Anda di halaman 1dari 10

Analisa Bahan Ajar Kegiatan Belajar 1

a. 5 konsep dan deskripsinya yang Saya temukan di dalam Bahan Ajar melalui sudut
pandang di bidang pendidikan:
1) Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq, ilmu tidak berkembang maju karena
disibukkan dengan masalah-masalah seperti menumpas nabi palsu, gerakan
kaum murtad, gerakan kaum munafik, dan memerangi yang enggan berzakat.
Sekalipun demikian, banyak pula kemajuan yang dicapai pada masa ini yaitu ;
memperbaiki sosial ekonomi, pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an dan
memperluas wilayah Islam sampai ke Irak, Persia dan Suriah
2) Pelaksanaan pendidikan di masa Khalifah Umar bin Khattab lebih maju sebab
selama Umar bin Khattab memerintah Negara dalam keadaan stabil dan aman
ini disebabkan di samping diterapkan di mesjid sebagai pusat pendidikan, juga
telah terbentuknya pusat-pusat Islam di berbagai daerah dengan materi yang
dikembangkan baik ilmu bahasa menulis dan pokok ilmu-ilmu lainnya.
3) Pada masa Utsman bin Affan menjadi khalifah, ilmu pengetahuan klasik Islam
dibagi menjadi dua macam, yaitu ‘ulum an-naqliyah, yang bersumber pada
Alquran atau dalil Naql (disebut juga `ulum al-syari`ah, dan `ulum al-`aqliyah
(`ulum al-`ajam). Dalam periode Khulafaurrasyidin masih didominasi oleh ilmu-
ilmu naqliyah. Lahirnya ilmu Qira’at erat kaitannya dengan membaca dan
mempelajari Alquran. Pada masa ini, muncul ilmu tafsir yang berguna untuk
memahami ayat-ayat Alquran.
4) Nilai pendidikan Islam yang bisa kita ambil dari kepemimpinan khalifah Ali bin
Abi Thalib yaitu bertanggung jawab, berani, sederhana, dan adil. Kepemimpinan
khalifah Ali Bin Abi Thalib banyak pemberontakan dan tidak stabilnya
pemerintahannya. Akan tetapi khalifah Ali bin Abi Thalib tetap memberikan
pendidikan, dikarenakan pendidikan Agama Islam itu sangatlah penting.
5) Dalam perjuanganya ke empat Khalifah ini tidaklah mudah, karena masih
banyak kaum-kaum yang membangkang setelah wafatnya Rasulullah, banyak
yang menyatakan telah meninggalkan agama Islam dan kembali ke agama
asalnya yang menyembah berhala, dan mulai munculnya nabi-nabi palsu, oleh
karena itu ke empat Khalifah ini telah berjuang untuk mendirikan kembali Agama
Islam kedalam peradaban yang kokoh.
b. evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.
Pendidikan Islam pada masa Nabi yaitu periode Makkah menitikberatkan pada
pendidikan tauhid (dalam arti yang luas), sedangkan pada periode Madinah,
difokuskan pada pembinaan hukum Islam, mu’amalah dan pendidikan sosio politik.
Pada kedua periode ini materi pendidikan hanya berkisar pada masalah ulum al-
diniyyah. Pada masa sahabat khususnya pada masa khulafa al-rasyidin wilayah
Islam telah meluas dan materi pelajaran yang diajarkan pun berbeda dengan masa
Nabi. Pada masa ini selain ulum al-diniyyah juga sudah diajarkan ilmu-ilmu bahasa,
bahasa- bahasa asing bahkan juga filsafat. Pada masa ini sudah ada semacam
lembaga pendidikan formal yang tersebar diseluruh wilayah kekuasaan Islam
Perlunya pendidikan Islam masa sekarang untuk anak-anak kita generasi penerus
bangsa yang sudah terkontaminasi dengan kecanggihan di era digital ini yang
dikhawatirkan terjadi kemerosotan akhlak.
c. kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar.
Pada bahan ajar sudah cukup menjelaskan tentang perkembangan kebudayaan
pada masa khulafaur rasyidin. Daftar istilah pun sudah disediakan sehingga
membuat pembaca lebih mudah dalam memahami bahan ajar. Hanya saja mungkin
untuk memahami bahan ajar memerlukan waktu yang cukup lama, karena tidak
semua pembaca berasal dari pesantren atau belum menguasai ilmu yang ada di
modul.
d. Kaitan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama.
Moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama secara moderat yakni
memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem
kanan (pemahaman agama yang sangat kaku) maupun ekstrem kiri (pemahaman
agama yang sangat liberal). Moderasi beragama merupakan usaha kreatif untuk
mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah pelbagai desakan
ketegangan (constrains), seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas,
antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga
antara radikalisme dan sekularisme. Komitmen utama moderasi beragama
terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi
radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan, pada
gilirannya, mengimbasi kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Begitu pentingnya moderasi beragama pada masa Khulafaur Rasyidin
(pemimpin pengganti Rasulullah  SAW yang arif dan bijaksana) agar tidak terjadi
perselisihan baik dalam masyarakat yang beragama islam ataupun masyarakat non
muslim.

 Analisa Bahan Ajar Kegiatan Belajar 2


a. 5 konsep dan deskripsinya yang Saya temukan di dalam Bahan Ajar.
1) Masa kekuasaan Muawiyah I telah mengubah sistem pemerintahan dari
demokrasi menjadi monarki atau kerajaan.
2) Dinasti Bani Umayyah juga menerapkan sistem pemerintahan konfederasi
provinsi, yakni dengan menggabungkan beberapa provinsi berbeda menjadi
satu.
3) Sebagai khalifah pertama, Muawiyah I dipandang dapat menghadirkan budaya
baru dalam sistem pemerintahan tata negara dan kehidupan beragama. Selama
memimpin, ia berusaha sebaik mungkin untuk memulihkan kembali persatuan
dalam wilayah Islam.
4) Sikap tegas dan berani yang ditunjukkan oleh Khalifah Abu Abbas As Saffah
ketika membuat kebijakan memberantas semua keturunan Umayyah dari
wilayah yang dikuasainya. Dampak dari kebijakan tersebut dapat dilihat dari
suasana pusat wilayah dan rakyat Abbasiyah yang baru menjadi lebih kondusif
dan perkembangan peradaban dapat dikendalikan oleh Khalifah Abu Abbas
Assafah
5) Masa Abbasiyah dikenal sebagai era keemasan ilmu pengetahuan dan Agama.
Ilmu-ilmu agama berkembang dengan subur dan diiringi oleh kemunculan
tokohtokoh agama yang berpengaruh sampai sekarang ini.
b. evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.
Setelah runtuhnya bani Umayyah, karena persoalan internal dan pemberontakan-
pemberontakan yang dilakukan oleh bani Hasyim. Karena bani Umayyah menindas
pengikut Ali dan bani Hasyim, merendahkan kaum muslimin dan melanggar ajaran
Islam secara terang-terangan. Muncullah khalifah bani Abbasiyah, khalifah yang
melanjutkan perdaban Islam. Pada waktu itu wilayah kekuasaan daulah Abbasiyah
tidak bertambah, bahkan berkurang, namun wilayah penyebaran Islam meluas
sampai ke bedalaman anak benua India dan lahir daulah-daulah Islam di sana.
Pada masa kekhalifahan bani Abbasiyah kebudayaan dan ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesatnya. Dengan bermunculan ilmu ‘aqli dan naqli,
kemunculan ilmu-ilmu tersebut bermula dari proses penerjemahan buku-buku yang
menggunakan bahasa selain Arab. Para ilmuan Muslim mampu mengarang buku
sendiri. Ilmu yang berasal dari penerjemahan mampu dikembangkannya.

c. kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar.
Menurut saya materi pada bahan ajar sudah cukup jelas, namun perlu waktu yang
cukup juga untuk memahami isi dari bahan ajar tersebut.

d. Kaitan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama


Semenjak berkuasa, Muawiyyah memulai langkah-langkah baru untuk
merekonstruksi otoritas dan sekaligus kekuasaan khilafah, dan menerapkan paham
golongan bersama dengan elite pemerintah. Muawiyyah mulai mengubah koalisi
kesukuan Arab menjadi sebuah sentralisasi monarkis. Ia memperkuat barisan militer
dan memperluas kekuasaan administratif negara dan alasan-alasan moral dan
politis yang baru demi kesetiaan terhadap khalifah.
Beberapa dekade dari masa pemerintahan Muawiyyah tidak terlepas dari faktor-
faktor perselisihan akibat perang sipil pertama.Warga Madinah menentang Quraisy
lantaran merampas kedudukan mereka. Kalangan Syi’ah menginginkan penguasaan
terhadap jabatan khilafah. Konflik kesukuan bangsa Arab berkobar kembali.
Muawiyyah mampu mengendalikan bangsa Arab dengan kecakapan pribadinya dan
dibentengi kekuatan militer, namun ketika ia meninggal dunia, peperangan sipil
berlangsung kembali. Zaman kekacauan ini berlangsung kembali. Zaman
kekacauan ini berlangsung antara 680-692. Hal tersebut tidak akan terjadi jika
mereka menanamkan moderasi dalam beragama yang menitikberatkan pada jalan
tengah untuk mengambi kesepakatan bersama. Tidak memihak pada siapapun.
Memiliki toleransi dalam kehidupan antarumat beragama maupun umat seagama.

.
Analisa Bahan Ajar Kegiatan Belajar 3, analisa akan saya fokuskan pada
perkembangan Islam di Indonesia yang disebarkan oleh Walisongo

1. 5 konsep dan deskripsinya yang Saya temukan di dalam Bahan Ajar.


a. Wali Sanga adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan
oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808
Hijriah).
b. Para Wali Sanga adalah pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh
mereka dapat ditemui dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru
masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok tanam, perniagaan,
kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga pemerintahan.
c. Setiap individu Walisongo mempunyai peran dan kekhasan tersendiri dalam
proses penyebaran agama Islam di Indonesia
d. Walisongo tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain
mempunyai keterkaitan erat, mereka adalah simbol penyebaran Islam di
Indonesia.
e. Dewan Walisongo beranggotakan Raden Hasan (Pangeran Bintara); Makhdum
Ibrahim (Sunan Bonang, putra pertama dari Sunan Ampel); Qasim (Sunan
Drajat, putra kedua dari Sunan Ampel); Usman Haji (Pangeran Ngudung, ayah
dari Sunan Kudus); Raden Ainul Yaqin (Sunan Giri, putra dari Maulana Ishaq);
Syekh Suta Maharaja; Raden Hamzah (Pangeran Tumapel) dan Raden
Mahmud.
2. evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar
Proses internalisasi agama Islam di Nusantara yang telah dilakukan oleh Walisongo
merupakan peristiwa yang paling unik dan paling terkesan magis dari fenomena
yang terjadi pada beberapa negara di dunia. Peran para pemuka agama
memberikan dampak yang penting dalam membangun sejarah antara hubungan
penganut antar umat beragama maupun intra umat beragama. Latar belakang serta
awal mula difusi agama-agama besar di dunia dapat menjadi sebuah rujukan
harmoni social dalam menjalin hubungan yang baik antar umat beragama. Fakta
yang demikian dapat menjadi teladan yang penting bagi generasi yang akan datang,
sehingga terwujudlah Islam yang rahmatan lil'alamin.
Islam  yang rahmatan lil'alamin adalah Islam yang penuh rahmat bagi semuanya,
tanpa membeda-bedakan ras, suku, budaya, golongan, maupun partai politik,
sehingga kita bisa hidup damai, aman, dan tentram dalam beragama, tidak ada
paksaan dan gangguan dari pihak lain. 

3. kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar.
Materi pada bahan ajar sudah cukup jelas, namun memerlukan skema-skema yang
menjelaskan proses penyebaran agama islam yang disampaikan oleh walisongo
agar para pembaca tertarik untuk membaca nya.
4. Kaitan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama.
Para walisongo dalam menyiarkan atau menyebarkan agama Islam atau yang
disebut juga dengan dakwah dengan cara yang sangat arif, bijak, dan santun
memakai media kultural edukasi yang berupa seni pewayangan dan media yang
lainya, misalnya tradisi budaya sekaten di Yogyakarta. Moderasi beragama
walisongo menumbuhkan kebijakan yang dibentuk oleh walisongo dalam
dakwahnya di masyarakat menjadi contoh dalam cara berpendapat dan berperilaku.
Hal itu sebaiknya kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Budaya dan tradisi yang
ditinggalkan para walisongo masih tetap dilestarikan sampai saat ini, seperti budaya
pengajian tahlilam 7 hari, 40 hari, 100 hari dan seterusnya. Lalu budaya wayang
kulit yang dengan alur cerita Islam, upacara adat mencuci keris pada pergantian
tahun tepat bulan Suro di Kabupaten Demak dan lain sebagainya. Gerakan
penyebaran agama, bertujuan untuk mengajak kepada kebaikan dan menjauhkan
dari kemunkaran (amar ma’ruf nahi munkar) perlu dilandasi dengan prinsip
kebaikan. Pilar yang ketiga yaitu, moderasi perbuatan. Moderasi dalam tradisi dan
praktik keagamaan, berarti penguatan hubungan antar agama dan tradisi
masyarakat setempat. keduanya saling terbuka dan membaur yang menghasikan
kebudayaan baru. 
 Analisa Bahan Ajar Kegiatan Belajar 4 saya memfokuskan analisa bahan ajar
pada jurnal tentang “Sejarah Perkembangan Islam di Amerika”
a. 5 konsep dan deskripsinya yang Saya temukan di dalam Bahan Ajar.
1) Amerika memiliki potensi alam yang cukup kaya sehingga tidak heran jika
mereka dapat mengakselerasikan pembangunannya secara cepat.
2) Meski AS adalah negara yang menganut demokrasi liberal dan sekuler, namun di sana
memberikan kebebasan beragama bagi rakyat.
3) Wallace Muhammad memegang organisasi Nation of Islam yang kemudian berganti
nama menjadi World Community of Islam in West di tahun 1976. Perubahan nama ini
untuk menjangkau dakwah lebih luas. Di bawah kepemimpinannya, perkembangan
Islam bertambah maju. Dakwah anti-rasial yang diembannya sesuai ajaran Islam,
mengetuk banyak orang untuk belajar agama ini yang tidak mengenal perbedaan warna
kulit hingga ras.
4) Islam di Amerika, setelah sekian lama, memperoleh tempat khusus dalam masyarakat
setempat. Kaum muslim di sana dinilai memberikan kontribusi besar untuk kemajuan
pembangunan.
5) Tokoh-tokoh muslim juga mendapatkan kesempatan menduduki jabatan di jajaran
petinggi AS. Sebagai contoh, Keith Ellison adalah anggota Kongres muslim yang kali
pertama dilantik di Amerika. Dia menjadi perwakilan dari distrik 5 Minnesota. Keith
diambil sumpahnya menggunakan salinan kitab suci Al Quran milik Thomas Jefferson.
b. evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.
Islam adalah agama yang sangat cepat penyebarannya di Amerika.
Selama tujuh tahun terakhir terjadi pertumbuhan masjid hingga 25 %.
Sekitar 30 % anggota jamaah masjid merupakan konversi dari agama lain.
Faktor utama yang memungkinkan penyebaran Islam di Amerika Serikat
adalah Amandemen Pertama Konstitusi yang membebaskan warga
negaranya untuk memeluk/tidak memeluk suatu agama tertentu, dan
mengekspresikan ajaran agamanya, sama sekali tanpa campur tangan
pemerintah. Sebagai negara sekular, pemerintah AS tidak mencampuri
urusan agama warganya. Sebagai contoh, tiap centre bebas
mendatangkan imam dari negara lain, misalnya dari Mesir. Imam yang
dikirim tersebut dianggap sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
warga negara yang harus dilindungi. Kehadiran imam tersebut
diperlakukan sebagai tenaga kerja yang diperlukan jasanya untuk
kepentingan warga negaranya. Faktor lain yang bisa disebutkan adalah
berpalingnya interest orang Barat dari kehidupan materialis ke kehidupan
spiritual. Dalam hal ini mistisisme Islam memegang peranan penting bagi
da’wah Islam. Walaupun pada awalnya warga Barat yang berkonversi ke
Islam ini hanya tertarik dengan nilai spiritual Islam dan kurang tertarik
untuk mengamalkan syari’ah, namun ketertarikan mereka pada Islam
disambut oleh para aktivis da’wah sehingga banyak juga di antara mereka
yang menjadi muslim yang baik.

c. kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar.
Materi sudah cukup jelas namun memerlukan waktu untuk memahami isi dari jurnal
tersebut.

d. Kaitan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama.


Yang perlu kita lakukan adalah mengakomodasi bagaimana kita menerima
modernitas dengan pendekatan-pendekatan yang ilmiah sehingga di dalam
mengimplentasikan ajaran Islam, memahami Islam, kita lebih mampu
beradaptasi dengan dinamika zaman dengan perkembangan sosial budaya
politik yang berkembang. Moderasi bukan berarti menjadi lemah dalam
beragama. Moderat bukan sekadar cenderung mengarah pada keterbukaan
dan kebebasan. Bersikap moderat berarti merangkul, bukannya melawan
saudara-saudara lain yang tidak sepaham seperti yang sudah dilakukan
dengan memberikan kebebasan beragama kepada rakyat dan memberikan
tempat khusus dalam masyarakat setempat. Kaum muslim di Amerika dinilai
memberikan kontribusi besar untuk kemajuan pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai