Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PTK

JUDUL PENELITIAN

"Upaya Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di
MTs Tammi Al Azhar Kelas VII Semester I Tahun Ajaran 2021/2022 Melalui Metode
Demonstrasi."

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan


bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh
peserta didik di Madrasah Tsanawiyah adalah mata pelajaran Fiqih. Pembelajaran fiqih
diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan
tata cara pelaksanaannya untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang
selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan siswa-siswi MTs


berasal dari SD/MI sehingga mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman dasar siswa terhadap
materi yang diajarkan. Banyak siswa yang mengaku sudah melaksanakan sholat lima waktu
secara penuh, namun ketika ditanya bacaannya tidak hafal. Di sisi lain, proses pembelajaran
umumnya masih didominasi dengan metode ceramah dan tugas mengerjakan soal latihan di
buku/LKS.

Metode pembelajaran yang monoton ini menjadi penyebab rendahnya minat belajar
siswa. Minat belajar yang rendah menjadi penyebab tidak optimalnya prestasi belajar yang
dicapai siswa. Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar dapat ditingkatkan melalui metode
pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa serta dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Latar belakang masalah di atas mendorong penulis untuk mengkaji lebih lanjut dan
mengadakan penelitian tentang: “Upaya Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah Siswa Pada
Mata Pelajaran Fiqih di MTs Tammi Al Azhar Kelas VII Tahun Ajaran 2021/2022 Melalui
Metode Demonstrasi”
B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan pokok ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di
MTs Tammi Al Azhar ?
2. Bagaimana Pemahaman Siswa tentang Sholat Berjamaah dengan Menggunakan Metode
Demonstrasi?
3. Apakah dengan Metode Demonstrasi dapat Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Tammi Al Azhar ?
4. Bagaimana Aplikasi Siswa MTs Tammi Al Azhar dalam Menjalankan Sholat Berjamaah
Terhadap Kehidupan Sehari-hari?

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara Umum tujuan penelitian ini digunakan untuk :

1. Memberikan Gambaran Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Fiqih.


2. Memberikan Pemahaman Siswa tentang Sholat Berjamaah dengan Metode Demonstrasi.
3. Dapat Meningkatkan Efektifitas Siswa di Kelas dalam Pembelajaran Fiqih tentang Sholat
berjamaah.
4. Dapat mengaplikasikan sholat berjamaah dengan benar dalam kehidupan sahari-hari.

D. MANFAAT PENELITIAN

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Dapat Meningkatkan Efektifitas Siswa di KelasVII MTs.Tammi Al Azhar


2. Dapat Mengaplikasikan Sholat Berjamaah dengan benar dalam kehidupan Sehari-hari.

E. KAJIAN TEORI

1. Sholat Berjamaah

1. Pengertian Sholat Berjamaah.

Shalat berjamaah adalah shalat yang dikerjakan oleh dua atau lebih orang secara
bersama-sama dengan satu orang di depan sebagai imam dan yang lainnya di belakang sebagai
makmum.¹1

Shalat berjamaah minimal atau paling sedikit dilakukan oleh dua orang, namun semakin
banyak orang yang ikut solat berjama’ah tersebut jadi jauh lebih baik. Shalat berjama’ah
memiliki nilai 27 derajat lebih baik daripada sholat sendiri. Oleh sebab itu kita diharapkan lebih
mengutamakan shalat berjamaah daripada shalat sendirian saja.

1
Ibnu Rif‟ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah Shalat,
(Yogyakarta: Citra Risalah, 2009), hlm. 122.
2. Metode Demonstrasi

1. Pengertian

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode
demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
kebenaran materi pembelajaran.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di


antarannya:

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu,
guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu
yang banyak.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan
ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga
guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga
memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses
pembelajaran siswa.
F. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul “Upaya


Meningkatkan Kualitas Sholat Berjamaah Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Tammi Al
Azhar Kelas VII Tahun Ajaran 2021/2022 Melalui Metode Demonstrasi” yang dilakukan oleh
peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: diharapkan dengan Metode
Demonstrasi Siswa Dapat mengaplikasikan sholat berjamaah dengan benar dalam kehidupan
sahari-hari.

G. RANCANGAN PENELITIAN

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK
sebagai berikut :

1. Tempat Penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs Tammi Al Azhar
semester 1 tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa sebanyak 25 anak.

1. Waktu Penelitian.

Penelitian Siklus I dilaksanakan tanggal 15 Nopember 2021, dan Siklus II dilaksanakan


pada tanggal 29 Nopember 2021.

1. Siklus PTK.

PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan siswa dalam
memahami materi.

H. SUBYEK PENELITIAN

Karakteristik sebagai berikut :

Nama Sekolah : MTs Tammi Al Azhar

Alamat sekolah : Huta 2 Pamatang Sahkuda Kab.Simalungun

Kelas : VII

Komposisi siswa : 25 anak dengan rincian 10 laki-laki dan 15 perempuan


I. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan Siswa pada pembelajaran Fiqih melalui
metode demonstrasi dengan praktek sholat berjamaah, penulis melaksanakan penelitin di kelas
VII dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Siklus I :

1. Perencanaan (Planning)

Pada kegiatan ini penulis dibantu dengan guru Fiqih lain mencari data pada siswa yang
dijadikan sampel penelitian, berkaitan dengan sholat fardhu yang mereka lakukan. Pencarian
data ini dilakukan dengan tes lisan dan praktek pelafalan bacaan sholat dari takbirotul ikhrom
hingga salam. Setelah itu penulis mempersiapkan berbagai sumber belajar siswa, baik berupa
buku tuntunan sholat, charta tentang bagaimana cara dan urutan dalam sholat, dan CD
pembelajaran sholat.

2. Pelaksanaan (Acting)

1. Pelaksanaan Demonstrasi Mulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang


siswa untuk berpikir.
2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
3. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan
reaksi seluruh siswa.
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3. Pengamatan (observasi)

Pelaksanaan Sholat Berjamaah, siswa yang menjadi sampel penelitian dikelompokkan


sehingga bisa dipantau oleh peneliti yang dibantu oleh guru Fiqih yang lain.

4. Refleksi (Reflecting)

Kegiatan evaluasi dan refleksi dilakukan pada sampel penelitian, setelah selesai
melaksanakan kewajiban sholat berjamaah. Evaluasi dilakukan kepada siswa yang melakukan
kesalahan atau pelanggaran dalam melaksanakan sholat dengan cara memberi motivasi tentang
pentingnya kewajiban sholat, manfaat dan lain sebagainya dengan harapan mereka akan
mengerjakan kewajiban sholat dengan sebaik dan sekhusu mungkin.

Siklus II

Siklus duapun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan siklus pertama.

2. Pelaksanaan (Acting)

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi hasil siklus
pertama

3. Pengamatan (Observasi)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa

4. Refleksi (Reflecting)

Melaporkan hasil dari pengamatan siklus II.

J. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan sebanyak mungkindata atau informasi


yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian yaitu:

1. Observasi/pengamatan langsung

Observasi langsung dilakukan pada saat siswa-siswi melaksanakanpraktek sholat dhuhur


berjamaah, untuk mengetahui bagaimana ketertibansiswa melaksanakan sholat, bacaan sholat,
dan adab melaksanakan sholatdan lain sebagainya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasilbelajar Fiqih, yang
diperolehmelalui Praktek dan tes tulis oleh Siswa-siswi Kelas VII MTs Tammi Al Azhar

K. TEKNIK ANALISIS DATA

Tekinis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi,
karena Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret
Data terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa dan respon siswa diperoleh

dari data pengamatan / observasi terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa dan

respon siswa. Data observasi kemudian dianalisa menggunakan rumus statistik

sederhana, dicari reliabilitas pengamatan (observasi) dimasukkan dalam tabel

kontingensi kemudian dicari IKK (Indeks Kesesuaian Kasar) antara guru dan

peneliti sebagai observer. Hasil observasi digunakan sebagai dasar perbaikan

pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus selanjutnya. Metode pengamatan

(observasi) dilakukan oleh pengamat dengan sasaran aktivitas guru, aktivitas

siswa dan respon siswa.

Untuk mengurangi subyektivitas diri dari pengamat (observer) dan dalam

upaya pengamat untuk bersikap netral, sehingga dihasilkan obyektivitas yang

baik meskipun tidak 100%, maka sebelum melakukan pengamatan yang

sesungguhnya, para pengamat mengumpulkan data perlu dilatih dahulu untuk

menyingkirkan atau menekan sampai sesedikit mungkin unsur subyektivitas

pengamat. Proses latihan dalam rangka menyamakan persepsi agar diperoleh

hasil pengamatan yang sama dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:23

1. Pengamat mengamati proses aktivitas guru, aktivitas siswa dan respon siswa

dengan menggunakan sebuah format pengamatan, dan diisi bersama-sama.

Sebelum membubuhkan kolom mana dari lembar pengamatan tersebut yang

akan diisi kode, pengamat berunding dahulu memantapkan kesepakatan.

23
Ibid, 69.
2. Pengamat mengamati lanjutan dari proses, tetapi pada tempat yang berbeda

dengan menggunakan dua format. Beberapa lama kemudian setelah kolom-

kolom formatnya terisi, pengamat mendiskusikan hasil bacaannya jika ada

perbedaan, berdiskusi untuk mencari letak perbedaan pendapat.

3. Pengamat mengulangi lagi proses seperti langkah ke-2, dan begitulah berkali-

kali dilakukan sampai diperoleh persamaan hasil pengamatan, atau apabila

masih ada saja perbedaan, perbedaan tersebut sudah sangat minim.

Jika pengamatannya lebih dari dua orang, perlu diadakan penyamaan

antar pengamat sampai dicapai persamaan persepsi dari semua pengamat yang

akan bekerja mengumpulkan data. Untuk menentukan toleransi perbedaan hasil

pengamatan, digunakan teknik pengetesan reliabilitas pengamatan dengan

menggunakan tabel kontingensi seperti berikut ini:

Tabel 3.1
Lembar observasi Aktivitas guru Siklus I

Skor
No Keberhasilan
Aktivitas Guru
Katagori Pengamat
1 2 3 4
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2 Menggunakan media yang tepat untuk materi

kegiatan manusia yang dapat merusak

keseimbangan alam (ekosistem)


3 Penyampaian materi dengan menggunakan

metode berpikir indukti dengan materi kegiatan

manusia yang dapat merusak keseimbangan

alam (ekosistem)

4 Merespon siswa

5 Melibatkan siswa dalam pembelajaran

6 Memberi penguatan

7 Penguasaan materi kegiatan manusia yang

dapat merusak keseimbangan alam

(ekosistem)+

8 Evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran

Persentase

Langkah selanjutnya membuat tabel kontingensi seperti dibawah ini:

Pengamat

1 2 3 4 Jumlah
1
2
Pengamat

3
4
5
Jumlah
Dari tabel kontingensi tersebut kemudian dicari IKK (Indek Kesesuaian

Kasar)/ Crude Index Agreement.24 Rumus yang paling banyak digunakan :

IKK = n/N

Keterangan:

IKK = indeks kesesuaian kasar

n = jumlah kode yang sama

N = banyaknya objek yang diamati

Demikian juga untuk pengamatan aktivitas siswa dan respon siswa teknik

analisa data langkah-langkahnya sama dengan aktivitas guru hanya berbeda pada

format lembar isian pengamatan.

1. Analisis data observasi aktivitas siswa dan guru

Untuk memperoleh persentase aktivitas guru dalam kegiatan

pembelajaran maka digunakan rumus sebagai berikut :

P= x 100 %

Keterangan

P = Persentase

F = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal

24
Abdul Muhid, Analisis Statistik ( Surabaya, 2010 ), hal. 67
2. Analisis data observasi respon siswa

Untuk memperoleh persentase respon siswa dalam kegiatan

pembelajaran maka digunakan rumus sebagai berikut

P= x 100 %

Keterangan

P = Persentase

F = Jumlah skor yang diperoleh

N = Jumlah skor maksimal (Sudjana dalam Lestari Dwi.A, 2010)

Hasil dari persentase tersebut dapat dibuat kesimpulan tentang respon

siswa menggunakan skala Likert dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kriteria Skala Likert

Persentase Kriteria

0% - 25% Sangat Kurang

26% - 45% Kurang

46% - 69% Cukup

70% - 85% Baik

86% - 100% Sangat Baik

Indikator ketercapaian berpikir induktif dari segi respon siswa adalah

apabila hasil prosentase yang didapatkan adalah minimal kuat (sesuai skala

likert). Ketercapaian ini wajib dilakukan, apabila salah satu komponen tidak
L. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan
No Jenis kegiatan Oktober November Desember
123451 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan √
2 Penyusunan Proposal √
3 Penelitian Siklus I √
4 Penelitian Siklus II √
5 Pengumpulan data √
6 Analisis Data √
7 Pelaporan √
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin Makmun, 2002: Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem

Pengajaran Modul, Remaja Rosdakarya: bandung

Dasim Budimansyah, Dr., M.Si, 2003: Model Pembelajaran Berbasis

Portofolio, Genesindo: Bandung

Dave Meier, 2002: The Accelerated Learning Hanbook, Panduan Kreatif dan

Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Kaifa: Bandung

Haryono, 2004. Konsep dan Terapan Penelitian Tindakan Kelas Dalam

Konteks RRG, UNNES Semarang.

Pasaribu, IL dan B. Simandjuntak. (1986). Didaktikdan Metodik. Bandung:

Tarsito.

Roestiyah NK. (1985). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara-

Surachmad, Winarno, 1995: Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode

Teknik, Bandung: Tarsito

Suriswo, 2005: Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Tegal: UPS

TegalWardono, 2003. Penerapan Mathematics Quantum Teaching untuk

Meningkatkan Kesukaan Belajar dan Kreativitas Bidang Matematika pada

Siswa SLTP, Fakultas MIPA Jurusan Matematika UNNES Semarang.

Strisno, Hadi, 1993: Metodologi Researh Jilid I, Yogyakarta: And offset

Winarni, Endang Retno, 2004. Hand Out mata Kuliah Metode Penelitian

Kelas, Fakultas MIPA Jurusan Matematika UNNES Semarang.

Winkel, WS, 1993: Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta:

Gramedia
Zaini, Hysam et.al, 2002: Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi,

Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga

Anda mungkin juga menyukai