Anda di halaman 1dari 90

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DALAM

PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MI


ROBITHOTUT TALAMIDZ GUMELAR LOR TAMBAK BANYUMAS

SKRIPSI

Oleh

ASIH MAGHFUROH
16115946

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi


Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA


KEBUMEN
2021

i
ii
SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DALAM


PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MI
ROBITHOTUT TALAMIDZ GUMELAR LOR TAMBAK BANYUMAS

Oleh

ASIH MAGHFUROH
16115946

Telah Dimunaqosahkan di Depan Sidang Penguji


Pada Tanggal………
dan Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan Islam
Pada Tanggal…………….

Pembimbing I, Pembimbing II,

Imam Subarkah, M.Pd. Oki Ristya Trisnawati, M.Pd


NIDN 2129078202 NIDN 210609102

Penguji I Penguji II

Pimpinan Sidang
Ketua Sekretaris

Fikria Najitama, S.HI., M.SI M. Latoif, M. Pd.


NIDN 2107078201 NIDN

Mengesahkan
Dekan Fakultas Tarbiyah

Benny Kurniawan, M.Pd.I


NIDN 2110068702
iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Asih Maghfuroh
NIM : 16115946
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS
V DALAM PEMBELAJARAN DARING PADA MATA
PELAJARAN FIQIH DI MI ROBITHOTUT TALAMIDZ
GUMELAR LOR TAMBAK BANYUMAS.

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah skripsi ini adalah benar-benar
hasil penelitian/pengkajian mendalam terhadap suatu pokok masalah yang
dilakukan secara mandiri di bawah bimbingan dosen pembimbing dan
berdasarkan metodologi karya ilmiah yang berlaku di IAINU Kebumen. Dan
dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Jika dalam perjalanan waktu terbukti sekripsi karya saya tidak sesuai dengan
pernyataan ini, saya bersedia menanggung segala resiko, termasuk pencabutan
gelar kesarjanaan yang saya sandang.

Kebumen, ……………2021

Asih Maghfuroh
NIM. 16115946

iv
MOTTO

‫َو َمنْ َجا َهدَ َفإِ َّن َما ي َُجا ِه ُد لِ َن ْفسِ ِه‬
”Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk
kebaikan dirinya sendiri” ( QS. Al Ankabut: 6). 1

1
)Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2013), QS.
Al Ankabut: 6.

v
ABSTRAK

Asih Maghfuroh. 16115946. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas V


dalam Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran Fiqih di MI Robithotut Talamidz
Gumelar Lor Tambak Banyumas.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk mengetahui faktor penyebab


timbulnya kesulitan belajar siswa kelas V dalam pembelajaran daring pada mata
pelajaran Fiqih di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas. 2)
Untuk mengetahui upaya guru mata pelajaran fiqih dalam menangani siswa kelas
V yang mengalami kesulitan belajar.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan


menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini
adalah guru fiqih dan peserta didik kelas V sejumah 31 siswa, sedangkan
obyeknya yaitu faktor-faktor kesulitan belajar siswa kelas V dalam pembelajaran
Daring pada mata pelajaran Fiqih di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor
Tambak Banyumas. Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik
analisis kualitatif dimana dalam menganalisis data dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data.

Hasil didapatkan dari penelitian ini menunjukan kesulitan dalam pembelajaran


daring pada mata pelajaran fiqih di masa pandemi Covid-19 sangat beragam.
Berbagai kendala yang menjadi kesulitan pembelajaran daring ini di antaranya
adalah fasilitas pendukung belajar seperti gawai pribadi masih kurang,
keterbatasan mengakses internet, kuota yang terbatas, penjelasan guru yang
kurang maksimal dan peran orang tua yang sangat penting untuk membantu saat
pembelajaran komunikasi dalam jaringan (daring) ini berlangsung.
Kata Kunci: Kesulitan, covid-19, pembelajaran daring

vi
ABSTRACT

Asih Maghfuroh. 16115946. The Factors of Learning Difficulties of Class V


Students in Online Learning on Fiqh Subjects at MI Robithotut Talamidz Gumelar
Lor Tambak Banyumas.

This research aimed to 1) To find out the factors that cause the learning
difficulties of class V students in online learning in Fiqh subjects at MI Robithotut
Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas. 2) To find out the efforts of fiqh
subject teachers in dealing with class V students who have learning difficulties.

This study was field research and used qualitative descriptive method. The
subjects in this study were fiqh teachers and V class learners after 31 students,
while the object was the factors of learning difficulties of class V students in
Online learning in Fiqh subjects at MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak
Banyumas. This research study employed qualitative analysis where data
collection and analysis were conducted simultaneously.

The results showed that the difficulties of online-based learning in the fiqih
learning the Covid-19 pandemi are very diverse. Various obstacles that make
online-based learning difficulties include learning support facilities such as
personal cellphones are still lacking, limited access to internet, limited celluler
data quota, teacher's explanation is not optimal and the role of parents is very
important to assist in online-based learning.

Keywords: difficulties; covid-19; online-based learning.

vii
PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini untuk :

1. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan doa’a dan nasihatnya.

2. Bapak dan Ibu mertuaku atas motivasi demi selesainya skripsi ini.

3. Suamiku yang senantiasa membantu serta memotivasi demi selesainya

skripsi ini.

4. Kedua anakku tersayang Muhammad Hafiz dan Arsyi Fauzia.

5. Keluarga besarku dan Suamiku, kakakku dan adik-adiku.

viii
KATA PENGANTAR

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

‫ اشهد أن الاله اال هللا‬.‫الحمد هلل رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا والدين‬

‫ اللهم صل وسلم على اشرف‬.‫وحده الشريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله‬

:‫بعد‬ ‫االنبياء والمرسلين وعلى اله وصحبه اجمعـين اما‬

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul:

Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Daring pada

Mata Pelajaran Fiqih di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak

Banyumas.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Agama

Islam pada Institut Agama Islam Nahdotul Ulama (IAINU) Kebumen.. 

Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang tak terhingga kepada : 

1. Allah SWT., berkat Rahmat Taufik serta Inayah-NYA sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

ix
2. Bapak dan Ibu tesayang yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih

sayang serta perhatian moril maupun materil.

3. Fikria Najitama, S.HI.,M.SI selaku rektor IAINU Kebumen yang telah

memberikan izin, dukungan dan do’a dalam penyelesaian laporan skripsi ini.

4. Benny Kurniawan, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAINU

Kebumen yang telah memberikan dukungan dan do’a dalam penyelesaian

laporan skripsi ini.

5. Imam Subarkah, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik yang telah dengan

tulus memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam

penyususnan skripsi ini.

6. Oki Ristya Trisnawati, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah dengan

tulus memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam

penyususnan skripsi ini.

7. Segenap dosen dan karyawan yang telah dengan tulus memberikan

bimbingan, dan pelayanan yang terbaik.

8. Khumayah, S.Pd.I Kepala Madrasah Ibtidaiyah Robithotut Talamidz

Gumelar Lor Tambak Banyumas, yang telah memberikan ijin kepada penulis

sehingga peneliti mendapatkan kemudahan dalam pelayanan dan kesempatan

untuk mendapatkan data-data penelitian.

9. Umi Khomsah, S.Pd.I Selaku Guru Wali Kelas V MI Robithotut Talamidz

Gumelar Lor Tambak Banyumas yang banyak memberikan data maupun

informasi untuk kepentingan penelitian skripsi ini.

x
10. Teman-teman IAINU semuanya khususnya kelas F Ekstensi angkatan

2016 serta kelas A angkatan 2017 yang telah menjadi bagian dalam episode

hidupku selama menimba ilmu dibangku kuliahku selama ini.

11. Semua pihak yang pernah mengenal dan menyayangiku, terima kasih

semoga kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertai kita, dalam ridha-

Nya. Aamiin Yaa Rabbal ‘alamiin.

Semoga semua kebaikan yang teah diberikan kepada penulis akan

mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt. Akhir kata penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin

                                                             
               Kebumen, Agustus 2021

Asih Maghfuroh
16115946

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
HALAMAN JUDUL .........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................v
HALAMAN MOTTO........................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................vii
ABSTRAK..........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR........................................................................................x
DAFTAR ISI.......................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xv

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................
A. Judul Penelitian............................................................................
B. Latar Belakang Masalah...............................................................
C. Pembatasan Masalah....................................................................
D. Perumusan Masalah......................................................................
E. Penegasan Istilah..........................................................................
F. Tujuan Penelitian..........................................................................
G. Kegunaan Penelitian.....................................................................

BAB II : KAJIAN TEORITIS.......................................................................


A. Kajian Teori..................................................................................
1. Kesulitan Belajar......................................................................
2. Pembelajaran Daring................................................................
3. Fiqih.........................................................................................
B. Hasi Penelitian Terdahulu............................................................
C. Fokus Penelitian...........................................................................

BAB III : METODE PENELITIAN...............................................................


A. Jenis Penelitian.............................................................................
B. Desain Penelitian..........................................................................
C. Subjek dan Objek Penelitian........................................................
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................
E. Teknik Analisis Data....................................................................

xii
F. Sistematika Skripsi.......................................................................

BAB IV : HASIL PENELITIAN....................................................................


A. Deskripsi MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor.........................
B. Faktor-faktor Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Daring Pada Mata Pelajaran Fiqih di MI Robithotut
Talamidz Gumelar Lor.................................................................
C. Upaya Guru dalam Menangani Siswa Keas V yang
Mengalami Kesulitan Belajar pada Mata Pelajaran Fiqih di
MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor.........................................

BAB V PENUTUP..............................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran-saran...................................................................................
C. Kata Penutup

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN ........................................................................................................

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keadaan Guru Dan Karyawan MTs Nahdlotut Talamidz Jombor


Gumelar Lor Tambak Tahun Pelajaran 2017/2018................................

Tabel 2 Data Peserta Didik MTs Nahdlotut Talamidz Jombor Gumelar


Lor Tambak Banyumas Tahun Pelajaran 2017/2018.............................

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Langkah-langkah Analisis Data Kualitatif..........................................

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan Indonesia disebutkan dalam UU RI Nomor 20 Tahun

2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

ketermpilan yang diperlukan dirinya. Untuk itu kualitas sumber daya manusia

(SDM) perlu ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang

dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang

mengacu pada kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi (IPTEK) dan

dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (IMTAK).2

Sejatinya pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan potensi

dan membentuk karakter serta kehidupan bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berilmu, berahalak

mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menjadi warga

negara yang demokratis.3 Pendidikan merupakan sebuah proses perubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

2
)Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992), hlm. 15
3
)Tim Kreatif LKM UNJ, Restorasi Pendidikan Indonesia Menuju Masyarakat Terdidik
Berbasis Budaya, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 5

1
mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.4 Berbicara

permasalahan pendidikan adalah sesuatu yang tak berujung, karena

pendidikan sendiri merupakan proses tanpa akhir (never ending process), ada

pula ungkapan pendidikan sepanjang hidup (long life education). Ungkapan-

ungkapan di atas menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi seseorang.

Islam menganjurkan kepada umatnya supaya berilmu pengetahuan yang

tinggi sebagaimana terkandung dalam Qs Al Alaq 1-5.

Arinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia)

dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang

tidak diketahuinya.5

Qs Al Alaq 1-5 mengandung perintah membaca, yaitu membaca teks

secara Verbal dan non Verbal. Juga perintah untuk menulis dengan perantara

qalam (pena). Ini jelas menunjukkan perintah untuk mengadakan

pembelajaran. Karena membaca dan menulis merupakan wahana pelestarian

dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan membaca maka orang bisa

mengenal semuanya, termasuk mengenal dirinya sendiri. Tentu saja membaca

disini tidak hanya pada hal-hal yang verbal saja, tetapi juga yang non verbal,

4
)Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005)
5
)Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemah, Jakarta, Bumi Aksara, 2009, hlm 597

2
yaitu dunia dan seisinya ini.6 Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan

bersifat komperhensif karena lahir dari prinsip kesatuan yang merupakan

aspek penting didalam konsep Islam. Atas dasar itu Islam mendorong

manusia untuk mempelajari setiap pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya,

masyarakat dan semua umat manusia, baik dalam lingkup pengetahuan,

sosial, keilmuan atau pengetahuan lainnya.7

Islam mengajarkan bahwa, anak yang lahir ke dunia mempunyai hak-hak

yang tertentu yang harus ditunaikan oleh orang tuanya sebagai pelaksanaan

tanggung jawab mereka kepada Allah SWT untuk kelestarian keturunannya.

Anak sesungguhnya adalah amanat dan karunia Allah SWT kepada setiap

keluarga, yaitu agar dididik melaksanakan ajaran agama dengan baik dan

bersikap dengan akhlak yang baik, hormat kepada ibu dan bapak. Akhlak

anak-anak pertama kali dibentuk di lingkungan keluarga. Akhlak dari

lingkungan keluarga ini adalah sebagai dasar pembentukan anak selanjutnya.

Menurut Syeh Muhammad An-Naquib Al-Attas, pendidikan Islam adalah

usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan

pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu didalam tatanan

penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan

tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan keperibadahan.8

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal, merupakan

tempat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Di tempat inilah ilmu


6
)Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang, Rasail Media
Grup, 2006, hlm 11-12.
7
)Hery Noer Ali, Watak Pendidikan Islam , Jakarta, Friska Agung Insani, 2003 hlm 85-86
8
)Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, Jakarta, Rineka Cipta, 2009, hlm 8-9

3
pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Para guru dan

siswa terlibat secara interaktif dalam proses pendidikan. Namun saat ini

keadaan Indonesia sedang mengalami kondisi tidak baik disebabkan oleh

virus berasal dari Wuhan, China yang dinamakan dengan Covid-19. 9 Akibat

dari pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru

demi menghentikan penyebaran virus Covid-19 yaitu dengan

mengimplementasikan ajakan masyarakat untuk melaksanakan Physical

Distancing atau memberi jarak dengan orang lain sejauh satu meter dan

menghindari kerumunan dan berbagai acara pertemuan yang menimbulkan

perkumpulan.

Penyebaran virus Covid-19 di beberapa negara, termasuk Indonesia, sejak

akhir tahun 2019, telah memberi efek yang cukup besar bagi semua aktifitas

kehidupan masyarakat, tidak terkecuali bagi dunia pendidikan, dari tingkat

dasar hingga perguruan tinggi. Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran

tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka

Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Pada kondisi seperti ini semua guru atau tenaga pendidik diharuskan

untuk mengganti pembelajaran menggunakan E-learning atau melalui media

online. Berbagai platform digunakan untuk melakukan pengajaran sehingga

perlu didukung dengan fasilitas pembelajaran yang baik dan pemanfaatan

teknologi informasi. Salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi

dan didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning

9
)Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/84748/3/BAB%20I.pdf pada tanggal 21 Juni 2021.
Pukul 20.00 WIB

4
mempunyai karakteristik yaitu interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan

pengayaan.10 Sebagai bentuk pencegahan meluasnya virus corona, beberapa

instansi pemerintahan dan perkantoran swasta di Jakarta mengeluarkan

kebijakan work from home (WFH). Pemangku kebijakan negeri ini

memutuskan bahwa tidak hanya mahasiswa saja yang melakukan

pembelajaran online atau dengan model dalam jaringan (daring) tetapi siswa

pun di tuntut untuk melaksanakan hal yang sama.

Minimnya pengetahuan teknologi guru, siswa dan orang tua menjadi

salah satu permasalahan pengaplikasikan metode daring ini. Meskipun

sebagai guru harus selalu memperkaya dan mengupgrade keilmuan, tetapi

diminta untuk beradaptasi dan mengusai berbagai aplikasi yang mendukung

pembelajaran daring dengan cepat tidaklah mudah. Orang tua dengan latar

belakang pendidikan yang tinggi akan mudah beradaptasi. Sementara itu

orang tua dengan latar belakang pendidikan rendah akan pasrah saja jika

putra- putrinya tidak dapat mengikuti pembelajaran bahkan tidak

mendapatkan nilai. Bahkan adapula siswa yang terkendala tidak memiliki alat

komunikasi yang memadai dikarenakan ekonomi keluarga yang kurang

mampu.

Lebih lanjut, lemahnya jaringan internet juga dirasa menjadi kenadala

yang sering di alami oleh para guru. Hal ini terutama bagi guru dan siswa

yang tinggal didaerah pedesaan akan sangat sulit untuk mendapatkan akses

internet yang salah satu faktor penting terlaksananya pembelajaran daring.

10
)Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Membangun
Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo 2011. hlm 264

5
Hal ini akan menjadi tantangan sangat berat bagi guru jika mengaplikasikan

metode daring tersebut, tentunya guru akan bekerja ekstra agar siswa mau

mengikuti model kelas daring ini.

Berdasarkan data di lapangan diketahui bahwa prestasi belajar siswa

selama pembelajaran daring pada mata pelajaran Fiqih yang dicapai siswa

kelas V di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor bila diukur dari ketuntasan

belajar, sudah memenuhi. Dalam kelas 5A dengan jumlah siswa 19 anak yang

memperoleh NUH 7,00-8,00 adalah 8 siswa sedangkan yang memperoleh

NUH 8,1-9,0 ada sebanyak 7 siswa. Sedangkan untuk kelas 5B dengan

jumlah siswa 18 anak yang memperoleh NUH 7,00-8,00 adalah 9 siswa

sedangkan yang memperoleh NUH 8,1-9,0 ada sebanyak 8 siswa. Namun bila

dilihat dari perolehan nilai ulangan Fiqih masing-masing individu sebanyak

32 siswa rata-rata NUH Fiqih berkisar 7.00 – 8.00 Sedangkan 5 siswa rata-

rata NUH ekonomi > 7. Lebih 50% dari keseluruhan siswa kelas 5

memperoleh nilai ulangan harian Fiqih di atas batas ketuntasan belajar yaitu

7,0.11

Berdasarkan penelitian yang diakukan oleh Novi Rosita Rahmawati,

Fatimatul Eva Rosida, Farid Imam Kholidin pada Agustus 2020 dengan

judul Analisi Pembelajaran Daring Saat Pandemi di Madrasah Ibtidaiyah

yang menjadi faktor penghambat pembelajaran daring antara lain guru tidak

bisa menjelaskan secara maksimal, minat dan motivasi peserta didik, serta

11
)Hasil Penilaian Ulangan Harian Mapel Fiqih di Kelas V, 25 November 2020 dan 22
November 2020

6
faktor ekonomi. Penulis menyampaikan harus adanya komunikasi yang intens

antara pendidik dan wali murid dalam proses pembelajaran.12

Penelitian Serupa juga dilakukan oleh Tamara Putri Rafendi, Rahman Eri

Pridana, Lutfhi Hamdani Maula dengan judul Analisis Kesulitan Belajar

Berbasis Komunikasi dalam Jaringan (Daring) Siswa Kelas IV Selama

Pandemi Covid-19. Terdapat berbagai kendala yang menjadi kesulitan

pembelajaran daring ini diantaranya adalah fasilitas pendukung belajar seperti

gawai pribadi masih kurang, keterbatasannya mengakses internet, kuota yang

terbatas, penjelasan guru yang kurang maksimal, dan peran orang tua yang

sangat penting untuk membantu saat pembelajaran daring ini berlangsung.

Adapun saran yang disampaikan penulis adalah adanya kontribusi dari semua

pihak dalam proses pembelajaran.13

Kegiatan belajar tidak senantiasa berhasil, seringkali ada hal-hal yang

mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang dialami oleh

siswa. Terjadinya kesulitan belajar dikarenakan siswa tidak mampu

mengaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan lamanya sehingga

menimbulkan ketidak pahaman/ ketidak jelasan terhadap suatu pelajaran.

Gejala kesulitan belajar akan tampak diantaranya ketika anak didik tidak

mampu lagi berkonsentrasi, sebagian besar siswa memperoleh nilai yang

rendah, anak didik menunjukan kelesuan, dan sebagian besar anak didik tidak

menguasai bahan yang telah guru sampaikan.


12
)Novi Rosita Rahmawati dkk, (2020), Analisiss Pembelajaran Daring Saat Pandemi di
Madrasah Ibtidaiyah , https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/sittah. Volume 1 No. 2
13
)Tamara Putri Refendi, dkk, (2020), Analisis Kesulitan Belajar Berbasis Komunikasi Dalam
Jaringan (Daring) Siswa Kelas IV Selama Pandemi Covid-19.
https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/perseda. Volume III. Nomor 3.

7
Hal-hal yang mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar

yang dialami oleh siswa tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena akan

membawa dampak besar terhadap rendahnya prestasi belajar yang diperoleh

oleh siswa dan lebih jauh tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena

itu perlu adanya usaha untuk mencari faktor penyebab kesulitan belajar siswa

terhadap suatu mata pelajaran. Dalam hal ini perlu adanya kerjasama baik

dari pihak guru, sekolah, orang tua, masyarakat, dan siswa itu sendiri untuk

bersama-sama menanggulangi penyebab kesulitan belajar. Sehingga

diharapkan sekolah mampu menghasilkan lulusan yang berkompeten dan

mempunyai prestasi belajar yang bagus. Seperti penelitian terdahulu yang

sudah dilakukan oleh Tamara dan Rofi pada tahun 2020 mengenai

pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19. Sehingga dengan

fenomena diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan

tujuan untuk mendeskripsikan “Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa

Kelas V dalam Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran Fiqih di MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas”.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa kelas V dalam

pembelajaran daring pada mata pelajaran fiqih.

2. Upaya guru mata pelajaran fiqih dalam menangani siswa yang mengalami

kesulitan belajar.

8
3. Yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah peserta didik kelas V

sejumlah 31 anak di sekoah MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak

Banyumas

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka rumusan

masalahnya adalah :

1. Apa saja faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa kelas V dalam

pembelajaran daring pada mata pelajaran Fiqih di MI Robithotut Talamidz

Gumelar Lor Tambak Banyumas ?

2. Bagaimana upaya guru mata pelajaran fiqih dalam menangani siswa kelas

V yang mengalami kesulitan belajar ?

D. Penegasan Istilah

Untuk menciptakan kesepahaman antara penulis dan pembaca dalam

memahami penelitian ini, perlu kiranya penulis menegaskan istilah-istilah

yang ada dalam judul proposal ini, yaitu:

1. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar yang penulis maksud disini adalah suatu kondisi dimana

siswa tidak dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya hambatan,

kendala yang ada saat belajar.14


14
)Ismail. (2016). Diagnosa Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah.
Jurnal Edukasi. Vol.2 No.1: hlm. 37

9
2. Model Pembelajaran Daring

Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.15 Pengertian Pembelajaran adalah suatu

upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk

membelajarkan siswa yang belajar.16 Jadi pembelajaran adalah upaya yang

dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Thome pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang

dalam pelaksanaanya memanfaatkan teknologi multimedia, kelas virtual,

video, teks online animasi, email, pesan suara, telepon konferensi, dan

video streaming online.17 Menurut Bilfaqih & Qomarudin Pembelajaran

daring merupakan program pelaksana kelas belajar untuk mencapai

kelompok yang kuat dan luas melalui jaringan internet dengan jumlah

peserta yang tidak terbatas pembelajaran dapat dilaksanakan secara kuat

dan dapat dilakukan secara gratis maupun berbayar.

Model pembelajaran daring merupakan salah satu upaya seorang guru

untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penggunaan metode

pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh

15
)Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kraetif dan Inovatif, (Jakarta: AV Publisher,
2009), Cet. I, hlm. 2.
16
)Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran.
Bandung , Jurusan Kurtekpend FIP UPI, 2011 hlm 128
17
)Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan Bahasa
Indonsesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature, 3(1), 99-110.
10.24235/ileal.v3i1.1820

10
karena itu, guru yang baik perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja yang

kiranya menarik perhatian siswanya. Pada umumnya, setiap stimulus yang

diterima oleh panca indera seseorang akan mampu menarik perhatiannya

untuk mengetahui lebih lanjut stimulus tersebut. Perlunya strategi yang

dapat merangsang siswa agar termotivasi dan minat untuk belajar dengan

giat.

Oleh karena itu, diperlukan metode atau cara yang tepat sehingga

proses pembelajaraan dapat efektif dan menyenangkan. Pembelajaran

dapat dilakukan dengan cara tatap muka ada juga yang dilakukan secara

daring. Pembelajaran daring biasanya dilakukan dengan bantuan komputer

dan jaringan internet. Sehingga dalam pembelajaran daring siswa bisa

mengakses dengan mudah tanpa khawatir jarak dan waktu.

3. Fiqih

Fiqih menurut bahasa berasal dari “faqiha yafqahu Fiqihan” yang

artinya mengerti atau paham. Paham yang dimaksudkan adalah upaya

aqliah dalam memahami ajaran- ajaran Islam yang bersumber dari Al-

Qur’an dan As-Sunnah. Al-Fiqih menurut istilah adalah mengetahui

sesuatu dengan mengerti.18

Pelajaran fiqih yang berisikan tentang syari’at (agama). Mata pelajaran

fiqih merupakan mata pelajaran bermuatan pendidikan agama Islam yang

yang memberikan pengetahuan tentang ajaran Islam dalam segi hukum

18
)Ahmad, Beni Saebani. Metode Penelitian, Bandung, Pustaka Senia, 2008 hlm 13

11
syara’ dan membimbing peserta agar memiliki keyakinan dan mengetahui

hukum-hukum dalam Islam dengan benar serta membentuk kebiasaan

untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari - hari. Pembelajaran

fiqih berarti suatu proses belajar mengajar tentang ajaran Islam dalam segi

hukum syara’ yang dilaksanakan di dalam kelas antara guru dan pesesta

didik dengan materi dan strategi pembelajaran yang telah direncanakan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar

siswa kelas V dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran Fiqih di MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas ?

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru mata pelajaran fiqih dalam

menangani siswa kelas V yang mengalami kesulitan belajar ?

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kegunaan :

1. Secara teoritis

Berdasarkan penelitian ini, peneliti menggunakan dan

mengembangkan teori pendidikan dengan memberikan sumbangan

pemikiran dalam menentukan gambaran tentang permasalahan yang

dihadapi oleh peserta didik terkait pembelajaran daring, sehingga nantinya

ada solusi terhadap permasalahan yang dihadapi terkait proses

12
pembelajaran daring. Dari hasil penelitian yang dilakukan secara langsung

bersinggungan dengan siswa sehingga bisa didapat hasil secara maksimal

dan nantinya bisa digunakan rujukan untuk penelitian selanjutnya terkait

faktor-faktor kesulitan Belajar Siswa.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman baru serta

suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat

belajar peserta didik. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam dunia pendidikan agar pendidikan bisa terus berkembang menjadi

lebih baik.

13
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar yang peneliti maksud adalah suatu kondisi siswa

yang tidak dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya hambatan,

kendala yang ada saat belajar.19 Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan

oleh faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi juga disebabkan oleh

faktor-faktor selain intelegensi. Hal tersebut berarti bahwa IQ tinggi

belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Sulit belajar tidak berarti

anak tersebut tidak mampu belajar, tetapi mengalami kesulitan tertentu

yang menjadikannya tidak siap belajar. Kesulitan belajar pada umumnya

berkaitan dengan ketidakmampuan anak dalam membaca, imajinasi,

mengintegrasikan pengetahuan, dan pengalaman. 20

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, kesulitan belajar adalah

suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar

sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor

intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor non

19
)Ismail. (2016). Diagnosa Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah.
Jurnal Edukasi. Vol.2 No.1: hlm. 37
20
)Andri Anugrahana, (2021) Analisis Kemampuan Pemahaman Kognitif Dan Kesulitan
Belajar Matematika Konsep “Logika” Dengan Model Pembelajaran Daring, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Vol. 11 No. 1, Januari 2021: 39

13
intelegensi.21 Sedangkan menurut S.B. Djamarah, kesulitan belajar

merupakan kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik,

disebabkan adanya ancaman dan gangguan dalam proses belajar yang

berasal dari faktor internal siswa maupun dari faktor eksternal siswa.22

Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi

dimana peserta didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena

adanya gangguan, baik berasal dari faktor internal siswa maupun faktor

eksternal siswa. Faktor-faktor ini menyebabkan siswa tidak mampu

berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Adanya kesulitan belajar akan

menimbulkan suatu keadaan di mana siswa tidak dapat belajar

sebagaimana mestinya sehingga memiliki prestasi belajar yang rendah.

2. Pembelajaran Daring

Pembelajaran berasal dari kata belajar, ialah suatu proses yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam

interaksi dengan lingkungan.23 Pengertian belajar juga dapat didefinisikan

sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.24


21
)Ahmadi, Abu, Supriyono Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta PT. Rineka Cipta. 2003, hlm
77.
22
)Djamarah, S.B. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta 2002, hlm 201.
23
)Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), Cet. IV, hlm. 2.
24
)Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kraetif dan Inovatif, (Jakarta: AV Publisher,
2009), Cet. I, hlm. 2.

14
Menurut Gagne dan Brigs pembelajaran adalah suatu rangkaian events

(kejadian, peristiwa, kondisi, dsb) yang secara sengaja dirancang untuk

mempengaruhi pembelajar/siswa sehingga proses belajar dan penanaman

nilai dapat berlangsung dengan mudah.25 Sedangkan Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:

“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.26

Berdasarkan uraian di atas, dalam kata pembelajaran terdapat dua unsur

kegiatan yaitu, belajar dan mengajar. Belajar mengajar merupakan dua

konsep dalam pendidikan yang tidak bisa diisahkan satu sama lain. Belajar,

mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar menunjuk pada

apa yang harus dilakukan oleh seseorang yang dalam hal ini menerima

pelajaran yaitu siswa. Mengajar meliputi segala hal yang dilakukan guru

dalam kelas. Sedangkan pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja

melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru

untuk mencapai tujuan kurikulum.

Jadi pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang didalamnya

terdapat interaksi antara guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk

mencapai suatu tujuan yaitu, adanya perubahan sikap dan tingkah laku

siswa.

25
)Helmiati. Model pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2012). hal. 8.
26
)Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasioanal ( UU RI No. 20 Tahun 2003). Cet. Keenam.
(Jakarta: Sinar Grafika, 2014). hal. 5.

15
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang diselenggarakan

melalui jaringan web. Setiap pelajaran menyediakan materi dalam bentuk

rekaman video atau slideshow, dengan tugas-tugas mingguan yang harus

dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan

beragam sistem penilaian. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

saat ini membawa berbagai perubahan dalam kehidupan manusia. Peranan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin dirasakan diberbagai

sektor, termasuk di bidang pendidikan. 27

Menurut Thome pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang

dalam pelaksanaanya memanfaatkan teknologi multimedia, kelas virtual,

video, teks online animasi, email, pesan suara, telepon konferensi, dan

video steraming online.28 Menurut Bilfaqih & Qomarudin Pembelajaran

daring merupakan program pelaksana kelas belajar untuk mencapai

kelompok yang kuat dan luas melalui jaringan internet dengan jumlah

peserta yang tidak terbatas pembelajaran dapat dilaksanakan secara kuat

dan dapat dilakukan secara gratis maupun berbayar.

Model pembelajaran daring merupakan salah satu upaya seorang guru

untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penggunaan metode

pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh

karena itu, guru yang baik perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja yang

27
)Bilfaqih, Yusuf, Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring, Yogyakarta, Deepublish,
2012, hlm 1
28
)Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan Bahasa
Indonsesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature, 3(1), 99-110.
10.24235/ileal.v3i1.1820

16
kiranya menarik perhatian siswanya. Pada umumnya, setiap stimulus yang

diterima oleh panca indera seseorang akan mampu menarik perhatiannya

untuk mengetahui lebih lanjut stimulus tersebut. Perlunya strategi yang

dapat merangsang siswa agar termotivasi dan minat untuk belajar dengan

giat.

Oleh karena itu, diperlukan metode atau cara yang tepat sehingga

proses pembelajaraan dapat efektif dan menyenangkan. Pembelajaran dapat

dilakukan dengan cara tatap muka ada juga yang dilakukan secara daring.

Pembelajaran daring biasanya dilakukan dengan bantuan komputer dan

jaringan internet. Sehingga dalam pembelajaran daring siswa bisa

mengakses dengan mudah tanpa khawatir jarak dan waktu.

3. Fiqih

Kata Fiqih secara bahasa berarti pengetahuan atau pemahaman, dan

kecakapan tentang sesuatu biasanya tentang ilmu agama (Islam) karena

kemuliaannya.29 Paham yang dimaksudkan adalah upaya aqliah dalam

memahami ajaran- ajaran Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan As-

Sunnah Sedangkan Fiqih menurut istilah adalah ilmu yang menerangkan

hukum-hukum syar’i yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para

mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci.30

Fiqih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu mata

pelajaran PAI yang ada di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak

29
)Saefudin Zuhri. Ushul Fiqih Akal sebagai Sumber Hukum Islam. Cet. Kedua. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar offset, 2011). hal. 9.
30
)Syakir Jamaludin. Kuliah Fiqih Ibadah. Cet. Kelima. (Yogyakarta: LPMI UMY, 2015). hal.
2.

17
Banyumas. Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta

didik dapat memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara

pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga nantinya

akan menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syari’at islam secara

kaffah (sempurna).

Awalnya fiqih digunakan untuk semua bentuk pemahaman Al Qur’an,

hadits, dan bahkan sejarah. Pemahaman atas hadits-hadits teologi, dulu

diberi nama Fiqih juga. Namun setelah terjadi spesialisasi ilmu-ilmu

agama, kata Fiqih hanya digunakan untuk pemahaman atas syariat (agama),

itupun hanya yang berkaitan dengan hukum - hukum perbuatan manusia.31

Begitu juga dengan pelajaran fiqih yang berisikan tentang syari’at (agama).

Mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran bermuatan pendidikan

agama Islam yang yang memberikan pengetahuan tentang ajaran Islam

dalam segi hukum syara’ dan membimbing peserta agar memiliki

keyakinan dan mengetahui hukum- hukum dalam Islam dengan benar serta

membentuk kebiasaan untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari-

hari. Pembelajaran fiqih berarti suatu proses belajar mengajar tentang

ajaran Islam dalam segi hukum syara’ yang dilaksanakan di dalam kelas

antara guru dan pesesta didik dengan materi dan strategi pembelajaran yang

telah direncanakan.

B. Hasil Penelitian terdahulu

31
)Ahmad, Rofi‟i. Pembelajaran Fiqih, Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikangama RI, 2009
hlm 3.

18
Hasil penelitian terdahulu merupakan uraian sistematis tentang

keterangan-keterangan yang dikumpulkan dari pustaka-pustaka yang ada

hubungannya dengan penelitian untuk mendukung penelaah yang lebih

komprehensif. Dalam hal ini peneliti berusaha melakukan kajian awal karya-

karya yang memeiliki relevansi terhadap judul yang akan diteliti yaitu:

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Faiq Ilham Rosyadi (UIN

Sunan Kalijaga, 2019) yang berjudul “Analisis Faktor Kesulitan Belajar

Siswa Kelas XI dan XII pada Mata Pelajaran Nahwu-Shorof di MA

Ponpes Al Iman Muntilan Tahun Ajaran 2018-2019”.32 Penelitian ini

menjelaskan bahwa kesulitan belajar nahwu yang dialami oleh pemula

yaitu problematika yang dihadapi oleh santri antara lain meliputi problem

linguistik dan metodologi. Adapun relevansinya adalah faktor kesulitan

belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran. Sedangkan perbedaan

dengan penelitian ini adalah metode pembelajaran, tempat serta sampel

dalam penelitian. Penelitian Faiq Ilham Rosyadi meneliti Faktor

Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI dan XII pada Mata Pelajaran Nahwu-

Shorof di MA Ponpes Al Iman Muntilan. Sedangkan penelitian ini

dilakukan pada siswa kelas V MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor.

2. Penelitian Evi Sofia Meirani dengan judul “Faktor-faktor Kesulitan

Belajar Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Daring pada mata peajaran

32
)Faiq Ilham Rosyadi, Analisis Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI dan XII pada Mata
Pelajaran Nahwu-Shorof di MA Ponpes Al Iman Muntilan Tahun Ajaran 2018-2019, Skripsi, UIN
Sunan Kalijaga, Muntilan 2019.

19
Fiqih Di Sekolah Dasar Dabin Slerok Kota Tegal”. 33 Skripsi di

Universitas Negeri Semarang tahun 2017 Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Pembelajaran daring pada mata peajaran Fiqih di sekolah

dasar yang termuat dalam mata pelajaran SBK (KTSP) dan SBdP

(Kurikulum 2013). Pembelajaran ini menitik beratkan pada keterampilan

seni yang dimiliki siswa, khususnya daring pada mata peajaran Fiqih.

Pada saat kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung, guru

dihadapkan dengan sejumlah karakteristik siswa yang beraneka ragam.

Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan

berhasil, ada juga siswa yang mengalami kesulitan. Kesulitan belajar

siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk

mencapai hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi

tingkat faktor-faktor kesulitan belajar siswa kelas V dalam pembelajaran

daring pada mata peajaran Fiqih di Sekolah Dasar Dabin Slerok Kota

Tegal. Metode yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Adapun

perbedaan dalam penelitian ini adalah jenis pembelajaran dan tempat.

Penelitian Evi Sofia Meirani meneliti Faktor-faktor Kesulitan Belajar

Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Daring pada mata peajaran Fiqih di

Sekolah Dasar Dabin Slerok Kota Tegal.. Sedangkan penelitian ini

dilakukan pada Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Daring di MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas.

33
)Evi Sofia Meirani, Faktor-faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran
Seni Musik Di Sekolah Dasar Dabin Slerok Kota Tegal, Skripsi, UNNES, Tegal 2017.

20
3. Penelitian Elvania Rachim dengan judul “Hubungan Pelaksanaan

Pembelajaran Daring Dengan Minat Belajar Siswa MI Pada Masa

Pandemi COVID- 19 Di Desa Krincing Secang Magelang Tahun

2020”.34 Skripsi di Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2020.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan

pembelajaran daring dengan minat belajar siswa MI pada masa pandemi

covid-19 di Desa Krincing Secang Magelang tahun 2020. Yang ingin

dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan

pembelajaran daring fiqih pada masa pandemi covid-19 pada siswa MI di

Desa Krincing, Secang, Magelang tahun 2020. (2) Bagaimana minat

belajar fiqih pada siswa MI pada masa pandemi covid-19 di Desa

Krincing, Secang, Magelang tahun 2020. (3) Adakah hubungan

pelaksanaan pembelajaran daring fiqih pada masa pandemi covid-19

terhadap minat belajar siswa MI di Desa Krincing, Secang, Magelang

tahun 2020. Adapun metode analisis yang digunakan adalah kantitatif

survei. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah , tempat serta

sampel dalam penelitian. Penelitian Elvania Rachim meneliti Hubungan

Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dengan Minat Belajar Siswa MI.

Sedangkan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V MI Robithotut

Talamidz Gumelar Lor.

C. Fokus Penelitian
34
)Elvania Rachim, Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dengan Minat Belajar
Siswa MI Pada Masa Pandemi COVID- 19 Di Desa Krincing Secang Magelang Tahun 2020,
Skripsi, IAIN Salatiga, Magelang 2020

21
Adapun pembahasan dalam penelitian ini penyusun memfokuskan kajian

pada hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Apa saja yang menjadi faktor kesulitian belajar siswa

kelas V dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran fiqih di MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang guru lakukan dalam

menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam pembelajarn

daring.

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Suatu penelitian ilmiah tidak terlepas dari adanya tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan tersebut erat hubungannya dengan pemilihan metode yang

akan digunakan. Penggunaan metode yang tepat akan mencapai tujuan yang

telah direncanakan secara efektif.

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Kualitatif, dengan jenis penelitian fenomenologi, hal ini didapati dari sebuah

fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga menghasilkan suatu

informasi yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

mengenai hasil penelitian yang membahas tentang faktor-faktor kesulitian

belajar siswa kelas V dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran fiqih di

MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas.

Menurut John W. Creswell dalam Hamid Patilima, penelitian kualitatif

sebagai suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau

masalah manusia, berdasarkan pada penciptaan gambar holistik yang

dibentuk kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan

disusun dalam latar ilmiah.35 Ditinjau dari tempatnya penelitian ini

dilakukan di lokasi penelitian atau penelitian lapangan dengan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang

35
)Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Cet.2 (Bandung:Alfabeta,2007), hal. 2-3.

23
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari

orang-orang maupun pelaku yang diamati.36

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.37

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (Field

research) yang dalam mengumpulkan datanya dilakukan secara langsung dari

lokasi penelitian.38 Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

mengungkap gejala secara holistik-kontekstual (secara menyeluruh dan sesuai

dengan konteks/apa adanya) melalui pengumpulan data dari latar alami

sebagai sumber langsung dengan instrumen kunci penelitian itu sendiri.39

36
)Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif, Cet Pertama, (Yogyakarta: Cv Budi Utama,
2012), hal. 6.
37
)Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Cetakan Ke-25, (Bandung: Alfabeta, 2017), hal. 13.
38
)Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,(Bandung : PT Remaja
Rosda Karya, 2011), hal. 54
39
)Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 100.

24
Pada penulisan ini, desain penelitian yang penulis gunakan adalah dengan

memakai model studi lapangan, meliputi semua objek yang terkait secara

langsung di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian yaitu data

mengenai variabel-variabel yang diteliti.40 Adapun yang menjadi subjek

penelitian skripsi adalah :

1. Kepala Sekolah MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas

sebagai informasi data awal.

2. Guru Fiqih Kelas V MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak

Banyumas sebagai informasi data pokok.

3. Siswa kelas V MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak Banyumas,

sebagai informasi lebih jauh pada tingkat pemahaman siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan yang kompleks, suatu proses yang

terangkai dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik observasi

dilakukan apabila berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partsipan dimana

40
)Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta,2010),hal 400.

25
peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas subjek yang diamati, tetapi

hanya sebagai pengamat independent. Observasi yang diambil yaitu

observasi terstruktur, dimana observasi dirancang secara sistematis tentang

apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. 41

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

gagasan melalui tanya jawab, sehingga dapat dibangun sebuah makna

dalam suatu topik. Wawancara digunakan sebagai kegiatan dalam rangka

pengumpulan data jika seorang peneliti ingin mengadakan kajian awal

untuk menemukan permasalahan yang hendak diteliti, dan juga jika

peneliti ingin mengetaui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. 42

Jenis wawancara yang dilakukan pada penelitian ini yakni wawancara

terstruktur artinya wawancara yang menggunakan pedoman wawancara

yang disusun secara sistematis untuk pengumpulan data. Dalam

wawancara ini penulis perlu teliti dan mencatat apa yang dikemukakan

oleh informan. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan dengan

menyebarkan wawancara melalui angket dengan populasi siswa kelas V

MI Robithotut Taamidz Gumelar Lor berjumlah 31 siswa, guna

memperoleh data yang dibutuhkan, untuk selanjutnya data di analisis serta

di deskripsikan hingga memperoleh jawaban dari pertanyaan.

41
)Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Cet
ke 16. (Bandung: Alfabeta, 2013). hal. .145.
42
)Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Cet
ke 16. (Bandung: Alfabeta, 2013). hal. .231.

26
3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan perlengkapan dari penggunaan teknik

pengumpulan data melalui wawancara pada jenis penelitian kualitatif.43

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai

permasalahan dalam penelitian sehingga menambah pembuktian terhadap

suatu kejadian. Pengambilan data dokumentasi dilakukan saat

berlangsungnya kegiatan wawancara dan observasi, bertujuan untuk

memberi penguatan pada penelitian. Dalam penelitian ini dokumen yang

dibutuhkan yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran daring

yang dilakukan siswa kelas V MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor

Tambak Banyumas, datanya dapat berupa foto ketika guru sedang

mengajar secara daring dan dokumen lainnya yang mendukung penelitian.

Data ini digunakan untuk melengkapi data sebelumnya yang belum

lengkap atau sebagai data pendukung.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan penyusun dalam menganalisis data yang

diperoleh adalah analisis data dengan metode kualitatif. Sedangkan sifat

analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan

adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan

oleh adanya penerapan metode kualitatif. Dengan demikian, laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambar penyajian

43

)Ibid., hal. 240.

27
laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, videotipe, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan

dokumen resmi lainnya.44

Setelah data terkumpul, kemudian diadakan analisa data yaitu

menguraikan data sehingga data tersebut pada akhirnya dapat ditarik

kesimpulan. Analisa data yang penulis lakukan adalah teknik analisa data

lapangan model Miles and Huberman sebagai berikut ini:

Data

Collection

Data

Display

Data

Reduction

Conclusions :

Drawing/verifying

Gambar 1. Langkah-langkah Analisis Data Kualitatif45

Adapun tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

44
)Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1999), hal. 11
45
)Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2014).
hal. 218.

28
yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Hasil penelitian ini diperoleh dari indikator-indikator pertanyaan angket

yang telah diberikan kepada siswa. Indikator angket pada penelitian ini ada

4 indikator yaitu ; 1) Kendala teknis yang mempengaruhi signal, 2)

Ketidak mampuan dalam pembelajaran online, 3) Interaksi selama proses

pembelajaran, dan 4) Tugas dan bahan ajar dalam pembelajaran online.

Kesulitan yang paling sering dialami siswa adalah kendala teknis yang

berkaitan dengan signal yang dapat mengakibatkan siswa kurang

maksimal dalam proses pembelajaran daring

2. Penyajian (Display) Data

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan

apa yang telah difahami tersebut.46

3. Penarikan Kesimpulan

Tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan

verifikasi data. Bahwa kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti buat yang

mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.

46
)Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet
ke 16. (Bandung: Alfabeta, 2013). hal. .338.

29
F. Sistematika Skripsi

Berikut tahap penelitian yang penulis gunakan adalah:

1. Tahap persiapan

a. Menyusun instrumen penelitian

Dalam menyusun instrument penelitian, penulis mengumpulkan data

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

b. Mendatangi informan

Untuk memperoleh data yang lengkap maka penulis harus mendatangi

informan atau responden agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam

melakukan suatu penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahapan ini adalah proses pengumpulan data dengan menggunakan

instrumen-instrumen yang sudah dipersiapkan, mengelola data,

menganalisis data dan menyimpulkan data. Pada tahap ini, kegiatan yang

penulis lakukan adalah melakukan observasi dan wawancara dengan

siswa kelas V di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor Tambak

Banyumas.

3. Tahap penyelesaian

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun data-data yang

telah diperoleh serta menganalisis dalam bentuk laporan hasil penelitian.

30
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor

1. Profil Sekolah / Madrasah

a. Identitas Madrasah

1. Nama Lembaga : MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor

2. Alamat : Jl. Masjid No. 06 Rt.02 Rw. 02

Desa : Gumelar Lor

Kecamatan : Tambak

Kabupaten : Banyumas

Propinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 53196

3. No. Telepon : 085879964101

4. Nama Yayasan : Yayasan Ma’arif

5. Status Sekolah : Swasta

6. Status Lembaga MI : L.P Ma’arif

7. NPSN : 60710495

8. Tahun didirikan : 1971

31
9. Status Tanah : Hak Pakai

10. Luas : 170 m2

11. Nama Kepala Sekoah: Khumayah, S.Pd.I

12. Status Akreditasi :A

13. No SK Akreditasi : Dd 164774

b. Letak MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor

MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor yang merupakan sekolah

berstatus Swasta berlokasi di Jl. Masjid Nomor 06 Desa Gumelar Lor

Rt. 02 Rw. 02 Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas. Letak MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor cukup strategis dan kondusif untuk

mendukung proses kegiatan belajar mengajar karena terletak 50 meter

dari jalan raya Lingkar Tambak-Sumpiuh. MI Robithotut Talamidz

Gumelar Lor berada pada lokasi yang cukup strategis, mudah dikenali

dan kondisi lingkungannya yang tenang dan nyaman di tengah-tengah

pemukiman warga desa.

c. Visi dan Misi MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor

Visi :

UNGGUL DALAM BERPRESTASI, TERAMPIL, BERAKHLAK

MULIA DAN ISLAMI.

32
Misi :

1) Membimbing siswa agar memiliki moivasi yang tinggi dalam

belajar, agar memiliki sumberdaya manusia (SDM) yang baik

2) Membimbing dan melatih siswa untuk giat beribadah agar

menjadi manusia yang mempunyai akhlak mulia

3) Berperan aktif dalam membentuk manusia yang intelek dan

islami

4) Mengadakan kerjasama yang baik antara sekolah dan komite

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

pendidikan

5) Menjalin kerjasama yang baik antara SDN dan MI yang ada

pada wilayah.

TUJUAN :

1) Mampu secara aktif melaksanakan ibadah yaumiyah dengan

benar dan tertib

2) Meningkatka prestasi siswa dibidang akademik dan non

akademik

3) Berakhak mulia (Akhakuk Karimal)

4) Peserta hafa Juz 30 (Juz ‘Amma)

5) Mampu menumbuhkan budaya baca dan menuis bagi warga

madrasah

33
6) Menjadikan sekolah sebagai teman belajar yang menyenangkan

dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola

pengetahuan.

7) Dapat bersaing dan tidak kalah dengan para siswa dari madrasah

yang lain dalam bidang imu pengetahuan

8) Berkepribadian, berpola hidup sehat, serta eduli pada

lingkungan

d. Kondisi Fisik Sekolah

Secara umum, MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor memiliki

gedung sekolah permanen. Di dalam gedung itulah terdapat berbagai

fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Fasilitas yang dimiliki MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor dapat

dikatakan baik dan layak untuk mendukung proses kegiatan belajar

mengajar.

MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor memiliki sarana dan

prasana sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar, sebagai

berikut:

 1 Ruang Perpustakaan

 1 Ruang UKS

 1 Ruang Kepala Sekolah

 1 Ruang Guru

34
 1 Ruang TU / Tamu

 10 Ruang Kelas

 3 Lapangan (1 lapangan voli, 1 lapangan takraw, dan 1 lapangan

badminton)

 2 Tempat Parkir (1 Parkir Guru, 2 Parkir Siswa)

 2 K. Mandi/WC Guru

 2 K. Mandi/WC Siswa

e. Kondisi Non Fisik Sekolah

1) Guru

MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor memiliki guru-guru yang

berkualitas dalam membantu proses belajar mengajar. Jumlah

guru di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor adalah 13 orang.

Mayoritas guru di sekolah ini berstatus Non PNS dan guru yang

mengajar di kelas juga merangkap sebagai Pembina dalam

ekstrakurikuler sesuai dengan keahliannya masing-masing serta

jabatan struktural lainnya. Penguasaan materi yang guru

sampaikan didalam kelas pada siswa sudah berjalan dengan baik

pada saat PBM dilaksanakan.

35
2) Siswa

Potensi siswa di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor sangat

baik, karena sekolah ini menempati peringkat lima besar se-

Kecamatan Tambak dalam bidang akademik, sedangkan di

bidang non akademik menempati peringkat ke tiga se-

Kecamatan Tambak.

3) Ekstrakurikuler

MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor memiliki beberapa

ektrakurikuler yang bertujuan untuk menyalurkan bakat dan

minat siswa. Ekstrakurikuler dikelola oleh pihak sekolah.

Beberapa ekstrakurikuler yang ada di MI Robithotut Talamidz

Gumelar Lor antara lain:

 Drum Band

 Pramuka

 Voli

 Bulu Tangkis

 Atetik

 Renang

Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler memungkinkan siswa

untuk mengembangkan bakat dan minatnya, sehingga hobi dan

36
potensi yang dimiliki oleh para siswa dapat tersalurkan secara

optimal.

37
f. Kondisi Lingkungan Sekolah

MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor beralamat di jalan Masjid No.

06 RT.02 RW.02 Desa Gumelar Lor Kecamatan Tambak Kabupaten

Banyumas. Adapun area madrasah berada di tengah pemukiman

warga sehingga suasana pembelajaran cenderung ramai. Bukan hanya

itu, letak MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor amatlah strategis dan

tidak begitu jauh dari kota. Akses menuju madrasah pun sangat

nyaman karena jalan menuju MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor

sangat mudah.

g. Sejarah Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah Robithotut Talamidz terletak di Desa

Gumelar Lor Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Propinsi

Jawa Tengah. Desa Gumelar Lor adalah desa yang terletak di

kecamatan paling timur dari wilayah Kabupaten Banyumas, letaknya

cukup strategis karena dilintasi jalan raya jalur selatan Jawa yang

menghubungkan antara Cilacap-Yogyakarta, dan Jakarta-Surabaya,

juga dilintasi jalur kereta api selatan Jawa yang menghubungkan

kota-kota besar di pulau Jawa.

38
Madrasah Ibtidaiyah Robithotut Talamidz berada di tengah-

tengah pemukiman penduduk desa Gumelar Lor, 500 meter dari jalur

kereta api dan 700 meter ke utara dari jalan raya. Adalah letak yang

cukup aman dan nyaman. Akan tetapi karena sering terjadi kemacetan

yang terkenal di lintasan kereta api Sumpiuh, terutama pada saat

mudik lebaran, sekarang antara Sumpiuh-Tambak sudah dibuat jalur

alternatif, yaitu jalur lingkar utara Sumpiuh-Tambak yang melintas

100 meter ke utara dekat MI Robithotut Talamidz. Adanya jalan

lingkar sumpiuh ini membuat MI Robithotut Talamidz mudah diakses

dan hal ini juga menjadi tugas tambahan bagi pengelola Madrasah

sebab dibalik letak yang tambah strategis juga ancaman keamanan

peserta didik yang harus diantisipasi oleh pihak madrasah.

39
Madrasah Ibtidaiyah Robithotut Talamidz Kecamatan Tambak

Kabupaten Banyumas Menurut Bapak Khaeroni pada awalnya adalah

sebuah model pendidikan diniyah yang pada waktu itu disebut

Sekolah Arab. Perintis pertama Sekolah Arab adalah Kyai Achmad

Tachrir yang merupakan tokoh Agama dan pengasuh pondok

pesantren Nahdlotut Talamidz Jombor Gumelar Lor Kecamatan

Tambak Kabupaten Banyumas. Beliau adalah ulama ahli nahwu, fiqih

dan tafsir. Banyak santri yang belajar di pesantren tersebut yang

terlebih dahulu dibekali dengan pemahaman Nahwu dan Sharaf

sebagai alat untuk mengkaji dan memahami kitab kuning yang

diharapkan mampu mengamalkan dan mendakwahkan ilmunya

kepada masyarakat.

40
Diantara santri yang belajar dengan Kyai Achmad Tachrir adalah

Abdul Hadi yang diberi tugas untuk membimbing ngaji anak-anak

desa disekitar pesantren yang dimulai pada tahun 1954. Kelompok

ngaji anak anak desa ini diberi nama Madrasah Robithotut Talamidz

dan tempat belajarnya masih di Pondok Pesantren Nahdlotut

Talamidz. Jumlah anak anak yang mengaji semakin bertambah

banyak dan Abdul Hadi muqim/pulang, kemudian diteruskan oleh

Imam Thobroni pada tahun 1958 dan tempat belajarnya pindah

dirumah penduduk yaitu di rumah kyai Barnawi dan di rumah kyai

Syamsudin, keduanya merupakan PNS yang menjadi penghulu dan

staf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Tambak. Pada tahun

1962 Imam Thobroni melanjutkan belajarnya di Jawa Timur maka

Madrasah Diniyah diteruskan oleh kyai Syamsudin dan tempat

belajarnya tidak lagi di rumah penduduk tetapi di Gedung Sekolah

Dasar (SD) Gumelar Lor sehingga pelaksanaan pembelajaran

Madrasah pada sore hari karena pagi hari untuk pembelajaran

Sekolah Dasar (SD). Pada tahun 1971 Madrasah Diniyah menempati

gedung baru yang berada disekitar Balai Desa Gumelar Lor, maka

pelaksanaan pembelajarannya dapat berlangsung pada pagi hari dan

sejak itu Madrasah Diniyah berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah

(MI) Robithotut Talamidz dengan SK izin Operasional dari tahun

1972-1978 Nomor: 323/IIIb/75, status izin terdaftar dari tahun 1978-

1993 dengan SK Nomor: LK/3.c/2016/Pgm.MI/1978, status diakui

41
tahun 1993-2002 dengan SK Nomor: MK.

1975.a/Pgm/MIS/015/1993, status disamakan tahun 2002 2006 SK

Nomor: A./MK/MI/12/2002. MI Robithotut Talamidz berada

dibawah naungan LP. Ma'arif NU.

Kepala madrasah pertama adalah ky Syamsudin dari tahun 1971

sampai tahun 1980. Kemudian dilanjutkan oleh Seabani sampai tahun

1996 dan digantikan oleh Kudasi sampai tahun 2008 kemudian

digantikan oleh Maulidal, S.PdI sampai tahun 2009 yang kemudian

diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di MI Prembun Tambak,

Kepala Madrasah dilanjutkan oleh Khairani S.Pd, M.Pd sampai

sekarang. Sejarah berdirinya MI Robithotut Talamidz tersebut

menandai bahwa lembaga pendidikan ini memiliki perjalanan sejarah

yang relatif panjang dan pada saat yang bersamaan terbentuknya

suatu organiasai yang memiliki basis pada pesantren.

42
Madrasah Ibtidaiyah Robithotut Talamidz Tambak sebagai suatu

organisasi pastilah memiliki tujuan yang hendak dicapai secara

bersama bersama yang dituangkan melalui sebuah Visi yaitu "Unggul

dalam Prestasi Berakhlakul Karimah, Terampil dan Islami” serta

Misi; 1) siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan ujian

lulus 100%. 2) lulusan diterima di jenjang pendidikan berikutnya dan

bersumber daya baik. 3) semua siswa taat kepada Allah SWT, orang

tua dan Pemerintah NKRI. 4) siswa berperilaku sopan dan santun dan

bertutur kata baik. 5) siswa mampu menggunakan alat komputer dan

memanfaatkan internet dengan bijak. 6) siswa mampu memilih dan

memilah pelajaran yang baik dan buruk. 7) siswa menjalankan ibadah

mahdhad dan gairu mahdhah sesuai tingkatannya.

Selanjutnya Bapak Khaeroni menyatakan bahwa Madrasah ini

memiliki tujuan agar peserta didiknya menjadi santri. Yaitu peserta

didik yang memahami tentang agama secara menyeluruh dengan

memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, keluhuran

akhlak dan budi pekerti, mampu memanfaatkan perkembangan

teknologi secara bijakasana dan memiliki motivasi untuk mencapai

prestasi dan terus belajar.

43
Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa madrasah sebagai

lembaga pendidikan yang berbasis pada agama berusaha menciptakan

peserta didik yang tidak memiliki kepribadian pecah (split

personality) akan tetapi dapat menumbuhkan keluasan pengetahuan

dan keagungan akhlak yang saat ini sedang mengalami krisis.!?

Madrasah memang dibangun untuk membentuk peserta didik yang

kuat secara ilmu pengetahuan dan kuat berakhlak karimah. Visi dan

misi yang ada pada madrasah tersebut sesuai dengan khittah awal

madrasah sebagai lembaga pendidikan yang populis, Islami dan

berkualitas. Populis mengandung arti bahwa madrasah lahir dan

dibesarkan dari serta oleh masyarakat. Visi ini akan mengembalikan

madrasah pada posisi sebagai milik masyarakat sehingga pada

masyarakat dan tidak menjadi lembaga eksklusif. Islami

menggambarkan suasana kehidupan pendidikan peserta didiknya

serta seluruh manusia di dalamnya mengamalkan ajaran Islam.

Karakteristik keislaman ini tidak hanya terwujud pada tataran simbol

saja tetapi terwujud dalam kurikulum yang integratif. Berkualitas

berarti output yang diinginkan lebih mengutamakan pada orientasi

kualitas (mutu) dan bukan asal lulus. Sehingga peserta didik memiliki

berbagai kemampuan di bidang akademik, seni, teknologi, olah raga

dan keterampilan lainnya.

44
Pada tahun pelajaran 2016/2017, MI Robithotut Talamidz

Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas memiliki 13 pendidik,

tenaga kependidikan 1 orang dan 1 orang penjaga. Untuk menunjang

proses pembelajaran MI Robithotut Talamidz Kecamtan Tambak

memiliki sarana dan prasarana yang memadai berupa; 1 rung kepala

sekolah, 1 ruang guru, 10 ruang belajar, Mushola, dan perpustakaan

dan 4 rung sanitasi yang semuanya sangat menunjang bagi proses

pembelajaran dan pembudayaan nilai keagamaan. Selain itu kepala

sekolah juga sedang mengarahkan untuk melakukan penambahan

gedung di luar wilayah tambak dengan pertimbangan agar para calon

peserta didik lebih mudah lagi mengakses MI Robithotut Talamidz

Kecamtan Tambak.

45
Madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis agama memiliki

struktur kurikulum pendidikan agama yang lebih besar dibanding

dengan pendidikan agama di sekolah. Besarnya prosentase

pendidikan agama di Madrasah karena kemampuan-kemampuan yang

diharapkan dari pendidikan dasar Madrasah Ibtidaiyah adalah dengan

landasan iman yang benar peserta didik agar mampu; 1) memiliki

gairah untuk beribadah, berfikir dan berdoa; 2) membaca al-Qur'an

dan menulisnya dengan benar, serta berusaha memahami kandungan

makna terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan; 3)

memiliki kepribadian muslim (akhlak mulia); 4) memahami,

menghayati dan mengambil manfaat tarikh islam; 5) menerapkan

prinsip-prinsip muamalah dan syariah dengan baik dalam kehidupan

masyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-undang Dasar 1945.

46
h. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan belajar mengajar di MI Robithotut Taamidz Gumelar

Lor diselenggarakan pada waktu pafi hari dimulai pukul

07.00-13.15 WIB, menyadari sangta pentingnya tenaga

pendidikan dan keberhasilan proses belajar mengajar

maka benar-benar memperhatikan mutu guru. Ha ini

dibuktikan dengan jumlah tenaga mengajar di MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor berjumlah 13 Guru

dan 0 tenaga kependidikan. Adapun daftar nama guru di

Mi robithotut Talamidz Gumelar Lor adalah sebagai

berikut :

Nama Guru Pendidikan Jabatan Status Sertifikasi


Terakhir Kepegawaian

Khumayah, S.1 Kepala Wiyata Bakti


S.Pd.I Madrasah

Marwiyah, S.1 Guru PNS


S.Pd.I Kelas

Umi S.1 Guru PNS


Khomsah, Kelas
S.Pd.I

Zaedun Faozi, S.1 Guru Wiyata Bakti


S.Pd.I Kelas

Fajar Samsi, S.1 Guru Wiyata Bakti


S.Pd.I Kelas

Aris Sabani, S.1 Guru Wiyata Bakti


S.Ag PAI

47
Sunaryo, S.1 Guru Wiyata Bakti
A.Ma. Pd. OR Olahraga

Yoga Pratama S.1 Guru Wiyata Bakti


Hidayat, S.Pd Kelas

Fajar S.1 Guru Wiyata Bakti


Septiawan, Kelas
S.Pd.I

Kurni Akbar S.1 Guru Wiyata Bakti


Sari, S.Pd Kelas

Agustina Dwi S.1 Guru Wiyata Bakti


Mulyani, PAI
S.Pd.I

Nurru S.1 Guru Wiyata Bakti


Fitriyani, Kelas
S.Pd.I

Nia Prasiwi, S.1 Guru Wiyata Bakti


S.Pd Kelas

Tabel 1. Daftar Guru MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor47

i. Peserta Didik

Di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor pada tahun Pelajatan

2020/2021, jumlah siswa secara keseluruhan adalah 226 siswa, yang

terdiri dari 116 laki-laki dan 110 Perempuan.

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

I 21 27 48

II 222 18 40

III 22 23 45

IV 23 12 35

V 12 15 27

47
) Dokumen, Profil MI Robithitut Talamidz Gumelar Lor Kecamatan Tambak, tahun 2020,
tangga 16 Agustus 2021.

48
VI 16 15 31

Jumlah 116 110 226

Tabel 2. Daftar Guru MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor48

B. Faktor Penyebab Timbulnya Kesulitan Belajar Siswa Kelas V dalam

Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran Fiqih di MI

1. Proses Pembelajaran Daring

Berdasarkan hasil wawancara guru kelas V, proses pembelajaran

daring di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor dimulai pukul 07.30

pagi sampai 11.30 siang, jadwal Mata Pelajaran Fiqih sendiri pada hari

kamis jam ke 3, guru meminta bantuan dari orang terdekat peserta didik

baik ayah, ibu, kakak ataupun pendamping untuk menjelaskan kepada

anak tentang tugas dan materi yang disampaikan melalui Whatsapp

group. Selain itu, biasanya juga melalui Video Call yakni memberikan

tautan kepada peserta didik melalui Whatsapp group guna join dengan

link alamat meeting berbasis E-learning, serta mengerjakan beberapa

soal untuk penilaian yang sudah diupload dalam link E-learning.

Whatsapp group dipilih dan digunakan oleh guru karena lebih familiar

untuk orang tua ataupun pendamping peserta didik. Whatsapp group

juga dapat dijadikan sarana pengiriman tugas. Guru kelas V menuturkan

bahwa pelaporan hasil pembelajaran dibuktikan melalui foto, audio,

maupun audiovisual. Hasil pembelajaran tersebut dikirimkan melalui

Whatsapp group. Guru kelas V menjelaskan teknis penyampaian materi


48
)Dokumen, Profil MI Robithitut Talamidz Gumelar Lor Kecamatan Tambak, tahun 2020,
tangga 16 Agustus 2021.

49
dan pengumpulan untuk peserta didik kelas V di MI Robithotut

Talamidz Gumelar Lor yakni sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu

Umi Khomsah bahwa :

“Prosedur pertama untuk pembelajaran daring menggunakan


whatsapp (WA) dan dibentuk grup kelas. Jadi, guru mengirimkan
materi dan tugas melalui grup WA kelas masing-masing kemudian
anak-anak nanti mengerjakan tugas dan lain-lain di kirim ke guru
mapel via japri”.49
Pemahaman anak untuk setiap mata pelajaran tentu berbeda-beda. Guru

kelas V menyampaikan beberapa cara untuk menyiasati hal tersebut.

“Video pembelajaran juga merupakan faktor pendukung selama


pandemi. Karena video pembelajaran dapat mempermudah anak-
anak memahami materi. Tetapi setiap anak kan pemahamanñya juga
tidak sama, jadi biasanya kami menjelaskan lagi lewat pesan suara.”

Pembelajran daring di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor tentu

mengalami beberapa kendala. Seperti peserta didik yang tidak kunjung

paham terhadap materi yang disampaikan serta ada campur tangan orang

tua ataupun pengasuh setiap pengerjaan tugas termasuk ulangan harian.

Evaluasi ini tentu membuat sekolah tersadar bahwa aplikasi yang

digunakan selama ini membawa dampak yang berbeda pada proses

pembelajaran dan harus segera dicari jalan keluar dengan mengadakan

pembelajaran luring. Hal ini disampaikan oleh guru kelas V.

“Jadi dalam 1 kelas dibagi menjadi 2 shift. Ada shift pagi dan shift
siang. Nanti separo masuk shift pagi kemudian separo lagi masuk
shift siang. Itu pun durasi waktunya setiap shift hanya 1 jam. Tetapi
tetap masih banyak daring dibandingkan luring.

Kalau saya msih melakukan luring. Satu minggu luring 1x. Dan
minggu berikutnya luring 2x. Karena saya melakukan luring itu
49
) Hasi wawancara dengan Ibu Umi Khomsah, S.Pd.I Guru Kelas V MI Robithotut Talamidz
Gumelar Lor di ruang guru pada tanggal 04 Agustus 2021

50
ketika ada Ulangan Harian. Karena kalau ulangan harian daring
hasilnya tidak betul-betul murni, pasti ada bantuan orangtua. Jadi
kalau luring kita bisa mendapatkn hasil murni dan kita bisa
mengetahui seberapa kemampuan anak-anak.”

2. Faktor Pendukung Pembelajaran Daring

51
Adapun hasil yang di peroleh peneliti dalam pengumpulan data baik

dari wawancara maupun angket faktor pendukung guru yang pertama

adalah Laptop dan Hp. Laptop dan Hp merupakan alat utama yang

digunakan guru selama proses pembelajaran daring. Adanya Laptop dan

Hp akan mempermudah guru untuk memberikan materi dan intruksi-

intruksi terkait dengan proses pembelajaran. Jika Laptop dan Hp tidak

ada, maka pembelajaran daring akan terhambat karena materi tidak akan

tersampaikan kepada anak dengan baik.

Disamping itu, karena media untuk mengakses dan menyampaikan

materi pembelajaran membutuhkan koneksi internet, dan diperlukan

paket data. Hal tersebut sangat menunjang adanya pembelajaran daring.

Selain menggunakan Laptop dan Hp dan jaringan internet, hal yang

terpenting lainnya adalah buku mata pelajaran. Buku mata pelajaran

adalah buku yang menjadi pedoman baik materi pembelajaran dalam

rangka meningkatkan sisi rohani (Iman dan Takwa), penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Iptek), budi pekerti dan kepribadian

(Moral), dan potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan

standart nasional pendidikan.

52
Dalam pembelajaran daring di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor

buku mata pelajaran Fiqih merupakan alat penunjang lainnya. Karena

dalam buku ini, peserta didik dapat membaca, mengerjakan soal,

maupun memperdalam pengetahuan yang berhubungan dengan materi

Fiqih dalam proses pembelajaran. Di MI Robithotut Talamidz Gumelar

Lor buku mata pelajaran diberikan kepada anak/wali peserta didik yang

datang ke sekolah untuk mengambil tugas setiap satu minggu sekali, dan

pada akhir pekan buku kemudian dikumpulkan. Hal itu dilakukan karena

untuk menghindari permasalahan dalam pembelajaran daring.

3. Faktor Penghambat yang Mampu Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Siswa dalam Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran Fiqih

53
Faktor penghambat dalam pembelajaran daring ialah guru tidak bisa

menjelaskan secara maksimal karena perubahan cara dan sistem

pembelajaran. Butuh waktu untuk beradaptasi bagi guru, orang tua,

maupun peserta didik. Guru, orang tua, dan peserta didik sendiri,

terbiasa dengan budaya interaksi secara langsung seperti melakukan

metode pembelajaran yang bervariasi, maka peserta didik harus

beradaptasi dan menerima perubahan baru yang secara langsung akan

berpengaruh terhadap kemampuan dan daya serap peserta didik.

Faktor selanjutnya yakni kurangnya minat dan motivasi belajar pada

peserta didik. Motivasi dan dukungan yang diberikan oleh guru dan

orang tua sangat penting bagi peserta didik serta berpengaruh terhadap

proses pembelajaran bagi peserta didik. Sebagaimana yang disampaikan

oleh guru kelas V.

“Ada beberapa anak yang tidak pernah mengerjakan tugas


dikarenakan sumber daya manusia yang masih rendah seperti halnya
orang tua/pendamping anak tidak peka terhadap pendidikan dan
terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Mereka membiarkan anak
tersebut dalam artian tidak memperdulikan tugas yang saya berikan.
Dan ketika orang tua pulang kerja biasanya sore atau malam hari
sehingga ketika mengerjakan malam hari, anak anak sudah males.

Meskipun peserta didik sudah diberikan fasilitas oleh orang tua


terkadang mereka malas untuk mengerjakannya namun jika di
dukung dan mendapat motivasi dari orang tua maupun guru itu akan
sangat membantu peserta didik. Orang tua yang berpendidikan
tinggi tentu besar kemungkinan dapat membimbing anaknya belajar.
Itupun tidak pada semua mata pelajaran, pada mata pelajaran
tertentu tetap saja orang tua tidak mudah mempelajari dan
membimbing anaknya”.

54
Faktor yang terahir adalah faktor jaringan Internet. Peserta didik yang

rumahnya di daerah terpencil faktor utama yakni jaringan Internet atau

Signal. Kemudian ada juga faktor ekonomi, Sebagaimana yang

disampaikan oleh guru kelas V.

“Dalam hal ini yakni tidak semua peserta didik mempunyai Hp


sendiri-sendiri, ada yang dalam satu keluarga Hp dipegang oeh
Ibu/Ayahnya sedangkan ia bekerja berangkat pagi pulang sore. Ada
juga peserta didik yang boros, jadi Kuota Internet Belajar yang
sekolah kasih, ia gunakan untuk main game sehingga pada saat saya
akan meakukan pembelajaran dengan Videocall peserta didik
beralasan kuota habis, sehingga orang tua harus memberi kuota
tambahan kepada anak. Ini menjadi alasan orang tua merasa
keberatan karena mereka harus menyisihkan uang pembelian kuota
internet disamping juga harus memenuhi kebutuhan pokok.”
Berdasarkan hasil observasi pada proses belajar mengajar melalui

daring terhadap pembelajaran mata pelajaran Fiqih, sebagian peserta

didik tidak mampu belajar dengan aktif. Wawancara dengan informan

dilakukan pada tanggal 04-16 Agustus 2021 dengan cara menyebarkan

angket kepada setiap informan dari 31 siswa dan yang mengisi angket

sebanyak 30 siswa. Adapun hasil wawancara yang dapat diuraikan

berdasarkan pertanyaan berikut :

1. Apa yang kamu ketahui tentang pembelajaran daring ?

Sekolah sudah memberlakukan pembelajaran daring ini dan

dilaksanakan pada saat pandemi covid-19 serta memahami tentang

pembelajaran daring, menurut 28 informan menjelaskan bahwa:

“pembelajaran daring merupakan pembelajaran tatap muka


secara langsung antara guru dan murid tetapi dilakukan secara
online menggunakan gadget di rumah yang berbasis internet”

55
Informan lainnya mengartikan sama. Akan tetapi masih ada

informan yang belum memahami tentang pembelajaran daring ini

terbukti informan no. urut 1 dan 12 menjawab bahwa :

“pembelajaran daring itu susah dipahami hanya orang tua saja


yang belajar”.

Berdasarkan apa yang telah di utarakan oleh beberapa informan bahwa

siswa kelas V MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor sudah sebagian

besar memahami tentang pembelajaran daring yang dilaksanakan saat

masa pandemi covid-19 .

2. Apa yang kamu rasakan saat pembelajaran daring pada mata peajaran

Fiqih? Berikan alasan !

Pentingnya pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 ini

walaupun terbilang baru tetapi beberapa informan menjawab dengan

bermacam-macam salah satunya informan nomor urut 9

mendeskripsikan perasaannya terhadap pembelajaran daring ini yakni :

“Terkadang merasa membosankan, karena sering terganggu


jaringan internet yang buruk”

Informan 18 menjelaskan bahwa

“Ada kesulitan dalam menerima dan memahami materi yang


disampaikan oleh guru lewat media online”

56
Informan lainnya menjawab sama. Tetapi ada tiga informan yang

jawabannya berbeda salah satunya informan 2 mengatakan bahwa :

“Rasanya senang bisa lewat online jadi teman nggak bakal


nyontek pas waktu pembelajaran daring”.

Berdasarkan apa yang telah di utarakan oleh beberapa informan di atas

bahwa sebagian besar siswa kelas V MI Robithotut Talamidz Gumelar

Lor merasakan saat mereka melakukan pembelajaran daring itu

membosankan dan hanya tiga orang saja yang merasakan senang saat

pembelajaran daring dilaksanakan.

3. Apakah pembelajaran daring saat ini sudah efektif ? Berikan alasan !

Sembilan belas informan dari tiga puluh enam menjawab belum

efektif,dan sepuluh informan dari tiga puluh enam menjawab :

“kurang efektif karena tidak dibimbing langsung dari guru


kelas”.

Hanya ada enam informan dari tiga puluh enam menjawab sudah

efektif seperti yang dikatakan informan 4 mengatakan bahwa

“Sudah, karena kalau ada pembelajaran dari guru pasti dikirim


melalui belajar online di hp”.

57
Berdasarkan apa yang telah di utarakan oleh beberapa informaan di atas

bahwa hanya sedikit yang mengatakan bahwa pembelajaran daring ini

sudah efektif di laksanakan.

4. Apa saja kendala yang dirasakan saat pembelajaran daring pada Mata

Pelajaran Fiqih dilaksanakan ? Sebutkan !

Kendala yang dirasakan saat pembelajaran daring berlangsung

menurut Informan 5 mengatakan bahwa :

“kendalanya jaringan kadang tidak stabil dan saya juga tidak


semua memahami pelajaran mending kalau orang tua atau kakak
yang bisa menjelaskan atau memahami pelajaran tersebut”

Kendala yang dirasakan informan lainnya pun sama, kendala lainnya

yang di ungkapkan oleh informan 21 yaitu :

“sakit mata, bosan, dan kuota habis”.

Berdasarkan apa yang telah diutarakan oleh beberapa informan

disimpulkan bahwa kendala- kendala yang di rasakan saat pembelajaran

daring diantaranya bosan, jaringan yang kurang bagus atau kurang

stabil, mengisi kuota menjadi sering, keterbatasan mengakses internet.

5. Apa dampak positif yang kamu rasakan dengan adanya daring selama

58
pandemi covid-19 ?

Dengan adanya pembelajaran daring selama pandemi covid-19

Informan 4 menjelaskan ada beberapa dampak positif yang dirasakan

yakni :

“Dengan pembelajaran daring, membuka materi dan


mempelajarinya di rumah kita dapat melakukan pembelajaran
atau membaca materi sambil melakukan aktifitas santai seperti,
sambal mendengarkan music, tiduran, memakan cemilan, dll
aman dari bahaya virus corona”

Dampak positif lainnya dikatakan oleh informan 7 mengatakan bahwa

“Aman dari bahaya virus corona, karena virus ini sangat cepat
penyebarannya melalui manusia kemanusia”.

Informan lainnya pun hampir semua menjawab sama.

Berdasarkan apa yang telah di utarakan beberapa informan dapat

disimpulkan bahwa dampak positif dengan adanya pembelajaran daring

selama masa pandemi covid-19 adalah dapat belajar dengan melakukan

aktifitas lain dan memutus rantai penularan virus covid-19.

6. Apa dampak negative yang kamu rasakan dengan adanya daring selama

masa pandemi covid-19 ?

Adapun dampak negative yang dirasakan informan 4 dengan adanya

daring selama masa pandemi covid-19 bahwa :

59
“Kegiatan belajar mengajar yang tidak sama efektifnya dengan
pembelajaran tatap muka banyak pelajar yang keberatan karena
pembelajarannya tidak efektif didapatkan banyak materi yang
kurang dimengerti karena kurangnya penjelasan”.

Adapun informan 3 mengatakan dampak negative yang dirasakan

dengan adanya daring selama masa pandemi covid-19 yaitu :

“Kurangnya bersosialisasi” dan sisa informan mengatakan setuju


dengan informan 4 dan 3”.

Berdasarkan apa yang telah di utarakan beberapa informan dapat

disimpulkan bahwa dampak negative degan adanya pembelajaran daring

yaitu tidak efektifnya pembelajaran dan kurangnya sosialisasi dengan

teman sebaya juga guru.

7. Apa saja kesulitan yang kalian rasakan saat daring pada mata pelajaran

Fiqih dilaksanakan ?

Kesulitan yang dirasakan informan 4 mengemukakan bahwa :

“Dengan cukup punya fasilitas seperti HP dan kuota serta


jaringan yang mendukung maka kegiatan ini pasti mudah dan
bisa dilakukan”.

Kuota harus selalu ada, jaringan internet atau sinyal kurang bagus,

sulit untuk mengatur waktu belajar, sulit untuk menghafal, tidak

adanya gadget pribadi itulah kesamaan beberapa kesulitan yang di

60
rasakan sebagian informan lainnya. Adapun informan 14

menambahkan bahwa :

“Kesulitannya adalah ada soal yang sulit dimengerti atau gurunya


tidak menjelaskan dengan baik”

Berdasarkan apa yang telah di utarakan beberapa informan dapat

disimpulkan bahwa kesulitan pembelajaran daring di masa pandemi

covid-19 ini adalah fasilitas seperti gadget, kuota internet dan sinyal atau

jaringan yang dirasa masih kurang kuat dan pada saar pembelajaran

dilaksanakan guru hanya menjelaskan satu kali saja maka dari itu

kesempatan bertanya dibatasi yang akhirnya materi atau soal-soal itu

tidak dimengerti.

8. Apakah kamu menjadi merasa bosan pada mata pelajaran Fiqih dengan

pembelajaran diakukan berbasis daring? Berikan alasan !

Pembelajaran berbasis daring yang biasanya tidak digunakan tetapi

karena situasi pandemi covid-19 untuk memutus rantai penularannya

maka pemerintah menetapkan untuk pembelajaran dilakukan di rumah

berbasis daring yang biasanya akan menjadi bosan jika terlalu sering,

informan 4 menjawab :

“Ya, karena tidak bisa bertemu dengan teman- teman dan


misalkan kalau ada pertanyaan atau kurang mengerti susah
untuk menanyakan kepada guru”.

61
Hampir semua informan menjawab hal yang sama dan merasakan

bosan, hanya ada 3 informan yang mengatakan berbeda salah satunya

informan 23 mengatakan bahwa :

“Tidak, karena sangat menyenangkan, apabila ada tugas praktek


ibadah jadi tidak malu karena tidak praktek di depan keas
disaksikan langsung oleh teman-teman dan membantu kita dalam
belajar pada situasi seperti sekarang saat pandemi covid-19”

Berdasarkan apa yang telah di utarakan beberapa informan dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis daring pada masa pandemi

covid-19 ini lebih banyak yang merasakan bosan karena alasan tertentu

dan hanya sedikit yang merasakan tidak bosan.

9. Apakah mata pelajaran Fiqih lebih menyenangkan saat pembelajaran

daring dari pada pembelajaran langsung di kelas ? Berikan alasannya!

Pembelajaran daring menurut informan 34 menjawab bahwa :

“Tidak, alasannya belajar jadi tidak lebih fokus dan mau


mempertanyakan yang tidak dimengerti pun jadi tidak dapat
dipahami juga pelajaran pun sering tertinggal begitu saja hingga
tidak dikerjakan lagi untuk memberi tugas kepada guru.”

Sisanya 34 informan menjawab sama bahwa pembelajaran daring tidak

lebih menyenangkan daripada pembelajaran langsung.

62
Berdasarkan apa yang telah di utarakan semua informan dapat di

simpulkan bahwa pembelajaran daring pada saat ini tidak lebih

menyenangkan daripada pembelajaran di kelas.

10. Apakah dengan adanya pembelajaran daring mampu meningkatkan

hasil belajar kaian dalam mata pelajaran Fiqih? Jelaskan !

Pembelajaran daring telah dilakukan oleh semua informan dengan

hasil yang tentunya akan berbeda-beda, dengan adanya pembelajaran

daring ini informan 24 menjawab bahwa :

“Tentu, dengan catatan bisa lebih rajin lagi dalam belajar juga
lebih terampil lagi dalam tahap pembelajaran”

6 informan setuju dengan jawaban tersebut, akan tetapi ada yang

berbeda dengan 10 informan lainnya yang salah satunya menjawab

bahwa :

“Tidak, karena materi yang disampaikan belum tentu bisa di


pahami oeh semua siswa”.

Ada juga yang menjawab seperti informan 8 :

“Kurang maksimal”

Informan yang setuju dengan informan 8 yaitu sebanyak 10 informan.

63
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis sajikan

sebelumnya yaitu untuk mengidentifikasi kesulitan pembelajaran daring

pada mata pelajaran Fiqih di kelas V di MI Robithotut Talamidz

Gumelar Lor. Dari hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa beberapa

informan menjawab pembelajaran daring adalah proses pembelajaran

tatap muka secara langsung antara guru dan murid tetapi dilakukan

secara online dimana saja, adapun informan lainnya yang menjawab

pembelajaran daring yaitu pembelajaran di rumah dengan menggunakan

media social.

Proses pembelajaran daring pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor Kabupaten Banyumas ini sudah

efektif dilaksanakan saat masa pandemi covid-19 ini dan pemerintah

memberlakukan work from home (WFH). Hanya saja ada beberapa

informan yang masih kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran

daring pada mata peajaran Fiqih ini seperti jawaban yang di katakana

informan 1 dan informan 12 bahwa pembelajaran daring ini sulit

dipahami siswa bahkan ada banyak orang tua yang tidak mendampingi

anak belajar.

64
Akan tetapi banyak informan yang menjawab bahwa pembelajaran

daring ini sangatlah membosankan, jenuh dan menjadi kurang fokus

saat belajar karena banyak kendala yang dirasakan. Berdasarkan

penjelasan di atas dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran daring

(dalam jaringan) pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI Robithotut

Talamidz Gumelar Lor sudah efektif dilakukan walaupun ada beberapa

yang merasa pembelajaran daring ini sulit dipahami dan masih belum

efektif.

Beberapa kendala yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

kebanyakan informan memiliki kendala yang sama seperti jaringan tidak

stabil dan keterbatasan akses internet juga keterbatasannya memenuhi

fasilitas yang harus digunakan saat pembelajaran daring ini berlangsung.

Pembelajaran daring (dalam jaringan) pada mata pelajaran Fiqih tidak

sekondusif pembelajaran langsung di kelas karena sulit untuk

menayakan langsung jika ada materi yang kurang jelas.

C. Upaya Guru Mata Pelajaran Fiqih dalam Menangani Siswa Kelas V

yang Mengalami Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran Daring.

Proses pembelajaran pada Mata Pelajaran Fiqih di MI Robithotut

Talamidz Gumelar Lor dilaksankan dengan berbasis daring, yakni melalui

aplikasi WhatsApp Group. Adapun media lain yang biasanya digunakan

yakni metode penyampaian melalui E-learning atau bentuk pembelajaran

jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Dalam E-learning terdapat

65
fitur Video-conferencing yang memungkinkan guru dan siswa dapat

bertatapmuka secara online dengan menggunakan internet. Apabila pada saat

pembelajaran Fiqih berlangsung tetapi terdapat siswa yang tidak bisa atau

sulit untuk bergabung dalam Video-conferencing dalam E-learning, maka

guru mengalihkan siswa yang terkendala tersebut dengan cara VideoCall

melalui aplikasi WhatsApp maksimal 5 siswa supaya semua siswa dapat ikut

bergabung dalam pembelajaran berlangsung. Apabila terdapat siswa yang

mengalami kendala signal buruk atau tidak punya kuota maka dianjurkan

siswa tersebut untuk bergabung atau berkelompok dengan teman yang

rumahnya dekat yang memiliki signal bagus,

Tidak hanya itu, faktor penghambat lain yang mampu mempengaruhi

siswa kesulitan belajar fiqih dalam pembelajaran daring yakni pengawasan

orangtua atau sumberdaya manusia yang masih rendah akan pentingnya

pendidikan dimasa pandemi saat ini, maka guru memberi wawasan kepada

orangtua atau walimurid dengan cara melakukan sharing dengan para

walimurid kelas V.

66
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor menggunakan

aplikasi whatsapp group dan Sistem Pembelajaran Elektronik Jauh atau E-

learning. Pembelajaran luring juga diterapkan dengan tetap mematuhi

protokol kesehatan. Adapun faktor pendukung pembelajaran daring di MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor adalah Hp, laptop, kuota internet, dan buku

mata pelajaran. Sedangkan faktor penghambat pembelajaran daring antara lain

guru tidak bisa menjelaskan secara maksimal, minat dan motivasi peserta

didik yang kurang, Pengawasan Orangtua atau Sumber Daya Manusia yang

rendah, Signal serta faktor ekonomi.

Proses pembelajaran daring pada mata pelajaran Fiqih kelas V di MI

Robithotut Talamidz Gumelar Lor Kabupaten Banyumas ini sudah efektif

dilaksanakan saat masa pandemi covid-19 ini dan pemerintah memberlakukan

work from home (WFH). Hanya saja ada beberapa informan yang masih

kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran daring pada mata peajaran Fiqih

67
ini seperti jawaban yang dikatakana informan 1 dan informan 12 bahwa

pembelajaran daring ini sulit dipahami siswa bahkan ada banyak orang tua

yang tidak mendampingi anak belajar.

Akan tetapi banyak informan yang menjawab bahwa pembelajaran daring

ini sangatlah membosankan, jenuh dan menjadi kurang fokus saat belajar

karena banyak kendala yang dirasakan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat

disimpulkan dalam proses pembelajaran daring (dalam jaringan) pada mata

pelajaran Fiqih Kelas V di MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor sudah

efektif dilakukan walaupun ada beberapa yang merasa pembelajaran daring ini

sulit dipahami dan masih belum efektif.

Beberapa kendala yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

kebanyakan informan memiliki kendala yang sama seperti jaringan tidak stabil

dan keterbatasan akses internet juga keterbatasannya memenuhi fasilitas yang

harus digunakan saat pembelajaran daring ini berlangsung. Pembelajaran

daring (dalam jaringan) pada mata pelajaran Fiqih tidak sekondusif

pembelajaran langsung di kelas karena sulit untuk menayakan langsung jika

ada materi yang kurang jelas.

Upaya guru dalam menangani siswa yang mengalami kesuitan dalam

pembelajaran daring pada mata pelajaran Fiqih berlangsung tetapi terdapat

siswa yang tidak bisa atau sulit untuk bergabung dalam Video-conferencing

dalam E-learning, maka guru mengalihkan siswa yang terkendala tersebut

dengan cara VideoCall melalui aplikasi WhatsApp maksimal 5 siswa supaya

68
semua siswa dapat ikut bergabung dalam pembelajaran berlangsung. Apabila

terdapat siswa yang mengalami kendala signal buruk atau tidak punya kuota

maka dianjurkan siswa tersebut untuk bergabung atau berkelompok dengan

teman yang rumahnya dekat yang memiliki signal bagus,

B. Saran-saran

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti memberikan hasil berupa

suatu keadaan nyata di lapangan yang hendaknya cepat diperbaiki agar tidak

terjadi suatu penyimpangan yang berarti. Saran yang peneliti berikan

merupakan saran yang berkaitan dengan solusi atas perbaikan kualitas

pembelajaran daring pada mata peajaran Fiqih di sekolah dasar demi

kemajuan pendidikan pada umumnya. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disampaikan beberapa saran terkait faktor- faktor kesulitan

belajar siswa kelas V dalam pembelajaran daring pada mata peajaran Fiqih di

MI Robithotut Talamidz Gumelar Lor. Saran tersebut peneliti tujukan bagi

guru, sekolah, pemerintah, dan peneliti lanjutan.

C. Kata Penutup

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji

syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, karena dengan ridho dan karunia-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis sangat

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena

keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran ke arah kebaikan sangat

penulis harapkan. Untuk hal itu penulis sampaikan terima kasih. Semoga

69
skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan kebaikan pada semua

pihak, baik bagi penulis pribadi maupun bagi para pembaca. Amin ya rabbal

alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012

Ahmad, Beni Saebani. Metode Penelitian, Pustaka Senia, Bandung, 2008

Ahmad, Rofi‟i. Pembelajaran Fiqih, Direktorat Jenderal Pendidikangama RI,


Jakarta, 2009

Ahmad, Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya,


Bandung, 1992

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian Yogyakarta: Teras, 2009

Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif, Cet Pertama, (Yogyakarta: Cv


Budi Utama, 2012

Bilfaqih, Yusuf, Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring, Deepublish,


Yogyakarta, 2012.

Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kraetif dan Inovatif, AV Publisher,


Jakarta, 2009

Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemah, Bumi Aksara, Jakarta, 2009.

Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta,


2014).

Evi Sofia Meirani, Faktor-faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas V Dalam


Pembelajaran Daring pada mata peajaran Fiqih Di Sekolah Dasar Dabin
Slerok Kota Tegal, Skripsi, UNNES, Tegal 2017.

70
Faiq Ilham Rosyadi, Analisis Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI dan XII
pada Mata Pelajaran Nahwu-Shorof di MA Ponpes Al Iman Muntilan
Tahun Ajaran 2018-2019, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Muntilan 2019.

Fuad Nashori, Agenda Psikologi Islami, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002

Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Cet.2 (Bandung:Alfabeta,2007

Helmiati. Model pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2012).

Hery Noer Ali, Watak Pendidikan Islam , Friska Agung Insani, Jakarta, 2003
lvania Rachim, Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dengan Minat
Belajar Siswa MI Pada Masa Pandemi COVID- 19 Di Desa Krincing
Secang Magelang Tahun 2020, Skripsi, IAIN Salatiga, Magelang 2020

Ibrahim. Pembelajaran Quantum Teaching Meningkatkan Minat Belajar Aqidah


Akhlak Bagi Siswa Madrasah.
http://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/kuriositas. Volume 11

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media
Grup, Semarang,2006.

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM:


Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, RaSAIL
Media Group, Semarang, 2008.

Khomsah,U. Penilaian Ulangan Harian Mapel Fiqih di Kelas V, 25 November


2020 dan 22 November 2020

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1999),

Novi Rosita Rahmawati dkk, (2020), Analisiss Pembelajaran Daring Saat


Pandemi di Madrasah Ibtidaiyah,
https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/sittah. Volume 1 No. 2

Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,


Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo 2011

Saefudin Zuhri. Ushul Fiqih Akal sebagai Sumber Hukum Islam. Cet. Kedua.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar offset, 2011).

Sholeh Abdul Azis, At Tarbiyah wa Turuqut at Tadriis, Darul Ma’arif, tt, juz I,
Mesir,
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta, 2003

71
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid I, Rineka Cipta, Jakarta, 2009

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D, Cetakan Ke-25, (Bandung: Alfabeta, 2017)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta,2010)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan


R&D, Cet ke 16. (Bandung: Alfabeta, 2013)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014)
Syakir Jamaludin. Kuliah Fiqih Ibadah. Cet. Kelima. (Yogyakarta: LPMI UMY,
2015).

Tamara Putri Refendi, dkk, (2020), Analisis Kesulitan Belajar Berbasis


Komunikasi Dalam Jaringan (Daring) Siswa Kelas IV Selama Pandemi
Covid-19. https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/perseda. Volume III. Nomor
3.

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan


Pembelajaran. Jurusan Kurtekpend FIP UPI, Bandung , 2011

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus


besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 2005

Tirtahardja, Umar Pengantar Pendidikan. : Rineka Cipta, Jakarta, 2005.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasioanal ( UU RI No. 20 Tahun 2003). Cet.


Keenam. (Jakarta: Sinar Grafika, 2014).

Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,(Bandung : PT


Remaja Rosda Karya, 2011

72
LAMPIRAN

73
Lampiran 1.

Daftar Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Fiqih Kelas V Semester 1


Tahun Pelajaran 2020/2021

Jumlah siswa Jumlah siswa


Jumlah Rata-rata
Kelas yang memperoleh yang memperoleh
Siswa NUH
NUH 7,00 –8,00 NUH 8,01 –9,00
5A 19 72,81 8 7
5B 18 69,00 9 8
Rata-rata 70,91 8,5 7,5
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Fiqih Semester 1

74

Anda mungkin juga menyukai