Anda di halaman 1dari 108

PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP

AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


FIQIH DI MA YPI MEKARJAYA BAROS
(Penelitian Terhadap Siswa Di MA YPI Mekarjaya Baros)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
STIT At-Taqwa Ciparay Bandung

Oleh:
Siti Khadijah
18122029/068.14.0383.18

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AT-TAQWA
CIPARAY BANDUNG
2023
MOTTO

“PENGETAHUAN YANG BAIK ADALAH YANG MEMBERIKAN

MANFAAT, BUKAN HANYA DIINGAT”.

ِ ِ َ َ‫وِإ َذا سَأل‬


ٌ ‫ك عبَادى َعنِّى فَِإ نِّى قَ ِر‬
‫يب‬ َ َ

“Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku,

maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat……”

(Qs. Al Baqarah [2] : 186)

PERSEMBAHAN

Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala

ketulusan serta kerendahan hati, ku persembahkan tanda bukti

tanggung jawabku dan cintaku serta kasih sayangku kepada :

Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan kasih

sayang disepanjang hidupku dan memberikan do’a disetiap langkahku serta

meberikan arahan disetiap jalanku demi tercapainya cita-citaku. Tidak lupa pula

untuk Alm.Kakek dan Nenek yang selalu memberi semangat dan selalu

mendukung cucunya untuk terus maju hingga tercapainya cita-cita


LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP AKTIVITAS


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MA YPI
MEKARJAYA BAROS
(Penelitian Terhadap Siswa Di MA YPI Mekarjaya Baros)
Oleh :
SITI KHADIJAH

NPM/NIRM: 18122029/068.14.0383.18

MENYETUJUI :

Pembimbing I Pembimbing II

…………………………… ……………………………………
…………………… …
…………………….

MENGETAHUI,
Ketua Prodi PAI,

Imas Masruroh Imtihanah, S.Pd.I, M.M


NIDN: 2122048501

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul: PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
FIQIH DI MA YPI MEKARJAYA BAROS dinyatakan Sah dan telah
disidangkan dalam sidang Munaqosah Program Studi Pendidikan Agama Islam
STIT At-Taqwa Ciparay Bandung Pada Tanggal…………………… Bulan…..
…………… Tahun……………….…. Oleh

MENYETUJUI :

Penguji I, Peguji II,

………………………………. ………………………………………
…………………. ………………………….

Ketua Majelis, Sekretaris Majelis,

……………………………….. ………………………………………
……………………….. …………………………

MENGETAHUI,
Ketua STIT At – Taqwa Ciparay Bandung,

Dr. H. Neni Nurlaela, Lc, M.Ag


NIDN : 2024127602

PEDOMAN TRANSLITERASI
Padanan Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
‫ا‬ Tidak dilambangkan
‫ب‬ B Be
‫ت‬ T Te
‫ث‬ Ts te dan es
‫ج‬ J Je
‫ح‬ H h dengan garis bawah
‫خ‬ Kh ka dan ha
‫د‬ D De
‫ذ‬ Dz de dan zet
‫ر‬ R Er
‫ز‬ Z Zet
‫س‬ S Es
‫ش‬ Sy es dan ye
‫ص‬ S es dengan garis bawah
‫ض‬ ḏ de dengan garis bawah
‫ط‬ ṯ te dengan garis bawah
‫ظ‬ Z zet dengan garis bawah
‫ع‬ ‘ koma terbalik di atas hadap kanan
‫غ‬ Gh ge dan ha
‫ف‬ F Ef
‫ق‬ Q Ki
‫ك‬ K Ka
‫ل‬ L El
‫م‬ M Em
‫ن‬ N En
‫و‬ W We
‫ه‬ H Wa
‫ء‬ ‘ Apostrof
‫ي‬ Y Ye

ABSTRAK
Siti Khadijah : PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH (STUDI
KASUS DI MA YPI MEKARJAYA BAROS

Penelitian ini difokuskan pada fenomena yang terjadi di MA YPI


Mekarjaya Baros. Berdasarkan studi pendahuluan, diperoleh informasi bahwa
peserta didik didapatkan sebagian peserta didik bermasalah dalam hal pengunaan
Samrphone. Berangkat dari permasalahan tersebut maka penulis tertarik meneliti
Bagaimana Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros.
Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of
Communication in Society yang dikutip oleh Werner J. Severin mengatakan
bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect? (Siapa yang mengatakan dengan saluran apa kepada siapa
dengan efek bagaimana?)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Realita Penggunaan
Smartphone Siswa Di MA YPI Mekarjaya Baros (2) Realita Aktivitas Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros, dan (3) Pengaruh
Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros. Hipotesis yang diajukan adalah
“Terdapat Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros”.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara penyebaran
angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa di MA YPI Mekarjaya Baros. Dengan
menggunakan Teknik sampling nonprobalitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Realitas Penggunaan Smartphone
Siswa Di MA YPI Mekarjaya Baros tergolong kategori Baik, (2) Realitas
Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros
termasuk ke dalam kategori Cukup Baik, (3) Dalam penelitian ditemukan
perolehan R Square (r2) sebesar 0,16,8, artinya ditemukan 16,8% Aktivitas
Belajar Siswa dipengaruhi oleh Penggunaan Samrtphone dan sisanya 83,2%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Dari penerimaan hipotesa H1
diterima dan Ho ditolak
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat, hidayah serta karuniannya yang diberikan kepada penulis dan sampai
saat ini masih diberikan kesempatan, kekuatan, kesehatan, sehingga dalam
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah
Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu keislaman,
sehingga dapat menjadi bekal hidup di dunia dan akhirat. Amin.
Alhamdulillah dengan ketekunan selama ini skripsi dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih Di Ma YPI Mekarjaya Baros”, dapat terselesaikan dan
merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis. Penyusunan skripsi ini
merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang
terkadang dalam proses penulisan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan
kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kesempatan, dorongan
dan bimbingannya kepada penulis. diantaranya:
1. Kepada Allah Swt yang selalu memberi kemudahan kepada penulis.
2. Kepada kedua Orangtua yang selalu mendoakan, mendukung dan memberikan
semangat untuk mengerjakan skripsi ini.
3. Kepada Ibu Dr. H. Neni Nurlaela, Lc, M.Ag selaku Ketua STIT At-Taqwa
Ciparay
4. Kepada Ibu Imas Masruroh Imtihanah, S.Pd.I, M.M selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STIT At-Taqwa Ciparay.
5. Kepada Ibu Hj. Nurhayati, S.Ag MM dan Pak Hari Prakasa M.Pd sebagai
dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk pengembangan pemikiran penulis dan

i
senantiasa memberikan arahan dan nasehat demi terselesaikannya skripsi ini
dengan baik.
6. Kepada seluruh para Dosen STIT At-Taqwa Ciparay dan Jajarannya yang
telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada
penulis dengan penuh kesungguhan serta penuh kesabaran.
7. Para pimpinan beserta staff perpustakaan yang telah berkenan memimjamkan
buku-buku dan literatur lainnya yang di butuhkan penulis, yaitu Perpustakaan
Kampus STIT At-Taqwa Ciparay Bandung.
8. Kepala Sekolah, Guru dan Siswa-siswi MA YPI Mekarjaya Baros yang tidak
bosan bosannya dimintai keterangan terkait dengan judul skripsi yang diambil
oleh peneliti, serta sudah berseedia membantu dan mendukung dalam
penelitian.
9. Kepada keluarga besar tercinta yang senantiasa mendo`akan dan memberikan
motivasi kepada penulis untuk terus menuntut ilmu.
10. Semua teman-teman seperjuangan Angkatan 2019 yang selalu setia
menemani saat duka maupun suka serta bersemangat dalam menyelesaikan
skripsinya.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian
skripsi ini, yang tidak bisa disebut satu persatu.
Akhirnya skripsi ini di persembahkan kepada almamater dan seluruh Civitas
akademika STIT At-Taqwa Ciparay, semoga menjadi setitik sumbangan bagi
perkembangan ilmu yang amat luas. Dan akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Ciparay, Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................11
C. Tujuan Penelitian...................................................................................11
D. Kegunaan Penelitian..............................................................................11
E. Kerangka Pemikiran..............................................................................12
F. Hipotesis................................................................................................16
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................18
A. Penelitian Terdahulu.............................................................................18
B. Penggunaan Smartphone.......................................................................20
1. Pengertian Smartphone......................................................................20
2. Ciri – Ciri Dasar Smarphone.............................................................23
3. Fitur – Fitur Pada Smartphone Dalam Kegiatan Akademik..............25
4. Manfaat Smartphone.........................................................................27
5. Dampak Positif Dan Negatif Penggunaan Smartphone.....................29
C. Aktivitas Belajar Siswa.........................................................................32
1. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa...................................................32
2. Prinsip – Prinsip Aktivitas Belajar Siswa..........................................34
3. Jenis – Jenis Aktivitas Belajar Siswa................................................36
4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Siswa........38
D. Pembelajaran Fiqih................................................................................43
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih..........................................................43

iv
2. Tujuan Pembelajaran Fiqih................................................................45
3. Ruang Lingkup Fiqih.........................................................................46
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................48
A. Pendekatan dan Metode Penelitian.......................................................48
B. Populasi dan Sampel.............................................................................49
C. Teknik Pengumpulan Data....................................................................50
D. Instrumen Penelitian..............................................................................52
E. Teknik Pengujian Data..........................................................................54
F. Teknik Analisis Data.............................................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................58
A. Hasil Penelitian.....................................................................................58
1. Gambaran Umum MA YPI Mekarjaya Baros...................................58
2. Profil MA YPI Mekarjaya Baros.......................................................58
3. Visi Dan Misi MA YPI Mekarjaya Baros.........................................59
4. Keadaan Guru Dan Karyawan...........................................................60
5. Keadaaan Siswa MA YPI Mekarjaya Baros.....................................62
6. Keadaan Sarana Dan Prasarana.........................................................63
B. Temuan Penelitian.................................................................................63
1. Hasil Penelitian Mengenai Penggunaan Smartphone (X).................63
2. Hasil Penelitian Mengenai Aktivitas Belajar Siswa (Y)...................75
C. Pengujian Instrumen Penelitian.............................................................77
1. Uji Validitas Dan Realibiltas.............................................................77
2. Teknik Analisis Data.........................................................................83
BAB V PENUTUP.................................................................................................89
A. Simpulan...............................................................................................89
B. Saran......................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................91

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fitur Fitur Standar Smartphone.............................................................25

Tabel 3. 1 Kisi Kisi Instrumen Variabel X_______________________________53


Tabel 3. 2 Kisi Kisi Instrumen Variabel Y_______________________________54

Tabel 4. 1 Daftar Guru, Wali Kelas Dan Staff Tu Di MA YPI Mekarjaya Baros
Tahun Pelajaran 2021/2022...................................................................................61
Tabel 4. 2 Daftar Wali Kelas Di MA YPI Mekarjaya Baros.................................62
Tabel 4. 3 Jumlah Siswa MA YPI Mekarjaya Baros.............................................62
Tabel 4. 4 Sarana Dan Prasarana Di MA YPI Mekarjaya.....................................63
Tabel 4. 5 X1 (Guru Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dipahami Pada Saat
Mengajar)...............................................................................................................64
Tabel 4. 6 X2 (Guru Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Setiap
Pertemuan).............................................................................................................64
Tabel 4. 7 X3 (Guru Menggunakan Sumber Buku Acuan Untuk Keperluan
Pembelajaran).........................................................................................................65
Tabel 4. 8 X4 (Guru Menggunakan Metode Pembelajaran Yang Bervariasi).......66
Tabel 4. 9 X5 (Guru Menggunakan Model Pembelajaran Yang Menyenangkan) 66
Tabel 4. 10 X6 (Guru Menggunakan Strategi/Cara Pembelajaran Yang Menarik)
................................................................................................................................67
Tabel 4. 11 X7 (Guru Menyampaikan Materi Dengan Menggunakan Alat Peraga
Yang Sesuai Dengan Materi).................................................................................67
Tabel 4. 12 X8 (Guru Menyampaikan Materi Pelajaran Secara Menarik Dan
Mudah Dipahami Siswa)........................................................................................68
Tabel 4. 13 X9 (Guru Bersikap Ramah Di Dalam Maupun Di Luar Kelas)..........68
Tabel 4. 14 X10 (Guru Mampu Memecahkan Masalah Yang Siswa Hadapi Dalam
Pembelajaran).........................................................................................................69
Tabel 4. 15 X11 (Guru Bergaul Dengan Semua Siswa Tanpa Pilih Kasih)..........69
Tabel 4. 16 X12 (Guru Menanggapi Komentar Siswa Dengan Baik Dan Memberi
Penjelasan Yang Berkaitan)...................................................................................70
Tabel 4. 17 X13 (Guru Mengajukan Pertanyaan Untuk Mendorong Siswa Aktif
Dan Kreatif Dalam Pembelajaran).........................................................................71
Tabel 4. 18 X14 (Guru Bersikap Toleransi Terhadap Murid, Guru, Dan
Lingkungan Sekolah).............................................................................................71
Tabel 4. 19 X15 (Guru Memberitahu Alasan Kepada Siswa Bila Tidak Masuk
Sekolah).................................................................................................................72
Tabel 4. 20 Kategorisasi Item Variabel X..............................................................73
Tabel 4. 21 Data Gambaran Kriteria Per – Item Variable Mengenasi
Profesionalisme Guru (X)......................................................................................73
Tabel 4. 22 Analisa Deskripsi Keseluruhan Profesionalisme Guru.......................74
Tabel 4. 23 Kategorisasi Item Variabel Y..............................................................75
Tabel 4. 24 Data Gambaran Kriteria Per – Item Variable Mengenasi Motivasi
Belajar Siswa (Y)...................................................................................................75

vi
Tabel 4. 25 Analisa Deskripsi Keseluruhan Motivasi Belajar Siswa....................77
Tabel 4. 26 Hasil Analisa Uji Validitas Di Spss 25.0............................................78
Tabel 4. 27 Hasil Spss Uji Reliabilitas..................................................................79
Tabel 4. 28 Hasil Output Annova Table / Uji Linearitas.......................................82
Tabel 4. 29 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai R............................................84
Tabel 4. 30 Hasil Analisis Korelasi.......................................................................84
Tabel 4. 31 Hasil Output ( Model Summary ).......................................................85
Tabel 4. 32 Hasil Output ( Coefficients )...............................................................86

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran________________________________16

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Histogram_____________________________80


Gambar 4. 3 Hasil Uji Normalitas Probability Plot________________________81

ix
DAFTAR LAMPIRAN

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa

manusia perlu berkomunikasi.

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi

dengan orang lain akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh terisolasi ini

akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang

kehilangan keseimbangan jiwa. Oleh sebab itu menurut Dr. Everett Kleinjan

dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari

kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup

maka ia perlu berkomunikasi. Oleh karena itu banyak pakar menilai bahwa

komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang

dalam kehidupan bermasyarakat (Hafied, 2017).

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian

cepat sehingga tanpa kita sadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan

manusia. Dewasa ini produk teknologi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari

dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Penggunaan televisi, telepon

faxsimile, celluler phone, dan internet sudah bukan menjadi hal yang aneh

ataupun baru lagi, khususnya di kota-kota besar.

1
2

Hal senada dikemukakan Ashadi Siregar, dikutip Didik M. Arief Mansur

bahwa keterkaitan komputer dengan lalu lintas informasi menghasilkan

fenomena yang mengubah model konfigurasi komunikasi yang biasa

menyebabkan realitas dimensi ketiga ketika dimensi pertama adalah realitas

keras dalam kehidupan empiris (sering disebut sebagai realitas keras),

Dimensi kedua adalah realitas dalam kehidupan simbolik dan nilai-nilai yang

terbentuk (setara dengan istilah soft reality) dan dimensi ketiga, yang dikenal

sebagai virtual reality, akan memunculkan tipe masyarakat yang lain. Ponsel

adalah perangkat komunikasi elektronik dengan fungsi dasar tradisional yang

mudah dibawa dan tidak perlu terhubung ke jaringan telepon melalui kabel.

Smartphone telah menjadi sarana komunikasi yang sangat penting dan

nyaman, begitu juga dengan perangkat keras (manual) berupa telepon dan

perangkat lunak (software) berupa chip dan pulsa (Cendi, 2017).

Pada masa sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan untuk

mencapai tujuan pendidikan semakin banyak, hal ini dapat dilihat pada

sebagian besar generasi penerus saat ini yang terjebak dalam kehidupan yang

tidak sehat dari segi masyarakat, gaya hidup dan manusia. penduduk kota dan

penduduk desa, si kaya dan si miskin, terkadang tidak bisa dibedakan, dan

seolah-olah tidak ada benteng yang dapat menghalangi mereka untuk

melakukan apa yang mereka inginkan. Hal ini disebabkan oleh krisis moral

dan kelumpuhan ruh dan juga krisis ilmu agama. Hal ini sangat

memprihatinkan dan jelas berdampak besar terhadap pembelajaran siswa baik

di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Begitu pula


3

dengan kinerja siswa yang tidak lepas dari keberhasilannya dalam belajar

(Cendi, 2017).

Telekomunikasi terbagi menjadi atas dua unsur divisi utama yaitu :

1. Radio dan televisi yang terutama digunaka untuk siaran audio dan video,

namun kini juga digunakan untuk mengkomunikasikan data komputer

misalnya melaui sambungan satelit.

2. Jaringan telepon, semula ditujukan untuk komunikasi suara namun kini

digunakan juga untuk mengirim data komputer, teks misalnya melalui

telex dan citra dengan menggunakan misalnya faxsimile (Arief, 2005).

Ponsel adalah perangkat komunikasi elektronik dengan fungsi dasar

tradisional yang mudah dibawa dan tidak perlu terhubung ke jaringan telepon

melalui kabel. Smartphone telah menjadi sarana komunikasi yang sangat

penting dan nyaman, begitu juga dengan perangkat keras (manual) berupa

telepon dan perangkat lunak (software) berupa chip dan pulsa.

Kurikulum merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai

tujuan pendidikan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan

pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum harus

sesuai dengan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945

yang menggambarkan pandangan hidup suatu bangsa (HJ. Nurhayati,

S.Ag., 2020).

Tujuan dan pola kehidupan suatu negara banyak ditentukan oleh

sistem kurikulum yang digunakan, mulai dari kurikulum taman kanak-

kanak sampai pada kurikulum perguruan tinggi. Apabila terjadi perubahan


4

sistem ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada perubahan sistem

pemerintahan dan sistem pendidikan, bahkan sistem kurikulum yang

berlaku. Misalnya di Negara Indonesia, dalam perjalanan sejarah sejak

tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan,

yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004,

2006, dan 2013 (HJ. Nurhayati, S.Ag., 2020).

Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami

perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan

teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, budaya, sistem nilai, dan

kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, para pengembang kurikulum,

termasuk guru, harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang

hal tersebut. Kurikulum harus selalu dimonitoring dan dievaluasi untuk

perbaikan dan penyempurnaan (HJ. Nurhayati, S.Ag., 2020).

Pengembangan kurikulum merupakan proses perencanaan dan penyusunan

kurikulum oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar

kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Nurhayati, 2019).

Pengembangan kurikulum secara umum membahas mengenai makna

kurikulum, faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, dan

hambatan-hambatan yang mempengaruhi pengembangan kurikulum

(Nurhayati, 2019).
5

Landasan, teori dan model pengembangan kurikulum membahas mengenai

landasan pengembangan kurikulum, komponen kurikulum, model-model

pengembangan kurikulum (Nurhayati, 2019).

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) adalah lapangan

kegiatan terusmenerus dikembangkan dalam peradaban Muslim. Hal ini

dikarenakan penemuanpenemuan IPTEKS seperti telekominikasi, transportasi,

informasi dan lainnya telah memudahkan kehidupan, memberikan kesengan

dan kenikmatan, sehingga kebutuhankebutuhan jasmani tidak sukar lagi

pemenuhanannya. Di sisi lain penguasaan dan pengembangan IPTEKS an

sich, tanpa mengaitkan dengan nilai-nilai agama, hanya akan menciptakan

intelektual-intelektual yang miskin eksistensi diri dan moralitas (akhlak) yang

mulia.

Hal ini terbukti dari pemanfaatan sain dan teknologi yang cenderung tak

terkontrol, sehingga menimbulkan eksploitasi yang luar biasa, baik dari sisi

fisis-biologis maupun dari sisi sosial budaya terhadap kehidupan manusia.

Alhasil, eksploitasi dan eksplorasi berlebihan tersebut melahirkan berbagai

bencana, baik bencana material maupun moral. Hal ini semata-mata

merupakan kelalaian dari manusia itu sendiri. Allah SWT selalu mengingatkan

kepada manusia dalam firman-Nya dalam Q.S. Asy-Syura Ayat 42

ٰ Aۚ ‫ض بِ غَ ي ِر الْح ِّق‬
َ ‫ُأولَ ِئ‬ َ ‫ين يَ ظْلِ ُم‬
ِ َ ُ‫ون النَّ اس و ي ب غ‬ ِ َّ ِ َّ ‫ِإ نَّ م ا‬
‫َه ْم‬
ُ‫ك ل‬ َ ْ ِ ‫ون ف ي اَأْل ْر‬ َْ َ َ َ ‫يل َع لَ ى ال ذ‬
ُ ‫الس ب‬ َ
ِ
ٌ‫اب َأل يم‬
ٌ ‫َع َذ‬
Artinya :
“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada
manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat
azab yang pedih (Kemenag, 2022)”.
6

Tragedi tersebut di atas, menurut Daradjat (1979), disebabkan oleh

beberapa faktor yang mempengaruhi cara pandang dan berpikir masyarakat

modern, antara lain: (1) kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan

konsumtif; (2) rasa individualistis dan egoistis; (3) persaingan dalam

kehidupan; (4) keadaan yang tidak stabil; dan (5) terlepasnya IPTEKS dari

agama. Ilmu yang berkembang di dunia Barat saat ini berdasarkan pada rasio

dan pancaindera, jauh dari wahyu dan tuntunan ilahi. Meskipun telah

menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi manusia. Di sisi lain,

perbudakan terjadi dan kekayaan alam dieksploitasi. Contoh ilmu pengetahuan

yang sudah terbaratkan itu (westernized), yaitu yang terjadi pada dunia

pertanian sangat berlebihan dalam penggunaan bahan-bahan kimia, seperti

luasnya penggunaan pestisida, herbisida, pupuk nitrogen sintetis, dan

seterusnya, bahkan meracuni bumi, membunuh kehidupan margastwa, bahkan

meracuni hasil panen dan mengganggu kesehatan para petani (Muadz et al.,

2016).

Pertanian yang semula disebut dengan istilah agriculture (kultur, suatu

cara hidup saling menghargai, timbal balik komunal, dan kooperatif, bukan

kompetitif) berkembang lebih popular dengan istilah agribusiness, sebuah

sistem yang memaksakan tirani korporat untuk memaksimalkan keuntungan

dan menekan biaya, menjadikan petani/penduduk lokal yang dahulu punya

harga diri dan mandiri lalu berubah menjadi buruh upahan di tanah air sendiri

(Muadz et al., 2016).


7

Dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, telepon genggam

(ponsel) memiliki berbagai fungsi selain untuk menerima panggilan atau

pesan teks (pesan singkat), telepon genggam juga dapat berfungsi sebagai

perangkat fotografi yang merekam segala aktivitas, sarana komunikasi bahkan

komunikasi. ponsel. dapat digunakan untuk menjelajahi dunia online

tergantung kemampuan ponsel.

Sebagai alat komunikasi, Smartphone memberikan manfaat komunikasi

jarak jauh bagi penggunanya, dan Smartphone ini juga dapat dijadikan hiburan

bagi sebagian orang dengan adanya Smartphone yang memiliki fungsi selain

komunikasi jarak jauh berupa alat foto, rekaman, pemutaran, MP3,

mendengarkan radio, menonton TV, dan bahkan layanan internet.

Namun, ponsel tidak hanya memiliki perangkat seluler yang bermanfaat,

tetapi juga memiliki aspek yang berbahaya bagi kehidupan manusia. Jika

dicermati, Smartphone tidak lagi hanya sebagai alat komunikasi antara orang

tua dan orang dewasa, namun Smartphone ini telah menjadi populer di

kalangan anak-anak, khususnya pelajar. Tidak jarang siswa membawa ponsel

ketika mereka pergi ke sekolah, dan siswa sering mengobrol dan berbicara di

ponsel mereka selama beberapa menit atau bahkan berjam-jam. Salah satu

penyebabnya adalah tarif telepon yang ditawarkan perusahaan telepon cukup

murah dan hal ini dapat menghambat kegiatan belajar siswa.

Dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Muhibbin

Syah menegaskan bahwa “belajar adalah kegiatan proses dan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan” (Syah, 2014).
8

Margaret E. Bell Gredler dalam bukunya Learning and Learning bahwa

“belajar adalah proses dimana orang memperoleh keterampilan, kemampuan,

dan sikap yang berbeda” (Gledler, 1994).

Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar bahwa: “Belajar

adalah proses, belajar bukanlah tujuan tetapi proses untuk mencapai suatu

tujuan” (Hamalik, 2009).

Aktivitas belajar adalah semua kegiatan siswa dalam proses belajar, mulai

dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Aktivitas fisik berupa keterampilan

dasar,sedangkan aktivitas mental berupa keterampilan integratif. Keterampilan

dasar adalah untuk mengamati, mengklasifikasikan, memprediksi, mengukur,

memutuskan dan berkomunikasi. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa belajar

pada hakekatnya adalah berbuat, tidak ada belajar kalau tidak ada kegiatan

(Fadilah, 2011).

Mengapa di dalam belajar diperlukan aktivitas hal tersebut dikarenakan

prinsip dari belajar itu sendiri adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak

ada aktivitas, mungkin itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang

sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar.

Di antara ciri-ciri kegiatan yaitu : Pertama, belajar adalah aktivitas yang

menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun

potensial. Kedua, perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya

kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. Ketiga,

Perbuatan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).


9

Dengan demikian ciri-ciri yang menunjukan bahwa seseorang melakukan

kegiatan belajar dapat ditandai dengan adanya :

1. Perubahan tingkah laku yang aktual atau potensial, yang berarti perubahan

tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dapat dilihat

seperti hasil belajar keterampilan motorik.

2. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bagi individu merupakan

kemampuan baru dalam bidang kognitif, afektif atau psikomotorik.

Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang

belajar dengan pengalaman (memperhatikan), mengamati, memikirkan,

merasakan, menghayati dan sebagainya. atau dengan latihan (Sandi, 2018).

Proses belajar adalah aktivitas diri yang melibatkan aspek-aspek “sosio

psiko fisik” dalam upaya menuju tercapainya tujuan belajar, yakni terjadinya

perubahan tingkah laku. Dalam proses belajar, biasanya melalui fase-fase

tertentu. Gagne mengembangkan fase belajar menjadi delapan fase, yaitu:

1. Fase Motivasi

2. Fase Konsentrasi

3. Fase Mengolah

4. Fase Dimasukan Dalam Ingatan

5. Fase Menggali Dari Ingatan (Sandi, 2018)

Karena betapa besarnya pengaruh aktivitas siswa terhadap kegiatan

belajarnya demi mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, dalam

belajar tersebut siswa mengalami aktivitas belajar yang berkaitan erat dengan

kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan


10

pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa

bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan (Fadilah, 2011).

Hal di atas dapat dicapai yaitu siswa aktif dalam pembelajaran tetapi

mengingat siswa fokus dan terfokus pada proses pembelajaran maka kegiatan

seperti siswa bertanya, mengemukakan pendapat, menyelesaikan tugas mampu

menjawab pertanyaan guru dan kemampuan bekerjasama dengan siswa lain

dan mengambil tanggung jawab pada penugasan mungkin berjalan dengan

baik, namun terkadang hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Banyak faktor

yang menyebabkan hal tersebut antara lain kurangnya kreatifitas dari pihak

guru, siswa tidak mau menerima pelajaran, siswa tidak fokus dan fokus pada

pembelajaran.

Kemampuan untuk berkonsentrasi saat belajar adalah suatu keharusan.

Jika diperhatikan, keluhan kurang konsentrasi merupakan keluhan yang paling

sering dikeluhkan kalangan mahasiswa dan mahasiswa. Konsentrasi yang

tinggi diperlukan pada setiap tahapan pembelajaran, baik di dalam kelas

maupun di rumah saat kita belajar sendiri. Gangguan perhatian dapat

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu gangguan yang berasal dari dalam

(internal) dan dari luar (eksternal) (Djamarah, 2002).

Dari permasalahan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penilitian dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE

TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA


11

PELAJARAN FIQIH (STUDI KASUS DI MA YPI MEKARJAYA

BAROS).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Penggunaan Smartphone Siswa Di MA YPI Mekarjaya Baros?

2. Bagaimana Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI

Mekarjaya Baros?

3. Bagaimana Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian nya adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Penggunaan Smartphone Siswa Di MA YPI Mekarjaya

Baros

2. Untuk Mengetahui Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di

MA YPI Mekarjaya Baros

3. Untuk Mengetahu Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat yang bersifat teoritis

maupun praktis, manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis
12

a. Sebagai sumbangsih pemikiran dalam dunia pendidikan mengenai

pengaruh penggunaan smartphone terhadapa aktivitas belajar siswa.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh

penggunaan smartphone terhadapa aktivitas belajar siswa.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman dan menambah

pengetahuan secara langsung tentang pengaruh penggunaan

smartphone terhadapa aktivitas belajar siswa.

b. Bagi guru, dapat memberikan tambahan wawasan dan inovasi baru

terutama dalam mengajar agar siswa lebih bersemangat dalam

pembelajaran.

c. Bagi STIT At – Taqwa Ciparay hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai informasi dan bahan perbandingan bagi penelitian

dimasa yang akan datang.

E. Kerangka Pemikiran

Menurut Azies dan Alwasilah dalam Deni Darmawan 1996 aktivitas

manusia yang disebut komunikasi merupakan fenomena rumit dan terus-

menerus berubah.Walaupun demikian, ada beberapa ciri yang dapat ditemui

pada sebagian komunikasi. Menurutnya, bila dua orang atau lebih terlibat

dalam suatu komunikasi, tentu mereka melakukan komunikasi karena

beberapa alasan.
13

1. Mereka ingin mengatakan sesuatu. Maksudnya, dalam sebagian besar

komunikasi, orang mempunyai pilihan apakah dia akan berbicara atau

tidak.

2. Mereka mempunyai tujuan komunikatif. Pembicara mengatakan sesuatu

karena menginginkan sesuatu terjadi akibat dari apa yang mereka katakan.

3. Mereka memilih kode dari bahasa yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan

komunikasinya, mereka dapat memilih kata-kata yang tepat untuk tujuan

tersebut.

Kapan manusia mulai mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya?

tidak ada data otentik yang dapat menerangkan tentang hal itu. Hanya saja

diperkirakan bahwa kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan orang

lain secara lisan adalah suatu peristiwa yang berlangsung secara mendadak

(Cendi, 2017).

Kata “alat” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah sesuatu yang

dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau bisa juga disebut perkakas, perabotan

yang dipakai untuk mencapai maksud” (Depdikbud RI, 2021).

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin. Comunis yang artinya

membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antar dua orang atau

lebih. Komunikasi juga dari akar kata bahasa latin Communico yang artinya

membagi.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang

mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human

communication) bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses transaksi yang


14

menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun

hubungan antarsesama manusia, (2) melalui penukaran informasi, (3)

menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta (4) berusaha mengubah

sikap dan tingkah laku itu”.

Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum mewakili

semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun

sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran bahwa komunikasi

adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya,

sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi

menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan,

seni dan teknologi.

Telepon genggam sering disebut handphone (HP) atau telepon selular

(ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai

kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap,

namun dapat dibawa kemana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu

disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel.

Aktivitas adalah kegiatan. Aktivitas belajar dapat dilihat dari kegiatan dari

siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas belajar dapat dilihat dari

aktivitas fisik dan mental siswa selama proses pembelajaran dilakukan. Jika

siswa sudah terlibat secara fisik dan mental, maka siswa akan menikmati

suasana belajar yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar diperoleh

akan maksimal. Lebih lanjut dapat dijelasakn bahwa aktivitas belajar adalah

kagiatan yang dilakukan oleh siswa dalam peroses pembelajaran yang terdiri
15

dari gerakan, belajar pengetahuan, belajara memecahkan suatau masalah,

belajar informasi, belajar konsep, belajar keterampilan, serta belajar sikap

(Binmuslim, 2019).

Menurut Nana Sudjana belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang, baik pengetahuannya, sikap dan

tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya

reaksinya serta daya penerimanya (Sudjana, 2009).

Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan

lingkungannya yang mungkin mewujudkan pribadi, fakta, konsep ataupun

teori. Aktivitas belajar dapat terwujud apabila siswa terlibat belajar langsung

secara aktif.

Adapun indikator dari aktivitas penggunaan Smartphone sebagai sumber

belajar dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Sadirman, meliputi :

1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,

memperhatikan gambar, demonstrasi dan percobaan.

2. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, mendengarkan

percakapan, diskusi, musik dan pidato.

3. Writting Activitie, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, dan

diagram.

4. Oral Activities, seperti menyatakan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.

5. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganilisis, melihat hubungan, mengambil keputusan


16

6. Emotional Activities, seperti gembira, bersemangat, berani, tenang, gugup

(Sardiman, 2009).

Adapun kerangka pemikiran di atas dapat di lihat melalui skema kerangka

pemikiran berikut :

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran


F.

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian ini telah dinyatakan dalam

bentuk pertanyaan. Jadi Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai Jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiric

(Sugiyono, 2017). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Hipotesis Kerja (Ha) : Ada Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap

Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya

Baros
17

b. Hipotesis Nol (Ho) : Tidak Ada Pengaruh Penggunaan Smartphone

Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI

Mekarjaya Baros

Berdasarkan hipotesis di atas, bila tidak terdapat hubungan dan kontribusi

yang positif dan signifikan, maka Ha diterima, dan Ho ditolak. Begitu pula

sebaliknya bila terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan,

maka Ha diterima dan Ho ditolak.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam mendukung penelitian ini, peneliti berusaha semaksimal mungkin

melakukan penelitian pustaka, berupa karya terdahulu yang ada relevansinya

dengan topik yang diteliti. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian penulis antara lain sebagai berikut :

1. “Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Perilaku Antisosial dalam

Berkomunikasi Siswa SMP 22 Surabaya“ (Skripsi Khusnul Hotimah,

2016).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penggunaan smartphoneterhadap perilaku antisosial dalam berkomunikasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menyebar angket

kepada siswa SMPN 22 Surabaya . subjek penelitian ini berjumlah 92

responden, siswa kelas 1 sampai kelas 3 , dengan teknik pengambilan

sampel acak sederhana. Karya ilmiah ini disusun oleh Khusnul Hotimah

dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya pada

tahun 2016. Sedangkan yang digunakan oleh peneliti tujuan dalam

penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh aktivitas siswa

menggunakan handphone sebagai sumber belajar terhadap prestasi

kognitif.

18
19

2. “Hubungan Smartphone Pada Remaja dengan Interaksi Remaja-Orang Tua

Di SMK Muhammadiyah 2 Malang“ (Skripsi Rezky Prayogiatmo, 2017).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

pengunaan smartphone pada remaja dengan interaksi antara anak remaja

dengan orangtua. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sampel

sebanyak 119 siswa dari populasi dengan jumlah 1195 siswa. Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan

teknik analisis data menggunakan korelasi spearman.

3. “Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Keluasan Pergaulan Remaja

di SMAN 1 Manyar Gresik“ (Skripsi Abdul Bashir, 2016).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

smartphone terhadap keluasan pergaulan remaja di SMAN 1 Manyar

Gresik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dengan populasi

berjumlah 425 siswa yang kemudian diambil sampel sebesar 15 %. Jadi

sampel dari penelitian ini ada sekitar 64 siswa. Dengan teknik analisis data

menggunakan korelasi pearson (product moment). Penelitian ini disusun

oleh Abdul Bashir dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan

Ampel Surabaya pada tahun 2016.

Dari Ketiga Penelitian terdahulu diatas sangat berbeda dengan penelitian

ini baik dalam hal latar belakang, waktu dan tempat pelaksanaan. Namun, ada

juga beberapa tiitk persamaan dengan demikian judul yang diangkat oleh

peneliti yaitu dalam rangka melengkapi judul judul yang telah ada dengan

melakukan penelitian di MA YPI Mekarjaya Baros.


20

B. Penggunaan Smartphone

1. Pengertian Smartphone

Salah satu hasil kecanggihan teknologi komunikasi sekarang adalah

Smartphone. Smartphone saat ini sudah menjadi sebuah barang dengan

tingkatan kebutuhan tinggi yang penting bagi sebagian orang, dalam upaya

menunjang produktivitas kerja mereka. Hal ini disebabkan karena

smartphone bias digunakan dimana saja dan bisa dibawa kemana saja,

berbeda dengan komputer pc ataupun laptop yang ukurannya agak lebih

besar. Smartphone kelebihan utamanya adalah akses internet yang begitu

cepat dan canggih, kemudian menunjang aktivitas orang dalam melakukan

interaksi sosial.

Smartphone adalah telepon genggam dengan sistem operasi untuk

masyarakat luas, yang fungsinya tidak hanya untuk mengirim pesan teks

dan melakukan panggilan, tetapi pengguna dapat menambahkan aplikasi,

menambahkan fungsi atau melakukan perubahan sesuka hati. Dengan kata

lain, smartphone adalah komputer mini dengan fungsi telepon (Englard,

2007).

Saat ini, smartphone merupakan alat komunikasi yang banyak

digunakan di kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia. Pada

awalnya, ponsel hanya untuk komunikasi, dan zaman teknologi telah

berkembang untuk memungkinkan mereka mentransfer data dan

menambahkan aplikasi yang diinginkan. Penggunaan sarana komunikasi

saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok individu, kelompok maupun


21

organisasi. Saat ini, peran ponsel sudah menjadi kebutuhan utama sehari

hari.

Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of

Communication in Society yang dikutip oleh Werner J. Severin

mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In

Which Channel To Whom With What Effect? (Siapa yang mengatakan

dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?) (Littlejohn

Stephen & Foss, 2014).

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi

lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

a. Who (Komunikator)

Komunikator adalah individu, kelompok, organisasi, perusahaan

maupun negara yang memiliki informasi dan akan

mengkomunikasikan informasi yang ada dalam pemikiran

komunikator kepada penerima pesan.

b. Says What (Pesan)

Pesan atau berita yang harus diinformasikan komunikator kepada

komunikan. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal

yang terkandung unsur-unsur nilai, perasaan, gagasan atau maksud dari

komunikator tersebut. Simbol penting dalam komunikasi adalah kata

kata (bahasa) baik ucapan maupun tulisan.


22

c. In Which Channel (Media)

Media yaitu alat yang digunakan komunikator untuk menyampaikan

pesan. Manusia berkomunikasi pada dasarnya menggunakan dua

saluran, yaitu cahaya dan suara, walau kita juga dapat menerima pesan

menggunakan kelima indera kita

d. To Whom (Komunikan)

Komunikan atau yang kita sebut penerima pesan dapat kita sebut juga

sebagai sasaran/tujuan. Komunikan akan memproses informasi

tersebut untuk dijadikan menjadi gagasan.

e. With What Effect (Pengaruh)

Pengaruh yang terjadi pada komunikan setelah menerima informasi

atau pesan dapat disebut pengaruh. Pengaruh terhadap komunikan

berbedabeda atara satu individu dengan individu lainnya.

Menurut peneliti, proses komunikasi ditentukan oleh unsur-unsur

komunikasi. Komunikasi memiliki seorang komunikator yang merupakan

individu maupun kelompok yang tentunya memiliki informasi yang akan

diberikan kepada komunikan melalui berbagai media.

Komunikan juga mengalami pengaruh atas informasi yang diberikan.

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell di atas, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media

yang menimbulkan efek tertentu (Onong Uchjana Effendy, 2011).

Dari penjelasan teori komunikasi di atas, penulis mengambil dua

unsur komunikasi menurut Lasswell, yakni media dan pengaruh. Media


23

yang penulis teliti berupa media komunikasi smartphone. Media (channel)

adalah alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator kepada

komunikan. Sedangkan pengaruh atau dampak bagi pengguna media baru

dapat memberi/menerima informasi secara cepat, memungkinkan

berkomunikasi kapan pun dan dimana pun, memudahkan kehidupan

sehari-sehari baik dalam bidang pendidikan, bisnis, sosial, komunikasi

maupun politik.

2. Ciri – Ciri Dasar Smarphone

Ciri Ciri dasar Smartphone itu sendiri adalah antara lain :

a. Sistem Operasi

Ini merupakan ciri yang paling utama dari sebuah smartphone. Ponsel

bisa disebut smartphone apabila didalamnya sudah dibenamkan sebuah

sistem operasi. Contoh dari sistem operasi Android, Symbian,

Windows Mobile, dll.

b. Perangkat Keras

Setiap smartphone harus memiliki dukungan perangkat keras yang

mumpuni untuk dapat menjalankan sistem operasi yang telah

dibenamkan di dalamnya. Perangkatnya sama dengan sebuah PC

(Perangkat Computer) hanya saja dalam ukuran yang kecil.

c. Pengolah Pesan

Satu lagi hal yang didapat dalam smartphone yaitu pengolah pesan

yang lebih dari ponsel biasanya. Smartphone memiliki keunggulan

dalam mengolah pesan yaitu berupa pesan elekronik (email).


24

d. Dapat Mengakses Internet/Web

Kemampuan lain yang dimiliki oleh sebuah smartphone adalah bisa

digunakan mengakses web/internet dan konten yang disajikan di

broswernya, sudah hampir mendekati seperti layaknya kita mengakses

web lewat komputer.

e. Aplikasi

Hal yang membuat menyenangkan adalah smartphone dapat jelajahi

berbagai aplikasi asalkan aplikasi tersebut sesuai dengan sistem

operasi yang ada. Biasanya untuk memasang mendapatkan aplikasi

para produsen smartphone telah menyediakan tempat khusus untuk

berbelanja aplikasi.

f. Keyboard QWERTY

Ini adalah yang membuat tampilan smartphone terlihat begitu berbeda,

dia memiliki keyboard qwerty. Walau saat ini sudah banyak ponsel

biasa yang mengusung keyboard semacam ini. Namun keyboard

qwerty pertama kali diadopsi oleh smartphone.

g. Office

Kelebihan lainya adalah aplikasi pengolah data-data office. Setiap

smartphone memiliki kemampuan semacam ini yang dapat diperoleh

dengan menginstal apilkasi office. Aplikasi semacam ini dapat diinstal

sendiri ataupun bawaan dari pabrikan (Utomo, 2012).


25

Sebuah smartphone selalu dilengkapi dengan berbagai aplikasi atau

software yang tujuannya tentu saja untuk meningkatkan produktivitas dan

menunjang aktivitas sehari-hari. Misalnya membuat dan mengedit

dokumen Doc Word di smartphone. Dengan bantuan PDA ini, ponsel

pintar juga dapat mengaksesnya melalui Internet dan membuka serta

mengedit dokumen dalam file MS Word, MS Excel, MS Power Point dan

PDF (Noor, 2018).

Salah satu jenis teknologi media baru adalah smartphone. Smartphone

adalah jenis media yang dapat berbagi informasi dengan cepat melalui

layanan online-nya. Ponsel cerdas dapat menghubungkan orang dengan

fitur yang mendukung jarak jauh, seperti SMS, obrolan, telepon, dan Viber

(telepon dengan paket data internet) (Noor, 2018).

Pada pembahasan sebelumnya telah dikatakan bahwa smartphone

adalah komputer mini atau komputer jinjing. Perangkat dapat diakses

dengan cepat melalui Internet menggunakan komputer. Ponsel cerdas,

disebut komputer portabel, digunakan untuk jejaring sosial, grup berita,

milis, googling, mencari, dan mengakses situs web melalui Internet (Noor,

2018).

3. Fitur – Fitur Pada Smartphone Dalam Kegiatan Akademik

Adapun Fitur – Fitur Standar Pada Smartphone sebagai berikut :

Tabel 2.1 Fitur Fitur Standar Smartphone

No Kelompok Fitur Yang Keterangan


. Digunakan
1. Browser a. Google Chrome Browser merupakan program
b. Firefox atau aplikasi yang di rancang
26

c. Opera mini untuk menampilkan teks,


d. Safari gambar, dan juga dapat
digunakan untuk berbagai
macam interaksi pada saat
menjelajahi internet untuk
mengakses beragam
informasi misalnya mengenai
pendidikan, kesehatan, berita
terkini, bahkan memberikan
informasi mengenai letak
suatu lokasi.
2. Sosial media dan a. Facebook Menjalin komunikasi di dunia
komunikasi b. Twitter maya merupakan aktivitas
c. Instagram yang paling sering dilakukan
d. Wechat oleh semua orang. Bahkan
e. Skyp dikalangan guru dan siswa
f. Linkeding tidak terlepas dari sosial
g. Path media. Tidak hanya untuk
h. Whatsapp menjalin komunikasi, sosial
i. SMS media juga menjadi sumber
j. Telephone berita dan menjadi sarana
untuk bertukar data
3. Aplikasi a. Microsoft Office Smartphone menyediakan
Office/Document b. QuickOffice fitur guna membantu kita
Reader c. Polaris Office untuk membuka file dimana
dan kapan saja, file dalam
format doc, presentasi, excel,
hingga pdf. Tidak hanya bisa
membuka dokumen, tapi juga
bisa melakukan editing.
4. Penjadwalan Kalender Aplikasi ini dapat membuat
a. Jam sebuah daftar panjang
b. Alarm kegiatan yang ingin atau
c. Note harus dilakukan, dan fitur ini
d. Evernote akan mengingatkan
e. Memo penggunanya. Catatan yang
disimpan pun memungkinkan
penggunanya untuk
membagikan daftar kegiatan
dengan orang lain.
5. Perhitungan Kalkulator Siswa akan banyak
menggunakan kalkulator
sebagai teman mengerjakan
tugas ataupun menghitung
angka-angka statistika. Untuk
mempermudah dosen dan
27

mahasiswa dalam
menghitung angka,
smartphone menyediakan
fitur kalkulator.
6. Data a. Google Drive Sipasi kejadian data yang
b. Kontak diperlukan tapi lupa dibawa
c. Galeri dapat disiasati dengan
menyimpan data-data penting
terlebih dahulu atau lebih
tepatnya mengupload data ke
akun Dropbox. Terdapat pula
fitur kontak dan galeri yang
berfungsi untuk menyimpan
data berupa gabar dan nomor
telepon.
7. Dokumentasi a. Kamera Untuk melakukan
b. Video dokumentasi, baik berupa
c. Recorder gambar maupun suara.
8. Translator Kamus Fitur smartphone
menyediakan berbagai jenis
kamus mulai dari kamus
bahasa Indonesia-Inggris,
atau kamus besar bahasa
Indonesia, atau kamus bahasa
lainnya yang bisa di
download secara gratis.

4. Manfaat Smartphone

Adapun manfaat smartphone sebagai berikut:

a. Untuk Mempermudah Berkomunikasi

Smartphone adalah alat komunikasi, baik jarak dekat maupun jarak

jauh dan merupakan alat komunikasi lisan atau tulisan yang dapat

menyimpan pesan dan sangat praktis untuk dipergunakan sebagai alat

komunikasi karena bisa dibawa kemana saja. Sebab itulah Smartphone

sangat berguna untuk alat komunikasi jarak jauh yang semakin efektif
28

dan efisien, selain perangkatnya yang bisa dibawa kemana-mana dan

dapat dipakai di mana saja.

b. Untuk Meningkatkan Jalinan Sosial

Di samping sebagai alat komunikasi Smartphone tersebut dapat

berfungsi untuk meningkatkan jalinan sosial karena dengan

Smartphone seseorang bisa tetap berkomunikasi dengan saudara yang

berada jauh, agar selalu menjaga tali silaturahmi dan kerap kali

Smartphone ini juga digunakan untuk menambah teman dengan orang

lain.

c. Untuk Menambah Pengetahuan Tentang Kemajuan Teknologi

Alat komunikasi Smartphone merupakan salah satu buah hasil dari

kemajuan teknologi saat ini, maka Smartphone tersebut dapat

dijadikan salah satu sarana untuk menambah pengetahuan siswa

tentang kemajuan teknologi sehingga siswa tidak dikatakan menutup

mata akan kemajuan di era globalisasi saat ini, jika kita amati saat ini

feature Smartphone sangatlah lengkap sampai jaringan internet pun

sudah dapat diakses dari Smartphone. Hal tersebut dapat digunakan

siswa untuk mengetahui apa yang ada di sekeliling mereka dengan

catatan Smartphone itu digunakan dengan bijaksana.

d. Memudahkan Sarana Pendidikan Dengan Menciptakan Buku

Digital Yang Mudah Dan Praktis

Fungsi smartphone dapat mengakses aplikasi E-book (buku

elektronik). Tujuannya sebagai sumber materi pelajaran, sumber


29

belajar tidak hanya buku yang yang berbentuk fisik saja melainkan ada

yang berbentuk digital. Selain itu terdapat aplikasi E-Learning (metode

belajar praktis) sebagai sistem belajar, contohnya aplikasi Moodle.

Dengan E-Learning belajar tidak akan dibatasi oleh ruang dan waktu,

sehingga di luar kelas pun siswa tetap dapat mengakses.

e. Sebagai Alat Penghilang Stress

Salah satu manfaat tambahan dari Smartphone yaitu sebagai alat

penghilang stess. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa

hendphone saat ini sudah memliki feature yang sangat lengkap seperti

Mp3, video, kamera, permainan, televisi, radio, ruang Chatting dan

layanan internet. Sehingga feature tersebut dapat dijadikan seseorang

untuk menghilangkan stress (Kogoya, 2015).

5. Dampak Positif Dan Negatif Penggunaan Smartphone

Adapun dampak positif dari penggunaan smartphone adalah sebagai

berikut:

a. Dampak Positif

1) Sebagai alat komunikasi antara pelajar dan orangtua ataupun

sebaliknya serta dapat memperluas komunikasi dibelahan dunia

lainya.

2) Dapat memperoleh pengetahuan yang luas dengan cepat dan tepat.

3) Sebagai sarana pembelajaran yang baru dalam belajar.


30

4) Memberikan rasa virtual empati kepada temannya dengan adanya

fitur chattting dan media sosial didalam sebuah Smartphone

(Nikmah, 2015)

b. Dampak Negatif

Adapun dampak negatif dari penggunaan smartphone adalah

sebagai berikut :

1) Mengalami penurunan konsentrasi, anak mengalami penurunan

konsentrasi saat belajar. Konsentrasinya menjadi lebih pendek dan

tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Anak lebih senang

berimajinasi seperti dalam tokoh game yang sering ia mainkan

menggunakan smartphonenya.

2) Mempengaruhi kemampuan menganalisa permasalahan. Semakin

kedalam kita akan melihat bagaimana perilaku atau integritas anak

didik telah banyak berubah dengan adanya Smartphone, misalnya

dalam sebuah pelajaran matematika, kimia, fisika mereka apabila

dalam penyelesaian masalah berhitung langsung sigap

mengeluarkan Smartphone di dalam kantong mereka dan

menggunakan aplikasi kalkulator untuk mendapatkan hasil

perhitungan tanpa harus menganalisa dan ingin mendapatkan hasil

yang tepat, tentu ini gejala buruk bagi perkembangan nalar atau

logika berpikir siswa karena mereka tidak percaya dengan

pikirannya, lambat menggunakan pikiran atau nalar dan bahkan

faktor malas coret-coret karena lebih praktis dengan Smartphone.


31

3) Malas menulis dan membaca. Smartphone menjadikan anak malas

menulis dan membaca. Dengan perangkat smartphone, maka

aktivitas menulis menjadi lebih mudah, ini memengaruhi

keterampilan menulis anak. Tak hanya itu, perangkat visual pun

tampak lebih menarik dan menggoda, karena dapat

memperlihatkan sesuai dengan kenyataan. Akibatnya anak-anak

menjadi malas membaca. Sebab, membaca menuntut anak untuk

mengembangkan imajinasi dari kesimpulan yang dibaca.

4) Penurunan kemampuan bersosialiasi. Anak menjadi tidak peduli

dengan lingkungan sekitar serta tidak memahami etika

bersosialisasi. Dalam cara bersosialisai dan kehidupan pelajar.

Dengan adanya smartphone di tangan mereka etika dalam

bersosialisasi pun memudar, mereka sangat jarang bertegur sapa

dikehidupan nyata, mereka dengan mengandalkan sebuah

Smartphone sebagai sarana untuk berkomunikasi. Sebagai contoh

sikap dalam berinteraksi dengan guru seakan-akan tidak ada

perbedaan, rasa hormat hanya prilaku yang bersifat semu bahkan

cendrung bersifat subyektif. Mereka hanya menunjukan hormatnya

ketika mereka perlu (menghadap). terkadang acuh tak acuh dengan

guru yang ada disampingnya, sibuk memainkan smartphone.

5) Memberikan efek candu kepada pelajar. Ini kita bisa lihat sendiri

bagaimana siswa tidak dapat lepas dari handphonenya, dari bangun

tidur, makan, sampai mereka ketinggalan smartphone pun


32

merupakan suatu hal yang menakutkan bagi mereka, karena pelajar

sendiri telah terpengaruh dengan efek dari smartphone tersebut.

6) Mempengaruhi gaya hidup pada pelajar. Smartphone juga dapat

mempengaruhi gaya hidup seorang pelajar yaitu membuat pelajar

berprilaku konsumtif, ini bisa kita lihat dengan seringnya muncul

jenis handphone jenis baru, yang tidak hanya menawarkan

teknologi yang mutakhir tapi juga desain baru yang disesuaikan

dengan selera konsumen, sehingga menarik minat pengguna untuk

sering mengganti handphonenya.

7) Handphone dijadikan sarana berbuat curang. Masalah lebih

memprihatinkan lagi adalah dalam menjawab soal ulangan dengan

bantuan teman lewat SMS ataupun chatting dilayanan smartphone

(Nikmah, 2015).

C. Aktivitas Belajar Siswa

1. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas Belajar adalah pembelajaran yang dilaksanakan guru

sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, bertanya dan

mengungkapkan pikiran.

Martimis Yamin menjelaskan bahwa belajar adalah usaha siswa dalam

belajar untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam

pembelajaran, kualitas keterampilannya berubah dan meningkat, mis.

Misalnya. berani bertanya, mengemukakan pendapat, mendengarkan baik-

baik penjelasan guru dan menyelesaikan tugas tepat waktu (Yamin, 2007).
33

Aktivitas Belajar merupakan asas atau asas yang sangat penting dalam

interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain, tidak ada belajar jika tidak

ada tindakan, karena belajar pada hakekatnya adalah tindakan, perubahan

perilaku adalah tindakan (Sadirman, 2012).

Thorndike mengemukakan keaktifan anak dalam belajar dengan

hukum “Law of exircise” nya yang menyatakan bahwa belajar

memerlukan adanya latihan-latihan. Menurut Gagne and Birliner dalam

teori kognitif,“ belajar menunjukkan adanya jiwa yang mengolah

informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa

mengadakan transformasi”. Sedangkan Menurut teori ini anak memiliki

sikap aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu

untuk mencari, menentukan dan menggunakan pengetahuan yang telah

diperolehnya.

Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi,

merumuskan masalah, mencari dan menentukan fakta, menganalisis,

menafsirkan dan menarik kesimpulan. Aktivitas belajar adalah kegiatan

yang melibatakan seluruh panca indera yang dapat membuat seluruh

anggota tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar. Aktivitas

memegang peranan penting dalam mengajar, sebab pada dasarnya belajar

adalah perubahan tingkahlaku yang relatif tetap dan dilakukan secara

sengaja (Slameto, 2010).

Aktivitas belajar merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada belajar


34

jika tidak ada aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar mengajar tidak

mungkin berlangsung dengan baik. Mengaktifkan siswa pada dasarnya

adalah cara atu usaha untuk mengoptimalakan kegiatan belajar siswa

dalam proses pembelajaran.

Prinsip aktivitas yang diuraikan diatas berdasarkan pada pandangan

psikologi bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan

dan pengalaman siswa sendiri. Guru mempunyai tugas merangsang

keaktifan dengan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengelola

dan mencerna adalah siswa itu sendiri sesuai dengan kemampuan,

kemauan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses dari keaktifan siswa.

Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti siswa yang mendominasi

aktivitas pembelajaran, dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak,

baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan,

atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan

yang ada dalam kehidupan nyata, dengan belajar aktif ini, siswa diajak

untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran tidak lanya mental

akan tetapi juga melibatkan fisik (Hamruni & Ahmad, 2009).

Berdasarkan pendapat penulis, dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar

siswa adalah kegiatan siswa yang lebih mendominasi aktivitas

pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan ini mereka

secara aktif selalu berusaha meningkatkan mutu kemampuannya, seperti


35

berani bertanya, mengeluarkan pendapat, mendengarkan penjelasan guru

dengan baik, dan mengerjakan tugas dengan tepat waktu.

2. Prinsip – Prinsip Aktivitas Belajar Siswa

Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dalam hal ini akan dilihat dari

sudut pandang perkembangan konsepsi jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan

melihat unsur kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik, dapatlah

diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu.

Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka sudah barang tentu

yang menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang

melakukan aktivitas dalam belajar mengajar, yakni siswa dan guru

(Sadirman, 2012).

Ramayulis juga mengemukakan aktivitas belajar mencakup aktivitas

jasmani dan rohani. Berkaitan dengan hal tersebut Nasution juga membagi

ke dalam dua prinsip aktivitas belajar dan konsepsi tentang jiwa, yaitu

psike (jiwa) menurut ilmu jiwa lama dan dan psike menurut ilmu jiwa

modern (Nasution, 2012).

Aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa secara garis besar

dibagi menjadi dua pandangan yakni ilmu Jiwa Lama dan Ilmu Jiwa

Modern.

a. Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Lama

John Locke dengan jiwa dapat dimisalkan dengan kertas yang tak

bertulis (tabularasa), kertas itu kemudian mendapatkan coretan atau isi


36

dari luar (guru). Sedangkan menurut Herbart jiwa adalah keseluruhan

tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukum- hukum asosiasi.

Disinipun guru pulalah yang harus menyampaikan tanggapan-

tanggapan itu. Mengombinasikan kedua konsep tersebut jelas dalam

proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan.

Siswa terlalu pasif, sedangkan guru aktif dan segala inisiatif datang

dari guru. Siswa ibarat botol kosong yang diisi air oleh sang guru.

Aktivitas anak terutama terbatas pada mendengarkan mencatat,

menjawab pertanyaan bila guru memberi pertanyaan (Sadirman, 2012).

b. Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Lama

Menurut konsepsi modern jiwa manusia itu sesuatu yang dinamis,

memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak

didik itu juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong

oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai

organisme yang mempunyai dorongan untuk berkembang.

Tugas pendidik adalah membimbing anak untuk mengembangkan

bakatnya, dalam pendidikan anak harus aktif. Guru hanya dapat

menyediakan bahan pelajaran, akan tetapi yang mengolah dan

mencernanya adalah anak didik itu sendiri sesuai dengan bakat dan

latar belakang kemauan masing-masing (Sadirman, 2012).

3. Jenis – Jenis Aktivitas Belajar Siswa

Sekolah adalah salah satu tempat pusat kegiatan belajar. Dengan

demikian di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.


37

Banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas

siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja (Sadirman,

2012).

Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul

D. Dierich membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, masing-masing

adalah:

a. Kegiatan-Kegiatan Visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,

demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Kegiatan-Kegiatan Lisan (Oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan

mengajukan suatu pertanyaaq memberi saran mengemukakan

pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

c. Kegiatan-Kegiatan Mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau

diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan

radio Kegiatan menulis Menulis cerita me nulis laporan, memeriksa

karangan, bahan- bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes,

dan mengisikan angket.

d. Kegiatan-Kegiatan Menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

e. Kegiatan Metrik
38

Melakukan percobaan, melihat alat-alat, melaksanakan pameran,

menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

f. Kegiatan-Kegiatan Mental

Merenungkan, mengingatkan memecahkan masalah, menganalisis

faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

g. Kegiatan-Kegiatan Emosional

Minat membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan- kegitan

dalam kelompok ini ierdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu

sama lain (Hamalik, 2009).

Aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa dapat berbentuk fisik dan

psikis, seperti:

a. Mendengarkan

b. Memandang

c. Meraba, mencium dan mencicipi/mengecap

d. Menulis atau mencatat

e. Membaca

f. Mengamati table-tabel, Diagram-diagram, dan Bagan- bagan

g. Menyusun paper atau kertas kerja

h. Mengingat dan berfikir

i. Latihan atau praktek (Djamara, 2002).

Berdasarkan uraian tersebut jenis-jenis aktivitas belajar yang dilakukan

di sekolah begitu kompleks dan bervariasi. Aktivitas-aktivitas belajar


39

tersebut jika terlaksana secara baik dapat menciptakan suasana di sekolah

menjadi kondusif dan menyenangkan.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Siswa

Secara umum Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar pada

siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Untuk lebih jelasnya mengenai dua faktor tersebut sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Yaitu seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu yang belajar,

baik aspek fisiologis (fisik) maupun aspek psikologi (psikhis). Adapun

penjelasan mengenai aspek fisik maupun psikologis adalah sebagai

berikut:

1) Aspek fisik (fisiologis) adalah orang yang belajar membutuhkan

fisik yang sehat. Fisik yang sehat akan mempengaruhi seluruh

jaringan tubuh sehingga aktivitas belajar tidak rendah. Keadaan

sakit pada fisik/tubuh mengakibatkan cepat lemah, kurang

bersemangat, mudah pusing dan sebagaianya. Oleh karena itu agar

seseorang dapat belajar dengan baik maka harus manjaga

kesehatan dirinya.

2) Aspek psikis (psikologi), ada delapan faktor psikologis yang

mempengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas belajar.

Adapun faktor-faktor psikologis sebabagi berikut:

a) Perhatian, adalah keaktifan jiwa yang mengarahkan kepada

suatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya. Makin


40

sempurna perhatian yang menyertai aktivitas maka akan

semakin sukseslah aktivitas belajar itu. Oleh karena itu, guru

seharusnya selalu berusaha untuk menarik perhatian peserta

didiknya agar aktivitas belajar mereka sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

b) Pengamatan adalah cara mengenal dunia riil, baik dirinya

sendiri maupun dengan lingkungan dengan segenap panca

indera. Karena fungsi pengamatan sangat sentral, maka alatalat

pengamatan yaitu panca indera perlu mendapatkan perhatian

yang optimal dari pendidik, sebab tidak berfungsinya panca

indera akan berakibat terhadap jalannya usaha pendidikan pada

peserta didik.

c) Tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengamatan, objek

yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu

pengamatan.

d) Fantasi adalah sebagai kemampuan jiwa untuk membentuk

tanggapan-tanggapan atau banyangan- banyangan baru.

Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari

keadaan-keadaan yang akan mendatang. Dengan fantasi ini,

maka dalam belajar akan memiliki wawasan yang lebih longgar

karena dididik untuk memahami diri atau pihak lain.

e) Ingatan (memori) adalah kekuatan jiwa untuk menerima,

menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Dengan adanya


41

kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada

suatu indikasi bahwa manusia mampu untuk menyimpan, dan

menimbulkan kembali dari sesuatu yang pernah dialami

(Ahmadi, 2015).

b. Faktor Eksternal

Menurut Ngalim Purwanto faktor eksternal terdiri atas: 1) keadaan

keluarga, 2) guru dan metode mengajar, 3) sarana dan prasarana, 4)

motivasi sosial, dan 5) lingkungan.

Menurut Sanjana menyebutkan beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran yang berorientasi

pada aktivitas belajar siswa sebagai berikut :

1) Guru

Guru merupakan ujung tomabak dalam proses pembelajaran yang

sangat mempengaruhi keberhasilan aktivitas belajar siswa karena

guru berhadapan langsung dengan siswa. Beberapa yang yang

mempengaruhi keberhasilan aktivitas belajar siswa yang ada pada

guru antara lain: kemapuan guru, sikap profesionalitas guru, latar

belakng pendidikan guru, dan pengalama belajar.

2) Sarana Belajar

Keberhasilan implementasi pembelajaran berorientasi aktivitas

siswa juga depengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar, yang

termasuk ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas dan setting

tempat duduk siswa, media pembelajaran, dan sumber belajar.


42

3) Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar merupakan faktor lain yang dapat

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang berorientasi

aktivitas siswa. Ada dua faktor lingkungan belajar yaitu lingkungan

fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik meliputi keadaan

dan kondisi sekolah, misalanya jumlah ruang kelas, perpustakaan,

laboratorium, kantin, kamar mandi serta lokasi sekolah itu berada

(Sanjaya, 2008).

Lingkungan psikologis adalah iklim sosial yang berada di

lingkungan sekolah itu. Misalnya keharmonisan hubungan antara guru

dengan guru, antara guru dengan kepala sekolah, termasuk

keharmonisan antara pihak sekolah dengan masyarakat dan orang

tua/wali murid.

Menurut Mulyasa ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan

untuk membangkitkan aktivitas belajar peserta didik antara lain:

1) Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topik yang

dipelajarinya menarik, dan bermanfaat bagi dirinya.

2) Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan disampaikan

oleh peserta didik sehingga mereka mengetahui tujuan

pembelajaran hari ini. Peserta didik juga dapat dilibatkan dalam

penyusunan tujuan.

3) Peserta didik harus diberitahu tentang kompetensi pembelajaran,

dan hasil belajarnya.


43

4) Pemberian hadiah dan pujian lebih baik daripada hukuman, namun

sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan

5) Manfaatkan, sikap, cita-cita, rasa ingin tahu, dan ambisi peserta

didik.

6) Usahakan untuk memperhatikan perpedaan karakter individual

peserta didik, misalnya perbedaan kemampuan, latar belakang dan

sikap terhadap sekolah atau subjek tertentu.

7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan

memperhatikan kondisi fisik, memberi rasa aman, menunjukkan

bahwa guru memberhatikan peserta didik, mengatur kegiatan

belajar yang sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik pernah

memperoleh kenyamanan dan kepuasan serta mengarahkan

pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai

prestasi dan mempunyai rasa kepercayaan diri (Mulyasa, 2014).

D. Pembelajaran Fiqih

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam kegiatan belajar

mengajar. Sebelum menjelaskan pengertian pembelajaran fiqih, penulis

akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai pembelajaran (Depdikbud RI,

2021).

Secara bahasa kata pembelajaran mempunyai imbuhan pe- dan -an

yang berarti “proses cara menjadikan orang makhluk hidup untuk belajar”.

Sedangkan secara istilah pembelajaran adalah tahapan perubahan individu


44

yang relative menetapkan sebagi hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2010).

Menurut moh. uzer usman “pembelajaran adalah suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsug dalam situasi edukatif untuk untuk

mencapai tujuan tertentu” (Usman, 2009).

Interaksi dalam pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhinya

baik faktor internal yang datang dari individu maupun faktor eksternal

yang datang dari lingkungan peserta didik. Maka dari itu seorang pendidik

dengan mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar

maka bagaimana seorang pendidik bisa memberi dukungan yang berupa

motivasi dan dukungan semangat kepada peserta didik untuk selalau

menumbuhkan semangat belajar mereka disaat peserta didik mendapat

hambatan dari luar sebagai penghambat mereka untuk belajar.

Jadi fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syar’iyyah

yang berhubungan dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan

atau perbuatan. Sehingga pembelajaran mata pelajaran fiqih adalah proses

belajar untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, serta dapat

meningkatkan kemampuan yang didapat dari pengalaman proses

pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Hal ini sesuai dengan komponen pembelajaran secara kontestual

bahwa dengan mengaitkan materi pembelajaran yang terdapat dalam


45

kehidupan seharihari atau kehidupan nyata maka proses pembelajaran

menjadi bermakna dan membekas di fikiran mereka selamanya.

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran fiqih adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

pendidik dalam rangka memahami konsep fiqih yang utuh secara

sempurna, sehingga pesera didik mampu menerapkan hukum mawaris

dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran fiqih sebagai bagian

pendidikan Agama Islam (PAI) yang diterapkan bahwa pendidikan Agama

Islam.

2. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah merupakan salah satu mata

pelajaran pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah,

terutama tentang pengenalan dan pemahaman cara-cara pelaksanaan rukun

Islam dan pembiasaanya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih

muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana yang

bedasarkan tentang ketentuan makanan dan minuman antara yang halal

dan haram, khitan, aqiqoh, kurban, serta tata cara jual beli dan pinjam

meminjam.

Mata pelajaran fiqih dapat memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk mempraktikan dan menerapkan rukun islam dalam kehidupan

sehari-hari sebagai perwujudan keserasian dan keseimbangan hubungan

antara manusia dengan Allah swt, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
46

makhluk hidup ataupun dengan lingkunganya. Mata pelajaran fiqih di

Madrasah Aliyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:

a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik

yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan baik

dan benar sebagi perwujudan dari ketaatan menjalankan ajaran Agama

Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah swt, dengan diri

manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainya maupun

hubungan dengan lingkungannya

Dari pengetahuan dan pemahaman tentang materi pembelajaran fiqih

diharapkan bisa menjadi pedoman hidup dalam kehidupan sosial,

pengalaman yang mereka miliki diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan

menjalankan hukum Islam, serta mempunyai tanggung jawab dan disiplin

yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial, jadi dalam

pemahaman pengetahuan serta pengalaman dalam kehidupan.

3. Ruang Lingkup Fiqih

Ruang lingkup Fiqih di Madrasah Aliyah meliputi: keserasian,

keselarasan dan kesinambungan antara:

a. Hubungan manusia dengan Allah swt

b. Hubungan manusia dengan sesamanya

c. Hubungan manusia dengan alam semesta dan lingkunganya


47

Adapun lingkup bahan mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah

terfokus pada aspek:

a. Fiqih ibadah yang menyangkut; pengenalan dan pemahaman tentang

cara pelaksanaan rukun Islam yang benar-benar baik seperti; tata cara

toharoh, sholat, puasa, zakat dan haji bila mampu

b. Fiqih muamalah yang menyangkut; memahaman dan pengenalan

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman halal dan haram,

khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014).

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu metode yang diarahkan untuk dapat meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dalam penelitian

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

membuat deskripsi menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antarfenomena yang

diselidiki.

Selain itu, tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat atau hubungan antar fenomena yang diselidiki.

48
49

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono mengemukakan populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i di MA YPI Mekarjaya

Baros Arjasari. Populasi yang diambil 105 siswa/i.

2. Sampel

Ridwan mengatakan bahwa: “sampel” adalah bagian dari populasi.

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar contoh,

apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya,

sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

subjeknya besar, dapat diambil Antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau

lebih (Sugiyono, 2014).

Dalam penelitian ini, besarnya jumlah sampel diambil memakai rumus

slovin sebagai berikut :

n=N/(1+Ne2)

Keterangan :

N = Jumlah populasi

n = Jumlah sampel

49
50

E = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan

sampel 15% atau 0,15

Maka dapat dihitung sampel nya ialah :

N = 105 /(1+105 (0.15)2) 3,3625

N = 105 / 3,3625 = 31,22

Dari perhitungan rumus tersebut didapatkan hasil sampel dengan

jumlah 31,22 yang apa dibulatkan menjadi 31. Sehingga jumlah sampel

yang didapatkan adalah 31 orang peserta didik di MA YPI Mekarjaya

Baros Arjasari.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang objektif dan valid, maka peneliti

menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang

dilakukan melalui proses membaca, mempelajari dan meneliti literatur

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan

secara langsung ke subjek penelitian dengan menggunakan instrumen

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data apabila

sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara

sistematis, serta dapat diarahkan kendalanya (Arifin, 2014).

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka

mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil

50
51

perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari

adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi

yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial

dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat

(Sugiyono, 2017).

Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti, baik

untuk mengumpulkan data tentang kegiatan di MA YPI Mekarjaya

Baros Arjasari.

b. Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan

menganalisa masalah yang ada dan di butuhkan dalam penilitian ini.

Jenis wawancara digunakan dengan cara tanya jawab yang dilakukan

terarah untuk mengumpulkan data yang relevan secara langsung antara

pewawncara (interviewer) dengan orang yang diwawancarai

(interviewee) (Arifin, 2014).

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data tentang sejarah

sekolah MA YPI Mekarjaya Baros Arjasari, Visi dan Misi MA YPI

Mekarjaya Baros Arjasari, lokasi MA YPI Mekarjaya Baros Arjasari,

Sktruktur Guru MA YPI Mekarjaya Baros Arjasari, Jumlah Siswa di

MA YPI Mekarjaya Baros Arjasari, kegiatan intra dan ekstrakurikuler.

Alasan penulis menggunakan wawancara karena ada beberapa data

51
52

yang tepat dikumpulkan hanya dengan wawancara sehingga data yang

diperoleh akan lebih lengkap dan jelas.

c. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014).

d. Angket

Bahwasanya angket adalah salah satu suatu alat untuk

mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan

paham dalam hubungan kausal (Arifin, 2014).

Penyebaran angket terhadap sejumlah siswa di kelas VIII yang

dijadikan sampel ini dimaksudkan untuk mendapatkan data di

lapangan yang bersifat kuantitatif yang mencakup indikator-indikator

dari variabel penelitian.

Quisioner yang disusun oleh peneliti didasarkan pada hasil

penjabaran variabel penelitian pada tiap variabel dengan 15 item

pertanyaan yang mana pada tiap item disediakan alternatif jawaban

yang antara lain: Selalu nilainya 5 (SL), untuk jawaban Sering nilainya

4 (SR), untuk jawaban jarang nilainya 3 (JR), untuk jawaban Sangat

Jarang nilainya 2 (SJR) dan untuk jawaban Tidak Pernah nilainya 1

(TP).

52
53

D. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto instrument adalah Alat bantu yang digunakan

dalam mengumpulkan data itu. Instrument dalam penelitian ini adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.

Adapun peneliti menggunakan metode observasi, angket dan dokumentasi.

1. Rancangan Kisi-Kisi Angket

Kisi-kisi adalah sebuah table yang menunjukan hubungan anatara hal-

hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam

kolom. Kisi-kisi penyusunan instrument menunjukan kaitan antara

variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil,

metode yang digunakan dan instrument yang disusun (Arikunto, 2010).

Adapun kisi-kisi instrument yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari kisi-kisi umum dan kisi-kisi khusus. Pengertian dari kedua kisi-

kisi instrument tersebut adalah:

a. Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan

semua variabel yang akan diukur, dilengkapi dengan semua

kemungkinan sumber data, semua metode dan instrument yang

mungkin dapat dipakai.

b. Kisi-kisi khusus adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambaran

rancangan butir-butir yang akan disusun untuk sesuatu instrument.

Adapun Kisi-Kisi Instrumen Angket Di MA YPI Mekarjaya Baros

Arjasari adalah sebagai berikut berikut :

53
54

Tabel 3.1 Kisi Kisi Instrumen Penggunaan Smartphone

Variabel Indikator - Indikator Nomor Soal


Intensitas Penggunaan
Smartphone 1,2,3
PENGGUNAAN
SMARTPHONE
Fungsi Penggunaan 4,5,6,7,8,9,
Smartphone 10,11,12,13,14,15,

Adapun Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Belajar Siswa MA YPI Mekarjaya

Baros Arjasari adalah sebagai berikut berikut :

Tabel 3.2 Kisi Kisi Instrumen Aktivitas Belajar Siswa

Variabel Indikator – Indikator Nomor Soal

Memperhatikan Pelajaran Guru 1,2,3


AKTIVITAS
BELAJAR

Mengajukan Pertanyaan 4,5,6


SISWA

Mengerjakan Tugas Dalam Kelompok 7,8,9


Mendengarkan Percakapan Dalam Diskusi Kelompok 10,11,12
Memecahkan Masalah 13,14,15

E. Teknik Pengujian Data

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefesien

kolerasi hitung dengan nilai r tabel, jika melihat r tabel dengan jumlah

sampel n=50 maka di dapat r tabel sebesar 0,235 (lihat tabel Spearman

rho). Untuk interprestasi terhadap koefesien,apabila diperoleh r hitung ≥ r

tabel,atau nilai probabilitas (signifikan) ≤ 0,05 dapat disimpulkan bahwa

butir angket termasuk dalam kategori valid. Sebaliknya apabila diperoleh r

hitung ≤ r tabel,atau nilai probabilitas (signifikan) ≥ 0,05 dapat

54
55

disimpulkan bahwa butir angket termasuk dalam kategori tidak valid

(Qomusuddin, 2019).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item-item yang sudah teruji

validalitas nya, sehingga item yang tidak valid tidak diikutsertakan. Lalu

membandingkan nilai Cronbach Alpha dengan nilai indeks koefesien

reliabilitas.

Indikator pengukuran reliabilitas yang membagi tingkatan reliabilitas

dengan kritera sebagai berikut : jika alpha atau r hitung:

a. 0,8 – 1,0 = Reliabilitas baik

b. 0,6 – 0,799 = Reliabilitas diterima

c. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

(Qomusuddin, 2019).

3. Uji Asumsi

Uji asumsi digunakan untuk memberikan uji awal terhadap suatu

instrument yang digunakan dalam pengumpulan data, bentuk data, dan

jenis data yang akan diproses lebih lanjut dari suatu kumpulan data awal

yang telah diperoleh, sehingga syarat untuk mendapatkan data yang tidak

biasa menjadi terpenuhi. Ada dua pengujian dalam uji asumsi yakni :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program

SPSS Windows Versi 20. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-

55
56

smirnov, krterianya adalah signifikasi untuk uji dua sisi hasil

perhitungan ≥ 0,05 berarti berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program

SPSS Windows Versi 20. Dengan menggunakan taraf signifikan 5%

maka suatu variabel memiliki hubungan linier dengan variabel lainnya.

Jika nilai signifikasinya ≤ 0,05.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kolerasi

Analisis kolerasi dapat di artikan untuk mengetahui derajat hubungan

antara variabel-variabel,ukuran derajat hubungan tersebut dinamakan

koefesien kolerasi, yang dilambangkan dengan nilai r xy

Tabel 3.3 Interpretasi koefisien kolerasi nilai r


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Cukup Kuat
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1000 Sangat Kuat

2. Analisis Regresi

Analisis regresi adalah bentuk hubungan fungsional antara variabel

variabel. Hubungan antar variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk

persamaan matematis yaitu : Y = a + bX

56
57

Keterangan :

Y = Nilai yang di prediksi (terikat)

X = Nilai variabel predictor (bebas)

a = Bilangan konstan

b = Bilangan koefesien predictor

3. Uji Hipotesis

Peneliti mengggunakan hipotesis hubungan (Asosiatif), Hipotesis

asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang

hubungan antara dua variable atau lebih untuk mengtahui Apakah Ada

Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros Atau Tidak. Hipotesis

statistiknya adalah :

H0 = p = 0

H1 = p ≠

57
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum MA YPI Mekarjaya Baros

a. Letak Geografis MA YPI Mekarjaya Baros

MA YPI Mekarjaya Baros terletak di Kp. Cibadak Rt02 Rw012

Ds. Mekarjaya Kec. Arjasari Kab. Bandung Jawa Barat 40381 (MA

YPI Mekarjaya Baros, 2023).

2. Profil MA YPI Mekarjaya Baros

a. Sejarah Sekolah

MA YPI Mekarjaya terletak di kp Cibadak RT 02/12. Desa

Mekarjaya dalaKecamatan Anjasari Kabupaten Bandung. Tahun 1999

Yayasan Pesantren Islam mendirikan Madrasah Aliyah YPI Mekarjaya

dengan menunjuk ibu Dede Komala Spd sebagai Kepala Sekolah

pertama yang memangku jabatan priode 1999 sampai 2001 lalu di

gantikan oleh bpk Undang BA.SpdI beliau hanya beberapa bulan dan

di gantikan oleh bpk Ajang Sugandi Yakub priode 2001 sampai 2011

dan di gantikan oleh bpk Alit Sudianta S.Pd proide 2011 sampi 2012

memangku jabatan hanya satu semester dan terakhir di pegang oleh

bpk Adi Sudiana S.Ag sampai sekarang.

Pertama berdiri kegiatan pembelajaran menumpang atau bergabung

dengan MTS YPI Mekarjaya dengan hanya satu rombel, tahun

58
59

2000 menambah 1 rombel lagi menja di 2 rombel dan tahun 2001

bertambah 1 rombel lagi dan menjadi 3 rombel.tahun 2002 mulai

mengeluarkan lulusan yang pertama dengan setatus menginduk ke MA

swasta YPKM al hidayah,menginduk ke MA YPKM al hidayah sam

pai tahun 2006 dan di bulan Desember 2006 sudah bisa mandiri

dengan mendapatkan izin oprasional dan sekaligus akreditasi.

b. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : MA YPI Mekarjaya Baros

Alamat Sekolah : Kp. Cibadak Rt02 Rw012

Desa/Kelurahan : Mekarjaya

Kecamatan : Arjasari

Kota/Kabupaten : Kabupaten Bandung

Provinsi : Jawa Barat

Status Gedung : Swasta

Permanen/Semi Permanen : Permanen

NPSN : 20280000

NSS : 13123204002

Akreditasi : “B”

E-mail : dhoeddiens@gmail.com

3. Visi Dan Misi MA YPI Mekarjaya Baros

a. Visi

Visi MA YPI Mekarjaya Baros adalah “TETAP”


60

Indikator Visi :

1) Tercapai Lulusan Yang Berkualitas.

2) Efektip Dan Selektif Dalam Berbakti Terhadap Agama Dan

Bangsa Terwujudnya Manusia Seutuhnya

3) Amanah

4) Peduli Pada Lingkungan,Orentasi Kedepan Meraih Kebahagiaan

Dunia Dan Akhirat

b. Misi

1) Terampil Dalam Merefleksikan Ilmu Yang Di Dapat Dengan

Mempertimbangkan Kondisi Objektif Untuk Menciptakan

Atmosfir Pendidikan Yang Ideal

2) Efektip Dalam Menggali Potensi Yang Lebih Baikguna

Tercapainya Tujuan Yang Di Harapkan

3) Gesit Dalam Membimbing Dan Mengarahkan Peserta Didik

Kearah Yang Lebih Baik

4) Aktifitas Kegiatab Belajar Dan Mengajar Kondusif

5) Rajin Menjalin Hubungan Kerjasama Yang Baik Antarsekolah

Dengan Masyarakan Dan Dengan Pemerintah

4. Keadaan Guru Dan Karyawan

MA YPI Mekarjaya Baros memiliki tenaga pengajar dan petugas

lainnya sebanyak 25 orang. Untuk melihat datanya terlampir pada tabel di

bawah ini :
61

Tabel 4.1 Daftar Guru, Wali Kelas Dan Staff Di MA YPI


Mekarjaya Baros

No Nama Status Kepegawaian Jabatan

1 Aman Supratman, S.Hut GTY/PTY Kepala sekolah

2 Amelia Dewi Mustika, S.Pd Guru Honor Sekolah Guru Mapel Matematika

3 BambangFirmansyah, S.Pd. GTY/PTY Guru Mapel Bhs.Indonesia

4 Cecep Abdul Patah, S.Pd GTY/PTY Guru Mapel Bhs. Inggris

5 Cucu Karlina, S.S.I GTY/PTY Guru Mapel Biologi

6 Dian Rahayu Ekawati GTY/PTY Perpustakawan

7 Dina Nurfadilah, S.Pd Guru Honor Sekolah Guru Mapel IPS

8 Endang Saepuloh, S.Pd.I Guru Honor Sekolah Guru Mapel PAI

9 Epa Laela, A.Md GTY/PTY Bendahara

10 Euis Sri Mulyani, S.Kom.I Guru Honor Sekolah Guru BK

11 Handri Ramdani, S.Pd Guru Honor Sekolah Guru Mapel PKN

12 Irmansyah, S.Pd GTY/PTY Guru Mapel PJOK

13 Jubaedah, S.Pd GTY/PTY Guru Mapel IPS

14 Leni Ernawati, S.Pd GTY/PTY Guru Mapel Biologi

15 Nurkamila, S.Pd. GTY/PTY Guru Mapel Bhs. Dan Seni

16 Ratna Wulan, S.E GTY/PTY Bendahara

17 Riana Sopiarni, S.Pd GTY/PTY Guru Mapel Bhs. Indonesia

18 Ronita, S.Pd Guru Honor Sekolah Guru TIK

19 Sona Sanjaya, S.Sn Guru Honor Sekolah Guru Mapel Seni Budaya
62

20 Willys Amelia. A.Md GTY/PTY TU

21 Yeni Nuraeni, S.Pd Guru Honor Sekolah Guru Mapel Matematika

22 Yopi Siti Shofariah, S.Pd GTY/PTY Guru Mapel Bhs. Inggris

23 Heni Kurniasari, S.Pd. Guru Honor Sekolah Guru Mapel Prakarya

Tabel 4.2 Daftar Wali Kelas Di MA YPI Mekarjaya Baros

No. Kelas Wali Kelas


1 XA Dina Nurfadilah, S.Pd
2 XB Nurkamila, S.Pd.
3 XI A Amelia Dewi Mustika, S.Pd
4 XI B Endang Saepuloh, S.Pd.I
5 XII A Cucu Karlina, S.Si
6 XII B Handri Ramdani, S.Pd

5. Keadaaan Siswa MA YPI Mekarjaya Baros

Tabel 4.3 Jumlah Siswa MA YPI Mekarjaya Baros

Jumlah siswa
Kelas Rombel Keterangan
L P Jml

X 2 43 36 79

XI 2 39 36 75

XII 2 24 38 62
63

Jumlah 6 106 110 216

6. Keadaan Sarana Dan Prasarana

Adapun sarana yang menunjang proses pembelajaran di MA YPI

Mekarjaya Baros adalah:

Tabel 4.4 Sarana Dan Prasarana Di MA YPI Mekarjaya Baros

No. Nama Sarana/Prasarana Jumlah Keterangan


1 Ruang Kepala Sekolah 1 BAIK
2 Ruang Guru 1 BAIK
3 Ruang TU 4 BAIK
4 Ruang Kamar Mandi 4 BAIK
5 Ruang Kelas 4 BAIK
6 Ruang Laboratorium Komputer 1 BAIK
7 Ruang Perpustakaan 1 BAIK

B. Temuan Penelitian

1. Hasil Penelitian Mengenai Penggunaan Smartphone (X)

Untuk memperoleh data mengenai Penggunaan Smartphone di MA

YPI Mekarjaya Baros. Selain menggunakan teknik wawancara, data juga

diperoleh melalui analisis pokok dengan menggunakan soal test tertulis,

dan teknik angket yang disebarkan kepada setiap responden untuk diisi

sesuai pilihannya.

Untuk memudahkan dalam menentukan skor bagi tiap responden yang

memilih jawaban atas item angket tersebut, penulis menentukan skor

untuk masing-masing pilihan angket. Untuk variable X ini setiap item

angket disediakan lima jawaban yang disusun secara berjenjang mulai dari

kriteria yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Prinsip ini

memperlihatkan bahwa bagian setiap responden yang memilih jawaban


64

Selalu nilainya 5 (SL), untuk jawaban Sering nilainya 4 (SR), untuk

jawaban jarang nilainya 3 (JR), untuk jawaban Sangat Jarang nilainya 2

(SJR) dan untuk jawaban Tidak Pernah nilainya 1 (TP).

Secara spesifik item dapat dilihat melalui gambaran data per-item

pertanyaan perhatian orang tua yang diklasifikasikan kedalam lima

kategori yaitu “Selalu, Sering, Jarang, Sangat Jarang, dan Tidak

Pernah”,dan perhitungannya menggunakan Aplikasi IBM SPSS Versi 25.0

sehingga skor dapat ditentukan sebagai berikut:

a. Tabel 4.5 X1 (Saya menggunakan smartphone lebih dari 3 jam dalam

sehari)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 21 67,7%
2 4 Sering 19 32,3%
3 3 Jarang 0 0%
4 2 Sangat Jarang 0 0%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat di deskripsikan mengenai tanggapan

responden tentang “Saya menggunakan smartphone lebih dari 3

jam dalam sehari” dimana 67,7% responden menyatakan Selalu,

kemudian 32,3% responden menyatakan Sering. Sehingga dapat

dikatakan bahwa sebagian responden menyatakan Selalu.

b. Tabel 4.6 X2 (Saya menggunakan smartphone sekitar 2 – 3 jam dalam


sehari)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 8 25,8%
65

2 4 Sering 11 35,5%
3 3 Jarang 10 32,3%
4 2 Sangat Jarang 2 6,5%
5 1 Tidak Pernah 0 1,9%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.6, dapat di deskripsikan mengenai tanggapan

responden tentang “Saya menggunakan smartphone sekitar 2 – 3

jam dalam sehari”, dimana 25,8% responden menyatakan Selalu,

kemudian 35,5% responden menyatakan Sering, lalu 32,3% responden

menyatakan Jarang, dan 6,5% sisanya menyatakan Sangat Jarang.

Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian responden menyatakan

Sering.

c. Tabel 4.7 X3 (Saya menggunakan smartphone kurang dari 2 jam

dalam sehari)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 14 45,2%
2 4 Sering 16 51,6%
3 3 Jarang 1 3,2%
4 2 Sangat Jarang 0 0%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat di deskripsikan mengenai tanggapan

responden tentang “Saya menggunakan smartphone kurang dari 2

jam dalam sehari“, dimana 45,2% responden menyatakan Selalu,

kemudian 51,6% responden menyatakan Sering, lalu 3,2% responden


66

menyatakan Jarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian

responden menyatakan Sering.

d. Tabel 4.8 X4 (Saya menggunakan smartphone setiap hari)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 22 71%
2 4 Sering 9 29%
3 3 Jarang 0 0%
4 2 Sangat Jarang 0 0%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.8, dapat di deskripsikan mengenai tanggapan

responden tentang “Saya menggunakan smartphone setiap hari”,

dimana 71% responden menyatakan Selalu, kemudian 29% responden

menyatakan Sering. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian

responden menyatakan Selalu.

e. Tabel 4.9 X5 (Saya bermain smartphone sampai larut malam)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 18 58,1%
2 4 Sering 7 22,6%
3 3 Jarang 4 12,9%
4 2 Sangat Jarang 2 6,5%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.9, dapat di deskripsikan mengenai tanggapan

responden tentang “Saya bermain smartphone sampai larut

malam“, dimana 58,1% responden menyatakan Selalu, kemudian


67

22,6% responden menyatakan Sering, lalu 12,9% menyatakan Jarang

dan 6,5% menyatakan Tidak Pernah. Sehingga dapat dikatakan bahwa

sebagian responden menyatakan Selalu.

f. Tabel 4.10 X6 (Saya menggunakan smartphone untuk mengirim

pesan/ SMS kepada seseorang)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 14 45,2%
2 4 Sering 14 45,2%
3 3 Jarang 3 9,7%
4 2 Sangat Jarang 0 0%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.10, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Saya menggunakan smartphone

untuk mengirim pesan/ SMS kepada seseorang“, dimana 45,2%

responden menyatakan Selalu dan Sering, kemudian 9,7% responden

menyatakan Jarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian

responden menyatakan Selalu dan Sering.

g. Tabel 4.11 X7 (Saya menggunakan smartphone untuk menelpon

seseorang)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 13 41,9%
2 4 Sering 15 48,4%
3 3 Jarang 3 9,7%
4 2 Sangat Jarang 0 6,5%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)
68

Berdasarkan Tabel 4.11, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Saya menggunakan smartphone

untuk menelpon seseorang“, dimana 41,9% responden menyatakan

Selalu lalu 48,4% menyatakan Sering, kemudian 9,7% responden

menyatakan Tidak Pernah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian

responden menyatakan Sering.

h. Tabel 4.12 X8 (Saya asik menggunakan smartphone untuk

mengobrol/komunikasi dengan teman)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 9 29%
2 4 Sering 12 38,7%
3 3 Jarang 9 29%
4 2 Sangat Jarang 1 3,2%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.12, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Saya asik menggunakan smartphone

untuk mengobrol/komunikasi dengan teman“, dimana 29%

responden menyatakan Selalu dan Jarang lalu 38,7% menyatakan

Sering, kemudian 3,2% responden menyatakan Sangat Jarang.

Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian responden menyatakan

Sering.

i. Tabel 4.13 X9 (Saya menggunakan smartphone untuk bertukar

jawaban tugas sekolah di rumah)


69

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 18 58,1%
2 4 Sering 12 38,7%
3 3 Jarang 1 3,2%
4 2 Sangat Jarang 0 0%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Saya menggunakan smartphone

untuk bertukar jawaban tugas sekolah di rumah“, dimana 58,1%

responden menyatakan Selalu, lalu 38,7% menyatakan Sering,

kemudian 3,2% responden menyatakan Jarang. Sehingga dapat

dikatakan bahwa sebagian responden menyatakan Selalu.

j. Tabel 4.14 X10 (Melalui smartphone saya dapat berdiskusi tentang

materi pelajaran dengan teman di rumah)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 15 48,4%
2 4 Sering 14 45,2%
3 3 Jarang 2 6,5%
4 2 Sangat Jarang 0 0%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.14, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Melalui smartphone saya dapat

berdiskusi tentang materi pelajaran dengan teman di rumah“,

dimana 48,4% responden menyatakan Selalu, lalu 45,2% menyatakan

Sering, kemudian 6,5% responden menyatakan Jarang. Sehingga dapat

dikatakan bahwa sebagian responden menyatakan Selalu.


70

k. Tabel 4. 15 X11 (Saya menggunakan smartphone untuk mencari

materi pelajaran yang belum saya pahami)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 20 64,5%
2 4 Sering 10 32,3%
3 3 Jarang 1 3,2%
4 2 Sangat Jarang 0 0%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.15, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Saya menggunakan smartphone

untuk mencari materi pelajaran yang belum saya pahami“, dimana

64,5% responden menyatakan Selalu, lalu 32,3% menyatakan Sering,

kemudian 3,2% responden menyatakan Jarang. Sehingga dapat

dikatakan bahwa sebagian responden menyatakan Selalu.

l. Tabel 4.16 X12 (Saya menggunakan smartphone untuk menghitung

dengan kalkulator)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 4 12,9%
2 4 Sering 5 16,1%
3 3 Jarang 6 19,4%
4 2 Sangat Jarang 5 16,1%
5 1 Tidak Pernah 11 35,5%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.16, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Saya menggunakan smartphone


71

untuk menghitung dengan kalkulator” dimana 12,9% responden

menyatakan Selalu, lalu 16,1% menyatakan Sering dan Sangat Jarang,

kemudian 19,4% responden menyatakan Jarang dan 35,5%

menyatakan Tidak Pernah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian

responden menyatakan Tidak Pernah.

m. Tabel 4.17 X13 (Saya menggunakan smartphone untuk bersenang-

senang/ hiburan)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 19 61,3%
2 4 Sering 10 32,3%
3 3 Jarang 1 3,2%
4 2 Sangat Jarang 1 3,2%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.17, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Saya menggunakan smartphone

untuk bersenang-senang/ hiburan“, dimana 61,3% responden

menyatakan Selalu, lalu 32,3% menyatakan Sering, kemudian 3,2%

responden menyatakan Jarang dan Sangat Jarang. Sehingga dapat

dikatakan bahwa sebagian responden menyatakan Selalu.

n. Tabel 4. 18 X14 (Saya sering menggunakan smartphone untuk

menggambil gambar/ foto)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 10 32,3%
2 4 Sering 6 19,4%
3 3 Jarang 8 25,8%
4 2 Sangat Jarang 7 22,6%
72

5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.18, dapat di deskripsikan mengenai

tanggapan responden tentang “Saya sering menggunakan

smartphone untuk menggambil gambar/foto“, dimana 32,3%

responden menyatakan Selalu, lalu 19,4% menyatakan Sering,

kemudian 25,8% responden menyatakan Jarang dan 22,6%

menyatakan Sangat Jarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian

responden menyatakan Selalu.

o. Tabel 4.19 X15 (Saya menggunakan smartphone untuk mendengarkan

musik)

No Skor Jawaban Frekuensi Persentase


1 5 Selalu 25 80,6%
2 4 Sering 3 9,7%
3 3 Jarang 2 6,5%
4 2 Sangat Jarang 1 0%
5 1 Tidak Pernah 0 0%
Total 31 100%
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat di deskripsikan mengenai tanggapan

responden tentang “Saya menggunakan smartphone untuk

mendengarkan musik” dimana 80,6% responden menyatakan Selalu,

lalu 9,7% menyatakan Sering, kemudian 6,5% responden menyatakan

Jarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian responden

menyatakan Selalu.
73

Secara spesifik item dapat dilihat melalui gambaran data per – item

pertanyaan yang diklasifikasikan dalam lima kategori yaitu “Sangat Baik,

Baik, Cukup Baik, Kurang, Dan Kurang Sekali”, sehingga skor butir dapat

ditentukan sebagai berikut:

Skor tertinggi : 5 × 31 = 155

Skor terendah : 1 × 31 = 31

Range : 155 – 31 = 124

Interval kelas : 124 / 5 = 25

Klasifikasi dari 5 kategori tersebut dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.20 Kategorisasi Item Variabel X


No Interval kelas Kategori
1 135 – 160 Sangat baik
2 109 – 134 Baik
3 83 – 108 Cukup baik
4 57 – 82 Kurang
5 31 – 56 Kurang sekali

Tabel 4.21 Data Gambaran Kriteria Per – Item Variable X

No Pernyataan (item) Skor Kategori


1 Saya menggunakan smartphone
149 Sangat Baik
lebih dari 3 jam dalam sehari
2 Saya menggunakan smartphone
153 Sangat Baik
sekitar 2 – 3 jam dalam sehari
3 Saya menggunakan smartphone
155 Sangat Baik
kurang dari 2 jam dalam sehari
4 Saya menggunakan smartphone
120 Baik
setiap hari
5 Saya bermain smartphone sampai
146 Sangat Baik
larut malam
6 Saya menggunakan smartphone
untuk mengirim pesan/ SMS 158 Sangat Baik
kepada seseorang
7 Saya menggunakan smartphone
121 Baik
untuk menelpon seseorang
8 Saya asik menggunakan 139 Sangat Baik
74

smartphone untuk mengobrol/


komunikasi dengan teman
9 Saya menggunakan smartphone
untuk bertukar jawaban tugas 128 Sangat Baik
sekolah di rumah
10 Melalui smartphone saya dapat
berdiskusi tentang materi 143 Sangat Baik
pelajaran dengan teman di rumah
11 Saya menggunakan smartphone
untuk mencari materi pelajaran 115 Baik
yang belum saya pahami
12 Saya menggunakan smartphone
untuk menghitung dengan 137 Sangat Baik
kalkulator
13 Saya menggunakan smartphone
134 Sangat Baik
untuk bersenang-senang/ hiburan
14 Saya sering menggunakan
smartphone untuk menggambil 149 Sangat Baik
gambar/ foto
15 Saya menggunakan smartphone
151 Sangat Baik
untuk mendengarkan musik

Berdasarkan Tabel 4.21 di atas, terlihat bahwa item No.3 memiliki

skor terbesar yaitu, 155 yang termasuk kriteria “Sangat Baik”, hal ini

berarti Saya menggunakan smartphone kurang dari 2 jam dalam sehari.

Selanjutnya menghitung deskripsi keseluruhan Variable X. Diketahui

butir Instrumen Variable X sebanyak 15 item pertanyaan dengan 5 pilihan

skor, sehingga deskripsi dapat ditentukan sebagai berikut :

Skor tertinggi : 15 x 5 = 75

Skor terendah : 1 x 15 = 15

Range : 75 – 15 = 60

Panjang kelas : 60 : 5 = 14

Tabel 4. 22 Analisa Deskripsi Keseluruhan Variabel X

No Rentang skor Kategori Frekuensi Persentase


75

1 75 – 89 Sangat baik 4 13%


2 60 – 74 Baik 20 64,6%
3 45 – 59 Cukup baik 7 22,4%
4 30 – 44 Kurang 0 0%
5 15 – 29 Sangat kurang 0 0%
Total 31 100 %

Berdasarkan Tabel 4.22 di atas dapat dijelaskan bahwa Variabel

Penggunaan Samrtphone tergolong “Baik”. Dalam predikat yang

masuk dalam ketegori Sangat Baik sebanyak 4 orang (13%), kategori Baik

sebanyak 20 orang (64,6%), lalu Cukup Baik sebanyak 7 orang (22,4%)

Dengan demikian Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya

Baros.

2. Hasil Penelitian Mengenai Aktivitas Belajar Siswa (Y)

Secara spesifik item dapat dilihat melalui gambaran data per – item

pertanyaan yang diklasifikasikan dalam lima kategori yaitu “Sangat Baik,

Baik, Cukup Baik, Kurang, Dan Kurang Sekali”, sehingga skor butir dapat

ditentukan sebagai berikut:

Skor tertinggi : 5 × 31 = 155

Skor terendah : 1 × 31 = 31

Range : 155 – 31 = 124

Interval kelas : 124 / 5 = 25

Klasifikasi dari 5 kategori tersebut dapat terlihat pada tabel berikut :


76

Tabel 4.23 Kategorisasi Item Variabel Y

No Interval kelas Kategori


1 135 – 160 Sangat baik
2 109 – 134 Baik
3 83 – 108 Cukup baik
4 57 – 82 Kurang
5 31 – 56 Kurang sekali

Tabel 4. 24 Data Gambaran Kriteria Per – Item Variable Mengenasi


Aktivitas Belajar Siswa (Y)

No Pernyataan (item) Skor Kategori


1 Saya selalu fokus ketika pembelajaran
139 Sangat Baik
akan segera di mulai
2 Saya selalu aktif dalam diskusi di
123
kelas Sangat Baik
3 Saya selalu memperhatikan penjelasan
145 Baik
guru
4 Saya selalu mengajukan pertanyaan
dengan jelas dan tepat sesuai dengan 160 Sangat Baik
permasalahan yang dibahas.
5 Mengajukan pertanyaan dengan jelas,
tetapi tidak tepat sesuai dengan 136 Sangat Baik
permasalahan yang dibahas.
6 Mengajukan pertanyaan tidak jelas
dan tidak tepat sesuai dengan 148 Sangat Baik
permasalahan yang dibahas
7 Menunjukkan rasa ingin tahu yang
besar, antusias dalam kegiatan 131 Sangat Baik
kelompok
8 Menunjukkan rasa ingin tahu yang
besar, namun tidak antusias dalam 129 Baik
kegiatan kelompok
9 Tidak menunjukkan rasa ingin tahu,
dan tidak antusias dalam kegiatan 118 Baik
kelompok
10 Mendengarkan ketika teman kelompok
103 Cukup Baik
sedang berdiskusi tanpa disuruh guru
77

11 Mendengarkan ketika teman kelompok


100 Cukup Baik
sedang berdiskusi dengan disuruh guru
12 Tidak mendengarkan ketika teman
114 Baik
kelompok sedang berdiskusi
13 Menyelesaikan dan mengumpulkan
tugas kelompok sebelum waktu yang
ditentukan 118 Baik

14 Menyelesaikan dan mengumpulkan


tugas kelompok tepat waktu yang 149 Sangat Baik
ditentukan
15 Menyelesaikan dan mengumpulkan
tugas kelompok melebihi waktu yang 136 Sangat Baik
ditentukan

Berdasarkan Tabel 4.24 di atas, terlihat bahwa item No.4 memiliki

skor terbesar yaitu, 160 yang termasuk kriteria “Sangat Baik”, hal ini

berarti Saya selalu mengajukan pertanyaan dengan jelas dan tepat sesuai

dengan permasalahan yang dibahas.

Selanjutnya menghitung deskripsi keseluruhan Variable Y. Diketahui

butir Instrumen Variable Y Sebanyak 15 item pertanyaan dengan 5 pilihan

skor, sehingga deskripsi dapat ditentukan sebagai berikut:

Skor tertinggi : 15 x 5 = 75 Range : 75 – 15 = 60

Skor terendah : 1 x 15 = 15 Panjang kelas: 60 : 5 = 14

Tabel 4.25 Analisa Deskripsi Keseluruhan Aktivitas Belajar Siswa


No Rentang skor Kategori Frekuensi Persentase
1 75 – 89 Sangat baik 3 9,7%
2 60 – 74 Baik 18 58,1%
3 45 – 59 Cukup baik 20 32,2%
4 30 – 44 Kurang 0 0%
5 15 – 29 Sangat kurang 0 0%
Total 31 100 %
78

Berdasarkan Tabel 4.25 di atas dapat dijelaskan bahwa variabel

Aktivitas Belajar Siswa Tergolong Cukup Baik. Dalam predikat yang

masuk dalam ketegori Sangat Baik sebanyak 3 orang (9,7%), kategori

Baik sebanyak 18 orang (58,1%), lalu Cukup Baik sebanyak 22 orang

(32,2%). Dengan Demikian Aktivitas Belajar Siswa Di MA YPI

Mekarjaya Baros Cukup Baik.

C. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Dan Realibiltas

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh

mana alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang diukur.

Mencari validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai

koefisien korelasi hitung dengan r tabel. Pengujian dilakukan dengan

bantuan Program IBM SPSS. 25.0 dengan menggunakan metode rank

spearman adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.26 Hasil Analisa Uji Validitas Di SPSS 25.0


Uji Validitas R Hitung R Tabel Keterangan
X1 Correlation coefficient 0,333 0,312 Valid
X2 Correlation coefficient 0,439 0,312 Valid
Sperman’s rho

X3 Correlation coefficient 0,636 0,312 Valid


X4 Correlation coefficient 0,471 0,312 Valid
X5 Correlation coefficient 0,322 0,312 Valid
X6 Correlation coefficient 0,356 0,312 Valid
X7 Correlation coefficient 0,666 0,312 Valid
X8 Correlation coefficient 0,414 0,312 Valid
X9 Correlation coefficient 0,562 0,312 Valid
79

X10 Correlation coefficient 0,455 0,312 Valid


X11 Correlation coefficient 0,483 0,312 Valid
X12 Correlation coefficient 0,406 0,312 Valid
X13 Correlation coefficient 0,400 0,312 Valid
X14 Correlation coefficient 0,463 0,312 Valid
X15 Correlation coefficient 0,393 0,312 Valid
(Sumber : Pengolahan Oleh IBM SPSS 25.0)

Penentuan nilai t tabel. Nilai t tabel diperoleh dari tabel distribusi t.

