Anda di halaman 1dari 12

Analisa Kb.

1 Video   
Asmaul Husna Al-Malik
Lima konsep dan deskripsi yang terdapat di dalam video bahan ajar
1. Allah memiliki sifat al-Malik. Al-Malik secara Bahasa artinya kekuatan. Kekuatan disini
adalah sebagai penguasa (raja) terhadap sesuatu, yakni pengendalian dan kesahihan.
Jadi Allah sebagai raja, yang menguasai dan menangani segala perintah, larangan, dan
anugrah serta lain sebagainya. Tanda kepemilikan kerajaan adalah banyak yang
memohon dan Dia berkuasa memberi kepada makhluk yang Dia kehendaki.
2. Allah selalu ada dalam setiap urusan manusia, antara lain urusan memenuhi kebutuhan
dan permintaan makhluk-Nya, disisi lain Dia juga menyatakan bahwa Ia adalah pemilik
hari pembalasan di hari akhirat nanti.
3. Kepemilikan kerajaan dan kekuasaan Allah di dunia ini, banyak yang tidak mengakuinya,
tetapi nanti Ketika di hari akhirat baru akan banyak yang menyadari dan mengakui
kekuasaan Allah tersebut, hal ini terlihat jelas ketika tidak ada yang mampu berbicara
kecuali atas kehendak dan izin Allah.
4. Manusia yang meneladani sifat Allah al-Malik, hendaknya ia menguasai kerajaannya dan
mengelolah dengan baik kerajaan tersebut. Kerajaan manusia adalah qalbu, tentaranya
adalah syahwat, amarah, dan nafsu, sedangkan rakyatnya adalah mata, tangan, dan
seluruh anggota badan manusia itu sendiri. Manusia menjadi raja di atas dirinya, berarti
manusia dapat mengendalikan qalbu, syahwat, amarah, nafsu, mata, tangan, dan seluruh
anggota badannya serta dapat memberi manfaat bagi dirinya.
5. Setiap manusia harus kembali kepada Allah karena Allah pemilik kerajaan, manusia akan
mendapatkan kerajaan tersebut atas izin-Nya, lalu dapat melaksanakan tugas tersebut
dengan baik maka akan mendapatkan restu dari Allah dan sebaliknya bagi yang tidak
menjalankan tugas tersebut dengan baik makan akan mendapat sanksi yang besar di
hari akhirat nanti.
Analisa Kb. 1 Artikel/ Jurnal 1
Asmaul Husna Antara Bentuk Linguistik Dan Makna Teologi
Lima konsep dan deskripsi yang terdapat di dalam Artikel/Jurnal 1 bahan ajar
1. Ny. Maslichah mensejajarkan Mubalaghah dalam kesusastraan Arab dengan hiperbola
karena berpegang pada pendapat Badudu yang menyatakan bahwa apabila sepatah kata
diganti dengan kata lain yang memberikan pengertian yang lebih hebat dari kata tadi,
maka gaya bahasa seperti itu disebut gaya bahasa hiperbola atau hiperbolisme. yang di
dalam kesusastraan Indonesia hiperbola dinyatakan sebagai ungkapan pengeras.
2. Mubalaghah dibagi menjadi dua. Pertama : yang bersifat lafdli (‫ة لفظية‬44‫)مبالغ‬, yaitu yang
tampak jelas pada pilihan kata di dalam kalimat. Kedua : yang secara implisit terkandung
dalam gaya bahasa/ tatanan kalimat dan bentukan kata (‫)مبالغة معنوية‬. Sementara yang
implisit terdiri dari lima macam, yaitu (1) Tasybih baligh, atau metafora yang termasuk
subkategori majas perbandingan, (2) Penggantian isim Fail (Nomina yang bermakna
pelaku) dengab mashdar ‘infinitif’, (3) Peleburan jumlah Fi’liyyah (kalimat Fi’liyyah)
menjadi jumlah ismiyyah (kalimat Ismiyyah) dengan cara membuang verbal dan
pelakunya serta menambahkan alif lam pada nomina sebagai subjek kalimat, dan
menambahkan huruf ba’ ke dalam musnad (predikat), dan (4) Mubalaghah yang tampak
pada bentuk kata.
3. Hiperbola termasuk bagian dari majas, istilah pinjaman dari bahasa Arab majaz yang
menurut moeliono merupakan terjemahan kata Belanda stylfiguur atau figure of speech,
yang oleh Abrams disebut juga rhetorical figures, schemes atau trope, suatu istilah dari
bahasa latin tropus Majas atau kiasan adalah alat untuk memperluas makna kata atau
kelompok kata untuk memperoleh efek tertentu dengan membandingkan atau
mengasosiasikan dua hal.
Menurut moeliono. majas dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu (1) majas
perbandingan yang terdiri dari perumpamaan, metafora, dan personifikasi; (2) majas
pertentangan yang mencakup hiperbol, litotes, ironi, dan (3) majas pertautan yang
mewadahi metonimia, sinekdoke, kilatan, dan eufimisme.
4. Di antara Asmaul Husna dengan bentuk Masdhar (infinitif) yang dianggap berfungsi
sebagai Mubalaghah terdapat tiga kata, yaitu; ‫السالم‬, ‘Yang Maha mencipta perdamaian’,
‫العدل‬, ‘Yang Maha Adil’, dan ‫الحق‬, ‘Yang Maha benar’.
5. Pendekatan teologi dalam tulisan ini artinya melakukan analisis doktrinal terhadap nama
Allah yang terdapatdalam Asmaul Husna yang beurpa bentukan kata Mubalaghah,
masdhar (‘infinitif’) dan kaitan antara Asmaul Husna dan Mubalaghah’
Di antara Asmaul Husna yang berjumlah 99 terdapat nama-nama allah yang berupa
bentukan kata Mubalaghah dan masdhar (‘infinitif’). Berdasarkan wazan-
wazan Mubalaghah yang dianggap paling populer oleh Ma’luf di atas, di bawah
ini Asmaul Husna yang berupa bentukan Mubalaghah akan di klasifikasikan berdasarkan
wazan masing-masing, kemudian akan disajikan pula Asmaul Husna yang berupa
masdhar (‘infinitif’).
Analisa Kb. 1 Artikel/ Jurnal 2
Studi Komparatif Pemikiran H. Husin Qaderi Dan H. M. Zurkani Jahja Tentang Konsep
Al Asmâ Al-Husnâ Yang Menunjukkan Perbuatan Allah
Lima konsep dan deskripsi yang terdapat di dalam Artikel/Jurnal 2 bahan ajar:
1. Mengenal H. Husin Qaderi dan pemikiran dalam karyanya.
Beliau terkenal sebagai ulama yang wara’,tawadh’u lemah lembut,ramah tamah terhadap
siapapun, sehingga senyumnya yang selalu menghias wajahnya senantiasa terbayang
bagi orang yang mengenalnya.Ia juga disebut dengan ulama kharismatik18dan tak heran
jika ia diberi gelar the Smiling Ulama Banjar/
H. Husin Qaderi dalam karyanya yang berjudul Senjata Mukmin menjelaskan dua hal
penting;
Bagian pertama ialah nama yang menunjukkan perbuatan Allah terhadap makhluk, di
sini ia menjelaskan tentang implikasi moral yang dapat diambil oleh manusia dari
pemahaman makna yang secara mendalam dengan tujuan agar manusia dapat
mengikuti sifat perbuatan Allah kepada makhluk-Nya sebatas kemampuannya dalam
kehidupan ini.
Bagian kedua, ia menjelaskan tentang implikasi spiritual yang dapat diambil oleh
manusia agar ia mampu menambah keyakinannya terhadap kesempurnaanAllah serta
mengakui sifat-sifat yang terdapat hanya ada pada diri Allah.
2. Menurut H. Husin Qaderi tentang fungsi-fungsi nama beserta makna dan amaliyah
yang dapat diamalkan:

NO ASMAUL HUSNA JUMLAH AMALAN (kali)

1 Ar-Rahmân 100 kali


2 Ar-Rahîm 100 kali
3 Al-Mukmin 136 kali
4 Al-Muhaimin 100 kali
5 Al-Jabbâr 206 kali atau 226 kali
6 Al-Khâliq 731
7 Al-Bâri 100
8 Al-Mushawwir 336
9 Al-Ghaffâr 100
10 Al-Qahhâr, 306
11 Al-Wahhâb, 300
12 Ar-Razzâq 10
13 Al-Fattâh 71
14 Al-Qâbidh 1000
15 Al-Bâsith 10
16 Al-Khâfidh 500
17 Ar-Râf’I 70
18 Al-Mu’izz 140
19 Al-Mudzil 75
20 Al-Hakam 68
21 Al-‘Adl, 104
22 Al-Latîf 129
23 Al-Hakîm 300
24 As-Syakûr 40
25 Al-Hafîzh. 998
26 Al-Hasîb 77 pagi sore sampai 7
hari
27 Al-Karîm 270
28 Ar-Raqîb 50
29 Al-Mujîb 55
30 Al-Wadûd 1000
31 Al-Bâ’its 100
32 Al-Waliyy 1000
33 Al-Barr Banyak berdizikir
34 At-Tawwâb 360
35 Al-Muntaqim 630
36 Al-‘Afuww ampunan 152
37 Al-Muqsith 209
38 Al-Jâm’I 300
39 Al-Hâdi 400
40 As-Shabûr 100

3. Mengenal H. M. Zurkani Jahja dan pemikiran dalam karyanya


H. M. Zurkani Jahja dalam karyanya yang berjudul al-Asmâ al-Husnâ menjelaskan 3 hal
penting:
a. Pertama, al-Asmâ al-Husnâ dengan mencari rujukan al-Qur’an dan hadis untuk
menjelaskan makna setiap nama Allah dengan mengemukakan argumen-argumen
rasional.
b. Kedua, Memberikan analisis mengenai implikasi moral dan spritual dari setiap nama
Allah
c. Ketiga, Menunjukkan bagaimana cara meneladani nama atau sifat Tuhan itu dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Menurut H. M. Zurkani Jahja pada al-Asmâ al-Husnâ yang menunjukkan perbuatan
Allah memiliki fungsi pada masing-masing nama. Berikut nama-nama dan fungsi
tersebut:
ASMAUL
NO FUNGSI-FUNGSINYA
HUSNA
Manusia yang bisa mewujudkan rasa kasih sayang tanpa
1 Ar-Rahmân
pamrih tak pilih kasih dalam pribadinya
Manusia merasa bersyukur dengan apa yang telah
2 Ar-Rahîm diterimanya dan juga ia akan memandag orang lain yang
hidup pas-pasan
Manusia hendaklah menegaskan dalam kehidupannya
3 Al-Mukmin sebagai seorang yang mukmin dan dapat memberikan rasa
aman kepada orang lain.
Al- Manusia selalu ingat tentang kematian membuat segala
4
Muhaimin perbuatan terkontrol dengan aturan ilahi
Manusia dianjurkan untuk berusaha dan bekerja dengan
5 Al-Jabbâr menggunakan potensi yang telah diberikan Allah, namun hasil
kerja itu juga sangat ditentukan oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Manusia harus menyadari bahwa apa saja yang diperolehnya
6 Al-Khâliq dalam kehidupan ini, adalah ciptaan Allah maka dengan
mudah ia membayarkan hak Allah atas hasil kerjanya
Manusia akan berkesimpulan bahwa Allah sangat kreatif,
7 Al-Bâri
setiap saat ia mencipta dan mengadakan.
Manusia jangan sampai menghina kepada sesuatu yang
Al- dilihat jelek, karena itu berarti sama dengan menghina Allah
8
Mushawwir karena sesungguhnya Allah yang memberikan rupa atas
segala sesuatu,
Manusia menutupi dosa dengan kebaikan, sehingga dosa itu
9 Al-Ghaffâr
tidak tampak
Manusia yang menjadi orang kuat di dalam suatu wilayah
hendaknya menyadari secara penuh bahwa segala perbuatan
10 Al-Qahhâr,
yang dilakukan di dunia akan dipertanggung jawabkan di
akherat nanti
Al- Manusia akan memberikan seseatu tanpa pamrih hanya
11
Wahhâb, karena allah dan membiarkan Allah yang akan membalasnya
12 Ar-Razzâq Si kaya bersyukur dengan memberikan sebagian
kekayaannya dan memberi zakat untuk orang miskin dan
sebaliknya, si miskin harus sabar dan tetap bekerja dengan
optimisme yang tinggi.
Manusia berusaha mencapai tujuan hidup dengan
13 Al-Fattâh
memperhatikan hukum-hukum Allah yang berlaku
Manusia bisa jadi menyempit rezekinya karena dalam ia
14 Al-Qâbidh berusaha, ia melanggar hukum-hukum Allah yang akan
mengakibatkan rontoknya usahanya
Manusia yang mendapatkan kelapangan rezeki dalam
hidupnya harus bersyukur dan harus dapat mengelola
15 Al-Bâsith kekayaan itu sesuai dengan hukum yang telah ditentukan oleh
Allah, baik secara vertikal sesama makhluk maupun secara
horisontal terhadap Allah
Hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Abu Hurairah. Manusia yang
melawan sunnatullah, maka ia akan terjatuh, dan apabila ia
16 Al-Khâfidh
melanggar sunnatullah, maka ia akan mendapat hukuman
Allah, di dunia maupun di akherat.
Manusia harus pintar dalam menentukan tindakan yang tepat
17 Ar-Râf’I
untuk menjatuhkan yang bathil
Manusia taat kepada Allah, dan di dalam ketaatan itu yang
18 Al-Mu’izz harus dilakukan seorang adalah dzikrullah dan selalu beramal
saleh
Seseorang bisa mulia di dunia maupun di akherat, yaitu
19 Al-Mudzil dengan jalan takwa kepada Allah, banyak berdzikir dan
beramal shale
Orang mukmin yang beramal soleh menjadi optimis, bahwa
setiap amal soleh yang didasari oleh pelaksanaan hukum
20 Al-Hakam
agama akan dibalas Allah sesuai janji-Nya, walaupun balasan
tersebut belum tampak dalam kehidupan sekarang
Manusia hanya bisa berusaha mendekati keadilan dalam
21 Al-‘Adl,
segala tindakannya, karena yang sempurna hanya milik Allah
Manusia itu tidak memperoleh pengetahuan itu langsung dari
22 Al-Latîf Allah, tetapi dari makhlukNya juga, yang pengetahuannya bisa
benar dan bisa juga salah
Manusia selalu berusaha mengejar informasi makna segala
23 Al-Hakîm hikmah yang terkandung di dalam al-Qur’an dan hadis Nabi
untuk selalu diamalkan di dalam kehidupan ini
Manusia bersikap optimis terhadap segala perbuatan baik
24 As-Syakûr yang dikerjakannya, betapapun kecilnya, Allah pasti akan
menerima dan membalasnya
Manusia harus meyakini bahwa Allahlah yang menjaga diri,
25 Al-Hafîzh.
harta, keluarga, bangsa dan jabatan yang dipegangnya
Manusia akan selalu berhati-hati dalam berbuat dan berkata-
kata, karena semunya akan diperhitungkan dan ia akan selalu
26 Al-Hasîb
mengevaluasi diri agar bisa menjadi lebih baik dari
sebelumnya
27 Al-Karîm Bila Allah telah menetapkan balasan atau pemberianNya,
niscaya Dia akan memenuhi-NyaAl-Qur’an banyak
menyebutkan, di antaranyaQ.S.
Manusia hendaknya sebelum ia berbuat, ia akan
memperhatiakan lebih dahulu, apakah perbuatan ini
28 Ar-Raqîb
digerakkan oleh motivasi karena Allah, atau perbuatan ini
digerakkan oleh dorongan nafsu dan setan
Manusia Selalau berusaha memenuhi permintaan sesama
makhluk Allah dan di dalam berdoa ia selalu meyakini bahwa
29 Al-Mujîb
doanya akan dikabulkan Allah, meskipun pengabulan itu tidak
persis sama yang dimintanya.
Manusia akan cinta sepenuhnya kepada Allah dan juga cinta
30 Al-Wadûd kasih kepada sesama makluk dan selalu mendoakan kabaikan
bagi mereka.
Manusia akan meyakini akan kebangkitannya sesudah mati,
31 Al-Bâ’its maka ia akan selalu berhati-hati dalam segala perbuatannya
di dunia ini
Akan berusaha menegakkan agama Allah dalam kehidupan
pribadi dan bermasyarakat dan ia akan menolong orang-orang
32 Al-Waliyy yang berjuang menegakkan agama Allah, dan ia juga akan
mengalahkan musuh-musuh utama seperti nafsu dan setan
dalam kehidupan.
Manusia selalu berusaha mewujudkan hal-hal yang
33 Al-Barr bermanfaat bagi manusia, terutama hamba-hamba Allah yang
ada di sekitarnya
Manusia meyakini bertobat dari dosa tidak hanya membuat
At-
34 orang sejahtera di akherat kelak, tetapi di dunia ini Allah akan
Tawwâb
memberikan kesejahteraan pada mereka
Al- Manusia menyimpan dendam terhadap musuh-musuh Allah
35
Muntaqim
Manusia berusaha melekatkan sifat pemaaf ini pada dirinya, si
Al-‘Afuww pemaaf adalah oarang yang berjiwa besar, yang melihat
36
ampunan masalah itu kecil belaka, apalagi jika dibandingkan dengan
keridhaan Allah yng dicarinya di dalam hidup.
Manusia berusaha memberi maaf dengan tulus iklas kepada
37 Al-Muqsith
orang yang berlaku dzalim kepadanya.
Manusia tidak berani menggunjing saudaranya, apalagi
sesama mukmin, dengan gunjingan yang menyakiti hati
38 Al-Jâm’I saudaramnya, walaupun mereka di dunia tidak bertemau lagi,
namun di akherat kelak akan di kumpulkan Allah untuk
mempertanggung jawabkan semua perbuatannya.
Manusia meyakini bahwa Allah selalu memenuhi harapan dan
39 Al-Hâdi
petunjuk bagi hamba-hamba-Nya yang meminta
Manusia sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa,
40 As-Shabûr sabar dalam menjauhi larangan Alah dan sabar dalam
menjalankan taat kepada Allah.
5. Perbandingan Pemikiran al-Asmâ al-Husnâ antara keduanya:
H. Husin Qaderi H. M. Zurkani Jahja

Sifat Maha baik Allah terhadap makhluk, Sifat Maha baik Allah terhadap makhluk,
yaitu ar-Rahmân, ar-Rahîm, al-Mukmin, al- yaitu ar-Rahmân, ar-Rahîm, al-Mukmin, al-
Ghaffâr, al-Wahhâb, ar-Razzâk, al-Fattâh, Ghaffâr, al-Wahhâb, ar-Razzâk, al-Fattâh, al-
al-Bâsith, ar-Râf’i, al-Muizz, as-Syakûr, al- Bâsith, ar-Râf’i, al-Muizz, as-Syakûr, al-
Hafîzh, al-Hasîb, al-Karîm, al-Mujîb, al- Hafîzh, al-Hasîb, al-Karîm, al-Mujîb, al-
Wadûd, al-Waliyy, al-Barr, at-Tawwâb, Wadûd, al-Waliyy, al-Barr, at-Tawwâb,
al-‘Afuww, al-Muqsith, al-Hâdi danasShabûr. al-‘Afuww, al-Muqsith, al-Hâdi danasShabûr.
Sifat Maha Kuasa dan menentukan Allah Sifat Maha Kuasa dan menentukan Allah
terhadap makhluk yaitu al-Jabbâr, al- terhadap makhluk yaitu al-Jabbâr, al-Qahhâr
Qahhâr dan al-Hakam. dan al-Hakam.
Sifat Allah sebagai Maha Menghukum serta Sifat Allah sebagai Maha Menghukum serta
membuat manusia menderita yaitu al- membuat manusia menderita yaitu al-
Qâbidh, al-Khâfidh, al-Mudzil dan al- Qâbidh, al-Khâfidh, al-Mudzil dan al-
Muntaqim. Muntaqim.
Sifat kesempurnaan Allah yaitu al-‘Adl, al- Sifat kesempurnaan Allah yaitu al-‘Adl, al-
Latîf,al-Hakîm, ar-Raqîb,al-B’âits dan al- Latîf,al-Hakîm, ar-Raqîb,al-B’âits dan al-
Jâm’i. Jâm’i.
Sifat Maha Pencipta Allah terhadap makhluk Sifat Maha Pencipta Allah terhadap makhluk
yaitual-Khâliq, al-Bâri,al-Mushawwir dan yaitual-Khâliq, al-Bâri,al-Mushawwir dan
alMuhaimin. alMuhaiminSifat baik Allah yang dikhususkan
hanya bagi hamba-Nya yang beriman yaitu
ar-Rahmân, ar-Rahîm, al-Mukmin, al-Wadûd
dan al-Waliyy
Sifat baik Allah yang dikhususkan hanya
bagi hamba-Nya yang beriman yaitu ar-
Rahmân, ar-Rahîm, al-Mukmin, al-Wadûd
dan al-Waliyy
Kb. 2
Analisa Kb. 2 Video
Tawakal
Evaluasi dan Refleksi Materi Bahan Ajar Video
Evaluasi:Tawakal adalah tahapan ketika seorang hamba telah melalui fase ikhtiar. Sebuah fase
yang menuntut untuk berusaha dan bekerja dengan bersungguh-sungguh dan sempurna. Baru
setelah itu menyerahkan hasil dan buah amal kerja hanya kepada Allah Azza wa Jalla, Dzat yang
menjadi wakil atas segala urusan dan keperluan. Seorang hamba yang memahami makna
tawakal akan meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia atas segala amal yang telah dilakukan.
Meskipun cita-cita dan harapan dari amal kerjanya belum tercapai sempurna. Sebab dalam
pemahaman mereka, beramal sebaik-baiknya adalah kewajiban sebagai hamba, sedangkan
urusan hasil adalah hak sepenuhnya dari Yang Mahakuasa. Sementara orang-orang, ada
kesalahpahaman dalam melakukan kepercayaan. Ia enggan untuk mencoba dan bekerja, tapi
tunggu saja. Orang suka berpikir, tidak perlu belajar, jika Allah menghendaki tentu pintar untuk
menjadi pintar. Atau tidak perlu bekerja, jika Tuhan ingin menjadi kaya untuk menjadi kaya, dan
sebagainya.
Tawakal bukanlah penyerahan diri kepada Allah secara mutlak, melainkan penyerahan tersebut
harus disertai dengan usaha manusiawi. Suatu hari seorang sahabat menemui Rasulullah di
masjid tanpa terlebih dahulu menambatkan untanya. Ketika Nabi Muhammad SAW. Menanyakan
hal tersebut, dia menjawab, “Aku telah bertawakal kepada Allah.” Kemudian Nabi Muhammad
SAW. Meluruskan kekeliruan tersebut dengan bersabda, “Tambatkanlah terlebih dahulu
(untamu), setelah itu bertawakallah.” (H.R. Ibnu Hibban).
Refleksi: Sebagai Refleksi dari materi bahan ajar video diatas tentang kedudukan tawakal, maka
saya merasa senang untuk lebih memahami dan berusaha menunjukkan buah yang agung yang
bisa dipetik ketika bertawakal agar nantinya dapat berhasil mewujudkan maqam ‘kedudukan
yang sangat tinggi dan mulia ini. Yaitu hal terpenting diantaranya adalah :
1. Mewujudkan iman.
2. Ketenangan jiwa dan rehat hati.
3. Kecukupan dari Allah segala kebutuhan orang yang bertawakal.
4. Sebab terkuat dalam mendatangkan berbagai manfaat dan menolak berbagai mudlarat.
5. Mewariskan cinta Allah kepada sang hamba.
6. Mewariskan kekuatan hati, keberanian, keteguhan dan menantang para musuh.
7. Mewariskan kesabaran, ketahanan, kemenangan dan kekokohan.
8. Mewariskan rezeki, rasa ridha dan memelihara dari kekuasaan syetan
9. Sebab masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
Analisa Kb. 2 Artikel/Jurnal 1
Kontribusi Nilai Ikhlas Dalam Pendidikan Akhlak Jamaah Shalawat Wahidiyah
Evaluasi dan Refleksi Materi Bahan Ajar Artikel/Jurnal 1
Evaluasi: Pendidikan akhlak sangat penting untuk dilakukan karena dipahami sebagai
usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia hingga mencapai kematangan dan
optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, hal ini baru dapat tercapai bilamana berlangsung
melalui suatu proses yang terarah dan bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik kapada titik
optimal kemampuannya. Tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang
bulat dan utuh (al-insan al-kamil) sebagai manusia individual dan sosial serta hamba Tuhan
yang mengabdikan diri kepadaNya dalam bentuk ibadah mahdhah atau pun ghoiru
mahdhah. Sebagaimana hadits Nabi: “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan
akhlak.
Refleksi: Ajaran-ajaran di atas sangat penting untuk diterapkan kepada anak didik, agar
mereka sadar akan pentingnya akhlak dan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai sebuah refleksi bahwa nilai ikhlas dalam pembelajaran Akhlak pada anak sangat
penting dan berpengaruh untuk mengembangkan keperibadian yang selalu ikhlas dalam
segala hal.
Analisa Kb. 2 Artikel/Jurnal 2
Makna Syukur Berdasarkan Kajian Tematik Digital Al-Quran Dan Implikasinya Dalam
Pendidikan Akhlak Di Sekolah Dasar
Evaluasi dan Refleksi Materi Bahan Ajar Artikel/Jurnal 2
Evaluasi:Menurut saya tentang pembahasan bahan ajar dari artikel 2 ini merupakan
penjelasan yang sangat luas dan kaya dengan pengetahuan-pengetahuan baru berupa
penjelasan tentang bersyukur. dapat disimpulkan bahwa syukur merupakan karakter nilai inti
dalam ajaran agama Islam. Begitu banyak ayat-ayat Alquran yang memerintahkan untuk
bersyukur terutama terhadap nikmat yang diberikan yakni nikmat Iman, Islam, keta’atan dan
dijauhkan dari kemaksiatan. Syukur merupakan bukti keimanan dan ketakwaan. Di sisi lain,
bersyukur adalah sumber kehidupan, dan akan melipatgandakan nikmat.
Syukur yang sebenarnya tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan “alhamdulillah”. Namun
hendaknya seorang hamba bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badannya. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah rahimahullah, “Syukur (yang sebenarnya) adalah dengan
hati, lisan dan anggota badan.
Refleksi: Dari materi bahan yang ada telah membuka pemikiran saya bahwa manusia diciptakan
untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini dan mempunyai tangggng jawab besar didalamnya.
Salah satunya adalah dengan selalu bersyukur dan berbuat baik. Sebagai refleksi dari bahan ajar
diatas bahwa betapa melimpahnya kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, yang tidak
terhingga jumlahnya. Allah memberikan kita kehidupan, kesehatan, makanan, minuman, pakaian
dan begitu banyak nikmat yang lainnya. Jika kita berusaha menghitung nikmat yang Allah
karuniakan kepada kita, niscaya kita tidak akan mampu menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman:
‫هللا الَ ُتحْ ص ُْو َها‬
ِ ‫َوِإنْ َت ُعد ُّْوا نِعْ َم َة‬
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya.” (QS. An-Nahl: 18).
Kb. 3
Analisa Kb. 3 Artikel/Jurnal Video
(Kiamat Kecil dan Kiamat Besar)
Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Video:
Kelebihan:
Materi yang disampaikan lewat bahan ajar video ini sangat mudah dipahami karena
disampaikan dengan pelan dan tenang sehingga yang mendengarnya bisa mencermati kata
demi kata dengan baik, terlebih dalam penjelasan tentang kiamat disertakan dengan
contohnya. Ditambah hostnya sangat energik dengan intonasi bahasa yang bagus serta
menumbuhkan atensi terhadap audien dalam rangka menghidupkan suasana.
Kekurangan:
Kekurang dari bahan ajar video diatas adalah pembahasan pada materi tentang hari kiamat
kurang panjang, padahal jika membahas tentang tanda-tanda hari kiamat tentu
penjelasannya ada panjang dan memerlukan waktu panjang dan itu sangat penting untuk
disampaikan untuk menghindari miskonsepsi tentang tanda2 hari kiamat tersebut. Dan
didalam video terserbut tidak ada ruang untuk bertanya bagi peserta untuk menyampaikan
pertanyaan dari materi yang belum dipahami.
Analisa Kb. 3 Artikel/Jurnal 1
Penafsiran Ibnu Jarir At-Thabari Dan M. Quraish Shihab Tentang Hari Kiamat
Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Artikel/Jurnal 1
Setelah membaca dan memahami isi dari jurnal yang disajikan pada bahan ajar KB 3 maka
dapat kami jelaskan yaitu :
Kelebihan:
Materi yang disampaikan sangat menarik. Isinya lengkap, penjelasannya sistematis dan
materi ini adalah tema yang sangat bagus dan populer yang mana mengulas tentang hari
kiamat yang saat tepat untuk diajarkan pada peserta didik agar sedini mungkin
membiasakan diri untu intropeksi dan mawas diri agar dapat menjadi hamba yang
berkualitas disisi allah sehingga bahagia kelak di akhirat.
Kekurangan:
Menurut saya perlu ada penambahan materi yang disajikan dengan contoh-contoh kekinian
atau dalam konteks saat ini berkaitan dengan penafsiran hari kiamat dalam pandangan
ulama seperti quraysh shihab.
Analisa Kb. 3 Artikel/Jurnal 2
Pemikiran Qaḍā’-Qadar Jamāl Ad-Dīn Al-Afġānī Dan Implikasinya terhadap Pemikiran
Dakwah ‘Aqlāniyah
Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Artikel/Jurnal 2:
Kelebihan:
Pembahasan dalam jurnal ini sangat kemprehensif, menyeluruh dan sudah memberikan
gambaran konsep pemikiran Al-afghani yang diadopsi oleh ‘Aqlaniyah.
Namun demikian kata pepatah, jika suatu urusan itu sudah mendekati ambang sempurna,
muncullah kekurangannya.
Kekurangan:
Kekurangannya adalah, kurang sistematis, tidak terlihat tampilan poin per poin, sehingga
menyulitkan pemilihan antara konsep pemikiran al-afghani yang asli dengan konsep yang
diadopsi ‘Aqlaniyah. Dalam penulisan dalil penguat tidak ada harakatnya sehingga
membuat pembaca kesulitan.
Kb. 4
Analisa Kb. 4 Bahan Ajar Video
Ikhlas Berbeda Dengan Merelakan
Kaitan Bahan Ajar Video Dengan Moderasi Beragama
Moderasi beragama adalah suatu upaya menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip
untuk selalu menghindari perilaku yang ekstrem (radikalisme) dan selalu mencari jalan
tengah untuk menyatukan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan
berbangsa. Jadi dengan adanya moderasi agama yang berkaitan dengan materi tawakal,
menciptakan karakter dan pribadi setiap manusia agar selalu berusaha menjadikan diri
mereka lebih baik. Keikhlasan merupakan satu dasar utama dalam seseorang bisal lolos
dalam mengerjakan suatu amalan atau tidak. Dan ini yang harusnya menjadi titik utama bagi
umat islam untuk lebih berhati hati dalam menjaga hati agar tidak muncul riya’. dan materi ini
telah menjadi keterikatan erat dengan moderasi beragama. Dimana kita sebagai guru
pendidikan agama islam perlu menaruh perhatian penuh terhadap nilai ikhlas,
pengembangan sumber daya manusia dan pembinaan pada perkembangan anak secara
khusus agar mereka menjadi manusia yang bertaqwa dan bisa berkarya untuk bangsa.
Analisa Kb. 4 Bahan Ajar Artikel/Jurnal 1
Pendidikan Islam Berbasis Kasih Sayang
Kaitan Bahan Ajar Artikel/Jurnal 1 Dengan Moderasi Beragama
Setelah melihat penjelasan artikel/jurnal 1 yang disajikan pada KB 4 maka menurut kami
ada keterkaitan antara bahan ajar dengan nilai moderasi beragama. Yang mana kita ketahui
bersama bahwa Konsep Pendidikan Islam Berbasis Kasih Sayang merupakan suatu ikhtiar
yang berdasarkan prinsip almuhafadhah ‘ala qadimis sholeh wal akhdzu bil jadidil ashlahsekaligus
sebagai tawaran yang sangat relevan dengan semangat zaman dan kebutuhan manusia itu
sendiri. Secara konseptual Pendidikan Islam Berbasis Kasih Sayang adalah representasi dari
sifat rahman- rahimnya Allah serta teladan yang ada dalam diri Rasulallah SAW. Jika dikaitkan
dengan moderasi beragama adalah konsep kasih sayang ini tidak hanya diterapkan dalam
kehidupan pribadi namun sudah barang tentu kita sebagai mahluk sosial dapat menerapkan
konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang
senantiasa menerapkan perilaku yang mencerminkan kasih sayang dan tidak terkotak-kotak
dalam bingkai kelompok apalagi karena perbedaan agama.
Analisa Kb. Bahan Ajar Artikel/Jurnal 2
Konsep Khauf Dalam Tafsir Al-Misbah Telaah Atas Pokok-Pokok Pemikiran Tasawuf
M. Quraish Syihab
Kaitan Bahan Ajar Artikel/Jurnal 2 Dengan Moderasi Beragama:
Di antara hikmah mempelajari materi bahan ajar tentang konsep khauf ini adalah agar
menyadari bahwa setiap manusia membutuhkan pertolongan Allah. Sebagai pendidik perlu
menjadikan materi ini sebagai modal, baik untuk diri sendiri maupun untuk peserta didik.
Pelajaran penting ini bisa sebagai bahan memuliakan diri sendiri, Allah, sesama manusia
dan makhluk lain. Serta sebagai bahan mengajak orang lain selalu takut kepada Allah.
Kenapa kita harus mempunyai sifat khauf, ada beberapa alasan: Pertama, supaya ada
proteksi diri. Terutama dari perbuatan kemaksiatan atau dosa. Kedua, agar tidak ujub atau
berbangga diri dan sombong. Sekalipun kita sedang dalam zona taat, kita harus selalu
waspada terhadap nafsu. Perasaan paling suci, paling bersih dan paling taat adalah di
antara siasat halus nafsu. Karena itulah nafsu harus tetap dipaksa dan dihinakan tentang
apa yang ada padanya, kejahatannya, dosa-dosa dan berbagai macam bahayanya.
Ujub atau berbangga diri dan sombong adalah ciri-ciri orang-orang yang tidak menghargai
orang lain. Hal ini tentu bersebrangan dengan konsep moderasi beragama yaitu sikap
toleransi. Oleh karena itu sifat khauf jika tertanam pada diri seseorang maka akan mudah
menghargai orang lain dan senantiasa memanusiakan manusia dalam kehidupannya sosial
di tengah-tengah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai