Anda di halaman 1dari 5

Mengelola madrasah diniyah takmiliyah

Oleh Ibnu Singorejo / Madrasah Diniyah Takmiliyah


Berikut adalah saran dan tips dalam pengelolaan lembaga madrasah diniyah
takmiliyah yang di rangkum dari buku pedoman pengelolaan madrasah diniyah
takmiliyah besutan dari Kemenag RI Jakarta dan hasil dari pelatihan dan seminar
Dalam pengelolaan madrasah diniyah, fokus pengelolaan bisa dikatakan terbagi
menjadi tiga hal, yaitu :

1. administrasi
2. Kependidikan/Kegiatan belajar mengajar (KBM)
3. Pendanaan
Dari tiga komponen dalam mengelola lembaga Madin atau Diniyah takmiliyah
baik tingkat Awwaliyah DTA /MDTA atau Wustha Alias DTW / MDTW maupun
Ulya atau DTU / MDTU, diperlukan semangat dan mental yang gigih dalam
kegiatan mengurus Madrasah Diniyah.

Pengelolaan Administrasi pada Madrasah Diniyah Takmiliyah

Pengelolaan administrasi ini bisa bersifat eksternal ataupun internal. Administrasi


eksternal seperti terdaftar pada kementerian Agama, menjadi anggota FKDT
maupun pokja diniyah semacamnya, ada juga dengan cara administrasi entry
EMIS. Sedangkan administrasi internal semisal keberadaan absen dan lain lain.

Sebelum lembaga madrasah diniyah takmiliyah berjalan, ada baiknya dibuat


organisasi dan susunan pengurus lembaga madrasah diniyah, dimana dengan
adanya susunan pengurus ini menjadikan jelas siapa yang bertanggungjawab dan
apa tugas yang harus dilakukan pengurus yang dibebani dengan tanggungjawab.
Susunan pengurus bisa bersifat sederhana ataupun lengkap, tergantung jumlah
siswa dan guru yang tersedia. Semakin banyak guru dan murid maka semakin
lengkap dan kompleks susunan pengurus atau organisasi madin.

Administrasi eksternal, bagi yang serius mengelola MDT adalah dengan cara
mendaftarkan di Kementerian Agama Kabupaten/Kota supaya tercatat dan
mendapatkan nomor statistik diniyah Takmiliyah (NSDT) beserta piagam
terdaftar. Dengan mendapatkan piagam terdaftar dan nomor statistik, secara
kelembagaan telah diakui keberadaannya oleh pemerintah Indonesia.
Setelah mendapatkan piagam terdaftar, setiap semester, Kementerian Agama
melakukan update data atau pembaharuan data lewat Education Management
Information System (EMIS). Dengan begitu sebaiknya lembaga pro aktif untuk
entry data emis baik pada kolom lembaga atau PTK dan juga santri. Dengan
melakukan entry data maka lembaga anda akan tercatat di Kementerian Agama
RI Pusat Jakarta. Dan jika seandainya ada bantuan, maka lembaga anda memiliki
kans untuk mendapatkannya (kalau rizki lembaga anda)

Menjadi anggota FKDT. Dengan berkomunikasi secara informal dan


memberitahukan keberadaan madin kepada pengurus FKDT akan terjalin
komunikasi sehingga jika ada undangan maupun lomba terkait madrasah diniyah
takmiliyah bisa mendapatkan akses.

Administrasi madrasah diniyah takmiliyah pada lembaga berupa keberadaan


beberapa hal terkait administrasi. Adapun menurut buku pedoman, yang menjadi
kelengkapan administrasi pada madin yaitu :

Buku Kas Umum


Buku Kas Pembantu
Buku Pembelian Alat-alat
Buku Inventaris
Buku Kegiatan Pendidikan
Buku Harian Kegiatan Kelas
Buku Agenda Madrasah Diniyah
Buku Laporan Keadaan Santri
Buku laporan Keadaan Guru
Buku Tamu
Daftar Hadir Guru
Buku Induk Santri
Buku Leger Santri
Daftar Hadir Santri
Daftar Pembelian alat-alat pendidikan
Raport
Ijazah
Dengan dilengkapi administrasi dan dijalankan dengan konsisten maka dengan
sendirinya pengelolaan madrasah diniyah akan berjalan dengan semakin baik dan
berkualitas.

Pengelolaan pendidikan pada madrasah diniyah takmiliyah

Pada pengelolaan pendidikan pada MDTA maupun MDTW atau MDTU, tentunya
tidak terlepas dari KBM atau kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini dari
Kemenag tidak memberikan silabus atau kurikulum bagi madrasah diniyah. Akan
tetapi melihat tujuan keberadaan madin sebagai suplemen maupun komplemen
pendidikan agama pada sekolah umum, ada 2 hal yang bisa anda lakukan dalam

menyikapi kurikulum

1. Membuat kurikulum tersendiri yang menurut anda cocok atau pas bagi anak
didik
2. Mengambil kurikulum pada sekolah umum dalam bidang agama dan di
aplikasikan di Madrasah diniyah takmiliyah.

Setelah menentukan kurikulum maka jika memiliki banyak santri dan pengajar
maka perlu dilakukan klasifikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah dan pembagian
kelas pada tiap jenjangnya.
Adapun klasifikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah memiliki 3 tingkatan, yaitu

1. Awwaliyah ( Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah / DTA / MDTA )


2. Wustha (Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha DTW / MDTW )
3. Ulya ( Madrasah Diniyah Takmiliyah Ulya / DTU / MDTU )
Selanjutnya, pada masing masing jenjang memiliki tingkatan. Untuk Awwaliyah
menjadi 4 kelas, sedangkan wustha dan ulya masing masing 2 kelas.
Secara teknis, pembagian tingkatan dan kelas ini mengacu kepada umur siswa.
Akan tetapi tidak bersifat mengikat, karena prinsip Madrasah Diniyah Takmiliyah
adalah fleksibel dan mengacu kepada kebutuhan lingkungan setempat.
Penyusunan jadwal kegiatan belajar mengajar serta pembagian tugas kepada
para guru yang jelas. Dengan adanya jadwal belajar mengajar dan guru
pendamping yang telah ditunjuk menjadikan kurikulum bisa dijalankan dan KBM
lebih tertata dan mudah dalam evaluasi kedepan nya nanti.

santri Madrasah Diniyah Takmiliyah sedang belajar (ilustrasi)


Rampung pemilihan tingkatan dan kelas, KBM yang mutlak untuk menjadikan
Madin berkualitas adalah adanya ujian atau evaluasi yang dahulu biasa disebut
dengan THB. Ujian semesteran ini dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun. Dimana
sebaiknya ujian dilaksanakan setelah para siswa selesai ujian pada sekolah umum.
Pada hari tenang sebelum sekolah umum membagikan raport maka itulah
kesempatan untuk melaksanakan kegiatan ujian semester.

Pembagian raport kepada siswa juga sebaiknya dijadikan agenda rutin. Dengan
adanya raport ini akan menjadikan kepercayaan orang tua meningkat bahwa
madin dikelola dengan serius. Tidak ada kesan lembaga dikelola dengan
seenaknya. Dengan adanya kepercayaan dari masyarakat tentunya juga akan
meningkatkan kualitas siswa dan lembaga dengan sendirinya.

Mengelola MDT pada bidang pendanaan

Lumrah terjadi lembaga pendidikan keagamaan mengalami krisis ekonomi (walau


tidak semuanya). Terjadinya krisis pendanaan karena biaya operasional yang
setiap bulan dibutuhkan akan tetapi sering tidak ada atau minim sekali
pemasukan yang didapatkan.

Saran dari seorang dosen yang memiliki pondok pesantren dan juga hasil
mengamati, ada beberapa potensi untuk mendapatkan pendanaan bagi lembaga
pada masyarakat. Diantaranya adalah :

Koordinasi dengan takmir masjid tentang kebutuhan dana bagi


madrasah diniyah
Entah kenapa banyak kasus dimana madin atau TPQ dikelola oleh remaja atau
pemuda masjid. Sedangkan takmir masjid berasal dari para senior, kejadian yang
adalah kas masjid sangat kecil dikucurkan untuk TPQ atau madin. Hal ini bisa
terjadi karena pengurus TPQ atau madin tidak berani untuk menyampaikan
tentang keberadaan dan kebutuhan lembaga, atau karena takmir masjid sangat
fokus kepada pembangunan infrastruktur masjid.
Dengan menyampaikan pengeluaran lembaga pendidikan, dalam hal ini madin
maka diharapkan takmir masjid mau memberikan dana yang berasal dari infaq
atau sedekah warga.

Donatur tetap untuk madrasah diniyah takmiliyah


Pada lingkungan masyarakat yang heterogen perekonomiannya, bisa jadi untuk
kalangan yang berduit dan punya keimanan untuk disodori permintaan menjadi
donatur tetap bagi madrasah diniyah takmiliyah. Tidak perlu terlalu tinggi dalam
sumbangan, yang penting adalah rutinitas, bisa diberikan pilihan donatur Rp.
10.000,- atau 25. 000,- sukur malah ada yang mau 50.000
Jika pengurus TPQ sungkan menarik dana tersebut, bisa memanfaatkan santri
senior untuk keliling menagih sumbangan rutin dari para donatur.
Untuk kesuksesan donatur ini diperlukan laporan terperinci setiap bulan terkait
pemasukan dan pengeluaran uang. Dengan adanya laporan rutin yang terperinci
dan transparan yang ditempel di papan pengumuman atau di fotocopy diberikan
kepada para donatur, akan memberikan kepercayaan para donatur dalam
menyumbang dana kepada lembaga.

Menanam pohon pisang dan titip anak ayam


Ini cocoknya bagi lembaga yang berada di lingkungan pedesaan, dimana
masing-masing anak diberikan 1 anak ayam atau 1 batang pohon pisang untuk di
titipkan dirumah santri, dimana nanti pada saat sudah layak petik atau dijual akan
di lego oleh pengurus madin yang selanjutnya uang tersebut digunakan untuk
biaya operasional TPQ maupun madrasah diniyah takmiliyah.

Bayar uang syahriah atau SPP bagi santri


Tidak perlu terlalu banyak dalam spp bagi lembaga yang masih baru. Fungsi
biaya spp ini hanyalah sebagai pengikat orang tua dan santri supaya serius dalam
sekolah (karena sudah membayar). Selain itu juga berguna untuk sedikit membeli
peralatan tulis menulis bagi madrasah diniyah takmiliyah. Pengalaman lembaga
yang di gratiskan cenderung malah para santri dan orang tua tidak terlalu perduli
dengan lembaga. Dengan adanya uang syahriah atau SPP diharapkan mereka
menjadi peduli dan juga sebagai salah satu income (walaupun tidak terlalu
banyak)

Anda mungkin juga menyukai