C. Kelebihan : Web 2.0 adalah memanfaatkan kepandaian secara kolektif. Aktiviti yang
dilakukan pengguna dalam membuat website berkembang secara organik seperti artikel-
artikel yang terus bertambah setiap harinya pada Wikipedia atau website eBay yang
menciptakan pasar dengan adanya pengguna yang berlaku sebagai pembeli dan penjual. Web
2.0 merupakan sebuah servis terintegrasi berbagai device, entah mobile/handheld device, PC,
ataupun server internet. Dalam banyak hal, penggunaan dan pemanfaatan Web 2.0 dapat
memberikan sokongan kemudahan yang mencukupi untuk beberapa hal seperti user interface,
model programming, ataupun model bisnes. Dengan kewujudan web 2.0, komunikasi manusia
dapat dijalankan secara dua hala selain menjadikan komunikasi begitu berkesan, pantas dan
mudah. Perbezaan budaya, agama, bangsa, warna kulit dan negara bukan lagi menjadi ukuran
dalam menjalinkan perhubungan meskipun hanya secara maya.
Kekurangan: Web 2.0 dilihat menerusi pandangan sesetengah pihak yang mengatakan
bahawa Web 2.0 lebih menekankan pada sosial network atau jalinan sosial antara
penggunanya seperti yang telah kita lihat selama ini dalam dunia Blog. Dengan adanya RSS
di dalam Blog, informasi-informasi di dalam sebuah Blog dimungkinkan dapat diadaptasi,
dikoleksi, dan dikongsi menjadi sebahagian isi kepada blog yang lain. Terlepas dari itu
semua, ternyata web 2.0 mempunyai kelemahan didalamnya yang memungkinkan seseorang
dapat memporak-perandakan aplikasi web 2.0 tersebut.
D. Di era yang serba terbuka, masyarakat memperoleh pengetahuan keagamaan dengan cara
instan dan pragmatis. Sanad keilmuan tidak lagi menjadi kunci dari proses belajar. Siapa yang
cepat menyajikan narasi keagamaan, maka akan memperoleh jamaah dengan mudah. Karena
itu, Era digital menuntut masyarakat untuk berhati-hati agar tak terjerumus dalam kubangan
ekstasi konsumerisme keagamaan. Ilmu pengetahuan harus benar-benar dikaji dan diteliti,
agar tidak tidak terjerambab dalam kanal-kanal informasi digital yang kemudian menjadi
sandaran untuk bertindak sesuai dengan yang diperoleh dari media tersebut. Oleh karena itu,
moderasi beragama menjadi basis penguatan paham keagamaan melalui ruang digital yang
memiliki karakteristik multitasking untuk mengokohkan pemahaman keagamaan yang
moderat, toleran dan penuh kasih sayang.