Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : QUR’AN HADIS


B. Kegiatan Belajar : Kedudukan Hadis Dan Fungsinya Terhadap Al
Qur’an ( KB 4 )
C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

PETA KONSEP
Bayan Tqrir

1 Konsep (Beberapa
istilah dan definisi)
Kedudukan
di KB
Hadits

Ragam fungsi Hadits


Urgensi keberadaan
Hadits
Bayan Tqrir

Bayan Tafsir

Analisa fungsi dan Bayan Tasyri'


kedudukan Hadits

Bayan Nasakh

A. Urgensi Keberadaan Hadis


Secara umum hadis (sunnah) merupakan
penjelas (bayân) terhadap makna Al-Qur’an yang
umum, global dan mutlak.
Hadis-hadis yang dianggap sebagai penjelasan suatu ayat,
khususnya yang terkait dengan problematika sosial-
budaya (bukan dalam hal pokok urusan ibadah simbolik,
akidah, dan akhlak) tidak semuanya harus dijadikan
standar final yang bersifat universal dan tidak bisa
diinterpretasi ulang dalam memahami ayat itu. Hadis-
hadis tersebut tetap harus dikaji dengan piranti keilmuan
di atas untuk dijadikan inspirasi dalam mengamalkan
Islam dalam konteks kehidupan yang dinamis. Sebagai
inspirasi, penjelasan itu bisa saja tetap relevan untuk
konteks kekinian, namun bisa pula kita posisikan hadis
tersebut sebagai respon zaman kala itu yang harus
dicarikan benang merah moral dan substansinya dengan
kondisi saat ini.
Dalam hal penjelasan tentang hukum agama, hadis
menempati kedudukan kedua setelah Al-Qur’an
sebagai sumber hukum Islam yang kemudian
disusul ijma dan qiyas. Terdapat beberapa
argumentasi yang menegaskan kedudukan hadis ini baik
secara naqli (riwayat) maupun ‘aqli (nalar logis). Hadis
berikutnya yang lazim menjadi
argumentasi tentang kedudukan hadis ini adalah
peristiwa pengutusan Rasul kepada Mu’adz Ibn Jabal
untuk menjadi penguasa di Yaman. Saat itu, Mu’adz
ditanya tentang sikapnya jika dimintai
penetapan hukum suatu persoalan. Secara
berurutan ia menjawab berdasarkan Kitab Allah, sunnah
Rasulullah, dan ijtihad pendapatnya jika ia tidak
mendapatkan petunjuk dari masing-
masingnya.
Selanjutnya adalah ijmak ulama bahwa hadis
ditetapkan sebagai sumber hukum kedua dalam syariat
Islam. Dan nalar logis akal menunjukkan kebutuhan
manusia terhadap hadis. Al-Qur’an sebagai sumber
hukum yang global membutuhkan seperangkat penjelas
dan perinci agar pesannya sampai kepada komunikan
(manusia). Kemudian, dari sisi keimanan, apabila Nabi
sudah diakui dan dibenarkan, maka konsekuensi logisnya
adalah kepatuhan terhadap segala ketentuan yang
disampaikan.

B. Ragam Fungsi Hadis Beserta Contohnya

5 fungsi hadis terhadap Al Qur’an menurut Imam


Malik yaitu :
1. Bayan Taqrir
2. Bayan Tawdhih
3. Bayan Tafshil
4. Bayan Tabsith
5. Bayan Tasyri
Fungsi hadis menurut Imam terdiri dari empat,
yaitu :
1. Bayan tafshil
2. Bayan takhshish
3. Bayan ta’yin
4. Bayan tasyri’
Menurut Ibn al Qayyim fungsi hadis ada lima,
yakni :
1. Bayan ta’kid
2. Bayan tafsir
3. Bayan tasyri’
4. Bayan takhsis
5. Bayan taqyid

