Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PEMBELAJARAN ASMAUL HUSNA DALAM MENINGKATKAN NILAI AGAMA ANAK


USIA DINI DENGAN MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL PADA KELOMPOK B TK PGRI
HARAPAN DESA LENTENG BARAT
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun untuk memenuhi tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Program Pendidikan Profesi
Guru dalam Jabatan 2023 LPTK Institut Agama Islam Negeri Madura

DOSEN PEMBIMBING : ZAINUDDIN SYARIF

Disusun Oleh: NURMILA DIAN LESTARI,S.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


LPTK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI 2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah
membimbing umat manusia melalui lembaga pendidikan terbaik. Alhamdulillah, Proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: “Pembelajaran Asmaul Husna Dalam Meningkatkan Nilai
Agama Anak Usia Dini Dengan Menggunakan Audio Visual Pada Kelompok B TK Pgri Harapan
Desa Lenteng Barat Tahun Pelajaran 2023/2024” dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapakan terima kasih kepada :
1. ................, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Ketua LPTK Institut
Agama Islam Negeri Madura yang telah memberikan ijin serta dukungan secara moral maupun materiil
dalam penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan 2023.
2. Bapak Zainuddin Syarif selaku Dosen Pembimbing dan Bapak Abdullah Arief Guru
Pamong yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan Laporan
PTK ini.
3. Seluruh tim panitia penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan 2023 yang telah memfasilitasi
dan mendampingi rangkaian kegiatan dengan sabar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih belum sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal kami. Penulis berharap mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi
semua pihak terkait.

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................4
B. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH....................................6
C. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................7
D. MANFAAT PENELITIAN......................................................................7
BAB 2 KERANGKA TEORI.................................................................9
A. LANDASAN TEORI................................................................................9
B. PENELITIAN TERDAHULU................................................................13
C. HIPOTESIS PENELITIAN (Jika ada)....................................................14
BAB 3 METODE PENELITIAN...........................................................15
A. JENIS PENELITIAN................................................................................15
B. VARIABEL PENELITIAN......................................................................15
C. POPULASI DAN SAMPEL.....................................................................15
D. JENIS, SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................16
E. TEKNIK, ANALISIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS (Jika ada) ....
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Observasi
Lampiran 2 Instrumen Wawancara

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan setiap manusia dalam menunjang kehidupan
di masa depan. Pendidikan yang dimulai dari jenjang anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah maupun tinggi akan memberikan banyak ilmu pengetahuan, kemampuan berbagai bidang dan
kecakapan hidup. Hal tersebut yang nantinya akan menjadikan seseorang menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas. Menyadari pentingnya pendidikan, banyak masyarakat yang tertarikakan hadirnya
lembaga pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 Tahun 2014, menyatakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini adalah kemampuan yang dicapai anak sebelum mengikuti jenjang pendidikan
dasar yang meliputi seluruh aspek perkembangan, yaitu aspek nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional dan seni.
Dalam penyelenggaraan Taman Kanak-kanak yang mengembangkan secara optimal enam
lingkup aspek perkembangan tersebut, para orangtua zaman sekarang banyak sekali memilih TK yang
orientasinya lebih mengedepankan pembelajaran agama kepada anak sejak dini. Karena tidak dapat kita
pungkiri bahwa semakin canggihnya teknologi yang dapat kita gunakan sekarang, semakin
berkurangnya nilai- nilai agama. Dan memberikan pendidikan agama sejak dini kepada anak juga
menjadi suatu kewajiban bagi orangtua muslim, karena akan menjadi bekal anak-anak sampai dewasa
kelak.
Pentingnya pembekalan agama sejak dini menurut Novan adalah “Anak usia dini adalah anak
yang berada pada kondisi masa peka. Masa peka adalah masa dimana terjadinya kematangan fungsi fisik
dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan
masa peletakan dasar untuk mengembangkan kemampuan nilai agama dan moral”. Dari Ali ra. ia
berkata bahwa Rasulullah SAW. juga bersabda: Artinya: “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam
perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya
orangyang menjunjung tinggi Al-Qur ’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada
lindungan selain lindungan- Nya bersamapara Nabi dan kekasihnya”. (HR. Ad-Dailami)
Berdasarkan kutipan dan dalil diatas maka, dalam menanamkan nilai-nilai moral agama
harusnya dilakukan sejak masih anak-anak. Karena mereka sudah berada pada masa peka dan dengan
nilai agama akan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nilai agama yang dimaksudkan dalam
hadist tersebut adalah perkara mencintai Nabi, mencintai keluarga dan membaca A-Qur’an.
Sedangkan menurut Panduan penilaian perkembangan nilai agama dan moral pada kelompok anak usia
5-6 tahun berbasis kurikulum 2013 indikator pembelajarannya adalah: a)menyebut agama yang dianut,
b)terbiasa menyebut nama Tuhannya, c)menyebut ciptaan-ciptaan Tuhan, dan d) terbiasa menyebutkan

4
kalimat pujian terhadap Tuhan.
Sejalan dengan pentingnya pembelajaran agama tersebut, di TK At-Taqwa Mojokampung
Kecamatan Bojonegoro juga telah menjadi Taman Kanak-kanak yang mempunyai visi membentuk
kepribadian peserta didk yang Islami dan berakhlak mulia. Berdasarkan observasi pada hari Senin
tanggal 15 Maret 2021, peneliti melihat proses belajar secara langsung dan melakukan wawancara
dengan kepala sekolah TK At - Taqwa Mojokampung, disana pembelajaran dilaksanakan secara luring
dengan mematuhi protokol covid - 19. Dan penulis memperoleh keterangan sebagai berikut: anak didik
kelompok B datang ke sekolah secara bergantian sesuai jadwal yang telah ditentukan untuk
pembelajaran Asma’ul Husna di TK At - Taqwa Mojokampung kelompok B, di sana model
pembelajarannya menggunakan sentra Imtaq, sentra terdiri dari 4 sentra yaitu : sentra Imtaq, sentra seni
kreativitas, sentra sains dan bahan alam, dan sentra peran.
Untuk pembelajaran Asma’ul Husna masuk disentra imtaq yang dilaksanakan pada hari senin.
Untuk pembelajaran diberikan diawal sebelum inti pembelajaran yaitu dengan cara menghafal melihat
video dan menyanyi sambil menggerakkan anggota tubuh, cara yang dilakukan cukup menyenangkan
sehingga anak didik dapat menghafal nama - nama Asmaul Husna dengan cepat, setelah itu guru
memberikan ulasan sedikit dengan cara bercerita, sehingga anak didik dapat belajar nilai agama dengan
pembelajaran Asma’ul Husna.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengenalkan Asmaul Husna, guru
Tk At-Taqwa Mojokampung saat luring, guru memberikan pembelajaran dengan metode
bernyanyi(gerak lagu) dan bercerita. Metode bernyanyi yang diberikan akan dilaksanakan rutin setiap
hari senin dengan mengikuti gerak lagu video Asmaul Husna, kemudian dilanjutkan dengan cerita
keteladanan sehari-hari yang memiliki pesan nilai moral yang diberikan rutin maka akan dapat
meningkatkan nilai agama pada anak. Mengajarkan Asma’ul Husna kepada anak sangat penting dan
memiliki manfaat yang sangat besar. Melalui nama-nama-Nya mereka akan belajar nilai agama yaitu
dengan mengetahui keagungan dan kekuasaan Allah melalui arti dari Asmau’ul Husna. Dengan begitu,
rasa cinta dan takut kepada Allah pun akan muncul sehingga menjadi modal keimanan yang sangat
besar bagi masa depannya.
Hal ini selaras dengan pendapat dari Megawangi yang menjelaskan bahwa: karakter yang
berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini dan menanamkan nilai moral kepada generasi
muda adalah usaha yang sangat strategis. Pembekalan agama kepada anak dalam Islam dapat melalui
berbagai cara salah satunya mengenalkan Asmaul Husna (nama- nama Allah yang baik). Tidak
sekedar mengenal saja akan tetapi juga menghafal Asmaul Husna. Cara ini dapat membantu anak
mengenal Sang Maha Pencipta.

