Disusun Oleh :
NAMA : MANSYUR, S.Pd.I
KELAS :3J
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru masih
menggunakan metode pembelajaran ceramah dan pemberian tugas yang
biasa disebut dengan metode konvensional..
Berdasarkan kondisi tersebut peserta didik membutuhkan
inovasi model pembelajaran baru untuk merangsang daya tarik siswa
untuk meningkatkan hasil belajar PAI. Dalam konstek maka digunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan cara
yang digunakan oleh para siswa untuk memahami konsep atau
pengertian serta hubungannya melalui proses mengambil, menanya,
mengumpulkan data/informasi mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
Selama ini, model pembelajaran yang diterapkan membuat para
siswa menjadi pasif yang hanya secara terus-menerus menerima materi
atau pengajaran dari guru. Sehingga dengan terciptanya model
pembelajaran Problem Based Learnig (PBL) diharapkan siswa dapat
berperan aktif dalam memahami materi dan menggali masalah
dilingkungan sekolah dengan cara mencari dan mengumpulkan
informasi sendiri.
Dalam model pembelajaran Problem Based Learnig (PBL) guru
bertugas untuk membimbing dan mengarahkan para siswa untuk dapat
belajar dan berpikir secara kreatif. Caranya adalah guru hanya
menyampaikan materi secara garis besar dan selanjutnya para siswa
dituntut untuk mencari Masalah dan informasi sebanyak mungkin,
mengidentifikasi masalah, menganalisis maalah, mencari solusi dan
membuat kesimpulan.
3
Belajar Siswa pada Materi Ketentuan Pernikahan dalam Islam di
Kelas XII SMK INSAN MADANI CIPATAT.
4
B. Perumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini mampu memberikan solusi dan informasi yang
bermanfaat bagi peneliti. Adapun manfaat yang diharapkan mampu
5
memberikan manfaat praktis pada masyarakat luas khususnya dibidang
dunia pendidikan.
1. Manfaat Teoretik
a. Dapat mengembangkan metode Probem Based Learning
(PBL) dalam proses pembelajaran ketentuan pernikahan dalam
Islam.
b. Mendukung kajian teori dengan mengaktifkan dan melatih
siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari
pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu.
c. Menambah khazanah keilmuan khususnya pada pembelajaran
materi ketentuan pernikahan dalam Islam.
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
penelitian-penelitian selanjutnya serta dapat memberikan
masukan dan wawasan kepada guru dalam proses
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan
manfaat untuk semua pihak yaitu:
a. Bagi Peneliti
Dengan melaksanakan PTK penelitian sedikit demi sedikit
mengetahui Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
sebagai sarana untuk menerapkan pengalaman belajar yang telah
diperoleh. Serta merupakan usaha untuk melatih diri dalam
memecahkan permasalahan yang ada serta kritis, obyektif, dan
ilmiah.
b. Bagi Guru
Dengan adanya PTK menambah wawasan tentang peranan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam perubahan siswa
dan guru, serta sebagai bahan evaluasi selanjutnya yang bisa
dijadikan titik tolak pada pembelajaran masa depan.
c. Bagi Siswa
6
Dengan adanya model Probem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka dapat
meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat membantu siswa
berkreativitas dan memecahkan masalah. Metode ini
memungkinkan siswa terlibat secara aktif mengembangkan daya
nalar serta mampu berfikir yang lebih kreatif sehingga
memotivasi siswa untuk dapat mencari pemecahan masalah atau
solusi dari permasalahan itu..
d. Bagi Sekolah
Dengan adanya PTK dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi pelaksana pendidikan dalam mewujudkan sistem
pembelajaran yang efektif dan efisien dengan guru yang
berkualitas di masa depan dan sebagai bahan pertimbangan bagi
pelaksana pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran disekolah.
7
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
8
nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta
didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik
mempelajari konsep atau materi yang berkenan dengan masalah yang
harus dipecahkan.
Langkah – langkah pembelajaran model pembelajaran Problem
Based Learning:
a) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran
dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat
penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang
harus dilakukan oleh siswa serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk
memberikan motivasi agar siswa dapat mengerti dalam
pembelajaran yang akan dilakukan.
Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari
sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar
bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak
mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang
rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan
seringkali bertentangan.
3) Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa
didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk
bekerja mandiri atau dengan temannya.
4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka. Semua peserta didik
9
diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan
dan menyampaikan ide-ide mereka.
b) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar
berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan
kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat
memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-
kelompok siswa, masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda. Setelah siswa diorientasikan
pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,
tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal.
c) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi
permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda,
namun pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni
pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan,
dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan
eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap
ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan
melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka
betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil
karya) dan pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis,
namun bisa berupa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah
dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik
dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan
sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir siswa.
1
e) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan
untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses
mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang
mereka gunakan.
c. Tinjauan Hasil Belajar
1
dapat mengungkapkan atau mengukur yang seharusnya
diungkap atau diukur lewat tes tersebut.
2. Reliabel: Ciri kedua dari tes hasil belajar yang baik adalah
bahwa hasil belajar tersebut telah memiliki reliabilitas atau
bersifat reliabel. Dinyatakan riabel apabila hasil-hasil
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes
tersebut secara berulang kali pada subyek yang sama.
3. Obyektif: Ciri ketiga dari tes hasil belajar yang baik adalah
tes hasil belajar tersebut bersifat obyektif. Bahan pelajaran
yang telah diberikan atau diperintahkan untuk dipelajari oleh
peserta didik itulah yang dijadikan acuan dalam pembuatan
atau penyusunan tes hasil belajar.
4. Praktis: Bersifat praktis mengandung pengertian bahwa tes
hasil belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah
karena tes itu: (a) bersifat sederhana (tidak banyak
menggunakan peralatan)(b) lengkap, dalam arti bahwa tes
tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai cara
mengerjakannya, kunci jawabannya dan pedoman skoring
serta penentuan nilainya. Bersifat ekonomis mengandung
pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut tidak memakan
waktu yang panjang dan tidak memerlukan tenaga dan
biaya yang banyak. berdasarkan hal tersebut, ada ayat Al-
qur’an yang menjelaskan:
QS. Asy-syura’ ayat 214-215:
1
Demikian ayat ini mengajarkan kepada rasul SAW. Dan
umatnya agar tidak mengenal pilih kasih, atau memberi
kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian
peringatan. Ini berarti nabi SAW. Dan keluarga beliau tidak
kebal hukum, tidak juga terbebaskan dari kewajiban.
Mereka tidak memiliki hak berlebih atas dasar kekerabatan
kepada rosul SAW, karena semua adalah hamba Allah,
tidak ada perbedaan antara keluarga atau orang lain. Bila
ada kelebihan yang berhak meraka peroleh, maka itu
disebabkan karena keberhasilan mereka mendekat kepada
Allah dan menghiasi diri dengan ilmu serta ahlak yang
mulia.
1) Faktor row input (faktor murid itu sendiri) dimana setiap anak
memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam: (1) kondisi
fisiologis, (2) Kondisi psikologis.
2) Faktor environmental input (faktor lingkungan), baik itu
lingkungan alami ataupun lingkunagn sosial.
3) Faktor instrumental input, antaralain kurikulum,
program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas, guru (tenaga
pengajar)
Selanjutnya ahmadi dan supriyono memaparkan bahwa faktor
pertama merupakan faktor dari dalam, dan faktor kedua dan
ketiga disebut sebagai faktor dari luar, yang secara lengkap
dipaparkan sebagai berikut:
1) Faktor dari luar
1
a. Faktor environmental input (lingkungan)
Lingkungan fisik termasuk di dalamnya adalah suhu,
kelembaban, kepengapan udara dan sebgainya. Belajar
pada keadaan udara yangsegar, akan lebih baik hasilnya
daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan
pengap.
b. Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang
keberadaannya dan penggunaannya sesuai dengan
prestasi belajar yang diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
dirancang.
1) Minat
1
dengan minat, maka hasil yang diharpkan akan lebih
baik.
2) Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan besar dalam
menetukan berhasil atau tidaknya seseorang
mempelajari sesuatu atau mengikuti sesuatu program
pendidikan.
3) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya
terhadap prestasi belajar sesorang. Belajar pada
bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar
kemungkinan berhasilnya usaha itu.
4) Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
sesorang untuk melakukan sesuatu. Jajdi motivasi
belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk belajar.
5) Kemampuan-kemampuan kognitif
Walaupun diakui bahwa tujuan pendidikan yang
berarti juga tujuan belajar melipuri tiga aspek, yaitu
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor,
namun tidak dapat diingkari bahwa sampai sekarang
pengukuran kognitif masih diutamakan untuk
menentukan keberhasilan belajar seseorang.
1
16
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Metode Penelitian
1
SIKLUS I
1. Perencanaan (Planing)
a. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang
akan disampaikan kepada peserta didik (menetukan pokok bahasan,
mengembangkan skenario pembelajaran)
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c. Membuat lembar kerja Peserta Didik (LKPD)
d. Membuat instrument yang digunakan dalam PTK
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan (Action)
Tahap ini meliputi pelaksanaan proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajran Discovery Learning yang dilakukan
berdasarkan RPP yang telah dibuat disertai dengan perangkat pembelajaran
yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu kartu soal dan jawaban, dan instrumen
penelitian, yaitu tes hasil belajar siklus I dan II, lembar observasi belajar
siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus satu ini dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan, antara lain sebagai berikut.
a. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario.
b. Menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran.
c. Siswa diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap materi
yang diajarkan.
d. Melakukan pengamatan.
3. Pengamatan (Observation)
Tahap observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan observasi dilakukan oleh observer, yaitu teman sejawat dengan cara
mengisi lembar observasi.
4. Refleksi (Reflection)
1
Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Hasil yang diperoleh pada tahap
observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Hasil analisis siklus pertama
inilah yang dijadikan acuan penulis untuk merencanakan siklus kedua.
a. Hal-hal yang belum berhasil ditindak lanjuti, sedangkan yang sudah baik
dipertahankan atau ditingkatkan, sehingga hasil yang dicapai pada siklus
berikutnya sesuai dengan yang diharapkan dan hendaknya lebih baik dari
siklus sebelumnya.
b. Melakukan analisis data yang telah terkumpul dalam tahap pengamatan
c. Selanjutnya diteliti mana kelemahan dan kelebihan masing-masing peserta
didik dan selanjutnya melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
SIKLUS II
Seperti halnya siklus I, siklus II terdiri dari perencanaan,pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi dengan mengadakan beberapa perbaikan sesuai dengan kekurangan
yang ditemukan pada siklus I. Pada siklus II ini juga dilaksanakan sebanyak 2
kali pertemuan. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya antara lain :
1. Perencanaan (Planing)
Membuat rencana pembelajaran berdasarkan siklus pertama. Artinya
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan (Action)
Guru melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajran Problem
solvingberdasarkan rencana pembelajaran dan hasil siklus I.
3. Pengamatan (Observation)
Pada dasarnya tahap observasi pada siklus dua ini sama dengan observasi yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Peneliti mencatat semua temuan dengan
perubahan yang terjadi pada siswa serta melaksanakan evaluasi hasil belajar
siswa pada akhir tindakan siklus II
4. Refleksi (reflection)
Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan membuat
kesimpulan tentang model pembelajran Discovery Learningyang digunakan
1
dalam peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi tersebut dengan cara
memperbaiki tindakan siklus tersebut.
1
c) Hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan oleh teman
sejawat dan satu guru PAI di sekolah tersebut terhadap aktifitas
praktisi dan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang
disediakan oleh peneliti.
d) Catatan lapangan dari rangkaian kegiatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran selama penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh. 6
Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer yaitu informan (orang) yang dapat memberikan
informasi tentang data penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XII SMK INSAN MADANI Kabupaten Bogor yang terdiri
dari 70 siswa. Hal ini menjadi pertimbangan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan siswa dalam pembelajaran yang diberikan dengan
diterapkannya penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning dalam pembelajaran Pendidikaan Agama Islam. Sumber data
sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber data tersebut adalah data hasil belajar yang
dikumpulkan, data pendukung dalam penelitian ini adalah data dari
Kepala Sekolah, Wali kelas dan administrasi SMK INSAN MADANI
Kabupaten Bogor.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Intrumen Pengamatan Siswa
NO HASIL YANG DIAMATI SKOR
Siswa 1 2 3
1. Keaktifan siswa :
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide
2
2. Perhatian siswa :
a. Diam
b. Rame
c. Terfokus pada materi
d. Antusias
3. Kedisiplinan :
a. Kehadiran absensi
b. Datang tepat waktu
c. Pulang tepat waktu
4. Penugasan :
a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai
waktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Keterangan :
1. Kurang baik
2. Baik
3. Sangat baik
Instrumen Pengamatan Guru
NO HAL YANG DIAMATI SKOR
Guru 1 2 3
1. Penguasaan materi :
a. Kelancaran menjelaskan materi
b. Kemampuan menjawab pertanyaan
c. Keragaman pemberian contoh
2. Sistematika penyajian :
a. Ketuntasan menjelaskan materi
b. Uraian materi mengarah pada tujuan
c. Urutan materi sesuai dengan SK, KD
3. Penerapan metode :
2
a. Ketepatan pemilihan metode sesuai
materi
b. Mudah diikuti siswa
4. Penggunaan media :
a. Ketrampilan pemilihan media dengan
materi
b. Media memperjelas terhadap materi
c. Ketepatan pemilihan media dengan
materi
5. Perfomance :
a. Kejelasan suara yang diucapkan
b. Kekomunikatif guru dengan siswa
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa
6. Pemberian motivasi :
a. Keantusiasan guru dalam mengajar
b. Kepedulian guru terhadap siswa
Keterangan :
1. Kurang baik
2. Baik
3. Sangat baik
H. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data. 15 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif
model mengalir dari Miles dan Huberman yang meliputi tiga hal, yaitu:
1. Reduksi Data 16 Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang
dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstrasian data mentah
menjadi data yang lebih bermakna. 17 Dengan pereduksian data maka
akan lebih memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data
2
selanjutnya dan mempermudah peneliti untuk membuat kesimpulan dari
hasil penelitian.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan menyusun secara naratif sekumpulan
infromasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat
memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data
yang sudah terorganisir ini kemudian dideskripsikan guna memperoleh
bentuk nyata dari responden sehingga lebih mudah dimengerti peneliti
atau orang lain yang tertarik dengan penelitian yang dilakukan.
3. Pada tahap penarikan kesimpulan ini kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan kesimpulan terhadap data-data dari hasil penelitian yang
telah dilaksanakan. Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan hasil
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat
berupa deskripsi yang merupakan gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah dilaksanakan penelitian
menjadi lebih jelas. Jika hasil dari kesimpulan yang diperoleh kurang
kuat maka perlu adanya verifikasi.