Anda di halaman 1dari 5

Pemberdayaan dan membudayakan guru

Pemberdayaan dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilahempowerment  yang maknanya


dalamOxford English Dictionary serta Merriam Webster  adalah: (1) to give power to(memberi
kekuasaan, kekuatan pada pihak lain, (2) to give ability to (usaha untuk memberikan kemampuan).
Pemberdayaan berarti memberi kemampuan atau kekuatan. (Edy Rachmad:2012) Empowerment,
juga dimaknai sebagai proses pengambilan keputusan secara bersama (Terry, 1999).

Mengutip definisi pemberdayaan dari ifz (1995:182) (dalam lansantha: 2012),


”Pemberdayaan berarti menyiapkan kepada masyarakat sumber daya, kesempatan/peluang,
pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat itu dalam menentukan
masa depan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas
masyarakat itu sendiri”. Pemberdayaan menurut Suhendra (2006:74-75) (dalam Hasrulloh,2015)
adalah “suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan
semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi

Sedangkan pada buku Pemberdayaan Masyarakat dalam Otonomi Pendidikan (Sudiyono,


2006), dijelaskan bahwa dalam konteks manajemen berbasis sekolah, masyarakat atau lebih
tepatnyastakeholders terdiri:

1.      Sistem sekolah yaitu semua komponen yang terdapat di sekolah. Di dalamnya terdapat kepala
sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.

2.      Perguruan tinggi, lembaga ini memiliki akses rasional dan obyektif dalam hal pendidikan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat. Serta memiliki akses material yang memadai.

3.      Tokoh – tokoh masyarakat (agama, budaya, olahraga dll).

4.      Para usahawan dan para professional.

5.      Lembaga pendidikan lain di luar sistem sekolah.

PEMBERDAYAAN GURU

Pemberdayaan guru adalah proses memberikan kemampuan kepada guru agar mampu
memberi pertimbangan terkait baik atau tidaknya cara mengajar, kemudian mampu mengambil
keputusan sendiri untuk menyelesaikan permasalahan mengajar yang dihadapi di dalam kelas
sehingga bisa bekerja dengan kinerja yang lebih tinggi dan lebih baik lagi  (Yusparizal, 2016).Menurut
Murray (2010) pemberdayaan adalah proses dimana guru menjadi mampu terlibat, berbagi dan
mempengaruhi yang pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap kehidupan mereka.

Dalam jurnal yang berjudul Peningkatan Guru dalam Perspektif Pendidikan Islam (Natsir,
2007) banyak pakar sepakat bahwa faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah
guru. Basic principles of Basic Student Teaching, Adams & Decey, seperti dikutip Uzer Usman (2203),
berkata, “Hampir semua usaha reformasi pendidikan, seperti pembaruan kurikulum dan penerapan
metode mengajar baru, akhirnya bergantung kepada guru. Tanpa mereka tidak mungkin siswa
menguasai bahan pelajaran dan strategi pembelajaran, tanpa mereka tidak mungkin dapat
mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh. Guna mencapai prestasi yang tinggi, maka
segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil maksimal tanpa guru.”

1)      Tujuan Pemberdayaan Guru

Pemberdayaan guru menjadi sangat penting karena melalui pemberdayaan guru tersebut
para guru akan mendapatkan ide-ide baru tentang proses belajar mengajar dan para guru juga akan
mempelajari teknik-tekni baru dalam mengajar. Hal ini akan berdampak positif karena guru yang
telah dilatih untuk menggunakan berbagai teknik mengajar akan lebih cenderung untuk
mengaplikasikan teknik-teknik mengajar tersebut terhadap siswa-siswanya (Chisman dan Chandrall.
2007). Selain itu pada kegiatan pemberdayaan guru, guru akan jadi termotivasi melalui berbagai ide
baru dan mpengalaman-pengalaman baru yang akan mereka dapatkan. McClelland (2001 dalam
Subroto, 2012) menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi dan kinerja
seseorang. Demikian juga pemberdayaan guru memiliki kaitan yang positif terhadap motivasi guru.
Dengan mengikuti program pemberdayan guru, guru akan menjadi termotivasi. Semakin guru
tersebut termotivasi , maka kinerja guru akan semakin tinggi. Sebagai dampaknya, hasil belajar siswa
akam semakin baik

Alien Mitchel Stewart yang di terjemahkan Agus M Harjana (2002, hlm. 33) mengemukakan
tentang tujuan pemberdayaan sebagai berikut: pemberdayaan memungkinkan organisasi untuk
mencapai pelanggan dan tuntutan pasar secara cepat, fleksibel dan efisien. Hasilnya adalah
berkurangnya pembeorosan penundaan dan kesalahan juga terbangunnya suatu tim kerja dimana
staf menjadi sumber daya yang dimanfaatkan secara penuh.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan tujuan pemberdayaan adalah
sebagai berikut :

a.       Mempercepat produktifitas organinasasi, dalam pemberdayaan memungkinkan untuk


mengkondisikan program organisasi yang telah dibuat dan dapat dijalankan dengan kapasitas yang
tepat. Hal ini dikarenakan adanya upaya pemberdayaan yang mengoptimalkan seluruh potensi dan
setiap sumberdaya sehingga masing-masing dapat memberikan manfaat yang cukup besar terhadap
pelaksanaan program yang telah ditetapkan.

b.      Fleksibel, pemberdayaan merupakan langkah untuk merubah sistem kerja yang kaku, karena dalam
hal ini adanya kebebasan untuk menunjukan daya kreasi dan kreativitas yang dimiliki.

c.       Efisien, melalui usaha mengoptimalkan potensi dari sumber daya akan mengarahkan organisasi
untuk melakukan operasionalnya dengan efisien.

2)      Bentuk-bentuk Pemberdayaan Guru


Menurut Senarigti (2016) model pembelajaran guru yang dikembangkan terdiri dari empat
tahap yakni : 1) TQA (teacher Quality Asessment), 2) Pelatihan (training of trainers), 3)
Pendampingan (implementasi hasil pelatihan) dan 4) Refleksi.

a.      TQA (Teacher Quality Asessment)

Penilaian terhadap kualitas seseorang guru tidak terlepas dari penilaian kualitas kinerjanya.
Penilaian kinerja guru bagi guru bermanfaat sebagai bahan evaluasi diri untuk melihat kelebihan dan
kekurangan guru dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai pendidik, sehingga guru dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensinya dalam upaya
meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan profesionalitas guru melalui program pengembangan
keprofesian. Berkelanjutan (PKB). Sedang hasil penilaian kinerja guru bagi satuan pendidikan
bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik dan
profesional diterapkan dalam pembellajaran siswa di sekolah, sehingga sekolah dapat menyusun
program kerja melalui kompetensi guru yang dapat diselenggarakan di tingkat sekolah.

b.      Pelatihan (training of trainers)

Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk


pendidikan dan pelatihan/diklat dan bukan diklat, antara lain seperti hal berikut ini :

1)      Pendidikan dan pelatihan

 In-House Training  (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara
internal di KKG/MGMP

 Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di institusi/industri yang
relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.

 Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan bekerjasama dengan
institusi pemerintah atau swasta dalam keahlian tertentu.

 Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di P4TK dan atau LPMP
dan lembaga lain yang diberi wewenang, di mana program pelatihan disusun secara berjenjang
mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi.

 Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat di LPTK atau lembaga
pendidikan lainnya dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kompetensi guru dalam beberapa
kemampuan seperti melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.

 Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan
instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan
melalui internet dan sejenisnya
 Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-
guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian
tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.

 Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi
pembinaan profesi guru di masa mendatang.

2)      Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan

 Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik sesuaidengan
masalah yang di alami di sekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat memecahkan
masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah
peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.

 Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat
menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi guru dalam meningkatkan kompetensi guru.
Melalui kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan
kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

 Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran,
peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya
dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan
sebagainya.

 Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian
eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.

 Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran
ataupun buku dalam bidang pendidikan.

 Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat
peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik (animasi pembelajaran).

 Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa karya
teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat dan atau pendidikan dan karya seni yang memiliki nilai
estetika yang diakui oleh masyarakat.

3)      Pendampingan (implementasi hasil pelatihan)

Setelah guru melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya, maka guru harus
dapat mengimplementasikan hasil dari pelatihan tersebut dalam kegiatan belajar mengajar maupun
di luar kegiatan pembelajaran dengan tetap didampingi oleh kepala sekolah ataupun supervisor.
Pendampingan guru diperlukan untuk melihat sejauh mana guru berhasil mempraktikkan atau
mengimplementasikan hasil pelatihannya.
4)      Refleksi

Refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan
dilakukan. Ini adalah suatu yang harus dilakukan dengan sadar dan terencana. Tidak spontan. Untuk
itu perlu diberi ruang dan peluang. Di sana orang merenungkan apa yang sudah dilakukannya. Gerak
mundur ini harus dilakukan agar kita mendapat kekuatan baru untuk melangkah ke depan.
mengadakan koreksi dan dengan bekal koreksi itu bisa merancang aksi baru dan lebih baik di masa
depan

Model pemberdayaan guru yang dikembangkan dapat meningkatkan kualitas proses


pembelajaran pada sekolah yang ditandai dengan; 1) adanya peningkatan penguasaan guru
terhadap materi ajar, 2) peningkatan pemahaman guru tentang pendekatan, model dan metode,
serta kemampuan guru dalam merancang perangkat pembelajaran (RPP), 3) terciptanya kegiatan
pembelajaran yang berciri student centered yang diharapkan mampu memberdayakan kemampuan
berpikir siswa, 4) perbaikan pada asesmen yang dilakukan menuju terlaksananya asesmen autentik.

Anda mungkin juga menyukai