Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PAI Kontemporer


B. Kegiatan Belajar : KB 1
C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
1 Peta Konsep
(Beberapa
istilah dan
definisi) di
modul bidang
studi

PENGERTIAN ISLAM RADIKAL


 Definisi Radikalisme Agama Islam
 Radikalisme merupakan respons terhadap kondisi yang sedang
berlangsung yang muncul dalam bentuk evaluasi, penolakan,
atau bahkan perlawanan terhadap ide, asumsi, kelembagaan, atau
nilai. Menurut Azyumardi Azra, radikalisme merupakan bentuk
ekstrim dari revivalisme.
 Dalam perkembangan bahasa arab kontemporer, radikalisme
pada akhirnya disamakan arti dengan beberapa istilah, yaitu:
1. Al-tatharruf: ekstrimisme, radikalisme, melampaui batas,
keterlaluan, berlebih-lebihan
2. Al-‘unf: penggunaan kekuatan secara ilegal (main hakim
sendiri) untuk memaksanakan kehendak dan pendapat
3. Al-guluww: praktik pengamalan agama yang ekstrim
sehingga melebihi kewajaran semestinya.
4. Al-irhab: aksi teror
5. Tasyaddud: keras dan tegas
 Radikalisme agama adalah suatu paham yang menghendaki
adanya perubahan yang mendasar (fundamental) sesuai dengan
interpretasi ideologi yang dianutnya dimana dalam penerapannya
cenderung menggunakan tindak kekerasan sampai tindakan yang
tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
 Akar Sejarah Radikalisme Agama Islam
 Sejak awal Islam sejatinya memang lahir dengan asas keadilan,
kemanusiaan dan sarat dengan ajaran yang moderat seperti
dalam firmanNya Q.S. al-Baqarah ayat 143. Islam moderat
artinya Islam yang tidak terlalu kanan, maupun kiri. Tidak keras
juga tidak lemah. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin
harus senantiasa menyebarkan kedamaian tanpa adanya paksaan.
 Realita teks keagamaan yang multitafsir memberikan peluang
kepada siapa saja yang mempunya kepentingan khusus untuk
menafsirkan teks keagamaan sesuai dengan ideologi maupun
kepentingannya masing-masing.
 Beberapa literatur menerangkan gerakan radikalisme Islam
dimulai pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, yakni
munculnya kaum khawarij, selain itu ada pula gerakan kaum
mu’tazilah. Pada masa itu lahir beberapa prinsip radikal dan
ekstrim yang dapat dilihat sebagai gerakan fundamentalisme
klasik dalam sejarah Islam.

Karakteristik
Radikalisme dan

Pertama, skripturalisme, yaitu pemahaman harfiah


dan tektualis atas ayat-ayat al-Qur’an. Karenanya
mereka menolak hermeneutika sebagai cara dalam
memahami al-Qur’an.

Kedua, penolakan terhadap pluralisme dan


relativisme yang dianggap akan merusak kesucian
teks.

Ketiga, penolakan terhadap pendekatan historis dan


sosiologis yang dipandang akan membawa manusia
melenceng jauh dari doktrin literal kitab suci.

Keempat, memonopoli kebenaran atas tafsir agama,


dimana mereka menganggap dirinya yang paling
berwenang dalam menafsirkan kitab suci dan
memandang yang lainnya sebagai kelompok yang
 Secara global, radikalisme dikaitkan dengan beberapa diskursus,
sesat.
antara lain: radikalisme dalam revolusi sosial dan politik,
radikalisme dalam gerkan pembebasan nasional, radikalisme
dalam gerakan sosial, radikalisme dalam gerakan keagamaan.

 Indikator Islam Radikal


Beberapa indikator islam radikal adalah:

Keterangan:
1. Takfiri.
- Takfiri adalah sebutan bagi seorang Muslim yang menuduh
Muslim lainya (atau kadang juga mencakup penganut ajaran
Agama Samawi lain) sebagai kafir dan murtad.
- Ulama mengklasifikasikan kekufuran menjadi dua katagori,
yaitu: a. Kufur akbar yang mengeluarkan (manusia) dari Islam b.
Kufur ashgar, tidak mengeluarkan dari Islam, meskipun
diistilahkan kufur.
- Syaikhul Islam Ibnul Qayim dalam kitabnya Ash-Shalâh. Beliau
menuturkan, kufur terbagi (menjadi) dua jenis, : 1) Kufur yang
mengeluarkan dari agama. Beliau menerangkan kufur ini
berlawanan dengan iman dalam semua aspek. 2) Kufur yang
tidak mengeluarkan dari agama. Namun syari’at Islam
menyebutkannya sebagai tindakan kekufuran, seperti perbuatan-
perbuatan maksiat.
2. Akidah Al-Walâ’ dan Barâ’
- Al-Wala' artinya loyalitas dan kecintaan. Yang dimaksud dengan
wala’ di sini adalah dekat kepada kaum muslimin dengan
mencintai mereka, membantu dan menolong ereka atas musuh-
musuh mereka dan berlokasi tinggal bersama mereka. Al-Bara',
artianya berlepas diri dan kebencian.

- Dalam terminologi syari’at Islam, al-Walâ’ berarti penyesuaian


diri seorang hamba terhadap apa yang dicintai dan diridhai Allah
berupa perkataan, perbuatan, kepercayaan, dan orang yang
melakukannya. Dalam terminologi syari’at Islam, al-bara’
berarti penyesuaian diri seorang hamba terhadap apa yang
dibenci dan dimurkai Allah berupa perkataan, perbuatan,
keyakinan dan kepercayaan serta orang.
- Namun sayangnya, sebagian umat Islam masih ada yang salah
kaprah dalam menerapkan konsep akidah yang satu ini. Di antara
penyebabnya adalah munculnya penyempitan makna wala’ wal
bara’ oleh sebagian kelompok. Siapa pun yang berada dalam
jamaahnya maka harus didekati dan dicintai. Sebaliknya, siapa
pun yang berada di luar jamaahnya maka berhak untuk dimusuhi
dan dijauhi.
3. Bom Bunuh Diri
- Bom Bunuh Diri Bom merupakan sebuah senjata modern yang
digunakan untuk berperang dan dapat membunuh banyak nyawa.
Bunuh diri atau intihar adalah tindakan yang dilarang oleh
agama. Dalam melakukan aksi tersebut para pelaku telah
mempersiapkan diri dengan baik. Tindakan inipun tidak dapat
dilakukan oleh semua orang, hanya orang-orang tertentu saja
yang dapat melakukannya. aksi bom bunuh diri yang dilakukan
oleh sebagian orang dengan mengatasnamakan jihad adalah
sebuah penyimpangan atau pelanggaran syari’at. Apalagi dengan
aksi itu menyebabkan terbunuhnya kaum muslimin atau orang
kafir yang dilindungi oleh pemerintah muslimin tanpa ada alasan
yang dibenarkan syari’at.
- Ulama Ahlussunah tidak merestui aksi terorisme dalam bentuk
apapun, dan tidak ada satu pun ulama yang merestui perbuatan
demikian. Adapun yang difatwakan sebagian ulama mengenai
bolehnya melakukan aksi bom bunuh diri itu dalam kondisi
peperangan atau di medan perang melawan kuffar. Bukan dalam
kondisi aman atau di negeri-negeri yang tidak sedang terjadi
peperangan atau yang orang-orang kafir dijamin keamanannya di
sana.

Daftar materi
bidang studi 1. Konsep tawassuth, tawaazun, dan tasaamuh
2 yang sulit
dipahami
pada modul
1. Syekh Al-Qardawi mengategorikan bahwa perjuangan rakyat
Palestina dengan meledakkan dirinya sebagai tindakan
pengorbanan (‘amaliyyat fida’iyyah), ketimbang bunuh diri.
Daftar materi
Meskipun seringkali sasaran pengeboman adalah warga sipil, tetapi
yang sering
mengalami beliau memakai kaidah hukum al-dharûrât tubîh al-mahdzûrât
3
miskonsepsi
dalam (keadaan darurat membolehkan yang diharamkan) atas konsekuensi
pembelajaran tersebut. Untuk selanjutnya, ternyata pernyataan ini memicu
beragam respon dari berbagai kalangan termasuk diantaranya
adalah Professor Hashim Kamali, seorang pakar hukum
internasional. Lalu bagaimana menyikapi hal tersebut?

Anda mungkin juga menyukai