Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

APLIKASI TERAPI ISLAM TILAWAH,


TAZKIYAH DAN TA’LIMAH

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. H. M. Sattu Alang, MA.

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Wilda Dewi Yani

(50200119041)

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ALAUDDIN NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2021
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
ridho-Nya sehingga karya tulis ilmiah kami ini dapat kami selesaikan dengan tepat
waktu. Shalawat dan salam tak lupa kita kirimkan kepada nabi Muhammad Saw.
Sebagai suri tauladan umat manusia yang telah menebarkan cahaya ilmu yang
dirasakan hingga saat ini.

Adapun judul makalah Kami “Aplikasi Terapi Islam Tilawah, Tazkiyah


Dan Ta’limah” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi Islam
oleh Prof. Dr. H. M. Sattu Alang, MA. Semoga makalah yang kami tulis ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca khususnya saya pribadi.
Kami sadari dalam pembuatan makalah masih belum sempurna , maka dari
itu dengan segenap kerendahan hati kami jika terdapat kesalahan yang tanpa kami
sadari mohon dimaklumi. Kami juga berharap jika terdapat saran maupun kritik
terhadap makalah kami, maka dengan senang hati kami akan menerima sebagai
bahan pertimbangan kedepannya.

Bulukumba, 23 September 2021

Wilda Dewi Yani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………..……………. 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………..…… 1
C. Tujuan ……………………………………………………...……….…… 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Terapi Islam Tilawah ……………………………………………………. 2


B. Terapi Islam Tazkiyah……………………………………………………. 6
C. Terapi Islam Ta’limah…………………………………………………....10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………..…………………….…………... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih


tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu
dalam mengatasi gangguan emosionalnya dengan cara memodifikasi perilaku,
pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan
dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
Terapi islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan dengan melalui
bimbingan al-Quran dan As-Sunnah Nabi Muhammad s.a.w. atau secara empirik
adalah melalui bimbingan dan pengajaran Allah, Malikat-Malaikat-Nya, Rasul-
Nya. H. Fuad Anshori juga mengemukakan psikoterapi islam adalah upaya
penyembuhan jiwa (nafs) manusia secara rohaniyyah yang didasarkan pada
tuntutan al-Quran dan al-Hadis, dengan metode anlisi esensial empiris serta
ma’rifat terhadap segala yang tampak pada manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Aplikasi terapi Islam Tilawah, Tazkiyah Dan Ta’limah?
2. Bagaimana Tujuan Tilawah, Tazkiyah Dan Ta’limah dalam psikoterapi
islam?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Aplikasi terapi Islam Tilawah, Tazkiyah Dan Ta’limah
2. Untuk Mengetahui tujuan terapi Islam Tilawah, Tazkiyah Dan Ta’limah
dalam psikoterapi islam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tilawah Terapi Islam


a. Pengertian Tilawah
Tilawah artinya memahami. Sedangkan qiraah artinya membaca. Jadi,
tilawah berarti membaca tapi dengan memahami maksud dari apa yang dibaca.
Sedangkan dalam qiraah hanya membaca tanpa memahami maksud dari apa yang
dibaca.
Makna dari ayat ini mereka yang bertilawah Al Qur’an secara benar
adalah dengan ittiba’/mengikutinya. Ibnul Qoyyim Rohimahullahmengatakan
setelah memaparkan tilawah ada dua yakni tilawah lafdziyah dan tilawah
makna,“Intinya tilawah yang hakiki adalah tilawah/membaca makna dari ayat-
ayat Allah, ittiba’/mengikutinya, membenarkan semua beritanya, melaksanakan
perintahnya, menjauhi larangannya, mematuhinya seluruh tuntunannya”. 1
Kemudian Beliau Rohimahullah mengatakan ,“Tilawah makna
kedudukannya lebih mulia dari pada sekedar tilawah lafdziyah dan orang yang
mengerjakannya adalah orang yang dikatakan sebagai ahli Al Qur’an yang
teruntuk bagi mereka pujian di dunia dan akhirat.Sesungguhnya mereka itulah
yang dikatakan sebagai ahli tilawah dan ittiba’ yang sebenarnya”. 2
b. Tujuan Tilawah Terapi
1) Orang yang mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan Al-Qur`an
termasuk insan yang terbaik,
2) Mendapatkan Syafaat dari Al-Qur`an pada hari kiamat
3) Shahibul Qur`an akan memperoleh ketinggian derajat disurga
4) Orang yang membaca Al-Qur`an akan mendapatkan pahala yang
berlipat-lipat

1
Hamdani Bakran Adz-Dzakey, Psikologi Kenabian. (Yogyakarta : Al – Manar, 2008),
hal. 102
2
Ibid., hal. 102

2
5) Sakinah (ketenangan) dan rahmat serta keutamaan akan diturunkan
kepadaorang-orang yang berkumpul untuk membaca Al-Qur`an.
6) Bacaan Al-Qur`an merupakan “Hilyah” (perhiasan) bagi Ahlul Iman
(orang-orang yang beriman)
7) Orang yang berhak menjadi imam shalat adalah orang yang paling
banyak hafalan Al-Qur`an dan luas pengetahuannya terhadap ilmu-ilmu
Al-Qur`an
8) Membaca dan memahami Al-Qur`an tidak bisa disamai oleh kemewahan
harta duniawi. 3
c. Sasaran Atau Objek Terapi
Objek yang menjadi fokus penyembuhan, parawatan atau pengobatan dari
psikoterapi islam adalah manusia secara utuh, yakni yang berkaitan dengan
penggunaan pada :
1) Mental
Mental yaitu hubungan dengan pikiran, akal, dan ingatan. Misalnya
mudah lupa, malas berfikir, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu
mengambil sutau keputusan yang baik, picik, dan tidak memiliki kemampuan
membedakan halal dan haram, yang bermanfaat dan yang mudharat serta
yang baik dan yang batil. Mental yang sehat ditandai sifat-sifat, diantaranya;
mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efesien, memiliki tujuan
hidup yang jelas, konsep diri yang sehat, ada koordinasi antara segenap
potensi dengan usaha-usahanya, memiliki regulasi diri dan integrasi
kepribadian, dan batinnya selalu tenang. Mental yang tidak sehat akan
merasakan ketidaktenangan dan kebahagiaan. Akan tetapi mental yang sehat,
sebaliknya akan merasakan kebahagiaan.
2) Spiritual
Spiritual yaitu yang berhubungan dengan masalah ini. Semangat atau
jiwa religius, yang berhubungan dengan agama, keimanan, kesolehan, dan
menyangkut nilai-nilai transendental. Seperti syirik, nifak, fasik, dan kufur.

3
Ibid., hal. 109

3
Penyakit batiniah atau spiritual ini sangat sulit untuk disembuhkan atau
diobati. Karena ia sangat tersembunyi didalam diri setiap orang.
3) Moral (Akhlak)
Akhlak yaitu suatu keadaan yang melekat pada manusia, yang dari
padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses
pemikiran, perimbangan atau pemikiran atau sikap mental atau watak yang
terjabarkan dalam bentuk berfikir, berbicara, bertingkah laku, dan sebagainya
sebagai ekspresi jiwa. Moral merupakan ekspresi dari kondisi mental atau
spiritual. Ia muncul dan hadir secara spontan, otomatis, dan tidak dibuat-buat,
atau direkayasa. Perbuatan atau tingkah laku itu kadangkadang sering tidak
disadari, bahwa perbuatan dan tingkah lakunya menyimpang dari norma-
norma agama dan akhirnya dapat membahayakan dirinya dan orang lain.
Seperti pemarah, dengki, dendam, suka mengambil hak milik orang lain,
pemalas, berprasangka buruk, mudah putus asa dan sebagainya.
4) Fisik
Tidak semua gangguan fisik dapat disembuhkan dengan psikoterapi
islam. Kecuali memang kalau ada izin dari Allah. Akan tetapi ada kalanya
sering dilakukan secara kombinasi dengan terapi medis seperti lumpuh,
penyakit jantung, liver, buta, dan sebagainya. Terapi fisik yang paling berat
dilakukan oleh psikoterapi islam, apabila penyakit itu disebabkan karena
dosa-dosa yang telah dilakukan oleh seseorang seperti wajah dan kulit tampak
hitam, luka bahkan lebih kotor lagi seperti penyakit kulit (korengan, kudis
atau bintikbintik hitam), padahal mereka telah melakukan berbagai macam
upaya agar dapat sembuh dari penyakit-penyakit itu. tetapi tidak kunjung
sembuh.4
d. Indikator Keberhasilan dan Proses Terapi
Baik dari Al Quran maupun Hadits telah di informasukan berdasarkan
ijtihad dari Nabi dan para Ulama mengeni khasiat atau manfaat masing-masing
ayat Al Qur’an, namun perlu ditegaskan kembali bahwa iman kepada Allah dan

4
Abdul Mujib, Op. Cit, hal. 76

4
iman kepada ayat-ayat-Nya serta kesabaran dan keikhlasan adalah bagian
terpenting bagi kesembuhan. Yakin terhadap kekuatan Al Quran dan kebesaran
Allah yang akan mengabulkan setiap doa yang kita tidak mengetahui kapan doa
itu dikabulkan sesuai kehendak-Nya. 5
Penyakit yang bisa disembuhkan oleh Al Qur’an adalah berbagai macam
penyakit ketika ayat-Nya mengenai pada bagian sel yang sakit, maka sel-sel akan
menjadi lebih kuat melawan penyakit dengan izin Allah. Bisa dikatakan bahwa Al
Qur’an mengandung obat segala penyakit baik penyakit psikologi smaupun
penyakit biologis, sihir, gangguan jin maupun penyakit lainnya. Karena keyakinan
yang benar sepaoh dari obat penyakit.
Perlu diketahui bahwa yang paling membaca Al Qur’an pada saat sakit
adalah kita sendiri, karena berdasarkan penelitian terakhir bahwa suara orang sakit
sendirilah yang paling berpengaruh terhadap penyakitnya, inilah yang disebut
Ruqyah Dzatiyah. Jika tidak memungkinkan untuk membaca Al Quran, yang
membaca berusaha untuk memusatkan diri dan membayangkan serta yakin
penyakitnya kan sembuh berkat ayat-ayat yang dibacanya. Disamping bacaannya
harus keras sehingga yang sakit bsa mendengarkannya secara khusyu.
Tidak ada waktu khusus dalam praktek terapi lantunan Al Quran, kapan dan
dengan posisi apapun bisa, bacalah secara rutin sebelum tidur dan bangun tidur,
dan bacalah ayat yang dianggap sesuai dengan penyakit yang dialami dan ulang-
ulangilah.
Dalam praktek terapi sebaiknya dan dianjurkan untuk seseorang yang
sedang terkena penyakit dengan membaca dan mendengar lantunan ayat yakni
dengan mentadaburi Al Quran mengenal makna ayat-ayat Al-Qur’an. Agar
pengobatan lebih efektif maka dengarkanlah lantunan ayat Al-Qur’an penghantar
tidur sehingga yang sakit tertidur biarlah lantunan ayat tersebut dibunyikan untuk

5
[5] M. Utsman Najati, Al-Qur’an wa al-Nafs, diterjemahkan oleh : Rof’i Usmani
Dengan Judul : Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, (Bandung : Pustaka, 1997), hal. 205

5
menemani tidurnya. Karena otak tetap bekerja dan merespon terhadap suara AL
Qur’an seaklipun individu tersebut tertidur. 6
Prinsip pengobatan dalam Islam :
o Memberikan keyakinan bahwa hakikat yang menyembuhkan penyakit
adalah Allah, karena Alah yang memberikan penyakit maka Allah pula yang
memiliki obatnya.
o Menggunakan obat atau makanan yang dihalalkan secara fisik maupun
secara hukum, hal tersebut akan membawa keberkahan dalam proses
penyembuhan pasien
o Pengobatan yang tidak menimbulkan mudhorot
o Tidak bersifat tahayul, syirik maupun menggunakan bacaan mantra yang
tidak syar’i.
o Ikhtiar dan tawakal karena Allah yang memberikan ketentuannya untuk
segera menyembuhkan penyakit pasien atau tidak.
o Berwudlu terlebih dahulu
o Hadiahkan al Fatihah untuk Rasulullah
o Memberi stimulus untuk bertaubat atau menyadari kesalahan dalam diri
o Menciptakan sugesti untuk pasien untuk meyakinkan bahwa Allah yang
menyembuhkan dan terapi lantunan Al Qur’an ini adalah media untuk
mendekatkan diri kepada Allah agar supaya Allah ridhoi kesembuhan klien.
o Langsung ke metode pengobatan seperti dengan dilakukan wirid al Qur’an,
dibacakan Al Qur’an dan pasien mendengarkan, atau pasien sendiri yang
membaca Al Qur’an, dan doa-doa dengan ayat-ayat Al Qur’an, hal-hel
tersebut disesuaikan dengan penyakit pasien.

B. Terapi Islam Tazkiyah


a. Pengertian
Tazkiyatun nafs tidak sekadar bermakna penyucian jiwa dan sembarang
penyucian jiwa menurut kehendak setiap orang. Tetapi tazkiyatun nafs harus

6
Ibid., hal. 207

6
dilakukan sesuai dengan cara-cara yang telah dituntunkan oleh agama Allah
7
sebagaimana disampaikan oleh Rasul-Nya, Muhammad SAW.
Tazkiyatun nafs adalah penyucian jiwa dalam rangka taqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah Yang Maha Suci dengan sifat Subbuh (Maha
Suci dengan Segala Sifat Kesempurnaan-Nya) dan Quddus (Maha Suci dengan
terhindarnya dari segala sifat kekurangan-Nya). Maka cara-cara melakukan
tazkiyah pun harus memenuhi apa yang telah dituntunkan oleh Allah dan
Rasulullah. Dasarnya dalam As-syam ayat 9-10 dan abasa ayat 3.
b. Tujuan
Tazkiyatud Din (mensucikan agama), yakni mensucikan jiwa dengan
menegakkan aqidah shahihah (aqidah yang benar), al-tauhid al-khalish (tauihid
yang murni dan bersih), ibadah yang benar, muamalah yang memuliakan
kemanusiaan, dan akhlak yang karimah. Aqidah Shahihah dan al-Tauhidul
Khalish adalah keyakinan dan keimanan yang kokoh, bersih dan lurus kepada
Allah terhindar dari segal takhayul dan khurafat.8
Tazkiyatul Mal (mensucikan harta), yakni mensucikan jiwa dengan
membersihkan harta yang diperoleh, dengan memberikan sebagian kepada orang
yang membutuhkan. Bahkan meyakini sebagaimana dituntunkan Allah dan Rasul-
Nya, bahwa harta yang diperoleh dari usahanya adalah merupakan amanah dan
titipan dari Allah, bukan miliknya secara hakiki. Karena keberhasilan usaha yang
dilakukan atau pun kegagalan yang dialami adalah ketentuan dari Allah setelah
menjalan perintah-Nya untuk bekerja keras. Maka Allah pun mengatakan bahwa
pada sebagian harta yang diamanahkan kepada seseorang terdapat hak orang lain
yang harus diberikan. 9
Tazkiyatul 'Amal wal Akhlak. Penyucian amal perbuatan dan akhlak
(prilaku dan budi pekerti) yakni dengan menjaga segala pikiran, perkataan dan

7
Jalaluddin, Psikologi Agama, Edisi Revisi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000),
hal. 121.
8
Muhadi dan Muadzin, Semua Penyakit ada Obatnya (Menyembuhkan Penyakit Ala
Rasulullah), (Yogyakarta: Mutiara Media, 2009), hal. 201
9
Ibid., hal. 201

7
perbuatan kita dengan acuan Al-Quran dan Al-Sunnah, dan menjaganya dari hal-
hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Al-Quran dan Al-Sunnah. 10
c. Sasaran atau Objek Terapi
Akhlak Karimah adalah prilaku dalam berhubungan kepada Allah,
sesama manusia dan kepada alam sekitar dengan nilai-nilai yang memuliakan
manusia menurut ajaran Al-Quran dan Sunnah, yang di dalamnya terkandung
sikap sopan dan santun, sikap hormat dan menghargai orang lain, sikap kasih
sayang, sikap malu, sikap menjaga diri, dan sebagainya yang diajarkan oleh Allah
dan Rasulullah.
Penyaluran harta yang menjadi hak orang lain dalam Islam dapat melalui
pembayaran zakat, infaq dan shadaqah, semuanya diberikan kepada orang yang
berhak dan membutuhkan serta untuk keperluan kemasalahatan umum, seperti
pembangunan tempat ibadah, tempat pendidikan dan penyantunan anak yatim dan
orang-orang miskin. 11
d. Indikator Keberhasilan dan Proses Terapi
Dalam sarana Tazkiyah, ada berbagai amal perbuatan yang memberikan
dampak pada jiwa ini sehingga dengan perbuatan tersebut jiwa terbebas dari
penyakit atau mencapai maqam keimanan atau akhlak Islami. Ada beberapa saran
dalam Tazkiyah yaitu :
1. Shalat adalah sarana tazkiyah dan merupakan wujud tertinggi dari ‘ubudiyah
dan rasa syukur. Shalat dapat membebaskan manusia dari sifat sombong
kepada Allah Tuhan semesta, dan pada saat yang sama bisa menerangi hati
lalu memantul pada jiwa denga memberikan dorongan untuk meninggalkan
perbuatan keji dan mungkar.
2. Zakat dan Infaq bisa membersihkan jiwa dari bakhil dan kikir. Dan
menyadarkan manusia bahwa pemilik harta yang sebenarnya adalah Allah.
Oleh sebab itu, kedua ibadah ini termasuk dalam bagian dari tazkiyah,
“Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkanya”.

10
Ibid., hal. 202
11
Jalaluddin, op. Cit, hal. 209

8
3. Puasa Puasa merupakan pembiasaan jiwa untuk mengendalikan syahwat dan
kemaluan, sehingga dengan demikian ia termasuk sarana tazkiyah,
“Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Tujuan dari puasa tidak hanya sekedar
menahan haus dan lapar dari mulai terbit fajar sampai matahari tenggelam,
namun lebih dari itu, yaitu melatih kesabaran dan mengekang hawa nafsu
dari keinginan-keinginan nafsu duniawi.
4. Dzikir dan Pikir Membaca Al Qur’an dapat megingatkan jiwa kepada
berbagai kesempurnaan, karenanya ia merupakan salah satu jenis dzikir dan
merupakan sarana tazkiyah, “dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-
ayat Nya, bertambahlah iamn mereka (karenanya)”.
5. Mengingat Kematian Kadang jiwa manusia ingin menjauh dari pintu Allah,
bersikap sombong, sewenang-wenang atau lalai, maka mengingat kematian
akan dapat mengendalikannya lagi kepada ‘ubudiyah-Nya dan
menyandarkan bahwa ia tidak memiliki daya sama sekali, “Dan Dialah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya
kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat
Kami, dan malaikiat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibanya”.
6. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Tidak ada hal yang sedemikian efektif untuk
menanamkan kebaikan ke dalam jiwa sebagaimana perintah untuk
melakukan kebaikan, dan tidak ada hal yang sedemikian efektif untuk
menjauhkan jiwa dari keburukan sebagaimana larangan darinya. Oleh
karena itu, amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan salah satu sarana
tazkiyah, bahkan orang-orang yang tidak memerintahkan yang ma’ruf dan
tidak mencegah kemungkaran berhak mendapat laknat. Demikian pula jihad
karena ia merupakan bentuk pengukuhan kebaikan dan pengikisan
kemungkaran. 12

12
Muhadi dan Muadzin, Op. Cit., hal. 209

9
C. Terapi Islam Ta’limah
a. Pengertian
Ta`lim dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pendidikan atau
pengajaran. Istilah yang berpadanan dengan ini dikenal dengan tarbiyah.
Dalam proses empiriknya, kedua kegiatan itu tampaknya lebih mendahulukan
proses pengajaran, karena yang dimaksud dengan pengajaran (Ta`lim) di sini
adalah mengajar atau memberi pelajaran berdasarkan pengetahuan dan
pendidikan. Adapun pendidikan adalah mendidik manusia agar dengan
pengetahuan dan penyelidikan itu, ia benar-benar menjadi sadar akan hakikat
keberadaan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang pada akhirnya
mampu memahami akidah dan syari`ah sebagai jalan kehidupannya. 13
“sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan
mengajarkannya”. (H.R. al-Bukhary)
Taklim secara umum hanya terbatas pada pengajaran (proses transfer ilmu
pengetahuan) dan pendidikan kognitif semata-mata (proses dari tidak tahu menjadi
tahu). 3 Beberapa ahli Pendidikan mendefinisikan taklim, sebagai berikut:
a. Abdul Fatah Jalal, mendefinisi-kan taklim sebagai proses pemberi pengetahuan,
pemaha-man, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah,…. taklim
menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam
hidup serta pedoman perilaku yang baik. Taklim merupakan proses yang terus
menerus diusahakan semenjak dilahirkan, sebab manusia dilahirkan tidak
mengetahui apa-apa, tetapi dia dibekali dengan berbagai potensi yang memper-
siapkannya untuk meraih dan memahami ilmu pengetahuan serta memanfaatkannya
dalam kehidupan (Jalal, 1977: 32).
b. Menuruit Rasyid Ridho, taklim adalah proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan ketentuan tertentu.
Artinya: “ Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(bendabenda seluruhnya), kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat. Kemudian Allah berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama
itu jka kamu memang orang-orang yang benar. (Q.S. al-Baqarah: 31)

13

10
b. Tujuan Terapi
Dengan demikian dapat dipahami bahwa hakikat pendidikan dan
pengajaran adalah mencerdaskan otak dan membentuk karakter (kepribadian)
muslim yang sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah. Dapat pula dikatakan taklim
dan tarbiyah merupakan uapaya penanaman nilai-nilai rabbani pada diri
manusia dalam memelihara eksistensinya sebagai hamba Allah.
c. Tujuan dan objek Terapi
Penanaman nilai-nilai rabbani pada diri manusia dalam memelihara
eksistensinya sebagai hamba Allah. Hakikat taklim juga diartikan sebagai
proses penanaman nilai sebagaimana Luqman mendidik anaknya melalui
proses atau tahapan yang memiliki titik focus pada masing-masing tingkatan
Pendidikan adalah sebuah proses transfer of knowlage and
internalitaion of value dengan penuh perhatian, kasih sayang, keikhlasan dan
kesabaran, ketekunan serta kemampuan dalam menerapkan berbagai teknik,
dan pendekatan dalam proses pendidikan.
d. Indikator Keberhasilan dan Proses terapi
Dengan demikian, hakikat pendidikan adalah sebuah proses transfer
of knowlage and internalitaion of value dengan penuh perhatian, kasih
sayang, keikhlasan dan kesabaran, ketekunan serta kemampuan dalam
menerapkan berbagai teknik, dan pendekatan dalam proses pendidikan.
Proses ta’lim biasanya melibatkan pemberi materi pengkajian dan orang yang
di beri materi pengkajian, isi yang dikaji bisa berupa pengkajian diri manusia
dengan segala potensinya, atau pesan-pesan lain yang terdapat dalam ajaran
islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, seperti pengkajian
masalah dengan solusi berdasar perjelasan dari ayat-ayat Allah, dimana
masalah terjadi disebabkan Karena ulah manusia itu sendiri yang berbuat
kerusakan atau ketidak adilan terhadap diri atau orang lain, atau terhadap
alam. Masalah dapat juga terjadi pada orang baik atau orang sholeh yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat mereka ketika mereka bisa
membereskannya. Dengan bimbingan dari Al-Qur’an dan Sunnah, seseorang
di tuntut untuk menyadari segala kesalahan dan kembali memperbaikinya

11
(bertaubat), jika memang masalah itu sudah di sadari berasal dari berasal dari
ulahnya sendiri, namun jika itu merupakan ujian maka seseorang dituntut
bersabar. Dengan cara mengkaji ayat-ayat Allah maka seorang atau
sekelompok akan bisa memahami duduk masalahnya serta dapat mengadakan
perbaikan sebagai solusi untuk masa selanjutnya.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Quran dianggap sebagai terapi yang pertama dan utama, sebab
didalamnya memuat resep-resep mujarab yang dapat menyembuhkan penyakit
jiwa manusia. Tingkat kemujarabannya sangat tergantung seberapa jauh tingkat
sugesti keimanan pasien. Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ada
dua pendapat dalam memahami term syifa‟ dalam ayat tersebut. Dalam sarana
Tazkiyah, ada berbagai amal perbuatan yang memberikan dampak pada jiwa ini
sehingga dengan perbuatan tersebut jiwa terbebas dari penyakit atau mencapai
maqam keimanan atau akhlak Islami.
Dalam al-Qur`an banyak sekali ayat yang semakna dengan pendidikan itu
sendiri. Kata-kata yang sering ditemukan dan diartikan sebagai proses pendidikan
atau pengajaran di antaranya kata-kata `allama—yuallimu, ya`lamu, ilman dan
ta`lim.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzakey, Hamdani Bakran. 2008. Psikologi Kenabian. Yogyakarta : Al –


Manar.
Mujib, Abdul. 2002. Nuansa – Nuansa Psikologi Islam. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Jalaluddin, 2008. Psikologi Agama, Edisi Revisi, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
M. Utsman Najati, 1997. Al-Qur’an wa al-Nafs, diterjemahkan oleh : Rof’i
Usmani Dengan Judul : Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Bandung : Pustaka.
Muhadi dan Muadzin, 2009. Semua Penyakit ada Obatnya (Menyembuhkan
Penyakit Ala Rasulullah), Yogyakarta: Mutiara Media.

14

Anda mungkin juga menyukai