Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI PPG 2022

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : MASYKUR
B. Kelas : PAI-3E
C. Judul Modul : Akidah Akhlak
D. Judul KB : Kasih Sayang dan Kekuasaan Allah

1. Peta Konsep
(buat peta/bagan tentang konsep yg ada dalam setiap KB dalam Modul. Tuliskan penjelasan point –
poin sangat penting (crucial points) yang merupakan refleksi dan intisari dari modul maksimal 2 paragraf).

1. AL-ASMA' AL-HUSNA
a) Pengertian tentang Al-Asma 'al-Husna
Secara bahasa, al-Asma' al-Husna terdiri dari dua suku kata, al-asma yang berarti nama dan al-husna
yang berarti terbaik, baik, indah. Jadi, al-asma' al-husna berarti nama yang terbaik. Adapun secara
terminologi, al-Asma 'al-Husna adalah nama yang diberikan oleh Allah SWT, menunjukkan kualitas
yang sangat sempurna dan tanpa cacat sedikitpun.
Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab, para ulama berbeda pendapat tentang jumlah al-Asma’ al-Husna:
- Al-Thabathabai dalam tafsir Al-Mizan menyatakan bahwa jumlah al-Asma’ al-Husna ada 127
nama.
- Ibnu Barjam al-Andalusi dalam karyanya Syarh al-Asma’ al-Husna manyatakan bahwa jumlah al-
Asma’ al-Husna ada 132 nama.
- Al-Qurthubi dalam Al-Kitab al-Asna fi Syarh al-Asma’ al-Husna, menyebutkan hingga mencapai
lebih dari dua ratus nama al-Asma’ al-Husna.
- Adapun riwayat yang populer menyebutkan bahwa bilangan al-Asma’ al-Husna adalah 99 nama.
Kesemua sebutan tersebut untuk menyebut Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Allah SWT.

b) Konsep Al-Asma' Al-Husna Tentang Al-Rahman


Kata al-Rahman (‫ )الرخمن‬berasal dari kata Rahima (‫ )رخيم‬yang artinya menyayangi atau mengasihi yang terdiri dari
huruf Ra, Ha, dan Mim, yang mengandung makna kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan. Di dalam al-
Qur’an kata al-Rahman terulang sebanyak 57 kali, sedangkan al-Rahim (‫ )الرخيم‬sebanyak 95 kali. Lafaz al-
Rahman dan al-Rahim keduanya merupakan isim yang berakar dari bentuk masdar al-Rahman dengan maksud
mubalagah; lafaz al-Rahman lebih balig (kuat) daripada lafaz al-Rahim. al-Rahman artinya Yang Maha Pemurah

1
di dunia dan di akhirat, sedangkan alRahim artinya Yang Maha Penyayang di akhirat.
d). Konsep Al-Asma' Al-Husna Tentang Al-Malik
Setelah al-Rabb, maka sifat Allah yang menyusul adalah al-Malik (‫ )الملك‬yang secara umum diartikan
raja atau penguasa.
Kata "Malik" terdiri dari tiga huruf yakni Mim, Lam, dan Kaf, yang rangkaiannya mengandung makna
kekuatan dan keshahihan. Kata Malik pada mulanya berarti ikatan dan penguatan. Kata Malik terulang
di dalam al-Qur'an sebanyak 5 kali, 2 di antaranya dirangkaikan dengan kata "hak" dalam arti yang
"pasti dan sempurna," yaitu terdapat dalam surah Thaha ayat 114 dan surah al-Mukminun ayat 122.
Imam Al-Gazali menjelaskan arti "Malik" yang berarti raja yang merupakan salah satu nama Asmaul
Husna dengan menyatakan bahwa "Malik" adalah yang tidak butuh pada zat dan sifat-Nya segala yang
wujud, bahkan Dia adalah yang butuh kepadaNya segala sesuatu yang menyangkut segala sesuatu,
baik pada zat-Nya, sifat-Nya, wujud-Nya dan kesinambungan eksistensinya.

2. MUKJIZAT, KAROMAH, DAN SIHIR


a) Konsep Tentang Mukjizat
Secara bahasa, mukjizat berasal dari Bahasa Arab yang telah dibakukan ke dalam Bahasa Indonesia,
yaitu al-Mu’jizat (‫)المعجزة‬. Al-mu’jizat adalah bentuk kata mu’annas (female) dari kata mudzakkar
(male) al-mu’jiz. Al-mu’jiz adalah isim fa’il (nama atau sebutan untuk pelaku) dari kata kerja (fi’l)
a’jaza (‫)أعجز‬. Dalam al-Qur’an, kata a’jaza dalam berbagai bentuk (derivasinya) terulang sebanyak 26
kali dalam 21 surat dan 25 ayat.
Kata tersebut diambil dari akar kata ‘ajaza-yu’jizu-ajzan wa ‘ajuzan wa ma’jizan wa
ma’jizatan/ma’jazatan (‫ )ومعجزة – ومعجزا – وعجوزا – عجزا – يعجز – عجز‬yang secara harfiah antara lain
berarti lemah, tidak mampu, tidak berdaya, tidak sanggup, tidak dapat (tidak bias), dan tidak kuasa.
Al-‘ajzu adalah lawan dari kata al-qudrah yang berarti sanggup, mampu, atau kuasa. Jadi, al-‘ajzu
berarti tidak mampu alias tidak berdaya. Adapun secara istilah, mukjizat adalah sesuatu urusan (hal)
yang menyalahi tradisi, dibarengi atau diiringi dengan tantangan atau pertandingan dan terbebas dari
perlawanan (menang).
Berdasarkan definisi mukjizat di atas, dapat dikemukakan tiga unsur pokok mukjizat yaitu:
• Menyalahi tradisi atau adat kebiasaan (khariqun lil ‘adah). Sesuatu (mukjizat) yang tidak menyalahi
tradisi, atau kejadiannya sesuai dengan kebiasaan yang umum atau bahkan lazim berlaku, tidak
dapat dikatakan mukjizat. Itulah sebabnya mengapa banyak hal aneh yang dikeluarkan oleh ahli-
ahli sulap bahkan ahli-ahli sihir tidak dinyatakan sebagai mukjizat (QS. Al-Nisa/4: 171).
• Dibarengi dengan perlawanan. Maksudnya, mukjizat harus diuji dengan melalui pertandingan atau
perlawanan sebagaimana layaknya sebuah pertandingan. Untuk membuktikan bahwa itu mukjizat,
harus ada upaya konkret lebih dulu dari pihak lain (lawan) untuk menandingi mukjizat itu sendiri.
• Tak terkalahkan, yaitu bahwa mukjizat itu setelah dilakukan perlawanan terhadapnya, ternyata tidak
terkalahkan untuk selama-lamanya.
Adapun menurut Said Aqil Munawar, ada 5 syarat agar suatu hal bisa dikatakan sebagai mukjizat:
• Tidak sanggup dilakukan oleh siapapun selain Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
• Tidak sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam.
• Mukjizat harus menjadi saksi terhadap risalah ilahiyyah yang dibawa oleh orang yang mengaku
Nabi, sebagai bukti akan kebenarannya.
• Terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi yang mengajak bertanding menggunakan mukjizat
tersebut.
• Tidak ada seorangpun yang dapat membuktikan dan membandingkan dalam pertandingan tersebut.
Mukjizat dibagi menjadi dua bagian pokok:
1) Mukjizat yang bersifat material indriawi lagi tidak kekal. Contohnya: mukjizat nabi-nabi
terdahulu.
2) Mukjizat material, logis, lagi dapat dibuktikan sepanjang masa. Contohnya: Al-Qur’an.
Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok:
1) Para nabi sebelum Nabi Muhammad saw ditugaskan untuk masyarakat dan masa tertentu. Oleh
karena itu, mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa dan masyarakat tersebut, tidak untuk
sesudah mereka. Berbeda dengan Nabi Muhammad Saw. yang diutus untuk seluruh umat manusia
hingga akhir zaman, sehingga bukti kebenaran ajarannya harus selalu siap dipaparkan pada setiap

2
orang yang ragu di manapun dan kapanpun mereka berada.
2) Manusia mengalami perkembangan dalam pemikirannya. Sedangkan fungsi mukjizat sendiri
adalah sebagai bukti kebenaran para nabi.

b) Konsep Tentang Karomah


Secara bahasa, karamah berasal dari bahasa arab ‫ كرم‬yang berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengistilahkan karomah dengan keramat, yang diartikan sebagai suci
dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaannya kepada
Tuhan. Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada
para wali-Nya. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada Allah SWT.
Adapun secara istilah, berikut beberapa pengertian karomah:
- Menurut Abul Qasim al-Qusyairi, karomah adalah suatu aktivitas yang dianggap sebagai hal yang
bertentangan dengan adat kebiasaan manusia pada umumnya, yaitu dapat juga dianggap sebagai
realitas sifat wali-wali Allah tentang sebuah makna kebenaran dalam situasi yang dianggap
kurang baik.
- Menurut Syekh Ibrahim Al-Bajuri, karomah adalah sesuatu luar biasa yang tampak dari
kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang diteyapkan karena adanya ketekunan
didalam mengikuti syariat nabi.
- Dalam buku Meluruskan Pemahaman Tentang Wali karya Abu Fajar Alqalami, dijelaskan bahwa
karomah atau kekeramatan disebut juga khariqul ’adah, yaitu suatu kejadian yang dianggap luar
biasa.
Karomah diberikan oleh Allah kepada kekasih-kekasih pilihan-Nya yang bertakwa, shalih sebagai
hujjah agamaNya dan untuk menolong mereka dari usuh-musuh Allah, sebagaimana mukjizat para nabi
sebagai hujjah orang-orang yang ingkar kepada Allah. Ciri-ciri seorang hamba yang memiliki karomah:
- Tidak memiliki doa-doa khusus sebagai suatu bacaan
- Karomah hanya terjadi pada seorang yang sholeh
- Seseorang yang memiliki karomah tidak pernah secara sengaja mengaku-ngaku bahwa dirinya
memiliki karomah
Adapun maksud atau tujuan dari pemberian karomah kepada para wali:
- Dapat lebih meningkatkan keimanan kepada Allah
- Masyarakat menjadi lebih percaya kepada seorang wali Allah, yang senantiasa meneruskan
perjuangan nabi Muhammad SAW
- Karomah merupakan bukti nyata meninggikan derajat seorang wali agar dirinya selalu tetap
istiqomah di jalan Allah

c) Konsep Tentang Sihir


Secara bahasa, sihir yang dalam bahasa Arab tersusun dari huruf (siin, ha, dan ra) bermakna segala
sesuatu yang sebabnya nampak samar. Oleh karena itu, kita mengenal istilah ‘waktu sahur’ yang
memiliki akar kata yang sama, yaitu siin, ha dan ra, yang artinya waktu ketika segala sesuatu nampak
samar dan remang-remang.
Adapun secara istilah, berikut beberapa pengertian sihir:
- Menurut Ibnul Qudamah, sihir adalah jampi atau mantra yang memberikan pengaruh baik secara
zhohir maupun batin, semisal membuat orang lain menjadi sakit, atau bahkan membunuhnya,
memisahkan pasangan suami istri, atau membuat istri orang lain mencintai dirinya.
- Menurut Abu Bakr Ar Rozi, sihir adalah segala sesuatu yang sebabnya samar dan bersifat
mengalabui, tanpa adanya hakikat, dan terjadi sebagaimana muslihat dan tipu daya semata.
- Menurut Al-Laits, sihir adalah suatu perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada syaitan
dengan bantuannya.
- Menurut Ibnu Faris, sihir berarti menampakkan kebathilan dalam wujud kebenaran.
- Di dalam kitab al-Mu’jamul Wasith disebutkan bahwa sihir adalah sesuatu yang dilakukan secara
lembut dan sangat terselubung.
- Di dalam kitab Muhithul Muhith disebutkan, bahwa sihir adalah tindakan memperlihatkan sesuatu
dengan penampilan yang paling bagus, sehingga bisa menipu manusia.
- Menurut Fakhruddin ar-Razi, sihir hanya khusus berkenaan dengan segala sesuatu yang sebabnya

3
tidak terlihat dan digambarkan tidak seperti hakikat yang sebenarnya, serta berlangsung melalui
tipu daya

2. Daftar materi yang sulit dipahami


(Tuliskan minimal 3 soal level HOTS, dengan menuliskan indikator soal sesuai kisi-kisi UP PPG 2021 dan
menuliskan level soal [C4 atau C5 atau C6], betuk soal pilihan ganda dengan lima option (a.b,c,d, dan e) dan
kunci jawabannya).
Soal 1:
Indikator soal : Disajikan deskripsi dan ilustrasi tentang sifat AlRahman bagi Allah Swt. yang merupakan
salah satu Asmaul Husna mahasiswa mampu menunjukkan adanya sifat tersebut dalam kehidupan manusia di
dunia dan di akhirat
Level taksonomi: C4 (Analisis-Menganalisis)
Soal:
Kata al-Rahman berasal dari kata Rahima yang artinya menyayangi atau mengasihi yang terdiri dari huruf Ra,
Ha, dan Mim, yang mengandung makna kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan. Sifat al-Rahman
merupakan salah satu Asmaul Husna. Sebagai seorang muslim kita wajib mengapliakasikan sifat al-Rahman
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai hidup mulia di dunia dan diakhirat.
Berdasarkan keterangan tersebut, berikut yang bukan termasuk sifat al-Rahman dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
a) Saling mengasihi antar sesama makhluk ciptaan Allah SWT
b) Memusuhi teman yang mengejek kita
c) Tidak menyakiti binatang atau merusak tanaman
d) Tidak segan membantu orang yang meninta pertolongan
e) Hidup penuh kasih saying kepada keluarga, saudara, teman
Kunci Jawaban : b

Soal 2
Indikator soal: Disajikan deskripsi dan ilustrasi tentang sifat al Malik bagi Allah Swt. yang merupakan
salah satu Asmaul Husna, mahasiswa mampu menunjukkan adanya sifat tersebut dalam kehidupan manusia di
dunia dan di akhirat
Level taksonomi: C4 (Analisis-menganalisis)
Soal:
al-Malik yang secara umum diartikan raja atau penguasa. Sebagai al-Malik, Allah berkuasa melakukan apapun
yang Dia kehendaki. Termasuk memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabut
kekuasaan dari siapa yang Dia kehendaki. Hal ini menegaskan bahwa tidak ada makhluk yang berkuasa.
Berdasarkan keterangan tersebut, sebagai makhluk ciptaan Allah tidak boleh bersikap :
a) Tolong menolong
b) Sabar
c) Sombong
d) Suka membantu
e) Jujur
Kunci Jawaban : c

Soal 3
Indikator soal: Dikisahkan tentang perilaku seorang wali dalam realitas kehidupannya, mahasiswa dapat
mengkritisi adanya karomah pada diri seorang wali tersebut sebagai bentuk kemulyaan seseorang.
Level taksonomi: C5 (Evaluasi-Memprediksi)
Soal: Maryam binti Imran mengalami keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT, yaitu selalu tersaji di
dalam mihrabnya makanan, yang bertentangan dengan musim tanamnya, seperti yang di jelaskan dalam Q.S. Ali
Imran ayat 37, maka dia sebenarnya mendapatkan…
a) Hidayah
b) Karomah
c) Nikmat
d) Mukjizat
Kunci Jawaban : b

4
Soal 4
Indikator soal: Disajikan kisah tentang satu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
manusia yang begitu fenomenal sehingga membuat manusia terkaget-kaget, mahasiswa dapat
menyimpulkan bahaya sihir bagi manusia bila mempercayainya.
Level taksonomi: C5 (Evaluasi – Menyimpulkan)
Soal: Dalam kalangan masyarakat, terdapat peristiwa sihir santet/teluh atau sejenisnya,
membuat yang terkena sihir mengalami sakit bahkan sampai meninggal dunia. Dan bahkan
Pada beberapa kasus ada yang disihir santet ini selama bertahun-tahun dan mengalami sakit
yang berkepanjangan. Dalam ajaran Islam peristiwa sihir merupakan perbuatan yang dilarang
oleh Agama Islam. Karena sihir sangatlah berbahaya bagi manusia. Serta perbuatan menemui
orang untuk melakukan hal yang berkaitan dengan sihir juga sangatlah dilarang. Hal ini sesuai
Q.S. al-Baqarah ayat : 102. Berdasarkan hal tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa
dampak sihir sangat buruk karena dapat melukai oranglain, sedangkan dampak terhadap
manusia dalam Islam adalah :
a) Menjadi kafir
b) Menjadi hebat
c) Menjadi artis
d) Menjadi sholeh
e) Menjadi kuat
Kunci Jawaban : a
3. Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam Pembelajaran
(Tuliskan materi yang sering saudara salah pahami secara konseptual (misconception).
1. Karomah Wali dalam kehidupan sehari-hari
2. Makna sihir

Anda mungkin juga menyukai