Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS LATAR BELAKANG TERJADINYA SIKAP TSUNDERE

PADA DORAMA HANA YORI DANGO


(Kajian Psikologi Sastra Behaviorisme Skinner)
Proposal penelitian

Oleh:
Desulthana Camelya Salsabilla
J1C017055

Diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti seminar proposal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASIA TIMUR
PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG
PURWOKERTO
2020
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS LATAR BELAKANG TERJADINYA SIKAP TSUNDERE


PADA DORAMA HANA YORI DANGO
(Kajian Psikologi Sastra Behaviorisme Skinner)

Oleh:
Desulthana Camelya Salsabilla
J1C017055

Diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti seminar proposal


Diterima dan disetujui
Pada tanggal: __________________

Pembimbing Utama
Yusida Lusiana, S.S., M.Si, M.Pd .........................................
NIP. 19760225 200312 2 001
Pembimbing Pendamping
Dian Bayu Firmansyah, S.Pd., M.Pd .........................................
NIP. 19840715 201803 1001
Penguji
Dr. Ely Triasih Rahayu, S.S., M.Hum .........................................
NIP. 19710807 200501 2 003
Mengetahui.
Koordinator Program Studi S1 Sastra Jepang

Hartati, S.S.,M.Hum
NIP : 191811014 201402 2 00
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………1

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

1. Judul Penelitian................................................................................................5

2. Latar Belakang.................................................................................................5

3. Ruang Lingkup Penelitian................................................................................8

4. Rumusan Masalah............................................................................................8

5. Tujuan Penelitian.............................................................................................8

6. Manfaat Penelitian...........................................................................................9

7. Tinjauan Pustaka..............................................................................................9

7.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................9

7.2 Landasan Teori........................................................................................10

a. Psikologi Sastra.......................................................................................10

b. Psikologi Behaviour B.F Skinner............................................................12

c. Drama sebagai karya sastra.....................................................................13

d. Tsundere..................................................................................................14

7.3 Kerangka Teori........................................................................................17

7.4 Metode Penelitian....................................................................................17

a. Sumber Data............................................................................................18

b. Teknik Pengumpulan Data......................................................................18

c. Metode Analisis Data..............................................................................19

JADWAL PENELITIAN.......................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

3
4
1. Judul Penelitian
Analisis Latar Belakang Terjadinya Sikap Tsundere Pada Dorama Hana Yori
Dango Karya Yoko Kamio (Kajian Psikologi Sastra Behaviorisme Skinner).

2. Latar Belakang
Dalam dunia sastra dan per-filman sudah tidak asing lagi dengan istilah Drama
atau di Jepang disebut dengan Dorama. Dorama merupakan tiruan kehidupan
manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Dorama tidak hanya menjadi salah
satu media hiburan, tetapi melalui representasi sebuah dorama, masyarakat luar
juga dapat mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang manjadi tradisi masyarakat
Jepang, masalah-masalah sosial yang terjadi di Jepang, konsep mengenai sebuah
budaya Jepang dan lainnya. Melihat dorama, penonton seolah melihat kejadian
dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam dorama sama
dengan konflik batin mereka sendiri. Dorama menyajikan banyak tokoh dengan
karakter atau sikap berbeda-beda dan mampu menarik perhatian orang banyak
terutama pecinta dorama. Para pecinta dorama banyak mengidolakan tokoh dalam
dorama yang memiliki sikap berbeda-beda. Salah satu sikap tokoh yang banyak
disukai yaitu tokoh dengan karakter tsundere.
Tsundere (ツンデレ) berasal dari kata tsuntsun (ツンツン) dan deredere (デ
レ デ レ ), tsuntsun yang berarti merasa marah, tidak acuh, kasar. Sedangkan
deredere memiliki makna menjadi dimabuk asmara, penuh kasih sayang.
Tsundere berarti tokoh yang menunjukkan sikap murung, kasar, dan cuek
kemudian berubah menjadi penuh perhatian dan kasih sayang, namun ia tidak mau
mengakui perasaannya, cenderung menyangkalnya membohongi dirinya
sendiri (Junichi, 2009:2)
Menurut Eula (2018) sikap tsundere ini banyak ada dalam setiap Dorama
Jepang maupun drama dari negara lainya. Seperti hal nya sinetron atau drama di
Indonesia yang berawal dari kasar cuek lalu jatuh cinta. Selain Tsundere ada
karakter dere lainya yaitu Yandere, Kuundere, hingga Dandere. 'dere' berasal dari
istilah Bahasa Jepang, 'deredere' yang merupakan penggambaran jika seseorang
tengah jatuh cinta.
Di Negara Jepang sendiri sikap tsundere ini sudah banyak di gunakan dalam
dorama atau anime. Salah satunya terdapat dalam dorama Hana Yori Dango yang
ditulis oleh penuli skenario Takayuki Takuma dan disutradarai oleh Ishii
Yasuharu. Serial drama ini ada dua season yaitu season 1 berjumlah 9 episode
yang ditayangkan pada tahun 2005 dan season 2 berjumlah 11 episode
ditayangkan pada tahun 2007.
Dorama Hana Yori Dango ini mengangkat adaptasi dari komik dengan judul
yang sama karya Yoko Kamio. Alasan penelitian ini mengambil sikap tsundere
karena dalam dorama Hana Yori Dango sikap tsundure lebih dominan ditekankan
pada tokoh utama nya yaitu Doumyouji Tsukasa dengan latar belakang keluarga
yang kaya raya dan memiliki orang tua yang sibuk dengan pekerjaanya.
Doumyouji Tsukasa memiliki sifat yang kasar, pemarah dan tidak peduli, namun
karakter nya akan berubah ketika bertemu dengan orang yang disukainya.
Produksi Dorama ini disutradarai oleh Yasuharu Ishii, dengan saluran
penayangan di TBS (Tokyo Broadcasting System) dari tanggal 21 Oktober 2005
hingga 16 Desember 2005, Drama tersebut dilanjutkan ke sekuel kedua yang
judulnya sedikit diberi tambahan menjadi Hana Yori Dango Returns (2007) tetap
tayang di saluran yang sama dan diproduksi oleh sutradara yang sama juga.
Puncaknya, produksi cerita Hana Yori Dango diangkat kembali ke dalam film
layar lebar dengan judul Hana Yori Dango Final (2008). yang sekaligus dianggap
sebagai karya adaptasi terakhir menutup rangkaian produksi Hana Yori Dango
live action versi Jepang. Semua sekuel produksi ini menuai sukses besar dan
sangat diminati oleh para fans Hana Yori Dango di seluruh penjuru dunia. Hana
Yori Dango juga sudah banyak di adaptasikan ke berbagai serial drama negara di
dunia.
No. Tahun Judul Negara
1 1995 Hana Yori Dango Jepang
2 1997 Hana Yori Dango Jepang
3 2001 Meteor Garden Taiwan
4 2002 Siapa Takut Jatuh Cinta Indonesia
5 2002 Meteor Garden II Taiwan

6
5 2005 Hana Yori Dango jepang
6 2007 Hana Yori Dango Returns Jepang
7 2008 Hana Yori Dango Final Jepang
8 2009 Boys Over Flowers Korea Selatan
9 2014 Kaisi Yeh Yaariyan India
10 2017 Siapa Takut Jatuh Cinta Indonesia
11 2018 Meteor Garden Reborn Taiwan
Suksesnya sekuel dorama Hana Yori Dango ini lah yang menjadikan alsasan
penelitian ini mengambil topik penelitian kesusastraan kajian Psikologi yaitu
menganalis latar belakang terjadinya sikap tsundere dari tokoh utama dalam
dorama Hana Yori Dango dengan metode pendekatan behavioral untuk
mengetahui apa saja latar belakang yang menyebakan tokoh memiliki perilaku
tsundere.
Peneltian sebelumnya pernah dilakukan oleh (Utami 2018). Pada penelitian
tersebut yang berjudul Analisis Sikap Tsundere Tokoh Utama Dalam Drama Hana
Yori Dango membahas mengenai unsur intrinsik menggunakan teori Nurgiyantoro
yang menggunakan objek dua tokoh di dorama Hana Yori Dango season 1 2005 .
Penelitian ini akan melanjutkan ke analisis latar belakang terjadinya sikap
tsundere pada dorama Hana Yori Dango Season 1 (2005) dan Season 2 (2007)
yang difokuskan kepada satu tokoh yaitu Doumyouji Tsukasa. Di season 2 ini
karakter tsundere akan lebih banyak terlihat karena Doumyouji Tsukasa pergi ke
Amerika dan tidak memberi kabar seolah tidak peduli kepada Makino Tsukushi 1
tahun lamanya. Saat Makino Tsukushi memutuskan untuk pergi ke Amerika
Doumyouji Tsukasa justru bertingkah dingin dan meninggalkan Makino Tsukushi
begitu saja. Penelitian ini akan menganalisis apa yang menjadi latar belakang
Doumyouji Tsukasa memiliki sikap tsundere dengan pendekatan Kajian Psikologi
Behaviorisme Skinner.
Menurut Skinner (2003), Behaviorisme bertujuan untuk menganalisis perilaku
yang tampak pada diri manusia. Skinner memandang pada dasarnya manusia
ketika dilahirkan tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang
berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitar. Lingkungan yang

7
buruk akan menghasilkan manusia yang buruk, lingkungan yang baik akan
menghasilkan manusia yang baik.
3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini, yaitu mencakup kajian Psikologi Sastra.
Penelitian ini berfokus pada sikap tsundere yang ada pada tokoh utama serta
faktor-faktor yang mempengaruhi tokoh utama memiliki sikap tsundere.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah kepribadian dari tokoh utama memiliki sikap
tsundere. Masalah kejiwaan dalam kepribadian seseorang bisa mengacu pada pola
karakteristik perilaku dan pola pikir yang ditentukan dari lingkungan sekitar.
Dari rumusan masalah tersebut dibentuklah pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana sikap tsundere tokoh utama dalam dorama Hana Yori Dango?
2. Faktor apa saja yang membuat tokoh utama yang memiliki sikap tsundere?
3. Bagaimana keterkaitan sikap tsundere terhadap kajian Behaviorisme?

5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui bagaimana latar belakang sikap tsundere pada tokoh utama
dalam dorama Hana Yori Dango Season 1 dan Season 2 serta memahami aspek-
aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra melalui pemahaman
terhadap karakter tokoh, pembaca dapat memahami perubahan atau
penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan khususnya dalam kaitan kejiwaan
yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis
maupun praktis, yaitu:
a. Manfaat Teoretis

8
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dalam perkembangan ilmu psikologis sastra, khususnya terkait dengan
kehidupan sehari-hari yang dapat memicu timbulnya sikap tsundere.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah pembaca agar memahami
perubahan atau penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan khususnya
dalam kaitan kejiwaan. Membuka wawasan pembaca akan pengaruh
lingkungan sekitar terhadap karakter yang ada pada seseorang. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian lain yang sejenis,
khususnya untuk mahasiswa Sastra Jepang.

7. Tinjauan Pustaka
7.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian pertama yaitu yang pernah dilakukan oleh Utami (2018)
dengan judul “Analisis Sikap Tsundere Tokoh Utama Dalam Drama Hana
Yori Dango” yang memfokuskan pada unsur intrinsik dan menganalisis sikap
tsundere berdasarkan KBBI yang dimiliki dua tokoh dalam drama Hana Yori
Dango Season 1. Mengembangkan dari skripsi tersebut yang hanya
mengambil dari objek Hana Yori Dango Season 1 penelitian ini akan
melanjutkan ke Season 2 dan difokuskan pada satu tokoh yaitu Doumyouji
Tsukasa. Pada penelitian ini juga mengembangkan analisis Tsundere
menggunakan kajian psikologi Behaviorisme yaitu mencari latar belakang
tokoh utama memiliki karakter tsundere.
Penelitian kedua memiliki objek penelitian yang sama adalah penelitian
oleh Sihite (2012) yang berjudul “Pandangan Realisme Sosialis dalam cerita
Hana Yori Dango”. Penelitian ini menjelaskan tentang cerita drama hana yori
dango season 1 dengan pendekatan realisme sosialis. Hasil dari penelitian ini
adalah pandangan sosialis pada sifat, karakter dan latar sosial yang
membentuk pribadi pada masing-masing tokoh. Berbeda dari skripsi tersebut
maka penilitian ini lebih memfokuskan pada analisis kajian behaviorisme

9
yang memicu timbulnya sikap tsundere pada tokoh utama dorama Hana Yori
Dango.
Penelitian ketiga yang memiliki kesamaan metode analisis dengan
penelitian ini yang berjudul “Analisis Perilaku Tokoh Utama Dalam Cerpen
Tairando Karya Murakami Haruki Sebuah Tinjauan Bahaviour Skinner”
(Amalia 2010). Penelitian ini membahas perubahan perilaku Satsuki, tokoh
utama dalam cerpen Tairando karya Murakami Haruki. Penelitian tersebut
menggunakan pendekatan psikologi sastra, dengan menerapkan teori
psikologi Burrhuss Frederic Skinner tentang perilaku manusia, untuk melihat
perubahan perilaku Satsuki. Perilaku Satsuki dipengaruhi oleh kedua orang
tuanya, khususnya ayahnya. Sedangkan perilaku Satsuki ketika dewasa
dipengaruhi oleh mantan suaminya.

7.2 Landasan Teori


a. Psikologi Sastra
Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos, yaitu
science atau ilmu yang mengarahkan perhatiannya pada manusia sebagai
objek studi, terutama pada sisi perilaku (behavior atau action) dan jiwa
(psyche). Perilaku yang tercermin melalui ucapan dan perbuatan merupakan
data atau fakta empiris yang menjadi agen penunjuk keadaan jiwa atau mental
seseorang (Minderop, 2010:65). Di dalam karya sastra yang merupakan jagad
realita yang didalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan
diperbuat manusia dalam hal ini yang dimaksud adalah tokoh. Tentang
manusia, psikologi jelas terlibat erat, karena psikologi mempelajari perilaku.
Hal itulah yang menjadi titik temu atau kesamaan antara psikologi dan sastra,
yakni keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan sebagai sumber
kajian.
Psikologi sastra merupakan salah satu kajian sastra yang bersifat
interdisipliner, karena memahami dan mengkaji sastra dengan menggunakan
berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam psikologi. Dengan
memofukskan pada karya sastra, pada sebuah fiksi atau drama, psikologi

10
karya sastra mengkaji tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada
karya sastra. Untuk menentukan teori psikologi yang relevan untuk karya
sastra tertentu, pada dasarnya sudah terjadi dialog, yang melaluinya akan
terungkap berbagai problematika yang terkandung dalam objek. Berdasarkan
pernyataan-pernyataan di atas didapatkan bahwa psikologi sastra adalah
mengkaji karya sastra yang didukung oleh konsep-konsep dan teori-teori
yang ada dalam ilmu psikologi, karena keduanya mempunyai titik temu
mempelajari manusia, meskipun dalam karya sastra berupa tokoh.
Menurut Endraswara (2008:14), mempelajari psikologi sastra sebenarnya
sama halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Daya tarik
psikologi sastra ialah pada masalah manusia yang melukiskan potret jiwa.
Tidak hanya jiwa sendiri yang muncul dalam sastra, tetapi juga bisa mewakili
jiwa orang lain (Minderop, 2010:59). Penjelajahan ke dalam batin atau
kejiwaan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk manusia yang unik
merupakan sesuatu yang merangsang. Psikologi dan karya sastra memiliki
hubungan fungsional, yakni samasama berguna untuk sarana mempelajari
keadaan kejiwaan orang lain. Hanya perbedaannya gejala kejiwaan yang ada
dalam karya sastra adalah gejala-gejala kejiwaan dari manusia-manusia
imajiner, sedangkan dalam psikologi adalah manusia-manusia riil
(Endraswara, 2008:88).
Psikologi sastra dikemukakan oleh beberapa para ahli, namun yang
pertama kali menemukan teori ini, yaitu Sigmund Freud. Freud
memperkenalkan teori psikoanalisis dengan tiga jenis, yaitu Id, Ego, dan
Super Ego. Teori psikoanalisis hadir diikuti dengan pro dan kontra terhadap
teori tersebut sebagai awal mula lahirnya psikologi sastra. Setelah teori
psikoanalisis dapat diterima oleh masyarakat, selanjutnya muncul teori-teori
psikologi lainnya dari beberapa para ahli, seperti Carl Gustav Jung, Kurt
Lewin, dan B.F. Skinner. Masing-masing ahli memiliki teori yang telah diuji
sesuai dengan perkembangan yang terjadi di dalam psikologi sastra, salah
satu contohnya yaitu teori psikologi behaviour yang dikemukakan oleh B.F.
Skinner, yang mana teori tersebut akan digunakan dalam penelitian ini.

11
b. Psikologi Behaviour B.F Skinner
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa kepribadian
manusia adalah hasil bentukan dari lingkungan tempat ia berada. Dengan
anggapan ini, pendekatan behavioral mengabaikan faktor pembawaan
manusia yang dibawa sejak lahir, seperti perasaan, kecerdasan, bakat, dan
lain-lain. Manusia dianggap sebagai produk lingkungan sehingga manusia
menjadi jahat, beriman, penurut, berpandangan kolot, serta ekstrem sebagai
bentukan lingkungannya (Endraswara, 2008:57). Behaviorisme memandang
manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari
lingkungan sekitarnya.
Konsep penting dalam psikologi behaviour ini, yaitu stimulus dan respon.
Stimulus adalah semua objek pada lingkungan yang datang dari luar, dan
respon adalah segala sesuatu yang dilakukan sebagai jawaban terhadap
stimulus. Salah satu tokoh psikologi yang terkenal mempelopori
perkembangan psikologi behavior ini adalah B.F. Skinner. Skinner
mengemukakan (dalam Endraswara, 2008:56-57). kejiwaan manusia sangat
terbuka sehingga bisa terpengaruh yang lain oleh sebab itu tindakan
(behavior) seseorang tergantung rangsangan psikologisnya. Pendekatan
behavioral berpijak pada anggapan bahwa kepribadian manusia adalah
hasil bentukan dari lingkungan tempat ia berada. Perilaku manusia disikapi
sebagai respon yang akan muncul kalau ada stimulus tertentu yang berupa
lingkungan. Akibatnya, perilaku manusia selalu dalam bentuk hubungan
karena suatu stimulus tertentu akan memunculkan perilaku yang tertentu
pula pada manusia.

c. Drama sebagai karya sastra


Secara umum, karya sastra terdiri dari tiga jenis, yaitu prosa, puisi dan
drama. Drama merupakan salah satu karya sastra yang berupa tindakan
melakukan percakapan di antara pemeran drama sesuai dengan naskah drama.
Drama menyajikan tema yang bervariasi seperti percintaan, persahabatan,

12
misteri, komedi, dan cerita kehidupan lainnya. Masalah-masalah yang terjadi
dalam kehidupan nyata hingga pemecahanya diringkas sedemikian rupa,
dibuat menarik, dan kemudian direpresentasikan dalam sebuah drama. Itulah
sebabnya dalam sebuah drama pasti terkandung sebuah makna yang
menyangkut berbagai nilai kehidupan. Selain dialog dan alur cerita yang
menghibur, hal lain yang menjadi daya tarik sebuah drama adalah pesan atau
nilai kehidupan yang disampaikan.
Sikap atau watak yang merupakan bagian penting dari sebuah drama dan
keduanya tidak dapat dipisahkan. Penokohan dan perwatakan adalah
pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya
yang dapat berubah, pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat
istiadatnya, dan sebagainya. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (1995:165)
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita.
Di Jepang istilah drama biasa disebut dengan kata Dorama. Dorama
mulai berkembang di televisi pada akhir 1980an ketika itu para penulis
skenario ingin menunjukan kehidupan jepang dengan mengenalkan gaya
busana, potongan rambut, interior, bar, dan restoran yang trendi di dalam
cerita dorama yang ditayangkan di televisi (Carsten 2007)
Dorama menyajikan banyak tokoh dengan cara berbeda-beda dan
mampu menarik perhatian orang banyak terutama pecinta dorama. Para
pecinta dorama banyak mengidolakan tokoh dalam dorama yang memiliki
sikap berbeda-beda. Salah satu tokoh yang banyak disukai orang tidak hanya
pecinta dorama di Jepang yaitu tokoh dengan sikap tsundere.

d. Tsundere
Tsundere adalah sikap yang pada awalnya terlihat pemarah, cuek dan
kasar akan tetapi lama kelamaan sikapnya akan berubah menjadi penuh
dengan perhatian dan kasih sayang, namun tokoh tersebut tidak bisa jujur
dengan perasaannya sendiri dan cenderung selalu menyangkalnya (Junichi,
2009:2). Tsundere menggambarkan seseorang yang pemarah, kasar pada

13
awalnya, tapi akhirnya menghangat dan menjadi mencintai. Ini biasanya
perubahan bertahap, atau perubahan dipicu oleh seseorang atau peristiwa
tertentu.
Di Jepang istilah tsundere mulai dikenal setelah sering digunakan dalam
permainan video bishōjo produksi Jepang. Namun sekarang kata tsundere
sudah menjadi bagian dari fenomena moe di kalangan otaku, merambah ke
maid cafe, anime, manga, dan novel. Istilah ini menjadi populer setelah
dipopulerkan permainan novel visual Kimi Ga Nozomu Eien. Penyebutan
kata tsundere tersebut berdasarkan penokohan karakter yang memiliki
perawakan moe. Konsep tersebut mendapat perhatian khusus di kalangan
masyarakat Jepang pada umumnya dengan dibukanya kafe maid di Akihabara
dan berbagai macam produk yang menyertakan karakter tsundere di
dalamnya, dan dijadikan konsep baru dalam pembuatan anime akhir-akhir ini,
terutama dengan maraknya karakter wanita yang bersifat tsundere dan moe
(Patrick 2009).
Istilah tsundere diterima konsepnya tentang seorang gadis yang memiliki
kegarangan terhadap orang lain namun sangat baik kalau sudah dekat
dengannya. Biasanya karakter yang mempunyai sifat tsundere ini selalu
disandingkan dengan karakter utama, yang umumnya adalah laki-laki.
Karakter laki-laki itu selalu mengkritisi tokoh utama dalam hal sekecil
apapun. Namun setelah seri berlanjut episode demi episode, karakter tsundere
akan menunjukkan sifatnya yang asli yakni baik dan penuh perhatian.
Sikapnya juga mulai melunak kepada karakter utama dan akhirnya jatuh cinta
pada karakter utama, meskipun sering kali, dia tidak selalu bisa dalam
mengungkapkannya.
Seiring berjalan nya waktu karakter sifat tsundere ini bukan hanya di
gunakan untuk tokoh wanita tapi juga digunakan untuk karakter tokoh pria
dan bukan hanya peran utama tapi juga bisa digunakan untuk peran
pendukung. Karakter tsundere ada bermacam-macam yaitu :
1) Natural tsundere

14
Natural tsundere adalah sikap tsundere yang paling umum dan paling
banyak dijumpai. Sifat tsun-tsun pada mulanya muncul dari perasaan cemas
karakter yang bersangkutan, atau sebagai reaksi spontan untuk lari dari
perasaan gugup. Perasaan ini muncul dengan spontan, bahkan dalam beberapa
kasus karakter yang bersangkutan tidak menyadari perbuatannya sendiri. Ada
berbagai macam tekanan yang dapat mengakibatkan kondisi mental gugup,
bergantung pada sensitivitas perasaan karakter. Tipe tsundere yang satu ini
sebetulnya relatif lebih mudah di tangani daripada tipe tsundere yang lain.
2) Narsisme tsundere
Narsisme tsundere muncul sebagai akibat dari sifat narsis dari karakter
yang bersangkutan. Perilaku tsun-tsun dan dere-dere memang murni
disebabkan sifatnya yang berpusat pada diri sendiri. Karakter seperti ini
paling sulit menerima koreksi dan opini.
3) Ojou tsundere
Ojou tsundere adalah tsundere yang muncul sebagai akibat latar belakang
kehidupan dari karakter yang menerapkan gaya hidup mewah. Karakter
seperti ini melibatkan sifat gengsi yang memicu perilaku tsun-tsun. Seringkali
apa yang diutarakan atau diekspresikan berbeda dengan apa yang sebenarnya
ada dalam perasaannya. Sekali titik kelemahannya ditemukan, maka karakter
tersebut tidak lagi mempunyai alasan ataupun kekuatan untuk menutupi
perasaan yang sesungguhnya. Ia dengan segera akan menunjukkan perilaku
dere-dere.
4) Deviant tsundere
Deviant tsundere adalah jenis tsundere yang paling berbahaya dari
semuanya. Fase tsun-tsun harus dilewatinya dalam keadaan berbeda dari
norma yang biasa sehingga kemungkinan besar akan mengancam kehidupan
karakter lain. Keadaan deviant tsundere ini biasanya terjadi di kalangan
karakter jahat atau pada karakter-karakter yang lebih menyukai darah
daripada perasaan.
5) Pragmatis tsundere

15
Pragmatis tsundere adalah klasifikasi terbaru tsundere. Karakter ini
cenderung bersikap pragmatis, menanggapi segala sesuatu secara serius,
terlalu berpaut pada peraturan, dan memiliki selera humor yang rendah.
Namun karena sikapnya yang selalu serius, pada suatu waktu ia nantinya
berubah menjadi bersikap lembut.
6) Extrovert tsundere
Ekstrovert tsundere adalah tsundere yang muncul pada karakter yang
ceria, banyak tingkah, ekspresif atau dengan kata lain ekstrovert. Jenis ini
merupakan manifestasi tsundere yang paling kekanakan dibandingkan
tsundere lainnya. Pada tipe tsundere ini, karakter yang bersangkutan akan
melakukan hal apapun untuk dapat mendekati karakter lainnya, biasanya
tingkah laku yang jahil atau mengganggu karakter lain, dan inilah fase tsun-
tsun.
7) Introvert tsundere
Introvert tsundere adalah kebalikan dari extrovert tsundere, dan hanya
berlaku pada karakter yang pendiam. Kecenderungannya untuk
menyembunyikan perasaan sesungguhnya muncul karena sifat introvertnya
sendiri. Dengan kata lain, karakter ini pada dasarnya memang tertutup. Reaksi
tsun-tsun kemungkinan besar hanya terjadi secara verbal, tipe ini untuk
selanjutnya disebut "dandere".

16
7.3 Kerangka Teori

7.4 Metode Penelitian


Metode berasal dari bahasa latin yaitu methodos, yang terdiri dari kata
meta dan hodos. Meta memiliki arti melalui, mangikuti, menuju, sesudah
dan hodos berarti jalan, cara, arah. Metode yang peneliti ambil adalah
deskritif kualitatif.
Metode deskritif kualitatif sering digunakan dalam penelitian sastra.
Penelitian kualitatif menjunjung tinggi hakikat nilai-nilai. Dalam konteks
sastra, sastra digolongkan bidang yang disarankan untuk diteliti dengan
kualitatif disamping karena dalam analissnya biasanya mengungkapkan
fenomena dibalik sebuah peristiwa. Jenis penelitian kualitatif yang sering
digunakan antara lain, teoretisasi data, etnografi, pendekatan
fenomenologi, riwayat hidup, dan analisis percakapan (Siswantoro,
2005:55).
Dalam penelitian ini akan menggunakan metode deskritif kualitatif
jenis analisis percakapan. Karena data yang akan diambil oleh penulis

17
adalah catatan teks dan gambar percakapan dalam dorama Hana Yori
Dango Season 1 dan 2.

a. Sumber Data
Data merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari fakta-fakta untuk
memberikan gambaran yang luas terkait dengan suatu keadaan. Seseorang
yang akan mengambil sebuah kebijakan atau keputusan umumnya akan
menggunakan data sebagai bahan pertimbangan. Melalui data seseorang
dapat menganalisis, menggambarkan, atau menjelaskan suatu keadaan.
Yang menjadi sumber data penelitian ini adalah gambar dan catatan
teks percakapan tsundere pada dorama Hana Yori Dango yang diambil
dari hasil pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat sistematis, logis,
objektif, dan rasional dalam dorama Hana Yori Dango Season 1 dan 2.

b. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian dari sumber data
(subjek maupun sampel penelitian). Teknik pengumpulan data merupakan
suatu kewajiban, karena teknik pengumpulan data ini nantinya digunakan
sebagai dasar untuk menyusun penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data
penelitian kualitatif biasanya berbentuk teks, foto, cerita, gambar, artifacts,
dan bukan berupa angka-angka hitung-hitungan. Data dikumpulkan
bilamana arah dan tujuan penelitian sudah jelas dan juga bila sumber data
yaitu informan atau partisipan sudah diidentifikasi, dihubungi serta sudah
mendapatkan persetujuan atas keinginan mereka untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan. Jadi, data penelitian kualitatif diperoleh
dengan berbagai macam cara : wawancara, observasi, dan dokumen.
Cara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.
observasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. observasi adalah suatu

18
proses yang didahului dengan pengamatan kemudian pencatatan yang
bersifat sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam
fenomena dalam situasi yang sebenarnya, maupun situasi buatan.
Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan panca indera mata dan dibantu dengan
panca indera lainya. Kunci keberhasilan observasi sebagai teknik
pengumpulan data sangat banyak ditentukan pengamat sendiri, sebab
pengamat melihat, mendengar, mencium, atau mendengarkan suatu onjek
penelitian dan kemudian ia menyimpulkan dari apa yang ia amati itu.

c. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini,
yaitu metode deskriptif analisis. Penulis akan mengumpulkan data-data
yang sesuai, kemudian melakukan pengolahan data, menganalisisnya, serta
menyusun kesimpulan untuk memberikan penjelasan, gambaran, ataupun
deskripsi mengenai masalah yang ada.

19
JADWAL PENELITIAN

Bulan 2020
No Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Penyusunan
Proposal
1

Konsultasi
2 Proposal

4 Seminar
Proposal

20
DAFTAR PUSTAKA

Endaswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Jogjakarta: CAPS.


Minderob, Albertine. 2013. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Jakarta.
Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologi. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Junichi,Togashi. 2009. Tsundere zokusei to gengo hyōgen no kankei. Jepang :
Daito Bunka
Miyatmi. 2011. Psikologi Sastra Teori dan Aplkasinya. Yogyakarta: Kanwa
Publisher.
Tedjo, Suparman. 2020. Pendekatan Paikologi Skinner. Jakarta: Adoc Pub.
Gatania, Charles. 2003. Schience and Human Behavior : Its Antecedents and Its
Consequences. Baltimore: Journal of the experimental analysis of behavior.
Nahar, Novi Irwan. 2016. Penerapan Teori belajar Behavioristik dalam proses
pembelajaran : Jurnal Ilmu pengetahuan Sosial 1

21
Utami, Diah Putri. 2018. Analisis Sikap Tsundere Tokoh Utama Dalam Drama
Hana Yori Dango
Sihite, Ruth Novida. 2012. Pandangan Realisme Sosialis Dalam Cerita Hana Yori
Dango
Amalia, Rahmatika Dian. 2010. Analisis Perilaku Tokoh Utama Dalam Cerpen
Tairando Karya Murakami Haruki Sebuah tinjauan Behaviour Skinner
Sanyata, Sigit. 2017. Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam
Konseling: Jurnal Paradigma 7, no.14
Zaini, Rifnon. 2014. Studi Atas Pemikiran B.F. Skinner Tentang Belajar : Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 1, no. 1
Kincir.com. 2019. “5 Versi Remake Meteor Garden, Serial TV Favorit Era '90-
an”. Diakses pada tanggal 5 November 2020, jam 07.15 WIB.
https://www.kincir.com/movie/series/5-versi-remake-meteor-garden
Mengapa.net.2020. Diakses pada tanggal 16 November 2020, jam 19.20 WIB.
https://mengapa.net/apa-itu-tsundere-artinya/

22

Anda mungkin juga menyukai