Anda di halaman 1dari 4

INTELLECTUAL HUMILITY SCALE

A. Grand Theory
Robert dan Wood 2003 mulai dengan mendefinisikan kesederhanaan
kerendahan hati dengan membandingkannya dengan kejahatan seperti kesombongan.
seperti yang mereka jelaskan banyak kebajikan epistemik lainnya, kerendahan hati
memiliki lingkup yang lebih luas daripada sekadar intelektual. Jadi strategi kita akan
menjadi yang pertama untuk mengeksplorasi dalam penerapan moralnya yang lebih
luas, dan kemudian untuk membawa apa yang telah kita pelajari ke dalam diskusi
tentang kehidupan intelektual. dengan kerendahan hati. Kerendahan hati adalah
kebalikan dari sifat buruk, termasuk kesombongan, egoisme, keangkuhan,
kekurangajaran (anggapan). dominasi kebenaran diri yang angkuh, ambisi egois, dan
kepuasan diri.
B. Teori
Kecerdasan intelektual adalah suatu kemampuan mental untuk memecahkan
masalahsecara cepat, tepat dan efisien. Data ini diperoleh dari hasil tes IQ pada
mahasiswa dengan menggunakan alat ukur SPM.
Kerendahan hati melibatkan akurat atau sedang melihat kekuatan dan
kelemahan seseorang serta menjadi berorientasi interpersonal lain daripada fokus pada
diri sendiri, ditandai oleh kemampuan untuk menahan egoisme (misal, emosi
berorientasi diri seperti kesombongan atau rasa malu) dengan cara yang
mempertahankan penerimaan sosial.
Intellectual Humility memiliki wawasan tentang batas pengetahuan seseorang,
ditandai oleh keterbukaan terhadap ide-ide baru dan mengatur kesombongan, ditandai
dengan kemampuan untuk menyajikan ide seseorang secara tidak ofensif bersikap dan
menerima ide-ide yang bertentangan tanpa tersinggung, bahkan ketika dihadapkan
dengan alternatif sudut pandang.
Humility (kerendahan hati) adalah atribut yang dianggap sangat berharga
sebagai karakteristik yang matang secara spiritual. Kerendahan hati memberikan
kerangka pemahaman diri dan pengendalian diri yang mungkin memberi kerangka
kerja untuk kehidupan yang lebih baik dan memungkinkan mereka untuk lebih
memantau perjuangan mereka sendiri, seperti menyadari reaksi mereka terhadap Tuhan
dan kepada orang-orang di sekitar mereka.
Menurut Elliot (2010) menyatakan bahwa humility (kerendahan hati) adalah
kemampuan untuk mengakui kesalahan diri, ketidaksempurnaan,
kesengajaan/keterbatasan diri dan keterbukaan untuk menerima ide-ide baru, informasi,
dan saran.
Menurut Lickona (dalam Permatasari, 2016) mengatakan bahwa kerendahan
hati adalah kebajikan yang dianggap sebagai dasar dari kehidupan moral secara
keseluruhan. Humality merupakan salah satu karakter diri yang paling mendasar dan
penting untuk ditumbuhkan ,dilatih dan dibiasakan kepada siswa agar dapat di
aplikasikan di kehidupan sehari-hari. Kerendahan hati di perlukan untuk diaku sisi
kebajikan lainnya karena membuat individu menyadari ketidaksempurnaan, berani
mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas apa yang diperbuat.
Menurut Templeton (dalam Elliot, 2010) menyampaikan bahwa humility
(kerendahan hati) berlawanan dengan arogan (kesombongan). Humility
mempromosikan sebuah keterbukaan untuk belajar dari orang lain dan bergabung
dengan masyarakat sehingga tampak orang yang rendah hati adalah orang-orang yang
tidak berpikir terlalu tinggi, tidak berpikir terlalu rendah diri terhadap diri mereka
sendiri. (kusprayogi, 2016).
Robert dan Wood (2003) mulai dengan mendefinisikan kesederhanaan
kerendahan hati dengan membandingkannya dengan kejahatan seperti kesombongan.
seperti yang mereka jelaskan banyak kebajikan epistemik lainnya, kerendahan hati
memiliki lingkup yang lebih luas daripada sekadar intelektual. Jadi strategi kita akan
menjadi yang pertama untuk mengeksplorasi dalam penerapan moralnya yang lebih
luas, dan kemudian untuk membawa apa yang telah kita pelajari ke dalam diskusi
tentang kehidupan intelektual. dengan kerendahan hati. Kerendahan hati adalah
kebalikan dari sifat buruk, termasuk kesombongan, egoisme, keangkuhan,
kekurangajaran (anggapan). dominasi kebenaran diri yang angkuh, ambisi egois, dan
kepuasan diri.
Menurut Norvin Richards kerendahan hati adalah kecenderungan untuk
mempertahankan prestasi, sifat, perspektif tidak dilecehkan dan sebagainya, bahkan
jika dirangsang untuk membesar-besarkan (dalam Snow, 1995).
C. Aspek-aspek
Menurut Elliot (2010) humility (kerendahan hati) terdiri dari empat aspek, yaitu:
1. Openness merupakan membuka diri pada segala hal yang bersifat positif tanpa
mempertimbangkan siapa dan dari mana diperoleh. Perihal keterbukaan
seseorang terhadap segala hal adalah salah satu kemampuan dalam menjalin
interaksi dengan semua manusia (Khalid, 2013).
2. Self forgetfulness yaitu merasa memiliki kekurangan, dan intropeksi diri
Manusia sebagai al-Insan dalam Al Qur.an mengacu pada potensi yang
diberikan Tuhan kepadanya. Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan,
namun selain memiliki potensi positif, manusia sebagai al-insan juga
mempunyai kecenderungan berprilaku negatif (lupa).
3. Modest self assesment yang menunjukkan penilaian diri yang sederhana dan
mampu menilai secara berimbang yang sejalan dengan kematangan emosi
dalam memandang berbagai hal.
4. Focus on others adalah memperhatikan orang lain memahami orang lain serta
menghargai orang lain
D. Dimensi
Skala kerendahan hati mengacu berdasarkan empat dimensi kerendahan hati
yang dikembangkan Elliot (2010) adalah openness, self-forgetfulness, modest self
assessment, dan focus on others.
Menurut Ashton dan Lee (2007) humality (kerendahan hati) terdiri dari enam
dimensi yaitu : honesty-humility, emotionality, extraversion, agreeableness,
conscientiousness, dan openness to experience.
E. Komponen
Menurut Elliot (2010) ada 4 komponen yaitu :
1. Komponen pertama terdiri dari tiga item terbalik yang mencerminkan openness
(keterbukaan) terhadap informasi yang kontradiktif, dan belajar dari kesalahan
seseorang, itemnya adalah "saat dihadapkan dengan kesalahan saya, tanggapan
pertama saya adalah menjelaskan mengapa saya melakukannya", "ketika saya
mendapat masalah, penting bagi saya untuk dapat menjelaskan apa yang terjadi ",
dan "saya biasanya dengan cepat merasionalisasi kegagalan saya. " skor dasar pada
item ini terungkap yaitu terbuka untuk mengakui ketidaksempurnaan seseorang dan
keterbatasan, alih-alih merasa perlu untuk membenarkan kekurangannya
2. Komponen kedua juga terdiri dari tiga item terbalik dan tercermin selfforgetfulness
(kelupaan diri) dan fokus diri yang relatif rendah. Itemnya adalah "ketika saya
bekerja keras untuk orang lain, saya ingin mereka mengakui pengorbanan saya", "
bila ada orang lain sedang dikenali atau dihargai, saya memikirkan prestasi saya "
dan "saya frustrasi ketika yang lain dipuji dan saya tidak. "skor rendah pada item
ini menunjukkan kebebasan penyerapan diri dalam prestasi seseorang dan
kemampuan untuk memberi perhatian pada orang lain.
3. Komponen ketiga yaitu modest self-assessment atau Penilaian diri sederhana yang
terdiri dari empat item berikut: "Tantangan di depan saya sering membuatku merasa
terbebani;" "Saya tidak bertindak sesuai dengan keinginan saya", "Baru-baru ini,
saya merasa malu dengan kesombongan saya; "dan" Saya sering berharap saya
memiliki bakat yang sama dengan teman sebaya saya". Item ini mencerminkan
penilaian diri sederhana, terutama berbeda dengan sifat ilusi positif dan
Kesombongan egosentris.
4. Komponen keempat terdiri dari lima item yang tidak sesuai secara konsep Bersama
secara keseluruhan, namun mewakili dua aspek kerendahan hati yang berbeda.
Itemnya, "saya nikmati Menghabiskan waktu untuk merenungkan keagungan dan
kekuatan alam "dan" Selama masa-masa Doa / meditasi, saya merenungkan daerah
dalam hidup saya dimana saya perlu perbaikan "menunjukkan sebuah Kesadaran
akan tempat seseorang sebagai bagian dari alam semesta yang lebih luas.
Sebaliknya, itemnya, "saya merasa dihormati saat orang lain meminta pertolongan
saya", " Saya sangat tersentuh saat orang lain berkorban untuk saya" dan "Saya
merasa berharga melakukan hal-hal "rendah hati" bagi orang lain", mewakili focus
on others.
F. Indikator
G. Faktor
Menurut Ashton dan Lee (2007) humility ada enam faktor :
1. Honesty-humility (kejujuran-kerendahan hati) yaitu kecenderungan individu untuk
bersikap adil dan tulus dalam bekerja sama dengan orang lain.
2. Emotionality (emosional) yaitu individu yang tidak hanya sebatas dapat berempati
tetapi juga dapat membentuk kedekatan emosional terhadap orang lain.
3. Agreeableness adalah individu yang mempunyai kecenderungan untuk memaafkan
dan toleransi terhadap orang lain.
4. Extraversion adalah individu yang menyenangi hal-hal berbau sosial.
5. Onscientiousness adalah individu yang menyenangi hal-hal yang berhubungan
dengan tugas.
6. Openness to experience adalah individu yang suka dengan hal-hal berkaitan dengan
ide seperti belajar dan berfikir.
H. Ciri-ciri
Referensi
Permatasari, D. (2016). Tingkat kerendahan hati siswa SMP. Jurnal Konseling Indonesia. 1(2),
hlm. 83-87.
Snow, N.E. (1995). Humility. The Jurnal of Value Inquiry 29.

Elliott, J. C. (2010). Humility: Development and analysis of a scale. University of Tennessee,


Knoxville. Retrieved from http://trace. tennessee.edu/utk_graddiss/795

Anda mungkin juga menyukai