Anda di halaman 1dari 13

KB 1

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas  
5  Konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar:

1. Teori belajar merupakan gabungan prinsip yang saling berhubungan dan


penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan
peristiwa belajar.
2. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku
manusia.Menurut Desmita (2009:44) teori belajar behavioristik merupakan
teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan
pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan
tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya
pengkondisian. Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku seseorang
seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku
yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian dalam
tubuh.
3. Menurut teori behavioristik tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran
atau penguatan dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi- reaksi behavioristik dengan
stimulusnya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respons. Proses terjadi antara
stimulus dan respons tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
dan apa yang diterima harus dapat diamati dan diukur.
4. Menurut Watson (dalam Putrayasa, 2013:46), belajar sebagai proses interaksi
antara stimulus dan respons, stimulus dan respons yang dimaksud harus
dapat diamati dan dapat diukur. Oleh sebab itu seseorang mengakui adanya
perubahan-perubahan mental dalam diri selama proses belajar.
5. yang paling penting dalam teori belajar behavioristik adalah masukan dan
keluaran yang berupa respons. Menurut teori ini, antara stimulus dan respons
dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur.
Dengan demikian yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh
sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja yang dihasilkan
oleh siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur yang bertujuan untuk
melihat terjadinya perubahan tingkah laku.

Evaluasi dan refleksi Pada Bahan Ajar

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas  Pemaparan
materi tentang Penerapan Teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran  perlu
di pilah-pilah antara konsep dan pengertian,sehingga untuk memahami rangkaian
uraian akan lebih mudah antara konsep, penerapan , dan hasil dari metode yang dipakai
yaitu behavioristik. Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk
berfikir. Pandangan teori belajar behavioristic merupakan proses pembentukan, yaitu
membawa siswa untuk mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa yang
tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang dirancang pada teori
belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar
merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan
pengetahuan kepada siswa.

Kelebihan Pada bahan ajar diatas:


Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas   Materi dikemas
dalam penyampaian yang lugas sehingga bisa difahami oleh para pembaca khususnya
yang awam, serta penyisipan keterangan penjelasan materi dengan suatu bentuk animasi
peta konsep mengurangi kemonotonan dalam menganalisis.
Kekurangan Pada Bahan ajar diatas :
Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas  . Dan istilah-
istilah penamaan dalam materi tersebut lebih diperjelas secara rinci lagi. Kurang
dijelaskan keterkaitan proses pembelajaran behavioristik dengan keadaan tiap-tiap
lingkungan sekolah yang berbeda.

Keterkaitan bahan ajar dengan moderasi beragama


Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas masalah
pendidikan kerap menjadi perbincangan dikalangan masyarakat. Tentu perbincangan
yang terjadi ini tidak lain disebabkan oleh ditemuinya kegagalan guru dalam proses
pembelajaran. Sebagaimana kita ketahui, mayoritas masyarakat menganggap
bahwasanya guru menempati posisi sentral dalam pendidikan. Anggapan masyarakat
terhadap guru sampai kapan pun akan tetap sama yakni guru adalah penentu nasib
pendidikan. Maka dari itu, ketika guru dari hari ke hari semakin baik maka baik pulahlah
pendidikan, akan tetapi ketika guru dari hari ke hari semakin memburuk maka hancurlah
pendidikan . Maka dari itu, guru sebagai fasilitator hendaknya menerepkan pembelajaran
semaksimal mungkin utamanya dalam segi keagamaan. Pembelajaran Pendidikan Agama
islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang wajib ada pada Sekolah, Madrasah, maupun
pesantren. Kehadiran mata pelajaran PAI diharapkan mampu menjalankan perannya
dalam membentuk pribadi muslim (Peserta didik) yang cakap dan bertanggung jawab
baik dalam aspek perilaku, moral maupun teknolgi). Pendidikan Islam pada dasarnya
diamanahkan untuk Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kemudian diolah dalam proses
belajar mengajar. belajar pada umunya merupakan proses perubahan tingkah laku
peserta didik kearah positif dan menetap sebagai capaian dari lingkungan yang
mengikutsertakan proses kognitif. Proses kognitif yang dimaksud meliputi, pengamatan
atau anggapan, responsive atau bayangan, ingatan dan kecerdasan .
KB 2
Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas  
5  Konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar:

1. Konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu filosofi yang didasari oleh


pemikiran bahwa proses pembentukan pengetahuan pada individu manusia
merupakan hasil kegiatan mental yang ditunjang oleh proses pengalaman
belajarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
tujuan memberikan gambaran mengenai implikasi teori konstruktivisme dalam
pembelajaran.
2. Salah satu teori yang melandasi proses pembelajaran adalah teori
konstruktivisme. Pandangan konstruktivisme tentang pembentukan pengetahuan
adalah subjek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksi dengan
lingkungannya. Von Glaserfeld menyatakan bahwa kontruktivisme merupakan
aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita
merupakan hasil konstruksi kita sendiri (dalam Pannen dkk, 2001). Menurut teori
konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan
adalah karena keaktifan siswa itu sendiri dengan adanya bantuan struktur-
struktur kognitif. Melalui bantuan struktur-struktur kognitif ini, subjek menyusun
pengertian realitasnya. Konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu filosofi
yang didasari oleh pemikiran bahwa proses pembentukan pengetahuan pada
individu manusia merupakan hasil kegiatan mental yang ditunjang oleh proses
pengalaman belajarnya (Hein, 1991; Boghossian, 2006). Artinya, bahwa proses
pembelajaran bagi individu dilakukan oleh individu sendiri dengan caranya
sendiri.
3. Sains merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiannya adalah alam
dan proses-proses yang ada di dalamnya. Carin dan Sund (1989) mendefinisikan
sains sebagai suatu system untuk memahami alam semesta melalui observasi dan
eksperimen yang terkontrol. Disamping itu, sains juga merupakan ilmu yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis,
sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan (BSNP, 2006).
4. Teori konstruktivisme menegaskan bahwa pengetahuan hanya dapat ada dalam
pikiran manusia, dan bahwa teori itu tidak harus cocok dengan kenyataan dunia
nyata. Siswa akan terus-menerus berusaha mendapatkan model mental pribadi
mereka sendiri tentang dunia nyata dari persepsi mereka tentang dunia itu.
Ketika mereka merasakan setiap pengalaman baru, pelajar akan terus
memperbarui model mental mereka sendiri untuk mencerminkan informasi baru,
dan karena itu, akan membangun interpretasi mereka sendiri terhadap kenyataan.
5. prinsip pandangan konstruktivis belajar adalah:
a. Belajar adalah proses yang aktif,
b. Belajar adalah kegiatan yang adaptif,
c. Pembelajaran terletak dalam konteks di mana hal itu terjadi,
d. Semua pengetahuan adalah pribadi dan perbedaan.

Evaluasi dan refleksi Pada Bahan Ajar

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas  Teori

pembelajaran konstruktivisme berpendapat bahwa orang menghasilkan pengetahuan


dan membentuk makna berdasarkan pengalaman mereka. Dua konsep kunci dalam

teori pembelajaran konstruktivisme yang menciptakan konstruksi pengetahuan baru

individu adalah akomodasi dan asimilasi. Mengenal lebih jauh apa itu kontruktivisme

tentunya teori ini berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan tentunya untuk bisa

memberikan hasil yang terbaik.

Kelebihan Pada bahan ajar diatas:


Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas mempunyai
kelebihan yaitu konsep pemaparannya sederhana dan bisa difahami oleh para pembaca,
dalam istilah-istilah juga disertakan pengertiannya, dalam isi jurnal juga ditemukan
sumber-sumber bahan yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Kekurangan Pada Bahan ajar diatas :
Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas antara judul dan
isi ada beberapa yang tidak singkron, contohnya tidak dikaitkannya dengan sains, yang
dibahas tentang lebih metitik beratkan pada pemahaman metode kontruksivisme.

Keterkaitan bahan ajar dengan moderasi beragama


Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas Paradigma
konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis.
Menurut paradigma konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak
dapat digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum
positivis. Namun demikian teori konstruktivisme bukanlah teori yang sempurna. Hal
tersebut ditandai dengan kritik Vygotsky, yang menyatakan bahwa siswa dalam
mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme
ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme sosial (Taylor, 1993; Wilson, Teslow dan Taylor,
1993). pembelajaran menurut teori konstruktivisme suatu proses pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan
pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus
dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong siswa
mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna. Jadi,
dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar. Konstruktivisme
sebagai aliran filsafat, banyak mempengaruhi konsep ilmu pengetahuan, teori belajar
dan pembelajaran. Konstruktivisme menawarkan paradigma baru dalam dunia
pembelajaran. Sebagai landasan paradigma pembelajaaran, konstruktivisme menyerukan
perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembagan
siswa belajar mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan
pengetahuannya sendiri.
KB 3
Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas  

5  Konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar:

1. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Gredler (2011:324) menyatakan bahwa Fokus dari teori Jean Piaget adalah menemukan


asal muasal logika alamiah dan transformasinya dari satu bentuk
penalaran ke penalaran lain. Tujuan ini mengharuskan dilakukannya penelitian atas akar
dari pemikiran logis pada bayi,
jenis penalaran yang dilakukan anak kecil, dan proses penalaran remaja dan dewasa.
Aunurrahman (2009:58) menyatakan bahwa dalam teorinya, Piaget mengemukakan bahw
a secara umum semua anak berkembang melalui urutan yang sama, meskipun jenis dan
tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama lainnya. Perkembangan mental anak
terjadi secara bertahap dari tahap perkembangan moral berikutnya. 
2.    Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Tappan (1998) dalam Santrock (2008:60) menyatakan bahwa Ada tiga klaim dalam inti
pandangan Vygotsky :
a.  Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan
secara developmental.
b.  Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang
berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas
mental,
c.  Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang
sosiokultural.
Menurut Vygotsky, menggunakan pendekatan developmental berarti memahami fungsi
kognitif anak dengan memeriksa asal usulnyadan transformasinya dari bentuk awal ke
bentuk selanjutnya. Kemudian Robbins dalam Santrock (2008:60) menyatakan bahwa
untuk memahami fungsi kognitif kita harus memeriksa alat yang memperantarai dan
membentuknya, membuat Vygotsky berpendapat bahwa bahasa adalah alat yang paling
penting. Kemudian Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan kognitif berasal dari
hubungan sosial dan kultur. Perkembangan anak tidak bisa dilepaskan dari kegiatan sosial
dan kultural.

3.    Teori Kognitif menurut Lewin (teori medan)

Teori ini dikemukakan oleh Kurt Lewin (1892 - 1947). Menurutnya, masing- masing
individu berada dalam medankekuatan yang bersifat psikologis. Medan dimana individu
bereaksi disebut life space. Life space mencakup perwujudan lingkungan dimana individu
bereaksi, misalnya; orang-orang yang dijumpainya, objek material yang ia hadapi, serta
fungsi kejiwaan yang ia miliki.
Jadi menurut Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur
kognitif. Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan:
a.  Struktur medan kognisi
b.  Kebutuhan motivasi internal individu (Khodijah, 2014)
 

4.    Teori Kognitif menurut Jerome Bruner


Menurut Jerome Brunner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi agar
mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk
menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas baginya. Dari sudut
pandang psikologi kognitif, bahwa cara yang dipandang efektif untuk meningkatkan
kualitas output pendidikan adalah pengembangan program-program pembelajaran
yang dapat mengoptimalkan keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap
jenjang belajar.
Dari lima konsep diatas bisa disempitkan menjadi ada tiga hal yang berpengaruh pada
hasil akhir ukuran tubuh manusia, yaitu saat di mana mulai terjadi akselerasi per
tumbuhan, besarnya akselerasi pertumbuhan, dan kapan pertumbuhan berakhir. Pada
perempuan akselerasi pertumbuhan terjadi lebih dahulu dari pada laki-laki, dan
akselerasi itu tidak terlalu besar pada perempuan dibandingkan dengan akselerasi
pertumbuhan laki -laki. Lalu berhentinya pertumbuhan badan perempuan pun lebih
cepat. Akibatnya perempuan secara umum lebih kecil daripada laki-laki.

5.    Implikasi Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi Kognitif dalam Pembelajaran

Implikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah dengan cara:


a. Dorong siswa untuk berpikir tentang materi pelajaran dengan cara yang akan memba
ntu mereka mengingatnya.
b. Bantu siswa mengindentifikasi hal- hal yang
paling penting bagi mereka untuk dipelajari.
c. Berikan pengalaman yang akan membantu
siswa memahami topik- topik yang mereka pelajari.
d. Kaitkan ide-ide baru dengan hal-hal yang telah diketahui dan diyakini siswa tentang 
dunia.
e. Pertimbangkan kelebihan dan keterbatasan
dalam kemampuan pemrosesan kognitif siswa pada tingkat usia berbeda.
f. Rencanakan kegiatan-kegiatan kelas yang membuat siswa secara aktif berpikir dan m
enggunakan mata pelajaran di kelas.

Evaluasi dan refleksi Pada Bahan Ajar

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas konsep proses
pembelajaran kognitif banyak digunakan di dunia pendidikan, Dengan menerapkan teori kognitif
ini maka
pendidik dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua 
materi-materi yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada
daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.

pengembangan seharusnya selalu ada tolak ukur yang untuk mrngetahui sejauh mana

keberhasilan dalam proses pendidikan sehingga kekurangan dan kelemahan bisa diperbaiki
dengan menggunkan konsep2 lain yang lebih baik lagi, karena hasil akhir sebuah pendidikan

akan bermuara kepada tercipatanya generasi yang lebih baik.

Kelebihan Pada bahan ajar diatas:


Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas, penjelasannya singkat dan
ter arah, sehingga pembaca bisa memahami kemana alur dari pembahasab diatas, seperti
penjelasan:

a. Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada
pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan.

b. Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan pada teori


kognitif yang mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap
individu.

Kekurangan Pada Bahan ajar diatas :

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas,lebih menitik beratkan
pada penjelasan kognitif saja jadi pembaca akan mengalami sedikit kesulitan untuk mencari
pembanding. Dalam teori kognitif ada beberapa yang perlu diperhatikan:
a.  Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan kemampuan
peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.

b. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka dipastikan


peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan.

c.
Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya meto
de pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam
praktek kegiatan atau materi.

Keterkaitan bahan ajar dengan moderasi beragama

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 Teori Belajar Menurut Aliran
Kognitif Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran dengan Moderasi
beragama sangat penting untuk ditanamkan kepada peserta didik agar tercipta hubungan
harmonis antara guru, peserta didik, masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga tercipta
lingkungan yang damai, nyaman dan aman dari berbagai ancaman.
Moderasi beragama dilembaga pendidikan sangat pentingkarenaguru memilik peran penting
untuk
memberikan pemahaman dan pengertian yang luas tentang islam yang rohmatan lil alamin yan
g dapa tmenghargai perbedaan. Moderasi beragama bagian dari usaha bersama agar
bangsa indonesia ini terhindar dari perpecahan karena
perpecahan merupakan awal dari kehancuran sebuah bangsa. Selanjutnya, Implementasi
moderasi beragama proses
belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, kerja kelompak, dan k
arya wisata. Dengan ketiga metode tersebut guru dapat dengan mudah memberikan pengertia
n keberagaman, menghargai oranglain, menghargai pendapat orang lain, dan toleran.
Secara menyeluruh dari Artikel ini tidak sedikitpun kalimat atau frase yang mengarah ke
pelanggaran dalam nilai moderasi beragama.
KB 4
Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 1 diatas  

5  Konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar:

Dari Artikel Teori Dan Praktik Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran bisa di
ambil inti sarinya yaitu dideskripsikan secara umum dalam 5 konsep sebagai berikut :

1. Konstruktivisme Psikologis/ Individual/Endogenous

Konstruktivisme psikologis terfokus pada bagaimana individu membangun elemen-


elemen tertentu dari aparatus kognitif atau emosionalnya (Philips, 1997; 153). Para konstruktivis
ini tertarik dengan pengetahuan, keyakinan, konsep-
konsep diri, atau identitas individual, sehinnga mereka kadang-kadang disebut konstruktivis
individual, atau konstruktivis psikologi-kognitif, atau konstruktivis endogenous; mereka
semuanya memfokuskan pada kehidupan psikologis dalam diri orang.

2. Konstruktivisme Sosial Vygotsky

Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial, perangkat kultural dan aktivitas  menentukan perkemb
angan dan pembelajaran individual, persis seperti interaksi Si Ben dengan ayahnya di
pantai yang menjelaskan pembelajaran
makhluk- makhluk laut yang terancam polusi laut. Dengan berpartisipasi di rentang
aktivitas yang luas bersama orang lain,
pembelajar appropriate (mengapropriasikan, menginternalisasikan atau mengambil untuk dirin
ya sendiri) produk-produk yang dihasilkan dengan bekerja bersama-sama; hasil-hasil ini dapat
mencakup strategi dan pengetahuan baru, Meletakkan belajar dalam konteks sosial dan
kultural disebut "Konstruktivisme Gelombang Kedua" (Paris, Byrnes, & Paris, 2001).

3. Konstruktivisme Dialektika (Campuran)

Pengetahuan dikonstruksikan berdasarkan pengalaman individual dengan interaksi sosial, di


mana pengetahuan merefleksikan dunia luar yang disaring melalui dan dipengaruhi oleh
budaya, bahasa, keyakinan, interaksi dengan orang lain, pelajaran langsung, dan modeling.

4. Prinsip-Prinsip Didalam Pembelajaran Konstruktivisme

a.  Belajar selalu merupakan sebuah proses aktif

b.  Anak-anak belajar dengan paling baik dengan menyelesaikan berbagai


konflik kognitif (konflik dengan berbagai ide dan konsepsi lain) melalui
pengalaman, refleksi, dan metakognisi (Beyer, 1985).

c.  Bagi konstruktivis, belajar adalah pencarian makna, Pembelajar secara aktif berusaha mengk
onstruksikan makna. Dengan demikian guru mestinya berusaha mengkonstruksikan berbagai k
egiatan belajar seputar ide- ide besar dan eksplorasi yang memungkinkan pembelajar untuk m
engkonstruksikan makna.

d.  Konstruksi pengetahuan bukan sesuatu yang bersifat individual semata-


mata. Belajar juga dikonstruksikan secara sosial, melalui interaksi dengan teman sebaya, guru,
orang tua dan sebagainya.
e.  Elemen lain yang berakar pada fakta bahwa pembelajar secara individual dan
kolektif   mengkonstruksilan pengetahuan adalah bahwa agar efektif guru harus memiliki
pengetahuan
yang baik tentang perkembangan anak dan teori belajar, sehingga mereka dapat menilai secara 
lebih akurat belajar seperti apa yang dapat terjadi. 

5. Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme

Dalam contoh penerapan pembelajaran


Konstruktivisme, penulis mengambil bentuk Model Pembelajaran Konstruktivisme "Siklus Bela
jar" yaitu fase discovery (diskaveri); pada tahap ini di mana para siswa
didorong untuk membuat pertanyaan-pertanyaan terbuka maupun hipotesis-hipotesis.
Sebut saja tentang kajian Pergerakan Nasional sebagai perlawanan terhadap Imperialisme &
Kolonialisme Barat, maka pada
kegiatan awal tersebut guru harus mampu mendorong siswa untuk belajar tentang Pergeraka
n Nasional tersebut.Misalkan, mengapa periode 1908-1942 sering
disebut sebagai Pergerakan Nasional? Apa yang menjadi ciri yng khas dalam periode Pergera
kan Nasio nal itu? Bagaimana  menurut
anda pentingnya Pergerakan/perjuangan dalam kehidupan kita sekarang ini?

Evaluasi dan refleksi Pada Bahan Ajar

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 1 , ada beberapa konsep
keterkaitan toeori dalam belajar yang istilah-isyilahnya hamper mirip, yang sehingga dalam
proses analisisnya memerlukan kejelian dan ketelitian, pada bahan ajar diatas pembaca juga
memperoleh pemahaman tentang penjelasan teori dan praktek kontruksivisme dalam
pembelajaran, konsep-konsep kontruksivisme dijelaskan secara rinci namun perlu
pnegembangan lagi yang lebih detail.

Kelebihan Pada bahan ajar diatas:

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 1 diatas, penjelasannya singkat
dan mudah dipahami,konsepnya lebih menitikberatkan pada satu permasalahan,ditemukannya
beberapa analisa dan istilah-istilah seperti:

a. Berfikir artinya, Dalam proses membina pengetahuan baru murid diajarkan berfikir untuk
menyelesaikan masalah atau sebuah studi kasus dan dapat mengembangkanya menjadi
sebuah ide atau membuat keputusan.
b. Faham artinya, Dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam
mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga peserta didik akan lebih faham
dan boleh mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.
c. Daya ingat artinya, pada dasarnya dalam proses belajar murid harus terlibat secara
langsung dengan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama semua konsep yang ada
yakni dengan cara murid melakukan pendekatan membina sendi kehafaman mereka.
Dengan cara itu mereka akan yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah
dalam situasi baru.
d. Seronok artinya, dalam proses belajar yang benar peserta didik pastinya akan terlibat
secara terus menerus dan semakin lama mereka akan faham, ingat, dan lebih yakin dalam
memutuskan sebuah pengetahuan baru. Apabila peserta didik melakukan interaksi secara
sehat dengan guru atau rekan, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam
membina pengetahuan baru.

Kekurangan Pada Bahan ajar diatas :

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 1 diatas, pembaca sulit
mengidentifikasi konsep-konsep teori dalam pembelajaran, karena antara satu dengan yang
lain ada kemiripan, sehingga perlu adanya bagan peta konsep dalam pemaparan materi,
sehingga akan mudah untuk membedakannya.

Keterkaitan bahan ajar dengan moderasi beragama

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 1 diatas Bila teori konstruktivisme
masuk kedalam pembelajaran PAI dalam hubungannya dengan moderasi agama, maka para
siswa akan membentuk :

1) Peserta didik akan membangun atau mengkonstruksi pengetahuan tentang fiqh


khususnya masalah shalat, dari hasil yang mereka dapatkan ketika mereka duduk di bangku
Sekolah

2) Pembelajaran tentang ibadah shalat akan menjadi lebih bermakna karena peserta didik
sudah mengerti walaupun masih ada juga yang belum tahu, namun dalam hal ini teori
konstruktivisme yang diaplikasikan kedalam pembelajaran dapat menumbuhkan respons
yang positif karena stimulus yang diberikan juga pengaruhnya lebih besar

3)  Strategi pembelajaran hukum fiqh lebih sempurna

4) Peserta didik dapat berinteraksi penuh dengan metode pembelajaran ibadah shalat,
karena ibadah shalat tidak cukup hanya teoritis, tapi juga harus di praktekkan
Secara menyeluruh dari Jurnal ini tidak sedikitpun kalimat atau frase yang mengarah ke
pelanggaran dalam nilai moderasi beragama.
Pada dasarnya guru itu dijadikan sebuah panutan bagi peserta didiknya maka dari itu guru tidak
diwajibkan memberi contoh yang negativ kepada peserta didiknya, kadang ada guru yang
memiliki sifat yang buruk yaitu sering berkata kotor atau kasar di depan peserta didiknya, itu
sangat dilarang dalam aturan etika seorang guru, karena apabila itu dihadapkan pada anak usia
sekolah dasar sangat tidak pantas untuk dilakukan.
Rencana ganti analisa kb 4
KB 4
Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas  

5  Konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar:

Dari Artikel Teori Belajar Humanistik Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Agama Islam bisa di
ambil inti sarinya yaitu dideskripsikan secara umum dalam 5 konsep sebagai berikut :
1. Teori belajar Humanistik merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada
memanusiakan siswa, dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan siswa dalam belajar.
Tulisan ini berupaya menelaah paradigm pembelajaran humanistik dan penerapannya
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), yang meliputi materi/sub materi
akidah, al-Qur’an Hadith, Fiqh, Akhlak Tasawwuf dan Sejarah Kebudayaan Islam. Dalam
Pendidikan Agama Islam teori belajar humanisme bisa digunakan sebagai cara untuk
menyampaikan materi PAI.
2. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengatahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
3. Teori pembelajaran humanistik merupakan sebuah proses belajar yang berhulu dan
bermuara pada manusia, segala sesuatunya disandarkan pada nilai kemanusiaan.
Pendekatan sistem pendidikan humanistik menekankan pengembangan martabat manusia
yang bebas membuat pilihan dan berkeyakinan. Dalam pembelajaran humanistik peranan
guru yang lebih banyak menjadi pembimbing daripada pemberi ilmu pengetahuan
kepada siswa,
4. Dalam Pendidikan Agama Islam berparadigma teori belajar humanistik bisa digunakan
sebagai cara untuk menyampaikan materi PAI. Penarapan paradigm belajar humanisme
dalam materi PAI dapat dilakukan dengan memberikan alasan-alasan (bukti-bukti) rasional
terhadap ajaran Islam, memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis, kreatif
terhadap materi PAI yang disampaikan, menghubungkan materi PAI dengan dunia nyata
siswa.

5. Pendekatan sistem pendidikan humanistik menekankan pengembangan martabat


manusia yang bebas membuat pilihan dan berkeyakinan. Dalam pembelajaran
humanistik peranan guru yang lebih banyak menjadi pembimbing daripada pemberi ilmu
pengetahuan kepada siswa, Dalam pembelajaran in siswa dituntut untuk lebih aktif dan
semakin meningkatkan potensi dirinya, adapun guru lebih berperan sebagai pemantau,
pembimbing dan mengarahkan.

Evaluasi dan refleksi Pada Bahan Ajar

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas ada beberapa konsep
keterkaitan teori dalam belajar yang istilah-istilahnya hampir mirip, yang sehingga dalam
proses analisisnya memerlukan kejelian dan ketelitian, pada bahan ajar diatas pembaca juga
memperoleh pemahaman tentang penjelasan teori dan praktek humanistik dalam
pembelajaran, konsep-konsep humanistik dijelaskan secara rinci namun perlu pengembangan
lagi yang lebih detail. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Pemahaman terhadap siswa adalah penting bagi guru agar dapat menciptakan situasi
pembelajaran yang tepat. Oleh karenanya diperlukan suatu persiapan yang matang sebelum
pelaksanaan proses pembelajaran yang dikenal dengan istilah perencanaan pembelajaran atau
disain instruksional.

Kelebihan Pada bahan ajar diatas:

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas, penjelasannya singkat
dan mudah dipahami,konsepnya lebih menitikberatkan pada satu permasalahan,ditemukannya
beberapa analisa dan istilah-istilah. Materi pada bahan ajar diatas juga memberikan pemahaman
tentang keterkaitan teori humanistik dengan proses pembelajaran bidang study PAI ( Penidikan
Agama Islam)

Kekurangan Pada Bahan ajar diatas :

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas, Ada sedikit kesulitan
dalam memahami teori pembelajaran antara satu dengan yang lainnya, karena antara satu
dengan yang lain ada kemiripan, sehingga perlu adanya bagan peta konsep dalam pemaparan
materi, sehingga akan mudah untuk membedakannya.

Keterkaitan bahan ajar dengan moderasi beragama

Setelah Membaca dan menganalisis isi dari bahan ajar jurnal 2 diatas , Menurut Teori
humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap
berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya. Pedidikan humanisme merupakan sebuah proses
penyadaran dan peningkatan terhadap harkat kemanusiaan  dan potensi yang dimiliki secara
terarah, sekaligus memproduksi suatu pembahasan yang dinamis sehingga tercipta iklim kritis
progresif, inofatif secara utuh dengan mengedepankan  pola pendekatan dialogis humanis
antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan lingkungannya.Penerapan
paradigma belajar humanisme dalam materi PAI dapat dilakukan dengan memberikan alasan-
alasan (bukti-bukti) rasional terhadap ajaran Islam, memberikan kesempatan siswa untuk
berpikir kritis, kreatif terhadap materi PAI yang disampaikan, menghubungkan materi PAI
dengan dunia nyata siswa. Penerapan paradigma Humanistik tidak akan mengurangi nilai-
nilai transendental, melainkan akan menambah pemahaman guru dan peserta didik tentang
pentingnya pengetahuan, sikap dan pengamalan ajaran Agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai