DISUSUN OLEH:
WIWIT HANDAYATI
22090625886
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU (UINSUSKA)
TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu manajemen telah berkembang sebagai fenomena kehidupan
modern menyertai kehadiran berbagai organisasi dimasyarakat. Di
dalamnya dimaksudkan untuk pengelolaan kegiatan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya secara bersama. Perilaku bekerjasama
sebagai sesuatu yang bersifat fitrah didasarkan pada prinsip tauhid,
khalifah dan amanah. Al-Faruqi menyatakan bahwa Islam tidak akan
terwujud tanpa dukungan manusia dalam dunia nyata. Karenanya
dibutuhkan manusia-manusia yang mampu bekerja keras, sanggup
menderita dan bisa mensyukuri hasil kerja keras mereka. Manusia-
manusia seperti ini hanya bisa muncul dan hidup dalam tatanan sosial.
Dalam tatanan sosial, manusia sebagai khalifah harus bekerja untuk
memenuhi tuntukan kekhalifahan dan amanah yang diberikan
kepadanya.
Manajemen sebagai proses pengelolaan pekerjaan dan pranata
sosial masyarakat menuntut pembumian nilai-nilai Islam, karena itu
prinsip bekerjasama, keadilan, tanggung jawab melekat dalam perilaku
manajerial Islami. Sofyan Syafri Harahap dalam buku Syafaruddin
menyatakan bahwa manajemen Islami diartikan sebagai suatu ilmu
manajemen yang berisi struktur teori yang menyeluruh dan konsisten
serta dapat dipertahankan dari segi empirisnya yang didasari pada jiwa
dan prinsip-prinsip Islam. Dengan kata lain, manajemen Islami ialah
2
penerapan berbagai prinsip Islami dalam pengelolaan organisasi untuk
kebaikan dan kemajuan manusia.
Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai
lembaga yang semakin kompleks sehingga ia membutuhkan organisasi
yang tertata dengan baik dan benar. Kompleksitas lembaga pendidikan
Islam terutama terlihat dari kebutuhan akan pengelolaan pelaksanaan
pendidikan dengan pendekatan manajemen. Itulah kebutuhan untuk
mengunakan pendekatan ilmu manajemen di lembaga pendidikan
khususnya lembaga pendidikan Islam menjadi mutlak. Sehingga
perkembangan administrasi pendidikan menjadi bagian yang menarik
bagi kalangan praktisi dan ahli pendidikan sampai sekarang ini. Prinsip
adalah pegangan hidup yang diyakini seseorang mampu membantu
dirinya mencapai tujuan hidup yang dia inginkan atau programkan.
Prinsip adalah asas kebenaran yang menjadi pokok dasar dalam berfikir,
bertindak, dan sebagainya .
Prinsip akan hancur jika ada unsur-unsur luar yang tidak
sehaluan dengan tujuannya ikut dicampur adukkan, unsur tersebut
berwujud emosi. Contohnya, seseorang memiliki prinsip menegakkan
keadilan walau apapun yang dihadapi, tapi dalam prosesnya, di cemari
dengan rasa iba dan kata maaf sehingga hilanglah keadilan, terhentilah
prinsip mencari keadilan. Walaupun terkadang terasa pahit, prinsip
adalah ibarat janji kepada orang lain dan diri kita sendiri. Tidak
sepantasnya anda mengingkari janji tersebut atau mengelak bahwa anda
tidak pernah berjanji seperti itu. Jika janji tidak ditepati, jangan heran
jika ada relasi dan kerabat dekat anda berubah total menjadi tidak
percaya lagi pada anda dan menentang keputusan-keputusan anda
3
Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik sebuah
pengertian bahwa Prinsip Manajemen Pendidikan adalah asas kebenaran
yang menjadi pokok dasar dalam berfikir untuk sebuah proses
perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga
pendidikan, sumber daya pendidikan guna untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam rangka merencanakan suatu kegiatan merupakan
tindakan awal sebagai pengakuan bahwa suatu pekerjaan tidak semata-
mata ditentukan sendiri keberhasilannya, namun banyak faktor lain yang
harus di persiapkan untuk mendukung keberhasilannya. Pembahasan ini
akan menghadirkan contoh-contoh ayat Al-Qur’an yang dapat
dipandang sebagai prinsip-prinsip dasar manajemen Pendidikan Islam.
Sumber-sumber prinsip tersebut bersifat normative-inspiratif yang
membutuhkan tindak lanjut berupa pemahaman, penafsiran, dan
pemahaman secara kontekstual. Didalam kamus induk Al-Qur’an,
kalimat mengatur segala urusan dapat kita lihat pada: 1. Surat Yunus
ayat 3:
5
BAB II
PEMBAHASAN
manajemen belum ada yang popular. Namun bila didekati dari istilah
dan “mudabbir” artinya orang yang pandai mengatur atau “pengatur dan
6
untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pencapaian kebaikan,
sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Makna definitif ini selanjutnya
pendidikan Islam. Hal ini menunjukkan objek dari manajemen ini secara
7
yang semakin terbuka dan khusus. Keempat, dengan cara menyiasati.
tujuan pendidikan Islam. Hal ini merupakan arah dari seluruh kegiatan
Ketujuh, efektif dan efisien, maksudnya berhasil guna dan berdaya guna
tenaga, waktu, dan biaya. Efektif dan efisien ini merupakan penjelasan
berciri khas Islam. Istilah Islam dapat dimaknai sebagai Islam wahyu atau
Islam budaya. Islam wahyu meliputi Al-qur’an dan Hadis-hadis Nabi, baik
8
Prinsip dalam kamus besar Bahasa Indonesia prinsip adalah asas
dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan policy sekolah.
5
Dalam hal ini peran kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan .
Dalam manajemen, terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi dan sistem
9
Manajemen berasal dari kata dalam Bahasa Inggris
“management”, dengan kata kerja “to manage” yang secara umum berarti
bahwa kata manajemen berasal dari Bahasa Latin yaitu berasal dari
kata”mantis” yang berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan. Dua
konsep adalah suatu bangunan dari teori dan prinsip. Kecuali konsep jelas
dan berarti pada orang yang menggunakannya dan konsisten, dimana untuk
10
menyampaikan pengetahuan yang terkandung didalamnya tidak sampai
pada orang lain dengan cara yang sama. Prinsip merupakan deskriptif,
sebagai suatu ilmu, seni, karier ataupun sebagai profesi. Manajemen juga
11
pengguna faktor “human” dan “non human” dapat dilaksanakan secara
derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-
Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.
B. Pendidikan Islam
disini ada tiga yang terlibat yaitu ilmu, proses memasukkan dan kepala
orang, kalaulah ilmu itu memang masuk di kepala. Dalam bahasa Arab ada
12
pengertian pendidikan. Biasa dipergunakan ta’lim sesuai dengan firman
yang sama dan beberapa ahli Al-Attas menyatakan bahwa ta’lim hanya
berarti pengajaran, jadi lebih sempit dari pendidikan. Dengan kata lain
13
manusia saja. Jadi kata ta’dib kata Al-Attas lebih tepat sebab tidak terlalu
selain dari manusia, jadi ta’dib sudah meliputi kata ta’lim dan tarbiyah.
menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia baik
secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan manusia yang dewasa
pertumbuhannya.
umumnya dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang
14
yang sempurna dalam segala hal, sekalipun di yakini baru hanya Nabi
15
satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup
pendidikan Islam”formal dan non formal”. Secara lebih rinci Yusuf Al-
manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
dan pahitnya.
yang ada dalam Islam, seperti yang contohkan Nabi Muhammad SAW
yaitu:
16
3. Kehendak bebas, artinya manajemen Islam mempersilahkan manusia
dan benar.
a. Pembagian kerja
b. Disiplin
d. Kesatuan arah
17
3. Prinsip menegakkan keadilan
4. Amanah
5. Prinsip mawaddah
1. Ikhlas
2. Kejujuran
3. Amanah
4. Adil
5. Tanggung Jawab
6. Dinamis
7. Praktis
8. Fleksibel.
18
Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamis dan responsif
Dalam dua ayat tersebut Allah SWT berfirman: Allah sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan (QS. Al-Hajj
[22]:78), dan Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqarah [2]:286), melalui ayat-ayat
tersebut Allah SWT ingin menjelaskan bahwasannya ajaran agama
atau syari’at Islam yang dibebankan kepada umat Islam sesungguhnya
bukanlah sesuatu yang sulit atau menyempitkan, justru Allah SWT
memberikan pilihan bagaimana cara menjalankan syari’at tersebut
disesuikan dengan kadar kemampuan atau kesanggupan hamba-Nya.
Dengan demikian Allah SWT. menunjukkan dzat yang sangat fleksibel
dalam menetapkan syari’at.
19
Berkaitan dengan kebijakan Rasul SAW tersebut, beberapa kaidah
ushul fiqh yang telah dirumuskanoleh ahli hukum Islam menunjukan
bagaimana sifat dari hukum Islam yang fleksibel, diantaranya adalah:
20
PENUTUP
Kesimpulan
21
Salah satu kelemahan pembinaan keagamaan dalam konteks
masyarakat muslim adalah kurang terkelolanya pembinaan tersebut
dalam sebuah sistem manajemen yang efektif. Padahal kalau kita
mengacu kepada ungkapan Imam Ali k.w. yang menyatakan bahwa
kebaikan yang tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang
terorganisir, maka hal ini pada dasarnya adalah sebuah sinyalemen
tentang pentingnya manajemen dalam segala aktifitas kebaikan.
Memenej sebuah organisasi, termasuk sekolah, tentu akan
banyak menghadapi tantangan dan godaan. Oleh karena itu dibutuhkan
prinsip-prinsip manajemen yang kokoh sesuai dengan keyakinan dan
ideologi yang dianut. Dalam hal ini, Islam memberikan rambu-rambu
yang kokoh berkaitan dengan prinsip- prinsip manajemen pendidikan
islam. Jika prinsip-prinsip ini di terapkan dalam konteks persekolahan
sebagai ujung tombak pendidikan, tentu menjadi suatu keniscayaan jika
kemudian pendidikan kita akan mengalami kemajuan yang pesat.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abuddinnata. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Abuddinnata. (2010). Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan
Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Arif, Arifuddin. (2008). Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kultura.
Depdikbud (1983) Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V.
Jakarta :
Dirjen Dikti, Depdikbud.
Fajar, Malik. (2001). “Pendidikan sebagai Praksis Pembangunan Bangsa”.
Mimbar Pendidikan. 1 (XX). 41-44.
Fattah, Nanang. (2003). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Dewan Sekolah. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Holmes & Wynne. (1989). Making The School an Effective Community.
California : The Falmer Press.
Langgulung, Hasan. (2000). Asas-Asa Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Husna
Zikra. Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng Listyo Prabowo. (2010). Manajemen
Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah.
Jakarta: Kencana.
Ramayulis. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: kalam Mulia.
Shihab, Quraish. (2001). “Pendidikan Agama, Etika dan
Moral”.Mimbar Pendidikan. 1 (XX). 19-23.
Tilaar. (2000). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta
(2003). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung : Remaja
Rosdakarya