C. Refleksi
B. Jenis Hadis
Hadis terdiri dari beraneka macam jenis sesuai dengan tinjauannya,
seperti berdasarkan sandarannya, kuantitas perawinya, kualitasnya,
bentuknya dan lain sebagainya. Adapun berdasarkan kualitasnya, hadis
terbagi menjadi tiga jenis, yakni sahih, hasan dan daif.
1. Hadis Sahih
a. Pengertian Hadis Sahih
Hadis bernilai sahih adalah hadis yang memenuhi lima kriteria
atau syarat kesahihan hadis yang meliputi ketersambungan
sanad, perawi yang adil, perawi yang sempurna kedabitannya,
tidak ada syaz dan tidak terdapat ‘Illat. Kelima syarat ini harus
terpenuhi seluruhnya. Sehingga, bila salah satu saja tidak
terpenuhi maka hadits itu tidak lagi berkualitas sahih.
b. Pembagian Hadis Sahih
hadis sahih terbagi menjadi dua, yakni hadis sahih li dzatihi
(sahih secara dzatnya, lima syarat hadis sahih terpenuhi)
dan hadis sahih li ghayrihi (sahih karena dukungan
jalur/riwayat lain).
Terkait status kehujahan, hadis sahih li ghayrihi memiliki
kualitas lebih rendah dari hadis sahih li dzatihi. Sedang dari
sisi hukum pengamalan, hadis sahih baik li dzatihi maupun li
ghayrihi wajib diamalkan berdasarkan kesepatakan para
ulama ahli hadis, ulama ahli ushul dan fuqaha.
c. Kitab Hadis Sahih
Kitab-kitab yang memuat hadis-hadis sahih di dalamnya di
antaranya adalah al-Jami’ al-Shahih karya imam al-Bukhari
(w. 256 H.), Shahih Muslim karya imam Muslim (w. 271 H)
Shahih Ibn Khuzaymah karya Ibn Khuzaymah (w. 311 H) dan
Shahih Ibn Hibban karya Ibn Hibban (w. 354 H.)
2. Hadis Hasan
a. Pegertian Hadis Hasan
Al-Hasan secara bahasa al-jamal yang berarti sesuatu yang
baik atau indah. Sedang menurut istilah adalah hadis yang
hampir mendekati kualitas sahih karena terpenuhinya seluruh
kriteria kesahihan. Namun, sebab kedabitannya tidak sebaik
yang seharusnya, maka kualitasnya tidak sahih melainkan
hasan.
b. Pembagian Hadis Hasan
Sebagaimana hadis sahih, hadis hasan terbagi ke dalam
dua, yakni hasan li dzatihi dan hasan li ghayrihi.
hadis hasan li dzatihi adalah hadis hasan yang memiliki
kriteria standar hasan yang sesungguhnya; atau hadis
yang hasan karena sendirinya.
hadis hasan li ghairihi adalah hadis daif yang memiliki
jalur riwayat lain dengan kualitas setara atau lebih baik
sehingga menguatkan jalur yang bersangkutan
Dari sisi hukum pengamalan, hadis hasan berstatus
seperti hadis sahih yang wajib diamalkan.
c. Kitab Hadis Hasan
Di antara kitab-kitab yang memuat hadis-hadis hasan yaitu
Sunan Abi Dawud karya Abu Dawud al-Sijistani (w. 275 H),
Sunan al- Tirmidzi karya al-Tirmidzi (w. 279 H) dan Sunan al-
Daruquthni karya al- Daruquthni (w. 385 H.)
3. Hadis Daif
a. Pengertian Hasan Daif
Secara bahasa, daif berarti lemah karena merupakan
antonim dari al-qawiyy (kuat). Sedangkan menurut istilah, Al-
Nawawi menyebut bahwa hadis daif adalah hadis yang di
dalamnya tidak terdapat syarat- syarat hadis sahih maupun
syarat-syarat hadis hasan.
b. Pembagian Hadis Daif
Oleh karena batas hadis daif adalah hadis yang tidak
memenuhi syarat sahih dan hasan, maka varian dari
hadis daif menjadi sangat banyak. Faktor penyebab
kedaifan suatu hadis, bisa dikarenakan sanadnya
ataupun matannya.
Daif pada sanadnya, misalnya : Sanadnya tidak
tersambung (hadits mu’allaq, mursal, mu’dhal, dan
munqathi’); ataupun Kecacatan pada keadilan dan
atau kedhabitan perawi (hadits maudhu’, matruk,
munkar, mu’allal, mudraj, dan maqlub dll)
Daif pada matannya, misalnya Mauquf, hadis yang
secara kandungan hanya disandarkan sampai sahabat;
ataupun Maqthu’, hanya disandarkan sampai tabi’in.
Berkenaan dengan hukum dari hadis daif ini, secara
periwayatan para ahli hadis membolehkan untuk
meriwayatkannya sekalipun dengan tanpa dijelaskan
kedaifannya, kecuali yang berkategori maudhu’ harus
disertai dengan penjelasannya. Kebolehan ini berlaku bila
memenuhi dua syarat. Pertama, hadis daif tersebut tidak
berkaitan dengan ‘akidah, seperti sifat Allah dan
sebagainya; Kedua, tidak menjelaskan hukum syariat
yang berkenaan dengan halal dan haram.
dari sisi pengamalan hadis daif, para ulama berbeda
pendapat. Mayoritas menghukumi mustahab (disenangi)
mengamalkan hadis daif dalam fadhailul a’mal, dengan
syarat (Ibnu Hajar) : Pertama, hadis daif tersebut bukan
kategori daif sekali; Kedua, makna dari hadis daif
tersebut tercakup dalam prinsip umum syariat; dan
ketiga, tidak diyakini bahwa hadis daif tersebut
merupakan ucapan Nabi saw.
c. Kitab Hadis Daif
Di antara kitab-kitab yang memuat hadis-hadis daif adalah
al- Marasil karya Abu Dawud al-Sijistani (w. 275 H), al-‘Ilal
karya al- Daruquthni (w. 385 H) dan Silsilah al-Ahadits al-
Dha’ifah wa al-Mawdhu’ah karya al-Albani (w. 1420 H).
Artinya:
“Rasulullah saw bersabda: mencari ilmu itu wajib atas setiap orang
Muslim” (HR. Ibn Majah, 220)
Daftar materi
2 pada KB yang Menilai/menganalisa kesahihan hadis dari jalur sanad ataupun matannya.
sulit dipahami
Daftar materi
yang sering Seringnya/mudahnya seseorang guru (PAI) mengutip sebuah
mengalami riwayat/hadis dalam pembelajaran dengan menyandarkan kepada
3
miskonsepsi Rasulullah saw, padahal belum memahami kualitas dari riwayat/hadits
dalam dimaksud
pembelajaran