Anda di halaman 1dari 11

1

Sabar dalam Al-Qur’an dan Fungsinya Sebagai


Terapi Jiwa

Raja Muhammad Kadri

Abstrak

Tulisan ini merupakan upaya untuk mecarikan solusi terhadap ganggun-


gangguan kejiwaan pada manusia. Solusi tersebut digali dari al-Qur’an yang
merupakan obat bagi jiwa manusia. Berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan
pendapat para pakar Psikologi Islam, ditemukan bahwa salah satu solusi
untuk mengatasi gangguan kejiwaan adalah dengan menerapkan sikap sabar.
sabar ini merupakan upaya penyembuhan secara mandiri yang bisa dilakukan
oleh setiap orang (Self Therapy). Sabar telah terbukti menjadi obat terutama
untuk jiwa manusia. Dan ternyata dalam Psikologi Barat juga ditemukan
istilah-istilah yang mirip dengan sabar.

Key Word : Terapi, Sabar, Al-Qur’an

A. Pendahuluan

Menurut Zakiah Darajat, di dalam agama ditemukan cara-cara


bimbingan, pelayanan dan terapi yang bersumber dari ayat-ayat al-Qur’an dan
Sunnah Nabi SAW. dan yang lebih uniknya lagi dalam psikoterapi Islami,
adanya kemungkinan terjadinya terapi secara mandiri (self terapi) tanpa harus
dilakukan oleh psikoterapis atau konselor tetapi cukup dengan melakukan
petunjuk Islam yang diketahui dan diamalkan.1
Salah satu amalan yang bisa dijadikan sebagai terapi mandiri dalam
ajaran Islam yaitu adalah sabar. Perintah dan anjuran untuk sabar banyak
ditemukan dalam al-Qur’an. Oleh sebab itu, al-Qur’an dijadikan sebagai titik
tolak atau sumber utama dari kajian ini. Kajian al-Qur’an mengenai sabar ini
sebenarya telah banyak dilakukan oleh para ulama dan akademisi salah
satunya dalam bentuk kajian tafsir maudhu’i. kajian ini juga menggunakan
1
Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islami, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), Cet.1, h.141
1
2

pendekatan yang sama, tetapi perbedaannya adalah penulis mencoba


mengaitkannya dengan pendekatan psikologi.

B. Hakikat Sabar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sabar diartikan sebagai
tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas
patah hati, tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu).2
Kata sabar terambil dari bahasa Arab yang terdiri dari huruf shad, ba’,
ra’. Yang artinya berkisar pada tiga hal yaitu menahan, ketinggian sesuatu
atau sekeras batu/baja. Ketiga makna tersebut saling berkaitan. Sehingga
seorang yang sabar akan menahan diri. Oleh karena itu memerlukan jiwa dan
mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkannya.3
Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah kata sabar makna asalnya adalah
menahan atau mengurung. Jadi sabar berarti menahan jiwa untuk tidak
bekeluh kesah, menahan lisan untuk tidak meratap, dan menahan anggota
badan untuk tidak menampar pipi, mebobek baju dan sebagainya. 4 Sedangkan
menurut Quraish Shihab, kesabaran merupakan kekuatan memikul beban dan
menghadapi kesulitan dengan upaya untuk menanggulanginya. Menerima
kesulitan tanpa upaya atau rela dengan penghinaan karena tidak mampu
membalas, juga bukanla kesabaran. 5 Jadi sabar bukanlah sifat pasif, sehingga
orang yang bersabar tetap harus berusaha sekuat tenaga untuk melewati
kesulitan yang sedang dihadapinya.
Kesimpulan sederhana bisa dikatakan bahwa sabar itu adalah suatu
perbuatan menahan diri agar berlapang dada dalam mengahadapi beban hidup,
juga dari musibah yang datang sembari terus berusaha untuk mecari
pertolongan dan menahan diri agar teguh untuk meninggalkan maksiat.

2
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1993), h.
763
3
Quraish Shihab, Yang Hilang Dari Kita : Akhlak, (Jakarta : Lentera Hati, 2019),
Cet.3, h. 145-146
4
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Indahnya Sabar, (Penerbit : Maghfirah Pustaka), h. 27
5
Ibid
3

Para ulama membagi sabar dalam beberapa kategori. Pertama, sabar


dalam menjalakan ibadah hingga dapat menyempurnakannya. Kedua, sabar
dalam mengahdapi musibah dengan cara tidak meratapinya. Ketiga, sabar
dalam meninggalkan maksiat agar tidak terjerumus ke dalamnya. 6

C. Sabar dalam Al-Qur’an


Kata Sabar di dalam al-Qur’an ditemukan sebanyak 123 kali yang
tersebar pada surat Makiyyah dan Madaniyyah. Tetapi para ulama
memberikan perhitungan yang berbeda, seperti Imam Al-Ghazali
menyebutkan sekitar 70 kali7, Ibnul Qayyim yang mengutip pendapat Imam
Ahmad yang mengakatan sabar dalam al-Qur’an terdapat sekitar 90 tempat 8,
Abu Thalib al-Makki menyebutkan 90 kali9 juga, sementara Muhammad Fuad
Abdul Baqi menyebutkan 102 kali10.
Perbedaan para ulama dalam menentukan jumlah kata sabar ini
barangkali disebabkan oleh perbedaan cara menghitung nya. misalnya
beberapa kata sabar yang terdapat yang satu ayat kemungkinan hanya dihitung
satu saja.

D. Fungsi Sabar Sebagai Terapi Jiwa


Dalam upaya untuk perawatan dan penyembuhan pasie yang menderita
gangguan kejiwaan ada beberapa model terapi yang biasa diterapkan dalam
yaitu sebagai berikut.
a). Terapi tingkah laku, yaitu penerapan aneka ragam teknik dan
prosedur yang benar pada berbagai teori tentang belajar.
b). Terapi realitas, yaitu terapi jangka pendek yang berfokus pada saat
sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya

6
Syeikh Nawawi Bin Umar, Qomi’uth Thughyan ‘ala Manzhumati Syu’abil Iman,
Terj. Ma’ruf Asrori, (Surabaya : al-Miftah, 1996), Cet.1, h. 90
7
Imam al-Ghazali, Ihya Ulum ad-Din (Beirut : Dar Ma’rifah, 1990 M), Juz IV, h. 61
8
Ibn Qayyim, Madarij as-Salikin, (Cairo : Dar Salam,t.t), Juz II, 121
9
Abu Thalib al-Makki, Qauth al-Qulub, (Cairo : Dar al-Halabi,t.t.), Juz 1, h.197
10
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-Qur’an, (Cairo :
Dar al-Hadits,1364), h.399-401
4

merupakan jalan dimana para klien bisa belajar tingkah laku yang
lebih realistik.
c) Psikoterapi keagamaan, yaitu memberikan terapi melalui nilai-nilai
ajaran agama, khususnya ajaran agama Islam.
d). Psikofarmaka, yaitu jenis terapi dengan menggunakan obat anti
depresi sebagai pilihan utama untuk mengatasi penyakit pasien.11

Berdasarkan beberapa model terapi di atas, ajaran Islam mempunyai


terapi khusus dalam upaya penyembuhan pasien yang terkena gangguan jiwa,
yaitu model terapi nomor empat yang menggunakan psikoterapi keagamaan
khususnya agama Islam. Psikoterapi sendiri terdiri dari dua kata yaitu psyche
yang artinya jiwa dan therapy yang artinya merawat dan mengasuh. Secara
istilah psikoterapi diartikan sebagai pengobatan dan perawatan gangguan
psikis melalui metode psikologis.12 Jadi apabila psikoterapi itu berdasarkan
ajaran islam maka dapat dipahami bahwa, Psikoterapi Islam adalah proses
pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit atau gangguan kejiwaan melalui
bimbingan al-Qur’an maupun Sunnah Nabi SAW.13
       
      
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.” (QS. Yunus : 57)

Setelah mempelajari teks-teks al-Qur’an, Muhammad Abdul Aziz al-


Khalidi membagi obat dengan dua bagian: pertama, obat hissi, yaitu obat
yang dapat menyembuhkan penyakit fisik, seperti berobat dengan air, madu,
buah-buahan yang disebutkan dalam al-Qur’an; kedua, obat manawi, yaitu
11
Isep Jainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2009), h. 25
12
Chaplin, Kamus Lengkap Psikiologi, Penerjemah Kartini Kartono, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2006), h. 505
13
Tri Rahayu, Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontemporer, (Malang : UIN
Malang Press, 2009), h. 208
5

obat yang dapat menyembuhkan penyakit ruh dan kalbu manusia, seperti doa-
doa dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an14.
Pembagian dua kategori obat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa
dalam diri manusia terdapat dua subtansi yang bergabung menjadi satu, yaitu
jasmani dan rohani. Masing-masing subtansi ini memiliki sunnatullah (hukum
alam) tersendiri yang berbeda antara satu dengan lainnya. Penyakit yang
terjadi pada jasmani harus diobati dengan pengobatan hissi, sedangkan
penyakit yang menimpa rohani harus diobati dengan pengobatan ma’nawi. 15
Allah SWT. berfiman
       
      
Artinya :“dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian. (QS. al-Isra’ : 82)

Terapi jiwa sebenarnya tidak ditujukan kepada orang-orang yang


menderita sakit jiwa saja, tetapi juga ditujukan untuk orang-orang yang
mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan sehari-
hari. Menurut beberapa penelitian, di negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam seperti Indonesia dan Malaysia telah
bermunculan terapi-terapi yang berbau Islami sebagai suatu harapan baru
dalam membangun kembali mental dan jiwa manusia yang telah rapuh. 16
Terapi spiritual Islami terbukti efektif memberikan pengaruh terhadap
penanggulangan depresi maupun gangguan-gangguan psikologis lainnya. Oleh
sebab itu, menurut Zakiah Daradjat, terapi jiwa dapat dilakukan dengan cara
mengamalkan ajaran-ajaran agama secara sungguh-sungguh. Karena ajaran
agama itu merupakan terapi bagi jiwa.17 Salah satu petunjuk ajaran Islam

14
Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2002), Cet.2, h. 209
15
Ibid
16
Ahmad Razak, op.cit h. 142
17
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta : Gunung
Agung, 1969), h. 88
6

ketika sedang menghadapi suatu masalah atau tertimpa musibah maka


dianjurkan untuk bersabar. Allah SWT berfirman.
      
      
       
  
Artinya: dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (Al-Baqarah : 155-156)

Sayyid Quthb menjelaskan tujuan dari musibah atau masalah yang


diberikan oleh Allah adalah untuk meneguhkan keyakinan orang yang
beriman. Karena setelah mengalami ujian tentu menjadi tangguh dan semakin
kuat keyakinannya.18 Tentunya ketika terjadi musibah atau dilanda masalah
kondisi jiwa keadaan gelisah dan pikiran menjadi kacau. Maka salah satu cara
untuk menenangkan jiwa tersebut dengan cara sabar. Allah Swt. berfirman.
      
    
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. (Al-Baqarah : 153)

Menurut Quraish Shihab ayat ini mengajak orang-orang yang beriman


untuk menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong untuk mengahadapi
masalah hidup. Karena kesabaran membawa kepada kebaikan dan
kebahagiaan.19Kesabaran telah mendidik diri dalam bertahan untuk
menanggulangi berbagai derita, sekaligus membiasakan diri dalam
menghadapi berbagai cobaan. Dengan demikian sangat mudah dalam

18
Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qur’an, Terj. As’ad Yasin (Jakarta : Gema Insani, 2000)
h.174
19
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 1, (Jakarta : Lentera Hati, 2007), Cet.9,
h. 363
7

menghadapi rintangan-rintangan yang menghalangi dalam rangka menegakkan


kebenaran.20
Menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah sabar itu adalah obat dari segala
macam penyakit.21 Yang paling nyata adalah terapi bagi jiwa manusia. Karena
sabar dapat menjauhkan perasaan cemas, gelisah dan frustasi dan membawa
kepada ketentraman batin. Sabar juga dapat mencegah agar tidak terserang
oleh gangguan kejiwaan dan sabar dapat pula meningkatkan kesehatan
mental.22 Sabar merupakan puncak kecerdasan emosi seseorang. Orang yang
emosinya cerdas cederung lebih sukses dalam mencari kebahagiaan (baik
materi maupun non materi), lebih nyaman membina hubungan interpersonal,
dan lebih kreatif dalam menyelesaikan persoalan. Kecerdasan emosional
terbukti lebih menentukan keberhasilan seseorang dari pada kecerdasan
interktual. Pribadi dengan hati dan emosi yang terukur mampu mengatasi
banyak persoalan hidup, mulai dari urusan individu hingga urusan sosial.23
Menurut Sayyid Quthb, sabar disebutkan di dalam al-Qur’an secara
berulang-ulang. Hal ini karena Allah mengetahui bahwa dalam melakukan
aktivitas secara istiqamah menuntut usaha yang besar.24 Untuk meraih
kesabaran itu perlu latihan dan pembiasaan serta doa kepada Allah, sebab
sabar itu berat dan manusia biasanya tidak sabar apabila ditimpa musibah,
mendapat masalah dan sebagainya. Allah SWT. menyuruh manusia untuk
sabar dan shalat sambil mengingatkan bahwa hal itu sangatlah berat.25
       
 
Artinya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-
orang yang khusyu', (Al-Baqarah : 45)

20
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Juz 2, Terj. Anshori, (Semarang :
Karya Toha Putra, 1993), Cet. 2, h. 35
21
Ibnul Qayyim al-Jauziyah,op.cit. h. 108
22
Zakiah, Psikoterapi..op.cit. h. 142
23
Amru Muhammad Khalid, Al-Shabr wa al-Dzawq, (Kairo: Areej, 2007), h.6
24
Ibid , 170
25
Zakiah, Psikoterapi..op.cit, h.137
8

Oleh sebab itu menurut Quraish Shihab jika seseorang ingin mengatasi
kesedihan atau kesulitan maka harus menyertakan Allah dlam setiap
langkahnya dan bersabar.
Sebenarnya sabar ini juga sejalan dengan kajian psikologi barat, karena
pada beberapa literatur ditemukan beberapa istilah yang hampir sama dengan
pengertian sabar dalam Islam. Yaitu sebagai berikut.
1). Self control
Self control atau kontrol diri merupakan aspek psikologis yang
banyak dikaji dalam psikologis yang banyak dikaji dalam psikologi
pada tahun 1980-an sebagai salah satu aspek kepribadian. 26 Self
control yaitu variabel psikologis yang mencakup kemampuan
individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam
mengelola informasi yang tidak penting atau penting dan
kemampuan individu untuk memilih sesuatu tindakan yang
diyakininya.
2). Resiliensi
Resiliensi atau ketabahan sering didefinisikan sebagai kemampuan
adaptasi menghadapi kesulitan dan bangkit kembali dari situasi yang
sulit.27 Awalnya mungkin ada tekanan yang mengganngu. Namun
orang-orang dengan resiliensi yang tinggi akan mudah untuk kembali
ke keadaan normal.
3). Acceptence
Acceptence selalu dikaitkan dengan self-acceptence. Yaitu sejauh
mana seseorang mampu untuk menerima keadaan dirinya.28
Malahayati memberikan beberapa tips untuk meningkatkan kesabaran
yaitu :

26
Subandi, “ Sabar Sebuah Konsep Psikologi”, Jurnal Psikologi Vol.38, No.2. 2011,
h. 224
Umi Rahimah, “Resiliensi dan Sabar sebagai Respon Pertahanan Psikologis
27

dalam Menghadapi Post Traumatik”, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol.6, No.20,2012, h. 318-319

28
Subandi, op.cit.h. 225
9

1). Mengikhlaskan niat karena Allah. Sabar hendaknya disertai dengan


keihkhlasan. Karena bukan sabar namanya jika tidak disertai dengan
keikhlasan.
2). Memperbanyak tilawah al-Qur’an disertai dengan tadabbur. Bacaan
al-Qur’an mempunyai efek psikologis menenangkan hati. Orang
yang tenang hatinya bisa menjadi orang yang lebih sabar dalam
menghadapi cobaan hidup.
3). Memperbanyak membaca kisah orang-orang yang sabar. kisah para
nabi, sahabat nabi, para ulama, tokoh-tokoh terkenal dan juga kisah
sederhana dalam keseharian juga akan menguatkan kita bahwa tidak
hanya kita sendiri yang pernah mendapatkan cobaan dan bahwa
orang-orang yang pernah mengalami cobaan bisa mengatasinya
dengan kesabaran.
4). Memperbanyak puasa. Puasa mempunyai efek mengendalikan nafsu
ingin marah dan nafsu-nafsu lainnya. Karena itu rajin puasa bisa
melatih bersikap sabar.29

E. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
a. al-Qur’an mempunyai keistimewaan karena isi kandungan ajarannya
bisa menjadi obat bagi manusia
b. sabar adalah salah satu amalan yang dianjurkan oleh al-Qur’an yang
bisa dijadikan terapi bagi yang mengamalkannya (self Therapy).

29
Malahayati, Ketika Wanita Harus Bersabar, (Semarang: Pustaka Widyawamara,
2002),h.144-155
10

DAFTAR KEPUSTAKAAN

al-Ghazali, Imam (1990), Ihya Ulum ad-Din , Beirut : Dar Ma’rifah, Juz IV
Al-Jauziyah, Ibn Qayyim (tt), Madarij as-Salikin, Cairo : Dar Salam, Juz II
-------------------------, Indahnya Sabar, Penerbit : Maghfirah Pustaka
Al-Makki Abu Thalib (tt), Qauth al-Qulub, Cairo : Dar al-Halabi, Juz 1
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa (1993), Tafsir Al-Maraghi Juz 2, Terj.
Anshori, Semarang : Karya Toha Putra,Cet. 2
Arifin, Isep Jainal (2009) , Bimbingan Penyuluhan Islam, Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Chaplin (2006), Kamus Lengkap Psikiologi, Penerjemah Kartini Kartono,
Jakarta : Raja Grafindo Persada,
Daradjat Zakiah (1969), Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta
: Gunung Agung,
------------------- (2002), Psikoterapi Islami, Jakarta : Bulan Bintang, Cet.1
Khalid, Amru Muhammad (2007), Al-Shabr wa al-Dzawq, Kairo: Areej
Moleong, Lexy J. (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosdakarya,
11

Malahayati (2002), Ketika Wanita Harus Bersabar, Semarang: Pustaka


Widyawamara, 2002
Mujib, Abdul (2002), Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta : Raja
Grafindo Persada, Cet.2
Mushlih, Abu (2008), Hakikat Kesabaran, Jakarta : el Posowy, Cet.1
Quthb, Sayyid (2000), Fi Zhilalil Qur’an, Terj. As’ad Yasin Jakarta :
Gema Insani
Rahayu,Tri (2009) Psikoterapi Perspektif Islam & Psikologi Kontemporer,
Malang : UIN Malang Press
Razak, Ahmad, “Terapi Spritual Islami : Suatu Model Penanggulangan
Gangguan Depresi” Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1
Shihab, Quraish (2007), Tafsir Al-Misbah Volume 1, Jakarta : Lentera Hati,
Cet.9
------------------- (2019), Yang Hilang Dari Kita : Akhlak, Jakarta : Lentera
Hati, Cet.3
Subandi (2011), “ Sabar Sebuah Konsep Psikologi”, Jurnal Psikologi
Vol.38, No.2.
Syeikh Nawawi Bin Umar (1996), Qomi’uth Thughyan ‘ala Manzhumati
Syu’abil Iman, Terj. Ma’ruf Asrori, Surabaya : al-Miftah, Cet.1
Tim Penyusun (1993), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka,
Yuliana Lie Pannasiri, Kesabaran, Dhamma Citta

Anda mungkin juga menyukai