Dengan nilai dk = n-2 = 31-2 = 29, α = 5%, uji dua pihak, sehingga

diperoleh t tabel = 0,312

Sehingga disimpulkan berdasarkan Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa

semua item pertanyaan VALID, karena r hitung > r tabel, atau nilai

Probabilitas (signifikansi) < 0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa 15

(lima belas) butir angket dapat mengukur Penggunaan Smartphone.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat

ukut yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan

dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Pengujian dilakukan

dengan bantuan program spss. 25.0 dengan menggunakan metode

alpha. Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.27 Hasil SPSS Uji Reliabilitas

Cronbach’s alpha N of items

0,605 15
80

Dalam melakukan uji reliabilitas terdapat kriteria pengukuran

reliabilitas yang dibagi atas tiga tingkatan sebagai berikut :

0,8 – 1,0 : Relibilitas Baik

0,6 – 0,799 : Relibilitas Diterima

Kurang Dari 0,6 : Relibilitas Kurang Baik

Berdasarkan Tabel 4.27 nilai cronbach's alpha di atas diketahui

sebesar 0,605, maka dapat dikatakan bahwa item pertanyaan variabel

tersebut memiliki RELIBILITAS DITERIMA. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa angket tersebut dapat digunakan beberapa kali

untuk mengukur Penggunaan Smartphone.

c. Uji Asumsi

Uji asumsi digunakan untuk memberikan uji awal terhadap suatu

instrument yang digunakan dalam pengumpulan data, bentuk data, dan

jenis data yang akan diproses dari suatu kumpulan data awal yang

telah diperoleh, sehingga syarat untuk mendapatkan data yang tidak

biasa menjadi terpenuhi. Ada dua pengujian dalam uji asumsi yakni :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah dilakukan pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak normal. Selanjutnya untuk Uji Normalitas Data menggunakan

Kurva Normal Probability Plot. Adapun hasil Uji Normalitas data

adalah sebagai berikut :


81

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Probability Plot

Cara untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dengan dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

a) Jika ada (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika ada (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

Analisa :
82

Pada hasil uji histogram yang dapat dilihat pada gambar di atas,

perhatikan garis melengkung ke atas seperti membentuk gunung dan

terlihat sempurna dengan kaki yang simetris sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam penelitian BERDISTRIBUSI NORMAL

Lalu dilanjutkan pada uji normality probality plots yang dapat dilihat

pada gambar di atas , maka kita dapat perhatikan titik – titik dan garis

diagonal. Dapat dilihat titik – titik mengikuti garis diagonal dan tidak

melebar terlalu jauh, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data

BERDISTRIBUSI NORMAL.

2) Uji Lineritas

Secara umum uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah

dua variabel mempunyai hubungan yang linear secara signifikan

atau tidak. Adapun hasil dari Uji Linearitas, sebagai berikut :

Tabel 4.28 Hasil Output Annova Table / Uji Linearitas

Suatu Uji Linearitas yang dilakukan dalam penelitian harus

berpedoman pada dasar pengambilan keputusan yang jelas. Dasar

pengambilan keputusan dalam Uji Linearitas dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu :
83

Membandingkan Nilai Signifikansi (Sig) Dengan 0,05

(1) Jika nilai deviation from linearity sig. > 0,05, maka ada hubungan yang

linear secara signifikan antara variabel independent dengan variabel

dependent.

(2) Jika nilai deviation from linearity sig. < 0,05 maka tidak ada hubungan

yang linear secara signifikan antara variabel independent dengan

variabel dependent

Membandingkan nilai f hitung dengan f tabel

(1) Jika nilai f hitung < f tabel, maka ada hubungan yang linear secara

signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent.

(2) Jika nilai f hitung > f tabel, maka tidak ada hubungan yang linear

secara signifikan antara variabel independent dengan variabel

dependent.

Seperti ketentuan di atas untuk pengambilan keputusan dalan uji

linearitas maka dapat disimpulkan hasilnya adalah :

(1) Berdasarkan Nilai Signifikansi (Sig): dari output di atas, diperoleh

nilai deviation from linearity sig. Adalah 0,825 lebih besar dari 0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa ada Hubungan Linear Secara

Signifikan Antara Variabel Penggunaan Smartphone Terhadap

Aktivitas Belajar Siswa

(2) Berdasarkan Nilai f : dari output di atas, diperoleh nilai f hitung adalah

1,602 < f tabel 2,13. Karena nilai f hitung lebih kecil dari nilai f tabel

maka dapat disimpulkan Bahwa Ada Hubungan Linear Secara


84

Signifikan Antara Variabel Penggunaan Smartphone Terhadap

Aktivitas Belajar Siswa.

2. Teknik Analisis Data

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah analisis hubungan dua variabel atau lebih,

yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis korelasi

juga dapat diartikan untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel – variabel, ukuran derajat hubungan tersebut dinamakan

koefesien korelasi, yang dilambangkan dengan nilai rxy. Adapun

interprestasi koefisien korelasi nilai r adalah sebagai berikut :

Tabel 4.29 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
(Qomusuddin, 2019)

Metode Korelasi antara lain yaitu Pearson Product Momen,

Kendall’s Tau, Dan Rank Spearman masing-masing bisa digunakan

bergantung jenis dan tipe datanya. Jika data yang digunakan data

berskala interval atau rasio maka metode yang digunakan adalah

Pearson Product Moment, sebaliknya jika data yang dimiliki data

berskala ordinal, maka metode yang digunakan adalah Kendall’s Tau


85

Atau Rank Spearman. Dalam praktikum ini digunakan Metode

Pearson Product Momen, karena data dalam bentuk interval. Adapaun

hasil dari analisis korelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.30 Hasil Analisis Korelasi

Berdasarkan Tabel 4.30, di atas dapat diketahui nilai r

(correlation coefesient) sebesar 0,410. Jika dilihat dari ketentuan pada

Tabel (Tabel Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r berada pada

interval 0,40 – 0,599) dan dibandingkan dengan hasil Analisa Korelasi

pada tabel dapat diartikan bahwa Variabel X (Penggunaan

Smartphone) memiliki Hubungan yang Cukup Kuat dengan Variabel

Y (Aktivitas Belajar).

b. Analisis Regresi

Analisis regresi merupakan suatu metode atau teknik analisis

hipotesis penelitian untuk menguji ada tidaknya Perngaruh Antara

Variabel Satu Dengan Variabel Lain, yang dinyatakan dalam bentuk

persamaan matematik (regresi). Adapaun hasilnya adalah sebagai

berikut :
86

Tabel 4.31 Hasil Output (Model Summary)

Tabel 4.32 Hasil Output (Coefficients)

Berdasarkan Tabel 4.31 (Model Summary), diketahui nilai r square

(r2)= 0,168, artinya 16,8% Variabel Y (Aktivitas Belajar Siswa)

Dipengaruhi Oleh Variabel X (Penggunaan Smartphone), dan sisanya

83,2% dipengaruhi oleh Variabel lain yang tidak diteliti.


87

Output kedua berdasarkan Tabel 4.32 (Coefficients), didapatkan

bentuk persamaan regresi y = a + bx maka : y = 38,747 + 0,342x.

Konstanta memiliki nilai sebesar 38,747, artinya jika Variabel

Penggunaan Smartphone (X) nilainya 0, maka Aktivitas Belajar (Y)

nilainya 38,747. Koefesien regresi Variabel X memiliki nilai sebesar

0,342, artinya jika Variabel X mengalami kenaikan 1 satuan (% atau

poin), maka Variabel Y akan mengalami penurunan sebesar 0,342.

Kesimpulan nya adalah koefesien memiliki nilai (+) ini berarti kedua

variabel memiliki hubungan yang POSITIF.

c. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan / pernyataan sementara yang diungkapkan

secara deklaratif. Dengan melakukan pengujian statistik terhadap

hipotesis kita dapat memutuskan apakah hipotesis dapat DITERIMA

(data tidak memberikan bukti untuk menolak hipotesis) atau

DITOLAK (data memberikan bukti untuk menolak hipotesis).

Berdasarkan Tabel 4.32 ( Coefficients ).

Dengan menguji hipotesis berdasarkan taraf signifikasi 5% dengan

ketentuan yang dirumuskan sebagai berikut:

H1 = Ada Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya

Baros

H0 = Tidak Ada Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap

Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI


88

Mekarjaya Baros

Penentuan nilai t tabel. Nilai t tabel diperoleh dari tabel distribusi t.

Dengan nilai dk = n-2 = 31-2 = 38, α = 5%, uji dua pihak ), sehingga

diperoleh t tabel = 1,699

1) Ketentuan uji hipotesis:

a) Jika t tabel > t hitung, maka h0 diterima, dan h1 ditolak

b) Jika t tabel < t hitung, maka h0 ditolak, dan h1 diterima

Keputusannya adalah :

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat diketahui nilai t hitung = 2,417, maka t

hitung > t tabel, atau 2,417 > 1,686, pada siginifikan 0,000. Maka H0

Ditolak, H1 Diterima, artinya Ada Pengaruh Penggunaan Smartphone

Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA

YPI Mekarjaya Baros.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data mengenai Pengaruh

Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Penggunaan Samrtphone tergolong “Baik”. Dalam predikat yang

masuk dalam ketegori Sangat Baik sebanyak 4 orang (13%), kategori Baik

sebanyak 20 orang (64,6%), lalu Cukup Baik sebanyak 7 orang (22,4%)

Dengan demikian Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya

Baros.

2. Aktivitas Belajar Siswa Tergolong Cukup Baik. Dalam predikat yang

masuk dalam ketegori Sangat Baik sebanyak 3 orang (9,7%), kategori

Baik sebanyak 18 orang (58,1%), lalu Cukup Baik sebanyak 22 orang

(32,2%). Dengan Demikian Aktivitas Belajar Siswa Di MA YPI

Mekarjaya Baros Cukup Baik.

3. Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Fiqih Di MA YPI Mekarjaya Baros ternyata ada

PENGARUH yang signifkan. Hal ini ditunjukan dengan perolehan R

Square (r2) sebesar 0,16,8, artinya ditemukan 16,8% Aktivitas Belajar

89
90

Siswa dipengaruhi oleh Penggunaan Samrtphone dan sisanya 83,2%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Dari penerimaan hipotesa

H1 diterima dan Ho ditolak

B. Saran

Dari rincian kesimpulan diatas, maka perlu kiranya penulis menyampaikan

beberapa saran:

1. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat meningkatkan dan memaksimalkan

kompetensi – komptensi pada guru khususnya Pihak sekolah juga harus

mendorong guru setiap tahunnya untuk mengikuti pelatihan Guru, lalu

membuat PTK. dll

2. Bagi guru sebaiknya harus lebih bervariatif lagi dalam mengajar agar

pembelajaran tidak bosan di dukung dengan adanya teknologi

smartphone. Guru juga harus lebih ditingkatkan kembali komepetensi

mengajar ya agar pembelajaran lebih menarik, dengan cara lebih kreatif,

komunikatif, inovatif,dll

3. Untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa, siswa diharapkan dapat

memaksimalkan belajar selain belajar di sekola siswa diharapkan dapat

memanfaatkan aplikasi-aplikasi. Hal ini dikarenakan aplikasi-aplikasi

pembelajaran sangat membantu dalam proses pembelajaran.

4. Bagi orang tua supaya bisa memantau aktivitas anak dalam belajar
91

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2015). Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.


Arief, D. M. dan E. (2005). Cyber Law Aspek Teknologi Informasi. Bandung : PT
Rapfika Aditama.
Arifin, D. Z. (2014). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Rosda
Karya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Kualitatif. In Jakarta: Rineka Cipta.
Binmuslim, N. (2019). Belajar Dan Pembelajaran Tujuan Belajar Dan
Pembelajaran (Vol. 09, Issue 02). Jakarta: Ar-Ruzz Media.
https://www.coursehero.com/file/52663366/BELAJAR-DAN-
PEMBELAJARAN1-convertedpdf/
Cendi, M. (2017). Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Mandrasah Taman Pendidikan Islam Kecamatan Bontoala Kota
Makasar. In Https://Digilibadmin.Unismuh.Ac.Id.
Depdikbud RI. (2021). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Djamara, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2002). Rahasia Sukses Belajar. In Rahasia Sukses Belajar.
Englard, B. (2007). Intermediate Accounting I. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Fadilah, A. (2011). “Pengaruh Penggunaan Alat Komunikasi Handphone (HP)
terhadap Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 66 Jakarta Selatan.” In -.
www.uinjkt.ac.id/
Gledler, M. E. B. (1994). Belajar dan Membelajarkan. Jakarta : PT. Raja Grafinda
Persada.
Hafied, C. (2017). Pengantar Pengantar Ilmu Komunikasi. In Jurnal Pendidikan
(Vol. 2, Issue 2). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar Kooperatif. In Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Hamruni, & Ahmad, ainal A. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif &Inovatif.
Yogyakarta: CTSD.
HJ. Nurhayati, S.Ag., M. (2020). TELAAH KURIKULUM (Sebuah Pengantar
Mata Kuliah Telaah Kurikulum di Perguruan Tinggi Agama Islam Yang
92

Mengacu Pada KKNI). Widina Bhakti Persada Bandung.


KEMENAG, Q. (2022). AL - QUR’AN DAN TERJEMAHANNYA.
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA.
Kogoya, D. (2015). Dampak Penggunaan Handphone Pada Masyarakat (Studi
Pada Masyarakat Desa Piungun Kecamatan Gamelia Kabupaten Lanny Jaya
Papua. E-Journal “Acta Diurna,” 04(04), 14.
Littlejohn Stephen, W., & Foss, K. A. (2014). Teori Komunikasi. In Jakarta:
Salemba Humanika: Vols. i–vii (Issue September). Jakarta : Kencana.
Muadz, Handayani, P., Astutik, A. P., & Supriyadi. (2016). Islam dan Ilmu
pengetahuan: Buku Ajar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) 4. In
Islam dan Ilmu pengetahuan: Buku Ajar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Mulyasa, E. (2014). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Inovatif. Bandung : Rosdakarya.
Nasution. (2012). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Nikmah, A. (2015). Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Prestasi Siswa. E-
Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 5, 1–8.
Noor, F. (2018). Analisa Penguunaan Smartphone dalam Pertemanan Di SMA
Negeri 4 Palangkaraya. In Teori Komunikasi (Vol. 2, Issue 6).
Nurhayati, R. W. dan. (2019). Pengantar Pengembangan Kurikulum dengan
Pendekatan Normatif Fisiologis. Makmur : Tanjung Lestari.
Onong Uchjana Effendy. (2011). Ilmu Kounikasi: Teori dan Prakteknya.
Bandung : Rosdakarya.
Qomusuddin, I. F. (2019). Statistik Pendidikan (Lengkap Dengan Aplikasi IMB
SPSS Statistic 20.0).
Sadirman, A. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar cet ke-21. In
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
SANDI, P. A. (2018). Psikologi Pendidikan.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.
Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
93

Algesindo Offset.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (cetakan ke-
21).
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D.
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Syah, M. (2014). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru.
Usman, M. U. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosdakarya.
Utomo, E. P. (2012). From Newbie to Advanced Mudahnya Membuat Aplikasi
Android. In Edisi I: Yogyakarta. CV Andi Offset.
Yamin, M. (2007). Kiat Membetajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
94

Anda mungkin juga menyukai