1. administrasi
2. Kependidikan/Kegiatan belajar mengajar (KBM)
3. Pendanaan
Dari tiga komponen dalam mengelola lembaga Madin atau Diniyah takmiliyah
baik tingkat Awwaliyah DTA /MDTA atau Wustha Alias DTW / MDTW maupun
Ulya atau DTU / MDTU, diperlukan semangat dan mental yang gigih dalam
kegiatan mengurus Madrasah Diniyah.
Administrasi eksternal, bagi yang serius mengelola MDT adalah dengan cara
mendaftarkan di Kementerian Agama Kabupaten/Kota supaya tercatat dan
mendapatkan nomor statistik diniyah Takmiliyah (NSDT) beserta piagam
terdaftar. Dengan mendapatkan piagam terdaftar dan nomor statistik, secara
kelembagaan telah diakui keberadaannya oleh pemerintah Indonesia.
Setelah mendapatkan piagam terdaftar, setiap semester, Kementerian Agama
melakukan update data atau pembaharuan data lewat Education Management
Information System (EMIS). Dengan begitu sebaiknya lembaga pro aktif untuk
entry data emis baik pada kolom lembaga atau PTK dan juga santri. Dengan
melakukan entry data maka lembaga anda akan tercatat di Kementerian Agama
RI Pusat Jakarta. Dan jika seandainya ada bantuan, maka lembaga anda memiliki
kans untuk mendapatkannya (kalau rizki lembaga anda)
Pada pengelolaan pendidikan pada MDTA maupun MDTW atau MDTU, tentunya
tidak terlepas dari KBM atau kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini dari
Kemenag tidak memberikan silabus atau kurikulum bagi madrasah diniyah. Akan
tetapi melihat tujuan keberadaan madin sebagai suplemen maupun komplemen
pendidikan agama pada sekolah umum, ada 2 hal yang bisa anda lakukan dalam
menyikapi kurikulum
1. Membuat kurikulum tersendiri yang menurut anda cocok atau pas bagi anak
didik
2. Mengambil kurikulum pada sekolah umum dalam bidang agama dan di
aplikasikan di Madrasah diniyah takmiliyah.
Setelah menentukan kurikulum maka jika memiliki banyak santri dan pengajar
maka perlu dilakukan klasifikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah dan pembagian
kelas pada tiap jenjangnya.
Adapun klasifikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah memiliki 3 tingkatan, yaitu
Pembagian raport kepada siswa juga sebaiknya dijadikan agenda rutin. Dengan
adanya raport ini akan menjadikan kepercayaan orang tua meningkat bahwa
madin dikelola dengan serius. Tidak ada kesan lembaga dikelola dengan
seenaknya. Dengan adanya kepercayaan dari masyarakat tentunya juga akan
meningkatkan kualitas siswa dan lembaga dengan sendirinya.
Saran dari seorang dosen yang memiliki pondok pesantren dan juga hasil
mengamati, ada beberapa potensi untuk mendapatkan pendanaan bagi lembaga
pada masyarakat. Diantaranya adalah :