Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR EVALUASI DALAM RANGKA SUPERVISI PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu:

Dr. Muhammad Walid, M. A

Oleh Kelompok 13:

Iqbal Wahyudi (19170074)

Nur Faizul Muttaqin (19170076)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas untuk Matakuliah Supervisi Pendidikan dengan judul KONSEP
DASAR EVALUASI DALAM RANGKA SUPERVISI PENDIDIKAN. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah ini berisi tentang pemahaman penyusunan program kepengawasan dan


evaluasi serta laporan program supervisi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Kami juga menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada
kemungkinan kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan sebagai
penyusun. Untuk itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu
penyusun untuk membenahi kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua.

Malang, 28 Mei 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Supervisi pendidikan merupakan bantuan atau pelayanan kepada guru-
guru agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih baik dan
berkualitas. Fungsi dasar supervisi meningkatkan atau memperbaiki situasi
belajar bagi murid. Selain itu fungsi supervisi pendidikan adalah untuk
meningkatkan segala aspek yang terjadi dalam proses pendidikan. Lebih penting
lagi evaluasi terhadap guru tidak dapat dipisahkan terhadap evaluasi murid, sarana
dan prasarana, masyarakat sekolah, kepemimpinannya, dan aspek
administrasinya.
Supervisi merupakan aktivitas yang terprogram, berencana dan
berlangsung kontinyu. Oleh karena itu aktivitas supervisi pendidikan harus
dievaluasi, sebab supervisi pendidikan beraktivitas secara terprogram, evaluasi
program supervisi pendidikan tersebut harus dilaksanakan secara kontinyu,
terprogram dan menggunakan prinsip komprehensif, obyektif, kooperatif dan
kontinyu.
Dalam kegiatan evaluasi supervisi pendidikan diperlukan metodologi
yang mana sebagai ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
menggunakan penelusuran dengan tatacara tertentu dalam menemukan
kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Dalam makalah ini akan
mengkaji terkait evaluasi supervise pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian evaluasi supervisi pendidikan
2. Apa tujuan evaluasi supervisi pendidikan
3. Bagaimana konsep evaluasi supervisi pendidikan
4. Apa saja hal-hal pokok program supervisi pendidikan
5. Apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan
6. Bagaimana sistematika program pengawasan sekolah

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana pengertian evaluasi supervisi pendidikan
2. Mengetahui apa tujuan evaluasi supervisi pendidikan
3. Mengetahui bagaimana konsep evaluasi supervisi pendidikan
4. Mengetahui apa saja hal-hal pokok program supervisi pendidikan
5. Mengetahui apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan
6. Mengetahui bagaimana sistematika program pengawasan sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Supervisi Pendidikan


Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam
bahasa arab al-Taqdir dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt
dan Gerald W. Brown (1977): Evaluation refer to the act or process to determining
the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk
kepada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.1
Evaluasi adalah proses penilaian, secara konseptual, evaluasi dianggap
sebagai jantungnya perubahan dan perkembangan suatu organisasi, program,
kegiatan, atau instuisi. Rencana strategis yang baik hanya dapat dihasilkan jika ia
didasarkan pada evaluasi yang baik.
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga,
dan program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang,
satuan, dan jenis pendidikan.
Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah proyek tersebut berhasil,
kurang berhasil, atau gagal. Evaluasi yang dilakukan dapat bersifat formatif yang
berarti temuan evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi atau
perbaikan, tetapi bisa juga bersifat sumatif untuk menentukan efektif atau tidak,
berhasil atau tidak, layak atau tidak, sehingga memungkinkan suatu program perlu
dilanjutkan atau di stop.2
Supervisi yaitu serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam
bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor guna meningkatkan
mutu proses dan hasil belajar mengajar agar tercapai dengan secara maksimal dan
semestinya.

1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 1.
2
Farid Mashudi, Panduan Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling, (Jogjakarta: Diva Press,
2013), hlm. 22.
Supervisi merupakan suatu proses sistematis dan berkelanjutan dalam
pengumpulan, analisis, dan penggunaan informasi untuk mengontrol manajemen
dan pengambilan keputusan. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk
memastikan apakah hal-hal apapun dari suatu program yang sedang dijalankan
dapat berjalan secara efektif, efisien, sesuai dengan langkah atau rencana yang
telah disusun sebelumnya. Suypervisi harus dilakukan secara kontinu atau reguler,
misalnya bulanan, per semester, tahunan dan lain sebagainya. Dalam
melaksanakan supervisi, harus jelas indikator-indikator yang harus dipantau.3
Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi supervisi harus
bersifat objektif berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional yang
diharapkan.
Evaluasi supervisi pendidikan memberikan manfaat yang banyak,
khususnya dalam supervisi pendidikan. Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk
menentukan sampai seberapa jauh tujuan-tujuan telah tercapai dan tujuan
berikutnya. Bahkan, melalui evaluasi ini dapat juga diketahui kekuatan dan
kelemahan setiap individu. Dengan informasi ini, guru dan supervisor dapat
secara objektif merancang pengalaman belajar berikutnya.
Dalam melakukan evaluasi, kompetensi yang dibutuhkan ialah:
1. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah.
2. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting
yang dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah.
3. Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru da staf sekolah
lainnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran/bimbingan pada tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah.

3
Farid Mashudi, Panduan Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling, (Jogjakarta: Diva Press,
2013), hlm. 21.
4. Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar
siswa serta menganalisanya untuk perbaikan mutu
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran di sekolah.
5. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk
kepentingan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran disekolah.
6. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala
sekolah, kinerja guru dan staf di sekolah.4
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kami simpulkan bahwa evaluasi
supervisi pendidikan ialah proses penilaian terhadap suatu program atau aktivitas
supervisi pendidikan guna untuk mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan itu
tercapai.

B. Tujuan Evaluasi Supervisi Pendidikan


Menurut Chester T. Mc Nerney tujuan evaluasi program supervisi
pendidikan adalah meneliti atau menemukan kebutuhan-kebutuhan setiap
individu yang dinilai dan kemudian digunakan untuk merencanakan pengalaman
belajar yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan setiap individu tersebut.
Sedangkan William H. Burton Lea dan J. Bruechkner menjelaskan bahwa
keefektifan supervisi pendidikan dapat dinilai dengan cara mengukur atau
mendeskripsikan perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan yang terjadi
dalam keseluruhan program pendidikan.5
Tujuan evaluasi program supervisi yang digambarkan melalui keseluruhan
program pendidikan ini dapat digunakan untuk melihat perubahan-perubahan dan
perbaikan-perbaikan di bidang:
1. Pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam mencapai tujuan.
2. Perbaikan di bidang kurikulum.
3. Perbaikan praktik mengajar.

4
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan, Tujuan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Raja Grafido Persada,
2014), hlm. 254-255.
5
Burhanuddin, dkk, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan
Pembinaan Profesional, (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2007), hlm. 138-
139.
4. Perbaikan kualitas dan pendayagunaan materi pengajaran dan alat
bantu mengajar.
5. Perkembangan personal dan profesional guru secara umum.
6. Perbaikan hubungan sekolah dan masyarakat.
Pada prinsipnya evaluasi program supervisi pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan usaha pelaksanaan program pendidikan secara menyeluruh, baik
personel, material, maupun operasionalnya. Dengan evaluasi program supervisi,
supervisor dapat:
1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan supervisi di sekolah
mencapai kemajuan.
2. Memberikan pertimbangan demi perkembangan pendidikan di
masa yang akan datang.
3. Memperbaiki praktik-praktik pembinaan personel di sekolah.
4. Memberikan dorongan peningkatan proses belajar-mengajar di
sekolah.
5. Mengetahui sejauh mana partisipasi orang tua dan masyarakat
terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
6. Memberikan pertimbangan dan saran atas peningkatan
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah.
7. Membina para personel sekolah dalam mengelola kurikulum
sekolah.
Tujuan evaluasi supervisi pendidikan yang lebih praktis lagi dikemukakan
oleh Elsbree dkk yaitu sebagai berikut:
1. Membantu kita mengurangi guru-guru yang tidak kompeten.
2. Memperbaiki mengajar dengan cara mendorong guru-guru untuk
memperbaiki pekerjaan mereka.
3. Meningkatkan administrasi dan membantu administrator dalam
promosi pegawainya.6

6
Burhanuddin, dkk, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan
Pembinaan Profesional, (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2007), hlm. 139-
140.
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa tujuan evaluasi supervisi
pendidikan adalah untuk meningkatkan usaha pelaksanaan program pendidikan
secara menyeluruh, baik personel, material, maupun operasionalnya.

C. Konsep Evaluasi Supervisi Pendidikan


Evaluasi program supervisi pendidikan harus di laksanakan dengan
berpedoman teguh pada prinsip-prinsip tertentu agar dapat menghasilkan suatu
penilaian yang benar-benar bermanfaat bagi penyusun program supervisi
pendidikan berikutnya dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah pada
umumnya. Evaluasi program supervisi pendidikan memiliki prinsip-prinsip
seperti berikut:
1. Prinsip Komprehensif
Evaluasi program supervisi pendidikan harus mencakup bidang
sasaran yang luas atau menyeluruh, baik aspek personal, materi,
maupun aspek operasionalnya. Dengan kata lain evaluasi jangan
hanya ditujukan pada salah satu aspek saja.
2. Prinsip Komparatif
Dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus
dilaksanakan secara bekerjasama dengan semua orang yang
terlibat dalam aktivitas supervisi pendidikan, hal ini dimaksudkan
agar dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
3. Prinsip Kontinyu
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terus menerus selama proses
pelaksanaan program.Tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang
telah dicapai, sejak pembuatan rencana sampai tahap laporan.
Untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan yang
telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Keberhasilan di
usahakan untuk di tingkatkan,aktifitas yang gagal dicari jalan lain
untuk mencapai keberhasilan.
4. Prinsip Obyektif
Menilai sesuai dengan kenyataan yang ada.Untuk mencapai
keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan fakta yang
dikelola untuk kemudian diambil suatu kesimpulan.
5. Prinsip berdasarkan kriteria yang Valid
Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan
filsafat dan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan
agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas
supervisi pendidikan. Kriteria evaluasi dengan filsafat berarti
kriteria yang dibuat harus mempertimbangkan hakekat substansi
supervisi pendidikan, sedangkan kriteria evaluasi dengan tujuan
berarti kriteria yang digunakan menilai harus berdasarkan tujuan
pelaksanaan supervisi pendidikan. Kriteria dalam evaluasi
program supervisi pendidikan, antara lain:
a. Kriteria objektif berkenaan dengan patokan tujuan yang
ingin dicapai,
b. Kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan teknik
penganalisaan hasil evaluasi.
6. Prinsip Fungsional
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti funsional
apabila dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada
saat itu. Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan
benar-benar memiliki nilai guna, baik secara langsung maupun
tidak lansung. Kegunaan langsungnya adalah dapatnya hasil
evaluasi digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi,
sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi
tersebut dimanfaatkan untuk penelitian atau keperluan lainnya.
7. Prinsip Diagnostik
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya mampu
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-
kelemahan apa yang dievaluasi sehingga kita dapat
memperbaikinya. Setiap hasil evaluasi harus didokumentasikan
agar dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan maupun
kekurangan yang kemudian harus diusahakan pemecahannya.7
Berdasarkan uraian diatas dalam melaksanakan evaluasi supervisi
pendidikan prinsip-prinsip evaluasi sangat penting sebagai pedoman dan acuan
agar dapat menghasilkan suatu penilaian yang benar-benar bermanfaat bagi
penyusun program supervisi pendidikan berikutnya dan dapat meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah pada umumnya.

D. Hal-Hal Pokok Program Supervisi


1. Aspek/masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan sebelumnya sebagai
prioritas dalam rencana pengawasan (pembinaan, pemantauan, penilaian).
2. Tujuan pengawasan yang hendak dicapai.
3. Indikator keberhasilan, berupa target yang ingin dicapai
4. Strategi/metode kerja/teknik supervisi, seperti monitoring dan evaluasi,
refleksi dan Focused Group Discussion, metode delphi, workshop,
kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar
kelas, supervisi kelompok, dll.
5. Skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi yang sistematis
dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu.
6. Sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas, manusia.
7. Penilaian dan instrumen, jenis dan bentuk disesuaikan dengan
aspek/masalah yang akan diselesaikan.
8. Rencana tindak lanjut, dapat berupa pemantapan, perbaikan berkelan-
jutan disesuaikan dengan metode pengawasan.

E. Jenis-Jenis Supervisi
1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran.
Yang dimaksud dengan supervisi umum disini adalah supervisi
yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara

7
Burhanuddin, dkk, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan Penerapan
Pembinaan Profesional, (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2007), hlm. 140-
141.
tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti
supervisi terhadap kegiiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan
sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan
pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor
pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor,
supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah
kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki
kondisi-kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi terciptanya
tujuan pendidikan.
2. Supervisi klinis.
Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih
ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di
dalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula
diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan
tersebut. Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan
pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis intelektual yang intesif terhadap penampilan
mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang
rasional.
Adapun ciri-ciri supervisi klinis menurut La sulo adalah sebagai
berikut:
a. Bimbingan supervisor kepada guru/calon guru bersifat
bantuan, bukan perintah atau intruksi.
b. Jenis keterampilan yang akan di supervisi diusulkan oleh
guru atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati
melalui pengkajian bersama antar guru dan supervisior.
(Hadari Nawawi, 1994)
Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai
ketrampilan mengajar secaraterintegrasi, sasaran supervisi hanya pada
beberapa ketrampilan tertentu saja. Instrumen supervisi dikembangkan
disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak.
Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif. Meskipun supervisor
telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh
instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/calon
guru diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya.
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada
memerintah atau menga-rahkan. Supervisi berlangsung dalam suasana
terbuka dan supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi
perencanaan, observasi dan diskusi balikan. Supervisi klinis dapat
dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan
ketrampilan mengajar.

F. Sistematika Program Pengawasan Sekolah


Program pengawasan tahunan pengawas sekolah merupakan hasil kerja
kelompok pada setiap jenjang di kabupaten/kota seyogyanya dituangkan dalam
bentuk dokumen yang lengkap. Sistematika program pengawasan tahunan dan
semester dapat disusun sesuai dengan contoh sistematika sebagai berikut:
1. Program Tahunan Pengawasan Sekolah
Program kerja pengawasan sekolah tahunan dapat disusun dalam
bentuk (makalah dengan sistematika penulisan dan isi pokok sebagai
berikut:
HALAMAN JUDUL (SAMPUL)
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Landasan (Dasar Hukum)
C. Visi, Misi, dan Strategi Pengawasan
D. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
E. Tugas Pokok dan Ruang Lingkup Pengawasan
BAB II
IDENTIFIKASI HASIL PENGAWASAN DAN KEBIJAKAN
DALAM BIDANG PENDIDIKAN
A. Deskripsi Hasil Pengawasan
B. Masalah dalam Pengawasan
C. Kebijakan dalam Bidang Pendidikan
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM PENGAWASAN
A. Program Pembinaan
1. Supervisi Akademik (RKA)
2. Supervisi Manajerial (RKM)
B. Program Pemantauan
C. Program Penilaian

BAB IV

PENUTUP

Isi atau uraian sistematika di atas, adalah sebagai berikut:

Latar belakang, berisi uraian tentang: (1) kondisi pendidikan yang


diungkapkan dalam indikator-indikator pencapaian mutu pendidikan
di wilayah kerja Dinas Pendidikan setempat; (2) harapan tentang
peningkatan mutu pendidikan yang ingin dicapai pada satu tahun
berikutnya; serta (3) masalah-masalah yang mungkin timbul dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan yang dapat dipecahkan melalui
kegiatan pengawasan sekolah.

Landasan hukum, berisi uraian tentang Undang-undang, peraturan


peme-rintah pusat, serta peraturan pemerintah daerah yang relevan
sehingga dapat dijadian acuan pelaksanaan kegiatan pengawasan
sekolah.

Visi dan misi, memuat rumusan tentang: (1) visi pengawasan yang
merupakan penjabaran visi Dinas Pendidikan setempat yang relevan
dengan tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah; (2) misi
pengawasan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan pengawasan; serta
(3) strategi pengawasan yang akan diterapkan dalam melaksanakan
kegiatan pengawasan.

Tujuan, berisi uraian tujuan dan sasaran spesifik yang ingin dicapai
melalui kegiatan pengawasan selama satu tahun. Tercapainya tujuan
tersebut merupakan indikator keterlaksanaan misi pengawasan dan
ketercapaian visi pengawasan.

Ruang lingkup, memuat uraian tentang lingkup kegiatan


pengawasan yang dijadikan dasar dalam menyusun program kerja
pengawasan selama satu tahun. Ruang lingkup pengawasan disusun
dalam skala prioritas berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan sebelumnya.

Deskripsi hasil pengawasan berisi uraian tentang hasil yang telah


dicapai dalam kegiatan pengawasan tahun sebelumnya mencakup: (1)
hasil penilaian, (2) hasil pembinaan, dan (3) hasil pemantauan
terhadap setiap komponen pendidikan pada semua sekolah binaan.
Deskripsi hasil pengawasan dinyatakan secara kuantitatif ataupun
kualitatif sesuai dengan sasaran program.

Permasalahan Berisi uraian tentang sejumlah masalah atau kendala


yang dihadapi dalam pelaksanaan pengawasan sekolah tahun
sebelumnya meliputi masalah dan kendala dalam melaksanakan
penilaian, pembinaan, serta pemantauan. Masalah tersebut
selanjutnya ditetapkan sebagai aspek-aspek yang harus dipecahkan
melalui kegiatan pengawasan pada tahun berikutnya.

Kebijakan dalam pengawasan, Berisi uraian tentang


kebijakan-kebijakan di bidang pendidikan baik itu yang dikeluarkan
oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang relevan dengan
kegiatan pengawasan sekolah. Uraian tersebut merupakan hasil
analisis terhadap landasan (dasar hukum) serta isu-isu pendidikan
yang berkembang baik di tingkat pusat ataupun di daerah.
Bab II, berisi tentang hasil pengawasan periode sebelumnya,
permasa-lahan yang mengemuka, serta kebijakan-kebijakan yang
relevan dengan pendidikan di wilayah binaan pengawas.

Bab III, berisi deskripsi program, yang meliputi: penilaian,


pembinaan atau supervisi baik dalam bidang akademik (RKA)
maupun manajerial (RKM), dan program pemantauan 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi supervisi pendidikan ialah proses penilaian terhadap suatu
program atau aktivitas supervisi pendidikan guna untuk mengetahui seberapa jauh
tujuan-tujuan itu tercapai.
Tujuan evaluasi supervisi pendidikan adalah untuk meningkatkan usaha
pelaksanaan program pendidikan secara menyeluruh, baik personel, material,
maupun operasionalnya.
Dalam melaksanakan evaluasi supervisi pendidikan prinsip-prinsip
evaluasi sangat penting sebagai pedoman dan acuan agar dapat menghasilkan
suatu penilaian yang benar-benar bermanfaat bagi penyusun program supervisi
pendidikan berikutnya dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah pada
umumnya.
Hal-Hal Pokok Program Supervisi
1. Aspek/masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan sebelumnya
sebagai prioritas dalam rencana pengawasan (pembinaan,
pemantauan, penilaian).
2. Tujuan pengawasan yang hendak dicapai.
3. Indikator keberhasilan, berupa target yang ingin dicapai
4. Strategi/metode kerja/teknik supervisi, seperti monitoring dan
evaluasi, refleksi dan Focused Group Discussion, metode delphi,
workshop, kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan
individual, kunjungan antar kelas, supervisi kelompok, dll.
5. Skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi yang
sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu.
6. Sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas,
manusia.
7. Penilaian dan instrumen, jenis dan bentuk disesuaikan dengan
aspek/masalah yang akan diselesaikan.
8. Rencana tindak lanjut, dapat berupa pemantapan, perbaikan
berkelan-jutan disesuaikan dengan metode pengawasan.
Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha
perbaikan pengajaran

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan


pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis intelektual yang intesif terhadap penampilan mengajar
sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional.

Program pengawasan tahunan pengawas sekolah merupakan hasil kerja


kelompok pada setiap jenjang di kabupaten/kota seyogyanya dituangkan dalam
bentuk dokumen yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013).

Farid Mashudi, Panduan Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling, (Jogjakarta:
Diva Press, 2013).

Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan, Tujuan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Raja Grafido
Persada, 2014)

Burhanuddin, dkk, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep, Pendekatan, dan


Penerapan Pembinaan Profesional, (Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang, 2007).

Hadari Nawawi, dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang efektif, Yogyakarta, Gajah
Mada University Press,1993.

Sulthon, Ilmu Pendidikan, Kudus: Nora Media Enterprise, 2011.

Putra, Setiawan Rezemi, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, Yogyakarta: Diva
Press, 2013.

Anda mungkin juga menyukai