PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
DESI RAHMA FAUZIYAH
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki
tujuan Untuk mengetahui apakah problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V SDN Megonten 1 Tahun Pelajaran 2022/2023 pada
pokok bahasan Kisah Teladan Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan pembaca tentang metode pembelajaran
Problem based learning yang dapat digunakan sebagai alternatif metode
mengajar.
b. Bagi Peneliti berikutnya
Dapat digunakan sebagai bahan masukkan bagi peneliti-peneliti lain
yang melakukan penelitian serupa di masa yang akan datang
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran PAI
2) Siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat
memahami materi pelajaran sehingga nilai hasil belajarnya
meningkat.
b. Bagi Guru
Untuk menambah pengetahuan guru tentang problem based learning
yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini memberikan sumbangan bagi sekolah dengan masukan
dan perbaikan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran PAI di
kelas sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah pada umumnya.
F. Kajian Pustaka
1. Problem based learning
a. Pengertian problem based learning
Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan siswa adalah problem based learning.
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa
mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan
ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi. Metode ini mempersiapkan
siswa untuk berpikir kritis dan analitis, untuk mencari serta
menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai (Amir, 2010 : 21).
2. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan
belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga
terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar
itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha
menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan
dalam bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang
telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan
evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada
kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan
sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar
mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa
menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di
sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar
Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi
kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan
tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan
keberhasilan siswa.
Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan hafalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain
afektif hasil belajar meliputi level penerimaan, partisipasi, penilaian,
organisasi, dan karakterisasi. Sedang domain psikomotorik terdiri dari
level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks dan kreativitas.
Menurut Arsyad (2005 : 1) pengertian hasil belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya. Perubahan diarahkan pada diri peserta
didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap.
Menurut Aqib (2010 : 51) hasil belajar berupa perubahan
perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
Karena menurut Driscoll dalam Smaldino (2011 : 11) belajar
didefinisikan sebagai perubahan terus menerus dalam kemampuan yang
berasal dari pengalaman pembelajar dan interaksi pembelajar dengan
dunia.
Menurut Dimyati (2006 : 20) pengertian hasil belajar
merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi
terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak
pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil
belajar peserta didik yang dapat diukur dengan segera atau secara
langsung. Dampak pengiring adalah hasil belajar peserta didik yang
tampak secara tidak langsung atau merupakan transfer hasil belajar.
Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik.
Menurut Sudjana (2009 : 22) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi
objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitif
lah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan
dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan
pengajaran.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah mengikuti
pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek kognitif (kemampuan
hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi), afektif
(penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan
psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks dan kreativitas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk
angka atau nilai.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu
proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan
persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat
ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar
mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila
tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran
khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan
suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang
ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan
balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan
melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena
itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya
memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
b. Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai
berikut:
1) Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang
diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran
ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai
oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang
banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum
Hasil belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan
saya uraikan dibawah ini, yaitu :
1) Faktor internal (factor dalam diri)
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang
pertama adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil
belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu
dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga.
Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka
tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek
psikologis ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan
kepribadian. Faktor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari
Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap,
minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh faktor
psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus
mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan
memantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasi
Lah.
2) Faktor eksternal (faktor di luar diri)
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh
faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
a) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan
masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia
disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan
sosial adalah pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi
sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman
sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah
laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita.
Kalau kalian sudah terlanjur memiliki lingkungan pertemanan
yang lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan
teman-teman kalian untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu
kalian bisa memposisikan diri sebagai seorang pelajar.
Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan dengan
Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi
bagaimana kita belajar dan bagaimana minat kita terbangun di
dalam kelas. Memang pada kenyataannya banyak siswa yang
merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau
mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini
berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil
belajar seseorang. Biasanya seseorang yang memiliki keadaan
keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi
terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan
pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan.
Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian
surga, karena jika tidak, anak kalian yang baru lahir beberapa
tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik batin
yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para
orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam
kelas.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang
yang hidup di masyarakat akademik mereka akan
mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan
masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi pola
pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala
aktifitas masyarakatnya mempengaruhi tindakan seseorang,
begitupun juga berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
b) Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah,
peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondisi rumah
(secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan
yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi
Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk
sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli
teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan
prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat lulus,
dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa
saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam,
berpengaruh terhadap hasil belajar.
3) Faktor pendekatan belajar
Pendekatan dan teknik mengajar seorang guru bisa
mempengaruhi tinggi rendahnya minat dan hasil belajar siswa.
Seorang guru kadang tidak memahami cara dan teknik mengajar
yang baik. Hal ini akan membuat siswa kehilangan minat belajar
juga tujuan pengajaran yang dirumuskan oleh guru tidak akan
tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah
dirumuskan oleh guru, maka guru harus mengetahui, mempelajari
dan menguasai metode mengajar sehingga dapat dipraktekkan pada
saat guru mengajar.
d. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-
121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil
belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.
Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat
digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:
1) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil
tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
dalam waktu tertentu.
2) Tes Sub Sumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran
tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya
adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil
tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama
satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah
untuk menentukan taraf atau tingkat keberhasilan belajar siswa
dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini
dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat
(rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.
H. Metode Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat
sentral karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang
diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Pihak yang dijadikan subjek
penelitian di sini adalah siswa Kelas V SDN Megonten1 Kecamatan
Kebonagung kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2022 / 2023 berjumlah 32
siswa.
Objek Penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus
Bahasa Indonesia; 1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) objek
penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi
atau barang yang akan diteliti. Kemudian di pertegas (Anto Dayan 1986:
21), Adapun objek penelitian dalam tulisan ini adalah hasil belajar siswa
pada materi keteladanan nabi daud as dan Nabi sulaiman as pada Kelas V V
SDN Megonten1 Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2022 / 20232.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas dirancang melalui tiga siklus dan pada setiap
siklus dilaksanakan satu kali pembelajaran dengan alokasi waktu 4x35
menit, setiap siklus yang dilakukan mengacu kepada perubahan dalam
pembelajaran agar menjadi lebih baik lagi dalam proses maupun hasilnya,
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. PTK juga memiliki
prosedur atau aturan yang perlu diperhatikan. Prosedur tersebut digunakan
dalam melaksanakan PTK. Satu siklus PTK terdiri dari empat langkah, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun deskripsi
dilakukan pada setiap siklusnya desain penelitian tindakan kelas (PTK)
dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Kemmis dan Mctaggart: 1982).
d) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap hasil yang didapat dalam setiap
siklus untuk selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh suatu kesimpulan
tentang pelaksanaan tindakan. Dari hasil penarikan kesimpulan tersebut,
dapat diketahui apakah penelitian telah mencapai keberhasilan sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan, perhatian
dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
2) Kajian dokumen
Kegiatan yang dilakukan dalam kajian dokumen antara lain mengkaji
KKM, daftar nilai, silabus, Observasi, hasil wawancara, dan RPP
3) Tes
Tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa jauh
kemampuan yang diperoleh siswa sebelum diterapkan model
pembelajaran Problem based learning ( PBL ) dan sesudah diterapkan
model pembelajaran Problem based learning ( PBL ) siswa kelas V
SDN Megonten 1Kecamatan Demak Kabupaten Demak
4) Perekaman
Perekaman dilakukan dengan foto untuk memperjelas deskripsi
berbagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti dalam model
Problem based learning ( PBL )
5) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang
pembelajaran PAI BP khususnya materi Kisah Keteladanan Luqman
AL Hakim. Hasil wawancara dijadikan pertimbangan dalam
melakukan tindakan.
b. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1) Non tes
Lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pada saat diterapkan
model Problem Based Learning.
Jumlah
Kategori
2) Tes
Tes yang akan diberikan pada siswa dalam penelitian adalah tes awal
siklus dan tes akhir siklus (tes formatif). Tes awal siklus digunakan untuk
mengetahui nilai sebelum siklus. Sedangkan tes akhir siklus/ tes formatif
dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan
model Problem Based Learning. Materi yang dijadikan bahan tes adalah
materi yang diajarkan pada siklus sebelumnya.
4. Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan
b. Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif
komparatif dan teknik analisis kritis dengan uraian sebagai berikut :
1) Teknik deskriptif komparatif
Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk
menggambarkan dan membandingkan hasil sebelum pemberian
tindakan dan setelah pemberian tindakan dalam setiap siklus
2) Teknik Analisis Antar Siklus
Pada setiap siklus akan dilihat persentase peningkatan hasil
belajar siswa, baik peningkatan nilai rata-rata kelas, maupun
peningkatan nilai yang dicapai oleh masing-masing siswa. Hal itu
dapat dilihat dari peningkatan persentase penguasaan dan
kategori hasil belajar siswa.
c. Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat diukur dari
indikator minimal tingkat keaktifan dan hasil belajar siswa. Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
1) Meningkatnya tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran Kisah
Keteladanan Nabi Daud as dan Nabi sulaiman as yang dilihat
selama proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan keaktifan
dapat dilihat dari jumlah siswa yang aktif maupun persentase
setiap aspek yang diamati. Aspek tersebut antara lain: bertanya
kepada guru, mengemukakan pendapat dalam kelompok,
menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat orang lain,
mengerjakan soal atau lembar kegiatan, kerjasama dalam
kelompok, dan presentasi kelompok.
2) Meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar Kisah Keteladanan
Nabi Daud as dan Nabi sulaiman as yang dicapai siswa. Tingkat
keberhasilan hasil belajar siswa berdasarkan perolehan nilai yang
lebih tinggi dari rata-rata nilai siklus atau tes formatif
sebelumnya. Sedangkan untuk indikator keberhasilan hasil
belajar siswa adalah di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 85 %. berhasil.
Daftar Pustaka
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Group.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta Arends,
Richard. 2008. Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno & Sri Mulyani.
New York: McGraw Hill Company.
Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran
IPS di MI Darussa'adah Pandeglang. Jurnal Universitas Pendidikan
Indonesia, 10(2).
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada.
Rusman, 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. (Edisi Kedua). Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana, N. 2008.. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya :
Penerbit InsanCendekia
Djaali. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo
Dimyati,dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Kustandi, C dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital.
Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
Purwanto, M Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Sadiman, Arief S. (dkk). 2010. Media Pendidikan : Pengertian Pengembangan
dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Slamento. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan : dengan Pendekatan Baru.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.