Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS :

“Upaya meningkatkan Hasil Belajar Materi Rukun Iman Menggunakan Metode


Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Siswa Kelas 1 Putri SMP IT Baitussalam Tahun
Pembelajaran 2022/2023”
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas & Micro Teaching
Dosen Pengampu : Ustadzah Sri Metty Wulandari, M.Pd.I

Nama : Salma Nazihah


NIM : 20.02.0087

FAKULTAS TARBIYAH
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAITUSSALAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
bantuan-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dari banyak pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap penelitian ini dapat menambah wawasan


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca agar bisa digunakan sebagai salah
satu acuan dalam pembahasan materi Metode Pembelajaran Tipe STAD.

Sebagai penyusun proposal, saya menyadari adanya kekurangan dalam


kelengkapan materi ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis
pribadi. Oleh karena itu, saya sangat menghargai saran yang membangun dari
pembaca agar bisa menjadi tambahan dan evaluasi untuk peningkatan penelitian
ini.

Bogor, Juli 2023,

Salma Nazihah
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan pengetahuan ilmiah dalam pembentukan formula
pendidikan sudah sangat marak dilakukan. Para ahli dalam bidang ini berusaha
menciptakan suatu metode yang layak dipakai agar bisa menjadi dasar dari
mendidik dan mencetak generasi yang lebih baik.
Kegiatan Belajar Mengajar adalah jantung dari pendidikan. Seorang
pendidik harus memiliki banyak ide Kreatif dan Inovatif guna menunjang kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan dengan tujuan akhir pemahaman yang baik dan
pembentukan karakter yang sesuai dengan idealisme pendidikan di Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, banyak metode dan strategi yang digunakan untuk
mencapai tujuan akhir tersebut. Namun keefektifan dan keefisienan dari
metode-metode yang dipakai harus menjadi pertimbangan sebab adanya timeline
pencapaian pendidikan yang berprogres setiap waktunya.
Ada fenomena menarik di Kelas 7 Putri SMP IT Baitussalam, dimana
tingkat pencapaian pemahaman peserta didik berbanding lurus dengan antusiasme
anak-anak dalam belajar. Metode yang biasanya digunakan adalah metode
ceramah dengan hasil dari tes yang diambil penulis 60% dari seluruh siswi kelas 1
Putri mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Antusiasme anak-anak pada dasarnya bisa ditingkatkan dengan mengubah
metode pembelajaran di kelas agar tidak monoton. Dalam hal ini, penulis
melakukan Penelitian dengan menggunakan Metode STAD untuk mempelajari
apakah strategi pengubahan metode ini mampu mendongkrak pemahaman dan
antusiasme anak-anak di kelas.
Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya meningkatkan Hasil
Belajar Materi Rukun Iman Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD Siswa Kelas 1 Putri SMP IT Baitussalam Tahun Pembelajaran 2022/2023 “
dengan model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) ini
didasari atas beberapa hal sebagai berikut :
1. Perlunya penelitian tindakan kelas yang mengutamakan pada
usaha peningkatan kemampuan siswi kelas 1 semester 1 di SMP IT

1
Baitussalam untuk lebih memahami Rukun Islam dan
penghayatannya dalam keseharian.
2. Kemampuan siswi kelas 1 SMP IT Baitussalam dalam memahami
Rukun Iman harus ditingkatkan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti agar tercapai pemahaman yang sesuai
dengan konsep keislaman.
Dalam perkembangannya, sudah banyak metode-metode yang
bermunculan terkait Tipe-tipe pembelajaran yang bisa diterapkan di lembaga
Pendidikan. Metode-metode ini setiap tahunnya bertambah dan mengalami
perbaikan. Salah satu dari metode yang ada yakni, Metode Pembelajaran
Kooperatif adalah “induk” yang salah satu perpanjangannya adalah metode STAD
(Student Team Achievement Divisions).
Metode STAD ini adalah metode sederhana dari Model Pembelajaran
Kooperatif. Seorang Pendidik harus mau untuk melakukan upgrading diri guna
menjaga kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan membahas beberapa hal yang perlu diketahui terkait Model Pembelajaran
STAD.
Model Pembelajaran STAD merupakan salah satu pembelajaran yang
dianggap mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami Rukun
Iman.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah :
1. Rendahnya kemampuan siswa Kelas 1 SMP IT BAitussalam dalam
memahami pengertian rukun iman
2. Siswi kelas 1 SMP IT Baitussalam kurang bergairah dalam pembelajaran
menggunakan metode ceramah
3. Kurangnya partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar PAI

2
C. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
Model Pembelajaran STAD mampu meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1
SMP IT Baitussalam dalam memahami Rukun Iman?”.

D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan masalah Penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah meningkatkan kemampuan memahami Rukun Iman menggunakan Model
Pembelajaran Student Team Achievement Divisions siswa Kelas 1 SMP IT
Baitussalam.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
berikut ini.
a) Bagi guru
Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini, diharapkan guru mata pelajaran
PAI akan memperoleh wawasan, pengetahuan dan dapat memahami model
pembelajaran agama dengan menggunakan pendekatan kontekstual sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berpusat pada peserta didik.
b) Bagi Siswa
Peserta didik akan mendapat manfaat dari penelitian ini berupa :
- Dapat membantu siswa meningkatkan kemampuannya dalam memahami
Rukun Iman
- Kegiatan pembelajaran yang kompetitif dan menyenangkan dengan dibalut
kerjasama tim untuk pendidikan karakter
- Mengubah persepsi siswa atas pembelajaran yang dianggap monoton
c) Bagi Sekolah
Sekolah tempat pelaksanaan penelitian bisa menggunakan penelitian ini sebagai
evaluasi dan rujukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran PAI di kelas-kelas
yang lain.

3
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1.1. Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012:53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :
1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu : gerakan refleks, keterampilan
gerak dasar, keterampilan membedakan secara visual, keterampilan fisik,
keterampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama :
1) Faktor dari dalam diri siswa meliputi kemampuan belajar yang dimiliki,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses belajar
mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.

- Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar


intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya
mempertahankanya apa yang telah dicapai.
- Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak
kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

4
- Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
- Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif
(sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.
- Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar, Setelah
melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai dengan ciri-ciri
tersebut di atas.

1.2. Pembelajaran Kooperatif Metode Pembelajaran STAD


A. Definisi Model Pembelajaran STAD menurut para ahli
Robert Slavin
Slavin mengungkapkan bahwa model pembelajaran STAD adalah strategi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suatu tim
berkemampuan majemuk berlatih untuk mempelajari konsep dan keahlian secara
bersama-sama (Slavin dalam Suherti dan Rohimah, 2016, hlm. 83).
Rusman
Model pembelajaran STAD adalah model yang dalam pembelajarannya
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang yang
mempunyai keragaman dalam kemampuan, jenis kelamin, hingga sukunya
(Rusman, 2018).
Anas
Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang terdiri dari
lima komponen utama dalam pembelajaran yaitu penyajian kelas, belajar dalam
kelompok, pengerjaan kuis, skor pengembangan dan penghargaan terhadap
kelompok (Anas, 2014, hlm. 57).

5
Trianto
Menurut Trianto (2017, hlm. 68) Student Team Achievement Division
(STAD) merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif yang
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok
4-5 peserta didik secara heterogen.
Endang Multiyaningsih
STAD merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang memadukan
penggunaan metode ceramah, questioning dan diskusi. (Mulyatiningsih, 2012).
B. Langkah- langkah Model Pembelajaran STAD
Prinsip/Komponen Utama STAD
Menurut Slavin (2015, hlm. 143) yang merupakan pencipta model STAD,
pembelajaran ini terdiri atas lima komponen utama, yakni: presentasi kelas, tim,
kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim yang akan dijelaskan pada
pemaparan di bawah ini.
1. Presentasi kelas (Class presentation)
Merupakan penyajian materi yang dilakukan oleh guru
secara klasikal dengan cara presentasi verbal atau teks yang fokus
terhadap konsep-konsep dari materi yang dibahas. Melalui cara ini,
siswa diharapkan akan menyadari pentingnya memberi perhatian
penuh selama presentasi kelas, karena akan membantu dalam
mengerjakan kuis-kuis. Setelah penyajian materi siswa bekerja
pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui
tutorial, kuis atau diskusi.
2. Kerja Tim (Team Works)
Komponen ini adalah bagian yang sangat penting dalam
STAD karena dalam tim atau kelompok harus tercipta suatu
kerjasama antar siswa yang beragam untuk mencapai kemampuan
akademik yang diharapkan. Tim terdiri dari 4-5 orang siswa yang
memprioritaskan heterogenitas (keberagaman) kelas dalam prestasi
akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik.

6
3. Kuis atau Tes (Quiz)
Tes individual diberikan kepada siswa setelah
melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta
berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa skor yang
diperoleh setiap individu akan diakumulasikan menjadi skor
kelompok.
4. Skor Kemajuan Individual (Individual improvement score)
Penilaian individual berguna untuk memberikan motivasi
kepada siswa untuk bekerja keras memperoleh hasil yang lebih
baik dari hasil skor yang sebelumnya. Skor kemajuan individual
dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar adalah
nilai dari skor tes terakhir siswa yaitu nilai pretest yang dilakukan
oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran STAD.
5. Rekognisi Tim (Team recognition)
Rekognisi tim atau pengakuan kelompok dilakukan dengan
memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukan oleh
kelompok selama proses pembelajaran. Tim akan mendapatkan
sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata
kelompok mencapai kriteria tertentu melalui penghitungan skor
individu dan skor kelompok.

SINTAK Model Pembelajaran STAD

No Langkah/Fase Kegiatan/Perilaku Guru

1. Menyampaikan tujuan dan Menyampaikan semua tujuan yang


memotivasi siswa ingin dicapai selama pembelajaran
dan memotivasi siswa untuk belajar

2. Menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada


siswa dengan jalan demonstrasi

7
atau lewat bacaan

3. Mengorganisasikan siswa ke dalam Menjelaskan kepada siswa


kelompok belajar bagaimana membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi
secara efisien

4. Membimbing kelompok dalam Membimbing kelompok-kelompok


bekerja dan belajar belajar yang telah terbentuk pada
saat mereka mengerjakan tugas

5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang


materi yang telah dipelajari atau
meminta kelompok presentasi kerja

6. Memberikan Penghargaan Menghargai upaya hasil belajar


baik upaya individu maupun
kelompok

C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran STAD


Kelebihan Pembelajaran STAD
Kurniasih dan Sani (2015, hlm. 22) memaparkan kelebihan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun kelebihan dari penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain sebagai berikut.
1. Meningkatkan kepercayaan diri dan kecakapan individual.
2. Interaksi sosial terbangun dalam kelompok, siswa dapat dengan
sendirinya belajar ketika bersosialisasi dengan lingkungannya
(rekan kelompoknya).
3. Siswa diajarkan untuk membangun komitmen dalam
mengembangkan potensi kelompoknya.

8
4. Mengajarkan untuk menghargai orang lain dan saling percaya.
5. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.

Sementara itu, menurut Slavin (2015, hlm. 103) kelebihan model


pembelajaran STAD adalah sebagai berikut.

1. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi


yang substansial kepada kelompok dan posisi anggota kelompok.
1. Menggalakan interaksi secara aktif dan positif sehingga bentuk
kerjasama anggota kelompok yang menjadi lebih baik.
2. Membantu siswa untuk memperoleh hubungan pertemanan lintas
ras, suku, agama, gender, kemampuan akademis yang lebih banyak
dan beragam.

Kelemahan Pembelajaran STAD

Sedangkan kelemahan dalam penerapan model pembelajaran


kooperatif tipe STAD menurut Kurniasih dan Sani (2015, hlm. 22)
yakni sebagai berikut.

1. Bila ditinjau dari sarana kelas, maka mengatur tempat


duduk untuk kerja kelompok sangat menyita waktu. Hal ini
biasanya disebabkan belum tersedianya ruangan-ruangan

9
khusus yang memungkinkan secara langsung dapat
digunakan untuk belajar kelompok.
2. Jumlah siswa yang besar (kelas gemuk) dapat menyebabkan
guru kurang maksimal dalam mengamati kegiatan belajar,
baik secara kelompok maupun secara perorangan.
3. Guru dituntut bekerja cepat dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang
dilaksanakan, di antaranya mengoreksi pekerjaan siswa,
menghitung skor perkembangan maupun menghitung skor
rata-rata kelompok yang harus dilakukan pada setiap akhir
pertemuan.
4. Menyita waktu yang banyak dalam mempersiapkan
pembelajaran.

1.3 Rukun Iman

Rukun iman merupakan sebuah konsep fundamental dalam agama Islam


yang mendasari kepercayaan umat Islam terhadap Tuhan, malaikat, kitab suci,
rasul, hari kiamat, dan qadar atau takdir. Konsep rukun iman ini juga menjadi
dasar utama bagi setiap Muslim dalam menjalankan ibadah dan meniti kehidupan
di dunia ini.

Berikut ini adalah penjelasan lebih detail tentang masing-masing rukun


iman dalam Islam:

1. Iman kepada Allah SWT

10
Keimanan kepada Allah SWT merupakan rukun iman pertama dalam
Islam. Setiap Muslim wajib beriman bahwa hanya ada satu Tuhan yang
menciptakan segalanya, mengatur segala urusan, dan memiliki kekuasaan penuh
atas segala sesuatu yang ada di alam semesta. Allah SWT dijelaskan dalam
Al-Quran sebagai sifat-sifat mulia yang sangat sempurna, seperti Maha
Penyayang, Maha Pemberi Rahmat, Maha Pengampun, dan lain sebagainya.
Keimanan kepada Allah SWT juga menuntut setiap Muslim untuk tunduk dan
patuh kepada-Nya, serta menjalankan segala perintah-Nya dengan penuh
keikhlasan dan kesadaran.

2. Iman kepada para malaikat

Rukun iman kedua dalam Islam adalah keimanan kepada para malaikat.
Setiap Muslim harus beriman bahwa Allah SWT menciptakan para malaikat untuk
mengabdi kepada-Nya, mengatur urusan dunia, serta melaksanakan
perintah-perintah-Nya. Para malaikat juga dianggap sebagai makhluk yang sangat
sempurna dan suci, serta tidak memiliki kebebasan dalam menjalankan
tugas-tugasnya.

3. Iman kepada kitab suci

Keimanan kepada kitab suci merupakan rukun iman ketiga dalam Islam.
Setiap Muslim wajib beriman bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab
suci kepada para rasul-Nya sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kitab-kitab suci
ini antara lain Al-Quran, Injil, Taurat, dan Zabur. Al-Quran dianggap sebagai kitab
suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia hingga akhir zaman.

4. Keimanan kepada para rasul

Rukun iman keempat dalam Islam adalah keimanan kepada para rasul.
Setiap Muslim wajib beriman bahwa Allah SWT telah mengutus para rasul-Nya
untuk memberikan petunjuk dan tuntunan bagi umat manusia. Para rasul ini antara
lain Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa

11
AS, dan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai rasul
terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT untuk membawa ajaran Islam kepada
umat manusia.

5. Iman kepada hari kiamat

Keimanan kepada hari kiamat merupakan rukun iman kelima dalam Islam.
Setiap Muslim wajib beriman bahwa suatu saat nanti akan terjadi hari kiamat yang
merupakan hari pembalasan bagi setiap manusia atas segala amal perbuatannya di
dunia. Pada hari kiamat, seluruh manusia akan dihidupkan kembali dan diadili
oleh Allah SWT berdasarkan amal perbuatannya selama di dunia. Ada surga bagi
orang-orang yang beriman dan amal shalehnya, serta neraka bagi orang-orang
yang tidak beriman dan melakukan perbuatan yang buruk.

6. Iman Kepada Qadha dan Qadar

Pembahasan mengenai Rukun iman ada 6 beserta penjelasannya sudah


sampai di rukun iman yang keenam yaitu iman kepada Qadha dan Qadar.

Arti dari kata Qadha adalah sebuah ketetapan yang sudah tertulis bahkan
sudah ada sebelum Allah menciptakan manusia. Catatannya lalu akan
dicantumkan di dalam kitab Lauh Mahfudz, dan di dalamnya sudah ada catatan
mengenai kehidupan, kematian, dan juga kebaikan. Untuk arti kata Qadar adalah
ketentuan atau bisa juga dinamakan dengan kepastian.

Pengertian Qadar adalah sesuatu yang sudah ditentukan oleh Allah, dengan
sifatnya yang pasti dan sudah ditetapkan juga oleh Allah. Misalnya segala sesuatu
yang pada saat ini sedang terjadi atau sesuatu yang baru akan terjadi. Untuk itu
manusia harus selalu berdoa dan juga harus selalu meminta kepada Allah supaya
Allah mengabulkan apa yang sebenarnya kita harapkan dalam hidup.

12
1.4 Hipotesis Penelitian
Sehubungan dengan kerangka teoritik yang telah dijabarkan di atas, maka
hipotesis penelitian ini adalah “Hasil Belajar Materi Rukun Iman Siswa Kelas 1
SMP IT Baitussalam dapat meningkat menggunakan Model Pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD)”.

13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP IT BAitussalam
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. SMP IT Baitussalam mempunyai fasilitas
yang lengkap dengan adanya ruang kelas yang memadai, ruang perpustakaan,
ruang lab Komputer dengan akses internet. Dengan jumlah guru sebanyak 33
orang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 2 Tenaga kependidikan, dan 30 guru Mata
Pelajaran.
B. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah siswi kelas 1 SMP IT Baitussalam, Kabupaten
Bogor dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa laki - laki.
C. Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada
bulan April sampai dengan Juni 2023. Penelitian ini pada materi Rukun Iman
sesuai dengan yang diajarkan. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus
masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain
Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

1. Siklus I

Pada siklus ini membahas Materi Rukun Iman.

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan


tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru
dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis
dengan model pilihan ganda.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan :

14
1. Guru menjelaskan materi Materi Rukun Iman secara klasikal.
2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 1 kelompok,
masing–masing kelompok terdiri dari 3 orang siswa, kemudian LKS dan
siswa diminta untuk mempelajari LKS.
3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi
kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam
bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap
anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang


diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar
siswa.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan
menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan
yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi,
yaitu sebagai berikut :

1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.


2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
2. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada
siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.

15
D. Data dan Cara Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini
yaitu :

- Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang kolaborator


untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
- Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari:

1. Lembar Tes / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.


2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh Guru

16
E. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti
berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi


Rukun Iman dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya


sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing dihitung
dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana : P = Prosentase

F = frekuensi tiap aktivitas

N = Jumlah seluruh aktifitas

17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:


Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:
Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan.


Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan.
Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT Remaja


Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT


Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


(Know, Want To Know, Learner). Surakarta: Tiga Serangkai

18

Anda mungkin juga menyukai