Anda di halaman 1dari 13

Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan

Jurus Cepat Menjadi Guru Professional Berkarakter Trainer


Dosen Pengampu : Dr. Abd. Azis Tata Pangarsa M.Pd.

DISUSUN OLEH :

ANDINI FITRIA WAHYU A. – 2077011617

MAULIDA YULIA ULFA – 2077011515

MUHAMMAD ARIF RIFALDI - 2077011578

Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly Al Hikam Malang

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Jl. Cengger Ayam No. 25 Malang


Kata Pengantar

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Jurus Cepat Menjadi
Guru Professional Berkarakter Trainer” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
bagaimana cara menjadi guru yang profesional yang mudah disukai banyak siswa.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, Bapak Dr. Abd. Azis Tata Pangarsa M.Pd. dan juga kepada teman-teman seperjuangan
yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.

Wassalamualaikum, Wr.Wrb

Malang, 18 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Jurus Cepat Menjadi Guru Professional Berkarakter Trainer....................................................1

Kata Pengantar...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5

1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

2.1 Cara Menjadi Guru Yang Baik Atau Tidak Sama Sekali............................................6

2.2 Jalin Pertemanan Di Kelas : Rindu Dan Cinta............................................................7

2.3 Jadilah Guru Yang Gaul : Hidup Disaat Ini................................................................8

2.4 Perlunya berpikir positif............................................................................................10

2.5 Membangkitkan Minat Siswa Belajar.......................................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

Kesimpulan...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Seorang guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi guru yang telah
ditetapkan dalm Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, yaitu : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi
Professional dan Kompetensi Sosial.
Tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemmapuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.” Profesionalisme guru merupakan sebuah
keburuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, seiring dengan semakin meningkatnya
persaingan yang semakin ketat dalam era globalisasi seperti sekarang ini.
Seiring berkembangnya zaman, dunia mengalami kemajuan dalam segala bidang
disebut era globalisasi. Globalisasi merupakan keadaan yang riskan terutama bagi
perkembangan anak didik. Oleh karena itu guru menempati posisi strategis dalam
membentuk karakter anak didik agar ke depannya tercipta generasi cerdas dan
berkarakter. Dalam era globalisasi ini, guru memiliki peran yang strategis dalam
persoalan intelektual dan moralitas. Guru harus memposisikan diri sebagai sosok
pembaharu. Dalam tantangan global guru juga berperan sebagai agent of change dalam
pembaharuan pendidikan.1

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjadi guru yang baik atau tidak sama sekali.
2. Jalin pertemanan di kelas : rindu dan cinta.
1
Asep Umar Fakhruddin. Menjadi Guru Favorit. (Jogjakarta: Diva Press, 2011), Hlm.
3. Jadilah guru yang gaul : hidup disaat ini.
4. Perlunya berfikir positif.
5. Membangkitkan minat siswa belajar.

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk memahami menjadi guru yang baik atau tidak sama sekali.
2. Untuk mengetahui cara menjalin pertemanan di kelas : rindu dan cinta.
3. Untuk memahami cara menjadi guru yang gaul : hidup disaat ini.
4. Untuk mengetahui perlunya berpikir positif.
5. Untuk membangkitkan minat belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara Menjadi Guru Yang Baik Atau Tidak Sama Sekali
a. Perilaku Bernilai Baik
Perilaku berniali baik menyangkut semua perilaku atau aktivitas yang didorong
oleh kehendak akal fikir dan hati nurani. Sikap adalah kecenderungan, pandangan,
pendapat atau pendirian seseorang untuk menilai suatu objek atau persoalan dan
bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan
negatif dalam menghadapi suatu objek. Dijelaskan pula bahwa professional adalah
bersangkutan dengan profesi dan memerlukan keahlian khusus untuk
menjalankanya. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa professional seorang
guru adalah kemampuan atau keahlian yang harus dimiliki seorang guru disalam
menjalankan profesinya sebagai seorang pendidk atau guru.
b. Perilaku Bernialai Buruk
Bagi seorang anak didik, sosok guru merupakan cerminan bagi mereka untuk
selanjutnya bisa mengubah pribadi dan tingkah laku menuju kea rah yang berbeda,
karena apa yang mereka dengar, mereka lihat dan mereka rasakan secara langsung
atau tidak langsung akan mereka ikuti dalam menjalani kehidupan mereka.
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung dan tidak langsung, ada beberapa
contoh kebiasaan buruk yang sering dilakukan guru-guru hampir di banyak
sekolah.
 Kinerjanya hanya sebatas menggugurkan kewajiban
Masih ada kita temukan seorang guru yang berprinsif bahwa ia bekerja
hanya menggugurkan kewajiban. Guru bersangkutan tidak dapat mengukur
sendiri efektivitas kinerjanya seperti tidak mau dan tidak mampu
mengembangkan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan. Guru
semacam ini, biasanya secara administratif ia telah memenuhinya, segala
perangkat pembelajaran dibuatnya, absensi kehadiranpun sangat
diperhatikannya. Tetapi baginya tidak terlalu penting apa yang ia
sampaikan kepada peserta didik bisa diterima, dicerna dan realisasikan
dalam perubahan ke arah yang lebih baik. Yang terpenting ia sudah
melaksanakan tugas mengajar, apakah dengan menyuruh siswa mencatat
sedangkan ia sebagai guru dengan asyiknya bercanda ria di kantor dengan
sesama dewan guru bahkan menjadi tradisi menebar gossip dan fitnah
terhadap siapa saja.
 Tidak mau melakukan perubahan positif
Tidak sedikit kita temukan sosok guru yang tidak mau melakukan
perubahan-perubahan ke arah yang postif. Tidak mau dikarenakan dua hal,
pertama tidak mau mempersulit diri dan kedua tidak berani menerima
resiko. Sebagai contoh, sebuah sekolah yang baik tentu segala bentuk tata
tertib dan kegiatan yang ada dijalankan sebagaimana mestinya. Tetapi guru
yang memiliki kebiasaan buruk semacam ini, ia tidak mau mengaktifkan
berbagai kegiatan sekolah, ia tidak mau menertibkan peserta didik yang
melanggar tata tertib sekolah, karena ia beranggapan gaji.

2.2 Jalin Pertemanan Di Kelas : Rindu Dan Cinta


Guru seharusnya mampu menjadi sahabat bagi siswanya dan membuat siswa menjadi
semangat untuk belajar. Salah satunya dengan cara menjadi guru yang kreatif. Menjadi
guru yang cerdas dan kreatif adalah sebuah pilihan. Guru harus berani bereksplorasi
kreatif misal, menggunakan metode pembelajaran yang variatif, menggunakan barang-
barang bekas sebagai media pembelajaran tepat guna, dan eksplorasi kreatif lainnnya
yang mampu menginspirasi para siswa untuk menjadi insan kreatif juga. Hal yang perlu
kita ketahui adalah bahwa :
a. Setiap orang adalah kreatif.
b. Kreativitas dibawa sejak lahir.
c. Setiap orang dapat belajar menajdi kreatif. Dan kreativitas dapat dikembangkan
melalui proses pendidikan.

Kreativitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan
yang tinggi. Hal ini dikarenakan kreativitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan
kemampuan. Kreativitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan,
bakat, dan kemampuan tidak langsung mengarahkan seorang guru melakukan proses
kreatif tanpa adanya faktor dorongan atau motivasi. Guru yang kreaatif akan berusaha
membuat kelas yang nyaman, dengan ciri-ciri :
- Adanya kekuatan niat (Azzam) niat mendidik dan menjadi guru adalah mengabdi,
rela berkorban dan berbagi pengetahuan, percaya akan kemampuan siswa,
meyakini setiap siswa adalah unik dan juga spresial.
- Melibatkan emosi dalam belajar, senang, susah, sedih, gembira, menangis, tertawa
akan berpengaruh kuat dalam proses belajar.
- Adanya jalinan rasa simpati dan saling pengertian. Seberapa jauh kita memasuki
dunia mereka, sejauh itu pula pengaruh yang kita miliki di dalam kehidupan
mereka.
- Adanya rasa saling memiliki. Jika kita rindu bertemu siswa, maka mereka akan
merindukan kita. Jika kita terpaksa mengajar mereka, maka mereka juga terpaksa
mendengar kita.
- Ambil resiko atau keluar dari zona nyaman. Melakukan hal yang berebeda dan
lebih abik setiap hari. Tidak pernah puas dengan hasil dan penampilan yang ada.
- Keteladanan. Selalu mengingat 3 M yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari yang
kecil, dan mulai dari sekarang.

2.3 Jadilah Guru Yang Gaul : Hidup Disaat Ini


Guru diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memperluas
wawasannya, dan menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
di zaman sekarang. Jadi guru itu tidak jadul, tapi gaul. Jadi guru itu tidak asal ngawur,
tapi bangunlah pengetahuan, jangan sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.
Jadilah guru sebagai pelita dalam gulita. Jadilah guru yang inovatif.
Menurut Prof. Azis, inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi
baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa
ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Perbedaan antara kreativitas dan inovasi
ialah jika inovasi dapat diartikan sebagai proses penyempurnaan produk atau proses yang
sudah ada. Jika kreativitas adalah jantung dari inovasi. Tanpa kreatifitas tidak akan ada
inovasi. Semakin tinggi kreativitas, jalan ke arah inovasi semakin lebar pula.
Menurut Jamal Ma’mur Asmani untuk menjadi guru yang ideal dan inovatif yang
mampu melesatkan kemajuan bangsa, maka hal-hal berikut dapat menjadi strategi
suapaya menjadi guru yang inovatif dalam pembelajaran.
- Menguasai materi pembelajaran secara mendalam.
- Berwawasan luas.
- Komunikatif.
- Dialogis.
- Menggabungkan teori dan praktik.
- Menyampaikan ilmu secara bertahap.
- Mempunyai variasi pendekatan.
- Konsentrasi pada tujuan materi.
- Mengajar secara alami tidak perlu menekan dan memaksa siswa.
- Humoris tapi serius.

Dalam resensi buku “Be a Good Teacher or Never” menjelaskan tentang “9 Jurus
Cepat Menjadi Guru Profesional Berkarakter Trainer” yang secara umum menggunakan
sistem Quantum Learning.

 Jalin pertemanan di kelas.


 Jadilah guru yang gaul : hidup di saat ini.
 Perlunya berpikir positif.
 Membangkitkan minat siswa belajar.
 Mengajar sesuai dengan prinsip kerja otak.
 Layani seluruh gaya belajar siswa.
 Senjatai siswa dengan keterampilan belajar.
 Yakinkan bahwa mereka bisa.
 Menata kelas yang ramah otak.

2.4 Perlunya berpikir positif


Pendidik adalah orang yang mendidik. Mendidik itu sendiri artinya memelihara dan
memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.2 Pendidik mencakup guru,
dosen, dan orang tua. Orang tua di sekolah ialah guru. Dan guru adalah profesi yang
sangat mulia. Dalam mengajar, guru haruslah memiliki pikiran yang positif bahwa setiap
siswa itu cerdas. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Education On The Edge Of
Possibility, Renate nummele caine dan Geoff yang dikutip Bobby DePorter dalam
quantum teaching (2007) menyatakan, “keyakianan guru akan potensi siswa dan

2
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), Hlm. 291.
kemampuan semua siswa untuk belajar dan berprestasi merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk diperhatikan.”3
Dan orang tua dirumah ialah orang tua yang memberi nafkah lahir dan bathinnya.
Orang tua dirumah juga harus memiliki cara berpikir positif. Salah satu cara
mengembangkan pikiran yang positif ialah dengan cara pendekatan dengan si anak
menggunakan Teori Kepintaran Multidimensi. Teori ini mampu untuk memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan
dalam situasi yang nyata. Artinya kemampuan atau kecerdasan seseorang diukur bukan
dengan tes tertulis, tetapi bagaimana seseorang dapat memecahkan problem nyata dalam
kehidupan. Contohnya, jika orang tua ingin mengembangkan minat baca dalam diri anak,
dan mengetahui bahwa anak tersebut memiliki kepintaran kinestetik (kemampuan
seseorang untuk menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan
perasaan serta keterampilan untuk menciptakan sesuatu), maka orang tua dapat
menyediakan buku dengan aplikasi touch and feel untuk dibaca sehingga terbangun
stimulus yang nyata ketika si anak sedang membaca.

2.5 Membangkitkan Minat Siswa Belajar


Peranan guru artinya keselurahan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru. Peranan guru sangat melekat erat dengan pekerjaan
seorang guru, maka pengajarannya tidak boleh dilakukan dengan seenaknya saja. Karena
jika demikian akan berakibat fatal, menggagalkan peningkatan mutu pendidikan. Proses
belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk memotivasi, membimbing, dan memberi
fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Terlebih di masa pandemi
seperti sekarang ini, siswa tentunya membutuhkan penyemangat belajar selain dari orang
tuanya di rumah.
Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
belajar (Sardiman, 2012). Begitu pentingnya minat belajar ini, maka guru perlu
mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat merangsang minat siswa (Uno dan
Muhammad, 2011).
Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab meningkat atau menurunnya minat siswa
terhadap mata pelajaran adalah :
a. Metode dan Gaya Mengajar Guru

3
Bobbi DePorter, Quantum Teaching, (Jakarta: Kaifa, 2010), Hlm. 52.
Suasana belajar yang ditampilkan oleh guru saat mengajar akan mempengaruhi
mood peserta didik. Suasana yang monoton akan sangat membosankan dan
membuat siswa tidak bersemangat saat menerima pembelajaran. Dan sebaliknya
jika suasana yang diberikan oleh guru sangat menarik, siswa akan bersemangat
dan meningkatkan ke kreativitasannya saat proses pembelajaran.
b. Kondisi Fisik dan Psikis Siswa
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pembelajaran sangat
mempengaruhi minat belajar siswa. Saat badan tidak fit atau lelah, akan terasa
berat saat mempelajari suatu materi. Banyaknya pikiran juga salah satu penyebab
susahnya berkonsentrasi saat menerima pembelajaran. Maka dari itu, kondisi yang
sehat, tidak ada beban pikiran membuat suatu materi mudah diterima oleh siswa.
c. Hubungan Guru dan Murid
Minat kepada bahan atau mata pelajaran serta minat terhadap guru yang
mengajarnya dapat menunjang belajar siswa. Hubungan yang positif antara siswa
dan guru sangat menentukan kelancaran komunikasi anatara keduanya. Begitu
sebaliknya jika siswa tidak menyukai guru tertentu, itu juga akan membuat siswa
tidak tertarik terhadap apa yang disampaikan oleh guru saat mengajar dikelas.
d. Persepsi Siswa Terhadap Pelajaran
Persepsi (pandangan) adalah salah satu yang membuat siswa malas untuk
mempelajari suatu materi pelajaran. Sebagai contoh pandangan siswa terhadap
mata pelajaran matematika, tentunya banyak siswa yang berpikir bahwa mata
pelajaran tersebut sulit dan itu yang menyebabkan siswa menjadi malas untuk
mengikuti mata pelajaran matematika.
Dan banyak faktor lagi yang menyebabkan masalah belajar siswa antara lain
kurangnya perhatian orang tua terhadap belajar siswa dirumah, siswa tidak mendapat
layanan bimbingan yang memadai tertutama berkaitan dengan belajar serta bagaimana
menciptakan kondisi yang baik agar belajar tersebut berhasil, memilih metode dan alat-
alat yang tepat sesuai dengan jenis dan situasi belajar.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemmapuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”

Untuk memenuhi tuntutan tujuan dan menjadi guru professional berkarakter trainer,
pendidikan nasional diperlukan guru yang:

a. Perilakunya bernilai baik.


b. Kreatif (menjalin kenyamanan dalam kelas).
c. Inovatif (menjadi guru gaul tidak jadul).
d. Selalu berfikir positif.
e. Bisa membangkitkan minat siswa untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Syukur, Taufik Abdillah, dan Siti Rafiqoh. 2020. Pemahaman Keagamaan Guru
Pendidikan Agama Islam di DKI Jakarta.

Rahayu, Rizqi. 2018. Peran guru PAI, wali kelas, dan konselor BK dalam pembinaan
perilaku keberagamaan dan dampaknya terhadap akhlak siswa: Penelitian di SMP Darul
Hikam Bandung (Unpublished doctoral dissertation). Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung, Indonesia.

Mahdudz, Asep. 2011. Be A Good Teacher Or Never : 9 Jurus Cepat Menjadi Guru
Profesional Berkarakter Trainer. Bandung: Nuansa.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Uno, Hamzah B dan Mohamad, Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan


PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

Anda mungkin juga menyukai