PENDAHULUAN
1
diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode
bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil dalam pembelajaran sehingga
apa yang direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin. Dengan
demikian, jelas bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Perlu juga menjadi peretimbangan bahwa ada materi yang
berkenaan dengan demensi afektif dan psikomorik, yang kesemuanya itu
menghendaki pendekatan metode yang berbeda- beda.
Madrasah pada dasarnya suatu pendidikan yang memberikan pendidikan
ganda karena pendidikan lembaga ini memberikan agama dan umum. Mts
Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan menampakkan unsur–unsur
agama yang lebih luas dibanding SMP/SLTP, maka perlu pembenahan yang lebih
mantap agar bidang studi agama tersebut agar dapat diserap oleh peserta didik
berpegang teguh pada ukuran norma atau nilai yang diyakini sesuatu yang baik.
Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan peserta didiknya berasal dari
daerah pedesaan, dan mereka berjalan kaki, fenomena di Mts Qur'aniah Mataram
Musi Rawas Sumatra Selatan masih banyak peserta didik yang belum benar dalam
pengamalan tata cara shalat karena berbagai faktor diantaranya cara penyampaian
pembelajaran yang masih bersifat tradisional, dan menjadi kebiasaan yang terjadi
peserta didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendidik tanpa
adanya suatu praktek atau pemeragaan dan faktor keluarga dimana bahwa dalam
pelaksanaan dan pengamalan tata cara ibadah shalat orang tua tidak meneliti dan
mengontrol anaknya.
Kurangnya pengawasan dari orang tua, masalah ibadah terutama sholat,
disamping itu model pembelajaran yang dilaksanakan proses pembelajaran di
Madrasahpun juga serupa tanpa adanya pemeragaan atau praktek.
Sedangkan pembelajaran, seperti yang didifisinikan Oemar Hamalik adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material
fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Pada poses pembelajaran guru dihadapkan pada keragaman karakteristik dan
dinamika perkembangan siswa yang berbeda-beda. Oleh karena itu mengajar
adalah ilmu sekaligus seni. Ada ilmu mengajar saja belum cukup maka diperlukan
seni dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu
menentukan metode pembelajaran dengan tepat. Pemilihan metode harus
2
disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan belajar mengajar. Metode
pembelajaran mempunyai peranan yang penting untuk mencapai tujuan
pendidikan. Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada
siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Dengan
menyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, meskipun materinya
kurang manarik. Sebaiknya materi yang cukup menarik, karena penyampaianya
kurang menarik maka materi itu kurang dapat diterima oleh siswa.
Dipilihnya beperapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan
untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan
operasional pembelajaran.
Dari permasalahan di atas, peneliti melalui studi tindakan kelas akan
melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Ketrampilan Praktek
Ibadah Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat Lima Waktu
Melalui Metode Demonstrasi Kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram Musi
Rawas Sumatra Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas penulis mengidentifikasi beperapa masalah yang timbul
antara lain :
1. Sebagian siswa dalam melaksanakan gerakan shalat belum benar.
2. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak masalah pengamalan
ibadah shalat.
3. Cara penyampaian pembelajaran terhadap peserta didik hanya
mendengarkan pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran dan pengertian yang benar
terhadap penelitian di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan berbagai istilah
pokok yang terkandung dalam judul sebagai berikut :
3
1. Upaya
Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud.
2. Meningkatkan
Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf)
mempertinggi, memperhebat mendapat awalan “me” dan akhiran “an” yang
mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.
3. Pengamalan
Pengamalan berasal dari kata dasar amal , yang mempunyai arti perbuatan
baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam), sedangkan
pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses (perbuatan) melaksanakan;
pelaksanaan; penerapan atau proses (perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas).
Dari pengertian pengamalan tersebut penulis menerangkan tentang
perbuatan, gerakan dan bacaan dalam pelaksanaan ibadah shalat.
4. Ibadah shalat
a. Ibadah
Ibadah dilakukan untuk memenuhi kehendak Allah sedangkan bentuk dan
tata cara pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan
penjelasan yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW. Ahli lughat
mengartikannya taat, menurut, mengikuti, tunduk. Dan mereka mengartikan juga
tunduk yang setinggi-tinginya, dan doa.
b. Shalat
Menurut bahasa, shalat artinya bedo’a sedang menurut istilah syara’ ialah
rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan, dimulai dengan membaca
takbir dan diakhiri dengan salam, menurut-syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Shalat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat wajib. Penulis
memilih shalat wajib, karena setiap orang muslim yang sudah baligh diwajibkan
untuk melaksanakan ibadah shalat
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengamalan ibadah shalat
yaitu suatu perbuatan atau amalan yang dikerjakan berdasarkan perintah dan
petunjuk Allah semata-mata untuk berbakti kepada-Nya.
4
5. Fiqih
Kata Fikih secara arti kata berarti : “paham yang mendalam”. Tetapi fiqih
yang dimaksud dalam laporan penelitian ini adalah salah satu mata pelajaran yang
terdapat di kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan.
Adapun ruang linkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam
dalam mengatur dan ketentuan menjalankan hubungan manusia dengan Allah
SWT.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar fiqih
dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang
digambarkan dalam nilai mata pelajaran fiqih.
6. Strategi Demonstrasi
Yang di maksud dengan strategi demonstrasi ialah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada
siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di
lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri.
Metode Demonstrasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian
bahan pelajaran fikih, misalnya bagaiamana cara, shalat.
Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan
sebuah metode dalam pembelajaran melalui proses demonstrasi pada
pembelajaran shalat yang dilakukan oleh guru kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram
Musi Rawas Sumatra Selatan kepada peserta didiknya.
Jadi penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tindakan kelas
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII.2 Mts
Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan materi Shalat lima waktu dengan
menggunakan metode demonstrasi.
5
7. Siswa Kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan
Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan adalah Madrasah
Tsanawiyah yang berlokasi di Mataram, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi
Rawas Sumatra Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berasal dari latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan
menjadi fokus kajian dalam laporan penelitian yaitu : ”Apakah penerapan strategi
demonstrasi dapat meningkatkan akurasi ketrampilan pengamalan ibadah shalat
pada mata pelajaran fiqih kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas
Sumatra Selatan” ?
E. Manfaat Penelitian
Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan
juga dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis
Dapat memberi masukan dan informasi secara teori dengan tema dan judul
yang sejenis.
2. Secara praktis
a. Bagi Madrasah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi Kepala Sekolah, guru,
maupun siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, khususnya mata pelajaran
fiqih.
b. Bagi Orang Tua Siswa
Sebaiknya, orang tua siswa memperhatikan prestasi belajar fikih kepada
anaknya, karena prestasi belajar fiqih memiliki peranan yang positif untuk
meningkatkan pengamalan ibadah shalat.
c. Bagi siswa
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya efek pendidikan agama Islam
terhadap pengamalan ibadah siswa di sekolah tersebut yakni belajar fiqih
memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan akurasi pengamalan ibadah
shalat.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian pengamalan
Pengamalan berasal dari kata dasar “amal”, yang mempunyai arti perbuatan
baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam), sedangkan
pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses (perbuatan) melaksanakan;
pelaksanaan; penerapan atau proses (perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas).
Dari pengertian di atas, pengamalan berarti sesuatu yang dikerjakan dengan
maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas pengamalan masih butuh objek
kegiatan.Sedangkan pengertian ibadah menurut Hasby Ash Shiddieqy yaitu segala
taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-Nya
di akhirat.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengamalan ibadah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
sehingga akan mendatangkan pahala dan hasil belajar mata pelajaran fiqih sesuai
dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Mts Qur'aniah Mataram Musi
Rawas Sumatra Selatan.
2. Hakikat ibadah
Hakekat ibadah adalah ketundukan jiwa yang timbul karena perasaan cinta
akan Tuhan yang Ma’bud dan merasakan kebesaran-Nya, lantaran beritikad
bahwa alam ada kekuasaan, yang akal tidak dapat mengetahui hakikatnya. Boleh
juga dikatakan memperhambakan jiwa dan mempertundukannya kepada
kekuasaan yang ghaib tak dapat diliputi ilmu dan tak dapat diketahui hakikatnya.
Ibadah menurut para sufi menekankan pada upaya kelanggengan hubungan
komunikatif dengan Allah. Mereka menyembah kepada Allah karena keyakinnan
bahwa Dia memang seharusnya disembah, Ibadah secara menyeluruh oleh para
ulama telah dikemas dalam sebuah disiplin ilmu, yang dinamakan ilmu fiqih dan
fiqih Islam. Karena seluruh tata peribadatan telah dijelaskan didalamnya, sehingga
perlu diperkenalkan sejak dini dan sedikit demi sedikit dibiasakan dalam diri
7
anak, agar kelas mereka menjadi insan-insan yang bertakwa. Pranata-pranata
ibadah di dalam Islam termasuk shalat, karena shalat merupakan tiang dari segala
amal ibadah.
B. Materi Belajar
Materi pembelajaran pada penelitian ini mengemukakan mata pelajaran, KI
dan KD, dan indikatornya. Selanjutnya mengurai konsep materi dari setiap
indikator yang bersumber dari referensi yang standar.
Mata pelajaran yang penulis ampu adalah Fiqih. dengan struktur sebagai
berikut:
1. Kompetensi Inti (KI)
a) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
b) Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergauan dan keberadaannya
c) Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
d) Mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/ teori
1. Kompetensi dasar (KD)
Adapun KD yang terdapat pada KI 3 adalah sebagai berikut:
a. Menghayati ketentuan shalat lima waktu
b.Menghayati hikmah shalat lima waktu
c.Memahami waktu-waktu shalat lima waktu
d. Memahami ketentuan sujud sahwi
e.Mempraktikkan azan dan iqamah
f. Mempraktikkan shalat lima waktu
g.Memperagakan sujud sahwi
8
2. Indikator-indikator
Adapun indikator–indikator KD 3.1 adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian shalat
2. Menjelaskan sunnah shalat
3. Menjelaskan rukun shalat
4. Menjelaskan hal hal yang membatalkan shalat
5. Menjelaskan waktu shalat lima waktuMenjelaskan pengertian sujud sahwi
6. Menjelaskan sebab-sebab sujud sahwi
7. Memperagakan salat lima waktu
8. Mendemonstrasikan sujud sahwi
9
Artinya : “Dan dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat, dan ruku`lah
bersama orang-orang yang ruku`”(QS. Al-Baqarah : 43)
Artinya : “Amal yang pertama kali akan dihisab bagi seorang hamba pada
hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka akan dinilai baik semua
amalnya yang lain dan jika shalatnya rusak maka akan dinilai jeleklah semua
amalnya yang lain”. (HR. at-Tabrani)
Shalat dalam Islam menempati kedudukan sangat penting, karena shalat
merupakan ibadah yang pertama kali akan dihisab (dihitung) pertanggung
jawabannya kelak di hari kiamat.
b. Rukun Shalat
1. Niat
2. Berdiri jika mampu
3. Takbiratul Ikhram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku` dan tuma`ninah
6. I`tidal dan tuma`ninah
7. Sujud dan tuma`ninah
8. Duduk diantara dua sujud dan tuma`ninah
9. Duduk tasyahud akhir
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat kepada Nabi
12. Membaca salam pertama
13. Tartib
c. Rukun shalat tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Rukun Qalbi, yaitu niat
2. Rukun qauli, yaitu rukun yang berupa ucapan (contoh : Takbiratul ikhram,
membaca surat al-fatihah, membaca tasyahud akhir, membaca salam)
3. Rukun fi`li, yaitu rukun yang berupa gerakan (contoh : sujud, ruku`, I`tidal
dll).
10
d. Syarat Wajib Shalat
1. Islam
2. Baligh. Batasan baligh dalam Islam adalah :
a. Bagi lak-laki telah keluar seperma atau mimpi basah
b. Bagi perempuan telah keluar darah haid
3. Berakal, tidak gila atau mabuk.
4. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan.
5. Telah sampai dakwah kepadanya
6. Terjaga, tidak sedang tidur.
Artinya : “Allah tidak menerima shalat seseorang diantara kamu yang berhadats
sehingga dia berwudhu”.(HR. Bukhari dan Muslim)
1. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
2. Menutup aurat. Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut, sedang
aurat perempuan adalah seluruh anggota badan kecuali kedua telapak
tangan dan wajah.
3. Telah masuk waktu shalat
4. Menghadap kiblat
Salah satu dari syarat sah shalat, firman Allah dalam Al Qur’an yang
berbunyi :
11
f. Yang Membatalkan Shalat
a) Berbicara dengan sengaja
b) Bergerak dengan banyak (3 kali gerakan atau lebih berturut-turut)
c) Berhadats
d) Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja
e) Terbuka auratnya
f) Merubah niat
g) Membelakangi kiblat, kecuali sedang diatas kendaraan.
h) Makan dan minum
i) Tertawa
j) Murtad
g. Sunnah Shalat
Sunah shalat merukan ucapan atau gerakan yang dilaksanakan dalam shalat
selain rukun shalat. Sunah-sunah shalat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Sunah `Ab`ad
Sunah `ab`ad adalah amalan sunah dalam shalat yang apabila
terlupaka harus diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunah ab`ad
adalah :
a) Tasyahud awal
b) Duduk tasyahud
c) Membaca selawat nabi ketika tasyahud awal
d) Membaca selawat kepada keluarga nabi ketika tasyahud akhir
e) Membaca do’a qunut pada waktu shalat subuh
2. Sunah hai`at
Sunah hai`at adalah amalan sunah dalam shalat yang apabila
terlupakan tidak perlu diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunah
hai`at adalah:
a. Mengangkat tangan ketika takbiratul ikhram
b. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika sedekap.
c. Memandang ke tempat sujud
d. Membaca do`a iftitah
e. Tuma`ninah (diam sejenak) sebelum atau sesudah membaca
surat al-Fatihah.
12
f. Membaca lafald “amin” sesudah membaca surat al-Fatihah.
g. Membaca surat selain surat al-Fatihah setelah membaca surat al-
Fatihah.
h. Memperhatikan/mendengarkan bacaan imam (bagi makmum)
i. Mengeraskan suara pada dua rakaat pertama shalat maghrib,
isya dan subuh.
j. Membaca takbir ibntiqal setiap ganti gerakan kecuali ketika
berdiri dari ruku`.
k. Membaca do’aketika i`tidal.
h. Hikmah Shalat
1. Mendidik disiplin dan menghargai waktu..
2. Menjadikan hati tenang karena shalat merupakan hubungan antara
seorang hamba dengan Tuhannya. seorang muslim bisa mendapatkan
lezatnya bermunajat dengan tuhannya ketika shalat, sebab jiwanya
menjadi tenang, hatinya tentram, dadanya lapang,
keperluannyaterpenuhi, dan dengannya sesorang bisa tenang dari
kebimbangan dan problematika duniawi
3. Menyadarkan manusia tentang hakekat dirinya yang merupakan
hamba Allah SWT yang harus senantiasa menyembahnya.
4. Menanamkan nilai tidak ada yang memberi kenikmatan dan
pertolongan selain Allah SWT.
5. Shalat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar (jelek)
13
2. Takbiratul Ikhram dengan membaca (Allahu akbar)
3. Membaca Do`a Iftitah
Menurut pendapat ulama, ada dua macam do`a iftitah, yaitu :
a. Macam Pertama
b. Macam Kedua
14
8. Sujud Pertama dan
Tuma`ninah Do`a yang dibaca
ketika sujud
14. Salam
C. Tindakan
Tindakan yang dipergunakan adalah peningkatan preses belajar peserta
didik pada mata pelajaran Fiqih materi ketentuan shalat lima waktu. Tindakan
merupakan upaya yang dilakukan untuk mengadakan perubahan. Ia merupakan
salah satu dari variabel dan ia merupakan tindakan untuk mengadakan perubahan
dari metode lama ke metode baru. Hal yang perlu dikemukakan disini adalah:
15
Pembelajaran Fiqih yang ada di madrasah saat ini tidak terlepas dari
kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Peraturan
Menteri Agama RI. Peraturan Menteri Agama RI sebagaimana dimaksud adalah
kurikulum operasional yang telah disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Sehingga kurikulum ini sangat beragam.
Pengembangan Kurikulum K13 yang beragam ini tetap mengacu pada Standar
Kompetensi Fiqih, lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai tingkat kelulusan minimal, sesuai dengan tujuan dan fungsi
pembelajaran fiqih.
1. Fungsi
Sedangkan Fungsi mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah adalah:
a. Mendarong tumbuhnya kesadaran beribadah siswa kepada Allah SWT.
b. Menanamkan kebiasaan melaksanakan syarit Islam di kalangan siswa
dengan iklas.
c. Mendorong tumbuhnya kesadaran siswa untuk mensyukuri nikmat
Allah SWT dengan mengolah dan memanfaatkan alam untuk
kesejahteraan hidup.
d. Membentuk kebiasaan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial
dimadrasah dan di masyarakat.
e. Membentuk kebiasaan berbuat/berperilaku yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat.
2. Tujuan
Adapun Tujuan Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah adalah :
a. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum
Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan
aqli, sebagai pedoman hidup bagi kehidupan pribadi dan sosialnya.
b. Agar siswa dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum
Islam dengan benar, sehingga dapat menumbuhkan ketaatan
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang
tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
16
dua, yakni metode yang dipergunakan dalam proses pembelajaran yang
menimbulkan masalah dan metode yang dipergunakan untuk memecahkan
masalah. Metode yang menimbulkan masalah disebut metode lama yang telah
dilakukan dan metode untuk memecahkan masalah disebut metode baru, yakni
metode yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran yang akan datang.
Disini metode lama adalah metode komvensional sedangkan metode baru adalah
metode Demontrasi, Masing-masing metode diberi penjelasan sebagai berikut:
3. Metode Pembelajaran
1) Metode konvensional
a) Pengertian
17
1. Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa
menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya
sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai
dengan standar.
2. Belajar secara individual
3. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
4. Perilaku dibangun atas kebiasaan
5. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
6. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
7. Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
8. Interaksi di antara siswa kurang
9. Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi
dalam kelompok-kelompok belajar.
d) Langkah-langkah kegiatan
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
konvensional adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan apersepsi terhadap siswa dan memberikan motivasi
kepada siswa tentang materi yang diajarkan
2. Guru menerangkan bahan ajar secara verbal
3. Guru memberikan contoh-contoh sebagai ilustrasi dari apa yang
sedang diterangkan dan juga untuk memperdalam pengertian, guru
memberikan contoh langsung seperti benda, orang, tempat, atau
contoh tidak langsung, seperti model, miniatur, foto, gambar di papan
tuis dan sebagianya. Contoh-contoh tersebut sedapat mungkin diambil
dari lingkungan kehidupan sehari-hari siswa-siswi
4. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab
18
pertanyaannya
5. Guru memberikan tugas kepada siswa yang sesuai dengan materi dan
contoh soal yang telah diberikan
6. Guru mengkonfirmasi tugas yang telah dikerjakan oleh siswa
7. Guru menyimpulkan inti pelajaran
2) Metode Demonstrasi
3. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi
dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa
pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan,
mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik
mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah
berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.
22
2) Ketidak mampuan beperapa supervisor untuk mengadakan
demonstrasi mengajar.
3) Banyak guru tidak mau mengadakan demonstrasi atau membatu
supervisor untuk mengadakan demonstrasi mengajar.
4) Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan
alat-alat modern.
5) Demonstrasi tak dapat diikuti/dilakukan dengan baik oleh siswa yang
memiliki cacat tubuh atau kelainan/kekurangmampuan fisik tertentu.
f. Manfaat Metode Demonstrasi
1) Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut kegiatan
pemeragaan.
2) Menghemat waktu belajar.
3) Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen
4) Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas
materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu.
5) Membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa.
6) Memberikan pemahaman yang lebih jelas.
24
3. Tindak lanjut demonstrasi
Setelah demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas kepada
siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan memberi pertanyaan-
pertanyaan peserta didik dan selanjutnya memintanya untuk praktek. Secara garis
besar, persiapan guru untuk menggunakan metode demonstrasi sama dengan
metode eksperimen. Perbedaannya adalah pada metode demonstrasi, tiap
percobaan tidak dilakukan oleh setiap peserta didik, tetapi oleh satu atau dua
peserta didik, dan yang lain sebagai pengamat. Setelah proses pelaksanaan metode
demonstrasi dalam pembelajaran fikih selesai, kemudian guru mengadakan
evaluasi.Yang dimaksud dengan evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan
taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan.untuk mengukur sampai
dimana penjelasan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan.
Untuk mengevaluasi seorang guru dapat menggunakan berbagai alat untuk
melakukan penilaian. Teknik yang dapat digunakan antara lain:
a. Teknik penilaian melalui tes
Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam
suatu bidang tertentu yang diperoleh dari mempelajari bidang itu. Tes hasil belajar
tersebut berfungsi untuk mengukur kemampuan yang dicapai setelah melakukan
proses belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan
pada tiap akhir siklus. Jenis-jenis tes hasil belajar antara lain:
1) Tes Seleksi, yaitu tes yang disajikan pada awal tahun pelajaran dalam
rangka penerimaan calon siswa baru.
2) Tes formatif, yaitu jenis tes yang disajikan pada saat dilangsungkan
proses belajar mengajar untuk memantau kemajuan belajar peserta
didik.
3) Tes sumatif, yaitu tes yang diberikan pada akhir tahun ajaran/ akhir
suatu jenjang pendidikan.
4) Tes diagnosis, yaitu tes yang bertujuan untuk menentukan secara
tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu
mata pelajaran tertentu.
5) Tes akhir, yaitu untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran
yang tergolong penting sudah dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh
peserta didik.
25
b. Teknik penilaian melalui observasi
Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik dalam situasi
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dalam penelitian ini hal-hal yang
diamati adalah keaktifan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.
Ada 3 macam jenis observasi, diantaranya:
1). Observasi langsung, Pengamat dilakukan terhadap/gejala atau proses
yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh
pengamat.
2). Observasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilaksanakan dengan
menggunakan bantuan alat tertentu.
3). Observasi partisipasi, peneliti ikut melibatkan didik dalam kehidupan
responden yang sedang diteliti.
26
seberapa pengaruh adanya motivasi terhadap pengamalan ibadah siswa.
27
2. Kedua buku, R. Ibrohim Nana Syaodih. S,”Perencanaan Pengajaran”,
Reneka Cipta, Jakarta, 2003. Buku tesebut peneliti jadikan pedoman
bagaimana metode mengajar untuk mengajarkan sesuatu bahkan pengajaran
yang memerlukan pemeragaan dapat menambah wawasan peneliti.
3. Ketiga buku, Piet A Sahertian,”Konsep Dasar Dan Tehnik Supervisi
Pendidikan”. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tehnik
demonstrasi mengajar yang baik harus direncanakan dengan teliti dan mempunyai
tujuan tertentu, memberikan kepada guru–guru untuk melihat metode-metode
mengajar yang baru atau berbeda
4. Keempat buku, Moeslichatoen”Metode Pengajaran di Taman Kanak-
Kanak”. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tujuan demonstrasi
mengajar yang baik harus direncanakan kegiatan, pelaksanaan dan penilaian
dengan menggunakan metode demonstrasi.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti.
Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan.
Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling
mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.
Hipotesis penelitian ini adalah dengan menerapkan metode demonstrasi
dalam pembelajaran mata pelaran fikih kelas VII materi pokok halat lima waktu,
hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Metode ini sendiri bertujuan untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh
guru, karena guru menjelaskan disertai dengan praktek.
Dengan metode ini peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran secara
langsung, karena itu akan tercipta pembelajaran yang kondusif serta dapat
memudahkan peserta didik dalam menerima dan memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran
maka hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
28
pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif
dalam rangka memperkuat keimanan, ketaqwaan, dan ibadah kepada Allah SWT.
Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini
merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di
Madrasah Tsanawiyah.
Sedangkan Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran Fiqih kelas VII
Madrasah Tsanawiyah adalah:
a. Menjelaskan tatacara shalat lima waktu
1. Menjelaskan pengertian shalat lima waktu dan dalilnya
2. Menjelaskan syarat-syarat shalat
3. Menjelaskann rukun shalat
4. Menjelaskan sunnah shalat
5. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan shalat
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini direncakan pada Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra
Selatan, kelas VII.2, Semester Ganjil tahun 2022. Fokus penelitian berkenaan
dengan peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui metode demontrasi
sehingga terjadi peningkatan prestasi peserta didik dari 70 % siswa tidak
mencapai KKM menjadi 70 % siswa keatas mencapai KKM dari 30 peserta didik
pada materi shalat lima waktu.
Pelaku tindakan dalam penelitian ini terdiri dari guru model dan
observer/kolaborator. Guru model yang dimaksud adalah guru yang mengampu
mata pelajaran Fiqih sebagai peneliti sedangkan observer adalah guru sejawat
yang melakukan observasi terhadap guru mata pelajaran ketika melakukan proses
pembelajaran didalam kelas. Identitas dari masing-masing pelaku tindakan ini
adalah sebagai berikut:
1. Identitas guru mata pelajaran
Nama : SITI ROHMALIAH, S.Ag
NIP : 197006272005012008
Pangkat/golongan : Penata /III c
Jabatan : Waka Kurikulum pada Mts Qur'aniah Mataram
Mata Pelajaran : Fiqih
Instansi : Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan
2. Identitas observer
Nama : NURLEVI ZAHARA, S.Ag
NIP :19730221 200604 2 001
Pangkat/golongan : Penata Tingkat I /III d
Jabatan : Guru dan Kepala Perpustakaan pada Mts Qur'aniah Mataram
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Instansi : Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 2 bulan terhitung mulai izin penelitian secara
lisan dan tertulis dengan surat ijin penelitian dari Mts Qur'aniah Mataram Musi
Rawas Sumatra Selatan yaitu mulai bulan September 2022 sampai dengan Oktober
2022.
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemis dan
Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan dari siklus
sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari 4 tahapan yang meliputi
30
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.
31
Waktu (minggu) ke-
No. Rencana Kegiatan 1 2 3 4
1. Observasi Awal X
2. Menyusun Konsep pelaksanaan X
3. Menyepakati jadwal dan Tugas X
4. Menyusun Instrumen X
5. Diskusi konsep pelaksanaan X
6. Pelaksanaan pra siklus X
7. Pelaksanaan Siklus I X X
8. Pelaksanaan Siklus II X X
9. Menyusun konsep laporan X
10. Pembuatan laporan X
32
2) Siklus I
Dalam penelitian tindakan (action research) tiap siklusnya terdiri dari :
a. Perencanaan
Dalam tahap ini penelitian bersama-sama dengan guru
- Merencanakan permasalahan apa yang akan diteliti
- Merencanakan model atau metode apa yang akan diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran.
- Membuat RPP
- Membuat LOS (lembar observasi siswa)
b. Pelaksanaan
- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS.
c. Observasi
- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya proses
pembelajaran.
d. Refleksi
- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan.
- Peneliti bersama guru fiqih membahas hasil evaluasi yang telah dilakukan,
serta merencanakan perbaikan yang akan digunakan pada siklus II.
3) Siklus II
a. Perencanaan
n x100%
Keterangan:
= nilai ketuntasan belajar
E. Indikator Kinerja
Hasil belajar peserta didik dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu
memperoleh nilai 70 dan mencapai ketuntasan belajar 70 %.
35
BAB IV
HASIL DAN KAJIAN TINDAKAN PTK
B. Hasil Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum
pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum
penelitian adalah sebagai berikut.
a. Peneliti meminta izin pra penelitian kepada Kepala Madrasah sebagai
izin awal untuk mengadakan penelitian di Mts Qur'aniah Mataram Musi
Rawas Sumatra Selatan.
b. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan guru mata pelajaran fikih pada tanggal, 5
September 2022
c. Peneliti meminta persetujuan izin penelitian dan menyerahkan
proposal kepada Kepala Madrasah selanjutnya bertemu dengan guru
mata pelajaran fikih.
d. Melakukan observasi lanjutan untuk mencari informasi tentang subjek
penelitian dengan mencatat daftar nama peserta didik kelas VII.2 Mts
Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan.
36
e. Peneliti melakukan tersebut diatas setelah peneliti mendapatkan surat
izin penelitian atas Nama Neng Sriwidiastuti, S.Pd NIP:
197902192005012003 yang diterbitkan dari Kepala Mts Qur'aniah
Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan pada tanggal, 10 September 2022.
37
13 Irma Chyari 75
14 Jesica Mercy 80
15 Kevin Septian 60
16 M. Faris Adiansyah 60
17 M. Nizzam Putra Pribadi 75
18 Marsyah Afriza Antomi 65
19 Mifta Febria Sari 75
20 Nafis Gholy Mubarok 50
21 Natasyah Yuanika 80
22 Nova Reski Saputra 65
23 Parulian Hidayatullah Siregar 60
24 Rasyah Arnoviansyah 65
25 Razu Al-Naafi 65
26 Reysa Putri Firdaus 75
27 Rischa Alya 90
28 Safa Anggraini 85
29 Shabrina Nurul Andini 65
30 Vino Alghi Syaputra 55
Nilai Rata-rata 68.3%
Prosentase Ketuntasan Klasikal 29,2%
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik berada
pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik hanya
29,2%. Dalam pra siklus ada 16 peserta didik yang tidak tuntas belajarnya dan 14
peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran masih
menggunakan metode lama. Peserta didik kurang aktif karena metode yang di
gunakan selalu monoton, apa lagi dalam materi pokok shalat, gerakan shalat tidak
bisa dimengerti peserta didik apabila hanya dengan penjelasan lisan saja tanpa
disertai praktek. Atas dasar di atas peneliti bersama guru menyusun rencana untuk
perbaikan hasil belajar peserta didik dengan mengubah metode pembelajarannya,
guru menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Fikih materi pokok
shalat.
3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal, 20 September
2022 peneliti didampingi Nurlevi Zahara, S.Ag sebagai Kolaborator. Penelitian
yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan secara kolaborasi dengan guru merencanakan hal-hal
apa saja yang dilakukan dalam penelitian. Guru menjelaskan permasalahan yang
terjadi kelas VII yakni tentang hasil belajar peserta didik yang masih dibawah
38
ketuntasan minimum yaitu 7,0. Selain itu yang menjadi ganjalan guru saat
pembelajaran fikih berlangsung siswa kurang memperhatikan materi yang telah
diajarkan oleh beliau, karena pada tahun pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan
semua peserta didik baik peserta didik yang berprestasi maupun yang kurang
berprestasi dijadikan satu kelas. Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya
dimana peserta didik yang berprestasi dipisah dengan peserta didik yang kurang
berprestasi dalam kelas yang lain. Sehingga penyampaian metode harus bisa
menyesuaikan dengan kondisi peserta didik yang beragam tersebut.
Saat pelajaran. Permasalahan lain seperti peserta didik tidak lagi
memperhatikan pelajaran malah gaduh sendiri sehingga mengganggu konsentrasi
peserta didik lain, fenomena yang terjadi pada Mts Qur'aniah Mataram masih
banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan ketrampilan ibadah
shalat Dari sinilah peneliti mencoba menawarkan suasana belajar yang aktif dan
menyenangkan dengan menggunakan metode demonstrasi lebih cocok karena
memang Madrasah tersebut belum pernah tersentuh oleh model pembelajaran
PAIKEM sehingga sangat antusias ketika ditawarkan metode pembelajaran aktif
tersebut.
Peneliti dan kolaborator merancang skenario pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi, membuat lembar observasi Setelah peneliti
mengidentifikasi masalah, maka peneliti menyusun rencana tindakan yang akan
digunakan, yaitu berupa penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi. Selanjutnya peneliti bersama guru menyusun perangkat
pembelajaran yang berupa RPP, LOS dan soal-soal tes aspek psikomotorik tes
perbuatan pengamalan ibadah shalat fardlu pada mata pelajaran fikih kelas VII.2
Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 untuk kelas VII.2 Mts Qur'aniah
Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan dilaksanakan langsung oleh peneliti
didampingi oleh Kolaborator, Nurlevi Zahara, S.Ag selaku guru mata pelajaran
fikih kelas VII.3 pada tahun 2022/2023 pada hari selasa tanggal, 26 September
2022 dengan alokasi waktu 2x40 menit.
Pelajaran dimulai pertama kali dengan berdoa dipimpin oleh peneliti sebagai
pelaksana penerapan pembelajaran dilanjutkan dengan perkenalan, karena proses
penelitian di kelas baru pertama kali dilakukan. Setelah proses perkenalan dan
mengabsen sebagai perkenalan terhadap peserta didik selesai, maka pelajaran
39
dimulai menuliskan di papan tulis pokok materi yang menjadi bahan kajian
selama penelitian yakni “shalat lima waktu” serta menerangkan secara singkat (10
menit) indikator-indikator ketentuan shalat lima waktu pada siklus pertama ini
yaitu pengertian shalat lima waktu, bacaan-bacaan dan gerakan. Saat diterangkan
peserta didik dalam keadaan gaduh, ramai dan kondisi peserta didik yang baru
tahap adaptasi penyesuaian dengan teman-temanya karena baru masuk dibangku
kelas lanjutan tingkat pertama dan memang tidak bisa dipungkiri bawaan dari asal
mereka sekolah, khususnya peserta didik yang duduk di deretan belakang selalu
ramai saat diterangkan, setidaknya hal ini menunjukkan ketidakefektifan metode
ceramah jika dilakukan terus menerus.
Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan metode demonstrasi,
peneliti melakukan kegiatan kegiatan tentang bacaan dan gerakan dalam shalat.
Selama demonstrasi berlangsung ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan.
Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP. Guru
menyampaikan penjelasan tentang materi pokok shalat dan proses demonstrasi
saat demonstrasi berlangsung. Guru mendemonstrasikan bacaan shalat dengan
benar di depan kelas, kemudian guru meminta peserta didik untuk
memperhatikan. Guru meminta peseta didik maju di depan kelas untuk
mendemonstrasikan bacaan shalat. Guru membimbing peserta didik yang belum
dapat mendemonstrasikan dengan baik.
Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan guru,
masih banyak yang mengobrol sendiri dan kurang konsen pada pembelajaran.
Hanya beberapa peserta didik saja yang aktif dalam pembelajaran. Peneliti
melakukan pengamatan secara cermat terhadap aktivitas peserta didik
menggunakan Lembar Observasi Siswa yang telah disiapkan terlebih dahulu.
Guru memberikan tes perbuatan kepada peserta didik di akhir siklus untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang baru dibahas di dalam
kelas. Guru melafalkan bacaan shalat dengan fasih kemudian peserta didik
mempraktekkan secara bergantian.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode ini
kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa peserta didik yang
masih mengobrol sendiri pada saat pembelajaran. Peserta didik kurang tertarik
pada pembelajaran Fikih, karena peserta didik belum terbiasa menggunakan
metode demonstrasi.
Demonstrasi pada siklus I belum menunjukkan proses demonstrasi, peserta
40
didik masih malu dan ragu untuk bertanya.hal ini disebabkan karena peserta didik
belum terbiasa dengan penerapan metode demonstrasi ini. Tetapi ada pertanyaan
muncul dari Mifta febria sari lagi saat pertanyaan dibuka pertanyaan tersebut
adalah “Bagaimana jika orang shalat tetapi tidak membaca surat Al-Fatihah
diganti dengan surat yang lain ?”. Pertanyaan yang cukup berbobot untuk anak
seusia tingkat MTs sudah bertanya seperti itu.
Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil demonstrasi yang telah dipelajari
serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang materi
yang telah demonstrasikan. Dilanjutkan dengan memberikan tes psikomotorik
perbuatan pengamalan ibadah shalat fardlu peserta didik mendemonstrasikan maju
di depan kelas satu persatu berdasarkan nomor absen masing-masing.
c. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dan aktifitas peserta didik.
Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan psikomotorik
pengamalan ibadah shalat fardlu dan aktifitas belajar peserta didik dan kegiatan
guru.
Aspek-aspek psikomotorik yang diamati terhadap kegiatan peserta didik
adalah:
1) Peneliti mengamati peserta didik mendemonstrasikan materi.
2) Peneliti mengamati peserta didik memecahkan masalah yang dihadapi.
3) Peneliti mengamati peserta didik mampu mempresentasikan materi
yang dibahas.
4) Peneliti mengamati peserta didik aktif menanggapi hasil demonstrasi.
5) Peneliti mengamati peserta didik mampu menyimpulkan hasil-hasil
yang dicapai selama pembelajaran.
41
pertanyaan dari guru.
4) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk
menyelesaikan tugas.
5) Peserta didik yang duduk dibelakang masih banyak yang berbicara
sendiri atau ngobrol dengan teman sebangkunya saat guru
menyampaikan materi.
Nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus I diambil dari nilai tes
psikomotorik peserta didik pada akhir siklus dengan sebanyak 20 butir soal. Nilai
akhir siklus I dapat peneliti gambarkan sebagai berikut :
Tabel. 2
Aspek Psikomotorik Pengamalan Ibadah Shalat lima wakt Peserta Didik
Dalam Proses Pembelajaran Siklus I
Tabel.3
Perbandingan Rata-rata Tes
Akhir Pada Tahap Prasiklus dan
siklus I
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, bahwa masih banyak
peserta didik yang masih kurang aktif, masih banyak yang tidak memperhatikan
penjelasan guru, tidak mau bertanya saat mengalami kesulitan. Hal ini
dikarenakan peserta didik belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi dan
masih terpengaruh dengan metode yang lama. Pada siklus I guru menggunakan
metode demonstrasi. Guru menjelaskan di depan kelas, guru mempraktekkan
bacaan shalat dengan fasih, peserta didik diminta untuk mendengarkan dengan
seksama, kemudian siswa diminta oleh guru untuk mendemonstrasikan bacaan
shalat dengan baik dan benar. Guru membimbing peserta didik yang belum bisa
mendemonstrasikan dengan baik.
Karena masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran maka
berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman peserta didik. Hal ini terlihat pada
data hasil belajar peserta didik pada siklus I yang menunjukkan bahwa indikator
ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal belum tercapai, peserta didik yang
tuntas belajar baru mencapai 69,5%. Dalam siklus ini ada 9 peserta didik yang
44
belum mencapai nilai 70, 7 anak mendapat nilai 70 dan 14 anak telah mencapai
nilai di atas 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada 9 peserta didik yang belum
tuntas belajar.
Selanjutnya di akhir kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa
pada siklus I ini dan selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi
kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang
ditemukan dikelas dengan melakukan tindakan selanjutnya.
Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi peserta
didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Peneliti berupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan
dan menunjuk peserta didik yang sudah benar dalam keakurasin pengamalan
ketrampilan ibadah shalat untuk memberikan motivasi pada peserta didik yang
belum berani mendemonstrasikan shalat dengan baik dan benar, agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai indikator
keberhasilan yang sudah ditentukan oleh pihak Mts Qur'aniah Mataram Musi
Rawas Sumatra Selatan.
Berdasarkan analisis data pada siklus I, upaya yang harus dilakukan adalah
merencanakan dan melaksanakan kembali upaya perbaikan dengan menyusun
kembali sekenario pembelajaran pada siklus II yang berupa RPP, LOS, dan soal
tes perbuatan siklus II.
Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap permasalahan
proses belajar mengajar pada kegiatan pembelajaran Fikih materi pokok shalat
dengan metode demonstrasi di kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas
Sumatra Selatan. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
diterapkan pada siklus II sebagai upaya perbaikan terhadap proses pembelajaran
peserta didik pada siklus
I. Untuk menentukan indikator keberhasilan secara indifidu mendapatka nilai 70
dan ketuntasan secara klasikan 70 % maka peneliti melakukan siklus yang II agar
mencapai taraf keberhasilan yang telah peneliti tentukan.
45
aktif dalam proses pembelajaran, tidak mau bertanya saat peserta didik belum
paham dan sebagian dari mereka belum merasa tertarik dengan proses
pembelajaran. Dalam siklus ini ada 9 peserta didik yang belum mencapai nilai 70,
7 anak mendapat nilai 70 dan 14 anak telah mencapai nilai di atas 70. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ada 9 peserta didik yang belum tuntas belajar.
Karena masalah tersebut peneliti beserta guru menyusun kembali upaya
perbaikan pada siklus II yang akan dilajutkan pada tanggal 10 Oktober 2022.
Peneliti menyusun kembali RPP, kisi-kisi soal, LOS dan soal tes siklus II.
Guru mengupayakan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik, guru
memberikan variasi-variasi kecil agar peserta didik tidak jenuh. Dan
mengusahakan agar peserta didik yang kurang aktif menjadi lebih aktif.
b. Pelaksanaan
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum
tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di
siklus I diperbaiki di siklus II. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 12
Oktober 2022 dengan alokasi waktu 2x40 menit. Pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan metode demonstrasi.
Pelaksanaan pembelajaran dimulai, proses awal masuk kelas, peneliti
langsung memposisikan diri sebagai guru. Sedangkan kolaborator yang masuk
bersama peneliti duduk pada bangku belakang dengan membawa lembar observasi
yang harus diisi sebagai lembar pengamatan. Pembelajaran berlangsung tidak jauh
berbeda dengan penelitian pada siklus pertama yakni dimulai menuliskan di papan
tulis pokok materi yang menjadi bahan kajian selama penelitian yakni “gerakan-
gerakan shalat lima waktu” serta menerangkan secara singkat (10 menit)
indikator-indikator ketentuan shalat lima waktu pada siklus kedua ini yaitu
menyebutkan syarat wajib shalat, menjelaskan keakurasian shalat. Kondisi peserta
didik saat diterangkan materi tersebut cukup tenang, karena metode pembelajaran
yang digunakan sangat membantu peserta didik kelas VII.2.
c. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap psikomotor guru dan peserta didik.
Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan belajar peserta didik
dan kegiatan guru.
Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan peserta didik siklus II adalah:
1) Peneliti mengamati peserta didik mendemonstrasikan shalat.
2) Peneliti mengamati peserta didik memperhatikan demonstrasi.
46
3) Peneliti mengamati peserta didik mampu mempresentasikan materi
yang dibahas.
4) Peneliti mengamati peserta didik aktif menanggapi hasil demonstrasi.
5) Peneliti mengamati peserta didik mampu menyimpulkan hasil-hasil
yang dicapai selama pembelajaran.
Tabel .4
Aspek Psikomotorik Peserta Didik dalam
Proses Pembelajaran Siklus II
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil belajar
peserta didik mengalami peningkatan, peserta didik yang telah tuntas belajar ada
27 anak dan 3 anak tidak tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan peserta didik telah tercapai. Ada 2 peserta didik yang mendapat nilai
70, 25 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan hanya 3 peserta didik yang
belum mencapai nilai 70, di dapat bahwa rata-rata hasil belajar siklus II yaitu,
86,3% ketuntasan secara klasikal telah mencapai 36,1%. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran Fikih materi pokok shalat dengan menggunakan metode
demonstrasi telah berhasil dan ini sudah di atas indikator yang ditetapkan sebesar
70 %, sehingga tidak perlu melakukan siklus tahap berikutnya.
Tabel.5
Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Pada Tahap siklus I dan siklus II
d. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes siklus II diperoleh ketuntasan belajar peserta
didik adalah 36,1%. Pada siklus II menunjukkan terjadi peningkatan pada hasil
belajar peserta didik. Guru berhasil menciptakan suasana pembelajaran menjadi
menarik sehingga peserta didik sudah mulai tertarik dengan proses pembelajaran.
48
dianggap paham, guru meminta peserta didik mendemonstrasikan gerakan shalat
di depan kelas dengan baik dan benar. Ada 2 peserta didik yang mendapat nilai
70, 25 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan ada 3 peserta didik belum
mencapai nilai 70.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II indikator kinerja guru mengalami
peningkatan. Dari siklus I dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebanyak
30,9%. Siklus II dengan ketuntasan belajar secara klasikal 36,1%. Pada siklus I
ada 16 peserta didik yang belum tuntas belajar, dan setelah diadakan perbaikan
pada siklus II ada 3 peserta didik yang tidak tuntas belajar.
C. Pembahasan
1. Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus
Penelitian tindakan tahap prasiklus dilakukan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik sebelum menggunakan metode demonstrasi. Tahap ini menggunakan
nilai hasil belajar peserta sebelum menggunakan metode demonstrasi dan sesudah
menggunakan metode demosntrasi pada tahun 2022/2023.
Tabel .6
Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik berada
pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik hanya
29,2%. Dalam pra siklus ada 16 peserta didik yang tidak tuntas belajarnya dan 14
peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran masih
menggunakan metode lama.
Tabel .7
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I
51
24 Rasyah Arnoviansyah 60
25 Razu Al-Naafi 65
26 Reysa Putri Firdaus 75
27 Rischa Alya 90
28 Safa Anggraini 80
29 Shabrina Nurul Andini 75
30 Vino Alghi Syaputra 70
Nilai Rata-rata 69,5
Prosentase Ketuntasan Klasikal 30,9%
Tabel 8
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II
53
Berdasarkan table hasil belajar pelaksanaan siklus II, diperoleh data bahwa
Peserta didik yang semula pada siklus I ada 16 peserta didik yang tidak tuntas
belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 30,9%%.
Dan rata-rata hasil belajar 69,5 Setelah diadakan perbaikan pada siklus II,
hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik yang nilai ketuntasan klasikal
mencapai 36,1% atau 27 peserta didik tuntas belajar dan rata-rata hasil belajar
86,3, berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat. Untuk itu siklus dihentikan,
maka dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran metode
demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik Mts Qur'aniah
Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan semester ganjil tahun ajaran 2022/2023
pada materi pokok shalat lima waktu.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas di bab sebelumnya maka tentang laporan
penelitian yang berjudul “Peningkatan Ketrampilan Praktek Ibadah Peserta
Didik Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat Lima Waktu Melalui Metode
Demonstrasi Kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra
Selatan Tahun Pelajaran 2022/2023 “, dapat disimpulkan bahwa:
Penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan akurasi ketrampilan
pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran Fiqih kelas VII.2 Mts Qur'aniah
Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan, yaitu guru menyiapkan bahan pelajaran
sebelum proses pembelajaran berlangsung. Guru menyiapkan RPP dan skenario
pembelajaran. Guru mendemonstrasikan gerakan shalat dengan jelas di depan
kelas, guru meminta peserta didik untuk memperhatikan.
Setelah selesai guru meminta peserta didik untuk mempraktekkan di
hadapan teman-temannya. Guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala
kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang berdemonstrasi.
Selama awal proses demonstrasi guru mengalami kesulitan, karena peserta didik
belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi, peserta didik masih terbiasa
dengan metode lama, peserta didik belum aktif saat proses pembelajaran
berlangsung, mereka masih malu saat diminta mendemonstrasikan di depan kelas.
Namun selelah diadakannya siklus II, peserta didik mulai terbiasa
menggunakan metode demonstrasi, mereka memperhatikan penjelasan guru
dengan seksama, peserta didik dapat mendemonstrasikan dengan baik dan benar.
Guru membimbing dan memantau proses demonstrasi, guru membuka tanya
jawab bagi peserta didik ynag belum paham. Guru sering berkeliling mendekati
peserta didik, mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan
demonstrasi berlangsung dan mengisi Lembar Observasi Siswa. Metode
demonstrasi efektif karena dengan metode demonstrasi peserta didik mengamati
saat proses berlangsung, maka kemungkinan melakukan kesalahan sangat kecil,
apabila ia sering menirukan apa yang didemonstrasikan oleh guru.
Setelah observasi selesai dilakukan, peneliti bersama kolaborator dalam
penelitian tindakan di kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra
Selatan kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi
55
tersebut. Hasil diskusi tersebut berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari
tahap prasiklus, siklus I sampai siklus II. Terjadi peningkatan penguasaan materi
shalat lima waktu peserta didik dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II.
Peningkatan aktifitas belajar peserta didik di setiap siklus penelitian. Hasil tes
akhir juga menunjukkan peningkatan prestasi belajar peserta didik dari tahap
siklus I dan siklus II.
Pada siklus I ada 16 peserta didik yang tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan
secara klasikal hanya mencapai 30,9%. Dan rata-rata hasil belajar, 69,5%, Setelah
diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik
yang tuntas belajar mencapai 36,1% atau 27 peserta didik tuntas belajar dan rata-
rata hasil belajar 86,3%, berarti bahwa metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok
shalat. Untuk itu siklus dihentikan, maka dapat disimpulkan dengan penerapan
model pembelajaran metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan semester ganjil
tahun ajaran 2022/2023 pada materi pokok shalat lima waktu. Setelah peneliti
mengetahui bahwa dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
dan keakurasian shalat sudah baik dan benar peneliti bermusyawarah kepada
Kepala, Waka kurikulum, Keiswaan, dan waka humas, maka Mts Qur'aniah
Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan akan mempratekkan semua bidang
keagamaan terutama mata pelajaran fiqih, karena mata pelajaran fiqih disamping
ilmu yang diajarkan di Mts Qur'aniah Mataram Musi Rawas Sumatra Selatan akan
bermanfaan bagi diri siswa untuk bekal hidup bercampur dengan masyarakat,
sehingga Mts Qur'aniah Mataram akan tampak berbeda dengan sekolah-sekolah
yang sederajat.
B. Rekomendasi
Dari uraian tersebut di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran
dengan maksud proses pembelajaran Fikih dengan metode demonstrasi yang
diterapkan dapat mengikatkan kualitas pendidikan.
1. Kepada guru
Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik hendaknya menggunakan
penerapan metode demonstrasi dalam penyampaian materi yang berupa proses
atau bahan ajar yang berupa kemampuan psikomotorik sehingga peserta didik
akan lebih tinggi tingkat pemahamannya.
56
2. Kepala Madrasah dan Komite
a. Untuk semakin lancarnya proses belajar mengajar, maka hendaknya
lebih dilengkapi sarana dan prasarana yang sekiranya bisa menunjang
keberhasilan metode yang digunakan.
b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada
lebih dilengkapi dengan menambah buku-buku yang bersifat
keagamaan.Dengan tujuan diharapkan anak dapat bertambah
pengetahuan agamanya.
3. Kepada Siswa
Siswa harus terus meningkatkan hasil belajarnya agar mendapatkan hasil
yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan berusaha membiasakan
melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kepada Orang Tua
Sebagai Orang tua yang peduli terhadap perkembangan moral anaknya
harus mendukung program belajar yang di desain sekolah dengan membantu
peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih baik serta memantau dan
mengawasi kegiatan anak di rumah terutama dalam mengamalkan nilai-nilai
ibadah.
57
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan
Hikamh, ( Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 )
Sahertian, Piet A., Konsep dasar & Teknik Supervisi Perndidikan, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000)
58
Persada, 2001)
Syarifuddin, Amir, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Media, 2003)
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat
Pers, 2002)
59
Lampiran 1
Tabel Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII.2 Mts Qur'aniah Mataram
60
Lampiran 2
B. Kompetensi Dasar
61
C. Materi Pokok
1. Shalat secara bahasa berarti doa. Secara istilah salat adalah ibadah
yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, yang dimulai
dengan takbir, dan diakhiri dengan salam
2. Adapun syarat shalat itu terdiri dua jenis, yaitu: sayarat sah dan syarat
wajib
3. Sunah `ab`ad adalah amalan sunah dalam shalat yang apabila
terlupakan harus diganti dengan sujud sahwi. Sedangkan Sunah Hai`at
adalah amalan sunah dalam shalat yang apabila terlupakan tidak perlu
diganti dengan sujud sahwi. (Pemahaman mengenai sunah dalam salat,
dapat disesuaikan dengan keadaan siswa dan guru)
4. Adapun yang Membatalkan Shalat, antara lain:Berbicara dengan sengaja,
Bergerak dengan banyak (3 kali gerakan atau lebih berturut-turut),
Berhadats, Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja,
Terbuka auratnya, Merubah niat, Membelakangi kiblat, Makan dan
minum, Tertawa, dan Murtad
5. Tentang rukun shalat dirumuskan menjadi 13 perkara: Niat, Berdiri, bagi
yang berkuasa, Takbiratul ihram: membaca "Allahu Akbar", Membaca
Surat Fatihah, Ruku' dan thuma'ninah, I'tidal dengan thuma'ninah, Sujud
dua kali dengan thuma'ninah, Duduk antara dua sujud dengan
thuma'ninah, Duduk untuk tasyahud pertama, Membaca tasyahud akhir,
Membaca shalawat atas Nabi, Mengucapkan salam yang pertama, dan
Tertib
6. Dalam hal bacaan shalat, guru dapat memberi materi tambahan, atau
meminta siswa menghafalkan bacaan-bacaan salat yang telah siswa
pelajari sebelumnya baik di lingkungan keluarga, maupun lembaga
pendidikan formal yang pernah ditempuh siswa. (misalnya materi
tentang lafaz qunut dalam salat subuh, dapat disesuaikan dengan
keadaan siswa).
7. Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena seseorang meninggalkan
sunah ab`ad, kekurangan rakaat atau kelebihan rakaat, maupun ragu-ragu
tentang jumlah rakaat dalam shalat.
D. Proses Pembelajaran
62
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.
2) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3) Guru memotivasi peserta didik dengan kegiatan yang ringan dengan
melakukan kegiatan ringan, seperti cerita motivasi, senam otak atau
bersalawat.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5) Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif materi sebelumnya dan
mengaitkan dengan materi ketentuan salat lima waktu dan sujud sahwi.
6) Guru dapat memakai beberapa alternatif media/alat peraga/alat bantu,
dapat berupa tulisan manual di papan tulis, kertas karton (tulisan yang
besar dan mudah dilihat/dibaca), atau dapat juga menggunakan
multimedia berbasis ICT atau media lainnya.
7) Guru memberikan informasi tentang tujuan dan manfaat mempelajari
seputar.
8) Guru menggunakan metode diskusi dalam bentuk the educational-
diagnosis meeting. Artinya, peserta didik berbincang mengenai pelajaran
di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas
pelajaran/materi yang diterimanya agar masing-masing memperoleh
pemahaman yang benar yang dikolaborasi dengan metode demontrasi.
b. Kegiatan Inti
1) Guru meminta peserta didik untuk mengamati pelaksanaan salat lima
waktu dan sujud sahwi yang dilaksanakan siswa lainnya di masjid
sekolah maupun umat Islam pada umumnya yang dilaksanakan setiap
hari di berbagai tempat
2) Peserta didik menyebutkan hasil pengamatannya di depan kelas.
3) Peserta didik mengamati gambar berikutnya (kolom mengamati
gambar), yang terdiri terdiri 4 gambar.
4) Peserta didik mengemukakan isi gambar tersebut dengan bimbingan guru
5) Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang
dikemukakan peserta didik tentang isi gambar tersebut
63
No. Masalah Hasil Diskusi
1 Iwan hanya mau melaksanakan
salat di sekolah saja, namun
tidak dilaksanakan bila di
Rumah
2 Boy mencuri sandal saat
meinggalkan masjid setelah
Salat
Saat zuhur tiba, ketua OSIS
3 menghentikan rapat namun
ditolak oleh anggota lain yang
meminta rapat tetap
dilanjutkan
4 Susi enggan melaksanakan
salat karena tergesa-gesa
mengerjakan PR
5 Dody menjadi imam dengan
menggunakan celana jeans dan
kaos ketat sehingga aurat
bagian belakangnya kelihatan
saat bersujud
64
a. membimbing peserta didik untuk memberikan jawaban dengan jujur
terkait pelaksanaan salat lima waktu dan sujud sahwi yang
dilaksanakan setiap hari dan diserahkan pada waktu yang ditentukan guru
setelah di paraf oleh orang tua
b. membimbing peserta didik untuk memberikan tanggapan terhadap
perilaku-perilaku terkait materi salat lima waktu dan sujud sahwi
c. meminta peserta didik untuk mengerjakan bagian pilihan ganda
d. meminta peserta didik untuk mengerjakan bagian uraian
e. membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok diskusi dan
saling menghargai pendapat teman (Kolom diskusi).
c. Kegiatan Penutup
1) Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
2) Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa
3) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
dan menyampaikan tugas tidak terstruktur.
4) Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta didik untuk benar-benar
menjaga shalat lima waktu dalam kehidupan sehari-hari
5) Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
d. Penilaian
65
4 Susi enggan melaksanakan
salat karena tergesa-gesa
mengerjakan PR
5 Dody menjadi imam dengan
menggunakan celana jeans dan
kaos ketat sehingga aurat
bagian belakangnya kelihatan
saat bersujud
c. Soal Penalaran
No Kasus Tanggapan
1 Ahmad Terkandang
d. Pilihan Ganda
Perintah: Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap
paling tepat!
1. Shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang orang
yang beriman.Menurut bahasa shalat artinya...
a. Selamat b. Doa c. Menyembah d. memohon
2. Shalat tidak sah apabila tidak memenuhi syarat dan rukunnya. Berikut
ini yang bukan syarat wajib shalat adalah…
a. Niat b. Islam c. Berakal sehat d. Suci dari hadas
3. Membaca surat alfatihah termasuk salah satu.....shalat
a. Syarat Wajib b. Sunah c. Syarat sah d. Rukun
4. Perhatikan ayat di bawah ini!
67
Maksud dari lafal yang diberi garis bawah diatas adalah ....
a. Dan berikanlah shadaqah c. dan laksanakanlah haji
b. dan dirikanlah shalat d. dan puasalah kamu
68
Skor penilaian sebagai berikut:
Pilihan ganda: jumlah jawaban benar x 6 dari 10 soal (nilai maksimal = 60)
KUNCI JAWABAN :
NO KUNCI
JAWABAN
1. B
2. A
3. D
4. B
5. B
6. C
7. D
8. A
9. D
10. C
e. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan Jelas!
1. Sebutkan syarat syahnya shalat !
2. Sebutkan hal-hal yang membatalkan shalat !
3. Sebutkan rukun-rukun shalat !
4. Apa yang dimaksud dengan sujud sahwi? Jelaskan!
5. Sebutkan sebeb-sebab sujud sahwi?
69
1) Berbicara dengan sengaja a.Jika peserta didik dapat
2) Bergerak dengan banyak (3 menuliskan hal-hal yang
kali gerakan atau lebih membatalkan shalat
2 berturut-turut) lengkap dan benar, skor 6
3) Berhadats 6
4) Meninggalkan salah satu b. Jika peserta didik dapat
rukun shalat dengan sengaja menuliskan hal-hal yang
5) Terbuka auratnya membatalkan shalat
6) Merubah niat kurang dari 3, skor 3
7) Membelakangi kiblat
8) Makan dan minum
9) Tertawa
10) Murtad
Jumlah skor 40
F. Saran :
Guru harus kreatif mengembangkan soal berikut rubrik dan penskorannya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
F. Pengayaan
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
yang telah disiapkan oleh guru berupa makna dari salat lima waktu dan sujud
sahwi. (Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang
berhasil dalam pengayaan).
G. Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru. Guru akan melakukan penilaian kembali. Remedial dilaksanakan pada
waktu dan hari tertentu yang disesuaikan contoh: pada saat jam belajar, apabila
masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran
selesai).
Lampiran
Nama siswa :
No _bsent :
:
NO
KODE ASPEK YANG DIMINATI
72