Anda di halaman 1dari 29

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

PROFESIONALITAS GURU DI MTs MA’ARIF AL-HUDA


KALIABU SALAMAN MAGELANG

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh
Rosid
NIM: 19.03.0945

Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam


Sekolah Tinggi Agama Islam Syubbanul Wathon Magelang
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyusunan Skripsi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYUBBANUL
WATHON
MAGELANG
2023
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL

Judul : PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM


MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MTs
MA’ARIF AL-HUDA KALIABU SALAMAN
MAGELANG
Penyusun : Rosid
NIM : 19.03.0945
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

Dinyatakan layak untuk diseminarkan di depan tim penilai proposal Skripsi


program studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Syubbanul Wathon

Magelang, 5 Januari 2023


Ka Prodi Manajemen Pendidikan
Islam

Tiitis Rosowulan, Lc.M. Hum.


NIDN:2107108501
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL

Judul : PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM


MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MTs
MA’ARIF AL-HUDA KALIABU SALAMAN
MAGELANG
Penyusun : Rosid
NIM : 19.03.0945
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

Dinyatakan layak untuk diseminarkan di depan tim penilai proposal Skripsi


program studi Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Syubbanul Wathon.

Magelang, 5 Januari 2023


Pembimbing I Pembimbing II

Ahmad Saifudin, S.Th.I., M.Hum Ahmad Fuad Hasyim HS, S.Pd.I., M.Pd.I
NIDN: 21200118301 NIDN:2110028303
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL...........................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL..........................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................6
E. Tinjauan Pustaka..................................................................................................7
F. Landasan Teori...................................................................................................11
G. Metode Penelitian...............................................................................................14
H. Sistematika Penulisan.........................................................................................20
DAFTAR TABEL

Table 1 Alokasi Waktu Penelitian.........................................................................15


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara Dengan Wakakur.......................................................................23


Lampiran 2 Wawancara Dengan Staf Karyawan..............................................................23
Lampiran 3 Gedung Madrasah ….………………………………………………...……..23
A. Latar Belakang

Organisasi secara umum diartikan sebagai struktur atau susunan

yaitu penyusunan atau penempatan orang-orang dalam suatu kelompok

kerjasama, supaya dapat menjalin hubungan antara orang-orang dalam

hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan struktur,

hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan supaya tersusun

pola kegiatan untuk menuju tercapainya tujuan bersama. Dengan kata lain

organisasi adalah aktivitas dalam membagi kerja, menggolongkan jenis

pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan

tanggung jawab diantara para pelaksana. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan

formal tercapai sepenuhnya.1

Dalam organisasi di sekolah, kepala sekolah berperan sebagai

pemimpin pembelajaran di sekolah yang menjadi kunci penting dalam

memajukan sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus memastikan

semua guru melaksankan tugas pokok dan fungsinya.2 Kepala sekolah

mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap

kegiatan di sekolah (partisipatif). Dalam hal ini, kepala sekolah

berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mufakat, asas

kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan asas

integritas. Sesuai dengan penilaian kinerja kepala sekolah, maka kepala

1
Soebagio Admodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: PT. arda Dizya
jaya,2013), hlm. 5.
2
Enco Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), hlm. 6.

1
2

sekolah perlu memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas

kepemimpinannya dengan baik. Berupa kemampuan dalam menyusun

program, organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan, dan

menberdayakan sumber daya sekolah secara optimal dalam rangka

melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer.3

Menurut Mulyasa Kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus

mengetahui, menyadari, dan memahami tiga hal yaitu (1) mengapa

pendidikan yang berkualitas diperlukan disekolah (2) apa yang harus

dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah dan (3)

