Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Riza Fahlefi, S.Pd.I, M.Pd


B. Kelas :J
C. Judul Modul : Fiqh
D. Judul KB : Hukum Zakat

1. Peta Konsep (Tuliskan point –poin sangat penting (crucial points) yang merupakan refleksi dan
intisari dari modul maksimal 2 paragraf).

I. Zakat
Kata zakat berasal dari bahasa Arab, secara bahasa artinya suci, tumbuh berkembang dan berkah.
Makna zakat secara bahasa ini mencerminkan sifat zakat yang dapat mensucikan harta dan jiwa serta
mengandung nilai positif yang dapat dikembangkan berupa kebaikan bagi si muzakki dan

َ ‫ا‬ ََْ ْ َ
kemashlahatan ekonomi bagi para mustahiq. Sejalan dengan firman Allah swt:

‫قد افل َح َم ْن َزَّكها‬


Artinya: “Sesunguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan dirinya.” (QS. Al-Syams: 9)

Menurut syara’, para ulama mendefinisikannya dengan “Harta tertentu yang wajib dikeluarkan
sebagiannya kepada para mustahiq.” Sedangkan Sayyid Sabiq mendefinisikan, ”Zakat adalah suatu
nama hak Allah yang harus dikeluarkan oleh manusia kepada fuqara.” Selanjutnya Sabiq menambahkan,
“Dinamakan zakat karena mengharap berkah, pensucian diri, dan bertambahnya kebaikan.”

A. Hukum Zakat tanah yang disewakan


1. Pengertian
Beberapa komponen yang harus terpenuhi dalam transaksi zakat hasil tanah yang
disewakan.
َ َْ ْ ُْ ُ ْ َْ
َ
1. Sebidang tanah yang disewakan ‫اْلرض المستأجرة‬
َْ ُ
ْ ‫اْل‬ َ
2. Pemilik tanah ‫ض‬ِ ‫ر‬ ‫احب‬ِ ‫ ص‬Orang yang menyewakan tanahnya kepada orang lain.
َ َْ ْ ُْ
َ
3. Penyewa tanah ‫ المستأجرة‬sekaligus penggarap tanah yang disewakan.
2. Dasar Hukum
Kewajiban untuk mengeluarkan zakat hasil tanah yang disewakan didasari oleh ayat

ُ ُ ُ ً ْ ُ َ ‫َ ُ َ ا ْ َ ْ َ َ َ ّٰ ا ْ ُ ْ ٰ ا َ ْ َ َ ْ ُ ْ ٰ ا ا ْ َ َ ا‬
berikut ini:
‫الز ْرع ُمتَ ِلفا اكل ُه‬ ‫اَّلي انشا جنت معروشت وغي معروشت وانلخل و‬ ِ ‫۞ وهو‬
‫ا‬ ُٰ َْ َ َ ُُ َ َ َ ْ َ ‫َ ا ْ ُ ْ َ َ ُّ ا َ ُ َ َ ً ا‬
‫ي ُمتشابِهۗ ُك ْوا ِم ْن ث َم ِرهِ ِاذا اث َم َر َوات ْوا َحق ُه يَ ْو َم‬ ‫والزيتون والرمان متشابِها وغ‬
ْ
َ ْ ‫ب ال ُم ْْسف‬ َ َ
ُّ ‫َح َصاده َوْل ت ُ ْْسفُ ْوا إنا ُه ْل ُُي‬
ۗ‫ي‬ ِِ ِ ِ ِ ِِ
Artinya: “Dan Dialah yang telah menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa bentuk dan warnanya dan tidak sama rasanya. Makanlah buah-buah
tersebut jika panen dan keluarkanlah haknya (zakatnya) ketika panen. Dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang

ُ ْ َ ‫ََْْ ُ َُْْ ُ ُ ْ َْ ُ َ ا‬
berlebihlebihan.” (QS. al-An’am: 141)
ُ ُ َ َ َ
‫ش‬
ِ ‫الع‬ ‫ف‬ ‫ت اْلنهار والغيم العشو ِر ِفيما س ِِق ِبالسا ِني ِة نِص‬
ِ ‫ِفيما َسق‬
(‫)رواه امحد ومسلم‬
Artinya: “Tanaman yang tumbuh diari oleh air yang menggunakan alat, zakatnya
sebanyak lima persen. Sedangkan tanaman yang diairi oleh air hujan sebanyak
sepuluh
persen.”
3. Siapa yang wajib Mengeluarkan Zakatnya
Untuk menjawab kasus hukum ini tidak terdapat kata sepakat di kalangan para
ulama mereka berselisih dalam menetapkan hukumnya seperti diuraikan berikut
ini.
1. Menurut Jumhur ulama, bahwa yang wajib mengeluarkan zakat hasil tanah
yang
disewakan adalah pihak penyewa.
2. Menurut pendapat Abu Hanifah dan pengikutnya bahwa pemilik tanahlah yang
wajib mengeluarkan zakatnya karena dari sebab tanah itulah ada hasil yang
diperoleh., tanpa tanah tak akan dapat dihasilkan apa-apa.
3. Imam Malik, Syafi’i, Imam At-Tsauri, Imam Ibnu Mubarak dan Imam Ibnu Abu
Tsaur berpendapat, penyewa tanahlah yang wajib membayar zakat, pendapat
ini
sejalan dengan pendapat point pertama.
B. Hukum Zakat Profesi
1. Pengertian dan Hukumnya
Dalam terminologi Arab, zakat penghasilan dan profesi lebih populer disebut
dengan
istilah zakatu kasb al-amal wa al-mihan al- hurrah (‫ ) زكاة كسب العمل والمهن الحرة‬atau
zakat
atas penghasilan kerja dan profesi bebas.
Yusuf al-Qardhawi lebih jelas mengemukakan bahwa profesi adalah pekerjaan atau usaha
yang menghasilkan uang atau kekayaan baik pekerjaan atau usaha itu dilakukan sendiri,
tanpa bergantung kepada orang lain, maupun dengan bergantung kepada orang lain,
seperti pemerintah, perusahaan swasta, maupun dengan perorangan dengan
memperoleh upah, gaji, atau honorium.
Dalil keumuman ayat al-Qur’an yang dijadikan dasar bagi zakat profesi yaitu QS. al-
Baqarah. 267, nampaknya pekerjaan yang termasuk profesi itu bersifat umum, tidak
terbatas oleh keahlian yang dipeoleh dari pendidikan tapi semua jenis pekerjaan yang
baik, ayat tersebut berbunyi:
ْ َ
‫ت َما ك َسبتُ ْم‬ ِّ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ ‫يٰٓا َ ُّي َها ا‬
ِ ‫اَّلين امنوا ان ِفقوا ِمن طي ٰب‬
ِ
Artinya: “Nafkahkanlah dari hasil usahamu yang baik.” (QS. al-Baqarah: 267)
2. Cara Mengeluarkan dan Nisabnya
Berapa nisab (batas minimal) dan prosentase yang harus dikeluarkan? Terjadi perbedaan
pendapat para ulama terhadap penetapan nisabnya:
a. Abdurrahman Hasan, Imam Abu Zahra, dan Abdul Wahab Khallaf, mereka
berpendapat bahwa nisab zakat profesi sekurang-kurangnya lima wasaq atau 300 sha
sekitar 930 liter atau 653 Kg. sehingga prosentase zakatnya disamakan (diqiyaskan)
dengan zakat pertanian yang pengairannya menggunakan alat (mesin), yaitu sebesar
5% setiap mendapatkan gaji atau honor.
b. Jumhur ulama berijtihad bahwa nisab zakat profesi adalah seharga emas 93,6 gram
emas murni yang diambil dari penghasilan bersih setelah dikeluarkan seluruh biaya
hidup. Kelebihan inilah yang dihitung selama satu tahun, lalu dikeluarkan zakatnya
sebanyak 2,5 % setiap bulan. Prosenatase ini diqiyaskan dengan zakat mata uang yang
telah ditetapkan oleh Hadits.
c. Terdapat juga pendapat yang mengatakan bahwa zakat profesi disamakan dengan
zakat rikaz (barang temuan) maka tidak ada syarat nisab dan prosentasenya 20 persen
pada saat menerimanya.
d. Fatwa MUI ini menarik dikaji dan setidaknya ada dua catatan Pertama : Nishabnya
mengikuti zakat emas bukan pertanian dengan syarat telah mencapai nishab dalam
satu tahun, yakni senilai emas 85 gram. Kalau kita bandingkan dengan fatwa Dr. Yusuf
Al-Qardhawi, nishabnya bukan kepada emas 85 gram, melainkan kepada hasil
pertanian 653 kg gabah kering atau 520 kg beras. Kedua, MUI tidak mensyaratkan
harus ada masa kepemilikan selama setahun.
C. Hukum zakat Produktif
Zakat yang diterima oleh mustahiq yang tersebut terakhir ini biasanya bersifat konvensional
yaitu sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang sifatnya “menghabiskan”.
1. Gagasan Zakat Produktif
Bentuk dan macam zakat dalam Islam dengan melihat mustahiqnya dapat dibagi
menjadi empat. Pertama: Konsumtif tradisional, seperti zakat fitrah. Kedua, konsumtif
kreatif, contohnya bea siswa. Ketiga Produktif tradisional, seperti pemberian ternak dan
alat pertukangan. Dan keempat produktif kreatif , yaitu zakat untuk modal usaha. Bentuk
2. Prospek Zakat Produktif
Arif Mufraini dalam Buku Akuntansi dan Manajemen Zakat (2006:147) telah
mengemas bentuk inovasi pendistribusian zakat yang dikategorikan dalam empat bentuk:
Pertama, distribusi bersifat “konsumtif tradisional,” yaitu zakat dibagikan kepada
mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah, atau zakat mal yang
dibagikan kepada para korban bencana alam. Kedua, distribusi bersifat “konsumtif
kreatif.” Yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti
diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa. Ketiga, distribusi bersifat
“produktif tradisional,” yaitu zakat diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif
seperti kambing, sapi, dan lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini dapat
menciptakan usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin. Keempat, distribusi
dalam bentuk “produktif kreatif,” yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik
untuk menambah modal pedagang pengusaha kecil ataupun membangun proyek sosial
dan proyek ekonomis.
D. Penyaluran Zakat untuk Pembangunan Masjid
1. Kelompok Mustahiq Zakat
َ ْ ‫الرقَاب َوالْ َغارم‬
‫ي‬ َ ْ ‫ت للْ ُف َق َراۗ ِء َوال ْ َم ٰسك ْي َوالْ َعامل‬
ِّ ‫ي َعلَيْ َها َوال ْ ُم َؤلا َف ِة قُلُ ْو ُب ُه ْم َوف‬ ُ ٰ َ ‫اَ ا‬
ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫۞ ِانما الصدق‬
‫كيْم‬ َ ْ َ ُ َ ِّ ً َ ْ َ ْ ‫ا‬ ْ ْ َ ْ ‫َو‬
ِ ‫اّلل ّٰ ۗ َواّلل ّٰ ع ِليم ح‬
ِ ‫اّلل ّٰ َواب ِن الس ِبي ِلۗ ف ِريضة ِمن‬ ِ ‫ف س ِبي ِل‬ِ
Artinya: “Shadaqah adalah hak untuk faqir, miskin, amil zakat, muallaf, budak, orang
yang terlilit hutang, di jalan Allah, dan orang yang dalam perjalanan (musafir). Sebagai
kewajiban yang datang dari Allah dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”
(QS. at-Taubah: 60)
Delapan kelompok (mustahiq) zakat sebagaimana tercantum dalam ayat di atas,
penjelasannya sebagai berikut. Fuqara, yaitu Orang yang tidak memiliki harta dan
pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Orang yang termasuk
kelompok ini tidak memiliki suami (isteri), ayah, ibu, dan anak yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Masakin, yaitu Orang yang memiliki pekerjaan, tapi hasilnya tidak
dapat memenuhi kebutuhannya, Amilin yaitu Yaitu orang yang bekerja memungut zakat
(panitia zakat). Muallaf, pengertiannya dapat berarti orang yang baru masuk Islam
sedangkan imannya masih lemah, maka untuk menguatkannya perlu diyakinkan dengan
zakat. Atau orang kafir yang berniat untuk masuk Islam, tapi masih tipis keimanannya,
maka ia dapat diberi zakat supaya niat masuk Islamnya menjadi kuat. Budak, yaitu orang
yang hidupnya tidak merdeka, dikuasai oleh tuannya. Orang yang terlilit hutang, yaitu
oraang yang memiliki tunggakan hutang kepada orang lain baik hutang tersebut untuk
kepentingan pribadinya atau hutang karena untuk biaya kebajikan. Orang yang berjuang
di jalan Allah, yaitu para tentara yang berperang melawan serangan orang kafir. Orang
yang sedang dalam perjalanan. Yaitu orang yang sedang melakukan sebuah perjalanan
dengan tujuan yang baik bukan untuk kemaksiatan, seperti pelajar atau mahasiswa yang
belajar di luar negeri.
2. Hukum Zakat untuk Pembangunan Mesjid
Menurut Mahmud Syaltut, istilah sabilillah memiliki arti kemaslahatan ummat yang
manfaatnya kembali kepada kaum muslimin seperti pembangunan mesjid, rumah sakit,
perlengkapan pendidikan, dan sebagainya.
2. Daftar materi yang sulit dipahami (Tuliskan materi-materi yang sulit dipahami yang
diwujudkan dalam bentuk: 10 (sepuluh) butir-butir pertanyaan (soal) berbetuk pilihan ganda
dengan lima option/ pilihan (a.b,c,d, dan e) dan kunci jawabannya).

1. Penyebutan makna Zakat sering juga disebut dengan shadaqah, alasan tersebut karena…
A. Tindakan itu adalah tindakan yang benar (shidq)
B. Artinya sama yaitu mengeluarkan
C. Tidak ada perbedaan yang mendasar
D. Tindakan mengeluarkan sesuatu
E. Untuk menguji keikhlasan
2. Ketentuan bahwa zakat hasil tanah yang disewakan wajib dikeluarkan zakatnya. Tanah yang
menghasilkan berupa makanan pokok, seperti padi, korma, gandum atau buah-buahan, dan lain
sebagainya. Kapan kita harus mengeluarkan Zakat hasil tanah tersebut?
A. Setiap panen tiba
B. Ketika genap haul (genap satu tahun)
C. Setiap 3 bulan sekali
D. Setiap 6 bulan sekali
E. Ketika tiba masa tanam
3. Menurut Jumhur ulama, bahwa yang wajib mengeluarkan zakat hasil tanah yang disewakan adalah
A. Si Penyewa tanah
B. Yang memiliki tanah / tuan tanah
C. Ahli waris si pemilik tanah
D. Pemerintah setempat
E. Pekerja yang ikut memanen
4. Zakat profesi seperti dokter, pengacara, pilot, dosen, artis dan sebagainya. Semua pekerja ini
dapat mengeluarkan zakat profesinya dengan cara mempercepat ketika mereka menerima honor
atau gaji. Cara seperti dinamakan….
A. Ta’jil
B. Nisab
C. Kredit
D. Haul
E. Profesi
5. Berikut ini dalil yang tepat yang menjadi pegangan para ulama dalam menetapkan zakat profesi
adalah….
A. ‫خذ من أمواهلم صدقة تطهرهم وتزكيهم بها وصل عليهم إن صلوتك سكن هلم‬
B. ‫ياايها اَّلين أمنوا أننفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنالكم من األرض‬
C. ‫إنما الصدقات للفقراء واملساكي والعاملي عليها واملؤلفة قلوبهم وف الرقاب‬
D. ‫وهو اَّلى انشأ جنات معروشات وغي معروشات وانلخل والزرع ُمتلفا اُكه‬
E. ‫قد أفلح من زَّكها‬
6. Perhatikan di bawah ini:
Zakat tanah yang disewakan diqiyaskan dengan zakat pertanian, yaitu nisabnya mencapai 5
wasaq dan zakat yang wajib dikeluarkannya adalah 5 % atau 10 %.
5 % jika diairi oleh irigasi atau ada usaha manusia, sedangkan 10 % jika diairi dengan air hujan.
Berdasarkan pada uraian di atas, berapakah zakat tanah yang harus dibayarkan…?
A. 2,5 %
B. 5 %
C. 10 %
D. 20 %
E. 25 %
7. Perhatikan di bawah ini
1) Zakat emas dan perak (harta)
2) Zakat profesi
3) Zakat perdagangan
4) Zakat peternakan
5) Zakat produktif
6) Zakat tanah yang disewakan
Diantara jenis-jenis zakat yang diperselisihkan adalah…
A. 1, 2 dan 3
B. 2, 3 dan 4
C. 3, 4 dan 5
D. 4, 5 dan 6
E. 2, 5 dan 6
8. Perhatikan di bawah ini:
para fuqara dan masakin tidak semuanya orang-orang yang memiliki keterbatasan kekuatan fisik
namun di antara mereka terdapat banyak yang memiliki kesehatan fisik dan keahlian yang dapat
dikembangkan, tapi mereka tidak memiliki modal, sehingga keluar ide untuk memberikan zakat
kepada mereka untuk bisa dijadikan sebagai modal usaha yang dapat meningkatkan status
ekonominya dan sekaligus mengembangkan keahlian yang mereka miliki.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan adanya zakat..
A. Zakat profesi
B. Zakat modal
C. Zakat produktif
D. Zakat konsumtif
E. Zakat kendaraan
9. Perhatikan di bawah ini:
Beberapa ulama berbeda pendapat tentang cara pengeluaran zakat profesi setidaknya ada tiga
pendapat ulama, pertama diqiyaskan dengan zakat pertanian, yaitu wajib dikeluarkan setiap kali
mendapatkan gaji dan wajib dikeluarkan 5%. Kedua, diqiyaskan dengan zakat emas dan perak
(zakat harta) yaitu nisab emas dan wajib dikeluarkan 2,5 %. Dan ketiga, diqiyaskan dengan zakat
rikaz, yaitu tanpa ada nishab dan wajib dikeluarkan zakatnya 20 %.
Berdasarkan pada pendapat di atas, jika seorang profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
memiliki penghasilan setiap bulan Rp. 5.000.000, jika diqiyaskan dengan zakat pertanian, seorang
ASN wajib mengeluarkan zakat profesinya sebesar…
A. Rp. 125.000
B. Rp. 250. 000
C. Rp. 500.000
D. Rp. 1.000.000
E. Rp. 0 (tidak ada kewajiban zakat)
10. Perhatikan di bawah ini:
1) Al-musta’jir
2) Shahib al-ardhi
3) Al-ardhu al-Musta’jirah
4) Mustahiq
5) Muzakki
Berdasarkan pendapat ulama jumhur bahwa yang berhak mengeluarkan zakat dari tanah yang
disewakan adalah…
A. Al-Musta’jir
B. Shahib al-Ardh
C. al-ardh al-mustajirah
D. mustahik
E. muzakki

3. Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam Pembelajaran


(Tuliskan materi yang sering saudara salah pahami secara konseptual (misconception).

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam Pembelajaran Fiqh, yaitu pada materi Penyaluran
Zakat untuk Pembangunan Masjid, dengan dasar Jumhur ulama sepakat bahwa kelompok mustahiq zakat
itu terdiri delapan
asnaf. Kesepakatan tersebut didasari oleh ayat al-Qur’an surat al-Taubat ayat 60. Hukum Penyaluran Zakat
untuk Pembangunan Masjid ini menjadi Ijtihad Ulama’terkait dengan penjabaran Mustahiq yang disebut
Fisabilillah. Antara makna Haqiqi dan makna majazi yang mana akan menimbulkan beberapa miskonsepsi.

Anda mungkin juga menyukai