 Bayan Taqrir
Posisi hadis sebagai penguat (taqrir/ta’kid)
keterangan Al-Qur’an. Ia memantapkan dan
mengokohkan apa yang telah ditetapkan dalam Al-
Qur’an, sehingga maknanya semakin terang
benderang. Abu Hamadah mengistilahkan fungsi ini
dengan bayan al-muwafiq li al-nas al-kitab, karena
munculnya hadis tersebut kandungannya searah dengan
nas Al-Qur’an.
 Bayan Tafsir
Bayan tafsir yaitu hadis berfungsi sebagai penjelas
terhadap Al-Qur’an. Fungsi inilah yang terbanyak pada
umumnya dilakukan hadis terhadap Al Qur’an.
Bayan tafsir ini terdiri dari tiga macam, yaitu
sebagai berikut:
a. Tafshil al-Mujmal
Hadis memberi penjelasan secara terperinci pada
ayat-ayat Al-Qur’an yang masih global, baik
menyangkut masalah ibadah maupun hukum.
b. Takhshish al-`Amm
Pada fungsi ini, hadis mengkhususkan
(mengecualikan) ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat
umum. Sebagian ulama menyebut fungsi ini dengan
bayan takhshish.
Contohnya adalah tentang pengecualian orang
yang menerima waris.
c. Taqyid al-Muthlaq
Taqyid al-Muthlaq adalah hadis berfungsi
membatasi kemutlakan ayat-ayat Al-Qur’an. Al- Qur’an
pada sebagian ayatnya menunjukkan ketentuan yang
bersifat mutlak. Pada kondisi ini, hadis setema yang
spesifik berperan membatasinya, sehingga sebagian
ulama menyebut fungsi ini dengan bayân taqyîd.
Misalnya ketentuan tentang potong tangan bagi
pencuri.
 Bayan Tasyri’
Bayan tasyri‘ yaitu hadis berfungsi menciptakan
hukum syariat yang belum dijelaskan oleh Al-Qur’an
atau dalam Al-Qur’an hanya terdapat pokok-pokoknya
saja (Suparta, 2016: 64). ‘Abbas Mutawalli Hamadah
menyebut fungsi ini dengan “za’id ‘ala kitab al-karim”
(Hamadah, 1965: 161).
Contoh untuk fungsi ini di antaranya hadis
tentang hukum syuf’ah, hukum merajam wanita pezina
yang masih perawan, haramnya menikahi dua wanita
bersaudara (antara isteri dengan bibinya) dan hukum
tentang hak waris bagi seorang anak (al-Siba’i, 1998:
346). Contoh lain yaitu hadis tentang zakat fitrah.
 Bayan Nasakh
Hadis pada fungsi adalah membatalkan atau
menghapus ketentuan yang terdapat dalam Al- Qur’an.
Para ulama berbeda pendapat. Di antara mereka ada
yang mengakui fungsi ini dan ada juga yang
menolaknya. Berada pada barisan pertama adalah
golongan Mu’tazilah, Hanafiyah dan
mazhab Ibn Hazm al-Zahiri. Sementara yang
tergolong pada barisan kedua adalah Imam al- Syafi’i
dan sebagian besar pengikutnya, kelompok
Khawarij dan mayoritas mazhab Zahiriyyah.

C. Hadis tentang Menanggung Anak Yatim: Analisis


Fungsi dan Kandungan Hadis
Anak yatim mendapatkan perhatian khusus dalam
syariat Islam. Dalam banyak landasan normatif Al-Qur’an
dan hadis masalah sosial anak yatim ini dibahas. Di antara
hadis yang menyoal ini adalah riwayat al-Bukhari nomor
2560 yang artinya Rasulullah saw bersabda: “Jauhilah
tujuh dosa besar yang membinasakan”. Para
sahabat bertanya “Apa dosa-dosa itu”? Rasulullah
menjawab: “Syirik, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang
benar, memakan riba, memakan 82 harta anak
yatim, lari dari medan perang, dan menuduh zina
terhadap orang-orang perempuan yang menjaga
kehormatannya”. (HR. Bukhari, 2560) Hadis ini
berfungsi ta’kid/taqrir karena menegaskan dan
menguatkan ketentuan syariat yang terdapat dalam Al-
Qur’an surat al- An’am ayat 152 yang artinya “Dan
janganlah kamu dekati harta anak yatim kecuali
dengan cara yang
lebih baik (bermanfaat), hingga sampai ia dewasa.”
Menurut saya materi pada KB yang sulit di pahami
adalah :
1. Ragam fungsi hadis beserta contohnya. 2.Membedakan
Daftar materi pada
fungsi hadis berupa Bayan Taqrir, Bayan Tafsir, Bayan
2 KB yang sulit
Tasyri’, Bayan Nasakh.
dipahami
3. Membedakan Tafshil al Mujmal, Takhsish al ‘Amm
dan Taqyid al Muthlaq.
4. Menganalisa hadis
Daftar materi yang Menurut saya materi yang sering mengalami
sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran adalah
3
miskonsepsi dalam 1.fungsi hadis terhadap Al Qur’an
pembelajaran 2.macam-macam bayan tafsir beserta contohnya.

Anda mungkin juga menyukai