C. Refleksi
2. Nikah Online
Pernikahan dalam Islam memiliki beberapa
rukun dan syarat. Rukun dan syarat nikah
mempengaruhi sah atau tidaknya pernikahan
menurut Islam. Rukun nikah yang disepakati oleh
mayoritas ulama terdiri dari lima rukun; ada
mempelai pria, ada mempelai wanita, ada wali nikah,
adanya dua orang saksi, dan ada ijab kabul. Seiring
dengan kemajuan teknologi, ada beberapa rukun
nikah yang dilaksanakan secara jarak jauh dengan
bantuan teknologi. Beberapa yang kerap ditemui
adalah mempelai laki-laki mengucapkan qabul di
tempat yang jauh dari mempelai wanita, wali, dan
dua saksi. Fasilitas telepon atau video call dipakai
untuk mengucapkan akad nikah jarak jauh.
Nikah online adalah suatu bentuk pernikahan
yang transaksi ijab qabulnya dilakukan melalui
keadaan konektivitas (terhubung) dengansuatu
jaringan atau sistem internet (online). Dengan
demikian antara mempelai laki-laki dengan
perempuan, wali dan saksi itu tidak saling bertemu
dan berkumpul dalam satu tempat. Dengan demikian
yang membedakan antara nikah online dengan nikah
seperti biasanya adalah antara pihak mempelai, saksi
dan wali tidak berada dalam satu tempat (ittihad al-
majelis). Artinya, pihak mempelai, saksi dan wali
menggunakan media teknologi dalam melakukan
aktivitasnya, seperti video teleconference, seperti
Zoom, Google Meet dan lain sebagainya di layar
televisi atau proyektor.
Ulama fikih berpendapat jika ijab dan qabul
dipandang sah apabila telah memenuhi beberapa
persyaratan. Ijab qabul sendiri memiliki empat syarat
yang harus diperhatikan:
1) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis.
2) Kesesuaian antara ijab dan kabul.
3) Yang melaksanakan ijab (wali) tidak menarik
kembali ijab nya sebelum kabul dari calon
suami.
4) Berlaku seketika. Maksudnya, nikah tidak boleh
dikaitkan dengan masa yang akan datang. Jika
wali mengatakan, "Saya nikahkan anda dengan
putri saya besok atau besok lusa," maka ijab
dan kabul seperti ini tidak sah
3. Pinjaman Online
Berkembangnya teknologi informasi yang
sangat pesat berakibat bermunculannya berbagai
aplikasi online yang memberikan kemudahan
terhadap berbagai aktivitas dan kebutuhan manusia.
Di antara hal yang dapat dilakukan oleh pinjam-
meminjam dengan menggunakan aplikasi online atau
lebih dikenal dengan istilah pinjaman online (pinjol).
Para ulama berbeda pendapat dalam
mengemukakan pengertian utang piutang (qard),
antara lain:
a. Menurut ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah,
qard adalah harta yang diserahkan kepada
orang lain untuk diganti dengan harta yang
sama. Atau dalam arti lain suatu transaksi yang
dimaksudkan untuk memberikan harta yang
memiliki kesepadanan kepada orang lain untuk
dikembalikan yang sepadan dengan itu b.
Menurut ulama Malikiyah, qard adalah
penyerahan harta kepada orang lain yang tidak
disertai imbalan atau tambahan dalam
pengembaliannya.
c. Menurut ulama Hanabilah, qard adalah
penyerahan harta kepada seseorang untuk
dimanfaatkan dan ia wajib mengembalikan
dengan harta yang serupa sebagai gantinya.
d. Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqh Sunnah
memberikan definisi qard sebagai harta yang
diberikan oleh muqrid (pemberi pinjaman)
kepada muqtarid (orang yang meminjam), agar
muqtarid mengembalikan yang serupa
dengannya kepada muqrid ketika telah mampu.
e. Menurut Hasbi as-Siddiqi, utang piutang
(qard) adalah akad yang dilakukan oleh dua
orang yang salah satu dari kedua orang
tersebut mengambil kepemilikan harta dari
lainnya dan ia menghabiskan harta tersebut
untuk kepentingannya, kemudian ia harus
mengembalikan barang tersebut senilai dengan
apa yang dia ambil dahulu.
3. Daftar materi
yang sering Jenis-jenis transaksi online seperti halnya jual-beli
mengalami online, nikah online dan pinjaman online merupakan
miskonsepsi fenomena fiqh kontemporer yang harus benar-benar
dalam dikaji secara mendalam dengan memperhatikan
pembelajaran dapak negatif maupun positif sehingga
menghasailkan kepastian hukum syariat maupun
hukum negara yang shahih. karena mengingat
kemajuan teknologi digital dan modern yang
semakin tidak bisa dihindari.
NAMA : VAJAR VAHRUDIN
KELAS : PAI-O
2. Nikah Online
Pernikahan dalam Islam memiliki beberapa rukun dan syarat. Rukun
dan syarat nikah mempengaruhi sah atau tidaknya pernikahan menurut
Islam. Rukun nikah yang disepakati oleh mayoritas ulama terdiri dari lima
rukun; ada mempelai pria, ada mempelai wanita, ada wali nikah, adanya
dua orang saksi, dan ada ijab kabul. Seiring dengan kemajuan teknologi,
ada beberapa rukun nikah yang dilaksanakan secara jarak jauh dengan
bantuan teknologi. Beberapa yang kerap ditemui adalah mempelai laki-
laki mengucapkan qabul di tempat yang jauh dari mempelai wanita, wali,
dan dua saksi. Fasilitas telepon atau video call dipakai untuk
mengucapkan akad nikah jarak jauh.
Nikah online adalah suatu bentuk pernikahan yang transaksi ijab
qabulnya dilakukan melalui keadaan konektivitas (terhubung)
dengansuatu jaringan atau sistem internet (online). Dengan demikian
antara mempelai laki-laki dengan perempuan, wali dan saksi itu tidak
saling bertemu dan berkumpul dalam satu tempat. Dengan demikian yang
membedakan antara nikah online dengan nikah seperti biasanya adalah
antara pihak mempelai, saksi dan wali tidak berada dalam satu tempat
(ittihad al-majelis). Artinya, pihak mempelai, saksi dan wali menggunakan
media teknologi dalam melakukan aktivitasnya, seperti video
teleconference, seperti Zoom, Google Meet dan lain sebagainya di layar
televisi atau proyektor.
Ulama fikih berpendapat jika ijab dan qabul dipandang sah apabila
telah memenuhi beberapa persyaratan. Ijab qabul sendiri memiliki empat
syarat yang harus diperhatikan:
5) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis.
6) Kesesuaian antara ijab dan kabul.
7) Yang melaksanakan ijab (wali) tidak menarik kembali ijab nya
sebelum kabul dari calon suami.
8) Berlaku seketika. Maksudnya, nikah tidak boleh dikaitkan dengan
masa yang akan datang. Jika wali mengatakan, "Saya nikahkan anda
dengan putri saya besok atau besok lusa," maka ijab dan kabul
seperti ini tidak sah
Menurut Imam Syafi'i, dua orang saksi juga harus melihat secara
langsung dua orang yang berakad. Dua orang saksi tidak cukup hanya
mendengar ucapan ijab dan qabul yang diucapkan oleh mereka. Kepastian
itu diperoleh saksi melalui penglihatan dan pendengaran yang sempurna.
Meskipun keabsahan suatu ucapan atau perkataan dapat dipastikan
dengan pendengaran yang jelas, namun kepastian itu harus diperoleh
dengan melihat secara langsung wali dan calon suami.
Apabila wali berteriak keras mengucapkan ijab dari satu tempat,
kemudian disambut oleh qabul calon suami dengan suara keras pula dari
tempat lain, dan masing-masing pihak saling mendengar ucapan yang
lain, maka akad nikah seperti itu tidak sah. Karena, kedua saksi tidak
dapat melihat dua orang yang melakukan ijab dan kabul dalam satu
ruangan. Dengan demikian, menurut imam Syafi'i, akad nikah jarak jauh
melalui telepon tidak dapat dipandang sah karena syarat tersebut di atas
tidak terpenuhi.
Sementara itu, pendapat berbeda diungkapkan Majelis Tarjih PP
Muhammadiyah dalam kumpulan fatwanya. Menurut Majelis Tarjih, yang
dimaksud dengan ijab qabul dilakukan dalam satu majelis adalah ijab dan
qabul terjadi dalam satu waktu. Yang lebih dipentingkan adalah
kesinambungan waktu bukan tempat.
3. Pinjaman Online
Berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat berakibat
bermunculannya berbagai aplikasi online yang memberikan kemudahan
terhadap berbagai aktivitas dan kebutuhan manusia. Di antara hal yang
dapat dilakukan oleh pinjam-meminjam dengan menggunakan aplikasi
online atau lebih dikenal dengan istilah pinjaman online (pinjol).
Para ulama berbeda pendapat dalam mengemukakan pengertian
utang piutang (qard), antara lain:
a. Menurut ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah, qard adalah harta yang
diserahkan kepada orang lain untuk diganti dengan harta yang
sama. Atau dalam arti lain suatu transaksi yang dimaksudkan untuk
memberikan harta yang memiliki kesepadanan kepada orang lain
untuk dikembalikan yang sepadan dengan itu b. Menurut ulama
Malikiyah, qard adalah penyerahan harta kepada orang lain yang
tidak disertai imbalan atau tambahan dalam pengembaliannya.
c. Menurut ulama Hanabilah, qard adalah penyerahan harta kepada
seseorang untuk dimanfaatkan dan ia wajib mengembalikan dengan
harta yang serupa sebagai gantinya.
d. Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqh Sunnah memberikan definisi
qard sebagai harta yang diberikan oleh muqrid (pemberi pinjaman)
kepada muqtarid (orang yang meminjam), agar muqtarid
mengembalikan yang serupa dengannya kepada muqrid ketika telah
mampu.
e. Menurut Hasbi as-Siddiqi, utang piutang (qard) adalah akad yang
dilakukan oleh dua orang yang salah satu dari kedua orang tersebut
mengambil kepemilikan harta dari lainnya dan ia menghabiskan
harta tersebut untuk kepentingannya, kemudian ia harus
mengembalikan barang tersebut senilai dengan apa yang dia ambil
dahulu.
GLOSARIUM