Anda di halaman 1dari 12

TEMPLATE UNTUK PROBLEM BASED LEARNING ( PBL)

MODUL PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nama Mahasiswa : Fitriani Yunus

Kelompok Mapel : MAD 23 A1 – R1 - AKA

Judul Modul : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

No Kompone Deskrips
n i
1. Identifikasi Masalah 1. Visi-Misi Satuan Pendidikan:
pembelajaran terkait dengan a. Kurangnya pemahaman dan kesepahaman
mata pelajaran yang diampu antara guru dan pimpinan satuan
dan dikaitkan dengan: pendidikan mengenai visi-misi yang ingin
dicapai. Ini dapat menyebabkan
(1) visi-misi satuan pendidikan; ketidakselarasan dalam upaya
(2) kondisi peserta didik; perkembangan kognitif peserta didik dalam
pembelajaran.
(3) local wisdom (kearifan
b. Tidak adanya pembaruan atau evaluasi
lokal); dan
berkala terhadap visi-misi satuan
(4) ketersediaan sumberdaya pendidikan. Akibatnya, tujuan
pendukung pembelajaran. perkembangan peserta didik tidak jelas atau
tidak terarah.

2. Kondisi Peserta Didik:


a. Diversitas peserta didik yang tinggi,
termasuk perbedaan dalam kemampuan,
minat, dan gaya belajar. Guru mungkin
mengalami kesulitan dalam
mengembangkan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan individu
peserta didik.
b. Kurangnya keterlibatan peserta didik dalam
proses pembelajaran, seperti kurangnya
motivasi, kurangnya perhatian, atau
masalah perilaku. Hal ini dapat
menghambat perkembangan kognitif
peserta didik dalam menciptakan
lingkungan belajar yang efektif.

3. Local Wisdom (Kearifan Lokal):


a. Ketidakpahaman atau minimnya
pengetahuan guru terhadap local wisdom
atau kearifan lokal yang ada di daerah
mereka. Hal ini dapat menyebabkan
pengabaian terhadap nilai-nilai budaya dan
tradisi dalam proses pembelajaran.
b. Tidak adanya integrasi antara local
wisdom dengan kurikulum nasional atau
kebijakan pendidikan yang berlaku.
Sehingga, guru
mungkin mengalami kesulitan dalam
menghubungkan pembelajaran dengan
konteks lokal dan mengaktifkan kearifan
lokal dalam proses pembelajaran.

4. Ketersediaan Sumberdaya Pendukung


Pembelajaran:
a. Kurangnya akses terhadap fasilitas dan
teknologi pembelajaran yang memadai,
seperti laboratorium, perpustakaan, dan
perangkat digital. Hal ini dapat membatasi
pengembangan keterampilan
dan pengetahuan guru
dalam menggunakan sumber daya
pendukung yang relevan.
b. Kurangnya pelatihan atau pendidikan yang
memadai untuk guru dalam memanfaatkan
sumber daya pendukung pembelajaran yang
tersedia. Guru mungkin tidak memiliki
pengetahuan atau keterampilan yang
diperlukan untuk
mengoptimalkan
penggunaan sumber daya tersebut.
2 Penyebab Masalah Ada beberapa penyebab masalah yang dapat
(dianalisis apa yang menjadi akar menjadi akar masalah yang menjadi fokus analisis,
masalah yang menjadi pilihan yaitu:
masalah) 1. Kurangnya pemahaman dan kesepahaman
antara guru dan pimpinan satuan
pendidikan mengenai visi-misi yang ingin
dicapai:
- Ketidakselarasan dalam visi-misi dapat
menghambat perkembangan kognitif
peserta didik dalam pembelajaran,karena
kurangnya pemahaman bersama tentang
tujuan dan arah Perkembangan peserta
didik.Tanpa pemahaman yang jelas tentang
visi-misi, guru mungkin mengalami
kesulitan dalam merencanakan dan
melaksanakan proyek pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pendidikan sehingga
tujuan untuk meningkatkan kognitif peserta
didik tidak tercapai.
2. Tidak adanya pembaruan atau evaluasi
berkala terhadap visi-misi satuan
pendidikan:
- Ketika tidak ada pembaruan atau evaluasi
berkala terhadap visi-misi satuan
pendidikan, maka perkembangan peserta
didik dapat menjadi tidak jelas atau tidak
terarah. Evaluasi yang teratur dan
pembaruan visi-misi akan memastikan
bahwa perkembangan kognitif peserta didik
dapat terus berjalan sesuai dengan
kebutuhan dan perubahan kontekstual yang
ada.
3. Diversitas peserta didik yang tinggi:
- Dalam konteks PBL, diversitas peserta didik
menjadi faktor yang signifikan. Perbedaan
kemampuan, minat, dan gaya belajar
peserta didik dapat menghambat
perkembangan kognitif peserta didik.
Kurangnya strategi pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan individu peserta
didik dapat mengurangi efektivitas.
4. Kurangnya keterlibatan peserta didik
dalam proses pembelajaran:
PBL mensyaratkan keterlibatan aktif
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Jika peserta didik tidak termotivasi, tidak
berperhatian, atau memiliki masalah
perilaku, maka pengembangan kognitif
peserta didik melalui PBL dapat terhambat.
Keterlibatan peserta didik yang rendah
dapat mengurangi efektivitas implementasi
perkembangan kognitif peserta didik dan
menghalangi guru dalam menciptakan
lingkungan belajar yang efektif.

Pada dasarnya, penyebab masalah yang


menjadi akar masalah dalam perkembangan
kognitif peserta didik melalui PBL adalah
kurangnya pemahaman dan kesepahaman tentang
visi-misi, ketidakadanya pembaruan dan evaluasi
berkala, diversitas peserta didik yang tinggi, serta
kurangnya keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
3. Solusi Solusi yang dapat dihubungkan dengan teori
a. Dikaitkan dengan dan dalil yang relevan untuk mengatasi masalah-
teori/dalil yang masalah dalam pengembangan profesi guru dalam
relevan Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai
b. Sesuaikan dengan berikut:
langkah/prosedur
yang sesuai dengan 1. Visi-Misi Satuan
masalah yang akan Pendidikan: Solusi:
dipecahkan a. Pelaksanaan diskusi dan rapat rutin antara
guru dan pimpinan satuan pendidikan
untuk membahas dan memahami visi-misi
yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan pendekatan
komunikasi yang efektif dan kolaboratif,
seperti pendekatan pembelajaran
profesional berkelanjutan.
b. Menetapkan jadwal evaluasi dan
pembaruan terhadap visi-misi satuan
pendidikan secara berkala. Evaluasi
dilakukan dengan melibatkan seluruh
stakeholder, termasuk guru, siswa, orang
tua, dan masyarakat. Langkah ini akan
membantu memastikan visi- misi tetap
relevan dan terarah dalam perkembangan
kognitif peserta didik.
Teori/dalil yang relevan:
a. Teori Transformasional kepemimpinan:
Visi- misi yang jelas dan komunikasi yang
baik antara pimpinan dan guru dapat
mempengaruhi motivasi dan kinerja guru
dalam mencapai tujuan pendidikan.
b. Prinsip Manajemen Strategis: Evaluasi dan
pembaruan berkala terhadap visi-misi
merupakan langkah penting dalam
perencanaan strategis satuan pendidikan.

2. Kondisi Peserta Didik: Solusi:


a. Mengadopsi pendekatan diferensiasi dalam
pembelajaran, di mana guru
mengidentifikasi perbedaan individu
peserta didik dalam hal kemampuan, minat,
dan gaya belajar. Guru dapat menggunakan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan individu, seperti penggunaan
beragam metode, penilaian formatif, dan
penggunaan teknologi pendukung.
b. Menerapkan pendekatan yang melibatkan
peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran, seperti pembelajaran
kolaboratif atau proyek bersama. Guru
dapat merancang situasi pembelajaran
yang menarik dan relevan dengan
kehidupan peserta didik, mendorong
motivasi dan partisipasi aktif.

Teori/dalil yang relevan:


a. Teori Multiple Intelligences (kecerdasan
majemuk): Mengakui diversitas peserta
didik dan mengadopsi strategi
pembelajaran yang sesuai dengan berbagai
jenis kecerdasan yang dimiliki peserta
didik.
b. Teori Konstruktivisme: Pembelajaran yang
melibatkan aktifitas peserta didik dapat
meningkatkan pemahaman dan penguasaan
konsep serta keterampilan sosial.

3. Local Wisdom (Kearifan


Lokal): Solusi:
a. Melakukan pelatihan atau pengembangan
profesional yang fokus pada pengetahuan
dan pemahaman guru terhadap local
wisdom atau kearifan lokal di daerah
mereka. Guru perlu diberikan kesempatan
untuk belajar tentang budaya, tradisi, dan
nilai-nilai lokal, serta bagaimana
mengintegrasikannya ke dalam
pembelajaran.
b. Mendorong kolaborasi antara guru,
komunitas lokal, dan institusi budaya
setempat dalam merancang kurikulum dan
mengembangkan materi pembelajaran yang
relevan dengan konteks lokal. Guru dapat
mengaitkan topik atau proyek pembelajaran
dengan kearifan lokal, sehingga
memperkaya pengalaman belajar siswa.

Teori/dalil yang relevan:


a. Teori Kontekstual: Pembelajaran yang
relevan dengan konteks lokal dapat
meningkatkan motivasi dan rasa
memiliki siswa terhadap pembelajaran.
b. Prinsip Pembelajaran Berbasis
Komunitas: Melibatkan komunitas lokal
dalam proses pembelajaran dapat
mengaktifkan kearifan lokal dan
meningkatkan pemahaman siswa
tentang nilai-nilai budaya.

4. Ketersediaan Sumberdaya
Pendukung Pembelajaran:
Solusi:
a. Mendorong pengadaan fasilitas dan
teknologi pembelajaran yang memadai
melalui kerjasama antara satuan
pendidikan, pemerintah, dan pihak-pihak
terkait. Selain itu, perlu diadakan
pemeliharaan dan peningkatan secara rutin
agar sumberdaya tersebut tetap berfungsi
dengan baik.
b. Menyediakan pelatihan dan pendidikan
yang berkaitan dengan pemanfaatan
sumber daya pendukung pembelajaran.
Guru perlu diberikan pelatihan dalam
mengoperasikan perangkat digital,
memanfaatkan fasilitas laboratorium,
dan
memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber belajar.

Teori/dalil yang relevan:


a. Teori TPACK (Technological Pedagogical
Content Knowledge): Guru perlu memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam
memanfaatkan teknologi dan sumber daya
pendukung pembelajaran secara efektif.
b. Teori Konstruktivisme Sosial: Sumber daya
pendukung pembelajaran yang memadai
dapat meningkatkan interaksi sosial dan
keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran.

Dalam menerapkan solusi-solusi di atas,


penting untuk melibatkan semua stakeholder
terkait, termasuk guru, pimpinan satuan
pendidikan, peserta
didik, orang tua, dan masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai