Oleh :
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah diberikan, penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan
kelas ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Akhirnya penulis berharap semoga ptk ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya, Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENGESAHAN.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 4
C. Tujuan penelitian............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran adalah faktor metode.
Upaya perbaikan hasil belajar peserta didik dapat diupayakan secara maksimal dengan
cara memilih metode yang tepat untuk suatu materi pelajaran. Guru perlu mengenal
beraneka macam metode yang ada, agar dapat melakukan metode yang sesuai dengan
Selama ini sering kita jumpai metode ceramah masih dominan digunakan para
pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, juga adanya ketidak aktifan peserta
didik dalam mengikuti pelajaran terutama mata pelajaran Akidah Akhlak. Peserta didik
sekedar mengikuti pelajaran yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya
mendengar ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya
respon, kritik dan pertanyaan peserta didik kepada guru sebagai feed beack atau umpan
balik. Demikian juga guru hanya mengejar waktu mengingat harus mengajarkan
materi yang cukup banyak tetapi dengan jam pengajaran yang disediakancukup singkat,
tanpa mempedulikan peserta didiknya paham atau tidak, Sehingga hal ini menjadikan
mengakibatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
terhambat. Peserta didik akan beranggapan bahwa belajar Akidah Akhlak bukanlah
kebutuhan, hanya tuntutan kurikulum saja, karena peserta didik tidak mendapat makna
dari belajar Akidak Akhlak yang dipelajari. Padahal secara substansial mata pelajaran
1
untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan
sehari-hari1 Oleh karena itu peserta didik dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar
prestasi belajar peserta didik. Interaksi pembelajaran di kelas juga merupakan wujud
pembiasaan akhlak peserta didik. Disamping itu, kemampuan guru dalam memilih
metode yang tepat juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.
Guru harus mampu memilih metode yang tepat, sehingga peserta didik termotivasi
belajar Akidah Akhlak di MTs N 2 Lampung Utara kelas IX semester ganjil tahun
pembelajarannya masih satu arah (ceramah) belum bervariasi sehingga pelajaran yang
seharusnya dikuasai dengan baik oleh peserta didik hasilnya kurang optimal hal ini
dapat diketahui dari nilai ulangan harian hanya 57,50 % dari jumlah peserta didik yang
mendapatkan nilai lebih dari 7,5 sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan. 2) Aktivitas belajar peserta didik secara klasikal juga masih rendah yaitu 36
%, hal ini disebabkan karena peserta didik tidak merasa dilibatkan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru harus memantau aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dapat
tepat. Salah satu kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran adalah
1
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.50
2
perhatian anak didik, mungkin karena terlalu monoton, kaku, terkesan memaksa, bahkan
tersedianya perangkat pembelajaran yang kurang atau ada tetapi belum difungsikan.
karena keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) bergantung pada model yang
digunakan oleh gurunya. Jika model mengajar guru enak, maka peserta didik akan
tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan
terjadi perubahan tingkah laku pada peserta didik baik tutur katanya, sopan santunnya,
motoriknya dan gaya hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang lebih
Mind mapping dapat dipahami sebagai suatu strategi untuk mencatat yang kreatif
dan efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Manfaat awal mind
mapping adalah untuk mencatat. Mind mapping dapat menggantikan metode lama
outlining yang kaku dan kadang mengganggu kebebasan memunculkan ide-ide baru.
Mind mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan
seseorang menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak
dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa
Dengan demikian daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram
warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja
alami otak Mind mapping ini berkaitan dengan kerja otak. Sistem kerja otak tidak
menyimpan memori dalam bentuk rapi dan teratur tetapi lebih menyerupai pohon Ia
Semakin sering seseorang bekerja dengan metode memori otak, maka akan
2
Ibid., hlm. 5
3
semakin mudah dan cepat ia belajar.3 Melalui aplikasi model pembelajaran mind
mapping, maka akan semakin mudahlah melibatkan kedua sisi otak sehingga mampu
meningkatkan akselerasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, mind mapping dapat
dijadikan sebagai suatu strategi pembelajaran yang efektif dan bermanfaat bagi peserta
didik karena dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik serta dapat
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok masalah sebagai
berikut: Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas ix semester
ganjil mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman pada hari akhir melalui model
2022/2023
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan
untuk mengetahui upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas IX semester
gasal mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman pada hari akhir melalui model
2022/2023.
D. Manfaat Penelitian
Akhlak.
3
Gordon Dryden dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution): Belajar Akan
Efektif Kalau Anda dalam Keadaan ”Fun”, terj. Wrod ++ Translation Service, (Bandung: Kaifa, 2001),
hlm. 165.
4
b. Meningkatkan kerja sama, tanggung jawab dan keaktifan peserta didikdalam
2. Bagi guru
Dengan mengetahui hasil penelitian ini, hendaknya pihak sekolah memiliki sikap
proaktif terhadap setiap usaha guru, mendukung dan memberi kesempatan kepada
4. Bagi peneliti
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
tentang ”belajar”. Sering kali perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Dalam
uraian ini penulis akan memperkenalkan beberapa perumusan belajar guna melengkapi
yait bahwa definisi maupun konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses
adalah perubahan sikap yang terjadi relatif permanen sebagai hasil dari sebuah
merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) sipelajar brdasarkan pengerahuan
pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan.”6 Perubahan yang terjadi dalam
4
Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: In Grow Hill, 1971), hlm. 2
5
Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Madjid, Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris, Jus. 1.,(Makkah : Darul
Ma'rif, tth.), hlm. 169.
6
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996), hlm. 102
6
proses belajar tersebut berlangsung secara permanen dan dalam waktu yang cukup
lama.
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar juga selalu
didefinisikan sebagai suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh
pribadi murid. Belajar dapat diartikan sebagai usaha dalam menggunakan sarana
atau sumber, baik di dalam maupun di luar pranata pendidikan, guna perkembangan
Pengertian belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan
belajar mengajar baik di kelas, di sekolah, maupun di luar sekolah. Hasil belajar
Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan
konsep.
tingkah laku pada diri peserta didik yang mencakup bidang kognitif, afektif dan
7
Sudarmanto, Tuntunan Metodologi Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1995), Cet. 4, hlm 2
8
Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung PT, Remaja Rosdakarya) 2003 hlm,3
7
ketrampilan, penghargaan terhadap sesuatu, sikap, minat dan sebagainya. 9 Hasil belajar
merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem proses masukan (inputs). Outputs
tersebut berasal dari berbagai macam informasi sedangkan inputs adalah perbuatan atau
kinerja (performance).10
makna bahwa pembelajaran merupakan segala upaya yang disengaja dalam rangka
memberikan kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.11 Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar terdapat
keterpaduan dari kedua unsur yaitu guru dan anak didik, melalui interaksi edukatif.
Tentu saja, dalam kegiatan belajar ini guru harus dapat menggunakan berbagai strategi
pembelajaran melalui metode yang digunakan sebagai alat atau cara untuk mencapai
tujuan belajar yang diinginkan. Kegiatan belajar ini merupakan inti dari kegiatan dalam
pendidikan. Segala sesuatu yang sudah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar, karena dalam kegiatan belajar inilah semuakomponen pengajaran dan
kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah di terapkan dapat
tercapai.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam belajar dan dapat digolongkan
Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal diluar individu yang
Stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana lingkungan
9
Mohammad Ali, Bimbingan Belajar (Penuntun Sukses di Perguruan Tinggi dengan Sistem SKS), (Bandung:
CV. Sinar Baru, 1984), hlm. 11
10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 38.
11
Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,1997), hlm. 230
12
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 5, hlm. 113.
8
eksternal yang harus diterimaatau dipelajari oleh si pelajar.
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang di harapkan. 13
apabila dia tidak menguasai satupun metode mengajar, Sehingga metode yang
digunakan seorang guru dapat mempengaruhi proses belajar dari peserta didik.
dengan mind mapping (peta konsep) ini peserta didik akan lebih mudah
mempelajarinya dan dengan mind mapping (peta konsep) yang dibuat oleh peserta
didik tentunya daya ingat peserta didik terhadap materi tersebut akan, lebih baik.
c. Faktor-faktor individual
Selain faktor-faktor stimuli dan metode belajar, faktor individual sangat besar
Secara fundamental Dollar and Miller (Luree, 1970: 136) menegaskan bahwa
13
Ibid., hlm. 8.
14
Abin Syamsudin Makmun, op.cit., hlm. 164.
9
3. Adanya usaha (response), peserta didik harus melakukan sesuatu(the learner
must do something).
tahapan dalam mengajar, karena dalamtahap ini berlangsung interaksi antara guru
dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik secara
perhatikan oleh guru karena dapat mempengaruhi belajar dari peserta didik,
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni
dari dalam diri peserta didik itu dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik
atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark
bahwa hasil belajar seorang di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan peserta
berikut:16
15
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Penerbit Sinarbaru,2008), Cet. 9.
hlm. 39.
16
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),Cet. 23, hlm.
106
10
Instrumental Input
Environmental input
bahan baku yang perlu di olah, dalam hal ini di beri pengalaman belajar tertentu
belajar mengajar turut berpengaruh pula sejumlah faktor yang sengaja dirancang
yang dikehendaki. Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam
Hasil belajar berkaitan erat dengan 3 ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik
dan afektif. Ukuran dan data hasil belajar Aqidah Akhlak peserta didik dapat
tingkah laku.17
17
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), hlm.266
11
tiga ranah tersebut sehingga kemampuan peserta didikdapat maksimal.
kitabnya, para rasulnya dan kepada hari akhir serta kepada Qadar yang baik
maupun yang buruk.18 Hal ini juga disebut sebagai rukun iman.
Kemudian kata Akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut
Menurut Zakiah Daradjat, dkk, “Aqidah Akhlak adalah suatu bidang studi yang
aqidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Aqidah Akhlak adalah sub mata
pelajaran pendidikan agama yang membahas tentang Aqidah dan Akhlak, dimana
memahami dan menyakini Aqidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan
18
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), hal.30
19
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 2
20
Zakiyah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm.
173
12
SWT.
Dari beberapa fungsi pelajaran Aqidah Akhlak seperti diatas dapatlah ditarik
dengan sendirinya akan tumbuh dan berkembang pada diri anak sesuai dengan
a. Aspek Aqidah terdiri atas dasar dan tujuan Aqidah Islam, sifat-sifat Allah, al-
asma' al-husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari
b. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas ber-tauhiid, ikhlaas, ta’at, khauf, taubat,
c. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa,
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pelajaran aqidah akhlak mencakup seluruh
aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah swt maupun secara horisontal
21
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.50
22
Ibid., hlm. 53.
13
sesama makhluk-Nya. Dengan kata lain, bahwa perilaku sosial yang meliputi:
tanggungjawab, menghormati orang lain, tolong menolong dan partisipasi sosial juga
Mind mapping (peta konsep) merupakan strategi yang meminta peserta didik
mensintesis atau membuat satu gambar atau diagram tentangkonsep-konsep utama yang
saling berhubungan, yang ditandai dengan garis panah di tulis level yang
Readon mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan
Konsep merupakan dasar untuk berfikir, untuk belajar aturan- aturan dan
akhirnya untuk memecahkan masalah. Dengan demikian itu sangat penting bagi peserta
didik. Misalnya dalam pembelajaran Aqidah Akhlak mind mapping (peta konsep) dapat
Untuk membuat suatu mind mapping (peta konsep), peserta didik dilatih untuk
mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun
bentuk-bentuk tersebut dalam bentuk suatu pola. Dahar dalam Trianto mengemukakan
a. Mind mapping (peta konsep) merupakan suatu cara untuk memperlihatkan konsep-
konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, baik itu bidang studi fisika,
kimia, Aqidah Akhlak, matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri mind
mapping (peta konsep) peserta didik melihat bidang studi itu lebih jelas dan
mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
23
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,2007), hlm.
168.
24
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajarNyaman dan
Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 153
14
b. Mind mapping (peta konsep) merupakan suatu gambar dua dimensi dari bidang
studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan
hubungan-hubungan profesional antara konsep-konsep. Hal ini yang membedakan
belajar bermakna dari belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa
memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep.
c. Mind mapping (peta konsep) menyatakan hubungan antar konsep- konsep. 25
Dengan demikian mind mapping (peta konsep) dapat menunjukkan secara visual
dalam permasalahannya. Mind mapping (peta konsep) yang dapat di buat oleh peserta
didik dapat membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki peserta didik
dan untuk memperkuat pemahaman konsep guru sendiri dan disiplin ilmunya.
Penyusunan mind mapping (peta konsep) berbeda dengan mencatat, tetapi ada
beberapa hal yang hampir sama. Pada mind mapping (peta konsep) tidak semua
penjelasan dari guru atau isi dari buku pelajaran yang dipahami di catat semua.
Maksudnya bahwa mind mapping (peta konsep) bisa berupa catatan ringkasan dari suatu
pelajaran tetapi berbentuk pemetaan seperti bagan, grafik dan lain-lain mengenai suatu
pelajaran.
Manfaat awal mind mapping adalah untuk mencatat. Mind mapping dapat
menggantikan metode lama outlining yang kaku dan kadang mengganggu kebebasan
memunculkan ide-ide baru. De Porter dan Hernacki dalam buku Quantum Learning
pembelajaran, karena selain dapat meningkatkan daya ingat, catatan juga diperlukan
untuk mengingat apa yang tersimpan di dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulang,
kebanyakan peserta didik hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka
25
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan
Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 159
26
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajar Nyaman dan
Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 152
15
Mencatat yang efektif merupakan salah satu kemampuan terpentingyang pernah di
pelajari seseorang. Bagi pelajar, hal ini seringkali berarti perbedaan antara mendapatkan
nilai tinggi atau rendah pada saat ujian. Alasan pertama untuk mencatat adalah bahwa
mencatat dapat meningkatkan daya ingat.27 Salah satu strategi mencatat yang
memungkinkan seseorang peserta didik menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dapat dilibatkan sejak awal yaitu dengan menggunakan
strategi mind mapping. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih
demikian daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni,
sangatteratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otakdalam
Jadi suatu ringkasan lebih mudah di pahami jika dituangkan dalam bentuk mind
mapping (peta konsep), karena mind mapping (peta konsep) mengemukakan gagasan
pemetaan konsep dalam bentuk proposisi- proposisi untuk menolong pemahaman dari
peserta didik. Ketika dia belajar dan konsep telah diperolehnya maka pembuatan
ringkasan dengan jalan mind mapping (peta konsep) dapat memudahkan dalam belajar.
Mind mapping (peta konsep) memegang peranan penting dalam belajar bermakna.
Karena itu hendaknya setiap peserta didik pandai menyusun mind mapping (peta
konsep) untuk meyakinkan bahwa pada peserta didik itu telah berlangsung belajar
bermakna. Ada beberapa langkah untuk membuat atau menyusun mind mapping (peta
konsep), yaitu :
16
penghubung. 28
a, Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar.
Mengapa? Karena memulai dari tengah memberi kebebasan bagi otak untuk
menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan
alami.
b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa? Karena sebuah gambar
bermakna seribu kata dan membantu kita untuk menggunakan imajinasi. Sebuah
gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap fokus, membantu kita
c. Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan
gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran
tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Mengapa? Karena otak
bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, empat, dst) hal
sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan
mengingat.
e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Mengapa? Karena garis
lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang melengkung dan organis, jauh lebih
f. Gunakan satu kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena kata kunci tunggal
g. Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu
28
Trianto, op.cit., hlm. 159
17
kata.29
a. Memilih satu masalah atau topik atau teks atau wacana atau bab (materi pokok)
b. Meminta peserta didik melakukan brain storming (curah gagasan) tentang masalah
atau topik atau teks atau wacana itu sebanyak mungkin (25-40 konsep). Karena
bagaimanapun ketika suatu topik di bahas oleh beberapa orang akan lebih mudah.
c. Kemudian, meminta peserta didik memilih 10-12 konsep-konsep utama di atas kartu-
e. Kemudian dengan kartu-kartu yang telah bertuliskan konsep utama, mintalah peserta
didik untuk mencoba beberapa kali membuat satu gambar yang saling berhubungan
antar konsep-konsep. Mind mapping (peta konsep) bisa dalam bentuk vertikal atau
horisontal. Mungkin juga peserta didik meletakkan konsep yang paling besar di
tengah gambar.
f. Memastikan peserta didik membuat garis penghubung antar konsep- konsep utama.
g. Sebelum mengakhiri tugas peserta didik, meminta mereka menulis satu kata atau
h. Tampilkan satu mind mapping (peta konsep) yang di buat oleh guru sebagai bahan
i. Setelah peserta didik mengerjakan tugas, selanjutnya guru melakukan koreksi atau
evaluasi. 30
29
Tony Buzan, op.cit., hlm. 15
30
Hisyam Zaini, dkk, op.cit., hlm. 175
18
j. Setelah dikoreksi mind mapping (peta konsep) tersebut dikembalikan kepada peserta
didik.31
Belajar konsep berguna dalam rangka pendidikan peserta didik atau paling tidak
punya pengaruh tertentu. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran dengan menggunakan
akal.
menjadi satu.
31
Ibid., hlm., 176
32
Gordon Dryden dan Jeanettevos, Revolusi Cara Belajar, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2003),
hlm. 166.
19
f. Belajar memahami perspektif dan dalam suatu konsep.
Peta pikiran adalah catatan yang dibuat dalam selembar kertas dalam bentuk
menghasilkan kesan dan menimbulkan makna. Hal ini menunjukkan bahwa peranan
menyimpan informasi. Peranan berpikir kreatif ini sangat tepat jika diaplikasikan dalam
mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena materi-materi pelajaran dalam Aqidah Akhlak
disampaikan dengan strategi pikiran. Sehingga peserta didik mampu menyerap materi
dengan efektif.
Aqidah Akhlak. Hal ini sangat beralasan karena beberapa hal yaitu :
karena mampu memberikan stimulasi yang positif terhadap otak peserta didik.
c. Model pembelajaran Aqidah Akhlak selama ini masih monoton dengan model
ceramah, sehingga akan lebih efektif jika dipadu dengan model pembelajaran mind
mapping. Sehingga tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk membekali peserta
didik agar mengetahui dan mengamalkan ajaran Islam akan tercapai secara pribadi
33
Hisyam Zaini, dkk., op.cit., hlm. 169
20
dan sosial.
d. Apabila peserta didik akan mencatat materi Aqidah Akhlak, terlebih dahulu harus
mencari kata kunci atau tema sentral dari materi Aqidah Akhlak yang dipelajarinya
dan menuliskannya di bagian tengah dari buku catatannya. Kemudian mencari sub-
sub tema dari kata kunciatau tema sentral itu sebagai cabang-cabangnya yang
menyebar di sekeliling kata kunci tersebut. Jangan lupa untuk menggunakan pensil
atau spidol warna yang berbeda untuk setiap cabang dan membuat gambar atau
simbol yang mewakili kata kunci atau sub tema tersebut yang mudah diingat.
Contoh pembuatan mind mapping dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi iman
Menjelaskan
Menunjukkan dalil
pengertian
tentang beriman
beriman kepada
kepada hari akhir
hari akhir.
yaitu:
21
penting yang telah dikumpulkan.
2) Dengan mengetahui konsep dan fakta utama yang dikaitkan dengan ingatan
kita, maka memudahkan kita untuk menyimpan seluruh dasar ilmu tanpa
dengan satu pemahaman tentang konsep dasar atau tujuan dari satu pokok
4) Bentuk bagan konsep ada kaitannya dengan sistem kerja otak dalam
potongan yang tidak terorganisir. Melalui peta konsep maka materi yang
(peta konsep), peserta didik lebih mudah untuk mengingatnya karena dengan
dapat dibuat dalam bentuk diagram hirarki, mind mapping (peta konsep) tidak
berupa catatan- catatan panjang yang tentunya lebih sulit untuk di pahami dan di
membantu kita untuk belajar dan mengingat kata-kata dalam suatu daftar.
metode hubungan dapat mengingat tiga kali lebih baik dibanding dengan orang
34
Lihat Edmund Bachman, Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif, (Jakarta: PrestasiPustakaraya,
2005), hlm. 53-57.
22
yang tidak menggunakan sistem ini.35
tersebut antara lain suasana kelas yang kurang tenang karena peserta didik
berkeinginan untuk melengkapi mind mapping (peta konsep). Selain hal tersebut
mengurangi orisinalitas dari ide yang disalurkan. Selain itu tidak semua peserta
waktu yang lama untuk menuangkan dalam bentuk mind mapping (peta
konsep).36
C. Kerangka Berpikir
Kreatifitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Berpikir kreatif
didapat melalui proses belajar dengan baik. Hal ini juga mendorong kita untuk
memahami masalah dengan cepat dan menemukan gagasan yang bersifat solutif
dengan cara yang tepat. Banyak strategi pembelajaran yang menerapkan berpikir
informasi yang diserap. Sistem mencatat mind mapping sama dengan sistem
kerja otak kita. Model pembelajaran mind mapping ini efektif untuk membantu
35
Carol Turkington, Cara Mudah Memperbaiki Daya Ingat, (Yogyakarta: Platinum,2005)cet.I hal 78
36
Novianti, ”peningkatan kreatifitas dan hasil belajar mahasiswa melalui peta konsep”
http://sweetyhome.wordpress.com/2008/06/13/peta-konsep, hlm. 7
23
terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan
peserta didik.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara
guru dengan peserta didik yang sedang belajar. 37 Jadi PTK merupakan suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan
Sedangkan Waktu penelitian dimulai pada tanggal 18 Juli 2022 sampai dengan 24
2. Subyek Penelitian
Yang dimaksud subyek dalam penelitian ini adalah sekelompok orang atau
individu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX
MTs 2 Lampung Utara yang berjumlah 40 peserta didik. Dalam penelitian ini,
guru. Hal ini peneliti lakukan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan guru
C. Desain Penelitian
37
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.2
25
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang
kolaboratif dan partisipatorik. Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai guru yang
dan peneliti dibantu oleh seorang guru sebagai mitra peneliti yang bertugas mengamati
jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan aktivitas belajar peserta didik.
Siklus I / II
Analisis/Refleksi perencanaan
observasi Pelaksanaan
awal sebagai bahan refleksi awal. Peneliti dalam hal ini mengadakan observasi kelas
yang akan dipecahkan dengan skenario pembelajaran yang akan diterapkan di kelas.
2. Peneliti menetapkan kelas yang memiliki permasalahan paling serius dan perlu
38
Ibid., hlm. 16
26
penanganan dengan tindakan sebagai alternatifnya.
tersebut
teridentifikasi perlu segera diatasi, dengan cara penerapan model pembelajaran mind
mapping dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas yang telah ditentukan yaitu kelas
IX. Tindakan tersebut diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi yaitu
Secara umum implementasi tindakan setiap siklus dalam PTK dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian pada siklus I, peneliti melakukan penelitian awal pra
siklus. Pada tahap pra siklus, peneliti dan kolaboran melakukan pembelajaran tanpa
akhir pembelajaran, peneliti melakukan evaluasi. Dari evaluasi ini, akan diketahui
hasil belajar awal peserta didik sebelum dilakukan tindakan menggunakan model
pembelajaran mind mapping. Hasil awal yang diperoleh pada tahap pra siklus ini
digunakan sebagai bahan komparasi hasil belajar peserta didik pada siklus I dan
II. Sehingga akan diketahui apakah ada peningkatan hasilbelajar pada tiap siklusnya
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada
model pembelajaran mind mapping.
2) Menyiapkan materi pembelajaran Aqidah Akhlak dengan mater ipokok
Iman kepada Hari Akhir.
3) Peneliti dan kolaboran menyusun peta konsep yang berkaitan dengan
27
materi Aqidah Akhlak.
4) Penelitidan kolaboran menyiapkan lembar observasi,
b. Tindakan
tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas, dan
konsep.
kepada seluruh peserta didik. Para peserta didik tidak boleh bekerja
c. Pengamatan
d. Refleksi
28
Analisis dan refleksi dilakukan oleh peneliti dan kolaboran dengan cara
menganalisis hasil pekerjaan peserta didik berupa hasil tes belajar dan hasil
diperoleh kesimpulan bagian atau fase mana yang perlu diperbaiki atau
2. Siklus II
a. Perencanaan
dengan hasil refleksi pada siklus I, mungkin saja ada hal-hal baru yang perlu
dipersiapkan.
b. Tindakan
kelas, kemampuan komunikasi, interaksi antara guru dan peserta didik dan
29
dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pada akhir siklus dilakukan tes akhir
siklus II.
b. Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan kegiatan
c. Refleksi
1. Metode Tes
Metode tes yaitu “alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan”.39 Tes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes
objektif berupa pilihan ganda. Tes yang peneliti buat dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui atau mengukur prestasi atau hasil belajar peserta
didik. Dengan menggunakan metode tes ini maka peneliti akan dapat
39
Suarsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara., 2006), hal. 53
30
2. Metode Dokumentasi
langsung dapat mengambil bahan dokumen yang sudah ada dan untuk
data daftar nama peserta didik, nilai ulangan harian peserta didik, foto kegiatan
belajar mengajar dan prestasi belajar peserta didik, serta aktivitas belajar.
3. Observasi
mungkin mengenai apa yang terjadi. Metode observasi ini peneliti gunakan
1. Analisa Kuantitatif
Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar peserta didik dapat dianalisis
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta
2002, hal. 135
41
. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), hlm. 136
31
deskriptif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata atau presentasi
2. Analisis Kualitatif
didik terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas peserta didik
F. Indikator Keberhasilan
42
Ibid., hlm. 131
32
kemampuan peserta didik dan guru serta ketersediaan prasarana dan sarana.
Sedangkan bagi peserta didik yang belum berhasil mencapai kriteria tersebut
kondisi prestasi belajar peserta didik sebelum dilakukan tindakan yang sebagian
semaksimal mungkin dan kalau bisa ketuntasan belajar peserta didik mencapai
100%.
43
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan
Sukses dalam Setifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 428-429
33
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah
Tony Buzan, The Ultimate Book of Mind Maps: Buku Pintar Mind Map, Alih Bahasa: Susi
Purwoko, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),
Gordon Dryden dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution):
Belajar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan ”Fun”, terj. Wrod ++ Translation
Service, (Bandung: Kaifa, 2001)
Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Madjid, Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris, Jus.
1. ,(Makkah : Darul Ma'rif, tth.)
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2002)
Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
1997)
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Penerbit Sinarbaru, 2008), Cet. 9
Zakiyah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), hlm.
168.
34
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajar Nyaman dan
Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002)
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajar Nyaman dan
Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002)
Gordon Dryden dan Jeanettevos, Revolusi Cara Belajar, (Bandung: PT. Mizan Pustaka,2003),
Lihat Edmund Bachman, Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif, (Jakarta: Prestasi Pustaka raya,
2005)
Carol Turkington, Cara Mudah Memperbaiki Daya Ingat, (Yogyakarta: Platinum,2005), Cet 1.
Novianti, ”peningkatan kreatifitas dan hasil belajar mahasiswa melalui peta konsep”
http://sweetyhome.wordpress.com/2008/06/13/peta-konsep.
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002,
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Sukses
dalam Setifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2009)
35
LK-11b: Penyusunan Instrumen PTK
1. Lembar Pengamatan
Observasi Aktifitas Peserta Didik Siklus I DAN II
36
6. Kemampuan mengimplementasikan metode
Pembelajaran
7. Kemampuan mengorganisir kelas
Jumlah
Rata-rata
Prosentase aktifitas guru
Keterangan: skor terendah = 1, skor tertinggi = 4, skor total maksimal
= 28
Kriteria Penilaian
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
2. Soal Ujian
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c dan d pada jawaban yang benar !
1. Percaya dengan sepenuh hati, bahwa kiamat itu terjadi, merupakan pengertian dari .
a. iman kepada Allah c. iman kepada malaikat
b. iman kepada hari akhir d. iman kepada rasul
6. Peristiwa hari kiamat telah disebutkan dalam Al-Qur`an diantaranya surat …..
a. Al Alaq :1-5 c. Al Qariah : 1-5
b. Al Fatikhah : 1-5 d. Al Falaq : 1-5
37
b. lalu dibenturkan keduanya d. maka apabila sangkaka ditiup sekali tiup
9. Pada suata semua makhluk yang telah mati dibangkitkan kembali oleh Allah, hari
itu disebut hari ….
a. yaumud diin c. yamul ba`ats
b. yaaumul jum`ah d. yaumul tanad
10. Malaikat yang bertugas meniup sangkakala sebagai tanda akan musnahnya alam
semesta adalah malaikat . …
a. Ismail c. Isrofil
b. Izroil d. Jibril
15. Pada hari itu juga merupakan hari panggil-memanggil yang disebut ….
a. yaumu tanad c. Yaumul ma’id
b. yaumulmau ud d. Yaumul fasli
19. Yamg bukan termasuk hikmah beriman kepada hari akhir adalah ….
38
a. mendorong untuk lebih ikhlas beramal
b. memacu giat beramal
c. menghindari berbuat maksiat
d. mendorong untuk giat bekerja
20. Sebagai orang mukmin, kita harus meyakini, bahwa neraka ……..
a. merupakan tampat orang-orang berdosa dan durhaka
b. tempat yang biasa saja
c. tempat khayalan belaka
d. tempat untuk menakut-nakuti manusia
KETERANGAN :
Nilai : 20 X 3 = 60
5 X 8 = 40
Jml = 100
39
3. Dokumentas
SIKLUS I
SIKLUS II
40