Oleh :
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala puji hanya Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam dan
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw,
akan berjalan dengan baik dan lancar tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi tingginya dan
ucapan terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara
lain adalah :
motivasi, koreksi dan masukan dengan sedetail-detailnya, terus menerus dan tanpa
bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadi Proposal ini lebih
2. Dr. Eva Latipah, S.Ag., S.Psi., M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam.
3. Prof. Dr.Hj. Sri Sumarni, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
4. Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag M.A. selaku rektor UIN Sunan Kalijaga yang
5. Suami dan keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan
A. Latar Belakang
Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dalam pasal 5 ayat 2
menyebutkan bahwa “setiap warga negara memiliki kelainan fisik, mental,
sosial, intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus (UU
Sisdiknas No.20:2003). Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, mememahami,
mengimani, bertakwa, berakhalak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Prof. Dr.
Ramayulis 2005). Sekolah Luar Biasa adalah sebuah lembaga pendidikan
formal yang melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus
(Soeparno 2007). Sebagai lembaga pendidikan formal yang mempunyai
tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik (Depag
RI:2007). Jadi SLB merupakan lembaga pendidikan khusus yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Perkembangan jaman yang semakin modern seperti sekarang ini
menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia tersebut adalah meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan dasar maka guru yang profesional sangat
berperan, professional di sini adalah guru yang mengenal dirinya bahwa
dirinya merupakan pribadi yang terpanggil untuk mendampingi anak didik
dalam belajar. Apabila anak didiknya ada yang gagal dalam belajar maka ia
harus mencari penyebab kegagalan tersebut dan mencari jalan keluarnya
bersama peserta didik yang bersangkutan.
Menurut Suparno,[1] peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran
dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berfikir (minds-on), dan
aktivitas dalam berbuat (hands-on). Perbuatan nyata peserta didik dalam
pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berfikir peserta didik terhadap
kegiatan belajarnya. Dengan demikian proses pembelajaran peserta didik aktif
dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dilaksanakan secara terus menerus dan tidak berhenti. Hal ini dilakukan
apabila interaksi antara guru dan peserta didik terjalin dengan baik. Sebab
menurut Usman,[2] interaksi dan hubungan timbal balik antara Guru dengan
Peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar.
Berdasarkan pada pendapat tersebut, dampak dari penggunaan pendekatan
yang tidak produktif dan tidak menarik berdampak pada rendahnya hasil belajar
peserta didik.Hal ini dibuktikan oleh adanya data hasil belajar peserta didik kelas
IV SLB Negeri Kendal yang mencapai ketuntasan belajar di bawah rata-rata, yakni
70. Seorang anak dikatakan tunagrahita jilka mengalami hambatan dalam
perkembangan perilaku (mental) serta daya tangkap lemah sehingga memiliki
dampak pada kesadaran dan perkembangan perilaku mereka. Beberapa ciri anak
tunagrahita adalah sulit untuk focus, emosi tidak seimbang, tidak banyak bicara
(pendiam) serta lebih senang menyendiri (Laja et al., 2021).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka saya dapat
merumuskan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
“Bagaimanakah upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar
shalat menggunakan metode demonstrasi di kelas IV Tunagrahita Semester I di
SLB Negeri Kendal tahun pelajaran 2023/2024?
A. Landasan Teori
Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar peserta
didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Menurut Mulyasa (2008), hasil belajar ialah
prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.
Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian
rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang
mengacu pada pengalaman langsung.
Hasil Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hasil
mempunyai beragai macam maknanya, sesuatu yang diadakan atau usaha,
perolehan, pendapatan. sedangkan belajar yaitu merubah tingkah laku yang
disebabkan oleh sebuah pengalaman selama belajar (Kemendikbud:40).
Sedangkan pengertian hasil menunjukkan kepada suatu perolehan akibat yang
diakukannya suatu kegiatan yang mengakibatkan infut secara fungsional
(Ibid:125). Abdurrahman menjelaskan bahwa belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, atau anak yang berhasil.
Abdurrahman menjelaskan bahwa belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar, atau anak yang berhasil dalam belajar
adalah berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
intruksional (Mulyono:2012).
A. Jenis Penelitian
Penelitian adalah kegiatan mencermati objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti (Aqib:2006).Penelitian adalah salah satu cara yang ditempuh oleh orang
untuk mencari jawaban dari sebuah pertanyaan (Miaz:2015).
Melihat judul penelitian ini dari segi lokasi penelitiannya yaitu di kelas,
maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan
kelas (PTK). Menurut Hopkins dalam Bambang Warsito, Penelitian Tindakan
Kelas atau yang lebih dikenal dengan sebutan classroom action research
merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik
pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang
mereka lakukan dan merefleksi hasil tindakannya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan atau dilakukan dalam 2
siklus, dengan masing-masing siklus yang terdiri dari empat tahapan. Penelitian
Tindkan Kelas dilaksanakan dalam suatu proses yang runtut dan terdiri dari
empat tahapan, yaitu : perencanaan (Planning), tindakan (action), pengamatan
atau eveluasi (observation/evaluation), refleksi (reflection). Sebagai suatu upaya
untuk mewujudkan tujuan tujuan tersebut , Keempat tahapan tahapan tersebut
dilakukan dalam siklus 1 maupun siklus II (Tatang:2016).
b.Tindakan (Acting)
Adapun pada tahap tindakan pada siklus ini, guru dan peneliti
menjalin kerjasama, dimana peneliti sebagai observer dan guru
sebagai pelaksana pembelajaran yaitu dengan menggunakan Model
Demonstrasi, rincian tindakannya sebagai berikut:
a. Pendahuluan yang terdiri dari tujuan motivasi dan appersepsi
1) Guru memperkenalkan diri kemudian menyemangati siswa.
2) Apersepsi kepada siswa dilakukan dengan mengaitkan materi
yang sudah dibahas sebelumnya dengan materi yang akan
dibahas dengan cara tanya jawab.
b. Tahap pengembangan dengan rincian sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan dengan singkat tentang materi yang akan
diajar.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dimengerti.
3) Guru mengarahkan kepada siswa mengenai metode yang
digunakan, dengan cara:
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang
direncanakan pada RPP
Kelas dibagi menjadi 3 kelompok. Tiap kelompok terdiri
dari 2-3 peserta didik
Tiap kelompok diberi LKPD untuk melaksanakan diskusi
Guru melakukan bimbingan tiap kelompok
Setiap kelompok melakukan presentasi
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi dan guru
menguatkan pengertian pada materi
Guru menayangkan Video pembebelajan materi Salat
pengertian Shalat, hukum shalat, hal-hal yang
membatalkan shalat.
c. Observasi (Observasing)
Pada tahap ini, peneliti sebagai observer akan mengamati
proses pembelajaran dengan menggunakan format observasi untuk
melihat tingkat motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Dan kegiatan guru akan diobservasi langsung oleh peneliti. Adapun
yang diobservasi adalah mengamati cara mengajar atau kegiatan
guru dengan menggunakan format observasi.
Dapat disimpulkan bahwa, observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi langsung. Menurut Moh. Nazir
pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut. Adapun manfaat dari penggunaan observasi
langsung atau pengamatan secara langsung adalah sebagai berikut:
1) Dengan pengamatan secara langsung, kemungkinan untuk
mencatat hal- hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya,
sewaktu kejadian tersebut berlaku dan sewaktu kejadian
tersebut terjadi.
2) Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek yang
tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau
berkomunikasi secara verbal.
Hasil dari observasi terhadap aktivitas guru dan analisis
tingkat motivasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif,
maksudnya suatu laporan yang hanya terbatas pada apa yang
nampak dan terdengar saja, kemudian dianalisis melalui lembar
observasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti bersama guru kelas menganalisis
kelemahan pelaksanaan siklus I, baik dari segi kegiatan guru
maupun analisis tingkat motivasi belajar siswa. Refleksi dilakukan
pada akhir siklus. Pada tahap ini, peneliti bersama guru mengkaji
pelakasanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan.
Sebagai acuan dari refleksi ini adalah hasil observasi terhadap
segala proses pembelajaran dengan menggunakan Model Demonstrasi
pada semua tahap. Hasil ini digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan
tindakan pada siklus selanjutnya dengan tahapan yang sama, namun
ada perbaikan- perbaikan sesuai temuan.
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Adapun menurut Kunandar, hal-hal yang
perlu diperhatikan pada tahap refleksi adalah sebagai berikut:
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang
meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan.
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
skenario pembajaran.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk
dilakukan pada siklus berikutnya.
D. Teknik Analisis
Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kualitatif
deskriptif dan kuantitatif. Data kualitatif deskriptif yang berbentuk kalimat-
kalimat yang memberikan gambaran-gambaran proses pembelajaran dan praktik
metode pendekatan berbasis aktivitas. Data kuantitatif meliputi data statistik
yang meliputi rata-rata, nilai maksimum atau minimum, standar deviasi yang
sesuai indikator keberhasilan.
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus
menggunakan gain skor. Gain skor adalah selisih antara nilai postes dan pretes,
gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran yang dilakukan guru.
Dengan kategori:
g tinggi : nilai (g) > 0,70 g sedang : 0,70 > (g) > 0,3 g rendah : nilai (g) <
0,3
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a. Ketuntasan Individu
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini jika masing-masing siswa
telah mencapai ketuntasan minimal dengan nilai 75.
b. Ketuntasan Klasikal
Indikator pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini jika siswa
telah mencapai ketuntasan minimal dengan persentase ≥85% dari
jumlah seluruh siswa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari proposal penelitian ini adalah pembelajaran dengan media
demonstrasi diharapkan berpengaruh positif terhadap prestasi dan kemampuan belajar
siswa kelas IV Tunagrahita semester I di SLB Negeri Kendal khususnya materi Shalat
dan pengertian salat, hukum sholat dan hal-hal yang membatalkan sholat sehingga
metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran.
B. Saran
Bahwa pembelajaran dengan media demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran dikelas dalam materi Shalat dan pengertian sholat, hukum
sholat dan hal-hal yang membatalkan sholat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2005), Hlm. 264
Abdul Aziz, Muhammad azzam dkk, Fiqih Ibadah, Ter. Karman As‟at Irsyady,
dkk, (Jakarta: Amzah, 2010), Hlm. 145
Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
DEPAG RI, 2007. Pedoman Umum PAI Sekolah Umum dan Luar Biasa, Mapel-
PAI SDLB, Jakarta.
Laja, Y. P. W., Simarmata, J. E., & Mone, F. (2021). Proses Berpikir Siswa
Tunagrahita
Moh Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Halaman 48.
Miaz Yalvema, Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru Dan Dosen, (Padang:
UNP Press padang, 2015), Hlm. 33
Ramayulis, Profesi dan Etika Guru, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Hlm. 203
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan, Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Rineka Cipta
Jakarta, 2013), Hlm. 90
Sudjana, Nana. 2009. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensido
Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom tingkat kemampuan yang
sesuai dengan indikator pengamatan !
Tingkat Kemampuan
No Indikator Jumlah
1 2 3 4
1. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru
3. Siswa aktif untuk bertanya
4. Siswa aktif menjawab pertanyaan
5. Aktif dalam kerja kelompok dalam
Menempelkan kartu salat dan waktunya kertas
6. Siswa aktif Menjawab secara berkelompok
dalam berdiskusi
7. Kerja sama siswa dalam kelompok dalam
dalam tugas
8. Siswa mudah memahami materi melihat media
video tentang gerakan sholat
9. Terampil menampilkan hasil pemahaman
terhadap materi
Jumlah Skor
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik Sekali
Skor Maksimal
Kriteria Pengamatan Aktivitas Siswa Selama
Pembelajaran PAI Materi Shalat Melalui Media Video Pembelajan Tentang Sholat Di
Kelas IV Tunagrahita SLB Negeri Kendal
Hari/Tanggal :
Nama Kelompok :
2. Petunjuk pengerjaan :
1. Simak video pembelajan sampai selesai
2. Potong gambar yang ada di tugas
3. Tempelkan gambar tadi pada kertas karton sesuai urutan Gerakan
sholat
Urutan Gerakan Sholat
1.
Urutan Gambar gerakan sholat
Berdiri
Takbirotul ikhrom
Rukuk
I’tidal
Sujud
Tahiyat awal
Tahiyat Akhir
Salam
.
Potong dan Tempel Gambar dibawah ini!