5
Berdasarkan indikator diatas sebagai acuan penilaian observasi saat pembelajaran Asmaul
Husna berlangsung, maka data yang penulis peroleh adalah dalam indikator menyebut nama Tuhannya
(Asmaul Husna) sebanyak 4 anak mendapat nilai berkembang sesuai harapan, dan 14 anak lainnya
sudah berkembang sangat baik. Hal ini menunjukkan respon positif karena presentase murid yang
mendapat nilai berkembang sangat baik adalah lebih dari 80%. Hal ini disebabkan karena dalam
pembelajaran Asmaul Husna guru menerapkan metode bernyanyi gerak lagu dan dilanjutkan dengan
bercerita. Dengan hasil satu indikator yang signifikan, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam
pengaruh pembelajaran Asmaul Husna terhadap nilai agama anak.
Berdasarkan paparan diatas maka dengan pembelajaran Asmaul Husna dengan metode
bernyanyi dan bercerita dapat meningkatkan nilai agama anak. Metode bercerita adalah cara bertutur
kata dalam penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara lisan, dalam upaya
memperkenalkan atau-pun memberikan keterangan hal baru pada anak (Depdiknas, 2004). Dengan
inspirasi cerita dari sebuah sikap maka anak akan dapat meneladani dan menghafal Asmaul Husna
sehingga dapat menanamkan dan meningkatkan keimanan dan ibadahnya pada anak karena anak mulai
mengenal Tuhannya.
Berdasarkan Permasalahan di atas, maka penulis mencoba mengkaji dan meneliti sejauh
mana keberhasilan dalam penggunaan Model Upaya Meningkatkan Kemampuan Meniru
Gerakan Sholat Pada Anak Usia Dini Melalui Model Pembelajaran Picture And Picture Di
Kelompok B TK PGRI Harapan Desa Lenteng Barat Tahun Pelajaran 2023/2024”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan dalam suatu penelitian agar diperoleh
ruang lingkup penelitian yang jelas. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
penafsiran yang berbeda-beda dan mungkin salah terhadap variabel-variabel
yang akan diteliti. Setidaknya ada dua alasan mengapa perlu dilakukan
pengkajian terhadap faktor - faktor yang dapat meningkatkan kemampuan
menirukan gerakan sholat yaitu:
a. Pertama, alasan pragmatis. Alasan ini terkait dengan waktu yang tersedia,
tenaga, dana yang dibutuhkan serta pengetahuan peneliti.
b. Kedua, alasan akademis. Penelitian yang terkait dengan kemampuan anak
dalam menirukan gerakan sholat masih perlu dilakukan secara lebih
mendalam, yakni dengan cara melibatkan faktor-faktor yang diduga
berhubungan lebih banyak lagi.
Dengan demikian, akan diketahui mana faktor-faktor tersebut yang paling

6
besar memberikan sumbangannya terhadap disiplin guru, sehingga dapat
dilakukan perlakuan (threatment) secara benar dan proporsional.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah ada peningkatan pada anak kelompok B TK PGRI Harapan Desa
Lenteng Barat terhadap kemampuan meniru gerakan shalat setelah melalui
model pembelajaran picture and picture ?
b. Sejauh mana proses peningkatan kemampuan anak kelompok B TK PGRI
Harapan Desa Lenteng Barat setelah melalui model pembelajaran picture
and picture ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan gerakan shalat anak kelompok B TK
PGRI Harapan Desa Lenteng Barat setelah melalui model pembelajaran
picture and picture”.
2. Untuk mengetahui keberhasilan meniru gerakan sholat anak kelompok B TK
PGRI Harapan Desa Lenteng Barat setelah melalui model pembelajaran
picture and picture”
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode
demonstrasi pada kemampuan meniru gerakan sholat di TK PGRI Harapan
Desa Lenteng Barat Kec. Lenteng Kab. Sumenep Tahun Pelajaran
2023/2024”.
2. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar
peserta didik khususnya pada kemampuan meniru gerakan sholat.
3. Guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran
yang dapat memberikan manfaat bagi peserta didik.
4. Peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap untuk
saling peduli terhadap keberhasilan peserta didik lain dalam mencapai tujuan
belajar.
5. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru
dalammeningkatkan kemampuan meniru gerakan sholat.
6. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam mengajar dan meningkatkan
kemampuan meniru gerakan sholat.

7
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
a. Anak Usia Dini
1. Hakikat Anak Usia Dini
8
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan
kepribadian anak. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (Golden Age).
Keemasan pada masa usia dini, yaitu masa semua potensi anak berkembang paling
cepat. Masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa
peka, masa bermain, dan masa membangkang tahap awal. Namun, di sisi lain anak
usia dini berada pada masa kritis, yaitu masa keemasan anak tidak akan dapat diulang
kembali pada masa-masa berikutnya, jika potensi-potensinya tidak distimulasi secara
optimal dan maksimal pada usia dini tersebut. Dampak dari tidak terstimulasinya
berbagai potensi saat usia emas, akan menghambat tahap perkembangan anak
berikutnya. Jadi, usia emas hanya sekali dan tidak dapat diulang lagi.1
Ayat di atas menginformasikan bahwa sepanjang kehidupan manusia
mengalami perkembangan dari keadaan lemah pada anak-anak menjadi kuat pada
masa remaja dan kemudian menjadi lemah lagi pada masa tua.
Allah swt.berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 54 yang artinya sebagai berikut:
Artinya: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan
apa yangdikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.
Ayat di atas menginformasikan bahwa sepanjang kehidupan manusia
mengalami perkembangan dari keadaan lemah pada anak-anak menjadi kuat pada
masa remaja dan kemudian menjadi lemah lagi pada masa tua.
Anak usia dini menurut Sujiono adalah sosok individu yang sedang menjalani
suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Anak menurut Ki Hajar
Dewantara ialah makhluk hidup yang memilki kodratnya masing-masing. Kaum
pendidik hanya membantu kodrat menuntun kodrat ini. Sedangkan menurut Rudolf
Steiner anak berkembang melalui pengalaman dan proses berpikir.2
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan hakikat anak
usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang berada pada proses pertumbuhan
dan perkembangan atau disebut Golden Age. Karena pada masa ini anak banyak
belajar dan mengetahuin banyak hal.
Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, menurut Bredecamp dan
Copple, Breber serta Kellough yang dikutip dari Khadijah yaitu:
1. Anak bersifat unik.

1
Khadijah (2016), Pendidikan prasekolah, Medan: Perdana Publishing, h: 3
2
Anita Yus, (2011), Model Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Perdana Media Group, h.7
9
2. Anak mengekspresikan perilakunya relative spontan.
3. Anak bersifat aktif dan enerjik.
4. Anak bersifat egosentris.
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan hantusias terhadap banyak hal.
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
7. Anak umumnya kaya akan fantasi.
8. Anak masih mudah frutasi.
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
10. Anak memiliki dayaperhatian yang pendek.
11. Masa anak merupakan masa belajar yangpaling potensial.
12. Anak semakin menunjukan minat terhadap teman.
Allah swt.berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 78 yang artinya sebagai berikut: “Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur”.
Ibnu Kasir menafsirkan ayat ini bahwa kemampuan mendengar, melihat dan
berpikir manusia berkembang secara bertahap. Semakin dewasa seseorang semakin
berkembang kemampuan mendengar, melihat dan akalnya semakin mampu
membedakan baik dan buruk, benar dan salah.
Berikut adalah beberapa prinsip dan konsep utama dalam pendekatan anak
usia dini:
1. Pembelajaran melalui bermain: Anak-anak belajar dengan cara yang paling
efektif melalui bermain. Bermain memberikan kesempatan bagi mereka untuk
menjelajahi, bereksperimen, dan membangun pemahaman mereka tentang dunia
di sekitarnya.
2. Pengembangan holistik: Pendekatan anak usia dini mengakui pentingnya
pengembangan holistik anak-anak, yang mencakup aspek fisik, kognitif,
emosional, dan sosial. Fokus diberikan pada pengembangan keseluruhan anak,
bukan hanya pada satu aspek saja.
3. Interaksi sosial: Anak-anak pada usia dini belajar melalui interaksi dengan orang
lain. Mereka belajar berkomunikasi, berbagi, bekerja sama, dan membangun
hubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa.
4. Stimulasi dan pengalaman nyata: Anak-anak perlu diberikan lingkungan yang
kaya akan pengalaman nyata dan stimulasi. Mereka harus diberi kesempatan
untuk menjelajahi alam, berinteraksi dengan objek, mengamati fenomena, dan
mengalami dunia secara langsung.
10
5. Pembelajaran berbasis permainan: Pengajaran pada anak usia dini sering kali
menggunakan pendekatan berbasis permainan, dengan menggunakan permainan,
lagu, gerakan, dan cerita untuk membantu anak-anak memahami konsep dan
keterampilan baru secara menyenangkan.
6. Individualitas dan perbedaan: Setiap anak dianggap unik dan memiliki kecepatan
dan gaya belajar yang berbeda. Pendekatan anak usia dini memperhatikan
perbedaan ini dan mencoba untuk menyediakan pengalaman pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan individu anak.
7. Peran penting orang tua dan pengasuh: Orang tua dan pengasuh memiliki peran
yang sangat penting dalam pendekatan anak usia dini. Mereka berperan sebagai
mitra dalam pendidikan anak, memberikan dukungan, lingkungan belajar yang
mendukung, dan interaksi yang kaya dengan anak-anak.
Pendekatan anak usia dini yang efektif memfasilitasi perkembangan anak
secara menyeluruh, membangun keterampilan sosial dan emosional, meningkatkan
kreativitas, serta membantu anak-anak mengembangkan minat dan keingintahuan
terhadap pembelajaran.
2. Gerakan Sholat
b. Pengertian Gerakan Sholat
Gerakan merupakan bentuk yang sangat fundamental dalam upaya
seseorang mengisi masa hidupnya. Tanpa gerakan, sesungguhnya kita telah mati.
Dengan demikian, gerakan merupakan penampilan manusia yang paling orisinil.
Dan sejatinya gerakan adalah yang memberikan pengaruh.3
Gerakan sholat merupakan bagian dari olahraga otot-otot dan
persendirian tubuh. Sholat dapat membantu menjadi kebugaran tubuh tetapi syarat
semua gerakan sholat dilakukan dengan benar, perlahan dan tidak terburu-buru
serta istiqomah atau konsisten.
Menurut Abdurrahim Shalat dalam bahasa arab adalah do’a. Menurut
istilah syara’ shalat adalah ibadah kepada Allah dalam bentuk beberapa perkataan
dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang
dilakukan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.4
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-baqarah ayat 43 yang artinya “dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang- orang yang
ruku’’.
Menurut Syakir Jamaluddin Shalat merupakan tiang agama. Nabi saw
bersabda: “ pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya
adalah jihad.”
3
Imam Bashori Assayuthi, Bimbingan Ibadah sholat Lengkap, Surabaya: Mitra Ummat,h 37-47
4
Abdurrahim (2005),Pintar Ibadah, Jakarta: Sandro Jaya , h:47
11
Sebagai tiang agama, maka shalat harus selalu ditegakkan dan tidak
boleh ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun juga, baik itu dalam keadaan
sakit, musafir,atau bahkan saat perang.5
Menurut Syaikh Hasan Ayyub Shalat adalah merupakan salah satu
kewajiban yang disyariatkan oleh Allah kepada hamba-Nya yang beriman. Shalat
yang wajib adalah shalat lima waktu yang harus ditunaikan oleh setiap muslim
selama sehari semalam. Shalat merupakan rukun yang terpenting di anatara
rukun-rukun Islam lainnya. Ia menempati urutan kedua setelah dua kalimat
syahadat dan urutan setelahnya adalah zakat,puasa dan haji.6
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang
telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahirdan bathin)
kepada Allah dalam rangka ibadah dan mohon ridho-Nya.
1. Aspek Menirukan Gerakan Shalat
Secara umum kata shalat itu berasal dari kata dasar sholla- sholatan,
yang berarti doa atau permohonan berkah, doa dengan orientasi kebaikan Maka
untuk menegaskannya sebagai suatu sistem ibadah khusus umumnya diberi
tambahan “al” didepannya menjadi ash-Sholah atau kita bahasakan menjadi
shalat atau sembahyang. Dalam mengajarkan shalat pada anak Usia Dini dapat
menggunakan model picture and picture atau peragaan secara langsung tentang
jalannya shalat atau sembahyang agar anak mudah memahaminya.
Shalat yang diterapkan pada anak adalah shalat maghrib, sebab pada
umumnya anak usia dini sering kali melaksanakan shalat maghrib dimasjid
secara berjamaah di Masjid dilingkungan tempat tinggal mereka, dikarenakan
adanya kegiatan mengaji ba’da maghrib. Adapun urutan gerakan shalat yang
diajarkan kepada anak usia dini yaitu:
a) Berdiri tegak menghadap kiblat.
b) Takbiratul ihram.
c) Kedua tangan disedekapkan pada dada.
d) Ruku’.
e) I’tidal
f) Sujud.
g) Duduk di antara dua sujud.

5
Syakir Jamaluddin (2010), Kuliah Fiqih Ibadah, Yogyakarta: LPPI UMY, h:81
6
Syaikh Hasan Ayyub (2004), Fikih Ibadah,Jakarta :Pustaka Al-kautsar, h :113
12
h) Duduk tasyahud.
i) Salam
2. Indikator Meniru Gerakan Sholat Anak
Beberapa indikator meniru gerakan sholat pada anak yaitu :
a. Anak dapat berdiri tegak, membaca niat dan takbiratul ikhram.
b. Anak dapat melakukan gerakan ruku’.
c. Anak dapat melakukan gerakan sujud dan duduk di antara duasujud.
d. Anak dapat melakukan gerakan duduk tahiyat awal dan akhir.
e. Anak dapat mengucapkan dan melakukan gerakan salam.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gerakan Sholat Anak
a) Faktor Internal yaitu faktor jasmani, faktor kelelahan dan faktor psikologis.
b) Faktor Eksternal dalam Belajar yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat.
b. Model Pembelajaran Picture and Picture
1. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Wilantara dkk (2016) yang mengutip dari Shoimin (2014:125)
menyebutkan beberapa dari kelebihan model pembelajaran picture and picture yaitu :
memudahkan anak untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru, anak dapat
memahami lebih cepat materi yang disajikan dengan gambar, anak dapat membaca
gambar satu persatu sesuai dengan gambar-gambar yang ada, anak dapat
berkonsentrasi karena anak bermain dengan gambar, Anak dapat lebih kuat dalam
mengingat konsep- konsep yang ada pada gambar, menarik perhatian anak dalam
audio dan visual anak dalam bentuk gambar-gambar. Sehingga dapat disimpulkan
dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture dalam kegiatan
pembelajaran anak dapat lebih konsentrasi dalam audio dan visual dan dapat
membuat kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran
selain menerapkan model pembelajaran juga di terapkan dengan media
pembelajaran.7
Dikutip dari Fansury (2017, 75) Model Pembelajaran Picture and Picture
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and
Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan
atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif,
Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran Picture and Picture, mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi
faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran
7
Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Pemahaman Sejarah.Pdf
13
guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau
dalam bentuk cerita dalam ukuran besar.8
Picture and picture adalah model pembelajaran yang kooperatif dan
mengutamakan adanya kerja sama dengan menggunakan media gambar yang
diurutkan dan dipasangkan menjadi urutan yang logis. Melalui model pembelajaran
picture and picture dapat digunakan guru sebagai upaya membangkitkan motivasi
anak untuk belajar dengan gambar-gambar dan juga menyenangkan sehingga dapat
berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak, jadi sangat relevan penggunakan
model ini diterapkan dalam pembelajaran sejarah agar lebih menarik dengan
menggunakan media gambar.
Model pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu pendekatan dalam
proses pembelajaran yang melibatkan penggunaan gambar atau visual sebagai alat
utama untuk membantu siswa memahami dan menginternalisasi konsep-konsep yang
diajarkan. Dalam model ini, guru menggunakan gambar atau visual sebagai sarana
untuk memperkenalkan konsep baru atau topik pembelajaran kepada siswa.
Berikut adalah langkah-langkah yang umumnya dilakukan dalam model
pembelajaran Picture and Picture :
1. Persiapan: Guru mempersiapkan gambar atau visual yang relevan dengan topik
pembelajaran. Gambar ini harus jelas, menarik, dan sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa.
2. Perkenalan: Guru memperkenalkan gambar kepada siswa dan menjelaskan
hubungannya dengan topik yang akan dipelajari. Guru juga dapat menggunakan
pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk memancing pemikiran siswa tentang gambar
tersebut.
3. Observasi: Siswa diamati secara individu atau dalam kelompok kecil untuk
memperhatikan detail-detail dalam gambar dan mencatat hal-hal penting yang
mereka amati. Mereka juga dapat berdiskusi dengan teman sekelompok untuk
memperluas pemahaman mereka.
4. Diskusi dan Penjelasan: Guru memfasilitasi diskusi kelas tentang gambar,
meminta siswa berbagi pemikiran dan pengamatan mereka. Guru memberikan
penjelasan tambahan dan mengklarifikasi konsep yang mungkin masih belum
dipahami oleh siswa.
5. Penerapan: Setelah memahami gambar dan konsep yang terkait, siswa diberi tugas
atau kegiatan yang membutuhkan penerapan konsep tersebut. Ini dapat berupa
tugas individu, kerja kelompok, atau kegiatan kreatif yang melibatkan pemikiran
kritis dan keterampilan komunikasi.
6. Evaluasi: Guru mengevaluasi pemahaman siswa melalui berbagai cara, seperti tes

8
Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Pemahaman Sejarah.Pdf
14
tulisan, proyek, presentasi, atau diskusi kelompok. Evaluasi bertujuan untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan dan menentukan
apakah mereka telah mencapai tujuan pembelajaran.
Keuntungan dari model pembelajaran Picture and Picture termasuk:
1. Penggunaan gambar dan visual dapat membantu membangkitkan minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran.
2. Gambar dapat membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep abstrak dan
kompleks dengan lebih baik.
3. Model ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam diskusi dan pemecahan
masalah
4. Melalui pengamatan gambar, siswa dapat melatih keterampilan pengamatan,
analisis, dan inferensi.
Namun, penting untuk diingat bahwa model pembelajaran Picture and Picture
sebaiknya tidak menjadi satu-satunya metode pembelajaran yang digunakan.
Kombinasi dengan berbagai strategi dan pendekatan pembelajaran lainnya dapat
membantu siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih komprehensif dan
holistik.
B. Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain
sebelumnya:
1. Berdasarkan penelitian Erna Hidayat dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Sholat Anak Usia Dini Melalui Medote Modelling Di Kelompok A TK Aisyiyah
BA Bendo Nogosari”. Hasil penelitian menunjukkan adanya Kemampuan sholat
anak melalui metode pemodelan (modelling) sudah ada peningkatan dibanding
sebelum tindakan. Akan tetapi secara umum keberhasilan rata-rata kemampuan
sholat anak permulaan 49,8% dari target keberhasilan 70% di akhir siklus. Masih
terdapat 4 anak yang belum mencapai.
2. Penelitian lainnya dilakukan oleh Indrah Ningsih dengan “Pengaruh Metode
Demonstrasi Dalam Meningkatkan Penerapan Nilai-Nilai Agama Pada Anak
Kelompok B PAUD Harapan Mulia Palu”. Hasil penelitian menunjukkan ada
pengaruh metode demonstrasiterhadap penerapan nilai-nilai agama pada anak.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan melalui tiga aspek, berdoa
sebelumdan sesudah melakukan kegiatan, menirukan gerakan wudhu, dan
menirukan gerakan shalat. Oleh karena itu, ada peningkatan yang sangat baik
terhadap anak dalam penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III
METODE PENELITIAN
15
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di
dalam kelas ketiika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau
pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas yakni dalam meningkatkan
kemampuan meniru gerakan sholat anak usia dini di TK PGRI Harapan.
Benyamin Situmorang mengatakan bahwa: “Penelitian tindakan atau action
research merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang
paling efisien sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat
meningkat. Penelitian ini melibatkan peneliti dan orang-orang yang mengkaji bersama-
sama tentang kelemahan dan kebaikan prosedur kerja, metode kerja, dan alat-alat kerja
yang digunakan selama ini dan selanjutnya mendapatkan metode kerja baru yang
pandang paling efisien”.9
Metode kerja yang baru tersebut kemudian dicobakan, dievaluasi secara terus
menerus dalam pelaksanaannya sehingga sampai ditemukan metode yang paling efisien
untuk dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa PTK diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh perlakuan yang akan diterapkan.
B. SETTING DAN SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini bertempat di desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep
terhadap semua siswa kelompok B TK PGRI Harapan. Penelitian ini di lakukan pada
bulan Oktober 2023
C. VARIABEL PENELITIAN
Variabel X = Kemampuan meniru gerakan shalat Anak Usia Dini
Variabel Y = Model Pembelajaran Picture And Picture
D. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi pada model pembelajaran picture and picture pada PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) untuk meningkatkan kemampuan meniru gerakan shalat adalah semua
siswa TK PGRI Harapan Kelompok B. Populasi ini mencakup semua siswa yang
terlibat dalam model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan
kemampuan meniru gerakan shalat.
Dalam konteks ini, guru memilih sebagian siswa dari populasi yang terlibat
dalam model pembelajaran picture and picture untuk menjadi sampel penelitian. Jumlah
dan cara pemilihan sampel dapat bergantung pada kebutuhan penelitian, metode yang
digunakan, dan pertimbangan peneliti.
9
Benyamin Situmorang, (2013), Penelitian Pendidikan Konsepdan Implikasi, Medan: Unimed Press, h. 10.
16
Guru memilih secara acak 20% siswa TK PGRI Harapan Lenteng Barat sebagai
sampel penelitian. Dengan mengumpulkan data dari sampel ini, guru dapat menganalisis
dan menggeneralisasikan temuan tersebut untuk menjelaskan peningkatan kemampuan
meniru gerakan shalat pada keseluruhan populasi siswa yang terlibat dalam model
pembelajaran picture and picture .
E. JENIS, SUMBER, DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
 Jenis Pengumpulan Data:
1. Observasi: Melibatkan pengamatan langsung terhadap siswa saat mereka sedang
belajar model pembelajaran picture and picture dalam meniru gerakan shalat.
Observasi ini dapat dilakukan oleh guru atau peneliti yang terlibat dalam penelitian.
2. Wawancara: Melibatkan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, guru, dan orang tua
untuk mendapatkan informasi tentang proses pengajaran dan pembelajaran model
picture and picture dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan meniru
gerakan shalat pada TK.
 Sumber Pengumpulan Data:
1. Siswa: Data dapat diperoleh langsung dari siswa melalui observasi, wawancara,
atau pengisian angket. Informasi dapat meliputi tingkat kemampuan dalam meniru
gerakan shalat, motivasi, kesulitan yang dihadapi, dan preferensi belajar.
2. Guru: Guru dapat memberikan data tentang model pembelajaran yang digunakan,
pendekatan yang dilakukan dalam mengajar, dan dukungan yang diberikan kepada
siswa dalam meningkatkan kemampuan gerakan shalat mereka.
3. Orang tua: Orang tua dapat memberikan informasi tentang lingkungan belajar di
rumah, dukungan yang diberikan, dan peran mereka dalam membantu anak-anak
meniru gerakan shalat.
Adapun prosedur tindakan penelitan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan (perencanaan)
a. Membuat jadwal penelitian
b. Melakukan diskusi dengan teman sejawat, guru mitra dan semua pihak yang
membantu dalam pelaksanaan tindakan.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Membuat lembar observasi yang digunakan dalam pengamatan proses belajar
mengajar
e. Menetapkan alat bantu dan sumber belajar yang relevan dengan materi
pelajaran
f. Merancang alat evaluasi untuk melihat penguasaan materi pembelajaran
sekaligus hasil belajar peserta didik .
17
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan tindakan, peserta didik dikondisikan untuk
siap belajar. Guru menyampaikan kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik dan melakukan apersepsi.
Pelaksanaan tindakan dilakukan di dalam kelas pada saat menelaah
informasi serta mengisi lembaran kerja, penggunaan audio visual atau gambar
pendukung .
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
a. Guru memantau situasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan interaksi dan praktek
gerakan shalat.
b. Guru memberikan evaluasi melalui belajar sambail bermain dan bernyanyi
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Melaksanakan analisis dan refleksi terhadap hasil penilaian dan
pengamatan Jika pada siklus I belum memberikan hasil yang diharapkan maka
dilanjutkan ke siklus II
F. TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Teknik ini menggunakan :
1. Teknik pengamatan langsung dengan alat observasi yang dilakukan oleh guru, guna
mengetahui situasi dan aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
2. Teknik tes interaktif dan praktek untuk mengambil data tentang hasil belajar peserta didik
dalam meningkatkan kemampuan meniru gerakan shalat.

DAFTAR PUSTAKA

18
Ayyub, S. H. (2004). Fikih Ibadah. Jakarta : Pustaka Al-kautsar.
Imam Bashori Assayuthi, Bimbingan Ibadah sholat Lengkap, Surabaya: Mitra Ummat,h
37-47
Abdurrahim (2005),Pintar Ibadah, Jakarta: Sandro Jaya , h:47 Jamaluddin, S. (2010).

Kuliah Fiqih Ibadah. Yogyakarta: LPPI UMY.

Khadijah (2016), Pendidikan prasekolah, Medan: Perdana Publishing, h: 3

Yus, A. (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Perdana Media Group.

Yusuf, M. (2014). meningkatkan kemampuan melaksanakan shalat melalui metode


demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun. pontianak: fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan universitas tanjungpura pontianak.

Situmorang, B. (2013). Penelitian Pendidikan Konsep dan Implikasi.Medan: Unimed


Press.

https://serupa.id/model-pembelajaran-picture-and-picture/model Pembelajaran Picture And Picture


Untuk Meningkatkan Pemahaman Sejarah.pdf
Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Pemahaman Sejarah.Pdf

LK-11b: Penyusunan Instrumen PTK


19
No Alat Jenis Instrumen Contoh instrumen
Instrumen
Pedomana Wawacara
Daftar Cocok (Check list)

TERLAMPIR
1 Wawancara

Lembar Pengamatan
Panduan Observasi
Daftar Cocok (Check list)

TERLAMPIR
Pengamatan
2
(Observasi)

Daftar Cocok (Check list) Mendokumentasikan segala kegiatan belajar


3 Dokumentasi
mengajar dan masalahnya.

20
Lampiran 1: Instrumen Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara Terhadap Peserta Didik
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nama Peserta Didik :
Kelompok :
Hari/tanggal wawancara :
1. Apa yang kamu ketahui tentang shalat yang sudah diajarkan guru disekolah?
2. Berapakah jumlah waktu shalat sehari semalam?
3. Apakah kamu ikut aktif dalam menyimak gerakan shalat dengan model picture and
picture?
4. Kesulitan apa yang kamu rasakan saat ibu guru menggunakan model picture and
picture dalam pembelajaran gerakan shalat?
5. Setelah ibu guru menggunakan model picture and picture apakah kamu lebih
memahami pelajaran dalam meniru gerakan shalat atau mengalami kesulitan?

21
Lampiran 2: Instrumem Lembar Pengamatan (Observasi)
Instrumen Lembar Observasi
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nama Peserta Didik :
Kelompok :
Hari/tanggal observasi :
Capaian
Perkembangan
No Aspek-aspek Yang Diamati
Anak
BB MB BSH BSB
1
Menunjukkan gambar gerakan sholat yang di sebutkan
guru
2
Menghafal bacaan shalat

3 Menirukan gerakan – gerakan shalat sesuai perintah dari


Guru

Keterangan:
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

22

Anda mungkin juga menyukai