Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME MAKALAH MATA KULIAH MANAJEMEN LEMBAGA

PENDIDIKAN ISLAM
Nama : Moh. Yusril Mustopa
NIM : 221012093
Dosen Pengampuh : Ni’ma M Alhabsyi M.Pd

Kelompok I KONSEP DASAR MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


1. Pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata manus, yang berarti
tangan; dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
managere; yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris; dalam
bentuk kata kerja to manage, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.

Adapun pengertian pendidikan Islam menurut beberapa ahli antara lain:

Menurut Ahmad Tafsir, pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan oleh seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila
disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi muslim
semaksimal mungkin.

2. Unsur-Unsur Manajemen Lembaga Pendidikan Islam


a. Transparasi/terbuka
Transparan berarti adanya keterbukaan berarti keputusan yang diambil dan
pelaksanaannya dilakukan dengan cara dan mekanisme yang mengikuti aturan atau
regulasi yang ditetapkan lembaga.
b. Fleksibel
Fleksibel yang dimaksud adalah tidak kaku. Fleksibel adalah hasil pengamatan
walaupun sifatnya masih terbatas menunjukkan bahwa sekolah atau madrasah
meraih prestasi unggul justru karena fleksibilitas pengelolaannya dalam menjalankan
tugas-tugasnya.
c. Efektif dan Efisien
Efektif adalah pekerjaan yang memberikan hasil seperti rencana semula,
sedangkan efisien adalah pekerjaan yang mengeluarkan biaya sesuai dengan rencana
semua atau lebih rendah, meliputi uang, waktu, tenaga, orang, material, media dan
sarana.
d. Kooperatif dan Partisipatif
Dalam rangka melaksanakan tugsanya manajer pendidikan Islam harus
kooperatif dan partisipatif. Hal ini disebabkan ada beberapa hal yang menyebabkan
mengapa manajemen pendidikan Islam harus bersifat kooperatif dikarenakan dalam
kehidupan ini kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa limitasi atau keterbatasan.
Dalil Al-Qur’an mengenai kooperatif dan partisipatif dijelaskan dalam Qs. Al-Maidah
(5) ayat 2.
3. Proses Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
Perlunya seorang pimpinan sebagai manajer untuk menerapkan fungsinya
supaya mudah mengelola program pendidikan.
a. Perencanaan (Planning)
Pada dasarnya perencanaan diartikan sebagai proses pemikiran secara sistematis
dan rasional mengenai apa, bagaimana, siapa, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan
dalam rangka meningkatkan mutu di Lembaga Pendidikan Islam secara efektif
dan efisien sehingga tujuan program pendidikan yang teleh dirumuskan secara
besama dapat tercapai dengan baik.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan proses pengelompokkan staf madrasah yang dilakukan oleh pimpinan
LPI sebagai organisator dengan segala spesifikasi tugas dan jabatan masing-masing,
serta sarana prasarana yang diperlukan sehingga tercipta suatu kelompok
yang kompak untuk mencapai tujuan LPI.
c. Kepemimpinan (Actuating)
Proses penggerakan berhubungan dengan sumber daya manusia sebab peran
pimpinan Lembaga Pendidikan Islam sangat penting dalam membangun
kerjasama, mendorong dan menciptakan kegairahan semua personil untuk
bekerja secara maksimal.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan di lingkungan LPI diartikan sebagai usaha yang sistemasis seorang
kepala LPI dalam memonitor, menilai, dan membina aktivitas proses belajar mengajar
agar berjalan sesuai dengan rencana yang telah disepakati dan mencapai hasil yang
maksimal.
Kelompok 2 Landasan Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam
Kata “Manajemen” saat ini sudah banyak dikenal di Indonesia, baik di
lingkungan swasta, perusahaan, maupun pendidikan. Demikian pula seminar tentang
manajemen telah muncul dimana-mana bak jamur dimusim hujan.
Berikut ini defenisi tentang manajemen sebagai berikut Sukanto Reksohadipprodjo:
“Manajemen adalah suatu usaha, merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,
mengkordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan
organisasi secara efisien dan efektif.
B. Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan Islam
1. Dasar Agama
Dasar ini bersumber dari Al-Quran, hadist nabi dan perkataan sahabat Nabi.
Sumber ini menurut Mujamil Qomar bersifat normatif-inspiratif yang membutuhkan
tindak lanjut berupa pemahaman, penafsiran, dan pemahaman secara konstekstual.
a. Ayat al-Quran
1) Surah al-Sajdah ayat 5
‫ُيَدِّبُر اَاْلْمَر ِم َن الَّس َم ۤا ِء ِاَلى اَاْلْر ِض ُثَّم َيْعُرُج ِاَلْيِه ِفْي َيْو ٍم َك اَن ِم ْقَداُر ٓٗه َاْلَف َس َنٍة ِّمَّم ا َتُع ُّد ْو َن‬
Artinya; “ Dia yang mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (al-Sajdah: 05)
Ramayulis menyatakan bahwa pengertian uang sama dengan hakikat manajemen
adalah kata al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara
(mengatur) yang banyak terdapat dalam al-quran seperti firman Allah SWT di ayat
tersebut.
b. Hadist Nabi
1) Hadist riwayat al-Bukhari
“(Imam al-Bukhari menyatakan), Muhammad bin sinam menyampaikan (riwayat)
kepada kami, Qulaih bin sulaiman telah menyampaikan (riwayat) kepada kami, Hilal
bin Ali telah menyampaikan (riwayat) kepada kami, (riwayat itu) dari Atha‟, dai
Yasar, dari Abu hurairah yang berkata,:” Rasulullah SAW bersabda: “Apabila suatu
amanah disia-siakan , maka tunggulah saat kehancurannya. (Abu hurairah)
bertanya: “Bagaiman meletakkan amanah itu, ya rasulullah?? Beliau menjawab,:
Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya.”
Hadist ini menarik dicermati karena menghubungkan antara amanah dan
keahlian. Kalimat “Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan
ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”merupakan penjelas untuk kalimat
pertama,” Apabila suatu amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya”.
Hadist ini ternyata memberikan peringatan yang berspektif manajerial karena amanah
berarti menyerahkan suatu perkara kepada seseorang yang profesional.
c. Perundang-undangan yang berlaku
Dasar-dasar manajemen Pendidikan Islam selanjutnya adalah Perundang-
undangan yang berlaku dan merupakan landasan dalam dunia Pendidikan di
Indonesia, diantaranya:
UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi,” Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan.”
Dari ayat tersebut menyatakan bahwa semua warga negara berhak
mendapatkan pendidikan. Dengan demikian, semua lembaga pendidikan harus
memberikan dan menyiapkan pendidikan yang baik. Baik dari segi manajemennya,
kurikulum maupun yang lainnya.

C. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam


Manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam
pengembangan pendidikan. Dalam arti ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumber
daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan
efisien. Bisa juga diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam secara efektif dan efesien.
D. Ruang Lingkup Praktik Manajemen Pendidikan Islam
Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Muhaimin, bahwa manajemen
pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan dengan
hasrat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam praktiknya di
indonesia pendidikan Islam setidak-tidaknya dapat dikelompokkan ke dalam lima
jenis, yaitu:
1. Pondok Pesantren atau Madrasah Diniyah, yang menurut UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di sebut sebagai pendidikan kegamaan
(Islam) formal, seperti pondok pesantren/Madrasah Diniyah (Ula, wustha, „Ulya, dan
Ma‟had
„Ali).
2. PAUD/RA, BA, TA, Madrasah da pendidika lanjutan seperti IAIN, STAIN
atau Universitas Islam Negeri yang bernaung di bawah Kementerian Agama.
3. Pendidikan Usia dini, RA, BA, TA, sekolah/perguruan tinggi yang
diselenggaraakan di bawah naungan yayasan dan organisasi Islam.

4. Pelajaran agama Islam di sekolah/ madrasah/perguruan tinggi sebagai suatu


mata pelajaran atau mata kuliah, dan atau sebagai program studi; dan
5. Pendidikan Islam dalam keluarga atau di tempat-tempat ibadah, dan/atau di
forumforum kajian keislaman, majelis taklim, dan institusi-institusi lainnya yang
sekarang sedang digalakkan oleh masyarakat, atau pendidikan (Islam) melalui jalur
pendidikan nonformal, dan informal.

Kelompok 3 PERUMUSAN VISI, MISI, TUJUAN, RENCANA STRATEGI, SOP PADA


MADRASAH DAN SEKOLAH
1. Proses perumusan visi dan misi yang efektif dan relevan untuk madrasa atau
sekolah
lembaga pendidikan yang memiliki visi dan misi yang baik akan dapat
menentukan antisipasi pelbagai perubahan dan tantangan pendidikan.

2. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan pendidikan


yang sesuai
Dalam merumuskan tujuan pendidikan terbagi menjadi dua yaitu:
a. Tujuan instruksional umum/tujuan umum
1. Domain kognitif, mencakup tingkat kemampuan rendah (misalnya, mengingat,
memahami, menerapkan) dan tingkat kemampuan tinggi (misalnya, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi).
2. Domain psikomotor (misalnya kemampuan meniru, mela- kukan suatu gerak,
memanipulasi gerak, merangkai berbagai gerakan, dan mendemonstrasikan).
3. Domain afektif.
b) Tujuan instruksional khusus/tujuan khusus
Tujuan yang dibuat harus menggambarkan tingkah laku sasaran yang dapat diamati
dan dapat diukur oleh peneri materi. Un- tuk membantu dan mempermudah pemberi
materi menentukan tercapai tidaknya tujuan, tujuan instruksional khusus harus jelas
rumusannya, konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Peru- musan tujuan khusus
harus memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Menggunakan istilah/kata kerja operasional. Kata kerja yang dapat digunakan
untuk merumuskan tujuan khusus meliputi hal-hal berikut.
• Menyebutkan, mengucapkan, mengatakan
• Menjelaskan, memilih, dan mengubah.
• Membedakan, menulis, dan membaca.
• Membandingkan.
• Menganalisis, memperkirakan, dan mengevaluasi.
• Mengganti, memperbaiki, memasang, dan menjalankan.
• Membuat grafik dan membuat pola.
• Mengerjakan.
• Mengatur dan menyusun.
2. Dalam bentuk hasil belajar.
3. Berbentuk tingkah laku sasaran.
4. Meliputi satu jenis kemampuan.
3. Rencana strategi dapat dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan Madrasah dan sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam membentuk karakter dan kemampuan siswa sebagai generasi
penerus bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, lembaga pendidikan perlu memiliki
arah yang jelas dan strategi yang tepat dalam mengembangkan.
4. Tahap-tahap dalam menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang efisien dan
efektif untuk madrasa atau sekolah
Dalam menyusun SOP sesuai petunjuk teknis Kementerian Agama terdiri
dari:
1) Tahapan Need Assessment atau penilaian kebutuhan SOP, yakni
mengidentifikasi kebutuhan SOP yang akan disusun. Jika Lembaga Pendidikan
sudah memiliki SOP maka dibutuhkan proses identifikasi perubahan-perubahan
yang disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan. LembagaPendidikan yang belum
memiliki SOP akan melakukan identifikasi kebutuhan SOP yang digunakan dalam
melaksanakan tugas, sehingga tujuan
Lembaga dapat tercapai.
2) Tahapan Development SOP, meliputi kegiatanpembentukan tim pengembang
SOP terdiri dari para pegawai yang berkomp eten, teknik pengumpulan
informasi melalui focus group discussion, wawancara, survey, benchmarking dan
telaah dokumen yang ada, melakukan analisis terhadap prosedur yang berhasil
diidentifikasi untuk dibuatkan standarnya, penulisan SOP untuk mendapatkan
prosedur yang baik sesuai dengan format SOP, pengint egrasian SOP dalam
sebuah dokumen yang menjadi petunjuk dalam pelaksanaan tugas, dan pengujian atau
reviu SOP oleh tim harus dilakukan melalui penerapan langsung pada organisasi.
Terakhir adalah pengesahan SOP dilakukan oleh pimpinan setelah diuji dan
direviu oleh tim.

3) Tahapan Implemetation SOP, dalam praktek penyelenggaraan tugas dan fungsi


organisasi setelah dit etapkan oleh pimpinan organisasi. Proses penerapan harus
dapat memastikan bahwa output yang ditetapkan dalam SOP dapat
diwujudkan,

4) Tahapan Monitoring and Evaluation, pelaksanaanpenerapan SOP agar sesuai


dengan output yang diharapkan harus dipantau secara terus menerussehingga
proses penerapannya dapat berjalan dengan baik.

Kelompok 4 PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


SECARA KOMPREHENSIF BERDASARKAN AJARAN ISLAM
A. Manajemen Pendidikan Islam
1. Pengertian
Dalam Webster, News Collegiate Dictionary disebutkan bahwa manajemen berasal
dari kata to manage berasal dari bahasa Italia "managgio" dari kata "managgiare" yang
diambil dari bahasa Latin, dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti
melakukan. Dalam konteks Ism, manajemen pendidikan Islam merupakan proses
pemanfaatan sumber daya umat Islam dan sumber daya yang dimiliki lembaga
pendidikan Islam untuk capaian strategis yang hendak diraih.
2. Fungsi
a. Planning
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
b. Organizing
Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan
pekerjaan, wewenang dan sumber daya di organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Leading
Memimpin institusi pendidikan lebih menekankan pada upa- ya mengarahkan dan
memotivasi para personil agar dapat melak- sanakan tugas pokok fungsinya dengan baik.
d. Directing atau Commanding
Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usa
memberi pengarahan, saran, perin- tah atau interaksi kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas masing-masing sehingga tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik dan tertuju pada sasaran yang telah ditetapkan.
e. Motivating
Motivating atau pemberian inspirasi, semangat, dan do- rongan kepada bawahan agar
bawahan melakukan kegiatan se- cara sukarela sesuai dengan keinginan atasan.
f. Actuating
Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan meng- usahakan agar para pekerja
melakukan tugas dan kewajibannya para pekerja sesuai dengan keahlian dan proporsinya
segera melaksanakan rencana dalam aktivitas konkret yang diarahkan pada tujuan yang
telah ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi, hubungan kemanusiaan yang
baik, kepemimpinan yang efektif, memberikan motivasi, membuat perintah dan intruksi
serta mengadakan supervisi dengan meningkatkan sikap dan moral setiap anggota
kelompok.
g. Coordinating
Coordinating atau pengordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan,
dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam rangka mencapai tujuh organisasi.
h. Controling
Controling atau pengawasan dan pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang
berupa mengadakan penilaian, mengadakan koreksi terhadap segala hal yang telah
dilakukan oleh bawahan sehingga dapat diarahkan kejalan yang benar sesuai dengan
tujuan.
i. Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum rencana yang lebih pasti dapat
dilakukan.
j. Evaluating
Mengevaluasi artinya menilai semua kegiatan untuk mene- mukan indikator yang
menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan
kajian berikutnya.

B. Prinsip-prinsip dasar manajemen Pendidikan Islam


Manajemen atau administrasi pendidikan Islam mencakup sejumlah gagasan utama yang
dapat disesuaikan agar sesuai dengan kemajuan dan pertumbuhan positif.
1. Ikhlas
2. Jujur
3. Amanah
4. Adil

C. Implikasi prinsip-prinsip dasar manajemen Pendidikan dalam dunia


Pendidikan
Prinsip-prinsip manajemen pendidikan memiliki implikasi-implikasi yang saling
terkait membentuk satu kesatuan sistem dalam manajemen pendidikan islam.
Pertama, prinsip ikhlas. Prinsip ini dapat dimaknai dengan ketulusan dan integritas.
Manajemen islami menilai bahwa ketulusan disertai integritas sebagai prinsip yang sangat
penting. Implementasinya yaitu pada Lembaga Pendidikan dimana pihak Yayasan
memberikan wewenang kepada organ-organ manajemen di madrasah, yang terdiri dari
kepadala madrasah, wakil kepala madrasah, dan seluruh guru, untuk mengelola madrasah
tersebut agar mencapai visi, misi, dan tujuan yang telah ditentukan dengan perasaan
Ikhlas.
Kedua, prinsip sidq. Prinsip ini diartikan dengan kejujuran. Implementasi prinsip jujur
pada Lembaga Pendidikan Islam yaitu dimana diartikan dengan adanya keselarasan antara
pikiran, perkataan dan perbuatan baik dengan standar norma agama dan sosial.
Ketiga prinsip Amanah (kepercayaan). Implementasi prinsip Amanah dalam Lembaga
Pendidikan Islam yaitu selain menjaga terciptanya kepercayaan dari Masyarakat sekitar,
juga menjaga kepercayaan dari para Stake Holder dimaksud adalah Kementerian Agama
RI yang dalam konteks ini merupakan Lembaga negara yang menyalurkan dana bantuan
operasional sekolah (BOS) dan dana bantuan siswa miskin (BSM).

Kelompok 5 KOMPONEN MANAJEMEN MADRASAH


A. Definisi Komponen Manajemen Madrasah
Komponen adalah abgian dari keseluruhan. Secara umum, komponen merupakan
dari bagian dari sebuah sistem utuh. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti
mengelolah. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola beradasrkan urutan dan
fungsi-fungsi manajemen itu sendiri.
B. Fungsi-fungsi Manajemen
Beberapa definisi menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang
sistematis dalam melakukan kegiatan organisasi.
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu hal penting yang perlu dibuat untuk
setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan.
2. Fungsi Pengorganisasian
Penempatan fungsi pengorganisasian setelah fungsi perencanaan
merupakan hal yang logis karena tindakan pengorganisasian menjembatani
kegiatan perencanaannya dengan pelaksanaannya.
3. Fungsi Menggerakkan
Penggerakkan pada dasarnya merupakan fungsi manajemen yang komple
dari ruang lingkupnya cukup luas serta berhubungan erat dengan sumber daya
manusia. Penggerakkan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam
manajemen.
4. Fungsi Pengawasan
Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai. Menurut
Murdick, pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap
diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi atau lembaga
pendidikan.
C. Bidang-bidang Manajemen di Madrasah
Dalam melaksanakan kegiatannya, madrasah memiliki berbagai garapan. Oleh
karena itu, diperlukan keteraturan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut
sehingga kegiatan itu termasuk ke dalam bidang garapan yang sesuai. Manajemen
madrasah memiliki bidang-bidang manajemen sebagai berikut:
1) Manajemen kurikulum
2) Manajemen kesiswaan
3) Manajemen sumber daya manusia
4) Manajemen sarana dan prasarana
5) Manajemen keuangan
6) Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
7) Manajemen layanan khusus.

Kelompok 6 MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN LEMBAGA


PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam
Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komprehensif
dan sistematis berdasarkan kolaborasi untuk mencapai tujuan kurikulum.
Dalam dunia pendidikan, kurikulum merupakan istilah yang diambil dari tradisi olah raga
lari. Menurut Oemar Hamalik, istilah kurikulum sebenarnya berasal dari bahasa latin
yaitu “curriculai” yang berarti perjalanan yang harus dilalui oleh seorang pelari.
B. Ruang Lingkup dan Komponen Manajemen Kurikulum Lembaga Pendidikan
Islam
1. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Manajeman pembelajaran merupakan komponen internal Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Ruang lingkup manajemen
kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.
2. Komponen- komponen Manajemen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang mempunyai bagian-bagian tertentu. Bagian apa
saja yang menyusun kurikulum? Berapa perbandingan komponen-komponen tersebut?
Sistem kurikulum terdiri dari empat bagian, yaitu. komponen tujuan, isi kurikulum,
metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem,
setiap komponen harus saling berhubungan.
C. Dasar-dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Dasar-dasar kurikulum Pendidikan Islam antara lain adalah:
1. Dasar Agama
Kurikulum diharapkan dapat menolong siswa dalam membina keimanan yang lebih kuat,
teguh terhadap ajaran agama, beraklak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang
bermanfaat di dunia dan akhirat.
2. Dasar Falsafah
Pendidikan Islam harus berdasarkan wahyu Allah SWT dan tuntunan Nabi SAW serta
warisan para ulama.
3. Dasar Psikologis
Kurikulum tersebut harus berjalan dengan ciri perkembangan siswa, tahap kematangan
dan semua segi perkembangan.
4. Dasar Sosial
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap siswa,
penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan kemahiran mereka dalam
membina umat dan bangsanya.
D. Materi Pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Isi kurikulum dikembangkan dan
disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau
topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.
2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing satuan
pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran disebabkan oleh
perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut.
3. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal
ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target tertinggi yang hendak dicapai melalui
penyampaian materi kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai