Anda di halaman 1dari 15

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : ILMU DALAM ISLAM


B. Kegiatan Belajar : KEGIATAN BELAJAR 1 (KB 1/2/3/4)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

ILMU DALAM ISLAM

1 PETA KONSEP HAKIKAT ILMU DALAM SUMBER ILMU


ISLAM DALAM ISLAM

KLASIFIKASI ILMU DALAM


KHAZANAH INTELEKTUAL
ISLAM

1.HAKIKAT ILMU DALAM ISLAM

a. Pengertian ilmu

Istilah ilmu pengetahuan diambil dari bahasa Arab


‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengerti atau memahami
benar-benar. istilah ilmu adalah rangkaian aktivitas rasional
Konsep (Beberapa istilah yang dilaksanakan dengan prosedur ilmiah dan metodologi
dan definisi) di KB tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
ilmu pengetahuan adalah mengetahui (alma'rifah).
Maka ilmu pengetahuan adalah ilustrasi akal
(tashwîr) yang valid tentang hakikat sesuatu, yang terlepas
dari unsur aksiden dengan segala dimensi, kualitas,
kuantitas, substansi dan zatnya. kata tashwîr ini meliputi
pengetahuan aksiomatis (‘ilmal dlarûriy), pengetahuan
intelektual (‘ilm al-kasbiy) dan pengetahuan intuitif (‘ilm al-
ladunniy).
a. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan

Pengetahuan lebih bersifat umum. Ia merupakan


hasil tahu manusia terhadap sesuatu yang belum teruji
secara ilmiah.
Menurut Jujun S. Suriasumantri pengetahuan pada
hakikatnya merupakan segenap apa yang diketahui tentang
objek tertentu, termasuk di dalamnya ilmu. Jadi, ilmu
merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh
manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya, seperti
seni dan agama.
Ilmu dan pengetahuan adalah dua hal yang memiliki
keterkaitan satu sama lain, di mana ilmu membentuk
intelegensia, yang melahirkannya skill atau keterampilan
yang bisa memenuhi tuntutan kebutuhan seharihari.
Sedangkan pengetahuan membentuk daya moralitas
keilmuan yang kemudian melahirkan tingkah laku
kehidupan manusia.

b. Hakikat Ilmu Pengetahuan

Seluruh jenis pengetahuan makhluk adalah setitik air


dari samudera pengetahuan Allah. Ketika al-Ghazali
menjelaskan tentang tiga dimensi pengenalan (ma'rifah)
manusia kepada Allah dari sudut perbuatanNya (al-af'al),
sifat (al-sifat) dan dzat-Nya (al-dzat), ia mengatakan bahwa
seluruh pengetahuan manusia (dalam bentuk science) itu
diambil dari samudera al-af'al. Yakni representasi
perbuatan Allah yang begitu luas terbentang ke penjuru
semesta yang tak terarungi.

dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan


pengetahuan yang benar:

 Mendasarkan pada rasio (rasionalisme). Kedua,


 Mendasarinya pada pengalaman (empirisme).
 Jenis pengetahuan yang datang dengan tiba-tiba
yaitu intuisi.
2. SUMBER ILMU DALAM ISLAM

a. Perdebatan Sumber Ilmu

Dalam epistemologi modern, sumber pengetahuan


dibedakan atasempat hal yaitu:
 empiris
 rasionalitas
 intuisi
 otoritas.
Sebagai agama yang rasional, Islam tentu mengakui
adanya keempat sumber pengetahuan yang diakui oleh
epistemologi modern. Maka dalam Islam pengetahuan
empiris, rasional, intuitif dan otoritatif diabsahkan sebagai
sumber pengetahuan. Sumber-sumber pengetahuan
tersebut itu dipandang sebagai sesuatu yang berkaitan.

b. Ragam Sumber Pengetahuan

1) Pengetahuan Empiris

Yang dimaksud pengetahuan empiris yaitu


pengetahuan yang didapatkan melalui pengalaman
inderawi dan akal mengolah bahan-bahan yang diperoleh
dari pengalaman dengan cara induksi.

Jhon lock, bapak empirisme Britana, mengemukakan


teori tabula rasa (sejenis buku catatan kosong). Maksudnya
ialah bahwa manusia pada mulanya kosong dari
pengetahuan, lantas pengalamannya mengisi jiwa
yang kosong itu, lantas ia memiliki pengetahuan.

David Hume, salah satu tokoh empirisme mengatakan


bahwa manusia tidak membawa pengetahuan bawaan
dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah
pengamatan. empirisme
menjadikan pengalaman inderawi sebagai sumber
pengetahuan. Sesuatu yang tidak diamati dengan indra
bukanlah pengetahuan yang benar.

Adapun yang menjadi obyek bagi pengetahuan


empiris adalah alam semesta. Menurut al-Farabi, Ibnu Sina
dan al-Ghazali pengetahuan empiris ini merupakan hasil
dari aktivitas jiwa sensitif (al-nafs al-hayawâniyah) yang
dalam batas-batas tertentu juga dimiliki oleh binatang Jiwa
sensitif selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu: daya tangkap
dari luar (persepsi dan daya tangkap dari dalam otak.

Informasi dari indra tersebut selanjutnya dikirim ke


daya tangkap dari dalam yang terdiri atas lima bagian
yaitu:
 al-hish al-musytarak,
 alkhayâliyyah,
 al-wahmiyyah,
 al-dzâkirah, dan
 al-mutakahayyilah.

Informasi dari indra itu untuk kali pertamanya


diterima oleh al-hish al-musytarak (commonsense) kemudian
disimpan di dalam al-khayâliyyah (representasi) dan
selanjutnya al-wahmiyyah (estimasi) membuat abstraksi,
mengambil makna dari obyek tertentu. Kelima daya
tangkap pengetahuan dari batin tersebut bertempat di otak.
Karena seluruh daya ini menggunakan organ fisik maka al-
Ghazali menyebutnya sebagai daya jasmani (qiwâ
jasmaniyyah) yang bekerja secara reflektif alami

2) Pengetahuan Rasional

Jadi menurut aliran Rasionalisme, pengetahuan


hanya dapat ditemukan dalam dan dengan bantuan akal
(rasio). Dengan cara ini, maka proses pengetahuan
manusia adalah dengan mendeduksikan, menurunkan,
pengetahuan-pengetahuan partikular dari prinsip-prinsip
umum, atau dengan kata lain bahwa pengetahuan manusia
harus mulai dari aksioma-aksioma yang telah
terbukti dengan sendirinya, dan dari situ ditarik teorema-
teorema sedemikian rupa sehingga kebenaran aksioma
menjadi kebenaran teorema.
al-Ghazali menjelaskan bahwa proses pencapaian
pengetahuan itu ada lima tahapan. Dua di antaranya
berada dalam wilayah pengetahuan empiris yaitu al-rûh
al-hisâs dan al-khayâliy, sedangkan tiga bagian berikutnya
yang menjadi bagian dari jiwa rasional adalah al-rûh al-
aqliy,al-rûh al-fikriy yang keduanya berada dalam kawasan
wilayah pengetahuan rasional dan al-rûh al-qudsiy
al-nabawiy yang berada dalam wilayah pengetahuan
intuitif.
Al-Ghazali membagi jiwa rasional itu kedalam dua bagian
besar yaitu:
 akal praktis (al-'amilah) dan
 akal teoritis (al-'âlimah).

Akal praktis berfungsi untuk menggerakkan tubuh melalui


dayadaya jiwa sensitif (al-rûh al-hayawâniyyah) sesuai
tuntutan pengetahuan yang telah dicapai oleh akal teoritis.
Ia juga merupakan saluran yang
menyampaikan gagasan-gagasan akal teoretis kepada daya
penggerak (almuharrikah) sekaligus merangsangnya
menjadi aktual. Jika akal praktis berfungsi untuk
menyempurnakan penampilanlahir manusia maka akal
teoretis lebih berfungsi untuk menyempurnakan
substansinya yang bersifat immaterial dan ghaib. Akal
kedua ini berhubungan dengan pengetahuan yang abstrak
dan universal. Ia mempunyai empat tingkatan evolutif
yaitu:
a. Al-'Aql al-Hayulaniy (Akal Material).

Pada fase ini akal masih berupa potensi karenanya ia


merupakan tingkatan terendah dari dinamika intelektual
manusia. Kondisi akal pada tahap ini diumpamakan
seperti adanya kemampuan menulis pada anak
kecil yang belum dapat menulis.

b. Al-'Aql bi al-Malakah (Akal Habitual).

Akal ini disebut juga al-'aqlbi al-mumkin karena pada fase


ini akal telah dimungkinkan untuk mengetahui
pengetahuan aksiomatis (al-'ulûm al-dlarûriyyat) secara
reflektif. Pengetahuan ini disebut sebagai pengetahuan
rasional pertama (al-ma'qûlah al-ûlâ). Dalam al-Qisthâs
alMustaqîm akal ini disebut dengan gharîzah al-'aql (insting
akal).

c. Al-'Aql bi al-Fi'il (Akal Aktual).

Pada fase ketiga ini akal telah bisa menggunakan


pengetahuan pertama sebagai premis mayor dalam
silogisme untuk memperoleh pengetahuan rasional kedua
(al-ma'qûlah al-tsâniyah). Pengetahuan pertama sebagai
modal dan pengetahuan kedua sebagai hasil pemikiran.
Kegiatan berpikir pada fase ini bukan semata-mata
merupakan aktivitas akal murni tetapi juga menggunakan
daya al-mutakhayyilah yang ada pada jiwa sensitif.

d.Al-Aql al-Mustafâd (Akal Perolehan).

Akal pada tingkatan ini telah mempunyai pengetahuan


pengetahuan secara aktual dan menyadari kesadarannya
secara faktual. pada tahap ini akal hanya bersifat pasif.
Pengetahuan-pengetahuan itu telah hadir dengan
sendirinya tanpa memerlukan kegiatan berpikir.

3) Pengetahuan Intuitif (Ladunni)

al-Ghazali membandingkan derajat seorang ilmuwan


dengan wali. Ilmuwan itu hanya diibaratkan kanakkanak
(al-thifl) dan wali itu adalah remaja (al-tamyîz). Seperti tidak
tahunya kanak-kanak tentang kondisi remaja, seperti itulah
tidak tahunya intelektual terhadap pengetahuan para wali.
Penjelasan ini menunjukkan bahwa dalam ajaran Islam,
kualitas pengetahuan intuitif itu lebih utama jika
dibanding dengan pengetahuan rasional.

Intuisi dipahami oleh ilmuwan dan filosof


Barat sebagai bentuk pemunculan ide-ide terpendam di
bawah sadar. (intuisi sebagaimana dimaksud oleh Bergson,
hanyalah salah satu jenis kemampuan nalar tinggi). Di
dalam wacana Islam, intuisi merupakan bentuk pencapaian
ilmu hudluriy yang didapatkan seseorang dengan cara pasif
baik itu secara langsung dari Allah atau melalui perantara.
Perantara di sini dapat berupa malaikat (Akal Aktif), bisa
juga melalui Lauh Mahfuzh (Jiwa Universal) ataupun al-
Qalam atau Nur Muhammad (Akal Universal)

3.KLASIFIKASI ILMU DALAM KHAZANAH


INTELEKTUAL ISLAM

Secara umum, Aristoteles membagi ilmu kepada dua


bagian pokok, yang kemudian melahirkan sejumlah cabang
lainnya:
a. Ilmu teoretis.
Jenis ilmu ini semata pengetahuan, yang terbagi
pada tiga bagian:
1) ilmu metafisika/ filsafat/ ketuhanan (teologi)
yaitu jenis ilmu yang membahas tentang wujud
mutlak.
2) ilmu matematika,
yaknipembahasan tentang wujud dari sudut ia
adalah ukuran dan jumlah;
2) ilmu fisika, yakni pembahasan tentang wujud
dari perspektif yang dapat diindera dan
bergerak.
b. Ilmu praktis.
Tujuannya adalah pengetahuan untuk mengatur
perbuatan manusia yang terbagi kepada empat
bagian:
1) ilmu akhlak;
2) ilmu pengaturan rumah;
3) ilmu politik;
4) ilmu seni dan puisi.

Adapun logika tidak termasuk dalam pembagian ini


karena objeknya adalah pemikiran. Ia adalah instrumen
untuk semua ilmu Secara umum, Aristoteles membagi ilmu
kepada dua bagian pokok, yang kemudian melahirkan
sejumlah cabang lainnya:

Adapun logika tidak termasuk dalam


pembagian ini karena objeknya adalah pemikiran. Ia
adalah instrumen untuk semua ilmu.

1. Klasifikasi Ilmu Al-Farabi

SUB
UMUM SUB 1 SUB 2 SUB 3
4
ILMU
Kalam
AGAMA
Fiqh
Kaidah
Bahasa
Arab
Ontologi;
Wujud Non
Fisik dan
ILMU tidak dalam
Teoritis Metafisika
FILSAFAT Fisik; dan
Prinsip
Prinsip
Demonstrasi
Bilangan;
Geometri;
Matematika Optik;
Astronomi;
Musik;
Ukuran; dan
Mekanika
Fisika Dasar;
Benda Fisik
Sederhana;
Kejadian dan
Kehancuran;
Benda fisik
dari
Fisika Unsur-unsur;
Aksiden dan
Pengaruhnya;
Minerologi;
Botani;
Zoologi:
Hewan dan
Manusia
Kategori;
Hermeneutika;
Qiyas;
Demonstrasi;
Ilmu Alat Logika
Topika;
Sofistika;
Retorika;
Puitik
Kata Tunggal,
Kata
Tersusun,
Kaidah Kata
Bahasa
Tunggal;
Kaidah
Kata
Tersusun,

Memperbaiki
Tulisan,
Memperbaiki
Bacaan, dan
Menyusun Syair
Praktis Politik
Etika
2. Klasifikasi Ilmu Ikhwan Al-Shafa

Dalam pandangan Ikhwan Al-Shafa, klasifikasi ilmu


tergambar pada skema berikut ini:

KATEGORI
SUB 1 SUB 2 & PENJELASAN
UMUM
Syariat: pengetahuan
yang didapat melalui
Ilmu Adab jiwa
dan akal secara
mendalam
Pengetahuan yang
mulia: Pengetahuan
Syariat yang
diserahkan kepada para
Nabi berupa wahyu
Matematika Logika
Filsafat Fisika Metafisika
(ilahiyyah)

3. Klasifikasi Ilmu Ibnu Sina

Dalam pandangan Ibnu Sina, klasifikasi ilmu tergambar


pada skema berikut ini:
KATEGORI
SUB 1 SUB 2 PENJELASAN
UMUM
Ilmu
Ilmu Hikmah Teoritis Fisika
Murni
Matematika
1) Pengamatan
tentang
pengetahuan
pengertian
umum semua
maujudat;
2) pengamatan
tentang
pokok-pokok
dan dasar
Ketuhanan dasar seperti
ilmu fisika,
matematika, dan
logika;
3) pengamatan
tentang
penetapan
adanya Yang
Maha Benar (al
Haq)
pertama dan
4) pengamatan tentang
penetapan inti-inti
kerohanian (malaikat);
5) pengamatan tentang
pendayagunaan inti-inti
dari benda-benda langit
dan bumi terhadap inti
inti kerohanian tersebut;
6) Pengetahuan tentang
cara turunnya wahyu;
7) Pengetahuan
pertemuan di akhirat (al
ma’ad), yakni membahas
tentang keadaan hari
berbangkit seperti
kebahagiaan dan
kesengsaraan rohani
yang dapat diketahui
melalui akal dan
kebahagiaan dan
kesengsaraan rohani
yang dapat diketahui
melalui syara’.
Ilmu
Ilmu Akhlak
Praktis
Ilmu Pengurusan Rumah
Ilmu Politik
pengesaanNya;

4.Klasifikasi Ilmu Ibnu Haytham

Dalam pandangan Ibnu Haytham, klasifikasi ilmu


tergambar pada skema berikut ini:
UMUM SUB 1 SUB 2 SUB 3 SUB 4
Geodesi,
Akunting,
Algebra,
Geometri
Faraid,
AL Aritmatika
Teori Matematika Optik,
HIKMAH Music
astronomi Timbangan
,
Geometric,
Mesin

Yang bersifat
fisik, objek yang
tampak yang
Ilmu Alam
mampu
diketahui
melalui indra
Sifat alam Sifat
Metafisika Manusia
Ketuhanan
Kesehatan
Praktik Individu
Moral/Akhlak
Keluaraga
Admnistrasi
Kelompok pemerintahan
Politik Hukum
Hukuman

5. Klasifikasi Ilmu Al Ghazali

Dalam pandangan al-Ghazali, klasifikasi ilmu tergambar


pada skema berikut ini:
KETERA
UMUM SUB 1 SUB 2 SUB 3
NGAN
makna
kenabian,
Fardhu
makna
‘Ain
wahyu,
yang
malaikat,
berkenaan Mukasyafah
ILMU mizan, sirat, Kasyf
dengan (esoterik)
permusuha
I’tiqad,
n setan
Amal,
dengan
Larangan
malaikat,
dst

17
ilmu
Berkenaan
Usul (pokok) tafsir,
dengan
Fardhu Furu’ hadith,
industri,
Kifayah Ilmu (cabang) fiqh,
seperti
yang ilmu Muqaddimah usul al-
pertanian,
dipelajari agama (prasarana) fiqh,
tekstil,
secukupnya Mutammimat dan
desain
(Pelengkap) lain-
busana
lain
yang berasal
dari hasil
Kedokteran,
penalaran
aritmatika,
Non akal
politik,
Agama manusia,
logika,
pengalaman,
bahasa
dan
percobaan
6. Klasifikasi Ilmu Ibn Khaldun

UMUM SUB 1 SUB 2


Alqur’an dan ilmu
Alqur’an, Tafsir,
Naqliyah hadis dan ilmu
(berdasarkan hadis, ilmu
otoritas atau ilmu hukum, ushul fiqh,
tradisional) dan fiqh, teologi,
ilmu tasawuf dan
bahasa
Logika, fisika,
kedokteran,
pertanian, ilmu
sihir, ilmu ghaib,
Aqliyah
kimia, kuantitas
(berdasarkan akal Metafisika,
(ukur,
atau dalil Matenatika
bidang, ruang),
rasional)
musik, ilmu
hitungan
(matematika),
astronomi

7. Klasifikasi Ilmu Konferensi Internasional Islamabad

Berdasarakan hasil Konferensi Internasional Islamabad,


klasifikasi ilmu tergambar dalam skema berikut ini:

KLASIFIKASI
CABANG-CABANG ILMU
ILMU
Ilmu-ilmu
Al Qur’an: Studi dan
tentang yang
penafsirannya
kekal abadi
Hadis/ Sunnah Nabi
Sirah (biografi) Nabi, para
sahabat dan tabi’in
Keesaan Allah (tauhid)
Prinsip-prinsip ilmu Hukum
Bahasa Arab al Qur’an
Ilmu-ilmu tambahan/
penunjang metafisika
Islam, perbandingan agama,
dan kebudayaan
Islam
Ilmu-ilmu Seni Imajinatif: seni arsitektur
perolehan dan seni-seni
Islam lainnya, bahasa dan
sastra
Ilmu-ilmu intelektual: ilmu-
ilmu sosial
(teoretis), filsafat, pendidikan,
ekonomi,
politik, sejarah, kebudayaan
islam, teori-teori
Islam tentang politik,
ekonomi, sosial, ilmu
budaya, sosiologi, linguistik,
psikologi,
antropologi
Ilmu-ilmu fisika (teoretis):
filsafat ilmu pengetahuan,
fisika, matematika, statistik,
kimia, ilmu biologi,
astronomi, ilmu-ilmu tentang
angkasa luar
Ilmu-ilmu terapan: rekayasa
dan teknologi (sipil dan
mesin), ilmu kedokteran, ilmu
pertanian, dan kehutanan
Ilmu-ilmu praktis:
perdagangan, ilmu
administrasi, administrasi
bisnis, administrasi Negara,
ilmu-ilmu perpustakaan,
ekonomi rumah tangga, ilmu-
ilmu komunikasi

8. Klasifikasi Ilmu Kuntowijoyo

Menurut Kuntowijoyo, klasifikasi ilmu tergambar seperti


dalam skema berikut ini:
KLASIFIKASI
CABANG ILMU
ILMU

Kawniyah ilmu-ilmu alam,nomothetic


Qauliyyah ilmu-ilmu Alquran, theological
Nafsiyah ilmu-ilmu kemanusiaan, hermeneutical
9. Klasifikasi Ilmu Amin Abdullah

Menurut Amin Abdullah, klasifikasi ilmu tergambar


sebagaimana skema berikut ini:

KLASIFIKASI LEVEL 1 KLASIFIKASI LEVEL 2


Alquran dan Sunnah
Kalam, Falsafah, Tasawuf,
ilmu-ilmu Ushuluddin Hadits, Tarikh, Fiqh, Tafsir,
dan Lughah
pengetahuan teoritik
Isu-isu Religious Pluralism,
Sciences and Technology,
Economics, Human Rights,
pengetahuan aplikatif Politics/Civil Society,
Cultural Studies, Gender
Issues, Environmental Issues,
dan International Law

10. Klasifikasi Ilmu Imam Suprayogo

Menurut Imam Suprayogo, klasifikasi ilmu tergambar


sebagaimana skema berikut ini:

KLASIFIKASI KLASIFIKASI KLASIFIKASI


LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3
B. Indonesia, B.
Fardhu ‘Ain Akar Arab, B. Inggris,
Filsafat, Ilmu-Ilmu

20
Alam, Ilmu Sosial
dan Pancasila
Batang Hadist
Fardlu Kifayah Jenis fakultas yang dipilih
Bangunan ilmu yang integratif
antara ilmu umum dan agama yaitu
Buah
iman amal sholeh dan akhlakul
karimah
Daftar materi pada KB
2 Klasifikasi ilmu dalam khazanah intelktual islam
yang sulit dipahami

Daftar materi yang sering


3 mengalami miskonsepsi Al-aql al mustafad ( akal perolehan )
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai