dalam ringkasan untuk bahan
dasar analisis dan pembahasan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan memuat jawaban atas pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah.

Jawaban tidak saja berupa hasil, akan tetapi berisi juga produk dan proses.

Saran

Saran diperlukan jika hasil penelitian menyangkut pendukung bagian lain


sekolah atau menyangkut sistem yang lebih luas dari sekedar kelas, misalnya
menghendaki peningkatan keterampilan mengajar guru.

14
G

Jangan memberikan saran tentang perlunya PTK diteruskan atau diperluas,


karena hal tersebut kurang relevan.

BAGIAN PENUTUP

Bagian penutup laporan Penelitian Tindakan Kelas berisi daftar pustaka dan
lampiran- lampiran.

Daftar Pustaka

Semua pustaka yang dirujuk untuk mendukung penelitian yang dilaksanakan


harus dituliskan pada bagian daftar pustaka.

Baca juga :

Tanya Jawab Lengkap Seputar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


3 Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Pola, dan Tahapannya
Mengenal Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas PTK

Daftar pustaka ditulis secara konsisten mengikuti urutan abjad dan mengikuti
aturan tertentu, misalnya American Psychology Association (APA).

Untuk buku teks :

Nama penulis (dibalik), judul buku (tulis miring), kota penerbit : Nama Penerbit.

Untuk Jurnal/Majalah

Nama Penulis, Tahun, Judul Tulisan, Nama jurnal / majalah (huruf miring), No.,
Volume.

Hasil Penilitian/Laporan Penelitian

Nama Peneliti, Tahun, Judul penelitian, jenis penelitian, Sponsor/Sumber. Dana ,


Kota

Contoh :

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rhinekka Cipta.

15
G

Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Lampiran

Berisi biodata penulis dan data penunjang hasil penelitian, misalnya foto-foto
penelitian tiap siklus, hasil lembar kerja siswa, data hasil observasi, dan hasil
belajar peserta didik.

16
G

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoristik
Teoristik sebagaimana biasanya, berisikan tentang landasan- landasan teori
yang berkaitan dengan penelitian ini baik teori yang sifatnya mendukung
dengan uraian tentang apa yang menjadi bahan pembahasaan pada variabel
penelitian. Berikut ini pendapat para ahli dan pernyataan yang dianggap
relevan dengan penelitian ini.
1.Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar siswa dan
gaya mengajar guru. Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu
siswa untuk mendapatkan informasi, keterampilan, cara berfikir, dan
mengekspresikan idennya. Menurut Trianto (2007:1) mengemukakan bahwa
: “Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial”.
Sedangkan pengertian menurut Syaiful Sagala (2005:175)mengemukakan
bahwa Model pembelajaran adalah kerangka konsepual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli, peneliti
menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalahsuatu pola pembelajaran
yang tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran yang
tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran yang tersusun
secara sistematika dan digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan
kegliatan pembelajaran untuk mencafikih tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Karakteristik Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Ismail dalam Widdiharto (2006:3) mempunyai


empat ciri khusus yaitu :
Rasional teoritik yang logis yang disusunoleh penciptanya

Tujuan pembelajaran yang hendak dicafikih

Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebutberhasil


Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajarantercafikih
Sedangkan menurut Rangke I. Tobeng, dkk sebagaimana dikutip oleh
Indrawati dan Wawan Setiawan (2009:27)

17
G

mengidentfikasi lima karakteristik suatu model pembelajaran yangbaik,


yang meliputi berikut ini:
Prosedur ilmiah

Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur yang sistematik


utuk mengubah tingkah laku peserta didik ataau memiliki sintaks yang
merupakan urutan langkah- langkah pembelajaran yang dilakukan guru dan
peserta didik.
Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan

Suatu model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar secara rinci


mengenai penampilan peserta didik.
Spesifikasi lingkungan belajar

Suatu model pembelajaran menyebutkan secara tegas kondisi lingkungan di


mana respon pesertaa didik diobservasi.
Kriteria penampilan

Suatu model pembelajaran merujuk pada kriteria peneerimaan penampilan


yang diharapkan dari para peserta didik. Modelpembelajaran merencanakan
tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik yang dapat
didemonstrasikannya setelah langkah- langkah mengajar tertntu.
Cara-cara pelaksanaannya

Semua model pembelajaran menyebutkan mekanisme yangmenunjukan


reaksi peserta didik dan interaksinya delingkungan.

Berdasarkan beberapa ciri khusus dan karakteristik model pembelajaran


tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum mengajar guru harus
menentukan model pembelajaran yang akan digunakan. Dengan model
pembelajaran, guru dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
pola, tujuan, tingkah laku, lingkungan dan hasil belaajar yang direncanakan.
Dengan demikian poses pembelajaran akan berjalan baik daan tepat sesuai
dengan mata pelajaran.
Discovery Learning
Discovery Learningmerupakan pembelajaran langsung yang khusus
dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentangpengetahuan prosedur
dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkandengan pola selangkah
demi selangkah (Rosenshine & Steven,s) 1986: 3.
Menurut Archer dan Hughes, sebagaimana dikutip oleh Hude (2013: 186).

18
G

Strategi Discovery Learningadalah salah satu pendekatan mengajar yang


dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa. Strategi ini
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang
terstruktur dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah. strategi ini sering dikenal dengan Model
pengajaran langsung.
Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2009: 41)

menjelaskan bahwa strategi pembelajaran Discovery Learningdisebutjuga


dengan direct instruction (pengajaran langsung) merupakan salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
procedural yang terstruktur dengan baik yang dapatdiajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Tujuan dan ciri-ciri Discovery Learning

Discovery Learningatau model pengajaran langsung menurut Arends


ditujukan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
(Trianto, 2009: 41)
Menurut Kandi dan Nur, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2009: 41- 42)
ada beberapa ciri-ciri strategi pembelajaran DiscoveryLearning(pengajaran
langsung). Yaitu :
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh mode pada siswa termasuk
prosedur penilaian belajar.
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran dan3)
3.Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukanagar
Kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Selain itu, juga dalam Discovery Learning (pengajaran langsung)
harus memenuhi suatu persyaratan, antara lain (1) ada alat yang akan
didemonstrasikan, (2) harus mengikuti tingkah laku mengajar (sintaks).
Langkah-langkah Discovery Learning

Discovery Learningmenurut Kardi, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2009:


43) digunakan untuk menyamfikihkan pelajaran yang ditransformasikan
langsung oleh guru kepada siswa. Terkait hal tersebut, maka dalam
penerapannya penyusunan waktu yang digunakan untuk mencafikih tujuan
pembelajaran harus seefesien mungkin, sehingga guru dapat merancang
dengan tepat, waktu yang digunakan. Dari uraian tersebut, maka seorang

19
G

guru harus memahami langkah- langkah atau sintaks dari metode tersebut.
Rosenshine dan Stevens (1986 : 3) menegaskan enam fungsi mengajar
berdasarkan pada penelitian pengajarkan efektif. Meliputi
(1) mengecek pekerjaan harian, (2) menyajikan materi baru. (3) menentukan
praktik Sintaks Discovery Learningterbimbing. (4) memberikan umpan balik
dan korektif berdasarkan pada jawaban siswa. (5) menentukan praktik
terbimbing independen. (6) telaahmingguan dan bulanan.disajikan dalam
lima tahap menurut Kardi dan Nur, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2009;
43), seperti ditunjukkan table 2.1 berikut:
Table 2.1 sintaks Discovery Learning

Fase Peran guru


Fase 1 Menyamfikihkan Guru menjelaskan TPK, informasi latar

tujuan dan mempersiapkan belakang, pentingnya pelajaran,


siswa mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2 Mendemonstrasikan Guru mendemonstrasikan keterampilan
pengetahuan serta dengan benar, atau menyajikan informasi
keterampilan tahap demi tahap.
Fase 3 Membimbing Guru merencanakan dan memberi bimbingan

pelatihan pelatihan awal.


Fase 4 Mengecek Mengecek apakah melakukan tugas siswa
pemahaman dan telah berhasil dengan baik dan memberikan
memberikan umpan balik umpan balik.
Fase 5 MemberikanGuru memberikan kesempatan melakukan
kesempatan untuk pelatihanpelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
lanjutan dan penerapan pada penerapan kepada situasi lebih kompleks
dan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan fase yang terdapat pada tabel 2.1 berikut penjelasan tiap fase.
Pada fase pertama merupakan fase menyamfikihkan tujuan dan
mempersiapkan siswa, meliputi (1) guru memberikan tujuan langkah awal
untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka
untuk berperan serta dalam pelajaran itu, (2) penyamfikihan tujuan kepada
siswa dapat dilakukan oleh guru melalui rangkuman rencana pembelajaran
dengan cara menuliskannya dipapan tulis, (3) kegiatan ini bertujuan menarik
perhatian siswa, memusatkan pada pokok pembicaraan, dan mengingat
kembali hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok
pembicaraan yang akan dipelajari.
Kemudian dilanjutkan dengan fase mendemonstrasikan pengetahuan serta
keterampilan, meliputi (1) mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan
mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif, (2) kemampuan guru

20
G

untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa mempunya
dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. (3) pengajaran langsung
berperan teguh pada asumsi,bahwa sebagian besat yang dipelajari (hasil
belajar) berasal dari mengamati orang lain, (4) untuk menjamin agar siswa
akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu
benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi.
Selanjutnya, fase pelatihan, meliputi (1) agar guru dapat mendemonstrasikan
sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan
aspek-aspek penting dari keterampiln atau konsep yang didemonstrasikan,
(2) memberikan latihan terbimbing. Dalam hal ini ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh guru dalam menerapkan oleh guru dalam menerapkan
dan melakukan pelatihan, yaitu sebagai berikut a) menugasi siswa melakukan
latihan singkat dan bermakna, b) memberikan pelatihan pada siswa samfikih
benar-benar menguasai keterampilan yang dipelajari, c) hati-hati terhadap
latihan yang berkelanjutan, pelatihan yang dilakukan terus-menerus dalam
waktu yang lamadapat menimbulkan kejenuhan siswa, (4) memperhatikan
tahap-tahap awal pelatihan, yang mungkin saja siswa melakukan
keterampilan yang kurang benar atau bahkan salah tanpa disadari.
Selanjutnya fase mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
Tahap ini disebut juga dengan resitasi, yaitu guru memberikan beberapa
pernyataan secara lisan atau tertulis kepada siswa dan guru memberikan
respon terhadap jawaban siswa. Guru dapat menggunakan berbagai cara
untuk memberikan umpan balik, missal umpan balik secara lisan, tes, dan
komentar tertulis.
Fase selanjutnya adalah memberikan kesempatan untukpelatihan lanjutan
dan penyerapannya dilakukan dengan memberikan kesempatan latihan
mandiri kepada siswa yang dapat dikerjakan di rumah atau diluar jam
pelajaran. Dalam melakukan hal ini yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
memberikan tugas mandiri, yaitu
; a) tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses
belajar. Tetapi meruapakan lanjutan pelatihan untuk pembelajaran
berikutnya, b) guru sebisanya menginforamsikan kepada orangtua siswa
tentang tingkat keterlibatan mereka dalam membimbing siswa di rumah, dan
c) guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang diberikan
kepada siswa di rumah.
Kelebihan dan kelemahan Discovery Learning

Discovery Learningmemiliki kelebihan dan kelemahan(Huda, 2013: 187-


189). Beberapa kelebihannya adalah :
Guru bisa mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh

21
G

siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus apa yang harus dicafikih
oleh siswa.
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kecil.
Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-
kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat
diungkapkan.
Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan pengetahuan
factual yang sangat terstruktur.
Merupakan cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswayang berhasil rendah.
Dapat menjadi cara untuk menyamfikihakan informasi yangbanyak banyak
dalam waktu yang relatif singkat dan dapat diakses secara setara oleh seluruh
siswa.

Dapat menjadi cara untuk menyamfikihkan ketertarikan pribadi mengenai


mata pelajaran (melalui presentase yang antusias) yang dapat merangsang
ketertarikan dan antusiasme siswa.

Kelemahan strategi Discovery Learningantara lain ;

Terlalu bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi


melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat, sementara tidak
semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, sehingga guru
masih harus mengajarkannya kepada siswa.
Kesulitan untuk mengatasi perbedaan dalam halkemampuan, pengetahuan
awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan
siswa.
Kesulitan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal yang baik.
Kesuksesan strategi ini hanya bergantung pada penilaian dan antusiasme di
kelas.
Adanya berbagi hasil penelitian yang menyebutkan bahwa tingkat struktur
dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi
karakteristik strategi Discovery Learning, yang berdampak negative terhadap
kemampuan penyelesain masalah, kemandirian, dan keinginan siswa.

22
G

2. PJBL
A.Kajian Teori

Model Pembelajaran Project Based Learning

Hakikat Model Pembelajaran Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek memiliki cirri-ciri sebagai berikut:


Student centered learning, atau pembelajaran berpuast pada siswa. Di sini
berarti dalam hamper semua proses pembelajaran, siswa berperan aktif
dan guru berperan sebagai fasilitator.
Fokus proyek tetap berpijak dari kurikulum sehingga harus sesuai
dengan standar isi dan kompetensi dasar.
Pembelajaran berbasis Proyek dimulai dari pertanyaan luas yang menjadi
bingkai pembelajaran dan merupakan bagian dari kurikulum yangdisebut
dengan pertanyaan-pertanyaan dalam lingkup kurikulum (CFQ)
Proyek melibatkan penilaian proses dengan berbagai teknik penilaian.
Proyek melibatkan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan dalam periode
waktu tertentu.
Proyek berhubungan dengan kehidupan nyata (kontekstual).
Siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan kecakapan melalui karya
dan kinerja yang dipublikasikan, dipresentasikan, atau dipertunjukkan.
Teknologi mendukung dan meningkatkan pembelajaran siswa.

Teori Belajar Landasan Filosofis Project Based Learning

Model pembelajaran Project Based Learning merupakan implementasi dari Teori


Belajar Konstruktivisme. Konstruktivisme memandang belajar sebagai proses di
mana pembelajar secara aktif mengkonstruksi atau membangun gagasan-gagasan
atau konsep- konsep baru didasarkan atas pengetahuan yang telah dimiliki di masa
lalu atau ada pada saat itu. Dengan kata lain,”belajar melibatkan konstruksi
pengetahuan seseorang dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri”. Dengan
demikian, belajar menurut konstruktivis merupakanupaya keras yang sangat personal,
sedangkan internalisasi konsep, hukum, dan prinsip-prinsip umum sebagai
konsekuensinya seharusnya diaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Guru bertindak
sebagai fasilitator yang meyakinkan siswa untuk menemukan sendiri prinsip-prinsip
dan mengkonstruksi pengetahuan dengan memecahkan problem-problem yang
realstis. Konstruktivisme juga dikenal sebagai konstruksi pengetahuan sebagai suatu
proses sosial. Kita dapat melakukan klarifikasi dan mengorganisasi gagasan mereka
sehingga kita dapat menyuarakan aspirasi mereka. Hal iniakan memberi kesempatan
kepada kita mengelaborasi apa yang mereka pelajari. Kita menjadi terbuka terhadap
pandangan orang lain. Hal ini juga memungkinkan kita menemukan kejanggalan dan
inkonsistensi sehingga kita bias melakukan koreksi karena dengan belajar kita
seharusnya mendapatkan hasil terbaik.

23
G

Dalam sudut pandang laiinya. konstruktivisme merupakan seperangkat asumsi tentang


keadaan alami belajar dari manusia yang membimbing para konstruktivis mempelajari
teori metode mengajar dalam pendidikan. Nilai-nilai konstruktivisme berkembang
dalam pembelajaran yang didukung oleh guru secara memadai berdasarkaninisiatif dan
arahan dari siswa sendiri.
Munculnya teori konstruktivisme secara eksplisit pada dasarnya adalah berkat Jean
Piaget, yang menegaskan perbedaan pendapatnya tentang mekanisme internalisasi
pengetahuan pada diri pembelajar. Ia berpendapat bahwa melalui proses akomodasi
dan asimilasi, individu mengkonstruksi pengetahuan baru dari pengalamannya.
Asimilasi terjadi ketika pengalaman baru dari individu cocok dengan representasi
dunia nyata dalam diri (internal) mereka. Mereka mengasimilasikan (menjadikannya
sebagai bagian dari dirinya) pengalaman baru itu dalam kerangka yang sudah ada.
Asimilasi merupakan prosesmembingkai kembali representasi mental seseorang dari
dunia nyata supaya cocok dengan pengalamannya yang baru. Akomodasi dapat
dipahami sebagai suatu mekanisme bagaimana mengubah suatu kegagalan menjadi
keberhasilan melalui proses pembelajaran. Ketika kita berharap bahwa dunia bekerja
dengan cara sesuai keinginan kita, dan ternyatayang terjadi adalah sebaliknya, maka
kemungkinan besar kita mengalami kegagalan.
Dengan mengakomodasi pengalaman baru ini dan membingkai ulang model yang kita
kehendaki, kita memperoleh hal baru dari belajar tentang kegagalan.
Penting untuk dicatat bahwa konstruktivisme dengan sendirinya bukan merupakan
paedagogi tunggal yang istimewa. Kenyataannya, konstruktivisme menjelaskan
bagaimana berlangsungnya pembelajaran yang ideal, tanpa memandang apakah
pembelajar memanfaatkan pengalamannya untuk memahami materi ataukah
digunakannya untuk mencoba mendesain model pesawat terbang. Pada keduanya, teori
konstruktivisme menganggap yang penting adalah pembelajar mengkonstruksi
pengetahuannya.
Konstruktivisme sebagai deskripsi kognitif manusia seringkali diasosiasikan dengan
pendekatan paedagogi yang mempromosikan learning by doing.

3. Sintak PJBL

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DALAM PjBL

Tahapan Deskripsi
Tahap 1 Guru membuka pelajaran dengan memberikan suatu pertanyaan
Menyiapkan pertanyaan atau menantang (start with the big question) terkait procedure text yang
penugasan proyek (start with memberi penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu
the big question) aktivitas, misalnya teks prosedur bentuk resep atau bentukmanual.

24
G

Tahap 2 Menyusun/mendesai Perencanaan dilakukan secara bersama-sama antara guru


n perencanaan proyek dengan peserta didik, berisi tentang:
(designa plan for the project) Aturan main
Pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek
yang mendukung.
Menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan
untuk menyelesaikan proyek
Tahap 3 Guru dan peserta didik secara bersama-sama menyusun
Menyusun jadwal (create a jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
schedule) Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik
diberi arahan untuk mengelola waktu yang ada.
Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru,
akan tetapi guru juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas
peserta didik melenceng dari tujuan proyek.
Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah proyek yang
membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga
guru meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya
secara berkelompok di luar jam sekolah.
Ketika pembelajaran dilakukan saat jam sekolah, peserta
didik tinggal mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
Tahap 4 Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
Monitoring (monitor the aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek.
students and the progress of Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik
the project) pada setiap proses.
Tahap 5 Penilaian hasil proyek dilakukan saat masing-masing
Menguji hasil (assess the kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelompoklain
outcome) secara bergantian.
Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan
berbagai data lain dari berbagai sumber
Tahap 6 Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik
Evaluasi kegiatan/ melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
pengalaman (evaluate the sudah dijalankan.
experience) Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok.
Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan
perbaikan tugas proyek pada mata pelajaran yang samaatau mata
pelajaran lain.

25
G

B. Penelitian yang Relevan/Sebelumnya

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini akan dijelaskan sebagai
berikut :

Penelitian yang berjudul Implementasi Model Discovery Learning Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata PelajaranFikih Materi Tanda-
Tanda Baligh Di MI Al-Azhar atas nama Taufik dengan menggunakan metode
penelitian eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran Implementasi Model
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata
PelajaranFikih Materi Tanda-Tanda Baligh Di MI Al-Azhar. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan Implementasi Model
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata
PelajaranFikih Materi Tanda-Tanda Baligh Di MI Al-Azhar.

1.Penelitian yang berjudul Implementasi Model Discovery Learning Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata PelajaranFikih Materi Tanda-
Tanda Baligh Di MI Al-Azhar pada mata pelajaran FIKIH atas nama Taufik dengan
menggunakan metode penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh yang signifikan antara media gambar dengan hasil belajar siswa di kelas
IV MI Al-Azhar. Hasil penelitian ini menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Terdapat pengaruh yang signifikan antara media gambar dengan hasil belajar
siswa kelas IV MI Al-Azhar di ini dibuktikan dengan hasil
1.pengolahan data menggunakan uji hipotesis atau uji t yaitu Thitung = 2,894,
sedangkan Ttabel = 1,684 pada taraf u = 5% dengan derajat kebebasan dk = n-2.
Jadi sesuai dengan perbandingannya Thitung > Ttabel (2,894 > 1,684) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas IV MI Al-Azhar.
Tabel 2.1.Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Persamaan Perbedaan

1 Ulfa Adanya perbedaan yang Peneliti meneliti perbedaan


signifikan antara model dengan model pemberian
discovery learning dengankuis pada mata pelajaran
model pemberian kuis matematika di MTsN 2
Tulungagung
2 Padungo Hasil menggunakan Peneliti meneliti perbedaan
model discovery learning model pembelajaran
terbimbing lebih tinggi langsung pada mata
dari pada menggunakan pelajaran keseluruhan di
model pembelajaran SD
langsung

26
G

3 Isna Malihatul Nilai rata-rata hasil Peneliti meneliti perbedaan


Aini belajar tematik siswa pada model pembelajaran
model pembelajaran konvesional pada mata
Discovery Learning lebih pembelajaran tematik
tinggi dari nilai rata-rata terpadu di SD
hasil belajar tematik siswa
pada model konvensional.

Metode Pembelajaran Tanya Jawab


Menurut Sudjana (2009:78), metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Didukung oleh pendapat Yamin (2009: 48) menjelaskan bahwa metode adalah cara
yang digunakan untuk menggapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode
pendidikan berarti cara-cara yang digunakan guru agar tujuan pendidikan dapai
dicapai secara efektif dan efisien. Didukung oleh pendapat Uno (2012: 2), metode
pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu. Selin itu,
menurut Syah (2007: 133) mengemukakan bahwa metode mengajar merupakan cara-
cara yang digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan.

Penggunaan teknik tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang


diperlukan untuk menyimpulkan atau mengikhtisarkan pembelajaran dari apa yang
dibaca. Selain itu, tanya jawab dapat membantu menumbuhkan perhatian peserta
didik dalam pembelajaran, serta mengembangkan kemampuannya menggunakan
pengetahuan dan pengalaman belajarnya sehingga dapat berfungsi secara optimal.
Dalam tanya jawab itu pula, guru bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkap
peserta didik untuk dapat memahami bacaan. Apakah mereka paham dengan apa yang
dibacanya, apakah mereka mampu mengambil kesimpulan dari bacaan itu, atau
mungkin peserta didik disuruh menceritakan kembali dengan gaya bahasanya sendiri.

Pengertian Metode Tanya Jawab


Menurut Sudjana (2009:78), metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab
pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
Menurut Syah (2007: 137), metode tanya jawab adalah cara penyajian pengajaran
oleh guru dengan memberikan pertanyaan dan memina jawaban kepada siswa.
Menurut Dariyo (2013: 119) memaparkan bahwa metode tanya jawab yaitu metode
yang ditandai dengan guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
oleh siswa. pertanyaan dapat diajukan secara lisan atau tertulis oleh guru, dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa jauh penguasaan materi pelajaran yang telah
dipelajari oleh siswa pada waktu pembelajaran sebelumnya. Dengan jawaban-

27
G

jawaban yang tepat yangdisampaikan oleh siswa, maka guru dapat mengetahui taraf
penguasaan materi, pengetahuan, wawasan dan kecakapan akademis para siswanya.

Dasar Pertimbangan Penggunaan Metode Tanya Jawab

Syah (2007: 138) memaparkan beberapa dasar pertimbangan dalam menggunakan


metode tanya jawab, yaitu:1) apabila ingin mengulang bahan pelajaran;(2) untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran oleh siswa;(3) ingin membangkitkan
perhatian siswa;(4) sebagai selingan metode mengajar lainnya; (5) merangsang siswa
untuk berfikir kreatif dan inovatif;(6) pemberian kesempatan kepada siswa dalam
mengajukan permasalahan terkait materi.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Tanya Jawab

Syah (2007:138) menjelaskan sisi positif metode tanya jawab sebagai berikut: (1)
dapat menarik perhatian siswa walaupun kelas dalam keadaan kurang terkendali, (2)
melatih dan merangsang daya nalar serta daya ingatan siswa, dan (3) melatih
keterampilan menjelaskan serta keberanian mengemukakan pendapat secara lisan
dengan tertib dan teratur.
Sementara itu, sisi negatif metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan
pemahaman siswa.
Tidak semua siswa berani mengemukakan pendapat dan terampil menjelaskan dan
memberikan jawaban secara lugas dan teratur.
Akan banyak menyita waktu bila terjadi perbedaan dan silang pendapat.

Adanya keterbatasan waktu, sehingga tidak memungkinkan seluruh siswamendat


giliran menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan.
Adanya dominasi kegiatan pembelajaran oleh siswa yang memiliki keterampilan
bertanya dan menjelaskan dengan kemampuan yang memadai.

28
G

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek dan Obyek

1. Subjek Penelitian

Berdasarkan dari judul yang diangkat yakni. Penerapan model


pembelajaran Discovery Learninguntuk meningkatkan hasil belajar fikih
materi keserasian antara gerakan dan bacaan Shalat Siswa Kelas IV MI Al-
Azhar Pulau SugaraTahun Pelajaran 2023/2024. Penerapan ini akan
melibatkan siswa dan siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara yang
berjumlah 20 siswa.
2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah karakteristik orang tua yang terdiri dari
umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan dukungan keluarga dan hasil
belajar siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat pada penelitian ini adalah Madrsah Ibtidaiyah Al-Azhar yang
beralamatkan di Jl.Pulau Sugara RT.09 Kecamatan Alalak.Kabupaten Barito
Kuala. Ditetapkannya MI Al-Azhar sebagai tempat penelitian karena di
sekolah ini terdapat masalah dalam proses pembelajaran, guru lebih sering
menerapkan proses pembelajaran yang tradisional seperti metode ceramah
dan tanya jawab dalam penyampaian proses belajar mengajar,:ini
mengakibatkan hasil belajar siswa kurang memuaskan dan siswa kurang
dapat memahami suatu materi secara lebih mendalam.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian pada hari senin tanggal 20 Juli – 10 Agustus 2023 di
Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhar

No
Kegiatan Bulan Juli
.
1 Studi √
pendahuluan
ke lokasi.
2 Penyusunan √
rencana.
3 Mengajukan √ √ √ √
proposal
penelitian.
4 Penyusunan √ √ √
perangkat tes.

29
G

Pelaksanaan

No. Kegiatan Bulan Agustus

Pelaksanaan
5 evaluasi √ √
penelitian.
Analisis hasil
6 penelitian. √ √
Penyusunan
laporan
7 penelitian
Melaporkan √ √
hasil
8 penelitian. √ √

C. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya


sebab akibat dari perlakuan sekaligus memaparkan apasaja yang terjadi
ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal
pemberian perlakuan samfikih dengan dampak dari perlakuan tersebut.
Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa penelitian tindakan kelas atau
PTKadalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil,
yang melakukan PTK di kelasnya untuk meningkatkan kualitas
pembelajarannya.
Penelitian tindakan kelas merupakan rangkaian tiga buah kata yang masing-
masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penelitian- menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi
yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti
Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang dapat sengajadilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini, gerak kegiatan adalah adanya siklus
yang terjadi secara berulang untuk siswanya yang dikenai suatu tindakan.

Kelas-dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,


tetapimempunyai makna yang lain. Seperti sudah lama dikenal sejak
zamannya pendidikan Johann Amos Comenius pada abad ke 18, yang
dimaksud dengan kelas dalam konsep pendidikan dan pengajaran adalah
sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama, belajar hal yang
sama dari pendidik yang sama pula. (Suharsimi Arikunto dkk., 2015; 1- 2).

30
G

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas atau


hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau jasa. Hal terpenting dari
barang atau jasa berupa kejadian atau fenomena atau gejala sosial adalah
makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijanak-anakkuan pelajaran
berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Jangan samfikih sesuatu
yang berharga tersebut berlalu bersama waktu tanpa meninggalkan manfaat.
Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya
terhadap teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial dan tindakan.
(Djama’an dan Aan, 2014; 22)
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisiobjek yang
alamiah, (sebagai jawabnya adalah eksperimen) di mana peneliti sebagai
instrumen kunci pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi atau gabungan,
analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari para generalisasi. (Sugiyono. 2015 ; 15)
kunci apa saja yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga
dalam penelitian ini dapat dilakukan perbaikan kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa.
Stephen Kemmis dalam Subyantoro (2017: 7) menyatakan PTK sebagai
suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh
peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk
pendidikan), untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-
praktik sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, (b)
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di
tempat praktik itu dilaksanakan. Pendapat lain juga disamfikihkan oleh
Suyanto (dalam Subyantoro 2017: 6) mendefinisikan PTK sebagai bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara profesional.
Menurut Arikunto, dkk. (2014:58-60), penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses
belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus,
materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju pada
hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan PTK
ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari
jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang
dilakukan.

31
G

Berdasarkan pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
salah satu penelitian yang dilaksanakan untuk memperbaiki atau
memecahkan kata kunci yang ada di dalam kelas, agar praktik kependidikan
yang dilakukan oleh pendidik dan siswa dapat terlaksana dengan baik,
sekaligus untuk mencafikih tujuan pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan karakteristik prosedur penelitian menurut Tripp
(dalam Subyantoro 2017: 24) yang pelaksanaannya terdiri dari perencanaan,
tidakan, observasi, dan refleksi.Hasil tindakan siklus I digunakan untuk
mengadakan perbaikan aktifitas dan hasil belajar siswa melalui metode
cooperative learning tipe Group Investigation, sekaligus untuk mengetahui
kelemahan atau kekurangan apa saja yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran fikih. Tindak lanjut dari hasil siklus I, kemudian dilakukan
perbaikan pada siklus II untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan
kegiatan pembelajaran yang muncul pada siklus I dan seterusnya.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kemmis dan McTaggar (dalam


Suranto, 2010:49) dapat digambarkan dalam diagram

sebagai berikut :

Tindakan /

Rencana
Refleksi

Tindakan /
Rencana yang

Refleksi

Rencana yang
Refleksi

Tindakan /

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

D. Prossedur Penelitian Tindakan


A.Metode Penelitian
Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin, yaitu
yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu (1)
planning(rencana), (2) action (tindakan), (3) observation ().1

32
G

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

gambar berikut:
Identifikasi
Masalah

Perencanaan
(planning) SIKLUS 1

Refleksi Tindakan
(reflecting) (acting)
SIKLUS 2

Observasi
(observing)

Perencanaan ulang

Dan seterusnya
Gambar 3.1 : Siklus PTK menurut Kurt Lewin. Penelitian
tindakan kelas

yang meliputi komponen-komponen :


Perencanaan (planning)

Yaitu mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk meningkatkan apa yang
telah terjadi.

Tindakan (acting)

Yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi
praktik yang cermat dan bijaksana.

Observation (pengamatan)

Yaitu kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan dalam proses belajar
mengajar.

Reflektion (refleksi)

33
G

Yaitu mengingat dan merenungkan suatu tindakan seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang
nyata dalam tindakan strategis.

Setting dan Subjek Penelitian

Setting Penelitian

Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Kelas IV MI Al-Azhar

Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal 20-15 Juli 2023.

Siklus PTK

PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar pada
materi ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya alam melalui metode
Peta Konsep siswa Kelas IV MI Al-Azhar dalam mengikuti fikih

Subjek penelitian

Siswa kelas IV MI Al-Azhar,Jln.Pulau Pulau Sugara RT.09.Kecamatan


Alalak.Kabupaten Barito Kuala, jumlah satu kelas terdiri dari 20 siswa, Perempuan 9
anak dan lakilaki 11 anak. peneliti memilih kelas IV sebagai subjek penelitian karena
pembelajaran di kelas tersebut dikatakan masih belum menguasai materi tanda-tanda
baligh

Variabel yang Diselidiki

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan


yang dihadapi yaitu:

Variabel Input :Siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara

Variabel Proses : Metode Peta Konsep

Variabel Out put : Peningkatan hasil belajar siswa

34
G

Rencana Tindakan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin, maka dapat diperinci
beberapa siklus sebagai berikut ini :
SIKLUS I

Langkah-langkah dalam siklus I terdiri dari :

Tahap Perencanaan

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah :

Membuat rencana pembelajaran dengan metode peta konsep

Menyiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang diperlukan

Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama melaksanakan


pembelajaran

Menyusun lembar kerja siswa

Tahap Pelaksanaan atau


tindakanAwal
Melaksanakan do'a dan absensi

Apakah kalian ingat materi tentang Teks Deskripsi Sebutkan?

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Inti

Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok

Guru bertanya kepada masing-masing kelompok yang berhubungan dengan materi


yaitu sebutkan contoh-contoh Teks Deskripsi?

Masing-masing kelompok menjawab menurut pengetahuan mereka masing-masing

35
G

Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode peta konsep

Masing-masing kelompok mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru

Perwakilan masing-masing kelompok mencatat apa yang disampaikan oleh guru


dengan menggunakan metode peta konsep dan mempresentasikannya di depan kelas.

Guru memberikan apresiasi dan reward kepada kelompok yang


sudah berani maju danmempresentasikan hasil kerjanya.

Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap


keberhasilannya
Penutup

Menyimpulkan dan merefleksikan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa

Siswa diminta mengerjakan soal latihan yang telah diberikan

Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

Guru memberikan motivasi pada siswa agar rajin belajar

Mengakhiri pembelajaran dengan hamdallah dan do'a


Observasi

Pengamatan dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan


menilai kegiatan hasil belajar siswa.

Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan, hasil observasi dianalisis untuk
membantu tindakan perbaikan yang akan dilakukan kemudian. Dengan melakukan
refleksipeneliti dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki
lagi.

36
G

SIKLUS II

Langkah-langkah dalam siklus II terdiri dari :

Tahap Perencanaan

Membuat rencana pembelajaran dengan metode peta konsep

Menyiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang diperlukan

Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama melaksanakan


pembelajaran

Menyusun lembar kerja siswa

Tahap Pelaksanaan atau


tindakanAwal
Melaksanakan do'a dan absensi

Inti

Guru membagi siswa menjadi lima kelompok

Guru bertanya kepada masing-masing kelompok yang berhubungan dengan materi


yaitu sebutkan contoh-contoh Teks Deskripsi?

Masing-masing kelompok menjawab menurut pengetahuan mereka masing-masing

Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode peta konsep dengan


menambah gambar yang ditempelkan siswa di depan kelas

Dengan panduan guru masing-masing kelompok mengerjakan apa yang


diperintah oleh guru
Perwakilan masing-masing kelompok mencatat apa yang disampaikan oleh guru
dengan menggunakan metode peta konsep dan mempresentasikannya di depan kelas.

Guru memberikan apresiasi dan reward kepada kelompok yang sudah berani maju dan
mempresentasikan hasil kerjanya.

37
G

Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap


keberhasilannya

Penutup

Menyimpulkan dan merefleksikan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa


Siswa diminta mengerjakan soal latihan yang telah diberikan

Guru memberikan motivasi pada siswa agar rajin belajar

Mengakhiri pembelajaran dengan hamdallah dan do'a

Observasi

Melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran termasuk keaktifan siswa


dalammencari informasi tentang materi.

Refleksi

Menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran guna


untukmeningkatkan hasil belajar melalui metode peta konsep.

Data dan Smber data

Sumber Data

Setiap penelitian mempunyai sumber data untuk menunjang suatu penelitian


tersebut.Sumber data dalam PTK ini adalah sebagai berikut:

Siswa

Untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa selama proses belajar mengajar

38
G

Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dengan menggunakan metode peta


konsepdalam proses pembelajaran

Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data yaitu melalui :

Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengetahui berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. 2 Observasi
ini dipergunakan untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dan guru yang
dilaksanakan oleh peneliti melalui lembar observasi.

Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk


memperoleh informasi, seperti melakukan percakapan. 3 Wawancara ini digunakan
untuk memperoleh data tentang hasil belajar dalam pembelajaran Bahsa Indonesia,
serta menemukan kesulitan yang dihadapi guru selama proses pembelajaran
berlangsung.

Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk memperoleh data melalui penelitian terhadap


benda-benda atau hal-hal yang tertulis.4 Dalam penelitian ini metode dokumentasi
yang di gunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada lembaga sekolah
sebagaidata penunjang yaitu tentang profil MI Al-Azhar

, visi dan misi sekolah, struktur organisasi, foto atau gambar proses pembelajaran
berlangsung.

Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakanuntuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil

39
G

belajar siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa. Peneliti membuat tes berupa tes tulis dalam bentuk objektif pilihan ganda pada
siklus I dan siklus II yang diberikan siswa setiap akhir siklus.

Analisis Data

Data adalah suatu hal yang diperoleh dilapangan ketika melakukan penelitian dan belu
diolah.

Dalam penelitian ini mengggunakan data kualitatif dan data kuantitatif yaitu:

Data Kualitatif

Data yang disajikan dalam bentuk verbal, bukan dalam bentuk angka. Dalam
penelitian ini data kualitatif termasuk pelengkap, yang termasuk data kualitatif
adalah:

Gambaran Umum MI Al-Azhar

Pelaksanaan pembelajaran Metode Peta Konsep di MI Al-Azhar

hasil pengamatan tentang aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa
dalam belajar. Dianalisis dengan memberikan skala penilaian pada tabel hasil
observasi.

Untuk memberikan makna terhadap angka prosentasi, maka

digunakan ketetapan dengan ketetapan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa
sebagai berikut33:

76% - 100% = Baik sekali

51% - 75% = Baik

26% - 50% = Cukup

<26% = Kurang
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase penguasaan materi siswa setelah
proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya dilakukan dengan cara

40
G

memberikan evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung
dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana sebagai
berikut:

Penilaian hasil belajar (tes)

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi denganjumlah


siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.

Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

X=

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

∑ X = Jumlah semua nilai siswaN =


jumlah seluruh siswa
Untuk ketuntasan belajar

Untuk mengetahui prosentase ketentuan hasil belajar siswa secara klasikal akan
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

P= x 100%

Hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam


bentuk penskoran nilai siswa dengan menggunakan kriteria standar penilaian
madrasah ibtida’iyah sebagai berikut:

90 – 100 = Sangat baik

70 – 89 = Baik
50 – 69 = Cukup baik

0 – 49 = Tidak baik

Data Kuantitatif

41
G

Data Kualitatif adalah data yang berbentuk angka statistik. Data inilah yang menjadi
data utama dalam penelitian ini. Yang meliputi:

Administrasi pembelajaran melalui metode Peta Konsep di MI Al-Azhar

Hasil Belajar siswa di MI Al-Azhar

Indikator Kinerja

Indikator Kinerja digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK
dalam meningkatkan atau memperbaiki Proses pembelajaran di kelas. Indikator
kinerja harusrealistik dan dapat diukur.

Adapun indikator yang digunakan dalam PTK ini adalah:

Minimal 80% siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan

Rata-rata skor siswa minimal 75

Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah


dikembangkansebelumnya > 70%

Minimal 70% siswa mencapai prestasi belajar dan aktif dalam pembelajaran

Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Antara guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan peneliti yang melaksanakan pembelajaran
bersama-samasebagai observator.

Peneliti dan kolaborator bertanggung jawab penuh dalam penelitian tindakan kelas ini.
Mereka terlibat dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap
siklusnya.Dan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang sudah dianggap mampu
memenuhi hasil yang diinginkan.
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Indikator keberhasilan tindakan meliputi perubahan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa terlihat lebih aktif dan senang dalam mengikuti
pembelajaran serta ditandai dengan peningkatan siswa pada pembelajaran
fikih. Minimal 85% dari jumlah siswa mencafikih hasil belajar tuntas

42
G

(KKM=68). Sumber data pada penelitian ini berupa data kuantitatif diperoleh
dari subjek berupa data nilai hasil penilaian unjuk kerja siswa.

F. Data dan Sumber Data

Sumber Data

Setiap penelitian mempunyai sumber data untuk menunjang suatu penelitian


tersebut.Sumber data dalam PTK ini adalah sebagai berikut:

Siswa

Untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa selama proses belajar mengajar

Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dengan menggunakan metode peta


konsepdalam proses pembelajaran

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data yaitu melalui :

1. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif, dan rasional mengetahui berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. 2 Observasi
ini dipergunakan untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa dan guru yang
dilaksanakan oleh peneliti melalui lembar observasi.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk


memperoleh informasi, seperti melakukan percakapan. 3 Wawancara ini digunakan
untuk memperoleh data tentang hasil belajar dalam pembelajaran Bahsa Indonesia,
serta menemukan kesulitan yang dihadapi guru selama proses pembelajaran
berlangsung.

43
G

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk memperoleh data melalui penelitian terhadap


benda-benda atau hal-hal yang tertulis.4 Dalam penelitian ini metode dokumentasi
yang di gunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada lembaga sekolah
sebagaidata penunjang yaitu tentang profil MI Al-Azhar

, visi dan misi sekolah, struktur organisasi, foto atau gambar proses pembelajaran
berlangsung.

4. Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakanuntuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa. Peneliti membuat tes berupa tes tulis dalam bentuk objektif pilihan ganda pada
siklus I dan siklus II yang diberikan siswa setiap akhir siklus.

5. Analisis Data

Data adalah suatu hal yang diperoleh dilapangan ketika melakukan penelitian dan belu
diolah.

Dalam penelitian ini mengggunakan data kualitatif dan data kuantitatif yaitu:

a.Data Kualitatif

Data yang disajikan dalam bentuk verbal, bukan dalam bentuk angka. Dalam
penelitian ini data kualitatif termasuk pelengkap, yang termasuk data kualitatif
adalah:

Gambaran Umum MI Al-Azhar

Pelaksanaan pembelajaran Metode Peta Konsep di MI Al-Azhar

hasil pengamatan tentang aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa
dalam belajar. Dianalisis dengan memberikan skala penilaian pada tabel hasil
observasi.

44
G

Untuk memberikan makna terhadap angka prosentasi, maka

digunakan ketetapan dengan ketetapan penilaian terhadap aktivitas guru dan siswa
sebagai berikut33:

76% - 100% = Baik sekali

51% - 75% = Baik

26% - 50% = Cukup

<26% = Kurang
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase penguasaan materi siswa setelah
proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung
dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana sebagai
berikut:

Penilaian hasil belajar (tes)

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi denganjumlah


siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.

Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

X=

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

∑ X = Jumlah semua nilai siswaN =


jumlah seluruh siswa
Untuk ketuntasan belajar

Untuk mengetahui prosentase ketentuan hasil belajar siswa secara klasikal akan
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

45
G

P= x 100%

Hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam


bentuk penskoran nilai siswa dengan menggunakan kriteria standar penilaian
madrasah ibtida’iyah sebagai berikut:

90 – 100 = Sangat baik

70 – 89 = Baik
50 – 69 = Cukup baik

0 – 49 = Tidak baik

Data Kuantitatif

Data Kualitatif adalah data yang berbentuk angka statistik. Data inilah yang menjadi
data utama dalam penelitian ini. Yang meliputi:

Administrasi pembelajaran melalui metode Peta Konsep di MI Al-Azhar

Hasil Belajar siswa di MI Al-Azhar

G.Tehnik Pengumpulan Data

Metode yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data antara lainmetode


wawancara, dokumentasi, observasi dan tes
Wawancara

Menurut Lexy, wawancara terbagi atas tiga yaitu wawancara informal,


pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara dan wawancara baku
terbuka. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara yang
mengharuskan untuk membuat kerangka dan garis besarpokok rumusan dan
tidak perlu ditanyakan secara berurutan. Penggunaan dan pemilihan kata
untuk wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya.
Pelaksanaan wawancara dan pengurutan

46
G

pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam kontekswawancara


yang sebenarnya (Moleong, 2009: 186-187)
Wawancara dilakukan terhadap informan atau seseorang responden yang
memiliki pemahaman dan pengetahuan sesuai apa yang peneliti teliti, terkait
pertanyaan yang akan diajukan tentang peningkatan pembelajaran fikih untuk
siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara.
Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah serta guru- guru di MI
sebelum melakukan penelitian. Pada saat wawancara kepala sekolah
mengatakan bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran fikih
adalah metode konvensional mempengaruhi hasil belajar siswa oleh karena
itu, kepala sekolah mendukung peneliti melakukan penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery Learninguntuk mengetahui
apakah dengan diterapkannya model tersebut siswa dapat meningkat atau
tidak terlebih untuk materi keserasian antara gerakan dan bacaan Shalat.
Observasi

Yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, yaitu


dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya (Sugiyono:2013). Dari situasi
yang ada penulis akan ikut terjun langsung

dalam proses pembelajaran fikih terlebih dahulu agar mengetahui gambaran


proses pembelajaran sebelum proses penelitian berjalan.
Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengamati saat siswa
pada saat pembelajaran berlangsung dan dari pengamatannya peneliti dapat
mengetahui kekurangan siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran
Discovery Learningyaitu kebanyakan dari mereka tidak memperhatikan
pelajaran sehingga peneliti harus membuat pelajaran menjadi menarik agar
siswa yang acuh menjadi tahu.
Dokumentasi
Pengumpulan data dalam penelitian ini juga dilakukan pada arsip atau
dokumen yang ada di sekolah. Adapun instrumen yang digunakan adalah
perekan video atau kamera pengambil gambar, tujuannya dilakukan
perekaman untuk memperjelas berbagai situasi dan kondisi yang ada saat
observasi dilakukan, berguna juga meningkatkan peneliti tentang situasi yang
sedang diteliti.
Dokumentasi penting dilakukan sebagai bukti nyata yang pasti dilakukan

47
G

oleh kebanyakan peneliti sebagai lampiran maupun secaratidak langsung


menjadi tolak ukur peneliti dalam melakukan penelitiannya.
Tes Unjuk Kerja

Menurut Charbonneau dan Reider sebagaimana dikutip oleh

Trianto (2009:270) pada pembelajaran, tes dilakukan baik untuk satu tema
pembelajaran maupun untuk beberapa tema. Perlu juga diketahui, bahwa tes
formal tidak atau belum memberikan informasi yang cukup tentang
bagaimana seorang anak sebagai individu berpikir dan menguasai konsep-
konsep, bagaimana mereka belajar sendiri dan bagaimana mereka
mengeksplorasi kemampuan yang ada dalam diri mereka.
Tes dalam penelitian ini berisi tentang tes kemampuan awal individu atau
pretes, postes siklus I dan Postes Siklus II. Pretes dilakukan untuk
menyiapkan siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugaradalam proses
pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa kelas
IV MI Al-Azhar Pulau Sugarayang akan dijanak-anakkuan topik dalam awal
proses belajar mengajar, dan untuk mengetahui dari mana seharusnya belajar
mengajar dimulai. Sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan
sebelumnya dan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap pembelajaran pada siklusselanjutnya.

H.Validasi Instrumen

Validadi Instrumen adalah menggambarkan sejauh mana instrumen itu


mampu mengukur apa yang seharusnya harus diukur (Allen & Yen,
1979; Azwar, 2000; Kerlinger, 1986). Jadi secara singkat,
kesimpulannya adalah sebuah instrumen yang valid akan mengukur
apa yang memang seharusnya diukur.Instrumen dalam penelitian PTK
ini adalah tes unjuk kerja menggunakan lembar observasi. Lembar observasi
yang digunakan dalam penelitian inidisajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1. Lembar Observasi Kelas Terhadap Guru Dalam Pembelajaran

Skor
No Aspek-aspek yang Diamati
1 2 3 4
I. PENDAHULUAN
1. Membariskan siswa dan memimpin berdoa
2. Memeriksa kesiapan siswa
3. Melakukan kegiatan apersepsi

48
G

4. Menyamfikihkan tujuan pembelajaran


II. PEMANASAN
1. Memberikan pemanasan berupa penguluran
2. Memberikan pemanasan dalam bentuk permainan yang

mengarah pada materi pembelajaran


III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
1. Menyamfikihkan tujuan yang akan dicafikih dalam

pembelajaran
2. Memberikan penjelasan sebelum siswa mempelajari materi
3. Memberikan koreksi terhadap aktivitas yang dilakukan

siswa
4. Memberikan kesempatan yang sama kepada para siswa

untuk mempelajari materi


5. Memberikan kegiatan yang aman dan menyenangkan
6. Menggunakan strategi dari yang mudah ke yang sulit

7. Menggunakan strategi dari yang sederhana ke komplek

8. Memberikan evaluasi secara keseluruhan

IV. KEGIATAN PENUTUP


1. Kegiatan pendinginan menggunakan metode bermain
2. Menyamfikihkan inti pembelajaran yang telah dilakukan
3. Memberikan perintah untuk mencuci tangan dan kaki
4. Memberikan perintah untuk berganti dan merapikan

pakaian
5. Memberikan kesempatan untuk mempersiapkan pelajaran

Berikutnya
6. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berbaris dan

berdoa

Keterangan:

Skor 1 : Tidak pernahSkor


2 : Jarang
Skor 3 : Sering
Skor 4 : Selalu
Keterangan Penilaian :

49
G

Skor 20 - 30, Pelaksanaan pembelajaran berlangsung kurang baik

Skor 31 - 50, Pelaksanaan pembelajaran berlangsung cukup baik

Skor 51 - 60, Pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik

Skor 61 - 80, Pelaksanaan pembelajaran berlangsung sangat baik

I.Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara merefleksi hasil observasi danevaluasi


terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di lapangan
dan diolah menjadi kalimat yang bermakna dan dianalisis. Data yang diperoleh
pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan deskriptif komparatif yaitu
dengan membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, siklus I, dan Siklus
II.Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) fikih menurut Mungin-Edy W (2008:
492) sebagai berikut:
Kompleksitas (n1)

Tinggi, rentang nilai antara 81 – 100 dengan skor 3

Sedang, rentang nilai antara 65 – 80 dengan skor 2

Rendah, rentang nilai antara 50 – 64 dengan skor 1

Daya dukung (n2)

Tinggi, rentang nilai antara 81 – 100 dengan skor 3

Sedang, rentang nilai antara 65 – 80 dengan skor 2

Rendah, rentang nilai antara 50 – 64 dengan skor 1

Intake (n3)

Tinggi, rentang nilai antara 81-100 dengan skor 3

Sedang, rentang nilai antara 65-80 dengan skor 2

50
G

Rendah, rentang nilai antara 50-64 dengan skor 1.

Jika indikator memiliki kriteria maka nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari
kriteria yang ditentukan atau dirumuskan sebagai berikut;

KKM = n1 + n2 + n3 x 100

20

Target ketuntasan perkembangan hasil belajar siswa sebanyak 85% dari 20


siswa yang harus mencafikih KKM.
1. Persentase penguasaan kegiatan secara klasikal yang dirumuskan sebagai
berikut:

Jumlah subyek berhasil


Ketuntasan Klasikal =

Jumlah subyek keseluruhan

Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan tindakan meliputi perubahan siswa dalam kegiatan


pembelajaran. Siswa terlihat lebih aktif dan senang dalam mengikuti
pembelajaran serta ditandai dengan peningkatan siswa pada pembelajaran
fikih. Minimal 85% dari jumlah siswa mencafikih hasil belajar tuntas
(KKM=68). Sumber data pada penelitian ini berupa data kuantitatif diperoleh
dari subjek berupa data nilai hasil penilaian unjuk kerja siswa.

51
G

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Kondisi prasiklus

Kondisi prasiklus adalah kondisi belajar siswa sebelumditerapkannya model


pembelajaran Discovery Learningpada MI Al- Azhar Pulau Sugara.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada hari Selasa, tanggal
5 Juli 2023 dimana siswa berjumlah 20 siswa dan semuanya hadir. Pertama
kali peneliti memasuki kelas para siswa menyambut peneliti dengan baik. lalu
peneliti melakukan evaluasi dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan
sederhana oleh peneliti untuk mengetahui hasil belajar fikih materi keserasian
antara gerakan danbacaan haid.
Hasil dari evaluasi tersebut menujukkan bahwa hanya ada 10siswa dari 20
siswa yang tuntas belajar di kelasnya menyebabkan tingkat kemampuan dan
minat siswa dalam menerima materi pun berbeda. Siswa yang pernah
mempelajari materi gerakan haid atau bacaan haid tampak aktif dan mudah
menerima pelajaran. Sedangkan siswa yang belum pernah mempelajari
materi gerakan haid atau bacaan haid tampak kesulitan dalam memperagakan
haid dengan bacaan yang serasiyang baru dikenalnya. Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yakni di kelas sebelumnya siswa banyak
yang hanya menerima materi tanpa melakukan praktik secara langsung

Evaluasi diperlukan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat


kemampuan dan minat siswa dalam menerima pelajaran fikih, serta
bertujuan untuk membantu siswa menguasai hasil belajar fikih materi
keserasian antara gerakan dan bacaan haid yang telah diberikan. Sehingga
pengguna strategi Discovery Learningdapat menunjang hasil pembelajaran di
kelas.
Berikut hasil pengamatan dari hasil belajar di kelas IV A MI Al- Azhar Pulau
Sugara.
Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pada Tahap Prasiklus

No Nama KKM Nilai Keterangan


1 SYARIFAH FATIMAH AZ 68 60 Belum Tuntas
ZAHRO

2 IZKA 'IZZATI 68 76 Tuntas

52
G

3 MUHAMMAD JAMIL 68 60 Belum Tuntas


4 SHOFIATUL QOLBIYAH 68 72 Tuntas
5 REZA ADITYA 68 60 Belum Tuntas
6 MARIA 68 68 Tuntas
7 ABDILLAH 68 68 Tuntas
8 AKHMAD REZA 68 72 Tuntas
9 AFIFA FITRIYA 68 65 Belum Tuntas
10 MUHAMMAD ANSHARI 68 75 Tuntas
11 AHMAD BAIHAKI 68 56 Belum Tuntas
12 HARIS 68 70 Tuntas
13 SAHLA RIZQINA 68 76 Tuntas
14 MUADZAH AL ADAWIYAH 68 55 Belum Tuntas
15 MUHAMMAD SALAM 68 68 Tuntas
16 ZIKRAN FAKIH 68 55 Belum Tuntas
17 MUHAMMAD RAMADHAN 68 60 Belum Tuntas
18 GT.AHMAD ALIF HABIBI 68 55 Belum Tuntas
19 AHMAD NIZOM HUZIFA 68 65 Belum Tuntas
20 FARID ILHAM 68 76 Tuntas
Jumlah 1312
Rata-Rata 65,60
Sesuai dengan hasil belajar diatas sebelum diterapkan strategi Discovery
Learninglebih banyak siswa yang tidak tuntas belajar

dibanding siswa yang tuntas belajar itu disebabkan oleh sebagian siswa
baru pertama kali mempalajari materi pembelajaran sehingga berdampak
pada keterampilan serta pengetahuan siswa.
Pengaplikasian sarana dan prasarana yang kurang menunjang materi fikih
berdampak pada hasil belajar siswa tentang keserasianantara gerakan dan
bacaan haid yang benar. Oleh karena itu, tenaga pendidik memegang peran
yang penting dalam proses pembelajaran agar para siswa benar-benar
memahami dan banyak berlatih guna untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti menerapkan strategi
Discovery Learningpada siklus berikutnya
Penerapan model pembelajaran Discovery Learning
Dalam penerapan model pembelajaran ini, peneliti memiliki langkah-
langkah yang harus dilakukan demi lancarnya proses Pembelajaran fikih
yang dilaksanakandikelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara. Adapun langkah-
langkah tersebut dilaksanakan dalam 2 siklusyaitu siklus 1 dan siklus
2. Secara rinci dapat dijabarkan sebagaiberikut:

53
G

1. Siklus I

Tahapan Perencanaan

Sebelum melakukan proses mengajar terlebih dahulu, peneliti mempersiapkan RPP,


LKPD, mempelajari materi yang akan di ajarkan kepada siswa, mempersiapkan
media yang sesuai dengan model discoverylearning di hari tersebut.
Tahapan Tindakan

Pada saat melangsungkan pembelajaran, diamati oleh pengamat,yaitu ibu Marya


Ulfah, S.Pd.I (Guru Fikih),dan bapak Afif Syaifuddin, S.Kom satu bertugas
mengamati aktivitas guru satunya lagi bertugas mengamati aktivitas siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan inti guru membagi peserta didik berkelompok yang terdiri atas 3
kelompok mencari dan mendiskusikan materi pada hari tersebut dengan model
discovery learning. Pada kegiatan penutup guru membimbing siswa menyimpulkan
pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi.
Tahap Pengamatan

Pengamatan guru dalam mengelola pembelajaran diamati oleh guru bidang studi
Fikih kelas IV yaitu ibu Marya Ulfah, S.Pd.I hasil pengamatan kemampuan guru
mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning pada siklus I dapat

di lihat pada tabel berikut ini.

Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat ketahui aktivitas guru selama
pembelajaran pada materi waktu terjadinya haiddan ihtilam dengan menggunakan
model discovery learning sudah memperoleh nilai 75% dengan nilai rata -rata 3,00.
Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I

Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaraan diamati oleh bapak Afif
Syaifuddin, S.Kom kegiatan pengamatan peserta didik dilakukan pada saat
pembelajaran siklus ke I. Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada RPP
diketahui bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Fikih pada materi
waktu terjadinya haid dan ihtilam aktivitasnya baik pada siklus pertama. Pada
tahap ini

54
G

aktivitas peserta didik mencapai kategori cukup yaitu 67,18%. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik padasiklus pertama tidak mencapai
tujuan Pembelajaran yang di harapkan.
Hasil Belajar Peserta Didik

Setelah pembelajaran pada siklus l, guru memberikan soal post-test yang diikuti
oleh 22 siswa pada kelas IV-a. Berdasarkan data hasil belajar peseta didik pada
siklus ke I diketahui bahwa sebanyak
13 atau 59,09% hasil belajar siswa sudah mencapai KKM,sedangkan 9 atau 40,9%
siswa belum mencapai KKM. Oleh karena itu, ketuntasan belajar siswa secara
klasikal pada siklus I belum tercapai.
Tabel Analisis Observasi Guru dan Peseta Didik Siklus I

Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik Keterangan

64 64 Skor Maksimal

48 43 Skor yang di Peroleh

3,00 2,68 Rata-rata

75% 58,09% Persentase

Baik Cukup Kategori

Sumber: Hasil analisis aktivitas guru dan peserta didik siklus I.

Tahap Refleksi

Melakukan evaluasi tindakan dari hasil penemuan proses pembelajaran adapun


yang perlu diperbaiki. Kelemahan peserta didikdan guru
Terdapat 7 peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai skor ketuntasan
dikarenakan peserta didik kurang fokus pada saat pembelajaran berlangsung
Peserta didik kurang menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari bacaan buku
peserta didik
Perhatian peserta didik kurang

Kerja sama dengan kelompok.

Peserta didik masih ada yang kurang mampu menjawab soal tes.

Guru masih kurang maksimal dalam menguasai kelas IV MI Al- Azhar Pulau
Sugara
Sedangkan keberhasilan peserta didik dan guru, yaitu:

55
G

Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru dengan baik.

Peserta didik mendengarkan langkah pembelajaran discoverylearning dengan


baik.
Peserta didik mencari jawaban dari tugas yang diberikan denganbaik.
Kemampuan guru mengelola waktu dengan baik.
Kemampuan guru memberi kesempatan kepada peserta didikuntuk bertanya
dengan baik.
Melanjutkan keberhasilan dan kekurangan yang ditemukan di siklus I, guru bersama
pengamat, melanjutkan siklus ke II untuk menyempurnakan kekurangan- kekurangan
pada penelitian tindakan kelas pada siklus sebelumnya supaya lebih berkembang dan
semakin baik.
Pertemuan ke II
Hasil penelitian pada pertemuan kedua pada siklus I ini meliputi kegiatan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan refleksi.
Perencanaan pembelajaran
Tahap perencanaan pada siklus ini merupakan tahap lanjutan setelah
pertemuan sebelumnya pada kesempatan ini peneliti mempersiapkan
beberapa hal sebaik mungkin. Karena pertemuan kali ini merupakan lanjutan
dari pertemuan sebelumnya. Peneliti kembali mempersiapkan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Hal ini kembali dilakukan agar proses
pembelajaran dapat berjalan sebagai mana mestinya atau bahkan lebih baik
dari sebelumnya.
Pelaksanaan pembelajaran

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Juli 2023 pukul 07.00. pada
pukul 10.35 guru mulai mengecek kehadiran siswa pada pertemuan ini
siswa kelas IV A MI Al-

Azhar Pulau Sugara masih hadir semuanya dari 20 siswa. Setelah itu para
siswa pun membaca doa sebagai tanda siap untuk menerima pembelajaran.
Pertemuan sebelumnya para siswa telah mendapatkan materi keserasian
antara gerakan dan bacaan haid dan mengulang kembali materi keserasian
antara gerakan dan bacaan haid yang telah diberikan pada pertemuan I,
kemudian dilanjutkan dengan pemberian penjelasan, setelah dinilai oleh
peneliti siswa menguasai materi yang pertama diberikan dan pembelajaran
kali ini diberikan dengan mendemonstrasikan seorang siswa untuk memberi
contohkepada rekan-rekannya seperti yang didemonstrasikan oleh peneliti.
Pembelajaran diakhiri pada pukul 09.00 dan siswa kembali diberikan tes
pada pertemuan akhir siklus I untuk materi keserasian antara gerakan dan
bacaan haid yang telah diberikan untuk mengecek sejauh mana pemahaman
siswa dan latihan yang telah mereka lakukan apakah ada peningkatan
dibanding tes prasiklus dimana belum diterapkan strategi Discovery

56
G

Learning.
Refleksi

Kegiatan pembelajaran yang terjadi pada siklus satu sesuai dengan apa yang
telah direncanakan oleh peneliti sebelumnya. Setelah diterapkannya model
pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran fikih, siswa telah
menunjukan adanya peningkatan dalam mengikuti proses pembelajaran
khususnya materi keserasian antara gerakan dan bacaan haid. Siswa yang
tadinya sama sekali tidak tahu menjadi tahu dan bahkan telah sedikit demi
sedikit mempraktikannya dengan baik dan terus mencoba hingga mereka
berlatih terus. Peningkatan ini terjadi berkat diterapkannya model
pembelajaran Discovery Learningyang dimana materi dan praktek disajikan
secara selangkah demi selangkah demi tercafikihnya tujuan pembelajaran
yang terdapat pada setiap langkah yang hendak dicafikih. Hal tersebut dapat
dilihat dari dari tabel hasil belajar oleh peneliti terhadap kegiatan
pembelajaran disiklus I.
Tabel 4.2. Hasil belajar Siswa Pada Siklus I

No Nama KKM Nilai Keterangan


1 SYARIFAH FATIMAH AZ ZAHRO 68 65 Belum Tuntas

2 IZKA 'IZZATI 68 80 Tuntas

3 MUHAMMAD JAMIL 68 68 Tuntas


4 SHOFIATUL QOLBIYAH 68 80 Tuntas
5 REZA ADITYA 68 65 Belum Tuntas

6 MARIA 68 76 Tuntas

7 ABDILLAH 68 75 Tuntas
8 AKHMAD REZA 68 80 Tuntas

9 AFIFA FITRIYA 68 76 Tuntas


10 MUHAMMAD ANSHARI 68 84 Tuntas
11 AHMAD BAIHAKI 68 70 Tuntas
12 HARIS 68 82 Tuntas
13 SAHLA RIZQINA 68 85 Tuntas
14 MUADZAH AL ADAWIYAH 68 65 Belum Tuntas
15 MUHAMMAD SALAM 68 72 Tuntas
16 ZIKRAN FAKIH 68 60 Belum Tuntas
17 MUHAMMAD RAMADHAN 68 70 Tuntas
18 GT.AHMAD ALIF HABIBI 68 65 Belum Tuntas
19 AHMAD NIZOM HUZIFA 68 70 Tuntas

57
G

20 FARID ILHAM 68 80 Tuntas


Jumlah 1468
Rata-Rata 73,40
l diatas menujukkan bahwa nilai siswa mengalami peningkatan. Di antaranya
banyak siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran Discovery
Learningmempunyai nilai yang tidak tuntas. Walaupun belum mengalami
peningkatan yang signifikan. Data diatas telah menunjukkan peningkatan
keterampilan serta perilakunya meningkat dibanding prasiklus sebelumnya.
Selain dari aspek positif diatas ada pula aspek negative yang yang masih
cukup tinggi ini menujukkan bahwa kegiatan proses belajar mengajar siswa
belum terjadi secara signifikan sehingga peneliti melalukan refleksi.
Kegiatan refleksi pada siklus ini dilakukan tak lain untukmengetahui lancar
atau tidaknya proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. adapun
pelaksanaan menggunakan strategi Discovery Learningtelah membuat
beberapa siswa memberikan respon positif berupa siswa yang antusias dan
bersemangat dalam mengikuti belajar fikih khususnya tanda-tanda baligh.
Hal ini terlihat ketika beberapa siswa mulai bertanya ketika mereka kurang
memahami gerakan dan bacaan dalam haid hal ini menujukkan bahwa siswa yang
dulunya tidak bisa menjadi bisa karena adanya kemauan dan antusias. Banyak
diantara mereka yang masih bingung dan bersikap pasif. Hal tersebut tentunya akan
menjadi acuan dan tolak ukur bagi guru untuk lebih meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menerapkan strategi Discovery Learningpada siklus berikutnya.
Siklus II dilakukan karena hasil belajar siswa siklus I kurang begitu meningkat
sehingga siklus II perlu dilakukan dengan cara berbeda agar siswa bisa lebih
meningkat.
2. Siklus II
1. Perencanaan Tindakan I
Tahap perencanaan pada siklus ini dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan
yang terdapat disekolah. Kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD). Selanjutnya RPP
yang telah dibuat didiskusikan dengan guru kolaborator serta sehubungan dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan soal
test awal (pretest) dan soal test akhir (postest), membuat instrumen penelitian,
membuat lembar observasi siswa, membuat lembar observasi guru.dan catatan
lapangan Penelitian dilaksanakan di kelas IV yang berjumlah 20 siswa , siswa di
bentuk menjadi 6 kelompok dengan jumlah masing-masing anggota kelompok
berjumlah 5-6 orang. Penentuan kelompok dilakukan secara bersama-sama oleh guru
agar tercipta kerjasama dan tidak saling iri. Pengelompokan ini dipergunakan pada
saat siswa melakukan diskusi kelompok pada saat diskusi berlangsung di dalam kelas.
Pada tahap ini, peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan model Discovery learning dalam proses pelaksanaannya mampu

58
G

meningkatkan hasil belajar siswa.


2. Tahap Pelaksanaan
Siklus kedua ini dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu mengerjakan soal test awal
(pretest) yang diikuti 20 siswa guna untuk menyiapkan siswa dalam proses belajar.
Setelah mengadakan pretest, dilanjutkan dengan membahas materi tentang najis dan
tata cara mensucikannya, Sedangkan pelaksanaan posttest dilakukan pada akhir
pertemuan yang kedua. Langkah-langkah tindakan pada siklus Iadalah sebagai
berikut:

Tabel 3 Sintaks Discovery learning Siklus II

Fase Aktivitas
Fase 1 Fase ini terlaksana dalam kegiatan inti berupa
Mengorientasikan eksplorasi yang ada di dalam RPP, yakni guru

siswa pada masalah menjelaskan tentang model Discovery learning

terhadap siswa. Guru memotivasi siswa agar ikut aktif

dalam diskusi pemecahan masalah. Selain itu guru

juga sudah menyiapkan logistik yang diperlukan

berupa LKPD contoh kasus yang harus dikerjakan

Setiap kelompok diskusi, serta lembar observasi aktifitas


siswa selama mengikuti proses pembelajaran

Fase 2 Di kegiatan inti berupa elaborasi, guru membagi siswa


Mengorganisasi menjadi beberapa kelompok untuk mengorganisir
siswa untuk belajar siswa dalam proses diskusi.
Fase 3 Setelah LKPD contoh kasus telah dibagikan pada
Membimbing kelompok siswa, guru berkeliling mengamati setiap
Penyelidikan kelompok serta mempersilahkan siswa bertanya

individu maupun tentang soal diskusi yang kurang dimengerti.

Kelompok
Fase 4 Siswa dituntut untuk membuat laporan berupa
Mengembangkan jawaban-jawaban dari contoh kasus yangtelah
an menyajikan diberikan. Dalam kegiatan inti yaitu konfirmasi,
Laporan masing-masing kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.

Fase 5 Menganalisis Setelah semua kelompok mempresentasikan jawaban


dan mengevaluasi dari contoh kasus yang telah diberikan, guru
proses beserta seluruh siswa bersama-sama menganalisis
apakah

59
G

pemecahan masalah jawaban yang telah dipresentasikan sudah benar.


Ketika ditemukan jawaban yang kurang pas atau salah
guru meluruskan dan memberikan penjelasan materi
agar siswa mengerti pemecahan masalah dari contoh
kasus tersebut. Dengan begitu secara tidak langsung,
siswa telah menerima materi pelajaran tanpa merasa
bosan dengan guru yang hanya menerangkan materi
saja.

3. Tahap Pengamatan

a.Hasil Observasi Aktifitas Guru

Pada tahap pengamatan ini, peneliti meminta bantuan kepada salah seorang guru sebagai
pengamat (teman) untuk mengamati peneliti selama melangsungkan proses belajar
mengajar dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran
Discovery learning.Hasil observasi terhadap pelaksanaan pengajaran guru memperlihatkan
adanya peningkatan. Namun hal ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan karena rata-
rata ini masih belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan rata-rata nilai sebesar >
70. Peneliti merasa perlu untuk melanjutkan penelitian dengan melaksanakan tindakan II
untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik lagi. Berikut disajikan hasil pengamatan
pada siklus I.
Tabel 4. Hasil Observasi Pengajaran Guru Siklus II

Diskriptor
Aspek Indikator
1 2 3 4
A. Membuka 1. Menarik perhatian siswa √
pelajaran Menjelaskan tujuan √
pembelajaran
Membagi dan menyusun √
kelompok
B. Penggunaan Menyediakan sumber belajar √
waktu dan berupa gambar tanda-tanda
strategi balighserta alat bantu pelajaran
pembelajaran lain
Melaksanakan kegiatan √
pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran terurut
Menjelaskan tentang materi
tanda-tanda baligh dengan √
menggunakan model Discovery
learning dan alat bantu
yang disediakan

60
G

C. Melibatkan Upaya guru melibatkan siswa √


siswa dalam dalam proses pembelajaran
proses Mengamati kegiatan siswa dalam √
pembelajara menyelesaikan tugas yang
n diberikan
D. Komunikasi Pengungkapan pertanyaan √
dengan siswa yang jelas dan tepat
Memberi respon atas √
pertanyaan siswa
Mengembangkan keberanian
siswa dalam mengemukakan √
pendapat
E. Menutup Merangkum isi pelajaran √
pelajaran Memberi tugas √
Jumlah 3 8 2
Rata-Rata 75
Keterangan Baik

Dari tabel di atas dapat diketahui persentasi hasil pengamatan untukaktivitas guru
dalam berlangsungkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
38
P x100% 52 = 73,07% dan kategori penilaian adalah Baik. Dengan
demikian peneliti

sudah melakukan 73,07% dari seluruh indikator yang harusdilaksanakan dengan baik.
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Sejalan dengan dilaksanakan pembelajaran Fiqih tentang
materi najisdan tata cara mensucikannya dengan menerapkan model problem based
learning, respon siswa menunjukkan adanya minat untuk mengikuti pembelajaran
dengan semangat. Hal ini dikarenakan siswa terlibat aktif, dan tidak hanya sebagai
pendengar yang pasif. Selanjutnya data observasi tentang respon dan aktifitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran pada siklus I, yang dilaksanakan dengan menggunakan metode
pembelajaran Discovery learning, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 5.Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kegiatan Belajar Siklus I

Diskriptor
Aspek Indikator
1 2 3 4
1. Tekun Melakukan kegiatan belajar √
menghadapitugas terus menerus
Memberikan perhatian dan √
konsentrasi √
Niat yang tinggi untuk
mengerjakan tugas √
Memahami materi yang

61
G

dijelaskan dengan baik

B. Ulet Melakukan kegiatan belajar √


menghadapi tanpa paksaan
kesulitan Tidak cepat merasa puas √
dengan prestasi yang
dicapainya √

Mendapatkan nilai yang baik √


Berusaha menyelesaikan tugas- √
tugas
Bekerja sendiri dalam
mengerjakan tugas
C. Senang Memiliki sifat yang aktifdalam √
mencari dan pembelajaran
memecahka n Aktif bertanya dan √
masalah soal- menjawab soal √
soal Kerjasama siswa dalam
berkelompok
Jumlah 2 6 4
Rata-Rata 80
Keterangan Baik

Sesuai dengan tabel data observasi aktivitas siswa di atas, makapersentasi hasil
pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar adalah
38
P x100% = 79,16%, dengan kategori penilaian adalah cukup.
48

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar


berlangsung 79,16% aktivitas siswa sudah berjalan dengan baik sesuai yang
diharapkan. Namun demikian perlu dilakukan beberapa perbaikan pada bagian-
bagian yang dianggap masih kurang baik.Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar dari aspek kognitif siswapada siklus II dilakukan tes hasil belajar siswa.
Adapun hasil dari tes hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Hasil Tes Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Pretest Posttest N-Gain


Jumlah 880 2336 20,34
Rata-rata 27,50 73,00 0,636
Pada siklus II, sebelum dilakukan tindakan mendapatkan skor rata-rata 27,50.
Namun skor rata-rata meningkat menjadi 73,00 setelah dilakukan tindakan.

62
G

Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerapan tindakan dalam penelitian


tindakan kelas pada siklus I, maka data skor siswa di analisis dengan N-Gain.
Dari selisih skor rata-rata pretest dan rata-rata posttest didapatkan nilaiN-Gain
sebesar 0,636 dengan kategori sedang (g sedang : 0,70 > (g) > 0,3). Tabel skor N-
Gain siswa siklus I dipaparkan secara lengkap pada lampiran 9. Namun hasil
posttest siklus I hanya mencapai 62,50% siswa yang mencapai KKM dan belum
memenuhi indikator keberhasilan dimana 75% siswa harus mencapai nilai
KKM.Tabel ketuntasan siswa dalam mencapai KKM untuk siklus I terdapat pada
lampiran 8
Tahap Refleksi

Berdasarkan analisis hasil observasi, catatan lapangan serta wawancara


ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus II dan diperlukan
tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hal tersebut dijelaskan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 7 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus II

Kekurangan Perbaikan
Perhatian siswa belum fokus di kelas Guru memberikan ice breaking untuk
memfokuskan perhatian siswa
Siswa Gaduh Dalam Pembagian Guru memberikan batas waktu
Kelompok pembagian kelompok serta ikut
mengatur pembagian kelompok agar
cepat, tenang dan rapi
Siswa tidak mengerti dengan soal- Mengelilingi setiap kelompok serta

soal LKPD berbasis masalah memberikan pengarahan


Masih banyak siswa yang tampak Mendatangi kelompok yangbercanda
bercanda dan mengobrol saat diskusi dan mengobrol
dengan teman sekelompok
Siswa masih malu-malu dalam Guru memberikan motivasi agarsiswa
menyampaikan hasil diskusi didepan bersemangat untuk berlomba-lomba
kelas menyampaikan hasil diskusi

Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model


Discovery learning pada materi najis dan tata cara mensucikannya, hasil belajar
fiqih siswa meningkat. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata- rata dari
pretest 29,26 menjadi 73,68 nilai rata-rata posttest. Hal ini mungkin disebabkan
siswa masih belum mengerti bagaimana langka-langkah pembelajaranDiscovery
learning yang baru mereka dapatkan. Selama proses pembelajaranguru bidang
studi belum pernah menerapkan model pembelajaran seperti ini. Sehingga
siswa merasa kebingungan dan sulit untuk beradaptasi dengan proses
pembelajaran baru. Pada hasil belajar kognitif siklus II, jumlah siswa yang

63
G

mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 20 siswa dan jumlah siswa yang tidak
mencapai KKM sebanyak 12 siswa. Ada kemungkinan siswa yang belum
mencapai KKM ini disebabkan belum bisa menangkap atau menerima dengan
baik model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Skor N-gain yang didapatkan
pada siklus I sebesar 0,636 dengan kategori sedang.

Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa

Aktifitas siswa pada siklus II telah menunjukkan rata-rata keterlaksanaan langkah-

langkah model Discovery learning dengan kategori baik sebesar 79%. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian tindakan dengan menerapkan modelDiscovery

learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam

proses pembelajaran. Akan tetapi, siswa masih kurangmemunculkan tahap

mengembangkan dan menyajidakan laporan serta tahap mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Siswa belum terlatih dalam kemandirian belajar atau selalu

mengandalkan guru untuk mengungkapkan suatukonsep dari suatu permasalahan.

Diagram 4.7 Persentase Aktifitas siswa


80

60
NILAI
RATA-RATA
40

20

0
Siklus I
Diagram 4.8 Persentase Aktifitas Guru
100

80
NILAI
RATA-RATA
60
40

0
siklus II

64
G

Diagram menunjukan adanya hasil presentase kegiatan guru yang diperoleh


pada siklus II dengan menerapkan model Discovery learning sebesar 73,07%
dengan kategori baik.
Penerapan model Discovery learning yang berkelanjutan dalam dua siklusakan
menunjukkan peningkatan pada setiap aspek langkah-langkahDiscovery
learning. Bila dianalisis setiap aspeknya, maka tiap-tiap aspek akan
menunjukkanpeningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua, dan pada siklus
pertama semua aspek telah menunjukkan kategori baik. Hal ini berarti siswa
telah mengalami perubahan dalam belajar dan memahami suatu konsep dengan
baik pula.Selain itu, berdasarkan dari hasil wawancara siswa telah
memberikan tanggapan-tanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang
telah diterapkan karena siswa diberikan pembelajaran secara langsung dan
aktif serta diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasan baru
dalam menyajikan hasil karya penyelesaian masalah selama proses belajar
mengajar yang berlangsung di kelas. Sehingga pembelajaran pun terasa
menyenagkan dan tida membosankan. Dari penjelasan di atas, menunjukkan
bahwa penerapan model problembased learning memberikan kesempatan
kepada siswa untuk terlibat langsung, aktif, mandiri, kreatif, berpikir kritis
selama pembelajaran serta pembentukan suatu konsep yang real dan
sistematis. Sehingga pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, melalui
model Discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswapada mata
pelajaran fiqih untuk materi najis dan tata cara mensucikannya

65
G

BAB V

PENUTUP
A. simpulan

Pembelajaran berbasis masalah (Discovery learning) adalah sebuah model


pembelajaran yang memanfaatkan masalah yang nyata, dengan tujuan
mempersiapkan dan membiasakan siswa menghadapi masalah yang akan
dihadapidalam kehidupannya. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
yang telah diuraikan dapat disimpulkan penerapan model Discovery learning
pada materi tanda-tanda balighdapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
MI Al-Azhar . pelaksanaan ibadah pada siklus I dengan nilai 75% dengan
katagori baik, pada siklus II memperoleh nilai 93,75% sangat baik. Dan
aktivitas siswa pada siklus I dengan nilai 67,18% dengan katagori cukup,
pada siklus II memperoleh nilai 93,75%dengan katagori sangat baik, (2)
Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan model discovery
learning pada mata pelajaran fikih materi tanda- tanda baligh dan
konsekuensinya dalam pelaksanaan ibadah, siklus I memperoleh nilai
ketuntasan secara klasikal yaitu 59,09%, dan pada siklus II dengan nilai
90,90%.Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata posttest siklus I yaitu
73,68 dengan nilai ketuntasan mencapai 60,52%.sedangkan siklus II 90,90%.
Dengan demikian penerapan model Discovery learning dianggap berhasil
dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi tanda-tanda balighkarena
telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan namun masih
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Selain itu beberapa hal yang bisa disimpulkan berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan sebagai berikut:
1. Penggunaan model Discovery learning mampu meningkatkan aktifitas
belajar siswa.
2. Penggunaan model Discovery learning mampu meningkatkan prosentase
jumlah siswa yang tuntas belajar.
3. Model Discovery learning membuat siswa lebih mudah memahami materi
najis dan tata cara mensucikannya
4. Melihat keberhasilan penerapan model Discovery learning sebagaimana di
atas, guru merasa tertantang untuk melanjutkan kesiklus berikutnya.
B. Implikasi

Berdasarkan dari kesimpulan dan dari berbagai pembahasan yang telah


dipaparkan dalam penelitian ini, maka di akhir penelitian ini peneliti
menyarankan:

1. Bagi guru yang menyampaikan materi tanda-tanda balighhendaklah


menerapkan pembelajaran dengan model Discovery learning, karena penulis
telah melakukannya dan mendapatkan hasil yangbaik.
2. Kepada seluruh guru disarankan agar selalu melatih siswa/i dalam

66
G

mengajukan pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan dalam soal-soal yang


diberikan, sehingga para siswa/i dapat terampil bertanya serta terampil dalam
menyelesaikan permasalahan baik melalui tulisan maupunpengamatan.
3. Untuk meminimalisir siswa yang tidak tuntas belajar, hendaknya guru lebih
cepat dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar agar siswa dapat
mengoptimalkan kemampuan belajarnya.
4. Siswa diharapkan lebih teliti dalam mengerjakan soal atau tugas yang
diberikan guru serta banyak berlatih menyelesaikan soal-soal dengan
menggunakan langkah-langkah dalam penyelesaian yang sesuai dengan soal
atau tugas yang diberikan guru.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran fikih menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning guna meningkatkan hasil belajar siswa, maka

peneliti memberikan saran untuk pihak-pihak yang terkait antara lain sebagai berikut:

Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru- guru untuk

menerapkan model pembelajaran Discovery Learning sebagai salah satu alternatif

model pembelajaran, karena model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa.

Bagi Siswa

Siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan

terlibat aktif dalam pembelajaran tentu akan meningkatkan hasil belajarnya, selain

pada penilaian kognitif tetapi juga pada penilaian afektif. Bagi Sekolah Model

pembelajaran Discovery Learning di sekolah diharapkan mampu diterapkan pada

mata pelajaran lain selain mata pelajaran fikih.

67
G

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Agung, A. A. Gede. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Suatu Pengantar).


Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.

Ameliasari T. Kesuma. Menyusun PTK Itu Gampang. Ciracas. Penerbit Esensi


Erlangga GroupDjam’an Satori. 2014. Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung.
Penerbit Alfabeta.
Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar NasionalPendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun


2016 tentangStandar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Dimayanti dan Mudjino, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT


Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Jos. Daniel Parera, 1993. Keterampilan bertanya dan menjelaskan. Jakarta: penerbit
erlangga Miftahul Huda, 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.
Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. RemajaRosdakarya

Nurulwati. 2000. Model Pembelajaran. Bandung. Penerbit: Algesindo

Rusman Model-Model Pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada


Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Indonesia
Sutirman.2015. Model-modelPembelajaran. Jogyakarta : penerbit Graha ilmu.
Suharsimi Arikunto dkk,.2015. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta.
Penerbit BumiAksara
Sutratinah Tirtonegoro. 2011. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Surabaya:
Usaha Nasional
Trianto, M.pd 2009.Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta.
Penerbit kencana
Zainal Aqib. Model-Model dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung. Penerbit Yrama Widya

68
G

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Relevan.............

No Nama Peneliti Persamaan Perbedaan

1 Ulfa Adanya perbedaan yang Peneliti meneliti perbedaan


signifikan antara model dengan model pemberian
discovery learning dengan kuis pada mata pelajaran
model pemberian kuis matematika di MTsN 2
Tulungagung
2 Padungo Hasil menggunakan Peneliti meneliti perbedaan
model discovery learning model pembelajaran
terbimbing lebih tinggi langsung pada mata
dari pada menggunakan pelajaran keseluruhan di
model pembelajaran SD
langsung
3 Isna Malihatul Nilai rata-rata hasil Peneliti meneliti perbedaan
Aini belajar tematik siswa pada model pembelajaran
model pembelajaran konvesional pada mata
Discovery Learning lebih pembelajaran tematik
tinggi dari nilai rata-rata terpadu di SD
hasil belajar tematik siswa
pada model konvensional.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian......................................................................

No
Kegiatan Bulan Juli
.
1 Studi √
pendahuluan
ke lokasi.
2 Penyusunan √
rencana.
3 Mengajukan √ √ √ √
proposal
penelitian.
4 Penyusunan √ √ √
perangkat tes.
Pelaksanaan

No. Kegiatan Bulan Agustus

Pelaksanaan
5 evaluasi √ √
penelitian.
Analisis hasil
6 penelitian. √ √
Penyusunan
laporan
7 penelitian
Melaporkan √ √
hasil
8 penelitian. √ √

69
G

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian

Tindakan /

Rencana
Refleksi

Tindakan /
Rencana yang

Refleksi

Rencana yang
Refleksi

Tindakan /

Gambar 3.1 Dokumentasi Praktik Mengajar

70
G

PENUTUP

71
G

Lampiran 1 : Prota
PROGRAM TAHUNAN

MI : MI Al-Azhar
MAPEL :Fikih
KELAS :4
TAPEL : 2023-2024

Semester I
Alokasi
No Kompetensi Dasar Waktu
3.1 Memahami ketentuan khitan
4.1 Mengomunikasikan pengalaman melaksanaan khitan
3.2 Menganalisis tanda-tanda baligh dan konsekwensinya dalam pelaksanaan
ibadah
4.2 Mengomunikasikan tanda-tanda baligh dan konsekwensinya dalam
pelaksanaan ibadah
3.3 Menerapkan mandi wajib setelah haid bagi perempuan sesuai syarat dan
rukun
4.3 Mempraktikkan mandi wajib setelah haid bagi perempuan sesuai syarat
dan rukun
3.4 Menerapkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi basah) bagi laki-laki sesuai
syarat dan rukun
4.4 Mempraktikkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi basah) sesuai syarat dan
rukun
Jumlah 0

Semester II
Alokasi
No Kompetensi Dasar Waktu
3.5 Menerapkan tata cara shalat Jum'at
4.5 Mempraktikkan tata cara shalat Jum'at
3.6 Memahami ketentuan shalat Dhuha
4.6 Mempraktikkan tata cara shalat Dhuha
3.7 Memahami ketentuan shalat Tahajjud
4.7 Mempraktikkan tata cara shalat Tahajjud
3.8 Memahami ketentuan shalat 'Idain
4.8 Mempraktikkan tata cara shalat `Idain
Jumlah 0

72
G

Kepala, Alalak,17 Juli 2023


MI Al-Azhar Guru Mapel Fikih

Haitami,S.Pd.I Taufik,S.Pd.I
NIP.197706012005011009 NIP.

73
G

Lampiran 2

PROGRAM SEMESTER

MI : MI al-azhar KELAS/SEMESTER : 4/I (Satu)


MAPEL : FIKIH TAHUN PELAJARAN : 2023-2024

Alokasi Juli Agustus September Oktober November Desember


No Kompetensi Dasar Ket.
Waktu 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3.1 Memahami ketentuan khitan
4.1 Mengomunikasikan pengalaman melaksanaan khitan
3.2 Menganalisis tanda-tanda baligh dan konsekwensinya
dalam pelaksanaan ibadah
4.2 Mengomunikasikan tanda-tanda baligh dan
konsekwensinya dalam pelaksanaan ibadah

74
G

3.3 Menerapkan mandi wajib setelah haid bagi perempuan


sesuai syarat dan rukun
4.3 Mempraktikkan mandi wajib setelah haid bagi perempuan
sesuai syarat dan rukun
3.4 Menerapkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi basah)
bagi laki-laki sesuai syarat dan rukun
4.4 Mempraktikkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi
basah) sesuai syarat dan rukun

Mengetahui, Alalak,17 Juli 2023


Kepala MI al-azhar Guru Fikih

HAITAMI,S.Pd.I,M.Pd Taufik,S.Pd.I
NIP.19770601 200501 1 009 NIP.

75
G

PROGRAM SEMESTER

MI : MI al-azhar KELAS/SEMESTER : 4/II (Dua)


MAPEL : Fikih TAHUN PELAJARAN : 2023-2024

Alokasi Januari Februari Maret April Mei Juni


No Kompetensi Dasar Ket.
Waktu 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
3.5 Menerapkan tata cara shalat Jum'at
4.5 Mempraktikkan tata cara shalat Jum'at
3.6 Memahami ketentuan shalat Dhuha
4.6 Mempraktikkan tata cara shalat Dhuha
3.7 Memahami ketentuan shalat Tahajjud
4.7 Mempraktikkan tata cara shalat Tahajjud
3.8 Memahami ketentuan shalat 'Idain
4.8 Mempraktikkan tata cara shalat `Idain

Mengetahui, Alalak,17 Juli 2023


Kepala MI al-azhar Guru Fikih

76
G

HAITAMI,S.Pd.I,M.Pd Taufik,S.Pd.I
NIP.19770601 200501 1 009 NIP.

PROMES

77
G

Lampiran 3 : SILABUS
SILABUS PEMBELAJARAN

Madrasah : MI al-azhar Tahun Pelajaran : 2023-2024


Mapel : Fikih Semester : I (Ganjil)
Kelas : 4 (Empat)

Komptetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menerima dan menjalankan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya

78
G

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di madrasah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Waktu
3.1 Memahami 3.1.1. Menjelaskan sejarah Ketentuan khitan Siswa mengamati gambar suasana Spiritual: …. JP Buku Siswa Fikih
ketentuan khitan disyariatkannya khitan pelaksanaan khitan. pengamatan, Kelas IV.
4.1 Mengomunikasikan 3.1.2 Menjelaskan Siswa diberikan kesempatan membuat observasi, jurnal Benda-benda
pengalaman pengertian, dasar hukum pertanyaan sesuai gambar atau menanggapi. Sosial: yang ada di sekitar
melaksanaan khitan dan usia pelaksanaan khitan Siswa membaca tentang sejarah persyariatan pengamatan, sekolah.
3.1.3 Menjelaskan hikmah khitan, pengertian khitan, tujuan dan manfaat observasi, jurnal
khitan khitan, hukum pelaksanaan khitan, dan usia Pengetahuan:
4.1.1. Menuliskan cerita pelaksanaan khitan. tulis, lisan
pengalaman khitan Siswa berdiskusi dengan diberikan ilustrasi Keterampilan:
4.1.2 Mempresentasikan tentang khitan. produk, kinerja,
cerita pengalaman khitan Siswa diberikan kesempatan bertanya atau portofolio
menanggapi.
Siswa membaca tentang hikmah khitan.

79
G

Siswa diberikan kesempatan menceritakan


pengalaman khitan di depan kelas.
Siswa diberikan kesempatan bertanya atau
menanggapi.
3.2 Menganalisis tanda- 3.2.1 Menganalisis tanda- Tanda-tanda baligh Siswa mengamati gambar anak yang belum Spiritual: …. JP Buku Siswa Fikih
tanda baligh dan tanda baligh laki-laki dan dan konsekwensinya baligh. pengamatan, Kelas IV.
konsekwensinya dalam perempuan dalam pelaksanaan Siswa diberikan kesempatan membuat observasi, jurnal Benda-benda
pelaksanaan ibadah 3.2.2 Memahami ibadah pertanyaan sesuai gambar atau menanggapi. Sosial: yang ada di sekitar
4.2 Mengomunikasikan konsekuensi balig terhadap Siswa membaca tentang tanda-tanda baligh. pengamatan, sekolah.
tanda-tanda baligh dan kewajiban syariat Siswa berlatih mencocokkan pernyataan pada observasi, jurnal
konsekwensinya dalam 4.2.1 Membuat resolusi diri kolom yang sesuai tentang tentang tanda- Pengetahuan:
pelaksanaan dalam menghadapi usia tanda baligh. tulis, lisan
ibadah baligh Siswa diberikan kesempatan bertanya atau Keterampilan:
4.2.2 Mempresentasikan menanggapi. produk, kinerja,
resolusi diri yang dibuat Siswa membaca tentang haid. portofolio
Siswa berdiskusi tentang haid dengan
disajikan ilustrasi.
Siswa diberikan kesempatan bertanya dan
menanggapi.

80
G

Siswa membaca tentang hal-hal yang dilarang


bagi perempuan yang sedang haid.
Siswa membaca tentang ihtilam.
Siswa berdiskusi tentang ihtilam dengan
disajikan ilustrasi.
Siswa diberikan kesempatan bertanya dan
menanggapi.
Siswa diberikan kesempatan bercerita tentang
menghadapi masa baligh.
Siswa diberikan kesempatan bertanya atau
menanggapi.
3.3 Menerapkan mandi 3.3.1 /3.4.1 Memahami tata Mandi wajib setelah Siswa mengamati gambar anak yang sedang Spiritual: …. JP Buku Siswa Fikih
wajib setelah haid bagi cara bersuci dari hadas besar haid bagi mandi besar. pengamatan, Kelas IV.
perempuan sesuai syarat 3.3.2/3.4.2 Memahami perempuan sesuai Siswa diberikan kesempatan membuat observasi, jurnal Benda-benda
dan rukun. hikmah bersuci dari haid dan syarat dan rukun pertanyaan sesuai gambar atau menanggapi Sosial: yang ada di sekitar
4.3 Mempraktikkan janabat serta menuliskan jawabannya pada tabel. pengamatan, sekolah.
mandi wajib setelah haid 4.3.1/4.4.1 Merancang tata Siswa membaca tentang hadas. observasi, jurnal
bagi perempuan sesuai cara mandi wajib yang sah Siswa berdiskusi tentang hadas dengan Pengetahuan:
syarat dan rukun. 4.3.2/4.4.2 Mensimulasikan disajikan ilustrasi. tulis, lisan
tata cara mandi wajib

81
G

3.4 Menerapkan mandi Siswa diberikan kesempatan bertanya dan Keterampilan:


wajib setelah ihtilaam menanggapi. produk, kinerja,
(mimpi basah) bagi laki- Siswa membaca tentang tata cara bersuci dari portofolio
laki sesuai syarat dan hadas besar.
rukun. Siswa mempraktikkan langkah-langkah dalam
4.4 Mempraktikkan mandi besar.
mandi wajib setelah Siswa (putri) melafalkan niat mandi bersuci
ihtilaam (mimpi basah) dari haid dengan bimbingan guru.
sesuai syarat dan rukun. Siswa (putra) melafalakan niat mandi bersuci
dari ihtilam dengan bimbingan guru.
Siswa berdiskusi tentang mandi wajib dengan
disajikan ilustrasi.
Siswa diberikan kesempatan bertanya dan
menanggapi.
Siswa membaca tentang sunnah mandi wajib,
bersegera mandi wajib, perbedaan mandi
wajib, mandi biasa dan mandi sunnah serta
hikmah mandi wajib.
Siswa diberikan kesempatan bertanya atau
menanggapi.

82
G

Kepala, Alalak,17 Juli 2023


MI Al-Azhar Guru Mapel Fikih

Haitami,S.Pd.I Taufik,S.Pd.I
NIP.197706012005011009 NIP.

83
G

Lampiran 4 : RPP/MODUL AJAR


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Satuan Pendidikan : MI Al-Azhar


Mata Pelajaran / Tema : Fikih
Kelas/Semester : IV/I/FASE B
Materi Pokok : Tanda-Tanda Baligh
Alokasi Waktu : 2 jp x 25 menit

. Tujuan Pembelajaran G. Kegiatan Pembelajaran


1. Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat 1. Pendahuluan
menganalisis tanda-tanda baligh dan konsekwensinya a. Salam dan do’a
dalam pelaksanaan ibadah dengan benar. b. Apersepsi
2. Melalui kegiatan bercerita, siswa dapat c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
mengomunikasikan tanda-tanda baligh dan
konsekwensinya dalam pelaksanaan ibadah dengan 2. Inti
tepat. a. Siswa mengamati gambar anak yang belum baligh.
B. Kompetensi Dasar b. Siswa diberikan kesempatan membuat pertanyaan
3.2 Menganalisis tanda-tanda baligh dan sesuai gambar atau menanggapi.
konsekwensinya dalam pelaksanaan ibadah c. Siswa membaca tentang tanda-tanda baligh.
4.2 Mengomunikasikan tanda-tanda baligh dan d. Siswa berlatih mencocokkan pernyataan pada kolom
konsekwensinya dalam pelaksanaan ibadah yang sesuai tentang tentang tanda-tanda baligh.
C. Indikator e. Siswa diberikan kesempatan bertanya atau
3.2.2Menganalisis tanda-tanda baligh laki-laki dan menanggapi.
perempuan f. Siswa membaca tentang haid.
Memahami konsekuensi balig terhadap kewajiban g. Siswa berdiskusi tentang haid dengan disajikan
syariat ilustrasi.
Membuat resolusi diri dalam menghadapi usiabaligh h. Siswa diberikan kesempatan bertanya dan
4.2.2 Mempresentasikan resolusi diri yang dibuat menanggapi.
i. Siswa membaca tentang hal-hal yang dilarang bagi
D. Materi Esensi perempuan yang sedang haid.
Tanda-tanda baligh dan konsekwensinya dalam j. Siswa membaca tentang ihtilam.
pelaksanaan ibadah k. Siswa berdiskusi tentang ihtilam dengan disajikan
E. Metode ilustrasi.
Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan, l. Siswa diberikan kesempatan bertanya dan
dan ceramah. menanggapi.
m. Siswa diberikan kesempatan bercerita tentang
menghadapi masa baligh.
n. Siswa diberikan kesempatan bertanya atau
menanggapi.

3. Penutup
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi bersama.
b. Guru dan siswa melakukan refleksi, penugasan dan
menyampaikan materi berikutnya.
c. Doa penutup dan salam.
F. Media/Sumber Belajar H. Penilaian
1. Buku Siswa Fikih Kelas IV. (Hal. 13-26) unduh di 1. Spiritual: pengamatan, observasi, jurnal
kamimadrasah.blogspot.com 2. Sosial: pengamatan, observasi, jurnal
2. Benda-benda yang ada di sekitar sekolah. 3. Pengetahuan: tulis, lisan
4. Keterampilan: produk, kinerja, portofolio

Kepala, Alalak,17 Juli 2023


MI Al-Azhar Guru Mapel Fikih

Haitami,S.Pd.I Taufik,S.Pd.I
NIP.197706012005011009 NIP.

84
G

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Satuan Pendidikan : MI Al-Azhar


Mata Pelajaran / Tema : Fikih
Kelas/Semester : IV/I/FASE B
Materi Pokok : Tanda-Tanda Baligh
Alokasi Waktu : 2 jp x 25 menit

A. Tujuan Pembelajaran G. Kegiatan Pembelajaran


1. Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat 1. Pendahuluan
menerapkan mandi wajib setelah haid bagi perempuan a. Salam dan do’a
sesuai syarat dan rukun dengan benar. b. Apersepsi
2. Melalui kegiatan bercerita, siswa dapat c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
mempraktikkan mandi wajib setelah haid bagi
perempuan sesuai syarat dan rukun dengan tepat. 2. Inti
3. Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat a. Siswa mengamati gambar anak yang sedang mandi
menerapkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi besar.
basah) bagi laki-laki sesuai syarat dan rukun dengan b. Siswa diberikan kesempatan membuat pertanyaan
benar. sesuai gambar atau menanggapi serta menuliskan
4. Melalui kegiatan praktik, siswa dapat mempraktikkan jawabannya pada tabel.
mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi basah) sesuai c. Siswa membaca tentang hadas.
syarat dan rukun dengan tepat d. Siswa berdiskusi tentang hadas dengan disajikan
B. Kompetensi Dasar ilustrasi.
3.3 Menerapkan mandi wajib setelah haid bagi e. Siswa diberikan kesempatan bertanya dan
perempuan sesuai syarat dan rukun. menanggapi.
4.3 Mempraktikkan mandi wajib setelah haid bagi f. Siswa membaca tentang tata cara bersuci dari hadas
perempuan sesuai syarat dan rukun. besar.
3.4 Menerapkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi g. Siswa mempraktikkan langkah-langkah dalam mandi
basah) bagi laki-laki sesuai syarat dan rukun. besar.
4.4 Mempraktikkan mandi wajib setelah ihtilaam (mimpi h. Siswa (putri) melafalkan niat mandi bersuci dari haid
basah) sesuai syarat dan rukun. dengan bimbingan guru.
C. Indikator i. Siswa (putra) melafalakan niat mandi bersuci dari
3.3.1 /3.4.1 Memahami tata cara bersuci dari hadas besar ihtilam dengan bimbingan guru.
3.3.2/3.4.2 Memahami hikmah bersuci dari haid dan j. Siswa berdiskusi tentang mandi wajib dengan
janabat disajikan ilustrasi.
4.3.1/4.4.1 Merancang tata cara mandi wajib yang sah k. Siswa diberikan kesempatan bertanya dan
4.3.2/4.4.2 Mensimulasikan tata cara mandi wajib menanggapi.
D. Materi Esensi l. Siswa membaca tentang sunnah mandi wajib,
Mandi wajib setelah haid bagi perempuan sesuai syarat bersegera mandi wajib, perbedaan mandi wajib,mandi
dan rukun biasa dan mandi sunnah serta hikmah mandi wajib.
E. Metode m. Siswa diberikan kesempatan bertanya atau
Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan, menanggapi.
dan ceramah.
3. Penutup
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi bersama.
b. Guru dan siswa melakukan refleksi, penugasan dan
menyampaikan materi berikutnya.
c. Doa penutup dan salam.

F. Media/Sumber Belajar H. Penilaian


1. Buku Siswa Fikih Kelas IV. (Hal. 27-40) unduh di 1. Spiritual: pengamatan, observasi, jurnal
kamimadrasah.blogspot.com 2. Sosial: pengamatan, observasi, jurnal
2. Benda-benda yang ada di sekitar sekolah. 3. Pengetahuan: tulis, lisan
4. Keterampilan: produk, kinerja, portofolio

Kepala, Alalak,17 Juli 2023


MI Al-Azhar Guru Mapel Fikih

Haitami,S.Pd.I Taufik,S.Pd.I
NIP.197706012005011009 NIP.

85
G

No. Komponen Narasi

1. Judul tanda-tanda usia baligh atau kedewasaan


2. Petunjuk Belajar 1. Berdo’a sebelum belajar
2. Amati pemaparan materi yang disediakan oleh guru
sebelum megerjakan LKPD
3. Diskusikan setiap permasalahan dengan kelompokmu
4. LKPD diisi secara mandiri berdasarkan pemahaman
sendiri dan dari ide yang muncul dari diskusi
kelompokmu.
5. Silahkan bertanya apabila ada hal-hal yang kurang
kamu fahami.
3. CP dan TP CP: Peserta didik mampu mengemukakan tanda-tanda
usia baligh atau kedewasaan, dapat membuat mind
mapping sederhana mengenai tanda-tanda usia baligh
dalam pandangan ilmu fikih dan ilmu biologi, sehingga
tertanam sikap bertanggungjawab dan taat beribadah

TP: mengemukakan tanda-tanda usia baligh atau


kedewasaan, dapat membuat mind mapping
sederhana mengenai tanda-tanda usia baligh dalam
pandangan ilmu fikih dan ilmu biologi, sehingga
tertanam sikap bertanggungjawab dan taat beribadah

4. Informasi Pendukung Pengertian Baligh:


 Balig Menurut Bahasa
“sampai atau cukup umur maksudnya dimana seseorang
telah sampai ditahap kedewasaan”
 Menurut Hukum Islam Balig
“apabila sesorang telah mengetahui, memahami dan
mampu membedakan antara mana yang baik dan
manayang buruk”

Tanda-Tanda Baligh bagi Anak Laki-Laki:

1. Ihtilam (keluarnya sperma/mani )

2. Telah sampai umur 15 tahun

3. Telah tumbuh bulu dikemaluan

Tanda-Tanda Baligh bagi Anak Perempuan:

1. Telah sampai usia 9 atau 15 tahun

2. Telah tumbuh bulu rambut di sekitar kemaluan

3. Telah haid (menstruasi)

4. Ihtilam (keluar air mani)

Hadas besar adalah kondisi di mana seseorang harus

86
G

melakukan mandi besar (mandi junub) untuk


membersihkan diri setelah terjadi beberapa kejadian
tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab umum
hadas besar:
1. Hubungan suami-istri: Setelah terjadi
hubungan antara suami dan istri, baik melalui
hubungan maupun keluarnya mani (ejakulasi),
seseorang harus melakukan mandi besar.
2. Haid (Menstruasi): Bagi perempuan, saat
menstruasi, darah haid yang keluar menjadi
penyebab hadas besar. Setelah menstruasi
selesai, perempuan harus melakukan mandi
besar sebelum dapat melanjutkan ibadah.
3. Nifas: Setelah melahirkan, perempuan
mengalami periode nifas. Selama periode ini,
darah nifas yang keluar menjadi penyebab
hadas besar. Setelah nifas selesai, perempuan
harus melakukan mandi besar sebelum dapat
melanjutkan ibadah.
4. Meninggal Dunia: Setelah seseorang
meninggal dunia, para ahli jenazah atau orang
yang menangani jenazah harus melakukan
mandi mayat atau mandi jenazah. Hal ini
termasuk dalam kategori hadas besar.
5. Masuk Islam (Bagi Orang Non-Muslim): Jika
seseorang yang sebelumnya bukan Muslim
memutuskan untuk masuk Islam, mereka
diwajibkan untuk melakukan mandi besar
sebagai bagian dari peralihan ke agama baru.
Tata cara mandi wajib, juga dikenal sebagai mandi
junub, adalah mandi yang dilakukan untuk
membersihkan diri setelah terjadi hubungan seksual,
keluarnya mani, atau setelah menstruasi pada
perempuan. Berikut adalah tata cara mandi wajib yang
umumnya diikuti:

1. Niat: Sebelum memulai mandi wajib,


hendaknya berniat dalam hati untuk
membersihkan diri dan melakukan mandi
wajib.
2. Membasuh tangan: Mulailah dengan membilas
kedua tangan sampai pergelangan tangan
untuk membersihkannya.
3. Berkumur-kumur dan menghirup air:
Berkumur-kumurlah dengan air dalam mulut,
lalu keluarkan air tersebut. Setelah itu,
masukkan sedikit air ke hidung dan keluarkan
lagi.
4. Membersihkan kelamin: Basuh kelamin
dengan menggunakan tangan yang dibasahi
air. Pastikan seluruh bagian kelamin terkena
air.
5. Membasuh seluruh tubuh: Mulai dari bagian
atas tubuh, basuh seluruh tubuh dengan air
yang mencakup kepala, leher, dada, perut,

87
G

lengan, punggung, dan kaki. Pastikan air


menyentuh seluruh permukaan kulit.
6. Menggosok tubuh (jika perlu): Jika ada kotoran
yang menempel di tubuh, seperti najis atau
noda lainnya, boleh digosok dengan tangan
atau benda lainnya yang halal untuk
membersihkannya.
7. Menyisir rambut (jika perlu): Jika rambut
terikat atau ada yang menempel padanya,
disarankan untuk menyisir rambut setelah air
mengalir di atas kepala.
8. Mengulang tata cara: Setelah selesai membilas
seluruh tubuh, ulangi langkah-langkah di atas
sekali lagi untuk memastikan bahwa seluruh
tubuh sudah terkena air dengan baik.

5. Tugas dan Langkah 1. Menyimak video materi pembelajaran pada link materi
kerja 2. Melakukan tanya jawab mengenai materi tentang
tanda-tanda usia baligh bagi perempuan dan laki-laki
3. Membuat mind mapping untuk
memperjelaspemahaman materi
4. Mengerjakan soal yang ada pada LKPD

6. Penilaian 1. Penilaian Formatif (soal)


2. Penilaian Portofolio(mind map)

88
G

LAMPIRAN 5 : KISI-KISI SOAL

KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER


( PAS)TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Satuan Pendidkan : MI Al-Azhar


Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : IV/I
Kurikulum : Kurikulum 2013
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal : 35 soal
Bentuk Soal I. Pilihan Ganda : 20 soal, no 1 sd 20
II. Isian : 10 soal, no 21 sd 30
III.Uraian : 5 soal, no 31 sd 35

MATA
INDIKATOR PENCAPAIAN KELAS LEVEL BENTU NO
NO PELAJA KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR SOAL
KOMPETENSI / SMT KOGNITIF K SOAL SOAL
RAN
PengertianKhitan Level 1 :
1 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan pengertian khitan IV /1 Siswa dapat menjelaskan pengertian khitan C2 PG 1
MOTS
Siswa dapat menelaah sejarah asal mulaianya Level 3 :
2 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan sejarah khitan Sejarah Khitan C4 PG 2
disyariatkan khitan HOTS
Siswa dapat membandingkan akibat tidak Level 3 :
3 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan Hikmah khitan Hikmah Khitan C5 PG 3
berkhitan HOTS
waktu
Level 1 :
4 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan waktu khitan Pelaksanaan Siswa dapat membedakan arti walimatul khitan C2 PG 4
MOTS
Khitan
Manfaat
Level 1 :
5 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menyebutkan manfaat khitan Pelaksanaan Siswa dapat menyebutkan manfaat khitan C1 PG 5
LOTS
Khitan
Menganalisis tanda-tanda
PengertianBaligh Level 1 :
6 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menjelaskan pengertian baligh Siswa dapat menjelaskan arti baligh C2 PG 6
MOTS
dalam pelaksanaan ibadah

89
G

Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menjelaskan haid di bulan Level 1 :
7 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menjelaskan tanda-tanda balihgh C2 PG 7
Baligh ramadan MOTS
dalam pelaksanaan ibadah

Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Disajikan bacaan, siswa dapat mengartikan Level 1 :
8 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menjelaskan tanda-tanda balihgh C2 PG 8
Baligh bacaan yang digaris bawahi MOTS
dalam pelaksanaan ibadah

Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menganalisis larangan perempuan Level 3 :
9 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menganalisis tanda-tanda baligh C4 PG 9
Baligh yang sedang haid HOTS
dalam pelaksanaan ibadah

Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Level 1 :
10 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menganalisis tanda-tanda baligh Siswa dapat arti Mukallaf C2 PG 10
Baligh MOTS
dalam pelaksanaan ibadah

Menerapkan mandi wajib


Hukum Mandi Level 1 :
11 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan Mengidentifikasi mandi wajib Siswa dapat mengidentifikasi mandi wajib C1 PG 11
Setelah Haid LOTS
sesuai syarat dan rukun
Menerapkan mandi wajib
Pengertian Siswa dapat menentukan pengertian mandiwajib Level 1 :
12 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan Memahami taat cara besuci C3 PG 12
Mandi Wajib MOTS
sesuai syarat dan rukun
Menerapkan mandi wajib
Rukun mandi Level 1 :
13 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan Menyebutkan tata cara besuci Siswa dapat menyebutkan rukun mandi wajib C1 PG 13
Wajib LOTS
sesuai syarat dan rukun
Menerapkan mandi wajib
Tata Cara Disajikan bacaan, siswa dapat menyebutkan Level 1 :
14 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan Menyebutkan tata cara besuci C1 PG 14
Mandi Wajib bacaan niat LOTS
sesuai syarat dan rukun

Menerapkan mandi wajib


Level 1 :
15 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan Menjelaskan waktu haid Waktu haid Siswa dapat menjelaskan waktu haid datang C2 PG 15
MOTS
sesuai syarat dan rukun

90
G

Menerapkan mandi wajib


Menganalisis tata cara mandi Hukum Praktik Siswa dapat menganalisis tata cara praktik Level 3 :
16 Fiqih 3.4 setelah ihtilam bagi laki-laki C4 PG 16
wajib Mandi Besar mandi wajib HOTS
sesuai syarat dan rukun

Menerapkan mandi wajib


pengertianihtilam Level 1 :
17 Fiqih 3.4 setelah ihtilam bagi laki-laki Menjelaskan ihtilam Siswa dapat menjelaskan pengertian ihtilam C2 PG 17
MOTS
sesuai syarat dan rukun

Menerapkan mandi wajib


pengertianihtilam Disajikan rumusan mandi wajib, Siswa dapat Level 3 :
18 Fiqih 3.4 setelah ihtilam bagi laki-laki Menganalisis rukun mandi C4 PG 18
menganalisis rukun mandi LOTS
sesuai syarat dan rukun

91
G

Menerapkan mandi wajib


Menyebutkan pengertian hadas pengertianihtilam Level 1 :
19 Fiqih 3.4 setelah ihtilam bagi laki-laki Siswa dapat menyebutkan arti hadas besar C1 PG 19
besar LOTS
sesuai syarat dan rukun

Menerapkan mandi wajib


Menyebutkan tat cara hadas Praktik Mandi Siswa dapat menyebutkan urutan tata caramandi Level 2 :
20 Fiqih 3.4 setelah ihtilam bagi laki-laki C3 PG 20
besar Besar besar MOTS
sesuai syarat dan rukun
Siswa dapat menganalisa khitan bagian dari Level 3 :
21 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Memahami sejarah khitan khitan Sejarah Khitan C4 ISIAN 21
syiar agama LOTS
Hukum
Siswa dapat menyebutkan hukum khitan bagi Level 1 :
22 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menyebutkan hukum khitan Pelaksanaan C1 ISIAN 22
anak perempun LOTS
Khitan
Menujukkan usia Nabi Ibrahimdi Siswa dapat menunjukkankan usia Nabi Level 1 :
23 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Sejarah khitan C1 ISIAN 23
khitan Ibrahim di khitan LOTS
Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menyimpulkan beban kewajiban Level 3 :
24 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Memahami tanda-tanda baligh C5 ISIAN 24
Baligh beragama HOTS
dalam pelaksanaan ibadah

Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menentukan usia laki-laki dan Level 2 :
25 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Memahami tanda-tanda baligh C3 ISIAN 25
Baligh perempuan tanda-tanda baligh MOTS
dalam pelaksanaan ibadah

Menganalisis tanda-tanda
Tanda-tanda Siswa dapat menjelaskan tanda-tanda baligh Level 2 :
26 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi Menjelaskan tanda-tanda baligh C2 ISIAN 26
Baligh bagi laki-laki MOTS
dalam pelaksanaan ibadah
Menerapkan mandi wajib
Hukum Mandi Level 2 :
27 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan Memahami hukum Mandi Wajib Siswa dapat menentukan hukum mandi wajib C3 ISIAN 27
Setelah Haid MOTS
sesuai syarat dan rukun

92
G

Menerapkan mandi wajib


Hukum Mandi Siswa dapat menganalisis tata cara praktik Level 3 :
28 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan Memahami rukun Mandi Wajib C4 ISIAN 28
Setelah Haid mandi wajib HOTS
sesuai syarat dan rukun
Menerapkan mandi wajib
Tata Cara Level 1 :
29 Fiqih 3.4 setelah ihtilam bagi laki-laki Menyebutkan pengaganti bersuci Siswa dapat menyebutkan pengganti bersuci C1 ISIAN 29
Mandi Wajib LOTS
sesuai syarat dan rukun

93
G

Pengertiankhitan Siswa dapat menjelaskan arti khitan menurut Level 1 : URAIAN


31 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menjelaskan pengertian khitan C2 31
istilah MOTS
Level 1 : URAIAN
32 Fiqih 3.1 Memahami ketentuan khitan Menyebutkan hikmah khitan Hikmah Khitan Siswa dapat menyebutkan hikmah khitan C1 32
LOTS
Menganalisis tanda-tanda
Membedakan tanda-tanda baligh Tanda-tanda Siswa dapat membedakan tanda-tanda baligh Level 2 : URAIAN
33 Fiqih 3.2 balig dan konsenkwensi C2 33
antara laki-laki dan perempuan Baligh laki-laki dan perempuan MOTS
dalam pelaksanaan ibadah
larangan bagi
Menerapkan mandi wajib
Menjelaskan larangan-larangan orang yang Siswa dapat menjelaskan larangan bagi orang Level 2 : URAIAN
34 Fiqih 3.3 setelah haid bagi perempuan C2 34
bagi orang yang berhadas besar sedang berhadas yang sedang berhadas besar MOTS
sesuai syarat dan rukun
besar
Menerapkan mandi wajib
Tata Cara Disajikan cerita, Siswa dapat menganalisis Level 2 : URAIAN
35 Fiqih 3.4 setelah ihtilam bagi laki-laki Menganalisis mandi Wajib C4 35
Mandi Wajib masalah dari cerita tersebut HOTS
sesuai syarat dan rukun

94
G

LAMPIRAN 6 : SOAL ULANGAN HARIAN

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d, di depan jawaban yang paling
benar!

1. Secara bahasa, kata khitan berasal dari kata ‫َن‬ artinya ….


َ‫خت‬
a. membersihkan
b. menyucikan
c. memotong
d. mengurangi
Kunci Jawaban: C

2. Pelaksanaan pemotongan kulit yang menutupi ujung kemaluan laki-laki adalah


pengertian dari …. a. khitan
b. kurban
c. operasi
d. penyembelihan
Kunci Jawaban: A

3. Tanda-tanda baligh seorang laki-laki adalah ….


a. Haid
b. Nifas
c. Ihtilam
d. Wiladah
Kunci Jawaban: C

4. Khitan pada anak perempuan masih diperselisihkan perihal hukumnya oleh para
ulama. Sementara itu, hukum khitan pada anak laki-laki telah disepakati oleh para ulama
yaitu ….
a. wajib
b. makruh
c. sunnah
d. mubah
Kunci Jawaban: A

5. Rio sudah balig namun ia tidak mau dikhitan karena merasa takut. Salah satu dampak
sikap Rio terhadap ibadah shalatnya sehari-hari adalah ….
a. shalatnya sah karena khitan tidak berpengaruh pada shalat
b. shalatnya sah karena Rio sudah memenuhi syarat shalat

c. shalatnya tidak sah karena badan Rio tidak suci dari najis
d. shalatnya tidak sah sebab pakaian Rio tidak suci dari najis
Kunci Jawaban: C

6. Dalam pelaksanaan khitan terdapat waktu wajib dan waktu sunnah (waktu mustahab).
Adapun aktu mustahab dilaksanakannya khitan adalah ….
a. sebelum baligh
b. sesudah baligh
c. sebelum berusia 10 tahun
d. sesudah berusia 10 tahun
Kunci Jawaban: A

7. Menurut The American Academy of Pediatrics (AAP), seperti dilansir dari Mayoclinic,
Rabu (14/12/2016) bahwa sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih karena
kulup dihilangkan, yang biasanya menjadi tempat berkembangnya kuman. Melihat hasil
penelitian tersebut, salah satu hikmah melaksanakan khitan adalah ….
a. sebagai pelestari syariat Nabi Ibrahim As.
b. sebagai ciri pengikut Nabi Muhammad Saw.
c. mencegah timbulnya berbagai macam penyakit
d. merupakan tanda kesempurnaan seorang Muslim
Kunci Jawaban: C

8. Laki-laki yang tidak berkhitan, kemungkinan besar kemaluannya kotor karena najis air
kencing yang tidak bisa dibersihkan dengan tuntas. Oleh karena itu, Allah mewajibkan
laki-laki untuk berkhitan. Salah satu perilaku yang sesuai dengan semangat berkhitan
sesuai cerita di atas adalah … a. rajin belajar
b. rajin beribadah

95
G

c. menjaga kebersihan
d. patuh kepada orang tua
Kunci Jawaban: C

9. Dalam QS An-Nahl (16):123 disebutkanَ


Artinya: „Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim
seorang yg hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yg mempersekutukan Tuhan”
Perilaku Muslim yang melaksanakan khitan untuk mengikuti Nabi Ibrahim As. sesuai
ayat di atas adalah perilaku yang mencerminkan ….
a. keinginan untuk hidup bersih
b. keinginan untuk hidup sehat
c. keberanian untuk berkorban
d. ketaatan terhadap Allah
Kunci Jawaban: D

10. Hanafi adalah seorang muslim yang sudah berusia 16 tahun namun ia belum
berkhitan. Hukum khitan bagi Hanafi adalah ….
a. sunnah
b. wajib
c. makruh
d. Mubah
Kunci Jawaban: B

11. Haid adalah sebuah pertanda bahwa seorang perempuan telah mencapai usia
baligh. Setelah baligh, seorang perempuan mulai diwajibkan untuk menjalankan
kewajiban-kewajiban agama seperti ….
a. haji, puasa
b. shalat sunnah, haji
c. shalat fardhu, haji
d. puasa, shalat fardhu
Kunci Jawaban: D

12. Di bawah ini yang termasuk haid adalah ….


a. Dian mengeluarkan darah dari tanggal 5 Januari 2019 sampai tanggal 22 Januari
2019
b. Setelah melahirkan, Rahmi mengeluarkan darah dari tanggal 01 Agustus sampai 15
Agustus

c. Dena mengeluarkan darah pada tanggal 12 Oktober 2019 dan berhenti mengeluarkan
darah pada tanggal 17 Oktober 2019
d. Ria mengeluarkan darah pada pukul 10.00 WIB tanggal 1 Maret 2019 dan berhenti
mengeluarkan darah pada pukul 23.00 WIB hari tersebut
Kunci Jawaban: C

13. Khadijah mengeluarkan darah dari kemaluannya saat ia berumur 10 tahun dan
dalam kondisi sehat dan tidak setelah melahirkan. Darah yang dikeluarkan oleh Khadijah
disebut darah ….
a. nifas
b. haid
c. wiladah
d. istihadlah
Kunci Jawaban: D

14. Terdapat ketentuan minimal jumlah hari antara dua haid. Berdasarkan ketentuan
tersebut, kondisi berikut yang termasuk istihadlah adalah ….
a. Dewi suci dari haid tanggal 6 Maret 2019 dan mengeluarkan darah lagi tanggal 26
Maret 2019
b. Revi suci dari haid pada tanggal 12 Juni 2019 dan keluar darah lagi pada tanggal 25
Juni 2019
c. Riana suci dari haid pada tanggal 10 Januari 2019 dan keluar darah lagi tanggal 26
Januari 2019
d. Retno suci dari haid tanggal 12 April 2019 dan keluar darah lagi pada tanggal 13 Mei
2019
Kunci Jawaban: B

15. Perhatikan pernyataan berikut!


1) Membaca al-Qur‟an
2) Tawaf mengelilingi ka‟bah

96
G

3) Berlari-lari antara shafa dan marwa


4) Berdiam diri di masjid untuk berdoa
Di antara pernyataan-pernyataan di atas yang dilarang ketika janabat antara lain:
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 2 dan 4
c. 1, 3 dan 4
d. 2, 3 dan 4
Kunci Jawaban: B

16. Perbedaan haid dan istihadlah berikut yang benar adalah ….


a. Darah haid keluar dalam kondisi sehat dan normal, Darah istihadhah keluar setelah
melahirkan
b. Haid dilarang shalat, Istihadhah Tetap berkewajiban shalat
c. Untuk mensucikan Haid cukup wudhu, Untuk menyucikan istihadhah perlu mandi
wajib
d. Haid dilarang thawaf, istihadhah Dilarang wukuf
Kunci Jawaban: B

17. Rina mengeluarkan darah dari kemaluannya pada pukul 06.00 WIB, pada pukul
16.00 WIB darahnya sudah berhenti keluar. Darah yang dikeluarkan oleh Rina dihukumi
darah ….
a. haid
b. nifas
c. wiladah
d. istihadlah
Kunci Jawaban: D

18. Melihat permasalahan Rina pada soal no 17, yang harus dilakukan oleh Rina ketika
masuk waktu shalat adalah ….

a. tidak perlu shalat karena ia membawa najis


b. tidak perlu shalat karena ia berhadas besar
c. harus tetap shalat karena ia tidak berhadas besar sehingga tetap wajib shalat
d. harus tetap shalat karena hadas besar tidak menggugurkan kewajiban shalat
Kunci Jawaban: C

19. Seorang wanita yang sudah menopause terdeteksi menderita kista sehingga
kemaluannya terus mengeluarkan darah. Tindakan yang harus ia lakukan pada saat
bulan puasa adalah ….
a. tetap berpuasa meskipun ia haid
b. tetap berpuasa karena ia istihadlah
c. tidak berpuasa karena ia istihadlah
d. tidak berpuasa karena ia sedang haid
Kunci Jawaban: B

20. Reni adalah seorang anak perempuan usia 12 tahun. Pada suatu hari, ia
mengalami haid. Saat itu ia tahu bahwa keluarnya darah tersebut menandakan
bahwa ia sudah mulai diwajibkan untuk shalat, puasa dan ibadah-ibadah lain. Salah
satu hikmah haid sesuai cerita di atas adalah sebagai....
a. perhitungan masa iddah
b. pertanda kesehatan wanita
c. pertanda kedewasaan wanita
d. pertanda memasuki usia balig
Kunci Jawaban: D

97
G

LAMPIRAN 7 : NILAI SISWA

No Nama NILAI
1 SYARIFAH FATIMAH AZ 100
ZAHRO
2 IZKA 'IZZATI 100
3 MUHAMMAD JAMIL 100
4 SHOFIATUL QOLBIYAH 90
5 REZA ADITYA 85
6 MARIA 80
7 ABDILLAH 95
8 AKHMAD REZA 100
9 AFIFA FITRIYA 80
10 MUHAMMAD ANSHARI 90
11 AHMAD BAIHAKI 75
12 HARIS 100
13 SAHLA RIZQINA 85
14 MUADZAH AL ADAWIYAH 100
15 MUHAMMAD SALAM 90
16 ZIKRAN FAKIH 95
17 MUHAMMAD RAMADHAN 100
18 GT.AHMAD ALIF HABIBI 85
19 AHMAD NIZOM HUZIFA 100
20 FARID ILHAM 90

98
G

LAMPIRAN 8 : Indikator CIPP


KISI-KISI INSTRUMEN EVALUASI CIPP FASILITASI TIK MELALUI KEGIATAN PELATIHAN

No Variabel Sub Variabel Indikator No. Item Jumlah Item


1 Konteks (Context) Kesesuaian Pelaksanaan  Kesesuaian program pelatihan 1, 2, 3 3
Pelatihan  Kesesuaian materi pelatihan 4, 5, 6 3
2 Masukan (Input) Fasilitas Pelatihan  Ruang pelatihan 7, 8, 9, 10, 11 5
 Kelengkapan peralatan pelatihan 12, 13, 14, 15 4
 Handouts/ modul pelatihan 16, 17, 18 3
3 Proses (Process) a. Kinerja Fasilitator  Penguasaan materi 19, 20, 21, 22 4
 Pemahaman karakteristik peserta 23, 24, 25, 26 4
 Kemampuan mengelola pembelajaran 27, 28, 29 3
 Penguasaan strategi pembelajaran 30, 31, 32, 33, 34 5
 Kemampuan melaksanakan penilaian hasil 35, 36, 37, 38 4
belajar
b.Iklim Kelas  Keterlibatan peserta dalam pelatihan 39, 40, 41 3
 Kepuasan peserta selama mengikuti 42, 43, 44 3
pelatihan
4 Produk (Product) Kecakapan Akademik  Pengetahuan Tes 30
 Keterampilan Penilaian Portofolio 5
 Sikap Lembar Observasi 5

(Catatan: instrumen evaluasi CIPP kegiatan pelatihan dikembangkan dari Widoyoko (2014:197-231), Uno (2012:158),Stufflebeam
(2003, dalam Wirawan 2011:92-97), dan Kaswan (2011:79-214

99
G

LAMPIRAN 9 : Instrumen Dokumentasi dan Wawancara

INSTRUMEN WAWANCARA

No Subjek dan Indikator Deskripsi


1. Kepala Sekolah a. Bagaimana sejarah berdirinya MI Al-Azhar ?
b. Apa visi, misi dan tujuan MI Al-Azhar ?
c. Apa komitmen bapak kepala sekolah terhadap visi, misi
dan tujuan sekolah?
d. Bagaimana bapak kepala sekolah dalam mempedomani
terhadap visi, misi dan tujuan sekolah?
e. Bagaimana perjalanan bapak sejak dari awal sampai
sekarang menjadi kepala sekolah?
f. Bagaimana pengalaman bapak selama menjadi
pemimpin?
g. Bagaimana cara bapak menciptakan suasana yang
nyaman dan kondusif?
h. Bagaimana cara bapak mengoptimalkan segala
komponen sekolah yang ada?
i. Siapakah yang bertugas melaksanakan kegiatan yang
tertuang dalam program sekolah?
j. Apa saja kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam
pelaksanaan pembelajaran di sekolah?

100
G

2. Guru a. Apakah bapak kepala sekolah dalam melaksanakan


tugasnya sudah komitmen dengan visi, misi dan tujuan
sekolah?
b. Apakah bapak kepala sekolah dalam melaksanakan
tugasnya berpedoman dengan visi, misi dan tujuan
sekolah?
c. Apakah dengan kepemimpinan bapak kepala sekolah
tercipta suasana yang nyaman dan kondusif?
d. Apakah bapak kepala sekolah mengoptimalkan segala
komponen sekolah yang ada?
e. Bagaimana bapak/ibu dalam mempedomani terhadap visi,
misi dan tujuan sekolah?
f. Bagaimana guru melaksanakan kegiatan sesuai dengan
visi,misi dan tujuan?

101
G

3. Peran Kepala Sekolah a. Bagaimana kemampuan dalam mengajar/membimbing


siswa?
sebagai pendidik
b. Bagaimana kemampuan dalam membimbing guru?
(Educator) c. Bagaimana kemampuan dalam mengembangkan guru?
d. Bagaimana kemampuan dalam mengikuti
perkembangan di bidang pendidikan?
4. Peran kepala sekolah a. Bagaimana kemampuan dalam menyusun program?
sebagai manajer b. Bagaimana kemampuan dalam menyusun organisasi
sekolah?
c. Bagaimana kemampuan dalam menggerakkan guru?
d. Bagaimana kemampuan dalam mengoptimalkan sarana
pendidikan?
5. Peran kepala sekolah a. Bagaimana kemampuan dalam mengelola administrasi
sebagai Administrator PBM/BK?
b. Bagaimana kemampuan dalam mengelola administrasi
kesiswaan?
c. Bagaimana kemampuan dalam mengelola administrasi
ketenagaan?
d. Bagaimana kemampuan dalam mengelola administrasi
keuangan?
e. Bagaimana kemampuan dalam mengelola administrasi
sarana prasarana?
f. Bagaimana kemampuan dalam mengelola administrasi
persuratan?
6. Peran kepala sekolah a. Bagaimana kemampuan dalam menyusun program
sebagai supervisor supervisi pendidikan?
b. Bagaimana kemampuan dalam melaksanakan program
supervise?
c. Bagaimana kemampuan dalam memanfaatkan hasil
supervise
7. Peran kepala sekolah a. Apakah Memiliki kepribadian yang kuat?
sebagai leader b. Bagaimana kemampuan dalam memberikan layanan
bersih, transparan, dan professional?
c. Apakah Memahami kondisi warga sekolah?
8. Peran kepala sekolah a. Bagaimana kemampuan dalam melaksanakan reformasi
sebagai inovator (perubahan untuk lebih baik)?
b. Bagaimana kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
terkini di bidang pendidikan?

9. Peran kepala sekolah a. Bagaimana kemampuan dalam mengatur lingkungan


sebagai motivator kerja (fisik)?
b. Bagaimana kemampuan dalam mengatur suasana
kerja/belajar?
c. Bagaimana kemampuan dalam memberi keputusan
kepada warga sekolah?
10. ciri khas dalam a. Bagaimana Kesederhanaan dan kedisplinan kepala

102
G

Kepemimpinan kepala sekolah ?


sekolah b. Bagaimana kepala sekolah dalam Mengedepankan
musyawarah mufakat?
c. Apakah kepala sekolah memberikan penghargaan
khusus?
d. Apakah kepala sekolah Peduli terhadap peserta didik?
e. Apakah kepala sekolah peduli terhadap masyarakat
sekitar?
11. Kendala-kendala pada a. Apa saja kendala pada peserta didik?
pelakasanaan b. Apa saja kendala pada Guru dan karyawan yang belum
pembelajaran berbasis siap ?
boarding school c. Bagaiaman sarana dan prasarana dan fasilitas di
sekolah?
d. Apa saja kendala pada kegiatan jum`at taqwa di
sekolah ?

DAFTAR SINGKATAN

MIS : Madrasah Ibtidaiyah Swasta


RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
KI : Kompetensi Inti
KD : Kompetensi Dasar
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal
PTS : Penilaian Tengah Semester
PTMT : Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
CIPP : Context, Input, Process, Product

103
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MI
AL-AZHAR PULAU SUGARA
.

TAUFIK1
Email
ttaufikmuhamnad@gmail.com
ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar fikih siswa kelas IV MI Al-
Azhar Pulau Sugara. Hal ini dikarenakan kurangnyamemvariasikan model belajar fikih
sehingga membuat siswa bosan dalam belajar dan kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Adapun salah satu model pembelajaran yang membuat cara belajar siswa
aktif yaitu model discovery learning. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar fikih Materi tanda-tanda baligh Siswa Kelas IV MI Al-Azhar Pulau
Sugara”? tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fikih
Siswa Kelas IV Al-Azhar dengan diterapkannya model discovery learning pada materi
tanda-tanda baligh dalam prosespembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas Siswa Kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara yang berjumlah 27 orang dan objek
dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran fikih materi
tanda-tanda baligh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasi tes
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes awal keaktifan belajar
siswa dengan hasil belajar siswa yang berkisar 50%-60% dan masih banyak siswa yang
hasil belajar pendidikan agama Islamnya belum mencapai nilai KKM yaitu 70 Pada saat
pembelajaran sedang berlangsung kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan tes dan observasi awal yang dilakukan peneliti, pada tes awal

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
1
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
persentase ketuntasan
klasikal siswa hanya mencapai 37% (10 dari 27 siwa yang tuntas) dengan nilai rata-rata
yang diperoleh 68 Penerapan model discovery learning di MI Al-Azhar Pulau Sugara
menunjukkan bahwa berlangsung dengan baik, hal ini didukung dari peningkatan
aktivitas belajar siswa dengan total keaktifan siswa 19 pada akhir siklus I dan 26 pada
akhir siklus II, dapat juga dilihat dari hasil belajar fikih dengan persentasi ketuntasan
belajar secara klasikal sebesar 93% dengan nilai rata-rata kelas pada akhir siklus I 78
yang meningkat menjadi 96% dengan nilai rata-rata kelas 81 di akhir siklus II, maka
penelitian ini sudah mencapai nilai yang diharapkan dan penelitian ini telah dapat
dihentikan dengan nilai yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar fikih materi tanda-tanda baligh siswa kelas
MI Al-Azhar Pulau Sugara tahun 2022/2023

Kata Kunci : Model Discovery Learning, Hasil Belajar, Siswa Kelas IV MI Al-azhar

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
2
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

PENDAHULUAN

Mata pelajaran fikih adalah salah satu ciri khas Islam pada MI, yang
dikembangkan melalui suatu kegiatan untuk menyiapkan siswa meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam baik yang berupa ajaran ibadah,
muamalah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan sebagai bekal dalam
melanjutkan pada jenjang perguruan tinggi.
Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yang berasal dari berbagai akar
budaya bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu UU NO.
20 Tahun 2003, dikatakan: ”Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwah kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kereatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Hefni Ruki, dkk, 2003: 43).
Pembelajaran fikih adalah suatu upaya membuat siswa dapat belajar, butuh belajar,
terdorong belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari fikih, baik untuk
kepentingan pengetahuan bagaimana cara beribadah yang benar maupum mempelajari
agama Islam sebagai pengetahuan (Muhaimin, dkk,

2004: 183).
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Discovery Learning adalah
teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar
tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk akhir, tetapi diharapkan siswa
mengorganisasi sendiri. Sebagai strategi belajar, DiscoveryLearning mempunyai prinsip
sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan prinsip pada
ketiga istilah ini. Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah pada
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
3
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
oleh guru(Erwin Widiasworo, 2017: 49).
Oleh karena itu guru fikih perlu memiliki kemampuan merancang dan
mengimplementasikan berbagai model pembelajaran yang dianggap cocok dengan
minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa, termasuk di dalamnya
memanfaatkan sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas
pembelajaran. sehingga siswa tertarik untuk belajar, secara tidak langsung mereka akan
menemukan sendiri apa permasalahan dalam pembelajarannya sehingga mereka
memahami materi yang akan dipelajari.
Berdasarkan penelitian awal pada 10 Agustus 2023 di MI Al-Azhar, bahwa
keaktifan dan kemampuan siswa dalam belajar fikih pada materi tanda-tanda baligh
masih kurang, dengan hasil belajar siswa yang berkisar 50%-60% dan masih banyak
siswa yang hasil belajar pendidikan agama Islamnya belum mencapai nilaiKKM yaitu
70. Pada saat pembelajaran sedang berlangsung kurang aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan tes dan observasi awal yang dilakukan peneliti,
pada tes awal persentase ketuntasan klasikal siswa hanya mencapai 37% (10 dari 27
siwa yang tuntas) pada observasi awal menunjukkan kurangnya keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
Melihat kondisi tersebut penulis menawarkan agar model penemuan (discovery)
diterapkan dalam proses pembelajaran, karena model discovery learning adalah proses
mental, siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip, dengan demikian
penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran yang mementingkan pembelajaran
perseorangan, memanipulasi obyek, melakukan percobaan sebelum sampai kepada
generalisasi, mencari sendiri, dan reflektif. Model pembelajaran discovery learning
merupakan model
pengajaran yang menitik beratkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses
pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan fakta, konsep, dalil, prosedur,
Metakognitif dan semacamnya.
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian ini
Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
4
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
memilih judul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Materi Tanda –Tanda Baligh Siswa Kelas IV Di MI
Al-Azhar Pulau Sugara”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. PTK merupakan penelitian


yang bersifat kolaboratif yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis
reflektif terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan peneliti, sejak disusunnya suatu
perencanaan sampai penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa
kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi belajar yang dilakukan (Ahmad
Nizar Rangkuti, 2016: 188).

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang
terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan
dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti
menentukan rancangan untuk siklus kedua dan siklus seterusnya (Nazir, 1998: 181).
Penelitian tindakan kelas menekankan pada kegiatan (tindakan) dengan menguji
cobakan suatu ide kedalam praktik atau situasi nyata.

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif mengonstruksi konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan dan
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan, mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman
kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah dan informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada guru
saja. Oleh karena itu kondisi pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa dalam

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
5
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
mencari tahu dan berpikir kritis dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan
hanya diberi tahu dari guru saja.

Subjek penelitian ini adalah siswa MI Al-Azhar Pulau Sugara, yaitu kelas IV MI
Al-Azhar yang berjumlah 27 orang,12 siswa laki-laki dan 15 siswi perempuan dengan
bersumber data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer
:Sumber data primer adalah data pokok yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
sebagai informasi, yaitu hasil tes belajar Fikih materi tanda-tanda baligh siswa kelas IV
MI Al-Azhar Pulau Sugara yang didapat setiap akhir pembelajaran.

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas IV MI Al-Azhar yang berjumlah 27 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 15
siswi perempuan. Adapun nama-nama siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1. Daftar nama siswa dan siswi keaktivan kelas MI Al-Azhar Pulau Sugara :

NO NAMA SISWA NILAI KRITERIA KKB


1 SYARIFAH FATIMAH AZZAHRO 85 AKTIF/TUNTAS
2 IZKA 'IZZATI 81 AKTIF/TUNTAS
3 MUHAMMAD JAMIL 85 AKTIF/TUNTAS
4 SHOFIATUL QOLBIYAH 88 AKTIF/TUNTAS
5 REZA ADITYA 85 AKTIF/TUNTAS
6 MARIA 81 AKTIF/TUNTAS
7 ABDILLAH 85 AKTIF/TUNTAS
8 AKHMAD REZA 81 AKTIF/TUNTAS
9 AFIFA FITRIYA 85 AKTIF/TUNTAS
10 MUHAMMAD ANSHARI 86 AKTIF/TUNTAS
11 AHMAD BAIHAKI 85 AKTIF/TUNTAS

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
6
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
12 HARIS 85 AKTIF/TUNTAS
13 SAHLA RIZQINA 85 AKTIF/TUNTAS
14 MUADZAH AL ADAWIYAH 85 AKTIF/TUNTAS
15 MUHAMMAD SALAM 81 AKTIF/TUNTAS
16 ZIKRAN FAKIH 85 AKTIF/TUNTAS
17 MUHAMMAD RAMADHAN 81 AKTIF/TUNTAS

18 GT.AHMAD ALIF HABIBI 85 AKTIF/TUNTAS


19 AHMAD NIZOM HUZIFA 81 AKTIF/TUNTAS
20 MUHAMMAD RIZKY 85 AKTIF/TUNTAS
MAULANA
21 SYARIFAH FATIMAH 86 AKTIF/TUNTAS
22 BAITI RAHMAH 81 AKTIF/TUNTAS
23 SYIFA 87 AKTIF/TUNTAS
24 AZIZAH 85 AKTIF/TUNTAS
25 NABILA 85 AKTIF/TUNTAS
26 AMIRA RIZKIA 0 BERHENTI/BELUM
27 SAFIRA 85 AKTIF/TUNTAS
SKOR TOTAL 2189
RATA-RATA 81
JUMLAH SISWA YANG 26
TUNTAS
% KETUNTASAN 96

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi


pengamatan keaktifan belajar siswa dengan model discovey learning, observasi aktivitas
hasil belajar siswa, tes dan dokumentasi.
Untuk mengetahui keefektivan suatu model dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakanteknik analisis observasipengamatan secara
Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
7
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
langsung, yaitu suatu metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku siswa dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok belajar secara langsung.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa tes formatif atau pos test, tes yang dilakukan pada setiap akhir
pembelajaran, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
fikih siswa melalui model discovery learning.Analisis ini dihitung dengan menggunakan
statistik yaitu:

1. Untuk menilai tes formatif atau pos test

Nilai rata-rata kelas = Jumlah Skor Siswa X 100


Jumlah Skor Maksimum

= 2189 x 100 = 81
2700

Ketuntasan klasikal = Jumlah Siswa yang tuntas x100


Jumlah Keseluruhan siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Dari proses penilaian selama pelaksanaan siklus diperoleh hasil yang


cukup memuaskan dalam peningkatan nilai rata-rata hasil belajar fikih kelas IV
MI Al-Azhar yaitu dari siklus I 78 pada pertemuan kedua menjadi 81 reratanya
pada akhir siklus II atau sekitar 96%. Adapun ketuntasan yang diperoleh siswa
96% di kategorikan baik dan tidak perlu melakukan siklus lagi. Peningkatan
Hasil Belajar fikih Siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara Ada dua kategori
ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal, yaitu seorang
siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70 % atau nilai 70, dan kelas
Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
8
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
daya serap lebih dari atau sama dengan 70 %. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajardigunakan rumus sebagai berikut:

Siswa.yang.tuntas.belajar
P x100%
Siswa
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat rangkaian kegiatan
yang dilakukan dalam siklus berulang yang merupakan ciri jenis penelitian
tindakan kelas. Keempat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus
tersebut berupa: 1) Rencana tindakan (action plan), 2) Tindakan (action), 3)
Pengamatan (observation), 4) Refleksi(reflection). Adapun gambar model spiral
seperti gambar berikut (Sanjaya, 2011: 53-54) :
SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi
Tindakan

Pengamatan

SIKLUS II Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1 Model Spiral Siklus

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
9
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

Dilihat pada gambar siklus di atas terdiri dari 2 siklus, akan tetapi banyaknya
siklus bukanlah suatu yang pasti, karena jumlah tersebut diambil berdasarkan
pertimbangan dalam refleksi, apakah suatu yang ditargetkan sudah tercapai atau
belum.

Rincian alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti


menyusun rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan p e l a k s a n a a n / t i n d a k a n yang dilakukan oleh peneliti
sebagaipenerapan model yang diajarkan pada kegiatan pembelajaran dari
diterapkannya model pembelajaran discovery learning.
3. observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun
pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya
model pembelajaran discovery learning.
4. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat.
Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1, 2 dimana masing - masing putaran
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok
bahasan yang diakhiri dengan tes formatif atau pos test di akhir masing putaran. Dibuat
dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
10
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini adalah suatu penelitian penerapan model pembelajaran discovery learning
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fikih Materi tanda-tanda baligh Siswa Kelas
IV MI Al-Azhar.. Setelah peneliti melihat dan membandingkan hasil dari, Post Test 1 dan Post
Test 2, berbeda. Maka dari itu, siswa harus benar-benar menguasai materi yang diberikan oleh
guru. Dalam peningkatan hasil belajar siswa, guru memberikan model pembelajaran discovery
learning. Karena dengan memberikan model pembelajaran discovery learning secara berulang-
ulang, dengan sendirinya siswa akan menguasainya. Karena otak dari siswa-siswi itu telah
diasah dengan baik melalui mengamati dan hasil tes serta latihan diskusi kelompok berisi
tentang pembahasan materi yang ingin dicapai dan juga latihan - latihan dari soal-soal yang
ditugaskan oleh gurunya. Selain itu, metode yang baik adalah metode tanya jawab. Dengan
kebiasaan diberikannya waktu untuk bertanya stimulus-respon (S-R), siswa dengan sendirinya
akan mudah menguasai dan memahami materi pelajaran tanpa ada unsur paksaan. Penggunaan
model pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran fikih materi tanda-tanda baligh
menjadi lebih bermakna, memiliki daya tarik, menyenangkan, dan memunculkan keaktifan peserta
didik karena model pembelajaran discovery learning melibatkan peserta didik berperan aktif
untuk menemukan jawaban suatu permasalahan melalui proses bekerjasama/collaboration,
literasi, problem statemen, berpikir tingkat tinggi/chritical thinking, diskusi kelompok,
pengolahan data, verification serta proses menarik kesimpulan/generalization. Model
pembelajarand i s c o v e r y l e a r n i n g menuntut keaktifan siswa secara mental maupun fisik.
Kegiatan belajar mengajar menggunakan model discovery (penemuan) mirip
dengan inkuiri ( inquiri). Inkuiri adalah proses menjawab pertanyaan dan menyelesaikan
masalah berdasarkan fakta dan pengamatan, sedangkan discovery learning adalah menemukan
konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau
percobaan. Jadi, sebenarnya pembelajaran dengan discovery learning adalah bagian dari
proses inkuiri. Pembelajaran discovery learning

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
11
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
merupakan model pembelajaran yang kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan
situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Model
belajar ini sesuai dengan teori Bruner yang menyarankan agar peserta didik belajar secara aktif
untuk membangun konsep dan prinsip. Kegiatan discovery melalui kegiatan eksperimen dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara simultan (Sani, 2014: 97).
Dengan adanya suasana tersebut, peserta didik dapat lebih termotivasi untuk belajar
karena lebih antusias dan tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Bila ditinjau dari hasil
observasi, aktivitas peserta didik dalam pembelajaran fikih materi tanda-tanda baligh melalui
model discovey learning dengan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I
persentase ketuntasan 93 %, dengan rata-rata 78,9. Pada siklus II persentasi ketuntasan
meningkat menjadi 96 % dengan rata-rata 81,03 termasuk dalam kategori cukup dan baik.

KESIMPULAN

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian


yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta
analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar siswapada mata pelajaran fikih materi tanda-
tanda baligh siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara.
Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas
35 siswa yang diperoleh. Sebelum tindakan nilai rata-rata kelas 68 dengan persentase
ketuntasan klasikal 37% (10 siswa yang tuntas), pada akhir siklus I nilai rata-rata kelas
78 dengan persentase ketuntasan klasikal 93% (19 siswa yang tuntas), sedangkan pada
akhir siklus II nilai rata-rata kelas 81 dengan persentase ketuntasan klasikal 96% (26
siswa yang tuntas).
Dari penelitian ini diperoleh hasil :
Berdasarkan temuan penulis dalam penelitian bahwa penerapan model discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar fikih siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau
Sugara, adalah:

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
12
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
1. Kepada guru bidang studi fikih MI Al-Azhar, dengan keberhasilan yang dicapai maka
peneliti berharap agar guru menerapkan model discovery learning dalam pembelajaran agar
siswa termotivasi untuk aktif dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau Sugara untuk terbiasa belajar dengan menggunakan
model discovery learning belajar secara aktif mencari dan menemukan sendiri suatu
pengetahuan dalam teori tersendiri dapat membuat pengetahuan lama dalam ingatan dan
bisa di munculkan kapanpun dibutuhkan.

3. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning dapat


meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MI Al-Azhar dalam memahami materi
tanda-tanda baligh

4. Dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan


hasil belajar fikih materi tanda-tanda baligh siswa kelas IV MI Al-Azhar Pulau
Sugara.

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
13
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

DAFTAR PUSTAKA

Dradjat, Z, dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Muhaimin, dkk. 2004. Pradigma Pendidikan Agama Islam, Upaya


Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ruki Hefni, Dkk. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional danSertifikasiGuru,


Yokyakarta: Buku Biru.

Sani, A.R. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,Jakarta:


Bumi Aksara.

Sanjaya, W. 2011. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana.

Widiasworo, E. 2017. Inovasi Pembelajaran Berbasis Life


Skill&Entrepreneurship, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Khanifatul, 2013. Pembelajaran Inovatif, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.


.

Vol. 08 Juli 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Fikih

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era
Sosiety 5.0
14

Anda mungkin juga menyukai