bagaimana mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi yang

tinggi. Oleh karena itu, kepala sekolah mempunyai peran yang penting

dalam suatu lembaga pendidikan karena dengan adanya kepala sekolah

dapat diketahui dan tujuan pendidikan akan tercapai secara efektif dan

efisien.4

Peran kepala sekolah sebagai pemimpin mencerminkan tanggung

jawab kepala sekolah untuk menggerakan seluruh sumber daya yang ada

di sekolah, sehingga lahir etos kerja dan produktivitas kerja yang tinggi

dalam mencapai tujuan. Fungsi kepemimpinan ini sangat penting karena

sebagai penggerak dan berperan untuk mengontrol segala aktivitas guru

(dalam rangka mengembangkan professional mengajar) di lingkungan

sekolah.5 Jika profesionalitas guru dalam mengajar dapat dikelola dengan

3
Soebagio Admodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, hlm. 10.
4
Enco Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, hlm. 19.
5
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm 90.
3

baik maka segala potensi yang dimilikinya dapat didayagunakan dengan

maksimal sehingga akan lahir output pendidikan sekolah yang bermutu

dan berkualitas.6 Untuk menjadi profesional, seorang guru diharuskan

memiliki lima hal. Pertama, guru mempunyai komitmen pada siswa dalam

proses belajarnya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/mata

pelajaran yang diajarkanya serta cara mengajarkanya pada siswa. Ketiga,

guru bertanggung-jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai

teknik evaluasi. Keempat, guru mampu berfikir sistematis tentang apa

yang dilakukanya dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru

seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam profesinya.

Permendikbud No. 6 tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai

Kepala Sekolah. Kepala sekolah adalah guru yang bertanggung jawab

untuk memimpin dan mengelola departemen pendidikan, termasuk Taman

Kanak-Kanak (TK), Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah

Dasar (SD), dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). Serta Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

(SMPLB), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), Sekolah Menengah Luar Biasa (SMALB) atau Sekolah Indonesia

Luar Negeri. Adapun tugas pokok kepala sekolah berdasarkan pasal 15

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang penugasan guru sebagai

kepala sekolah adalah beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk

melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan dan

supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan. Beban kerja yang


6
Hamzah B.Uno, Profesi Kependidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 15.
4

dilaksanakan kepala sekolah bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan

meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 standar nasional pendidikan. 7

Apabila terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan, kepala sekolah

dapat memberikan tugas atau bimbingan agar proses pembelajaran tetap

berlangsung dengan baik.8 

MTs Ma’arif Al-Huda merupakan sekolah yang berada di Desa

Kaliabu, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Sekolah ini berada di

bawah naungan Yayasan Mamba’ul Huda yang terdiri dari Pondok

Pesantren, RA, MI, MTs, dan SMK AL-HUDA. Dalam salah satu lembaga

sekolah yang ada di Yayasan Mambaul Huda terdapat kepala sekolah yang

mampu meningkatkan profesionalitas guru di sekolah yaitu MTs Ma’arif

Al-Huda.9 Data yang diperoleh peneliti setelah melakukan wawancara

dengan kepala sekolah dan observasi lapangan menunjukkan permasalahan

yang ada di MTs Ma’arif Al-Huda. 10

Adapun permasalahan yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, Belum semua guru menguasai secara mendalam bahan

atau mata pelajaran yang akan diajarkan. Sehingga mengakibatkan

pemahaman siswa yang kurang terhadap mata pelajaran tersebut. Kedua,

Masih kurangnya pengalaman guru dalam mengajar pada siswa.

Mengakibatkan guru masih bingung dalam melaksanakan pembelajaran

7
Wahyosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah, hlm. 90.
8
Wahyudi, “ Analisis Implementasi Permendikbud No. 6 Tahun 2018 Tentang
Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah”. Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2021.
9
Hasil wawancara dengan Dra Siti Marzuqoh, selaku kepala MTs Ma’arif Al-Huda pada
tanggal 12 Desember 2022
10
Hasil observasi lapangan dengan Dra Siti Marzuqoh, selaku kepala MTs Ma’arif Al-
Huda pada tanggal 26 Desember 2022
5

yang efektif sehingga berdampak pada siswa dan kualitas pemahaman

siswa dalam belajar. Ketiga, Tidak semua kegiatan yang telah

diprogramkan dapat terlaksana. Keempat, Masih kurang terjalin kerjasama

yang baik antara kepala sekolah dengan guru-guru. Akibat dari kurangnya

kerjasama yang baik yaitu program-program sekolah mengalami berbagai

kendala dalam pelaksanaannya karena sebuah program tidak bisa berjalan

maksimal seperti yang diharapkan sehingga pelaksanaan pembelajaran

bermutu dan berkualitas masih terkendala.

Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

mengangkatnya menjadi sebuah karya tulis yang berjudul “Peran Kepala

Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalitas guru di MTs Ma’arif

Al-Huda”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang peneliti merangkum rumusan masalah

yaitu : Bagaimana Peran Kepala Sekolah MTs Ma’arif Al-Huda dalam

meningkatkan profesionalitas guru?


6

C. Tujuan Penelitian

Dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan: Untuk

mengetahui Peran Kepala Sekolah MTs Ma’arif Al-Huda dalam

meningkatkan profesionalitas guru.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini

bermanfaat:

1. Secara Teoritis untuk memperluas kajian keilmuan tentang peran kepala

sekolah, khususnya program kepala sekolah, pengembangan guru,

kedisiplinan guru dan kinerja guru.

2. Secara praktis hasil-hasil penelitian ini dapat dijelaskan, sebagai

berikut:

a. Bagi Sekolah sebagai masukan agar memperhatikan peran kepala

sekolah menjadi lebih baik.

b. Bagi Guru sebagai masukan untuk lebih meningkatkan

profesionalitas sebagai orang yang bertanggun jawab mendidik dan

sebagai pelaku dalam pengelolaan manajemen.

c. Bagi peneliti dapat menambah wawasan, pengalaman serta dapat

dijadikan bahan referensi mengenai peran kepala sekolah dalam

pengembangan profesionalitas guru, sehingga peneliti terbiasa

berfikir ilmiah dan realistis.

d. Bagi peneliti lainnya dapat menjadi bahan acuan jika melakukan

penelitian yang sejenis.


7

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan sebelumnya

oleh peneliti lain dengan mendapatkan hasil yang empiris. Adapun tujuan

dari penelitian terdahulu adalah mengetahui serta membandingkan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan diteliti.11

Anis Choiru Nisa merupakan mahasiswa yang berasal dari prodi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini meneliti tentang peran kepala madrasah

dalam meningkatkan profesionalisme guru di MTs Al-Mu’min

Muhammadiyah Tembarak Temanggung, skripsi ini diterbitkan pada tahun

2017. Jadi pembahasan dalam skripsi ini adalah tentang peran kepala

madrasah dalam meningkatkan profesionalisme bagi guru di MTs yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran kepala madrasah dan fungsi

kepala madrasah dalam profesinalisme guru.12 Perbedaan penelitian ini

terletak pada lokasi penelitian Anis Choiru Nisa meneliti di MTs Al-

Mu’min Muhammadiyah Tembarak Temanggung sedangkan penelitian ini

dilakukan di MTs Ma’arif Al-Huda Kaliabu Salaman Magelang.

11
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya .
2014), hlm. 14.
12
Anis Choiru Nisa, “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Profesionalisme
Guru”, Skripsi Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga 2018.
8

Dedi Lazwardi, Volume : 06, Nomor 02, November 2016, yang

berjudul: “Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan profesionalisme

guru.” Dalam jurnal ini penelitian dalam upaya kepala sekolah secara

profesional menciptakan situasi belajar dengan baik yaitu melaksanakan

administrasi sekolah serta melakukan supervisi sehingga guru-guru

bertambah semangat dalam menjalankan tugas-tugas pengajaran dan

membimbing pertumbuhan murid-murid di sekolah , dalam rangka

meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya pengujian terhadap

kompetensi guru.13 Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Lazwardi

memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu pada bidang yang diteliti.

Dedi Lazwardi meneliti mengenai peningkatan profesionalitas guru

sedangkan penelitian ini juga meneliti hal yang sama. Perbedaan penelitian

ini terletak pada lokasi penelitian Dedi Lazwardi meneliti di MI

Assyafi’iyah Blitar sedangkan penelitian ini dilakukan di MTs Ma’arif Al-

Huda.

13
Dedi Lazwardi, “Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru.”
Kelola: jurnal manajemen pendidikan. Vol. VI, No. 02 (2016): 366-385
9

Skripsi penelitian Abdul Mukmin yang berjudul “Peran Kepala

Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di SDI Al-Ihsan

Bambu Apus Pamulang”. Penelitian ini membahas tentang peranan kepala

sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru meliputi enam

aspek yaitu sebagai leader, motivator, supervisor, inovator, manajer dan

edukator. Adapum jenis penelitian ini merupakan penelitian yang

menggunakan metode dekriptif kuantitatif.14 Penelitian yang dilakukan

oleh Abdul Mukmin memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu pada

bidang yang diteliti. Abdul Mukmin meneliti mengenai peningkatan

profesionalitas guru sedangkan penelitian ini juga meneliti hal yang sama.

Perbedaan penelitian ini terletak pada metode penelitian Abdul Mukmin

menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif.

14
Abdul Mu’min, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalise Guru Di
SDI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang.”Skripsi .Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah . 2001.
10

Di Yayasan Mambaul Huda pernah ada penelitian terdahulu dalam

lingkup yang berbeda, bukan di MTs Ma’arif Al-Huda tetapi di Pondok

Pesantrennya sehingga penelitian yang saya lakukan benar-benar

penelitian baru karena belum pernah ada penelitian yang serupa di MTs

Al-Huda hal ini terbukti dalam skripsi Bagus Aulia pada tahun 2021 dalam

skripsi yang berjudul “Aktivitas Pengelolaan Infaq dan Sedekah Tunai

Dalam Upaya Pengembangan Pembangunan Pondok Pesantren (Studi

Kasus PP Mamba’ul Huda Salaman)” yang membahas tentang

pengelolaan program infaq dan sedekah tunai dalam upaya pengembangan

pembangunan pondok pesantren (Mamba'ul Huda Salaman) yang terdiri

dari Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Pengawasan.15

15
Bagus Aulia, “Pengelolaan Infaq Dan Sedekah Tunai Dalam Upaya Pembangunan
Pengembangan Pesantren” Skripsi STAI Al Husain Magelang, 2021
11

Alifa Nabila, ISSN: 2614-6754 Tahun 2022, Halaman: 9544-

9549 yang berjudul: “Peran Kepala Sekolah dalam Meingkatkan Kinerja

Guru. ” Dalam jurnal ini peneliti menjelaskan bahwa kinerja guru dapat

dikembangkan melalui program pengembangan guru. Peningkatan kinerja

guru dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan memperbaiki

kompetensi guru. Setiap guru dituntut memiliki empat keterampilan

utama, yaitu pedagogic, kepribadian, sosial, dan professional. Menurut

Permendiknas Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, jika kompetensi guru

meningkat maka kinerja guru juga akan meningkat . Oleh karena itu ada

enam langkah yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk

meningkatkan efektifitas guru sesuai berdasarkan fungsi kepala sekolah.16

F. Landasan Teori

1. Penelitian ini menggunakan landasan teori fungsionalisme

Teori Fungsionalisme merupakan semua bagian di masyarakat

yang mempunyai fungsinya masinng-masing. Semua bagian masyarakat

ini saling bekerjasama untuk membangun tatanan sosial yang stabil dan

harmonis. Jika terdapat satu elemen dari masyarakatnya tidak

memfungsikan tugasnya dengan baik, maka dapat menimbulkan

ketidakteraturan di sebuah keadaan sosial. Berdasarkan teori fungsional

ini ada dua pandangan tentang masalah sosial yaitu patologi (penyakit

dalam diri manusia), dan disorganisasi sosial (masalah sosial bersumber

16
Faqihudin, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Dan Mutu
Sekolah.” ISSN: 2614—3097 (Online) volume 6 nomor 2 tahun 2022 hal 9544-9549
12

dari perubahan sosial yang cepat kemudian memengaruhi norma

sosial.17

2. Konsep Tentang Kepala Sekolah

a. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala Sekolah berasal dari dua kata yaitu, kepala yang dapat

diartikan sebagai pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga.

Sedangkan sekolah adalah sebuah lemabaga pendidikan dimana

menjadi tempat untuk menerima dan memberiilmu. Secara sederhana

kepala sekolah dapat diartikan sebagai” Seorang tenaga fungsional

guru diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana

diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi

interaksi antar guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran.”18

Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan

yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sebagaimana diungkapkan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990

bahwa: “kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan pendidikan

lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan

prasarana.19 Bagaimanapun kepala sekolah merupakan unsur

17

Samsul Bahri , “Perspektif Teori Struktur Funsionalisme” MIQOT XI: No 1 (2016): 98


18
Wahyusumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Cet 3 (Jakarta:Grafindo
Persada:2002), hlm. 33.
19
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah ( Jakarta: PT Rineka Cipta, . 2004),
hlm. 72.
13

terpenting bagi efektifitas lembaga pendidikan. Tidak akan pernah

kita jumpai sekolah yang baik dengan kepala sekolah yang buruk

ataupun sebaliknya. Kepala sekolah yang baik akan bersifat dinamis

dan menyiapkan berbagai macam program pendidikan. Bahkan

tinggi rendahnya mutu suatu sekolah akan dipengaruhi oleh

kepemimpinan di sekolah.20

b. Peran Dan Fungsi Kepala Sekolah

Peran kepala sekolah adalah upaya mempengaruhi sumber daya

manusia (SDM) yang ada di lingkungan sekolah untuk bekerjasama

mencapai visi misi organisasi yang sudah diprogram, sehingga

tercipta sekolah yang berkualitas dan efektif. Pengertian sekolah

efektif yaitu penggunaan seluruh sumber daya di sekolah untuk

dikelola dan dimanfaatkan untuk menjamin kelancaran kegiatan

belajar siswa tanpa memandang ras, gender ataupun latar belakang

siswa.21 Adapun tugas dan fungsi kepala sekolah (EMASLIM)

antara lain22: a). Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik), b).

Kepala Sekolah Sebagai Manajer, c). Kepala Sekolah Sebagai

Administrator, d). Kepala Sekolah Sebagai Supervisor (Pengawas),

e). Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin), f). Kepala Sekolah

Sebagai Inovator, g). Kepala Sekolah Sebagai Motivator.

20
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Jogjakarta: DIVA
Press, 2012), hlm. 16.
21
Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 43 .
22
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), hlm. 50.
14

c. Pengertian dan Indikator Kompetensi Profesional Guru

Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang

pekerjaan yang ingin atau akan diketahui oleh seseorang. Profesi

juga di artikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang

menyatakan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh

melalui pendidikan akademis yang insentif. Jadi profesional adalah

suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu, artinya

suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesional tidak dapat

dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan

melalui berbagai pendidikan dan pelatihan secara khusus.23

Profesionalitas guru merupakan sebuah kondisi, arah, nilai,

keterampilan, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dalam bidang

pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan

seseorang. Guru yang profesional itu adalah guru yang bermutu,

berkompeten, berkualitas serta menerapkan konsep profesionalisme

guru. Selain itu, profesionalitas guru merupakan tugas mengajar

yang merupakan profesi moral. Disamping harus memiliki

kedalaman ilmu pengetahuan, guru merupakan seseorang yang

bertakwa dan berakhlak baik. Perilaku guru juga merupakan bagian

dari profesionalitas guru itu sendiri. Karena secara langsung atau

tidak langsung pengaruh terhadap motivasi belajar siswa, baik yang

positif ataupun negatif. Jika kepribadian guru yang ditampilkan

sesuai dengan segala tutur kata, sikap dan perilaku maka akan
23
Kunandar, Guru Profesinal Implementasi Kurikulum, hlm. 45
15

menciptakan prestasi belajar serta mempengaruhi proses belajar

siswa yang akan menghasilkan prestasi belajar siswa menjadi lebih

baik.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu

penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dilapangan. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

misalnya perilaku, persepsi motivasi, tindakan, dan lain-lain. Adapun

menurut Krik dan Miller penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

pada pengamatan (terhadap) manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan

peristilahannya.24

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di MTs Ma’arif Al-Huda Desa Kaliabu

Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.

Adapun waktu penelitian ini dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Table 1 Alokasi Waktu Penelitian

Waktu Keterangan Kegiatan


24
Lex Moleong,, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya .
2014), hlm. 14.
16

Desember 2022 Observasi, wawancara studi kasus

(Di MTs Ma’arif Al-Huda)

Januari 2023 Penulisan dan penyusunan proposal

skripsi

3. Jenis Data

a. Data primer adalah data pertama kali yang dikumpulkan oleh peneliti

melalui upaya pengambilan data di lapangan langsung. Data primer

berisi hasil wawancara terhadap para informan dan catatan hasil

observasi langsung di lapangan.25 Untuk mengetahui peran kepala

sekolah dalam meningkatkan professionalitas guru diperoleh dari

beberapa sumber, yaitu: kepala sekolah, guru dan staff tata usaha

(ketua kurikulum) di MTs Ma’arif Al-Huda Salaman Magelang.

b. Data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada

sebelumnya berupa catatan internal organisasi, laporan, jurnal, buku,

dokumentasi, publikasi pemerintah, dan lain-lain yang dikumpulkan

peneliti untuk memperkuat data primer di MTs Ma’arif Al-Huda

Kaliabu Salaman Magelang.

4. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan

data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-

hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-


25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 129.
17

benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Metode observasi

merupakan cara yang baik untuk mengawasi perilaku subjek

penelitian seperti lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan

tertentu. Dalam penelitian kualitatif ini observasi yang digunakan

adalah observasi Non partisipan artinya peneliti tidak terlibat dan

hanya sebagai pengamat independen.26

b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan langsung atau kegiatan tukar menukar informasi secara

lisan. Dalam metode ini Penulis akan mewawancarai informan yang

sudah ditentukan yaitu kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha

(ketua kurikulum) di MTs Ma’arif Al-Huda. Dalam wawancara

peneliti menggunakan In Depth Interview yaitu wawancara

mendalam yang menanyakan pertanyaan yang tidak ada dalam

intrumen wawancara.27

c. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang

berupa tulisan, gambar, karya-karya dari seseorang, buku, surat

kabar dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan peneliti

untuk memperoleh data mengenai profil sekolah diantaranya :

Sejarah berdirinya sekolah, visi, misi, dan tujuan, sarana prasarana,

dan juga tentang Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Profesionalitas Guru di MTs Ma’arif Al-Huda.

26
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:
ArRuzzmedia,2013), hlm. 165.
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2008), hlm. 137.
18

5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan

pengaturan transkripasi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi

lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

mengenai materi-materi tersebut dan memungkinkan peneliti

menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang lain.28Analisis data

merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori, dan satuan uraian. Data yang terkumpul berupa catatan

lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan dan

sebagainya.29 Adapun langkah-langkah analisisnya adalah sebagai

berikut :

a. Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi

dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan dalam bentuk

deskriptif. Pengumpulan data adalah suatu usaha untuk menghimpun

informasi yang berhubungan dengan penelitian. Pengumpulan data

dilakukan secara serentak dengan komponen lain selama kegiatan

berlangsung dengan menggunakan satu atau lebih teknik

pengumpulan data dalam metode kualitatif. Kegiatan peneliti dalam

pengumpulan data adalah a) menentukan informan penelitian, yaitu

kepala sekolah, guru kelas; dan staf tata usaha (ketua kurikulum) b)

membuat pedoman observasi dan wawancara agar hasil wawancara

28
Emzir, Analisis Data : Metode Penilitian Kualitatif (Jakarta: Pt. Rineka Ciptka, 2006),
hlm. 231.
29
Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2009), hlm. 145-146.
19

relevan dengan tujuan penelitian. Pada waktu data mulai terkumpul,

saat itu penelitian sudah dimulai untuk memaknai dari setiap data

yang ada, selanjutnya memberikan penjelasan yang mudah dipahami

dan ditafsir untuk menjawab setiap pertanyaan yang muncul.

b. Reduksi Data (Data Reduction) yaitu merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan

polan serta membuang hal yang tidak perlu. Dalam penelitian ini

data yang akan direduksi adalah data-data hasil observasi,

wawancara serta hasil penelitian yang dilakukan di MTs Ma’arif Al-

Huda Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

c. Penyajian Data (Data Display) yaitu penyajian yang dilakukan

dengan teks bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan

mudah memahami apa yang akan terjadi dan merencanakan kerja

selanjutnya. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Penyajian data

berupa teks naratif disusun dalam rangkaian kalimat yang logis dan

sistematis, berdasarkan apa yang telah dipahami mengenai peran

kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalitas Guru di MTs

Ma’arif Al-Huda Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

d. Kesimpulan (Verification), langkah terakhir dalam analisis data

kualitatif adalah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum jelas atau simpang siur sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
20

Berupa hubungan kausal, interaktif, hipotesis atau teori tentang

peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalitas Guru di

MTs Ma’arif Al-Huda Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

H. Sistematika Penulisan

Proposal skripsi untuk penelitian kualitatif harus disusun sesuai

dengan sistematika atau format yang ditentukan oleh kampus STAI

Syubbanul Wathon Magelang. Dalam sistematika penulisan terdiri dari

BAB I yang membahas pijakan dasar yang akan membahas topik

selanjutnya. BAB II membahas profil MTs Ma’arif Al-Huda tentang

kesejarahan, kepengurusan dan sebagainya. BAB III membahas uraian

data penelitian sehingga bab ini berisi tentang peran kepala sekolah dalam

meningkatkan profesionalitas guru di MTs Ma’arif Al-Huda. BAB IV

berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. Membangun Profesionalisme Guru dan


Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya, 2007.

Arif, Arifin. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta Kultural GP. Press Grup,
2008.

Ariskunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Renika Cipta, 2002.

E. Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda Karya,


2007.

Janawi. Kompetensi Guru: Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta, 2011.

Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya, 2005.

Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta Kencana, 2006.

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2006.

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam mulia, 2005.

Sadarwan, Danim. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan


Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia,
2002.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional dan Guru dan Tenaga Kependidikan.


Bandung: Alfabeta, 2009.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana, 2007.

Sa-Suaida, Thariq M. dan Faishal U. Basyarahil. Mencetak Pemimpin. Jakarta:


Khalifa, 2006.

Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras, 2009.

21
22

Suyanto,Djihad,Asep.BagaimanaMenjadiCalonGurudanGuruPeofesional.
Yogyakarta: Multi Presindo, 2013.

Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Usman, Moh.Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda


Karya, 2008.

Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Wijaya, Cece dan A. Tabrani. Kemampuan Dasar Dalam Proses Belajar


Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994.
23

LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara Dengan Wakakur

Lampiran 2 Wawancara dengan Staf karyawan

Lampiran 3 Gedung Madrasah

Anda mungkin juga menyukai