JUDUL PENELITIAN
"Upaya Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di
MTs Tammi Al Azhar Kelas VII Semester I Tahun Ajaran 2021/2022 Melalui Metode
Demonstrasi."
Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh
peserta didik di Madrasah Tsanawiyah adalah mata pelajaran Fiqih. Pembelajaran fiqih
diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan
tata cara pelaksanaannya untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang
selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).
Metode pembelajaran yang monoton ini menjadi penyebab rendahnya minat belajar
siswa. Minat belajar yang rendah menjadi penyebab tidak optimalnya prestasi belajar yang
dicapai siswa. Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar dapat ditingkatkan melalui metode
pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa serta dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Latar belakang masalah di atas mendorong penulis untuk mengkaji lebih lanjut dan
mengadakan penelitian tentang: “Upaya Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah Siswa Pada
Mata Pelajaran Fiqih di MTs Tammi Al Azhar Kelas VII Tahun Ajaran 2021/2022 Melalui
Metode Demonstrasi”
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan pokok ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di
MTs Tammi Al Azhar ?
2. Bagaimana Pemahaman Siswa tentang Sholat Berjamaah dengan Menggunakan Metode
Demonstrasi?
3. Apakah dengan Metode Demonstrasi dapat Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Tammi Al Azhar ?
4. Bagaimana Aplikasi Siswa MTs Tammi Al Azhar dalam Menjalankan Sholat Berjamaah
Terhadap Kehidupan Sehari-hari?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
E. KAJIAN TEORI
1. Sholat Berjamaah
Shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan oleh dua atau lebih orang secara
bersama-sama dengan satu orang di depan sebagai imam dan yang lainnya di belakang sebagai
makmum.¹1
Shalat berjamaah minimal atau paling sedikit dilakukan oleh dua orang, namun semakin
banyak orang yang ikut solat berjama’ah tersebut jadi jauh lebih baik. Shalat berjama’ah
memiliki nilai 27 derajat lebih baik daripada sholat sendiri. Oleh sebab itu kita diharapkan lebih
mengutamakan shalat berjamaah daripada shalat sendirian saja.
1
Ibnu Rif‟ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah Shalat,
(Yogyakarta: Citra Risalah, 2009), hlm. 122.
2. Metode Demonstrasi
1. Pengertian
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode
demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
kebenaran materi pembelajaran.
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu,
guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu
yang banyak.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan
ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga
guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga
memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa.
F. HIPOTESIS TINDAKAN
G. RANCANGAN PENELITIAN
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK
sebagai berikut :
1. Tempat Penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs Tammi Al Azhar
semester 1 tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa sebanyak 25 anak.
1. Waktu Penelitian.
1. Siklus PTK.
PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan siswa dalam
memahami materi.
H. SUBYEK PENELITIAN
Kelas : VII
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan Siswa pada pembelajaran Fiqih melalui
metode demonstrasi dengan praktek sholat berjamaah, penulis melaksanakan penelitin di kelas
VII dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Siklus I :
1. Perencanaan (Planning)
Pada kegiatan ini penulis dibantu dengan guru Fiqih lain mencari data pada siswa yang
dijadikan sampel penelitian, berkaitan dengan sholat fardhu yang mereka lakukan. Pencarian
data ini dilakukan dengan tes lisan dan praktek pelafalan bacaan sholat dari takbirotul ikhrom
hingga salam. Setelah itu penulis mempersiapkan berbagai sumber belajar siswa, baik berupa
buku tuntunan sholat, charta tentang bagaimana cara dan urutan dalam sholat, dan CD
pembelajaran sholat.
2. Pelaksanaan (Acting)
3. Pengamatan (observasi)
4. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan evaluasi dan refleksi dilakukan pada sampel penelitian, setelah selesai
melaksanakan kewajiban sholat berjamaah. Evaluasi dilakukan kepada siswa yang melakukan
kesalahan atau pelanggaran dalam melaksanakan sholat dengan cara memberi motivasi tentang
pentingnya kewajiban sholat, manfaat dan lain sebagainya dengan harapan mereka akan
mengerjakan kewajiban sholat dengan sebaik dan sekhusu mungkin.
Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan siklus pertama.
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi hasil siklus
pertama
3. Pengamatan (Observasi)
4. Refleksi (Reflecting)
1. Observasi/pengamatan langsung
2. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasilbelajar Fiqih, yang
diperolehmelalui Praktek dan tes tulis oleh Siswa-siswi Kelas VII MTs Tammi Al Azhar
Tekinis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi,
karena Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret
Data terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa dan respon siswa diperoleh
dari data pengamatan / observasi terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa dan
kontingensi kemudian dicari IKK (Indeks Kesesuaian Kasar) antara guru dan
1. Pengamat mengamati proses aktivitas guru, aktivitas siswa dan respon siswa
23
Ibid, 69.
2. Pengamat mengamati lanjutan dari proses, tetapi pada tempat yang berbeda
3. Pengamat mengulangi lagi proses seperti langkah ke-2, dan begitulah berkali-
antar pengamat sampai dicapai persamaan persepsi dari semua pengamat yang
Tabel 3.1
Lembar observasi Aktivitas guru Siklus I
Skor
No Keberhasilan
Aktivitas Guru
Katagori Pengamat
1 2 3 4
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
alam (ekosistem)
4 Merespon siswa
6 Memberi penguatan
(ekosistem)+
Persentase
Pengamat
1 2 3 4 Jumlah
1
2
Pengamat
3
4
5
Jumlah
Dari tabel kontingensi tersebut kemudian dicari IKK (Indek Kesesuaian
IKK = n/N
Keterangan:
Demikian juga untuk pengamatan aktivitas siswa dan respon siswa teknik
analisa data langkah-langkahnya sama dengan aktivitas guru hanya berbeda pada
P= x 100 %
Keterangan
P = Persentase
24
Abdul Muhid, Analisis Statistik ( Surabaya, 2010 ), hal. 67
2. Analisis data observasi respon siswa
P= x 100 %
Keterangan
P = Persentase
Persentase Kriteria
apabila hasil prosentase yang didapatkan adalah minimal kuat (sesuai skala
likert). Ketercapaian ini wajib dilakukan, apabila salah satu komponen tidak
L. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Bulan
No Jenis kegiatan Oktober November Desember
123451 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan √
2 Penyusunan Proposal √
3 Penelitian Siklus I √
4 Penelitian Siklus II √
5 Pengumpulan data √
6 Analisis Data √
7 Pelaporan √
DAFTAR PUSTAKA
Dave Meier, 2002: The Accelerated Learning Hanbook, Panduan Kreatif dan
Tarsito.
Winarni, Endang Retno, 2004. Hand Out mata Kuliah Metode Penelitian
Gramedia
Zaini, Hysam et.al, 2002: Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi,