Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANALISIS PENGEMBANGAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN


Tentang

"KONSEP DASAR MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM"

Disusun Oleh
Isra FAUZIAH
19200100

Dosen Pembimbing
Dr. Ahmad Sabri, M.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk yang multi dimensi baik secara biologis, psikis
maupun sosiologis, mempunyai berbagai kelebihan dan sekaligus memiliki
kekurangan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Di antara yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah terutama terletak pada
akal yang dimilikinya, mempunyai bahasa dan kebudayaan, mempunyai
kekuasaan untuk menundukan alam, betanggung jawab dan be rilmu
pengetahuan.
Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan bangsa,
yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi neraga. Pendidikan juga
merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Dalam
rangka itulah pendidikan diperlukan dan merupakan suatu kebutuhan dasar
bagi masyarakat yang ingin maju. Sedangkan pendidikan Islam adalah sistem
pendidikan yang dikembangkan dan dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
Manajemen pada dasar merupakan suatu proses penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Sedangkan
manajemen pendidikan manajemen yang ditetapkan dalam pengembangan
pendidikan. Dalam hal ini manajemen merupakan seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara
efektif dan efesian. Untuk lebih jelasnya lagi maka penulis dalam makalah ini
akan membahas sedikit banyaknya tentang: "Manajemen Pendidikan Islam
serta Pengembangan Teori Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam"
1. Pengertian manajemen pendidikan Islam
2. Prinsip Manajemen Pendidikan Islam
3. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan Islam
4. Ruang lingkup Managemen Pendidikan Islam
5. Fungsi Menajemen Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
"KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SERTA
PENGEMBANGAN TEORI MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
ISLAM"

A. Manajemen Pendidikann Islam


1. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam
Secara sederhana pengertian manajemen terdiri dari dua pengertian
yaitu secara etismologis dan terminologis:
a. Secara Etismologis
Istilah manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata kerja
"to manage" yang sinomimnya antara lain "to hand" berarti mengurus,
"to control" memeriksa, "to guide" memimpim.1 Dalam bahasa arab
manajemen diartikan sebagai "an-nizâm atau at-tanzhîm," yang
merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan
penempatan segala sesuatu pada tempatnya. 2 Hakikat manajemen adalah
mengatur, seperti yang terdapat di dalam al-Qur'an dalam firman Allah
QS. as-Sajadah [32]: 5
       
       
 
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu".

dalam ayat ini menunjukan bahwa manajemen dalam Islam sangat


dibutuhkan, apapun yang dilakukan membutuhkan pengaturan atau
managemena agar terlaksana secara efektif dan efiseian.

b. Secara Terminologis
1
Ramayulis & Mulyadi, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kalam Mulia, 2017), h. 23
2
Muhammad Munir & Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012), h. 9
Para ahli mendefinisikan manajemen di antaranya:
1) James A. F. Atoner.
"The process of planning, organizing, leading, and controling
the work of organization members and of using all availabel
organizational resources to reaach stated organizational goals".3
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pongorganisasian,
pengaturan, terhadap para anggota organisasi serta penngunaan
seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan
organisasi yang telah di tetapkan
2) Frederick Winslow Taylor
"Management is knowing exactly what you want to do and then
seeing that they do it in the best and cheapest way" manajemen adalah
mengetahui secara tepat apa yang anda ingin kerjakan dan kemudian
anda melihat bahwa mereka mengerjakan dengan cara yang terbaik
dan murah.4
3) George R. Terry
"Manegement is performance of receiving and achieving desired
results ny means of group efforts consisting of utilizing human telent
and resources"5. Manajemen adalah kemamapuan mengarahkan dan
mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha
manusia dan sumber daya lainnya.
4) Malayu S.P Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.6
Sedangkan pendidikan Islam memiliki dua pengetian pertama
pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan
3
James A. F. Atoner, & dkk, Management Sixth Edition, (New Jersey: Prentice Hall,
1995), h. 7
4
Asnawir, Manajemen Pendidikan, (Lubuk Lintah Padang: IAIN IB Pres, 2006), h. 25
5
George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, Terj. J. Smith D. F. M. (Jakarta: Bumi
Aksara, 1993), h. 4
6
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), h. 2
atau didirikan dengan hasrat dan niat untuk menanamkan ajaran dan
nilai-nilai Islam. Kedua pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang
dikembangkan dan disemangati atau dijawai oleh ajaran dan nilai-nilai
Islam. Dari kedua pengertian pendidikan Islam tersebut maka yang
pertama lebih menekankan pada aspek kelembagaan dan program
pendidikan Islam, dan yang kedua lebih menekankan pada aspek spirit
Islam yang melekat pada setiap aktivitas pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas manajemen pendidikan adalah
manajemen yang ditetapkan dalam pengembangan pendidikan dalam
artian ini ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan
Islam untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Bisa
juga didefinisikan sebagai proses perencanaan pengorganisasian
pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai
kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan Islam.7
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dianalisisis bahwa
manajemen pendidikan Islam dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berkenaan dengan pengelolaan seluruh proses pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan baik tujuan jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang. Sehingga dapat disimpulkan
manajemen dalam pendidikan Islam adalah suatu proses pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki (umat Islam, lembaga pendidikan, atau
lainnya). Pemanfaatan tersebut melalui kerja sama dengan orang lain
secara efektif, efesien dan produktiif untuk mencapai kebahagiaan dan
kesejahtraan di dunia dan akhirat.

2. Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Islam

7
Muhaimin, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana Media Group, 2012), h. 3-5
Prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Ikhlas
Sebagaimana yang terdapat dalam QS. al-A'raf [7]: 29
        
       
 
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan
(katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di Setiap sembahyang dan
sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian
pulalah kamu akan kembali kepadaNya)".

Ayat ini mengajarkan tentang keikhlasan. Segala aktivitas yang


dilakukan manusia hendaknya dijadikan sebagai ibada kepada Allah
Subhanallahu Ta'ala, pengabdian yang tinggi adalah yang disertai
dengan keikhlasan hati kepada Allah8.

b. Kejujuran
Kebenaran dan kejujuran akan membawa manusia benar-benar
mampu mencapai pada derajat ketaqwaan. Sedangkan ketaqwaan adalah
taraf tertinggi bagi orang yang beriman.
c. Amanah
Sistem manajemen pendidikan Islam harus mempunyai prinsip
amanat. Sebab tanpa amanat. Para pengelola dengan ragu-ragu dan serba
salah.
d. Adil
Semua keputusan harus di ambil dengan adil, baik adil dalam
memimbang, dalam menyampaikan maupun dalam menyampaikan.

e. Dinamis

8
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 262-263
Sistem manajemen pendidikan Islam seharusnya merupakan sebuah
sistem yang dinamis bukan statis. Artinya bisa disesuiakan dengan
kebutuhan.
f. Praktis
Artinya teori manajemen dalam pendidikan Islam harus dapat
diaplikasikan atau dilaksasnakan.
g. Fleksibel
Berarti menajemen pendidikan Islam harus mampu memberikan
warna dalam pendidikan Islam ke arah yang lebih bermanfaat. 9

3. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan Islam


a. Tujuan Manajemen Pendidikan Islam
1) Tujuan Utama
Tujuan utama manajemen pendidikan Islam adalah untuk
meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan kegiatan
operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk
mengembangkan karakter dan kemampuan peserta didik agar menjadi
warga yang bekualitas.
2) Tujuan Jangka Panjang
Tujuan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan berkaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Tujuan Jangka Menengah
Tujuan yang diarahkan pada pencapaian pada program pendidikan di
suatu sekolah digariskan dalam kurikulum sekolah.
4) Tujuan Jangka Pendek
Tersusun dan terlaksana sistem pengelolaan komponen dari proses
pendidikan yang meliputi, peserta didik, pendidik, sarana prasarana
organisasi, pembiayaan, tata usaha dan hubungan sekolah dengan
masyarakat agar terlaksana proses pendidikan.

9
Ibid., h. 263-165
5) Tujuan Operasional yaitu memudahkan pekerjaan dalam bidang
pendidikan, menciptakan iklim ruhaniah, meningkatkan moral dan
semangat kesetiakawanan, meningkatkan kemampuan pekerja dan
mempertinggi pengetahuan.10
b. Manfaat Manajemen Pendidikan
1) Mengangkat derajat kinerja (ferformence) personalia mereka untuk
mensukseskan dan memperbaiki kinerja.
2) Menciptakan iklim kerja yang baik untuk menerapkan prinsip-prinsip
hubungan kemanusian yang sehat.
3) Mendorong menterjemahkan, merobah pikiran-pikiran untuk
menempuh jalan yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan.
4) Berusaha meningkatkan link and match lembanga pendidikan dengan
masyarakat ke arah perkembangan, kemajuan dan kestabilan.11

4. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Dalam membicarakan ruang lingkup manajemen pendidikan akan
dilihat dari berbagai sudut pandang diantaranya sebagai berikut:
a. Wilayah Kerja
1) Manajemen pendidikan seluruh negara, yaitu manajemen untuk urusan
nasional.
2) Manajemen pendidikan satuan propinsi yaitu manajemen pendidikan
yang meliputi wilayah kerja satu propinsi yang pelaksanannya dibantu
oleh petugas manajemen pendidikan di kabupaten.
3) Manajemen pendidikan satu kota yaitu manajemen pendidikan yang
meliputi wilayah kerja satu kabupaten.
4) Manajemen pendidikan satu unit kerja yang langsung menangani
pekerjaan mendidik
5) Manajemen kelas bagian terkecil dalam usaha pendidikan yaitu
pengelolaan kelas.
10
Ramayulis & Mulyadi, op.cit., h. 45-47
11
Ibid., h 47-48
b. Objek Garapan yaitu semua jenis kegiatan menajemen yang secara
langsung maupun tidak lansung terlibat dalam kegiatan mendidik di
sekolah.
1) Manajemen siswa
2) Manajemen personil sekolah
3) Manajemen kurikulum
4) Manajemen sarana dan material
5) Manajemen tata laksana pendidikan atau ketata usahaan sekolah
6) Manajemen pembiayaan
7) Manajemen lembaga-lembaga pendidik dan organisasi pendidikan
8) Manajemen hubungan masyarakat.
c. Menurut fungsi atau Urutan Kegiatan
Adapun fungsi manajemen ini adalah
1) Merencanakan
2) Mengorgnisasikan
3) Mengarahkan
4) Mengkoordinasikan
5) Mengkomunikasikan
6) Mengevaluasi
d. Menurut pelaksananya
Berfungsi melancarkan proses pendidikan atau membantu terlaksananya
tujuan yang efektif dan evesien. 12

5. Fungsi Manajemen Pinddidikan


Perbedaan pendapat para ahli dalam menetapkan fungsi-fungsi
manajemen dipengaruhi oleh:

12
Suharsimi Arikunto & dkk, Managemen Pendidikan, (Yogyakarta: Media Aditiya
2009), h. 5-8
a. Latar belakang kehidupan masyarakat dalam kondisi dimana para
tersebut menyusun teori
b. Kondisi lembaga atau organisasi serta taraf kekompakan dalam suasana
para pakar tersebut menulis
c. Perbedaan latar belakang pendidikan penulis manajemen itu sendiri.
d. Filsafat yang dianut oleh pakar yang bersangkutan.
Fungsi-fungsi manajemen tersebut antara lain:
a. Menurut George R. Terry
Fungsi manajemen adalah:
1) Planning (perencanaan)
2) Organizing (pengorganisasian)
3) Staffing (pengontrolan staf)
4) Motivating (mengarahkan)
5) Controling (pengawasan)
b. Menurut Hendri Payol
Fungsi manajemen adalah:
1) Planning (perencanaan)
2) Organizing (pengorganisasian)
3) Commanding (pemberian perintah)
4) Coordinating (pengkoordinasian)
5) Controling (pengawasan)
Secara umum fungsi manajemen meliputi diantaranya adalah:
1) Planning (perencanaan)
Perencanaan manajemen pendidikan Islam merupakan langkah
pertama yang benar-benar diperhatikan oleh menejer dan para pengelola
pendidikan Islam. Sebab sistem perencanaan meliputi tujuan, sasaran
yang hendak dicapai.13 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-
Hasyr [59]: 18

13
Ramayulis., op.cit., h. 170-171
      
          
 
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Adapun kegunaan perencanaan adalah sebagai berikut:


a) Untuk menetapkan tujuan yang dipilih untuk dicapai. Dalam
perencanaan harus bisa membedakan poin pertama yang akan
dilaksanakan terlebih dahulu.
b) Untuk mengetahui tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
c) Dapat memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan-
hambatan dalam mencapai tujuan.14
Di samping itu ada tiga macam pendekatan yang digunakan dalam
perencanaan pendidikan sebagai berikut:
a) Pendekatan "sosial demand" yaitu dikaitkan dengan tuntutan
masyarakat
b) Pendekatan "man power" yaitu dikaitkan dengan tenaga melalui
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan di sektor ekonomi
c) Pendekatan "cost benfit" yaitu mempertimbangkan keuntungan yang
diperoleh melebihi pengeluaran anggaran pendidikan.15
Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efesiensi suatu
pendidikan ada beberapa prinsip-prinsip dalam perencanan yaitu:
a) Perencanaan harus bersifat komprohensif
b) Perencanaan pendidikan harus bersifat integral
c) Perencanaan pendidikan harus memperhatikan aspek-aspek kualitatif
d) Perencanaan pendidikan harus merupakan rencana jangka panjang dan
kontinyu
e) Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada efesiensi

14
M. Bukhari, Azas-Azas Manajemen, (Yogyakarta: Aditia Media, 2005), h. 37
15
Asnawir., op.cit., h. 60
f) Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumber-
sumber yang ada
g) Perencanaan pendidikan harus dibantu oleh organisasi administrasi
yang efesiensi dan data yang dapat diandalkan.16
2) Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian menjalin relasi antara semua aktivitas kerja,
penggunaan aktivitas manusia dan pemanfaatan semua unsur fisik
melalui struktur formal, dengan tugas-tugas dan otoris sendiri-sendiri.
Tugas pokok dalam pengorganisasian ialah:
a) Membagi tugas kerja
b) Menentukan kelompok-kelompok kerja
c) Menentukan tingkatan otoritas, yaitu kewibawaan dan kekuasaan
untuk bertindak secara bertanggung jawab.17
Pengorganisasian juga merupakan aktivitas menyusun dan
membentuk hubungan-hubungan kerja antar orang-orang sehingga
terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun prinsp-prinsip organisasi adalah:
a) Prinsip Kebebasan
Prinsip kebebasan dalam organisasi sangatlah diperlukan
bukanlah kebebasan yang liberal melainkan kebebasan yang yang
dibatasi oleh kepentingan orang lain, masyarakat dan yang lebih
penting adalah batas dari Allah Subhanallahu Ta'ala.
b) Prinsip Keadilan
Kapanpun dan dimanapun manusia berada secara kodrati akan
menuntut keadilan yang berkaitan dengan materi maupun on materi.
c) Prinsip Masyarakat

16
Djumransjah Indar, Perencanaan Pendidikan (Strategi dan Implementasinya),
(Surabaya: Karya Abditama, 1995), h. 12
17
Kartono Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1198),
h. 152
Musyawarah merupakan pencerminan demokrasi sebuah
organisasi. Dengan adanya musyawarah berbagai persoalan yang
muncul akan dapat diselesaikan.18
3) Actuating (penggerakan)
Fungsi aktuating merupakan bagian dari proses kelompok atau
organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat
dikelompokkan ke dalam dalam fungsi ini adalah directing comamding,
staffing dan leading coordinating.
Directing adalah mengarahkan seseorang untuk melakukan suatu
tindakan, staffing yaitu menempatkan pada jabatan dan usaha untuk
melakukan tindakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, leading
yaitu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada seseorang agar
mau melakukan pekerjaan tertentu. 19
Dalam penggerakan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
yaitu:
a) Prinsip keteladanan
b) Prinsip konsisten
c) Prinsip keterbukaan
d) Prinsip kelembutan
e) Prinsip kebijakan.
Dengan demikian penggerakan dalam sistem manajemen
pendidikan Islam adalah dorongan yang didasari oleh prinsip-prinsip
relegius kepada orang lain, sehingga orang tersebut mau melaksanakan
tugasnya dengan sungguh-sungguh dan semangat. 20
4) Controling (pengawasan)
Pengawasan merupakan fungsi manajeman yang mempunyai
hubungan sangat erat dengan fungsi-fungsi managemen yang lainnya,
terutama dengan fungsi perencanaan. Berarti bahwa pengawasan tidak
akan terlaksana tanpa adanya kegiatan perencanaan, dan perencaaan tidak
18
Ramayulis., op.cit., h. 272-273
19
Asnawir., op.cit., h. 70
20
Ramayulis., op.cit., h. 274
akan tercapai dengan optimal jika tidak disertai dengan pelaksanaan
fungsi pengawasan.
Made Pidarta menetapkan langkah-langkah yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan pengawasan:
a) Tertuju pada strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan
keberhasilan.
b) Kontrol harus menggunakan umpan balik sebagai bahan revisi dalam
mencapai tujuan.
c) Harus fleksibel dan responsive terhadap perubahan-perubahan kondisi
lingkungan
d) Cocok dengan organisasi
e) Merupakan kontrol bagi diri sendiri
f) Bermanfaat langsung yaitu pelaksanaan kontrol di tempat kerja
g) Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas
pendidik.21

B. Pengembangan Teori Manajemen dan Kepemimpinan Islam


1. Pengembangan Teori Manajemen
Wilayah kajian atau penelitian manajemen pendidikan Islam yang
dapat dikembangkan mencakup:
a. Masalah-masalah fondasional (foundational problems) terutama terutama
menyangkut landasan filosofis, sosiologis, antropologis, psikologis, dan
lain-lain
b. Masalah-masalah struktural (structural problems) meliputi dimensi-
dimensi struktur kelembangaan, masyarakat, jenjang pendidikan, tingkat
ekonomi dan lain-lain
c. Masalah operasional (operasional problems) terutama menyangkut
praktik menejemen pendidikan Islam pada lingkup jenis-jenis pendidkan
Islam baik pada aspek kelembangan maupun programnya, serta segala
komponen pendidikan.

21
Ramayulis & Mulyadi, op.cit., h. 67
Dengan demikian kegiatan penelitian manajemen pendidikan Islam
akan dapat melahirkan dan mengembangkan teori-teori sebegai berikut:
1) Teori manajemen pendidikan agama Islam di rumah tangga karier
2) Teori manajemen pendidikan agama Islam pondok pesantren
3) Teori manajemen pendidikan pesanten kilat
4) Teori managemen majlis taklim
5) Teori manajemen pendidikan Islam untuk kantor-kantor
6) Teori manajemen pendidikan Islam untuk rumah sakit
7) Teori manajemen pendidikan Islam untuk lembanga kemasyarakatan
8) Teori manajemen pendidikan Islam untuk perusahaan
9) Teori manajemen pendidikan Islam di sekolah
10) Teori manajemen pendidikan Islam di perguruan tinggi negeri
11) Teori manajemen pendidikan madrasah 22
Pertumbuhan teori manajemen dikelompokkan kepada tiga priode
diantaranya sebagai berikut:
a. Periode Tradisional
Priode ini melahirkan teori administasi ilmiah dan teori birokrasi.
1) Teori Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah telah dimulai sekitar akhir abad yang lalu,
yang dipelopori oleh para insiyur Amerika Serikat dan Eropa dalam
mencari dan mengembangkan cara baru untuk mengemgangkan dan
mengelola perusahaan. Manajemen ilmiah (scientific management)
merupakan suatu aktivitas atau seni untuk mengatur dan mengetahui
secara tepat melalui proses perencanaan, penggorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Manajemen ilmiah ini dikembangkan oleh beberapa tokoh
antara lain:
a) Frederick W. Taylor (1856-1915)

22
Muhaimin, op.cit., h 17-18
Taylor dikenal seagai Bapak manajemen ilmiah yang
mendasarkan teorinya pada hasil eksperimen yang ia lakukan.
Pendapatnya lebih dikenal dengan "Taylorism" yang lebih populer
dari "scientific management" Taylor adala seorang insinyur yang
bekerja di pablik baja. Ia juga dikenal sebagai ahli dalam
berdagang. Dan terakhir ia lebih dikenal sebagai konsultan industri.
Ia mengemukakan konsep "ball of work" yaitu suatu konsep
dimana pekerja harus menyadari pekerjaan yang tersedia secara
pasti (fixed).
Konsep Taylor untuk meningkatkan produktifitas dalam
empat prinsip:
(1) Rencana pekerjaan (job design)
(2) Penseleksian dan pelatihan para pekerja (worker selection and
training)
(3) Motivasi kerja (worker motivation)
(4) Pemisahan perencanaan dari pelaksanaan (separation of
planning from performance).23
b) Henry Fayol (1841-1925)
Di samping Frederick Taylor seorang industrialis Prancis
lebih menekankan analisisnya pada atasan (manager) dan bukan
pada bawahan bagaimana halnya Taylor. Ia memisahkan proses
administrasi dengan proses produksi, dan lebih menekankan pada
elemen-elemen dalam proses administrasi.
Fayol mengemukakan prinsip-prinsip umum dari manajemen
diantaranya: Pembagian kerja, Kekuasaan dan tanggung jawab,
Disiplin, Kesatuan pemerintah, Kesatuan arah, Perhatian bawahan,
Penggajian, Sentralisasi, rantai atau garis komando, susunan atau
pemerintahan, keadilan, kestabilan kerja, inisiatif, semangat tim.
c) M. Gilberth (1878-1972)

23
Asnawir., op.cit., h.26-30
Gilberth mendasarkan gagasannya pada hasil penelitiannya
mengenai hubungan gerakan dan kelebihan saling berkaitan dimana
setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
Oleh sebab itu setiap pekerja harus mampu berfungsi sebagai
pelaku, pelajar, dan guru dan selalu berharap untuk mendapatkan
kesempatan baru.
2) Teori Birokrasi
Menurut Filley (1976) bahwa teori birokrasi ini dipelopori oleh
Max Weber (1864-1920) lahir sekitar perang dunia pertama. Dalam
birokrasi ini dikemukakan bahwa organisasi harus diukur secara:
rasional, impersonal, bebas dari sikap prasangka.
3) Teori Klasik / Tradisional
Teori ilmiah dan teori birokrasi biasanya digolongkan ke dalam teori
klasik.
b. Periode Tradisional
Periode tradisional ini meliputi teori hubungan antara manusia (human
relation theory) dan teori tingkah laku (behavioral theory).
1) Teori Hubungan antara Manusia (Human Relation Theory)
Teori ini dipelopori oleh Elton Mayo
2) Teori Tingkah Laku (Behavioral Theory)
Teori ini dipelopori oleh Chastr I Barnard.
c. Periode Teori Pendekatan Sistem
Merupakan kelanjutan dari teori perilaku yang di kemukakan oleh
Chester I Barnard. 24

2. Teori Kepemimpinan
John Kotter seorang guru besar membedakan secara kongkrit antara
leardership dan managemen. Kotter mengatakan bahwa leardership
melahirkan visi dan strategi. Sedangkan managemen melahirkan
perencanaan dan anggaran (budget). Hal ini berdasarkan pertama,

24
Ibid., h. 36-52
leardership adalah unsur terpenting dalam organisasi, kedua managemen
merupakan kegiatan yang dilakukan secara terarah, terpadu, terorganisir
dengan menggunakan sumber daya manusia yang optimal dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.25
a. Teori Kepemimpinan Kontingensi
Teori ini dikembangkan oleh Fiedler and Chemers, berdasarkan
hasil penelitiannya tahun 1950 disimpulkan bahwa seseorang menjadi
pemimpin bukan saja karena faktor situasi yang saling hubungan antara
pemimpin dengan situasi.
b. Teori Kepemimpinan Tiga Dimensi
Teori ini dikemukakan oleh Reddin, seorang guru besar Universitas
New Brunswick, Canada. Gaya kepemimpinan yaitu memperhatikan
pada produksi atau tugas, perhatian pada orang dan dimensi efektivitas.
Gaya kepemimninan Reddin sama dengan jaringan manajemen, memiliki
empat gaya kepemimpinan dasar yaitu integrated, related, sparated, dan
dedikated. Reddin mengatakan gaya tersebut menjadi efektif dan tidak
efektif tergantung pada situasi.
c. Teori Kepemimpinan Situasional
Teori ini merupakan pengembangan dari model kepemimpinan tiga
dimensi yaitu perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan.
Menurut teori ini kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan
tingkat kematangan anak buah.26

25
Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi Beberapa catatan, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2012), h. 27
26
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.
112-115
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manajemen Pendidikan Islam
1. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan seluruh proses pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan baik tujuan
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Oleh karena itu
manajemen dalam pendidikan Islam dapat didefinisikan sebagai proses
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki (umat Islam, lembaga
pendidikan, atau lainnya). Pemanfaatan tersebut melalui kerja sama
dengan orang lain secara efektif, efesien dan produktiif untuk mencapai
kebahagiaan dan kesejahtraan di dunia dan akhirat.
2. Prinsip Manajemen Pendidikan Islam adalah ikhlas, kejujuran, amanah,
adil, tanggung jawab, dinamis, praktis, fleksibel.
3. Tujuan manajemen pendidikan Islam terdapat tujuan utama adalah untuk
meningkat efesien dan efektivitas penyelenggaraan tujuan pendidikan,
dapat mengembang kemampuan peserta didik. Tujuan jangka panjang
tujuan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan jangka menengah tujuan ini diarahkan untuk menpacai tujuan
program pendidikan. Tujuan jangka pendek tujuan ini diarahkan untuk
agar terlaksana proses pendidikan yang meliputi, peserta didik, pendidik,
dan sabagainya. Tujuan operasional yaitu untuk memudahkan proses
pelaksanaan proses pendidikan dan Manfaat Manajemen Pendidikan
Islam adalah dapat mengangkat derajat kinerja, dapat menciptakan iklim
kerja yang baik, dapat mendorong meterjemahkan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan, dapat meningkatkan link and match
lembaga pendidikan.
e. Ruang lingkup Manajemen Pendidikan Islam adalah wilayah kerja dan
objek garapan.
4. Fungsi Manajemen Pendidikan Islam adalah planning (perencanan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controling
(pengawasan)
2. Pengembangan Teori Manajemen dan Teori Kepemimpinan
a. Pengembangan Teori Manajemen
Pertumbuhan teori manajemen dapat dikelompkkan kepada (1) periode
tradisional yang terdiri dari administrasi ilmiah dan teori birokrasi. (2)
teori tradisional yang terdiri dari teori hubungan antar manusia dan
tingkah laku. (3) teori pendekatan sistem.
b. Pengembangan Teori Kepemimpinan adalah (1) teori Kepemimpinan
Kontingensi (2) teori Kepemimpinan tiga dimensi (3) teori
Kepemimpinan situasional.

B. Saran
Sebagai saran yang dapat penulis sampaikan dalam makalah ini, penulis
membahas tentang "manajemen pendidikan Islam serta pengembangan teori
manajemen dan kepemimpinan Islam adalah dengan adanya manajemen
pendidikan Islam mudah-mudahan tujuan dari pendidikan akan lebih mudah
dicapai, dan pendidikan di Indonsia semakin bisa membawa bangsa ini menjadi
bangsa yang beradab dan bermartabat. Sesuai dengan hadist Nabi Muhammad,
SAW, bahwa setiap kita akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang kita
pimpin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Asnawir, Manajemen Pendidikan, Lubuk Lintah Padang: IAIN IB Pres, 2006.

Djumransjah Indar, Perencanaan Pendidikan (Strategi dan Implementasinya),


Surabaya: Karya Abditama, 1995.

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004.

George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, Terj. J. Smith D. F. M. Jakarta:


Bumi Aksara, 1993.

James A. F. Atoner, & dkk, Management Sixth Edition, New Jersey: Prentice
Hall, 1995.

Kartono Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


1198.

M. Bukhari, Azas-Azas Manajemen, Yogyakarta: Aditia Media, 2005.

Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya manusia, Jakarta: Bumi


Aksara, 2003.

Muhammad Munir & Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana


Prenada Media Group, 2012.

Muhaimin, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana Media Group, 2012.

Ramayulis & Mulyadi, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam, Jakarta:


Kalam Mulia, 2017.

, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008.

Suharsimi Arikunto & dkk, Managemen Pendidikan, Yogyakarta: Media Aditiya


2009.

Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi Beberapa catatan, Jakarta:


Prenada Media Group, 2012

Anda mungkin juga menyukai